Anda di halaman 1dari 9

PEDAGOGI: Jurnal Ilmiah Pendidikan P-ISSN 2406-7873

Volume 8, No. 2, 2022, pp.134-142 E-ISSN 2807-2815

PEMERTAHANAN BAHASA INDONESIA TERHADAP PENGARUH


BAHASA ASING PADA ERA SOCIETY 5.0
Diah Kusyan1)
1
Universitas Alwashliyah, Medan
email : 1diahkusyani13@gmail.com

Abstrak

Bahasa Indonesia merupakan bagian dari budaya bangsa yang perlu terus dilestarikan
eksistensinya. Sebagai bagian dari budaya bangsa yang dijunjung tinggi, eksistensi bahasa Indonesia
akan terus bertahan dan bahkan menguat jika dilestarikan oleh setiap penuturnya. Pembelajaran bahasa
Indonesia merupakan kegiatan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia sebagai bagian dari
upaya pelestarian budaya bangsa kepada generasi penerus. Pada sumpah pemuda tahun 1928 sudah jelas
terlihat kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa. Oleh sebab itu, kita sebagai
masyarakat penutur, pemerintah, dan pengajar memiliki pengaruh yang sangat besar dalam upaya
mempertahankan eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Pemertahanan eksistensi bahasa
Indonesia tersebut dapat dilaksanakan melalui pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia
khususnya di era society 5.0, seperti saat ini. Agar bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional tidak
tergeser dari pengaruh bahasa asing. Tujuan penelitian ini akan mendeskripsikann bagaimana
pemertahanan bahasa Indonesia terhadap pengaruh bahasa asing pada era society 5.0, dengan
menggunakan metode deskriptif kualitatif.

Kata kunci: Pemertahanan Bahasa Indonesia, Bahasa Asing, Era Society 5.0

Abstract

Indonesian language is part of the nation's culture that needs to be preserved. As part of the nation's
culture that is upheld, the existence of the Indonesian language will continue to survive and even strengthen if it
is preserved by every speaker. Indonesian language learning is an activity of fostering and developing the
Indonesian language as part of efforts to preserve the nation's culture to the next generation. In the youth oath in
1928, it was clear that the position and function of the Indonesian language was as a national identity.
Therefore, we as a community of speakers, the government, and teachers have a very big influence in efforts to
maintain the existence of Indonesian as a national language. The maintenance of the existence of the Indonesian
language can be carried out through fostering and developing the Indonesian language, especially in the era of
society 5.0, as it is today. So that Indonesian as the national language is not displaced from the influence of
foreign languages. The purpose of this study will be to describe how the defense of the Indonesian language
against the influence of foreign languages in the era of society 5.0, using a qualitative descriptive method.
.
Keywords : Indonesian Language Defense, Foreign Languages, Era Society 5.0

