ABSTRAK
ABSTRACT
Pendahuluan
Bahasa merupakan sarana manusia untuk berpikirNyang merupakan sumber awal
manusianmemperoleh pemahaman dan ilmu pengetahuan, sebagai simbol sebuah pemahaman,
bahasa telah memungkinkan manusia untuk memahami apa yang ada di sekitarnya, dan
mengantarkan dia memiliki ilmu pengetahuan dan keahlian. Sedangkan bahasa menurut
Kridalaksana (1985:12) adalah sistem bunyi bermakna yang dipergunakan untuk komunikasi oleh
kelompok manusia. Secara sederhana, bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan
sesuatu yang terlintas di dalam hati. Namun, lebih jauh bahasa bahasa adalah alat untuk berinteraksi
atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau
perasaan. Dalam studi sosiolinguistik, bahasa diartikan sebagai sebuah sistem lambang, berupa
bunyi, bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi. Hal ini merupakan fungsi dasar
bahasa yang tidak dihubungkan dengan status dan nilai-nilai sosial. Setelah dihubungkan dengan
kehidupan sehari- hari yang di dalamnya selalu ada nilai- nilai dan status bahasa tidak dapat
ditinggalkan. Bahasa mempunyai fungsi- fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan
seseorang, karena dengan menggunakan bahasa seseorang juga dapat mengekspresikan dirinya,
fungsi bahasa sangat berabagam. Bahasa digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi, selain itu
bahasa juga digunakan sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam
lingkungan atau situasi Bahasa adalah alat komunikasi bagi manusia, baik secara lisan maupun
tertulis. Seperti pendapat Samsuri (1988:13) yang menjelaskan bahwa bahasa merupakan kenyataan
sosialyang dapat dipelajari tanpa menghubungkan dengan sejarah. Studi yang dilakukan pada suatu
waktu tertentu apakah sekarang atau pada waktu lampau. Hal in menjelaskan bahwa bahasa adalah
suatu ilmu yang tidak terikat dengan suatu waktu. Sehingga mempelaari bahasa bukan berdasarkan
sejarahnya tetapi waktu yang berkaitan pada saat itu. Globalisasi merupakan era terjadinya
perubahan masa akibat pengaruh budaya asing. Globalisasi mempengaruhi semua aspek kehidupan,
termasuk bahasa. Bahasa yang semakin global dipakai oleh semua bangsa di dunia ialah bahasa
Inggris, yang pemakainya lebih dari satu miliar. Seperti yang dikutip dari kompas Online yang
menjelaskan bahwa Bahasa Inggris, misalnya, walaupun pemakainya semakin besar sebagai bahasa
kedua, masyarakat suatu negara akan semakin kuat juga mempertahankan bahasa ibunya. Dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, bahasa memang sangat penting digunakan. Karena bahasa
merupakan simbol yang di hasilkan menjadi alat ucap yang biasa digunakan oleh sesama
masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari hampir semua aktivitas kita menggunakan bahasa. Baik
menggunakan bahasa secara lisan maupun secara tulisan dan bahasa tubuh. Bahkan saat kita tidur
pun tanpa sadar kita menggunakan bahasa. berdiri sebagai lambang kebanggaan dan sebagai
lambang identitas dari bangsa. Bahasa juga dapat diartikan sebuah simbol atau lambang bunyi yang
berfungsi sebagai alat komunikasi antara individu. Masyarakat berinteraksi satu sama lain dan
bersosialisasi. Oleh karena itu pentingnya peranan bahsa dalam kehidupan bermasyarakat. Seiring
perkembangannya bahasa terus berkembang dan beradaptasi dengan lingkungan dibawa arus
perkembangan pemakaian bahasa di era globalisasi. Di lingkup kecil dan keluarga masyarakat kita
menggunakan bahasa daerah untuk berkomunikasi dan pada lingkup yang luas dan bersifat resmi
digunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Dengan dicetuskannya Bahasa Melayu-Riau
sebagai Bahasa Indonesia pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 lalu, perkembangan bahasa terus
