Anda di halaman 1dari 6

Peran Bahasa Indonesia di Asia Tenggara

pada Era Globalisasi

Harrivcha Wendio Soemarno


Fakultas Kedokteran
130110190129

1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Zaman globalisasi tidak terelakkan lagi, sudah saatnya Negara Kesatuan Republik
Indonesia maju dan menyiapkan dirinya untuk bersaing dalam kancah internasional. Masuknya
era Internet membawa berbagai keuntungan dan tentunya kekurangan bagi negara yang mana
harus kita sikapi dengan baik dan benar. Salah satu dampak yang terasa adalah terkikisnya nilai-
nilai luhur dan budaya yang kita miliki sedari dulu, termasuk bahasa pemersatu bangsa kita,
Bahasa Indonesia.

Ada baiknya kita menyadari bahwa selain sebagai bahasa utama negara, Bahasa
Indonesia juga memiliki banyak peranan di berbagai sektor kehidupan negara maupun luar
negara. Kita sudah sepatutnya bangga bahwa bahasa kita, Bahasa Indonesia, menjadi salah satu
komponen penghubung bukan hanya dalam negara tetapi juga untuk luar negeri kita ini. Era
globalisasi janganlah kita jadikan alasan untuk meninggalkan budaya dan unsur-unsur sejarah
yang telah turun-temurun diberikan dari nenek moyang kita ke kita karena saat ini adalah saat
yang paling tepat untuk mempelajari Bahasa Indonesia.

2. Tujuan
Menunjukkan peranan Bahasa Indonesia dalam berbagai sektor di Asia pada era
globalisasi serta memaparkan kegunaan Bahasa Indonesia di Asia Tenggara, khususnya di
sekitar lembaga ASEAN dan negara-negara yang menjadi anggotanya.

3. Manfaat
Membuka wawasan masyarakat Indonesia terutama mahasiswa dan kaum terpelajar
lainnya dalam hal pentingnya melestarikan dan mengembangkan budaya bahasa Indonesia.
Pemaparan artikel ini diharapkan meningkatkan minat dan kebanggaan warga Indonesia
terhadap Bahasa Indonesia.

2
BAB II
KAJIAN TEORI
Bahasa Indonesia sudah sedari dulu dianggap dan dinyatakan sebagai pemersatu bangsa
Indonesia dalam hal lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia. Perlu kita sadari bahwa selain
sebagai salah satu ciri khas negara kita ini, Bahasa Indonesia telah diajukan sebagai bahasa resmi
lembaga ASEAN oleh ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, hal ini menunjukkan
potensi besar yang dimiliki oleh Bahasa Indonesia bukan hanya sebagai bahasa nasional tetapi sebagai
bahasa internasional yang dapat mempertemukkan negara-negara sekitaran Asia Tenggara. (Zulfadhli,
Asnawi, and Hardani 2017) Bahasa Indonesia diusulkan menjadi bahasa resmi ASEAN bukanlah tanpa
alasan, hal ini terjadi karena asal muasal Bahasa Indonesia adalah Bahasa Melayu, akar bahasa yang
menjadi fondasi bahasa negara-negara sekitar Asia Tenggara seperti Malaysia, Sri Lanka, Thailand,
Singapura, Laos, Kambodia, dan lain-lain.(Ngelu 2015)

Perkembangan teknologi tentunya merubah Bahasa Indonesia baik dari segi kosakata, struktur,
peribahasa, ciri-ciri, dan lain-lain. Sejak dulu Bahasa Indonesia telah mengalami perubahan dimulai
dari penjajahan Belanda lalu Jepang sampai akhirnya kita merdeka. Melalui perkembangan teknologi
tersebut,Bahasa Indonesia terus berkembang hingga kini diterima oleh negara sekitar Asia Tenggara
yang dibuktikan oleh menjamurnya lembaga instansi pelatih Bahasa Indonesia.(Zulfadhli et al. 2017)

3
BAB III
PEMBAHASAN
Seperti yang telah kita pahami, Bahasa Indonesia adalah tonggak dimana kebudayaaan dan
identitas kita sebagai masyarakat bersandar. Kehidupan dalam bangsa dan negara ini tentu erat
kaitannya dengan Bahasa Indonesia, karena Bahasa Indonesia dijadikan bahan ucap sehari-hari yang
digunakan bukan hanya antar masyarakat, tetapi antar suku dan budaya yang besar kemungkinan
memiliki bahasa daerah masing-masing.(Murti 2015) Tanpa adanya Bahasa Indonesia, kita sebagai
warga negara Republik Indonesia akan runtuh. Selain berguna dalam keseharian kita berbangsa dan
bernegara, Bahasa Indonesia sudah mulai masuk ke ranah internasional, dimana Bahasa Indonesia
konon akan dijadikan bahasa resmi untuk ASEAN. Hal ini membawa nilai positif dan negatif tersendiri
bersamanya. Tersebarnya Bahasa Indonesia, peningkatan pengguna Bahasa Indonesia, munculnya
bahasa universal khas negara-negara sekitar Asia Tenggara adalah beberapa dari sekian banyak sisi
positif yang akan muncul jika Bahasa Indonesia diangkat menjadi bahasa resmi ASEAN. Walaupun
sekilas positif, perlu kita ketahui bahwa adopsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa utama ASEAN
memiliki sisi buruk, seperti terkikisnya esensi Bahasa Indonesia, hilangnya nuance atau konotasi kecil
dalam gaya berbahasa, dan seterusnya.

Kita sebagai masyarakat asli Indonesia harus mengenal, mempelajari, memahami, dan tentunya
mencintai bahasa kita, Bahasa Indonesia, karena jika bukan kita siapa lagi yang akan mempertahankan
esensi dan makna sesungguhnya bahasa kita. Semakin cepat globalisasi terjadi semakin tinggi pula
tingkat pudarnya nilai-nilai dan budaya kita jika kita sebagai warga negara Republik Indonesia acuh
dalam melestarikan bahasa kita sendiri. Melalui metode komunikasi dan persebaran informasi yang
kian hari makin mutakhir, penjagaan dan pelestarian bahasa kita seharusnya semakin mudah.

4
BAB IV
SIMPULAN
Bahasa Indonesia memiliki peranan penting sebagai simbol pemersatu bangsa Indonesia yang
kelak akan masuk ke kancah internasional. Bahasa Indonesia sejak dahulu kala berevolusi seiring
dengan waktu berjalan. Pengikisan dan degradasi bahasa kita dapat di cegah dengan peningkatan
wawasan dan pemahaman Bahasa Indonesia. Era globalisasi seharusnya kita jadikan sebagai manfaat
bukan sebagai pengrusak bahasa kita, Bahasa Indonesia. Tanggung jawab dalam pelestarian Bahasa
Indonesia jatuh ke tangan kita, masyarakat Indonesia jaman sekarang terutama generasi penerus bangsa.

5
DAFTAR PUSTAKA
Murti, Sri. 2015. “Eksistensi Penggunaan Bahasa Indonesia Di Era Globalisasi.” Prosiding
Seminar Nasional Bulan Bahasa 177–84.
Ngelu, Maria Santisima. 2015. “Eksistensi Bahasa Indonesia Di Mata Dunia Pada Era Mea.”
Seminar Nasional Pendidikan Bahasa Indonesia 157–60.
Zulfadhli, Muhammad, Asnawi, and Maisuri Hardani. 2017. “Peran Bahasa Indonesia
Sebagai Bahasa Perdagangan Di Era MEA.” The 1st Education and Language
International Conference 508–15.

Anda mungkin juga menyukai