136
PEDAGOGI: Jurnal Ilmiah Pendidikan P-ISSN 2406-7873
Volume 8, No. 2, 2022, pp.134-142 E-ISSN 2807-2815

PENDAHULUAN dan identitas bahasa Indonesia sebagai bahasa


Bahasa merupakan alat komunikasi Nasional. Sikap masyarakat terhadap bahasa
dalam upaya mempermudah interaksi dalam Indonesia. Upaya pemertahanan bahasa
penyampaian pesan. Sebagai alat Indonesia perlu melakukan penanaman rasa
komunikasi bahasa memiliki sifat yang cinta, menghargai, dan bangga terhadap
dinamis dan mengikuti perkembangan bahasa Indonesia, khususnya di kalangan
zaman. Perubahan zaman juga remaja ataupun para generasi penerus bangsa.
mempengaruhi perubahan bahasa, begitupun Apalagi di era society 5.0, ini dengan
dengan bahasa Indonesia yang mengalami memararaknya rasa bangga jika seseorang
perubahan dari waktu ke waktu. Apalagi sudah dapat berbahasa asing baik secara lisan
ditengah arus digitalisasi bahasa Indonesia ataupun tulisan, baik di kehidupan nyata
memiliki peran sendiri dalam maupun di berbagai media sosial.
mempertahankan identitas bangsa. Muslich Kebanyakkan orang lebih bangga jika sudah
(2010:43) menyatakan bahwa era society 5.0, berbahasa asing ketimbang menggunakan
merupakan tantangan bagi bangsa Indonesia bahasa Indonesia sendiri.
untuk dapat mempertahankan diri di tengah- Pengaruh bahasa asing terhadap bahasa
tengah pergaulan antarbangsa yang sangat Indonesia mengakibatkan sikap pemakai
rumit. Untuk itu, bangsa Indonesia harus bahasa Indonesia yang negatif. Fenomena
menyiapkan diri dengan baik dan penuh yang masih terjadi di tengah-tengah
perhitungan. Salah satu hal yang perlu masyarakat Indonesia seperti terdapat
diperhatikan adalah masalah jati diri bangsa banyaknya orang Indonesia yang lebih
yang diperlihatkan melalui jati diri bahasa. bangga menggunakan bahasa asing, merasa
Jati diri bahasa Indonesia memperlihatkan malu apabila tidak menguasai bahasa asing
bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa yang (Inggris), tetapi tidak pernah merasa malu dan
sederhana, tatabahasanya mempunyai kurang apabila tidak menguasai bahasa
system sederhana, mudah dipelajari, dan Indonesia dengan baik. Banyak orang
tidak rumit. Indonesia menganggap remeh bahasa
Professor Dr. Amran Halim mantan Indonesia dan tidak mau mempelajararinya.
Kepala Pusat Pembinaan dan Pengembangan Ada juga orang Indonesia yang menganggap
Bahasa (sekarang: Pusat Bahasa) telah dirinya lebih pandai daripada yang lain
memberikan batasan tentang istilah karena telah menguasai bahasa asing (Inggris)
pembinaan dan pengembangan bahasa. dengan fasih.
Beliau mendefenisikan bahwa pembinaan Fenomena-fenomena yang terjadi di
bahasa ialah usaha sadar, terencana, dan tengah masyarakat Indonesia saat ini
sistematis tentang peningkatan mutu bahasa khususnya di kalangan remaja bahwasanya
sedemikian rupa sehingga masyarakat generasi muda lebih menyukai dan
pemakainya memiliki kebanggaan dan menganggap tinggi kedudukan bahasa asing
kegairahan menggunakannya; sedangkan dibandingkan bahasa Indonesia dan bahasa
pengembangan bahasa ialah usaha sadar, daerah. Hal tersebut bertolak belakang
terencana, dan sistematis tentang dengan generasi muda pada saat
peningkatan mutu dan kelengkapan yang dicetuskannya Sumpah Pemuda pada tahun
bersangkutan sedemikian rupa sehingga 1928, betapa sulitnya pada saat itu generasi
bahasa itu dapat digunakan dengan efektif muda memperjuangkan bahasa Indonesia
sesuai dengan kedudukan dan fungsinya di sebagai bahasa Negara.
masyarakat. Gejala-gejala seperti ini yang
Upaya pemertahanan bahasa menganggap bahasa asing lebih terkesan elit
memerlukan peran pemerintah, pengajar dan modern dibandingkan bahasa Indonesia,
bahasa Indonesia, dan masyarakat penutur dan nantinya dikhawatirkan akan menjadi
bahasa Indonesia itu sendiri. Untuk tetap tonggak kepunahan dan pemudaran bahasa
menjaga dan mempertahankan kedudukan Indonesia sebagai bahasa nasional dan
135
PEDAGOGI: Jurnal Ilmiah Pendidikan P-ISSN 2406-7873
Volume 8, No. 2, 2022, pp.134-142 E-ISSN 2807-2815

hilangnya identitas bangsa Indonesia. semula dan tidak hilang.


