Anda di halaman 1dari 9

EKSISTENSI BAHASA INDONESIA

SEBAGAI BAHASA NASIONAL DAN PERKEMBANGANNYA


DI ERA GLOBALISASI
M. Mugni Assapari
IAIN Mataram
Jl. Pendidikan no. 35 Mataram
Telp. (0370) 643377
email: ribhansyah@yahoo.co.id

ABSTRACT

Indonesian was born from Melayu language which used to be a lingua franca language, that is, the inter-island
language of trading in Nusantara. It was then officially inaugurated as a language of unity in Sumpah Pemuda
[Youth Pledge]. Due to this fact, on October 28, 1928 Indonesian was decided as the language of unity, and in
1945 was ratified as the national language. An issue emerging in the existence of Indonesian is how to maintain
its existence. The problem is not only about its existence, but also whether or not local languages in the coun-
try can enrich the vocabulary and terms of Indonesian. Another problem is how the potential of Indonesian is
in this globalization era. The existence of Indonesian, besides being influenced by the consistency of its use,
is also supported by its ability in expressing the existing new phenomena. Therefore, its development is very
much dependent on how successful the creation of new vocabulary and terms in the language is. Indonesian is
starting to go global due to its characteristics of being open and democratic. The present and future develop-
ment is not only limited to structure and language, but also goes further to uncover new problems experienced
by human beings in the process of change in various aspects of life.

Key words: existence, national language, development in globalization era

PENDAHULUAN bud mengingatkan ketahanan bahasa Indonesia


diuji di era globalisasi ini karena mulai menurun-
Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional nya kecintaan dan kebanggaan masyarakat ber-
yang merupakan bahasa asli kita sebagai warga bahasa persatuan di negeri ini. Dengan zaman
negara Indonesia, dan sudah menjadi tanggung yang modern dan canggih inipun perkembangan
jawab kita sebagai warga negara Indonesia yang bahasa Indonesia populer menjadi sangat pesat.
baik untuk melestarikannya.Menurut Sunaryo Namun, makin berkembangnya waktu, maka
(2000), tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa pemakaian bahasa Indonesia dalam kehidupan
Indonesia) iptek tidak dapat tumbuh dan berkem- sehari-hari mulai bergeser digantikan dengan
bang. Bahasa Indonesia juga bukan hanya seba- pemakaian bahasa Indonesia populer atau yang
gai alat komunikasi, tetapi juga sebagai pemersa- lebih dikenal dengan bahasa gaul. Umumnya,
tu bangsa Indonesia yang mempunyai 746 bahasa anak remaja sekarang menganggap kalau tidak
daerah dengan 17.508 pulau (Kepala Pusat Ba- mengerti bahasa gaul berarti remaja tersebut
hasa Depdiknas, 2011). Namun, kini kita tengah tidak gaul. Bahasa Indonesia populer pun ma-
memasuki abad 21 dimana terjadi perubahan- kin meraja dikalangan masyarakat terutama para
perubahan pada eksistensi bahasa Indonesia teru- remaja, bahkan tak jarang orang berpendidikan
tama pada bahasa Indonesia populer. Wamendik- pun memakai bahasa populer. Baik dalam ben-

