1,2
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Jember
1 2
Eldama29@gmail.com; yogayolanda.fkip@unej.ac.id
PENDAHULUAN
Bahasa memiliki kedudukan penting dalam suatu negara. Hal tersebut
berlaku pula pada bahasa Indonesia. Kedudukan bahasa Indonesia adalah
bahasa nasional dan bahasa negara. Bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional sudah ditegaskan dalam ikrar Sumpah Pemuda butir ketiga, yaitu
“Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa
Indonesia”. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi
penting, yaitu mempererat hubungan antarsuku di Indonesia (Sujinah dkk.,
2018:8). Tidak dapat dipungkiri, keeratan hubungan antarsuku di Indonesia
memerlukan bahasa Indonesia karena setiap suku di Indonesia memiliki
bahasa yang berbeda-beda. Oleh karena itu, perlu digunakannya satu bahasa
yang sama. Di samping itu, kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa
negara sudah tertulis jelas dalam UUD 1945 Bab XV Pasal 36, yang
berbunyi “Bahasa negara adalah Bahasa Indonesia”. Berbeda dengan
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia sebagai bahasa
negara berfungsi dalam penyelenggaraan-penyelenggaraan administrasi,
seperti dalam penyelenggaraan pendidikan dan lainnya (Sujinah dkk.,
2018:9).
Seiring dengan berjalannya waktu, bahasa Indonesia kini tidak hanya
dikenal di ranah nasional saja. Akan tetapi, bahasa Indonesia sudah dikenal
di mata dunia. Pernyataan tersebut dibuktikan dengan kenyataan bahwa
bahasa Indonesia sudah diajarkan di 46 negara di kawasan Asia, Amerika,
Afrika, Eropa, maupun Timur Tengah. Bahasa Indonesia juga menduduki
PEMBAHASAN
Kekuatan Bahasa Indonesia
Wacana internasionalisasi bahasa Indonesia muncul ke permukaan
tentu karena alasan-alasan tertentu. Salah satu yang menjadi alasan kuat
adalah bahasa Indonesia memiliki potensi dan kans yang besar untuk bisa
lebih eksis di mata dunia. Menurut Widodo (2010) dalam tulisannya yang
berjudul Bahasa Indonesia Menuju Bahasa Internasional, terdapat dua
faktor yang menjadikan bahasa Indonesia berpotensi untuk mendunia.
Pertama, faktor intrabahasa, berupa sistem bahasa yang mapan, bahasa
Indonesia menggunakan huruf latin, keberadaan kamus. Berikut ini uraian
lengkapnya.
1. Kemapanan sistem bahasa Indonesia dapat dilihat dari
diberlakukaknnya EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). EYD menjadi
bukti bahwasanya bahasa Indonesia telah memiliki aturan yang baku
dari segi tata tulis. EYD ini juga berfungsi sebagai tameng bagi
bahasa Indonesia agar tidak terkontaminasi oleh bahasa-bahasa asing.
2. Ejaan dalam bahasa Indonesia menggunakan huruf latin. Penggunaan
huruf latin ini dapat mempermudah para pembelajar bahasa
Indonesia. Sebab, bahasa latin telah digunakan secara internasional di
berbagai belahan dunia.
3. Keberadaan kamus menjadi pertanda bahwa sebuah bahasa telah
memiliki kosakata-kosakata yang baku. Kamus bahasa Indonesia
sendiri telah berulang kali mengalami revisi. Hal ini menunjukkan
SIMPULAN
Upaya menduniakan bahasa Indonesia sedang gencar dilakukan.
Pihak-pihak seperti pemerintah maupun badan bahasa telah dan sedang
berusaha untuk memformulasikan upaya-upaya yang dapat memberikan
dampak signifikan terhadap eksistensi bahasa Indonesia di mata dunia.
Namun perlu dicatat bahwa upaya ini tidak hanya menjadi tanggung jawab
pemerintah atau badan bahasa saja. Lebih dari itu, upaya menduniakan
bahasa Indonesia merupakan tanggung jawab seluruh masyarakat Indonesia,
tidak terkecuali mahasiswa.
Mahasiswa memiliki kelebihan-kelebihan tersendiri yang
membuatnya dapat menjadi salah satu pioner dalam menduniakan bahasa
Indonesia. Jiwa muda, rasa ingin tahu yang tinggi, waktu dan tenaga yang
fit, serta jejaring pergaulan yang luas dapat menjadi faktor-faktor pendukung
mengapa peran mahasiswa dapat menjadi sangat penting dalam wacana ini.
Dalam tulisan ini, diuraikan tentang empat hal yang dapat dilakukan
mahasiswa untuk memaksimalkan perannya dalam upaya menduniakan
bahasa Indonesia. Pertama, kampanye bahasa melalui media sosial. Kedua,
26 OPTIMALISASI UPAYA MENDUNIAKAN BAHASA INDONESIA MELALUI PERAN MAHASISWA
berkontribusi dalam pengayaan bahasa. Ketiga, merintis paguyuban bahasa
di lingkungan kampus. Keempat, menulis gagasan kreatif dan inovatif.
Harapannya, empat hal tersebut dapat menjadi langkah awal untuk
menciptakan mahasiswa yang kontributif dan bermanfaat terhadap wacana
penduniaan bahasa Indonesia.
RUJUKAN
Lanin, I. (2021). Kosakata yang Bertumbuh. https://narabahasa.id/nawala-
narabahasa/kosakata-yang-bertumbuh
Prasetyo, I. (2017). Gagasan: Menduniakan Bahasa indonesia.
https://www.solopos.com/gagasan-menduniakan-bahasa-indonesia-
864537
Rahayu, S. M. (2015). Kampanye Berbahasa Indonesia Lewat Sosial Media.
https://tinyurl.com/3c7z7zdc
Ratnasari, D. (2018). Bahasa Indonesia Goes Global: Pengajaran BIPA
(Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing) Berlandasakan Teori
Behaviosm, Innatism, dan Interactionism. Prosiding Seminar
Nasional 21 Universitas PGRI Palembang 05 Mei 2018, 311.
https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id
Rohimah, D. F. (2018). Internasionalisasi Bahasa Indonesia dan Internalisasi
Budaya Indonesia Melalui Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing
(BIPA). An-Nas Jurnal Humaniora, 2(2), 200. http://ejournal.sunan-
giri.ac.id/index.php/an-nas/article/download/104/80/261