Munsyi (2005:31) menyatakan tampaknya Pemertahanan bahasa selalu
inilah waktunya bahasa Indonesia bahasa disandingkan dengan pergeseran bahasa.
yang menunjukkan bangsa Indonesia telah Pemertahanan bahasa (language
sampai pada perkembangan yang paling maintenance) merupakan upaya agar suatu
menyedihkan, menjengkalkan, sekaligus bahasa tetap dipakai dan dihargai, terutama
juga memuakkan. Hal itu disebabkan oleh sebagai identitas kelompok dalam masyarakat
para pemakai bahasa Indonesia sendiri, yaitu bahasa yang bersangkutan. Secara Umum
orang-orang Indonesia, khususnya kalangan Fasold (1984) menyebutkan pemertahanan
yang ingin tampil berkesan sebagai orang- sebagai keputusan untuk tetap melanjutkan
orang terpelajar, kini terlihat seperti pelari- penggunaan bahasa secara kolektif oleh
pelari tanpa piala yang sedang berlomba, sebuah komunitas yang telah menggunakan
bersaing, berjor-joran bercakap lisan ataupun bahasa itu sebelumnya. Sementara,
tulisan dengan melintaskan banyak kosakata, pergeseran bahasa merupakan penggantian
istilah, dan kalimat bahasa Inggris ke dalam fungsi satu bahasa dengan dengan bahasa
bahasa Indonesia lain. Sumarsono & Partana (2004:231)
menyebutkan bahwa pergeseran dan
METODE PENELITIAN pemertahanan bahasa ibarat dua sisi mata
Penelitian ini akan mendeskripsikann uang: bahasa menggeser bahasa lain atau
bagaimana pemertahanan bahasa Indonesia bahasa yang tak tergeser oleh bahasa; bahasa
terhadap pengaruh bahasa asing pada era tergeser adalah bahasa yang tidak mampu
society 5.0 dengan menggunakan metode mempertahankann diri. Kedua kondisi itu
deskriptif kualitatif. Penelitian ini ditujukan merupakan akibat dari pilihan bahasa dalam
untuk menggambarkan fenomena-fenomena jangka panjang (minimal tiga generasi) dan
yang ada, yang berlangsung saat ini atau saat bersifat kolektif (dilakukan oleh seluruh
lampau. Penelitian ini menggambarkan suatu warga komunitas). Pergeseran bahasa berarti
kondisi apa adanya. suatu komunitas meninggalkan suatu bahasa
sepenuhnya untuk meninggalkan bahasa lain.
HASIL DAN PEMBAHASAN Bila pergeseran sudah terjadi, warga
Istilah “pemertahanan” berasal dari masyarakat memilih bahasa baru. Misalnya di
bentuk dasar pertahanan dengan afiks –em- wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang bermakna ‘perihal bertahan atau pada era globalisasi sekarang ini, eksistensi
mempertahankan’. Bertahan bermakna ‘tetap bahasa Indonesia digeser oleh bahasa asing.
pada tempatnya atau kedudukannya, Sebagai bahasa Negara, kedudukan
sedangkan mempertahankan bermakna bahasa Indonesia itu didasarkan pada
mengusahakan supaya tetap bertahan atau Undang-Undang Dasar 1945, Bab XV, pasal
tidak berubah dari keadaan semula. Kata 36. Sebagaimana diketahui, pasal 36 itu
asalnya adalah tahan yang bermakna “tetap selengkapnya berbunyi, “Bahasa Negara
keadaannya (kedudukannya, dsb.) meskipun adalah bahasa Indonesia.” Landasan
mengalami berbagai-bagai hal, tidak lekas konstitusional ini memberikan kedudukan
rusak (berubah, kalah, luntur, dsb.) yang kuat bagi bahasa Indonesia untuk
(Moeliono dkk, 1988:883). digunakan dalam berbagai urusan kenegaraan
Berdasarkan keterangan tersebut, istilah dan dalam menjalankan tata pemerintahan. Di
“pemertahanan” dapat dimaknai sebagai dalam kedudukannya sebagai bahasa Negara,
kegiatan atau proses mempertahankan, yakni bahasa Indonesia berfungsi sebagai (1)
mengusahakan supaya tetap bertahan atau bahasa resmi kenegaraan, (2) bahasa
tidak berubah dari keadaan semula. pengantar di dalam dunia pendidikan, (3) alat
Sementara, pemertahanan bahasa bermakna perhubungan pada tingkat nasional untuk
upaya yang dilakukan agar bahasa tetap kepentingan perencanaan dan pelaksanan
bertahan atau tidak berubah dari keadaan pembangunan nasional serta kepentingan
136
PEDAGOGI: Jurnal Ilmiah Pendidikan P-ISSN 2406-7873
Volume 8, No. 2, 2022, pp.134-142 E-ISSN 2807-2815