| PRASI | Vol. 9 | No. 18 | Juli - Desember 2014 | 29


tuk lisan maupun tulisan dan juga dalam wak- PEMBAHASAN
tu formal maupun nonformal. Hal ini dikarena
pengaruh globalisasi dengan tekonologi yang Perkembangan Bahasa Indonesia
canggih, yang mampu memengaruhi bahasa po- Era globalisasi yang ditandai dengan arus
puler tersebut menjadi bahasa sehari-hari mereka komunikasi yang begitu cepat menuntut para
dalam bermasyarakat. pengambil kebijakan di bidang bahasa bekerja
Era globalisasi memang merupakan tan- keras untuk menyempurnakan dan meningkat-
tangan besar bagi seluruh dunia termasuk bangsa kan semua sektor yang berhubungan dengan
Indonesia untuk dapat mempertahankan diri di masalah pembinaan bahasa. Eksistensi bahasa
tengah-tengah pergaulan antarbangsa yang sa- Indonesia sebagai bahasa nasional dalam per-
ngat rumit. Bahkan dalam berbahasa yang selalu gaulan pada era globalisasi perlu diperhatikan
kita gunakan dalam kehidupaan sehari-hari, yang oleh masyarakat Indonesia. Keberadaan bahasa
dapat memberi dampak besar bagi jati diri bangsa Indonesia semakin lama semakin pudar karena
yang diperlihatkan melalui jati diri bahasa. Ek- banyak orang Indonesia, terutama anak muda,
sistensi bahasa Indonesia populer pun manjadi orang dari kalangan bisnis, dan pejabat yang
semakin pesat perkembangannya dikarenakan menggunakan bahasa selain Indonesia, seperti
era globalisasi yang terjadi sekarang ini. Dengan „bahasa gaul” dan bahasa asing. Bahasa asing
adanya dampak positif maupun negatif yang ada tersebut antara lain bahasa Inggris, Jepang, Ko-
membuat di era globalisasi yang dapat mengubah rea, dan sebagainya. Tentu ini merupakan ke-
segalanya. Banyak pengaruh globalisasi bagi ek- nyataan yang ironis karena orang Indonesia justru
sistensi bahasa Indonesia populer, sehingga me- lebih bangga apabila mereka menguasai bahasa a-
munculkan masalah-masalah sosial baru. sing daripada menguasai bahasa mereka sendiri.
Perkembangan zaman yang diiringi de- Masyarakat Indonesia, sebagai pemakai bahasa
ngan kemajuan dibidang teknologi, ekonomi, Indonesia, seharusnya bangga menggunakan ba-
politik dan budaya. Sudah tidak bisa dibendung hasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Dengan
lagi dan tak dapat dipungkiri juga banyak Negara bahasa Indonesia, mereka dapat menyampai-
yang telah menjadi barometer dalam kemajuan kan perasaan dan pikirannya dengan sempurna
dibidang tersebut. Fenomena paling menonjol dan lengkap kepada orang lain. Bangsa Indonesia
yang tengah terjadi pada kurun waktu ini adalah semestinya bangga memiliki bahasa yang dapat
terjadinya proses globalisasi. Proses perubahan mewakili perasaan dan pikirannya itu. Namun,
inilah yang disebut Alvin Toffler sebagai gelom- kenyataannya tidak demikian. Rasa bangga ber-
bang ketiga, setelah berlangsunggelombang bahasa Indonesia belum tertanam pada setiap
pertama (agrikultur) dan gelombang kedua (in- orang Indonesia. Rasa menghargai bahasa asing
dustri). Perubahan yang demikianmenyebabkan (dahulu bahasa Belanda, sekarang bahasa Ing-
terjadinya pula pergeseran kekuasaan dari pusat gris) masih terus menampak pada sebagian be-
kekuasaan yang bersumber padatanah, kemudian sar orang Indonesia. Mereka menganggap bahwa
kepada kapital atau modal, selanjutnya (dalam bahasa asing lebih tinggi derajatnya ketimbang
gelombang ketiga) kepada penguasaan terhadap bahasa nasional mereka sendiri, bahasa Indone-
informasi (ilmu pengetahuan dan teknologi). Di sia. Bahkan, mereka seolah acuh tak acuh dengan
era globalisasi sepertisekarang ini secara tidak perkembangan bahasa Indonesia (Muslich, 2010:
langsung setiap negara dituntut untuk memiliki 38). Muslich (2010: 38-39) menyatakan sebagai
peran dalam perkembangan dunia, dimana hal ini berikut.
membawa pengaruh besar dalam perkembangan Fenomena negatif yang masih terjadi di
negara tersebut. tengah-tengah masyarakat Indonesia antara lain
sebagai berikut.

