Abstrak
Bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu bangsa yang sudah ada sejak Sumpah
Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Penggunaan bahasa Indonesia pun kini
telah berkembang pesat dengan adanya era globalisasi, dan saat ini memasuki era
Revolusi Industri 4.0 yang memanfaatkan kemajuan teknologi semakin
mempermudah eksistensi bahasa Indonesia di manca negara. Namun, penggunaan
bahasa Indonesia semakin hari semakin tergerus eksistensinya di kalangan remaja
Indonesia, alasannya remaja Indonesia menganggap penggunaan bahasa asing
atau bahasa prokem lebih menunjukan intelektualitas. Jika hal ini terus berlanjut
maka Indonesia dapat kehilangan jati diri. Penulisan artikel ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana perkembangan bahasa Indonesia serta strategi dan inovasi
yang dapat diupayakan dalam meningkatkan eksistensi bahasa dan sastra
Indonesia di kalangan remaja.
Kata Kunci: Bahasa Indonesia, remaja, eksistensi, dan bahasa asing.
PENDAHULUAN
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi yang berasal dari bahasa yang
dijanjikan dalam Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Sebagai bahasa
persatuan bangsa Indonesia dikembangkan sesuia dengan perkembangan
peradaban bangsa. Hal ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009
tentang Bendera Negara, Bahasa dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan.
Undang-Undang ini terdapat dalam Bab 3 pasal 36 Undang-Udang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, khususnya undang-undang tentang bahasa.
Peraturan tersebut sebenarnya bertujuan untuk :
PEMBAHASAN
Pengaruh alat teknologi yang canggih dan sosial media yang memudahkan
menjangkau dunia luar harus dihadapi dan dikuasai, namun bukan berarti generasi
bangsa menanggalkan jati dirinya dengan melakukan distrupsi pada bahasa
sendiri, melupakan tata cara penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
demi mengikuti tren masa kini. Remaja sebagai generasi penerus bangsa harus
dapat mempertahankan jati diri bangsa Indonesia, termasuk jati diri bahasa
Indonesia. Hal itu terkait dengan kedisiplinan berbahasa nasional, pemakaian
bahasa Indonesia yang berdisplin dimana pemakaian bahasa Indonesia patuh
terhadap semua kaidah atau aturan pemakaian bahasa Indonesia yang sesuai
dengan situasi dan kondisinya atau konteksnya. Dengan berdisiplin penggunaan
bahasa Indonesia akan dapat membantu bangsa Indonesia untuk mempertahankan
dirinya dari pengaruh negatif asing yang ditimbulkan oleh era industri 4.0 saat ini.
Salah satu hal yang menjadi suatu inovasi pada pembelajaran bahasa dan
sastra Indonesia di era Revolusi Industri 4.0 saat ini, yakni pengembangan
kemampuan peserta didik dalam penulisan, diantaranya esai dan resensi. Hal ini
dikarenakan esai dan resensi merupakan buah pikiran, perasaan, pandangan,
pengalaman penulisan terhadap objek tertentu. pembelajaran bahasa dan sastra
Indonesia di era Revolusi Industri 4.0 juga harus mendorong tumbuhnya dimensi
kreativitas dan kemampuan berpikir kritis kepada kalangan remaja khususnya
sebagai generasi penerus bangsa.
PENUTUP
Strategi dan inovasi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia juga harus
selalu diupayakan. Bahkan memasuki era Revolusi Industri 4.0, dapat terbilang
penyebaran pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia semakin luas dan mudah
untuk diakses. Adanya upaya pembelajaran yang mengasyikan melalui berbagai
media diharapkan dapat menimbulkan rasa suka terhadap bahasa Indonesia itu
sendiri. Demikian, penggunaan bahasa Indonesia dapat dipelopori oleh remaja
sebagai generasi penerus bangsa untuk meningkatkan eksistensi bahasa dan sastra
Indonesia di manca negara.
DAFTAR PUSTAKA