pemerintahan, dan (4) alat pengembangan yang dapat dipakai sebagai dasar bagi
kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan pengolahan keseluruhan masalah bahasa itu
teknologi (Sugiarto & Saudah, 2016:7). disebut politik bahasa nasional (Halim,
Sebagai lambang kebanggaan 1976:15).
kebangsaan, bahasa Indonesia
mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang 1. Bahasa Asing
mendasari rasa kebangsaan. Melalui bahasa Politik bahasa nasional perlu menetapkan
nasionalnya, bangsa Indonesia menyatakan kebijaksanaan mengenai kedudukan bahasa-
harga diri dan nilai-nilai budaya yang bahasa itu, peranannya bagi kepentingan
dijadikannya sebagai pasangan hidup. Atas nasional dan tujuan yang ingin dicapai. Di
dasar kebanggaan ini, bahasa Indonesia negara kita ini, kita menetapkan bahwa
dipelihara dan dikembangkan, dan rasa bahasa Inggris merupakan bahasa asing
kebanggaan memakainya senantiasa dibina. pertama. Penetapan itu tentu didasarkan pada
Masalah bahasa di Indonesia adalah peranan bahasa Inggris dalam hubungan
masalah nasional yang memerlukan internasional (Badudu, 1985:7).
pengolahan yang berencana, terarah dan Sebagian orang risau melihat banyaknya
teliti. Masalah bahasa ini adalah keseluruhan kata dari bahasa asing dan istilah asing yang
masalah yang ditimbulkan oleh kenyataan masuk ke dalam bahasa Indonesia. Hal ini
bahwa jumlah bahasa yang terdapat dan tidak perlu terlalu dirisaukan karena bahasa
dipakai di Indonesia besar. Di samping Indonesia hanya dapat menjadi bahasa yang
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional kaya dan mantap apabila ia tidak menutup
dan bahasa resmi pemerintah, terdapat pintu terhadap masuknya kata dan unsur baru
bahasa-bahasa daerah yang jumlahnya baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa
belum diketahui dengan pasti dan bahasa- asing. Semua unsur yang dapat memperkaya
bahasa asing yang dipakai sebagai bahasa bahasa Indonesia seharusnya kita terima
perhubungan internasional (Halim, 1976:15). (Badudu, 1985:7-8)
Sebagai masalah nasional, keseluruhan Politik bahasa nasional perlu menegaskan
masalah bahasa di Indonesia merupakan satu bahwa bahasa-bahasa seperti bahasa bahasa
jaringan masalah yang dijamin oleh (1) Inggris, bahasa Belanda, bahasa Perancis, dan
masalah bahasa nasional, (2) masalah bahasa bahasa Jerman itu kedudukan sebagai bahasa
daerah, dan (3) masalah bahasa asing. Di asing di Indonesia. Di dalam kedudukan
dalam jaringan ini, sebagai akibat pemakaian demikian, bahasa-bahasa asing itu ttidak
bahasa-bahasa ini di dalam masyarakat yang bersaingan dengan bahasa Indonesia baik
sama, yaitu masyarakat Indonesia, masalah sebagai bahasa nasional maupun sebagai
bahasa nasional, masalah bahasa daerah dan bahasa Negara serta dengan bahasa-bahasa
masalah asing itu memiliki hubungan timbal daerah baik sebagai lambang nilai sosial
balik. Pengolahan masalah bahasa nasional budaya maupun sebagai alat perhubungan
tidak dapat dipisahkan dari pengolahan antardaerah.
bahasa-bahasa daerah; demikian pula Kenyataan bahwa penguasaan bahasa
sebaliknya. Pengolahan masalah bahasa asing tertentu seringkali dianggap sebagai
nasional dan bahasa-bahasa daerah tidak lambang status sosial di dalam masyarakat
pula dapat dilepaskan dari masalah kita meningkatkan kebutuhan kita akan
pemakaian dan pemanfaatan asing tertentu di politik bahasa nasional yang menyeluruh,
Indonesia (Halim, 1976:15). teliti, dan terarah. Ini adalah kebutuhan
Oleh karena itu, pengolahan nasional.
keseluruhan masalah bahasa ini memerlukan 2. Pembinaan dan Pengembangan
adanya satu kebijaksanaan nasional yang Bahasa Indonesia
dirumuskan sedemikian rupa sehingga Pembinaan bahasa adalah usaha sadar,
pengolahan masalah bahasa itu benar-benar terencana, dan sistematis tentang peningkatan
berencana, terarah, dan ketentuan-ketentuan mutu bahasa sedemikan rupa sehingga
137
PEDAGOGI: Jurnal Ilmiah Pendidikan P-ISSN 2406-7873
Volume 8, No. 2, 2022, pp.134-142 E-ISSN 2807-2815