30 | PRASI | Vol. 9 | No. 18 | Juli - Desember 2014 |


a. Banyak orang Indonesia memperlihatkan de- bahasa asing padahal mereka tidak dapat me-
ngan bangga kemahirannya menggunakan bahasa nguasai bahasa Indonesia dengan baik. Era glo-
Inggis walaupun mereka tidak menguasai bahasa balisasi adalah tantangan bagi bangsa Indonesia
Indonesia dengan baik. untuk mempertahankan bahasa Indonesia di te-
b. Banyak orang Indonesia merasa malu apabi- ngah pergaulan dunia. Fenomena negatif yang
la tidak menguasai bahasa asing (Inggris) tetapi ada di tengah-tengah masyarakat dapat menim-
tidak pernah merasa malu dan kurang apabila bulkan dampak negatif pula. Sebagian pengguna
tidak menguasai bahasa Indonesia. bahasa Indonesia akan menganggap remeh ba-
c. Banyak orang Indonesia menganggap remeh hasa tersebut. Untuk itu, penulis memberikan
bahasa Indonesia dan tidak mau mempelajarinya gambaran tentang eksistensi bahasa Indonesia
karena merasa dirinya lebih menguasai bahasa sebagai bahasa nasional dalam pergaulan di era
Indonesia dengan baik. globalisasi. Makalah ini juga akan membahas
d. Banyak orang Indonesia merasa dirinya lebih penggunaan bahasa Indonesia dalam pergaul-
pandai dari pada yang lain karena telah mengua- an dan upaya pelestariannya. Bangsa Indonesia
sai bahasa asing (Inggris) dengan fasih walaupun harus mampu mencintai dan melestarikan bahasa
penguasaan bahasa Indonesianya kurang sem- Indonesia bukan merusaknya.
purna.
Kenyataan-kenyataan tersebut merupakan a. Eksistensi Bahasa Indonesia di Masyarakat
sikap pemakai bahasa Indonesia yang negatif dan Di era globalisasi ini penggunaan baha-
tidak baik. Hal itu akan berdampak negatif pula sa Indonesia populer semakin meraja dan terus
pada perkembangan bahasa Indonesia. Sebagian muncul kosakata-kosakata baru yang membuat
pemakai bahasa Indonesia menjadi pesimis, me- eksistensi bahasa Indonesia kian menurun. Tentu
nganggap remeh, dan tidak percaya kemampuan saja, media televisi, koran, radio, internet dan
bahasa Indonesia dalam mengungkapkan pikiran merek dagang import adalah faktor pendorong
dan perasaanya dengan lengkap, jelas, dan sem- utama yang ikut mencederai kebahasaan kita.
purna. Oleh karena itu, perlu adanya pembahasan Pengaruh globalisasi membuat bahasa Indone-
tentang eksistensi bahasa Indonesia sebagai baha- sia populer dengan cepat menyebar dan meme-
sa nasional dalam pergaulan pada era globalisasi. ngaruhi kehidupan berbahasa masyarakat kita.
Dari latar belakang di atas, maka dapat di- Fenomena ini sangat terlihat pada penggunaan
identifikasi masalah sebagai berikut. Eksistensi bahasa oleh remaja saat ini. Muncullah istilah ba-
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dalam hasa gaul, bahasa alay dan sebagainya.
pergaulan pada era globalisasi sangat penting ka- Terlihat jelas juga bahwa media televisi,
rena seiring kemajuan zaman penggunaan baha- koran dan jejaring sosial yang menggunakan
sa Indonesia semakin pudar. Banyak anak muda struktur bahasa Indonesia populer. Terutama si-
menggunakan istilah-istilah yang tidak lazim di- tus-situs sosial yang banyak digunakan oleh para
gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar remaja. Tulisan seorang remaja di situs jejaring
dalam pergaulan mereka. Banyak pebisnis yang sosial yang menngunakan bahasa gaul atau ba-
lebih senang menggunakan bahasa asing untuk hasa Indonesia populer, akan dilihat dan ditiru
merekrut kolega atau pun investor luar negeri dar- oleh remaja lain. Hal ini juga tak dapa dipungkiri,
ipada menggunakan bahasa Indonesia. Bahkan, bahwa penyerapan bahasa Indonesia populer atau
para pemimpin Indonesia seringkali mengunakan bahasa gaul dikalangan anak remaja yang tengah
istilah asing untuk mengungkapkan pikiran dan menjadi tren merupakan bagian dari konformitas
perasaannya. Masyarakat lebih bangga menggu- terhadap lingkungan. Konformitas adalah mele-
nakan bahasa asing ketimbang bahasa Indonesia. burkan diri pada lingkungan agar mendapat pe-
Mereka merasa lebih pintar apabila menguasai ngakuan.