meningkat. Tentunya juga pada perkembangan bahasa Indonesia yang makin berkembang dan
beradaptasi, bahasa daerah pun tetap memiliki peranan dan jabatan yang penting dalam pemakaian
bahasa sehari- hari. Bahasa daerah tetap di jaga eksistensinya di balik arus permasalahan
kebahasaan yang terjadi di Indonesia, menilik pada pemakaian bahasa Indonesia yang terjadi di
kalangan masyarakat. Terjadi fenomena-fenomena negatif di tengah masyarakat kita, misalnya
banyak orang Indonesia yang dengan bangga memperlihatkan kemahirannya menggunakan bahasa
Inggris walaupun mereka tidak mengusai bahasa Indonesia dengan baik. Tak sedikit pula orang yang
malu tidak bisa berbahasa asing, oleh karena itu pentingnya perhatian dari masyarakat untuk tetap
mempertahankan bahasa Indonesiasebagai bahasa persatuan. Walaupun demikian usaha
pemerintah mewujudkan cita-cita sumpah pemuda yang menjunjung tinggi bahasa persatuan
bahasa Indonesia cukup dacungkan jempol. Di tengah pengaruh globalisasi tidak sedikit juga usaha
masyarakat Indonesia tetap mempertahankan bahasa Indonesia sebagai bahasa formal yang tetap
digunakan meskipun hanya disituasi formal. Hal ini merupakan salah satu upaya pelestarian bahasa
Indonesia di tengah perkembangan globalisasi.
Metode
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dimana penelitian ini menggunakan latar alamiah
dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan metode
yang ada. Agar hasil penelitian dapat digunakan untuk menafsirkan fenomena yang ada maka perlu
pendekatan dengan menggunakan teknik analisis yang dimana dalam hal ini dilakukan pendekatan
penalaran kritis. Berikutnya teknik analisis penelitian ini melibatkan interpretasi dengan
menggunakan pendekatan kualitatif (penalaran kritis).
Jenis dan sumber data berasal dari buku literature dan jurnal terkait secara induktif. Analisis secara
induktif ini digunakan untuk menemukan kenyataan-kenyataan jamak sebagai yang terdapat dalam
data dan lebih dapat membuat hubungan peneliti dan responden menjadi eksplisit, dapat dikenal
dan akuntabel.
Bahasa dikatakan sebagai media komunikasi, tanpa bahasa manusia tidak akan mampu berinteraksi
antara yang satu dengan yang lain. Dengan bahasa pulalah manusia dapat mengembangkan
budayanya. Disamping bahasa sebagai alat komunikasi, banyak pendapat lain yang mendefinisikan
bahasa dalam konteks yang berbeda-beda. Bahkan akhir-akhir ini bahasa didefinisikan secara luas
sehingga muncullah bahasa isyarat atau bahasa badaniah. Jika kita konsisten pada makna bahasa itu
sendiri, maka bahasa didefinisikan hanya sebagai ujaran lisan yang mengandung makna yang
diucapkan manusia. Dalam pengertian sederhana ini bahasa bukanlah gerak atau isyarat, melainkan
bunyi. Suatu sistem lambang berupa bunyi, bersifat arbitrer, digunakan oleh suatu masyarakat tutur
untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri disebut bahasa. Sebagai sebuah
sistem, maka bahasa terbentuk oleh suatu aturan, kaidah atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang
tata bunyi, tata bentuk kata, maupun tata kalimat. Bila aturan, kaidah, atau pola ini dilanggar, maka
komunikasi dapat terganggu. Lambang yang digunakan dalam sistem bahasa berupa bunyi, yaitu
yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Karena lambang yang digunakan berupa bunyi, maka yang
dianggap primer di dalam bahasa adalah bahasa yang diucapkan, atau yang sering disebut bahasa
lisan. Karena itu pula, bahasa tulisan, yang walaupun dalam dunia modern sangat penting, hanyalah
bersifat sekunder. Bahasa tulisan sesungguhnya tidak lain adalah rekaman visual, dalam bentuk
huruf-huruf dan tanda-tanda baca dari bahasa lain.
Bahasa adalah fenomena yang menghubungkan dunia makna dengan dunia bunyi (Chaer 2009 : 1).