masayarakat pemakainya memiliki karyawan Pembina bahasa Indonesia


kebanggaan dan kegairahan lapangan, yaitu para guru bahasa Indonesia.
menggunakannya. Menurut Muslich (2010: Pembinaan bahasa Indonesia pada
49), ada tiga masalah besar sehubungan hakikatnya adalah usaha sadar berencana dan
dengan pembinaan bahasa indonesia, yaitu terarah yang dilakukan terhadap bahasa
hasil pembinaan bahasa indonesia Indonesia dan pemakaiannya agar bahasa ini
memprihatinkan, pelaksanaan pembinaan terpelihara, berkembang, dan tersebar.
bahasa Indonesia kurang terencana dan Pemeliharaan, pengembangan, dan
sistematis, dan para pendidik, pemimpin, penyebaran bahasa Indonesia dilaksanakan
dan tokoh masyarakat kurang berperam serta dengan tujuan: 1) mempertahankan kehadiran
dalam pembinaan bahasa indonesia. (eksistensi) dan kepribadian bahasa Indonesia
Tindak bina yang relevan untuk sebagai satu bahasa tersendiri yang tidak bisa
melaksanakan pemeliharaan, pengembangan disamakan begitu saja dengan bahsa-bahasa
dan peningkatan mutu bahasa Indonesia lain, baik bahasa-bahasa daerah maupun
tidak terbatas jumlah dan jenisnya. bahasa-bahasa asing; 2) mempertahankan
Walaupun demikian, yang paling potensial kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia
sifatnya adalah (a) pengajaran bahasa sebagai Bahasa Nasional, Bahasa
Indonesia, (b) pembimbingan pemakain Resmi/Bahasa Negara, Bahasa Budaya; 3)
bahasa Indonesia, (c) penampilan tutur mengarahkan pertumbuhan dan
bahasa Indonesia yang baik dan benar, (d) perkembangan bahasa Indonesia agar bersifat
penyebaran model-model tutur bahasa konvergen, dan tidak bersifat divergen; 4)
Indonesia yang baik dan benar, (e) kesediaan mengembangkan bahasa Indonesia dengan
mengikuti kebijaksanaan pemakaian bahsa melengkapi kekurangan-kekurangannta,
indonesia beserta pedoman-pedoman teknis mengurangi kelemahan-kelemahannya, dan
yang ditetapkan, dan (f) penataran bahasa meningkatkan mutu kemampuannya sebagai
Indonesia dan pemakaiannya. alat komunikasi; 5) menyebarkan bahasa
Tindak bina pemeliharaan, Indonesia di seluruh wilayah Negara
pengembangan, dam penyebaran bahasa Republik Indonesia, pada berbagai bidang
Indonesia bukan sekedar persoalan yang kehidupan, dan dalam berbagai kegiatan
dibicarakan saja. Lebih dari itu, tindak bina berkomunikasi.
ini harus diwujudkan secara nyata dalam b. Sasaran Umum Pembinaan Bahasa
kehidupan bermasyarakat dan berbudaya Indonesia
dalam asrti kata yang seluas-luasnya. Berbicara tentang pembinaan bahasa
Tujuan pembinaan bahasa Indonesia Indonesia, maka persoalannya tidak bisa
ialah meningkatkan kegairahan dan dipisahkan dengan masyarakat Indonesia.
kebangaan segenap lapisan masyarakat Masyarakat Indonesia dikatakan sebagai
Indonesia dalam menggunakan bahasa pemakai dan sekaligus sebagai pemilik
Indonesia dengan baik dan benar dan dengan bahasa Indonesia yang merupakan sasaran
keyakinan bahwa bahasa Indonesia adalah pembinaan dalam kegiatan pembinaan bahasa
bahasa modern yang sejajar dengan bahasa- Indonesia. Membina bahasa Indonesia berarti
bahasa lain. juga membina masyarakat bangsa Indonesia
a. Peran Masyarakat dalam Pembinaan dalam hubungannya dengan bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia (Muslich, 2010: 102). rain tersebut meninjau
Pembinaann bahasa Indonesia adalah “(meng-approach)” persoalannya dari segi:
wujud pelaksanaan kebijaksanaan 1). Hubungan kejiwaan antara
pemerintah terhadap bahasa Indonesia dan masyarakat bangsa Indonesia dengan bahasa
pemakainya. Kelancaran serta keberhasilan Indonesia. Antara masyarakat
pelaksanaan ini sangat ditentukan oleh pemakai/pemilik suatu bahasa dengan
partisipasi dan integrasi rakyat Indonesia bahasanya, rupanya terdapat hubungan
umumnya, dan khsusunya dari para kejiwaan tertentu yang tidak bisa kita ingkari
138
PEDAGOGI: Jurnal Ilmiah Pendidikan P-ISSN 2406-7873
Volume 8, No. 2, 2022, pp.134-142 E-ISSN 2807-2815