| PRASI | Vol. 9 | No. 18 | Juli - Desember 2014 | 31


Bahkan, dikalangan anak-anak film im- bahasa budaya dan bahasa Iptek yang berwibawa
port juga ikut memengaruhi perkemabangan ke- dan punya prestise tersendiri di tengah-tengah
bahasaan yang seharusnya menjadi pondasi ko- dahsyatnya arus globalisasi? Mampukah baha-
munikasi. Sebut saja misalnya film animasi dari sa Indonesia bersikap luwes dan terbuka dalam
negara tetangga, yaitu Upin-Ipin, yang diputar mengikuti derap peradaban yang terus gencar
dengan bahasa Melayu. Merek dagang asing juga menawarkan perubahan dan dinamika? Masih se-
dengan seenaknya masuk dengan bahasa aslinya, tia dan banggakah para penuturnya dalam meng-
tanpa melakukan penyesuaian dengan bahasa na- gunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa komu-
sional. Kebahasaan kita menjadi seperti pasar, nikasi yang efektif di tengah-tengah perubahan
dimana semua bahsa bercampur baur. Dengan dan dinamika itu?
kata lain keberadaan bahasa Indonesia semakin Akan tetapi, beberapa kaidah yang telah
terkalahkan dengan munculnya bahasa Indonesia dikodifikasi dengan susah-payah tampaknya be-
popule atau bahasa gaul lum banyak mendapatkan perhatian masyarakat
luas. Akibatnya bisa ditebak, pemakaian bahasa
b. Eksistensi Bahasa Indonesia di Era Glo- Indonesia bermutu rendah: kalimatnya rancu dan
balisasi kacau, kosakatanya payah, dan secara semantik
Eksistensi Bahasa Indonesia Pada era sulit dipahami maknanya. Anjuran untuk meng-
globalisasi sekarang ini, jati diri bahasa Indone- gunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar
sia perlu dibina dan dimasyarakatkan oleh setiap seolah-olah hanya bersifat sloganistis, tanpa tin-
warga negara Indonesia. Hal ini diperlukan agar dakan nyata dari penuturnya (Sawali Tuhusetya,
bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh pe- 2007).
ngaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan Melihat persoalan di atas, tidak ada kata
bahasa dan budaya bangsa Indonesia. Pengaruh lain, kecuali menegaskan kembali pentingnya
alat komunikasi yang begitu canggih harus di- pemakaian bahasa Indonesia dengan kaidah yang
hadapi dengan mempertahankan jati diri bangsa baik dan benar. Hal ini –disamping dapat dimulai
Indonesia, termasuk jati diri bahasa Indonesia. dari diri sendiri- juga perlu didukung oleh pem-
Ini semua menyangkut tentang kedisiplinan ber- belajaran bahasa Indonesia di sekolah.
bahasa nasional,pemakai bahasa Indonesia yang Pembelajaran bahasa Indonesia tidak
berdisiplin adalah pemakai bahasa Indonesia lepas dari belajar membaca, menulis, menyimak,
yang patuh terhadap semua kaidah atau aturan berbicara, dan kemampuan bersastra. Aktivitas
pemakaian bahasa Indonesia yang sesuai dengan membaca merupakan awal dari setiap pembelaja-
situasi dan kondisinya. Disiplin berbahasa Indo- ran bahasa. Dengan membaca, mahasiswa dilatih
nesia akan membantu bangsa Indonesia untuk mengingat, memahami isi bacaan, meneliti kata-
mempertahankan dirinya dari pengaruh negatif kata istilah dan memaknainya. Selain itu, maha-
asing atas kepribadiannya sendiri. siswa juga akan menemukan informasi yang be-
Peningkatan fungsi bahasa Indonesia se- lum diketahuinya.
bagai sarana keilmuan perlu terus dilakukan seja-
lan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan c. Dampak Positif dan Negatif Globalisasi ter-
teknologi. Seirama dengan ini, peningkatan mutu hadap Bahasa Indonesia
pengajaran bahasa Indonesia di sekolah perlu Dalam era globalisasi yang berkembang
terus dilakukan. pesat saat ini tentu saja banyak berdampak pada
Namun, seiring dengan bertambahnya bahasa atau alat komunikasi lisan. Terutama ba-
usia, bahasa Indonesia justru dihadang banyak hasa indonesia yang menjadi bahasa nasional
masalah. Pertanyaan bernada pesimis justru ber- Negara Indonesia. Dengan jumlah penduduk
munculan. Mampukah bahasa Indonesia menjadi yang banyak mengakibatkan Bahasa Indonesia