Dunia makna artinya adalah dimana setiap bahasa yang kita gunakan, akan menghasilkan sebuah
pengertian baik dari pengertian pendengar maupun pembaca dan diri sendiri, jika dunia makna
dihubungkan dengan dunia bunyi akan lebih menghasilkan pengertian yang khas
Bahasa adalah satu sistem, sama dengan sistem-sistem lain, yang sekaligus bersifat sistematis dan
bersifat sistemis. Bahasa itu bukan merupakan satu sistem tunggal melainkan dibangun oleh
sejumlah subsistem (subsistem fonologi, Sintaksis, dan leksikon). Sistem bahasa ini merupakan
sistem lambang, sama dengan sistem lambang lalu lintas, atau sistem lambang lainnya. Hanya,
sistem lambang bahasaini berupa bunyi, bukan gambar atau tanda lain, dan bunyi itu adalah bunyi
bahasa yang dilahirkan alat ucap manusia.
Gorys Keraf menyatakan “Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan
berdasarkan kebutuhan seseorang. Yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat
untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam
lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial”. Berdasarkan
pendapat ini, fungsi bahasa dapat kita bagi menjadi :
1. Bahasa sebagai alat ekspresi diri
Melalui bahasa kita dapat menyatakan segala sesuatu yang berada di pikiran dan perasaan manusia.
Dengan memahami bahasa, kita dapat lebih terbuka dan luwes dalam menyampaikan ide dan
perasaan yang kita rasakan. Adapun unsur-unsur yang mengakibatkan kita untuk mengekspresikan
diri, antara lain, menarik perhatian orang lain atas eksistensi diri kita pribadi, hasrat untuk
melepaskan segala tekanan yang terdapat di hati dan pikiran
Variasi atau ragam bahasa merupakan salah satubahasan pokok dalam studi linguistik. Munculnya
variasi tersebut berdasarkan faktorfaktor yangberpengaruh di dalamnya. Siapa yang berbicara,
kepada siapa berbicara, dalam suasana apa pembicaraan itu dilakukan, apa yang menjadi pokok
pembicaraan dan apa tujuan pembicaraan, merupakan faktor- faktor yang sangat menentukan
terjadinya pemakaian bahasa dalam masyarakat dalam Saddhono (2011)
2. Bahasa sebagai alat komunikasi
Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud manusia, melahirkan
perasaan dan memungkinkan manusia menciptakan kerjasama dengan manusia lainnya. Ia mengatur
berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa depan manusia.
Komunikasi dapat terjadi dengan melibatkan dua orang atau lebih anggota masyarakat yang saling
berinteraksi satu sama lain. Komunikasi tidak akan berjalan dengan lancar apabila ekspresi diri kita
tidak dapat diterima oleh orang lain. Sehingga dapat dikatakan bahwa komunikasi adalah sebuah
konsekuensi yang diakibatkan dari ekspresi diri secara lebih mendalam untuk menghadirkan
interaksi. Adapun tujuan dijadikannya bahasa sebagai alat komunikasi adalah agar manusia dapat
lebih dipahami dan dimengerti oleh manusia lainnya.
Komunikasi adalah proses perhubungan antara berbagai pihak. Di dalam komunikasi terdapat pesan
yang disampaikan dan alat atau sarana yang dipergunakan. Oleh sebab itu, dalam komunikasi
terkandung sejumlah komponen utama, yaitu komunikator, komunikan, isi pesan yang
dikomunikasikan, dan sarana yang dipakai untuk menyampaikan pesan yang ada.
3. Bahasa sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial
Selain berfungsi sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan alat integrasi dan adaptasi sosial. Ketika
Manusia berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan sosialnya, ia akan menggunakan bahasa
yang bergantung kepada situasi dan keadaan yang dihadapinya.
4. Bahasa sebagai alat kontrol sosial
Bahasa sangat efektif dalam peranan kontrol sosial di terhadap individu, maupun masyarakat.
Berbagai nasihat, ilmu, dan pendidikan dapat kita terima dengan adanya bahasa.