adanya. Teori nativisme telah banyak tindak bina bahasa yang dirintis oleh Kardinal
membuktikan adanya hubungan tersebut, de Richellieu, Perdana Menteri Perancis abad
demikian pula psikolinguistik dan ke-16. Diperlukannya peranan pemimpin
sosiolinguistik sebagai dau cabang ilmu yang dapat mengintegrasikan diri kepada
yang berkembang pesat pada akhir-akhir ini pembinaan Bahasa Indonesia. Jika tuturan
telah menemukan hubungan kejiwaan yang sebagian besar pemimpin kita bukanlah
menarik antara bahasa dengan masyarakat tuturan bahasa Indonesia yang baik, maka
pemilikinya. sulitlah menempatkan kehadiran mereka itu
2). Hubungan budaya antara masyarakat sebagai potensi dalam pembinaan bahasa
bangsa Indonesia dengan bahasa Indonesia Indonesia.
Bahasa dengan kebudayaan adalah dua hal d. Upaya pembinaan dan Pengembangan
yang tak terpisah. Di satu pihak bahasa itu Bahasa Indonesia
merupakan bagian dari kebudayaan, Pembinaan dan pengembangan
sedangkan di pihak lain bahasa itu kebahasaan dan kesustraan yang kita
merupakan wadah serta alat penerus dan laksanakan di tanah air kita adalah salah satu
pengembang kebudayaan. Bahasa sebagai bagian integral dari pembangunan nasional di
alat kebudayaan menunjukkan dirinya dalam bidang pendidikan dan kebudayaan. Lewat
sungsinya sebagai penerus kebudayaan dan pembinaan dan pengembangan ini, kita
sebagai pengembanb kebudayaan. melaksanakan kegiatan-kegiatan mengolah
Kedudukan bahasa sebagai alat pengembang keseluruhan jaringan masalah kebahasaan dan
kebudayaan erat sekali persoalannya dengan kesusastraan dalam kehidupan bangsa kita
bahasa sebagai alat berpikir bahasa yang terjalin dari (1) masalah kebahasan dan
Indonesia adalah bagian dari kebudayaan kesusastraan Indonesia, (2) masalah
nasional Indonesia. kebahasaaan dan kesusastraan daerah, dan (3)
3). Hubungan ideologis-politis antara bahasa masalah penggunaan dan pemanfaatan
Indonesia dengan masyarakat banga bahasa-bahasa asing tertentu.
Indonesia Pembinaan bahasa Indonesia juga Permasalahan operasional yang dihadapi
berfungsi membina daya formal bahasa daerah pada dasarnya di sekitar (1) masalah
Indonesia dalam hubungan kehidupan lapangan, (2) masalah ketenagaan, (3)
bernegara. Bahwa bahasa Indonesia masalah kelembagaan, (4) masalah kebijakan,
memiliki nilai politis yang menentukan, (5) masalah sarana dan prasarana
rupanya disadari pula oleh Pemerintah penunjang/pelancar. Berdasarkan kajian
Rpeublik Indonesia kalau kita lihat ada terhadap permasalahan konsepsonal dan
gejala usaha untuk melaksanakan Politik permasalahan operasional seperti yang
Bahasa Nasional. Hubungan antara dipaparkan di muka, pembatasan jumlah dan
pembinaan bahasa Indonesia dengan jenis kebijakan perlu dilakukan dengan
masyarakat bangsa Indonesia yang secara pertimbangan terhadap (1) perlunya
psikologis, budaya, politik mempunyai kesinambungan antara kebijakan-kebijakan
hubungan langsung (relevan) dan yang telah dilakukan dalam pembangunan
berkepentingan agar kegiatan membina sebelumnya, (2) harapan akan hasil nyata
bahasa Indonesia itu dilaksanakan secara yang bisa dicapai dalam pembangunan
intensif. mendatang, dan (3) kesadaran akan berbagai
c. Peranan Pemimpin dan Pengajar keterbatasan untuk melaksanakannya, seperti
dalam Pemertahanan Bahasa misalnya keterbatasan dalam masalah tenaga,
Indonesia keahlian, kesempatan, dana, fasilitas, dan
Sejarah menunjukkan bahwa peranan faktor-faktor penunjang relevan lainnya.
pemimpin (tokoh masyarakat) besar sekali 3. Pengaruh Bahasa Asing pada Era
pengaruhnya. Pembinaan bahasa Perancis Society 5.0
misalnya berhasil dengan baik karena besar Bangsa Indonesia, sebagai pemakai
cintanya terhadap bahasa Perancis dan bahasa Indonesia, seharusnya bangga
139
PEDAGOGI: Jurnal Ilmiah Pendidikan P-ISSN 2406-7873
Volume 8, No. 2, 2022, pp.134-142 E-ISSN 2807-2815

menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat dan dimasyarakatkan oleh setiap warga
komunikasi. Dengan bahasa Indonesia, Negara Indonesia, terkhusus di era society 5.0
mereka bisa menyampaikan perasaan dan pada saat ini. Hal tersebut diperlukan agar
pikirannya dengan sempurna dan lengkap bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh
kepada orang lain. Semestinya kita bangga pengaruh dan budaya asing yang jelas-jelas
dengan bahasa Indonesia, namun sebagian tidak sesuai dan tidak cocok dengan bahasa
kenyataan tidaklah demikian. Rasa bangga dan budaya bangsa Indonesia. Pengaruh dari
berbahasa Indonesia belum lagu tertanam luar atau pengaruh asing ini sangat besar
pada setiap orang Indonesia. Rasa kemungkinannya terjadi pada era society 5.0
menghargai bahasa asing masih terus ini. Batas antarnegara yang sudah tidak jelas
berdampak pada sebagian besar orang dan tidak ada lagi, serta pengaruh alat
Indonesia. Mereka menganggap bahasa komunikasi yang begitu canggih harus
asing lebih tinggi derajatnya daripada dihadapi dengan mempertahankan jati diri
Indonesia. Bahkan, banyak orang yang tidak bangsa Indonesia, termasuk jati diri bahasa
mau tahu perkembangan bahasa Indonesia. Indonesia. Semua menyangkut tentang
Fenomena yang masih terjadi di tengah- kedisiplinan bebahasa nasional, yaitu
tengah masyarakatt Indonesia antara lain pematuhan aturan-aturan yang berlaku dalam
sebagai berikut. bahasa Indonesia dengan memerhatikan
a. Banyak orang Indonesia situasi dan kondisi pemakaiannya.
memperlihatkan dengan bangga Pemakai bahasa Indonesia yang
kemahirannya menggunakan bahasa berdisiplin adalah pemakai bahasa Indonesia
Inggris, walaupun mereka tidak yang patuh terhadap semua kaidah atau aturan
menguasai bahasa Indonesia dengan pemakian bahasa Indonesia yang sesuai
baik. dengan situasi dan kondisinya. Untuk
b. Banyak orang Indonesia merasa malu menyatakan sikap positif ini dapat dilakukan
apabila tidak menguasai bahasa asing dengan (1) sikap kesetian berbahasa
(Inggris) tetapi tidak pernah merasa Indonesia dan (2) sikap kebanggaan
malu dan kurang apabila tidak berbahasa Indonesia (Muslich, 2010: 41).
menguasai bahasa Indonesia. Disiplin berbahasa nasional juga
c. Banyak orang Indonesia mengganggap menunjukkan rasa cinta kepada bahasa, tanah
remeh bahasa Indonesia dam tidak mau air, dan Negara Kesatuan Reepublik
mempelajarinya karena merasa dirinya Indonesia. Setiap warga Negara indonesia
sudah menguasai bahasa Indonesia mesti bangga mempunyai bahasa Indonesia
dengan baik. dan menggunakannya dengan baik dan benar.
d. Banyak orang Indonesia merasa dirinya Rasa kebanggaan ini pulalah yang dapat
lebih pandai daripada yang lain karena menimbulkan rasa nasionalisme dan rasa
telah menguasai bahasa asing (Inggris) cinta tanah air yang mendalam.
dengan fasih, walaupun penguasaan Era society 5.0 merupakan tantangan bagi
bahasa indonesianya kurang sempurna. bangsa Indonesia untuk dapat
Kenyataan-kenyataan tersebut mempertahankan diri di tengah-tengah
merupakan sikap pemakaia bahasa Indonesia pergaulan antarbangsa yang sangat rumit.
yang negatif dan tidak baik. Hal itu akan Untuk itu, bangsa Indonesia harus
berdampak negatif pula pada perkembangan menyiapkan diri dengan baik dan penuh
bahasa Indonesia. Sebagian pemakai bahasa perhitungan. Salah satu hal yang perlu
Indonesia menjadi pesimis, menganggap diperhatikan adalah masalah jati diri bangsa
remeh dan tidak percaya kemampuan bahasa yang diperlihatkan melalui jati diri bahasa.
Indonesia dalam mengungkapkan pikiran Jati diri bahasa Indonesia memperlihatkan
dan perasaannya dengan lengkap, jelas, dan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa yang
sempurna. sederhana, tatabahasanya, mempunyai sistem
Jati diri bahasa Indonesia perlu dibina sederhana, mudah dipelajari, dan tidak rumit.
140
PEDAGOGI: Jurnal Ilmiah Pendidikan P-ISSN 2406-7873
Volume 8, No. 2, 2022, pp.134-142 E-ISSN 2807-2815