32 | PRASI | Vol. 9 | No. 18 | Juli - Desember 2014 |


sangat rentan terhadap pengaruh era globalisasi. hasa Indonesia populer. Anak-anak dan para re-
Baik pengaruh secara positif maupun pengaruh maja dalam perkembangan psikologis pun tidak
negatif. bisa ditolak atau dicegah untuk tidak memakai
Dampak positif globalisasi terhadap ba- bahasa gaul atau bahasa Indonesia populer, ka-
hasa Indonesia : rena itu memang suatu proses dalam psikologis-
1. Bahasa Indonesia mulai dikenal oleh dunia in- nya. Selain itu, masyarakat dewasa pun yang ber-
ternasional. Terbukti ada beberapa Universitas disosialisasi dalam lingkupnya secara tidak sadar
luar negeri yang mempunyai fakultas Sastra Ba- akan terbawa dengan lingkup tempat ia tinggal,
hasa Indonesia. Karena menurut mereka negeri yang memang faktanya sebagian besar lingku-
kita ini adalah negeri yang subur dan kaya raya. ngan kita yang sudah lebih sering menggunakan
Yang mempunyai bermacam-macam budaya, bahasa populer tersebut. Sehingga fenomena ini
flora-fauna, serta potensi-potensi lainnya. akan semakin cepat meluas.
2. Meningkatnya pengetahuan masyarakat inter- Dengan kata lain perkembangan baha-
nasional tentang Bahasa Indonesia. sa Indoneis populer memang sudah tidak dapat
3. Meningkatnya terjemahan buku-buku ke dalam dicegah atau dihindari perkembangannya dalam
Bahasa Indonesia. lingkup masyarakat. Sehingga seharusnya yang
Dampak negatif globalisasi terhadap ba- apa kita lakukan, untuk mengatasi perkembangan
hasa Indonesia : dan pemakaian bahasa Indonesia populer ialah :
1. Masyarakat Indonesia tidak menggunakan ba- 1. Pembelajaran bahasa Indonesia berbasis ICT
hasa Indonesia yang baik dan benar atau lebih (Information, Communication and Technology).
sering menggunakan bahasa Indonesia populer. Pemanfaatan teknologi informasi dan komuni-
Banyak masyarakat yang lebih bangga dan mem- kasi untuk pendidikan dapat dilaksanakan dalam
bangga-banggakan menggunakan bahasa negeri berbagai bentuk sesuai dengan fungsinya dalam
orang lain. Atau malah mencampur-campur ba- pendidikan. Pemanfaatan ICT sudah menjadi
hasa Indonesia dengan bahasa asing. keharusan yang tidak dapat ditunda-tunda lagi.
2. Berkurangnya minat generasi muda untuk Misalnya dengan memanfaatkan ICT sebagai alat
mempelajari Bahasa Indonesia. Generasi muda bantu pembelajaran bahasa Indonesia.
cenderung untuk lebih menyukai sesatu yang 2. Memberi pengertian yang lebih mendalam
modern atau maju. Dengan masuknya budaya- akan pentingnya berbahasa yang baik dan benar.
budaya asing dan bahasanya tentu lebih menarik 3. Menanamkan sikap cinta bahasa sendiri pada
bagi sebagian besar generasi muda untuk dipela- anak-anak atau remaja dengan berbagai cara,
jari. 4. Dan yang paling penting dimulai dari diri kita
3. Bercampurnya Bahasa Indonesia dengan sendiri.
bahasa-bahasa asing. Hal ini sering terjadi di-
masyarakat, baik secara lisan maupun tulisan- Fungsi dan Pengaruh Bahasa Indonesia pada
tulisan such like (short message servis) dan di IPTEK pada Era Globalisasi
dunia maya. Bahasa sebagai alat komunikasi memiliki
4. Memperkaya kosakata Bahasa Indonesia. Ter- fungsi sebagai sumber informasi yang berperan
bukti banyaknya kata serapan yang diserap dari penting dalam kehidupan manusia, bahasa juga
bahasa asing. digunakan untuk menyampaikan sesuatu hal,
gagasan, ide kepada orang lain agar bisa mema-
d. Mengatasi Perkembangan dan Pemakaian hami apa yang kita inginkan. Di era globalisasi
Bahasa Indonesia ini bangsa indonesia dituntut untuk ikut ber-
Tidak dapat dipungkiri kita bermasyarakat peran di dalam dunia persaingan bebas, baik
dan berosialisasi lebih sering menggunakan ba- di bidang politik, ekonomi, maupun teknologi.