Kesimpulan
Bahasa Indonesia dapat bertahan di era globalisasi dan perkembangan teknologi, asalkan dibatasi
dari pencampuran bahasa asing dan slang yang berlebihan serta digunakan sebagai bahasa di
internet. Untuk itu, diperlukan sebuah kesadaran dari masyarakat, terutama masyarakat Indonesia
sebagai pengguna bahasa Indonesia, dalam menggunakan bahasa IndonesiaBangsa Indonesia harus
mempersiapkan diri dengan baik dan penuh perhitungan. Era globalisasi merupakan tantangan bagi
bangsa Indonesia untuk dapat mempertahankan diri di tengah-tengah pergaulan antarbangsa yang
sangat rumit. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah masalah jati diri bangsa yang
diperlihatkan melalui jati diri bahasa. Eksistensi bahasa asing di era globalisasi saat ini mulai
mendesak keberadaan bahasa Indonesia. Oleh karena itu, bahasa Indonesia perlu dilestarikan. Perlu
usaha yang sungguh-sungguh untuk mempertahankan eksistensi bahasaIndonesia sebagai jati diri
bangsa Indonesia.Bahasa Indonesia menjadi ciri budaya bangsa Indonesia yang dapat diandalkan di
tengah-tengah pergaulan antarbangsa pada era globalisasi ini. Bahasa Indonesia telah membuktikan
diri dapat dipergunakan untuk menyampaikan pikiran-pikiran yang rumit dalam ilmu pengetahuan
dengan jernih, jelas, teratur, dan tepat. Bahkan, bahasa Indonesia pun saat ini menjadi bahan
pembelajaran di negara-negara asing seperti Australia, Belanda, Jepang, Amerika Serikat, Inggris,
Cina, dan Korea Selatan.
DAFTAR PUSTAKA
Kridalaksana, Harimurti. 1985. Tata Bahasa Deskriptif Bahasa Indonesia: Sintaksis. Jakarta: Pusat
Pembinaan.
PELLBA 5. 1992. Bahasa Budaya. Jakarta: Lembaga Bahasa Unika Atmajaya
Samsuri. 1988. Berbagai Aliran Linguistik Abad XX. Jakarta: DIKTI.
Zainurridho, Muhammad.KOMPASIANA.com. (diunggah pada tanggal 18 September 2015, pukul
14.34 WIB)
http://www.Ensiklopedia.com
Javed, Muhammad; Juan, Wu Xiao; Nazli, Saima. 2013. “A Study of Students’ Assessment in Writting
skills of the English Language”. International Journal of Instruction Vol. 6 No. 2. www.e-ji.net. Diakses
tanggal 5 April 2016 pukul 13.00 WIB.
Marsudi. 2009. Jati Diri Bahasa Indonesia di Era Globalisasi Teknologi Informasi. Jurnal Sosial
Humaniorah Vol.2, No.2. November 2009.
Abdullah, Irwan.1999.Bahasa Nusantar: Posisi dan Penggunaannya Menjelang Abad Ke-2.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Alwi, Hasan. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 41
Saukah, Ali. 2003 Pengajaran Bahasa Inggris di Indonesia. Malang: Universitas Malang.
Suyanto. 2002. Tantangan Global Pendidikan Nasional. Makalah Disampaikan pada 70 Tahun Prof.
Dr. H.A.R Tilaar, M.Sc.Ed.
Syafi’ie, Imam. 2003. Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Perspektif Globalisasi dan Otonomi
Daerah. Makalah disampaikan pada Pertemuan Ilmiah Bahasa dan Sastra Indonesia XXV Perguruan
Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta Se-Indonesia di Yogyakarta 6-7 Oktober 2003.
Sugono, Dendy. 2002. Bahasa Indonesia Urutan Keempat di Dunia. http://www.icmi.or. id/berita-
091002.htm
Widada, Hs. 2003. Reaktualisasi Peran Bahasa Indonesia dalam Konteks Lokal dan Global. Makalah
disampaikan pada Kongres Bahasa Indonesia VII, Jakata 14-17 Oktober 2003.
Wurianto, Arif Budi. 2002. Globalisasi, Teknologi Informasi, dalam peran Bahasa. dalam Majalah
Linguistik Indonesia. Tahun 20/2 Jakarta:MLI.