Salah satu dampak positif dari ulang bahasa kita itu dengan kesadaran-
digitalisasi ialah mengglobalnya aktivitas- kesadaran budaya Timur.
aktivitas sosial politik dan ekonomi. Sekarang, bagaimana sebagai bangsa
Kejadian-kejadia atau keputusan-keputusan Indonesia yang luas ini kita memperkenalkan
dalam suatu bagian dunia melintasi batas- kepada dunia akan identitas kita itu.
batas territorial sehingga berpengaruh Melakukan muradif dengan gagasan-gagasan
kepada individu atau komunitas lainnya di dunia modern yang universal. Salahsatu
belahan dunia yang lain. manifestasi gagasan modern itu adalah
Pemeo yang biasa didengungkan oleh bagaimana mengekspresikan potensi nalar
Pusat Pembinaan dan pengembangan Bahasa dan otoritas hati, atau pikiran dan perasaan,
untuk berbahasa Indonesia yang “baik dan yang paling rumit, sulit, dengan kata-kata
benar” naga-naganya sudah diabaikan yang sederhana, sahaja, mudah, dan
dengan sengaja oleh orang terpelajar, membumi.
terutama cara mereka berbahasa di berbagai
media sosial, seperti facebook, twitter, KESIMPULAN
instagram, line, whatshap, BBM, dsb. Pada satu segi kesemerautan berbahasa
Banyak masyarakat Indonesia lantas dalam masyarakat itu disebabkan karena
berbicara kenes dengan kalimat-kalimat pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah-
bahasa Indonesia yang penuh digincui sekolah dan di luarnya tidak cukup baik. Pada
dengan kata-kata bahasa Inggris. Banyak segi yang lain didorong oleh dibiarkan
sekali generasi bangsa yang lebih bangga leluasanya penggunaan bahasa gaul dan
menggunakan bahasa asing di berbagai bahasa seenaknya disirkan melalui televisi
media sosialnya, contohnya dari media ataupun media sosial yang sekarang telah
sosial instagram seperti di bawah ini: merajarela. Sesungguhnya keadaan
Memang harus diakui bahwa serangan perbahasaan kita sekarang berada dalam
bahasa Inggris ke dalam banyak bahasa di situasi yang mencemaskan. Kalau terus
Asia tidaklah kecil. Sebagian orang masih dibiarkan tidak mustahil nanti Bahasa
menganggap tata busana di atas termasuk Indonesia hanya akan menjadi semacam
asing dan cenderung sangat solek. Dengan pidgin English.
melihat kata-kata asalnya, memang Politik bahasa yang harus yang harus
anggapan itu beralasan. Tapi, seperti itu juga menjadi landasan pembinaan dan
bahasa Indonesia yang sebenarnya, bahwa pengembangan bahasa Indonesia, Daerah, dan
kita memakainya dengan memadan- Asing di Indonesia nampaknya perlu
madankannya tanpa mempersoalkan lagi mengalami reorientasi yang mendasar, yang
cocok atau tidak, benar atau salah. Dengan selain melibatkan para teknokrat bahasa,
menunjukkan bukti bahwa gagasan yang perlu juga mengajak para pemikir sosial dan
telah menjadi pemeo itu terkesan politik khususnya dan para pakar ilmu sosial
mengabaikan realitas, plastisitas bahasa yang dan kemanusiaan umumnya untuk
berkembang, serta sejarah pertumbuhan asal membicarakan masalah yang sangat penting
bahasa. demi masa depan bangsa. Pemertahanan
Masalah dasar mengapa kegandrungan bahasa Indonesia terhadap pengaruh bahasa
‘nginggris’ belakangan ini demikian ramai, asing pada era society 5.0 ini perlu
selain alas an yang disebut di atas, adalah digencarkan lagi, dengan meilbatkan berbagai
karena bacaan orang Indonesia sekarang pihak, yaitu pemerintah, masyarkat, dan
rata-rata terbitan Amerika. Dengan melihat pemlik bahasa Indonesia itu sendiri, serta
masalah-masalah yang terjadi itu, antara para pengaajr bahasa Indonesia. Eksistensi
menyedihan dan menjenakakan, yang bahasa Indonesia pada era society 5.0 ini
membuat kita bingung, yaitu bingung untuk sangat terancam. Maka dari itu diperlukannya
menjadi bangsa berharkat oleh bahasa suatu tindakan pemertahanan bahasa
nsionalnya, sudah seyogyanya kita menata Indonesia.
141
PEDAGOGI: Jurnal Ilmiah Pendidikan P-ISSN 2406-7873
Volume 8, No. 2, 2022, pp.134-142 E-ISSN 2807-2815

Sikap kita terhadap bahasa Indonesia, Sugiastuti & Siti Saudah. (2016). Buku Ajar
bahasa nasional kita, haruslah positif. Bahasa Indonesia Akademik.
Artinya, cinta akan bahasa Indonesia Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
haruslah diejawantahkan dengan perbuatan
yang nyata. Setiap putra dan putri Indonesia Sumarsono & Paina Partana. (2004).
haruslah mau berusaha meningkatkan Sosiolinguistik. Yogyakarta: SABDA.
pengetahuannya tentang bahasa Indonesia
dan penguasaan serta keterampilannya Tilaar, H.A.R. (2012). Kaleisdoskop
berbahasa Indonesia. Tiap orang Indonesia Pendidikan Nasional. Jakarta: PT
sewajarnyalah bila dapat selalu Kompa Media Nusantara.
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik
dan benar. Kita harus memberikan tempat
dan kedudukan yang layak bagi bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional kita.
Penghargaan kita terhadap bahasa Indonesia
harus lebih tinggi daripada penghargaan kita
terhadap bahasa asing.

DAFTAR PUSTAKA
Badudu, J.S. (1985). Cakrawala Bahasa
Indoenesia. Jakarta: PT Gramedia.

Fasold, R. (1984). The Sociolinguististics of


Society. Cambridge: Cambridge
University Press.

Halim, Amran “Fungsi Politik Bahasa


Nasional” dalam Politik Bahasa
Nasional, Jilid 1, Jakarta: Pusat
Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa, 1976.

Moeliono, Anton dkk. (1988). Kamus Besar


Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.

Munsyi, Alif Danya. (2005). Bahasa


Menunjukkan bangsa. Jakarta: KPG
(Kepustakaan Populer Gramedia).

Muslich, Masnur. (2010). Bahasa Indonesia


pada Era Globalisasi: Kedudukan,
Fungsi, Pembinaan, dan
Pengembangan. Jakarta: PT Bumi
Aksara.

Rosidi, Ajip. (2015). Bahasa Indonesia


sebagai Bahasa Kita: Akan diganti
dengan Bahasa Inggris? Bandung:
PT Dunia Pustaka Jaya.
142

Anda mungkin juga menyukai