| PRASI | Vol. 9 | No. 18 | Juli - Desember 2014 | 33


Konsep-konsep dan istilah baru di dalam pertum- jarak jauh menggunakan wesel pos, kini sudah
buhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan menggunakan e-banking atau transfer. Sehing-
teknologi (IPTEK) secara tidak langsung mem- ga aktifitas pengiriman uang dapat lebih cepat
perkaya khasanah bahasa Indonesia. dilaksanakan tanpa memakan waktu yang
Dengan demikian, semua produk bu- lama.
daya akan tumbuh dan berkembang pula sesuai Ini adalah contoh efek positif perkembangan
dengan pertumbuhan dan perkembangan ilmu IPTEK di dalam membantu aktifitas manusia.
pengetahuan dan teknologi itu, termasuk bahasa
Indonesia, sekaligus berperan sebagai prasarana 2. Mempermudah meluasnya berbagai informasi
berpikir Dan sarana pendukung pertumbuhan dan Informasi merupakan hal yang sangat penting
perkembangan IPTEK itu sendiri. Tanpa peran bagi kita, dimana tanpa informasi kita akan
bahasa, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak serba ketinggalan. terlebih lagi ketika berbagai
akan dapat berkembang. media cetak dan elektronik berkembang pesat.
Implikasinya di dalam pengembanga daya Hal ini memaksa kita untuk mau tidak mau
nalar, menjadikan bahasa sebagai prasarana ber- harus bisa dan selalu mendapatkan berbagai
pikir modern. Oleh karena itu, jika cermatdalam informasi. Pada masa dahulu, mahasiswa harus
menggunakan bahasa, kita akan cermat pula membaca berbagai macam buku sebagai sum-
dalam berpikir karena bahasa merupakancermin ber untuk mendapat informasi yang diingin-
dari daya nalar (pikiran). Di era globalisasi ini kan. Namun sekarang kegiatan semacam ini
dan dengan perkembangan ilmu pengetahuan sudah mulaiditinggalkan, mereka lebih senang
dan teknologi yang sangat cepat dapat mem- mencari informasinya melalui media internet
buat pergeseran pada bahasa Indonesia. Apalagi yang menyediakan layanan untuk pencarian
biasanya teknologi informasi (TI) banyak yang yang mempercepat waktu dan membuat lebih
menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantar efisien.
pemrograman. Dalam penerapannya teknologi
informasi jarang yang menggunakan bahasa In- b. Dampak Negatif Perkembangan IPTEK
donesia sebagai bahasa komunikasi. 1. Mempengaruhi pola berpikir
Ini menyebabkan peralihan dari bahasa Masyarakat Indonesia adalah masyarakat
Indonesia sebagai bahasa negara menjadi bahasa yang konsumtif dan penasaran serta suka de-
Inggris yang merupakan bahasa Internasional. ngan hal baru. Terutama sekali dengan adanya
Dilihat dari realitas ini menyebabkan perkem- berbagai perubahan pada berbagai peralatan
bangan ilmu pengetahuan dan teknologi mem- elektronik. Hal ini sangat berdampak buruk
bawa dampak yang positif dan negatif. terhadap pola berpikir masyarakat. Dewasa ini
perkembangan pada teknologi dan komunika-
a. Dampak Positif Perkembangan IPTEK si berpengaruh pada anak di bawah umur.
1. Memberikan berbagai kemudahan. Maraknya jejaring sosial yang ada membuat
Perkembangan IPTEK mampu membantu ma- mereka terjerumus dalam pertemanan yang
nusia dalam beraktifitas. Terutama yang ber- buruk. Apalagi adanya kejadian kejahatan
hubungan dengan kegiatan perindustrian dan melalui media jejaring sosial. Anak-anak bi-
telekomunikasi. Namun, dampak dari perkem - asanya belum bisa membedakan mana yang
bangan IPTEK juga berdampak ke berbagai baik dan buruk bagi mereka. Terlebih lagi se-
hal seperti kegiatan kehidupan sehari-hari. Se- tiap harinya masyarakat kita disajikan dengan
makin majunya teknologi membuat jarak yang berbagai siaran yang kurang bermanfaat dari
jauh menjadi dekat dan jarak yang dekat men- berbagi media elektronik.
jadi jauh. Dahulu masyarakat mengirim uang

34 | PRASI | Vol. 9 | No. 18 | Juli - Desember 2014 |


2. Hilangnya budaya Tradisional menjadi perhatian setiap masyarakat Indonesia.
Dengan adanya perkembangan ilmu pengeta- Jati diri bahasa Indonesia perlu dibina dan di-
huan dan teknologi membuat hilangnya buda- masyarakatkan oleh setiap warga negara Indo-
ya anak-anak bermain permainan tradisional. nesia. Hal ini diperlukan agar bangsa Indonesia
Anak-anak sekarang cenderung lebihmenyukai tidak terbawa arus oleh pengaruh budaya asing
permainan berbasis online daripada bermain di yang tidak sesuai dengan bahasa dan budaya
lapangan. Permainan online yang digemari se- bangsa Indonesia.
ring membuat anak lupa waktu dan tidak ter- Pengaruh teknologi yang begitu cang-
tarik pada pelajaran sekolah. Orang tua harus gih harus dihadapi dengan mempertahankan jati
bisa mengontrol dan mengawasi anak supaya diri bangsa Indonesia, termasuk jati diri bahasa
tidak mengubah pola pikiran mereka ke arah Indonesia. Ini semua menyangkut tentang kedisi-
yang negatif. plinan berbahasa nasional, pemakai bahasa In-
donesia yang berdisiplin adalah pemakai bahasa
Kedudukan Bahasa Indonesia pada Era Glo- Indonesia yang patuh terhadap semua kaidah atau
balisasi aturan pemakaian bahasa Indonesia yang sesuai
Bahasa Indonesia mempunyai kedudu- dengan situasi dan kondisinya. Disiplin berba-
kan yang sangat penting, seperti tercantum pada hasa Indonesia akan membantu bangsa Indonesia
teks proklamasi kemerdekaan Indonesia yang di- untuk mempertahankan jati dirinya dari pengaruh
bacakan oleh Bpk. Ir. Soekarno dan ikrar ketiga negatif asing atas kepribadiannya sendiri.
Sumpah Pemuda yang berbunyi “Kami Putra dan Merujuk pada setiap persoalan yang diha-
Putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, dapi bangsa ini, tidak ada kata lain, kecuali me-
bahasa Indonesia”. Ini menunjukkan bahwa ba- negaskan kembali pentingnya pemakaian bahasa
hasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa na- Indonesia dengan kaidah yang baik dan benar.
sional ; kedudukannya berada di atas bahasa – ba- Hal ini disamping dapat dimulai dari diri sendiri
hasa daerah. Selain itu , di dalam undang-undang juga perlu didukung oleh pembelajaran bahasa
dasar 1945 tercantum pasal khusus ( BAB XV , Indonesia di tingkat sekolah dasar hingga ting-
pasal 36 ) mengenai kedudukan bahasa Indonesia kat perguruan tinggi. Karena bukan tidak mung-
yang menyatakan bahwa bahasa negara ialah ba- kin apabila bahasa Indonesia yang selama ini
hasa Indonesia. kita gunakan akan hilang secara perlahan-lahan
Sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa dihantam derasnya perkembangan teknologi dan
Indonesia dipakai di dalam segala upacara, peris- budaya asing yang mempengaruhi tutur kata kita.
tiwa dan kegiatan kenegaraan baik dalam bentuk
lisan maupun dalam bentuk tulisan. Termasuk Internasionalisasi Bahasa dan Pemartabatan
ke dalam kegiatan-kegiatan itu adalah penulisan Bangsa Indonesia
dokumen-dokumen dan putusan-putusan serta Hal yang paling mendasar untuk menang-
surat-surat yang dikeluarkan oleh pemerintah dan kap peluang internasionalisasi bahasa Indonesia
badan-badan kenegaraan lainnya, serta pidato- adalah membangun komitmen internal, yakni
pidato kenegaraan. komitmen pemerintah pusat dengan perangkat-
perangkat yang berkait dan lembaga-lembaga
Keberadaan Bahasa Indonesia pada Era Glo- yang dimilikinya. Komitmen tersebut harus di-
balisasi ikuti visi, misi, dan tujuan internasionalisasi ba-
Arus global tanpa kita sadari berimbas hasa Indonesia dengan jelas. Kementerian Luar
pula pada penggunaan dan keberadaan bahasa Negeri (Kemlu) dengan seluruh kedubes, atdik-
Indonesia di masyarakat. Keberadaan bahasa In- bud, dan konjennya serta Kemdikbud dengan
donesia pada era globalisasi sekarang ini, patut BPKLN-nya, menjadi tangan panjang pemerin-

| PRASI | Vol. 9 | No. 18 | Juli - Desember 2014 | 35


tah RI untuk melakukan kerja sama dengan de- sebab mereka berasumsi bahwa belajar Bahasa
partemen pendidikan luar negeri, terutama de- Indonesia pada ”sang empunya” pasti akan jauh
ngan PTN/PTS di negara-negara lain. lebih baik. Kesiapan terhadap sistem dan kom-
Strategi-strategi teknis tersebut menjadi ponen pembelajaran serta regulasi yang jelas ten-
modal utama sekaligus menjadikan pembelajaran tu akan menunjukkan profesionalitas bangsa In-
BIPA lebih profesional. Bila komitmen itu ter- donesia. Profesionalitas bangsa itu menjadi salah
bangun, ”impian” untuk bisa mengantar BI men- satu indikator martabat bangsa. Semakin bangsa
jadi bahasa internasional terbuka lebar. Untuk itu menunjukkan profesionalitasnya, bangsa itu
menghasilkan peranti-peranti pembelajaran BI kian bermartabat. Salah satu upaya yang dapat
yang standar sebagaimana dimiliki oleh bahasa- dilakukan dalam rangka pemartabatan bangsa In-
bahasa dunia yang lain, bukanlah hal yang mu- donesia di dunia internasional itulah melalui in-
dah dan sederhana, melainkan butuh waktu yang ternasionalisasi bahasa Indonesia
panjang. Sebab, hal itu membutuhkan banyak ta-
hapan, antara lain perencanaan, pengumpulan ba- PENUTUP
han, pengklasifikasian, penulisan, pe-review-an,
pengujian, dan penyempurnaan. Untuk memo- Dalam perjalanannya bahasa memiliki
tong langkah panjang tersebut, sebenarnya bisa bentuk nyata sebagai media yang dapat mempe-
dilakukan dengan mengumpulkan bahan sekali- ngaruhi tumbuh kembang dari sebuah negara
gus me-review semua sistem pembelajaran BIPA baik dibidang IPTEK, politik, budaya dan ke-
yang dimiliki PTN/PTS yang ada, serta melaku- hidupan sosial masyarakatnya. Sehingga mau tak
kan benchmarking kurikulum lembagalembaga mau masyarakat Indonesia harus mampu menja-
penyelenggara BIPA di luar negeri. Menurut ga integritas dan keberadaan bahasa Indonesia di
saya, peranti-peranti pengajaran BIPA yang di- tengah-tengah era globalisasi yang terus berkem-
miliki lembaga dalam negeri maupun luar negeri bang pesat sampai saat ini.
berbeda-beda, bahkan tidak jelas ukuran penjen- Globalisasi dan teknologi informasi
jangan kurikulum dan target yang dihasilkannya. telah membawa dampak yang luar biasa dalam
Beberapa orang asing yang pernah belajar Bahasa perkembangan kebudayaan dan peradaban ma-
Indonesia di negaranya, kemudian belajar di dua nusia, termasuk dalam bidang kebahasaan yang
lembaga penyelenggara/kursus BI di Indonesia, menyangkut jati diri bangsa yang diperlihatkan
mengaku merasa ”aneh” karena standar materi melalui jati diri bahasa. Eksistensi bahasa Indo-
dan kurikulumnya berbeda. Kasus semacam itu nesia populer mamng mengganggu eksistensi
merupakan tantangan besar bagi bangsa Indone- bahasa Indonesia yang baik dan benar. Apalagi
sia, terutama para pemangku kepentingan (stake- dengan pengaruh globalisasi sekarang yang mem-
holders) pembelajaran bahasa Indonesia. Hal buat bahasa Indonesia populer semakin meraja
lain yang harus kita perhatikan berkaitan dengan di kalangan masyarakat. Namun di sisi lain kita
tantangan itu adalah, jumlah orang asing yang tidak bisa mencegahnya apalagi dikalangan anak
melamar untuk belajar Bahasa Indonesia mela- remaja karena perkembangan psikologis yang
lui program Darma Siswa RI dari tahun ke tahun menuntut mereka agar diakui masyarakat de-
bertambah banyak. Karena makin bertambahnya ngan cara mengikuti tren yang ada. Oleh karena
jumlah peminat itu, maka kuota penerimaan pun itu, kita dapat meminimalkan dampak negatif
harus ditambah oleh pemerintah. Mereka tertarik yang ada dengan cara mulai dari diri sendiri.
belajar bahasa dan kebudayaan Indonesia, pasti Yakni, meningkatkan kembali eksistensi bahasa
dilandasi oleh keinginan dan harapan besar akan Indonesia oleh kita sendiri.
didapatkannya sesuatu, yakni penguasaan Baha- Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
sa Indonesia dan pengetahuan budaya Indonesia; eksistensi bahasa tersebut yakni, (1) bahasa seba-

36 | PRASI | Vol. 9 | No. 18 | Juli - Desember 2014 |


gai alat komunikasi verbal yang digunakan dalam
proses berpikir ilmiah dimana bahasa merupakan
alat berpikir dan alat komunikasi untuk menyam-
paikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain,
baik pikiran yang berlandaskan logika induktif
maupun deduktif, (2) untuk itu, seharusnya kita
menanamkan sifat disiplin dalam berbahasa In-
donesia. Sehingga dengan sifat disiplin itulah
akan menjadikan bahasa Indonesia tetap lestari
sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik
dan benar. Selain itu, jika ada pengaruh bahasa
populer yang masuk ke dalam bahasa Indonesia
hendaknya disesuaikan dengan kaidah berbaha-
sa Indonesia, yang pada hakikatnya merupakan
identitas bangsa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA:
Bachtiar, Amsal. 2011. Filsafat Ilmu. Jakarta: Raja-
grafindo Persada
Mulyono, Iyo. 2014. Ihwal Kalimat Bahasa Indonesia:
Dan Problematika Penggunaanya. Bandung:
Yrama Widya.
Muslich, Masnur. 2010. Bahasa Indonesia pada Era Glo-
balisasi. Jakarta: Bumi Aksara
Mahsun. 2010. Genolinguistik: Kolaborasi Linguistik de-
ngan Genetika dalam Pengelompokan Bahasa
dan Populasi Penuturnya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
SIL. 2006. Language of Indonesia. Jakarta.
Nur Indah, Rohmani. 2011. Ganguan Berbahasa: Kajian
Pengantar. Malang: UIN Maliki Press.
Pranowo. 2014. Teori Belajar Bahasa. Yogyakarta: Pus-
taka Pelajar
Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan
Tinggi. Jakarta: Grasindo.
Rosidi, dkk. 1999. Bahasa Nusantara Suatu Pemetaan
Awal. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.
Spencer-Oatey, Helen. 2000. Cultural Speaking: Manage-
ment Rapport through Talk accros Cultures. Lon-
don: Nontinuum.
Supriatna, Agus. 2005. Teman Belajar Bahasa dan Sastra
Indonesia. Bandung: Pribumi Mekar.
Tilaar. H.A.R. 2007. Mengindonesia: Etnisitas dan Identi-
tas Bangsa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta

| PRASI | Vol. 9 | No. 18 | Juli - Desember 2014 | 37

Anda mungkin juga menyukai