Anda di halaman 1dari 3

PENTINGNYA BAHASA INDONESIA SEBAGAI

BAHASA RESMI ASEAN

Desri Lestari
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Email: desrilestarii125@gmail.com

PENDAHULUAN
Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) merupakan sebuah organisasi beranggotakan
sebelas negara yang memiliki tujuan untuk mensejahterakan dan memajukan negara di Asia Tenggara
(Tenggara, 2008). Organisasi yang kini beranggotakan Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina,
Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, Kamboja, dan Timor Leste ini mestinya membutuhkan
suatu bahasa resmi yang dapat menjadi pemersatu dalam setiap pertemuan-pertemuan anggota ASEAN.
Pada tahun 2009, Bahasa Inggris telah diresmikan menjadi ‘bahasa kerja’ ASEAN. Namun, pada tahun
2022 silam, timbul usulan dari perdana mentri Malaysia, yakni Ismail Sabri kepada Presiden Joko
Widodo. Bahwa, Bahasa Melayu hendknya diangkat untuk dijadikan bahasa perantara antara Indonesia
dengan Malaysia, serta sebagai ‘bahasa resmi’ kedua ASEAN setelah Bahasa Inggris. Meski saat itu
Jokowi menganggukkan kepala, namun Nadiem Makarim selaku menteri pendidikan dan kebudayaan
tidak menyetujui atas usulan itu. Beliau mengatakan bahwa Bahasa Indonesialah yang lebih pantas
sebagai bahasa resmi kedua ASEAN (Mendikbudristek: Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Resmi ASEAN
Dikedepankan, 2022).
Dari sudut pandang linguistik, Bahasa Indonesia memang merupakan ragam bahasa Melayu.
Dasar yang dipakai adalah dari Bahasa Melayu Riau pada abad ke-19. Namun, seiring bergulirnya waktu,
dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaanya sebagai bahasa kerja di
lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20. Hingga kini,
Bahasa Indonesia terus berkembang hingga mencapai Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) serta terus
melakukan penyerapan kepada bahasa asing guna penyesuaian dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi di era globaliasi ini (Rohimah, 2018).
Untuk menjadi bahasa pemersatu antar negara, maka bahasa tersebut haruslah memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan. Persyaratan itu antara lain, struktur bahasanya haruslah sederhana,
memiliki kesamaan struktur dasar, serta mempunyai sejarah filosofis yang diterima seluruh anggota
(Freytagh-Loringhoven, 2021). Oleh karena itu, pertanyaan yang harus dibahas pada artikel ini, yaitu
“Mengapa bahasa Indonesia lebih pantas menjadi bahasa resmi kedua ASEAN?”

PEMBAHASAN
Menurut Cliff Goddard dalam bukunya, “The Languages of East and Southeast Asia: An
Introduction” (2005), membahas mengenai persebaran bahasa di Asia Tenggara. Bahasa Indonesia dan
Malaysia (disebut Malay) menduduki angka persebaran yang sama, yaitu 200 juta, 75 juta Bahasa Jawa,
30 juta Bahasa Sunda, Bahasa Tagalog 50 juta, dan sisanya bahasa lain (Goddard dalam (Alam et al.,
2022). Dari data tersebut tertera jelas bahwa Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysia atau Melayu
menduduki jumlah penutur tertinggi. Namun jika ditinjau lebih dalam, Bahasa Indonsia memiliki lebih
banyak keunggulan dibandingkan Bahasa Melayu, sebagai berikut.
1. Bahasa Indonesia Adalah Bahasa yang Simpel
Untuk menjadi bahasa resmi ASEAN, salah satu hal yang harus diperhatikan yaitu jati diri
bahasa itu sendiri. Tata bahasanya yang simpel, mudah dipelajari, serta tidak terlalu rumitlah yang
merupakan jati diri Bahasa Indonesia (Muslich & Oka, 2010). Pada Bahasa Indonesia, tidak ada
tense, tingkatan, dan tata bahasa gender yang sulit untuk dipelajari seta dipahami. Dilansir dari Detik
Edu, (2022, April 06) dan gusti, G (2022, Mei 23) kesimpelan tersebut terbukti dengan Penyebaran
Bahasa Indonesia di Amerika, Eropa, Asia, Asia Tenggara, Pasifik, dan Afrika, yang pada tahun 2022
memiliki total 142.484 orang asing yang sedang mempelajari Bahasa Indonesia. Sedangkkan yang
sudah menggunakan bahasa Indonesia adalah 300 juta penutur di dunia pada tahun 2022. Tidak
cukup itu saja, menurut catatan riset teknologi yang dilaporkan pada bulan Desember 2021, terdapat
199 juta penutur bahasa Indonesia. Sedangkan penutur Bahasa Melayu adalah 19 juta. Dari
banyaknya penutur Bahasa Indonesia tersebut, maka terbukti bahwa Bahasa Indonesia itu bukkanlah
Bahasa yang rumit.
2. Bahasa Indonesia Merupakan Bahasa Multi Serapan
Bahasa serapan adalah bahasa yang mengandung kata serapan, dimana kata tersebut berasal
dari bahasa asing yang sudah diintegrasikan ke dalam suatu bahasa dan diterima pemakaiannya
secara umum (Gunardi, 2020). Bahasa Indonesia dikatakan bahasa multi serapan, karena ditandai
dengan banyaknya kosa kata dalam Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa-bahasa besar di dunia
di antaranya adalah Bahasa Arab, Bahasa Sansekerta, Bahasa Portugis, Bahasa India, Bahasa
Belanda, Bahasa Inggris, bahkan Bahasa Jepang. Hal itu dapat menjadi salah satu faktor keunggulan
Bahasa Indonesia dibandingkan bahasa lainnya untuk menjadi bahasa resmi kedua ASEAN.
3. Aksara Bahasa Indonesia Lebih Mudah Dipelajari
Bahasa Indonesia menggunakan aksara latin yang universal, sehingga bukan hal asing lagi di
mata bangsa lain. Hal itu membantu orang asing untuk mudah memahami kalimat dalam bahasa
indonesia. Ditambah lagi dengan kesesuaian antara tulisan dan pelafalannya sehingga tidak membuat
pembelajar Bahasa Indonesia menjadi bingung. Selain itu, Bahasa Indonesia juga telah memiliki
sistem ejaan yang mapan, yaitu dengan didasari oleh pedoman Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
Terbukti dengan dijadikannya Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi ke-2 di Vietnam yang
disejajarkan dengan bahasa Inggris. Bahkan di Australia, bahasa Indonesia merupakan bahasa
popular ke-4 dan diajarkan di lebih dari dari 500 sekolah serta menjadi mata pelajaran wajib. Bahasa
Indonesia juga dapat memikat Eropa sebagai bahasa Asia yang paling diminati (Rohimah, 2018).
4. Bahasa Indonesia Telah Diajarkan kepada Penutur Asing
Saat ini Bahasa Indonesia telah diajarkan kepada orang asing di berbagai lembaga, baik di
dalam maupun di luar negeri. Pada tahun 2012, Bahasa Indonesia dipelajari di 179 universitas asing
yang berada di 45 negara di dunia. Salah satunya adalah Korea yang antusias mempelajari Bahasa
Indonesia. Sedangkan di dalam negeri tercatat tidak kurang dari 45 lembaga yang telah mengajarkan
Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA), baik di perguruan tinggi maupun di lembaga-lembaga
kursus (Suryani & Darmayanti, 2012). Dari data tersebut, terbukti bahwa Bahasa Indonesia dapat
diterima oleh orang asing, dan memiliki potensi untuk menjadi bahasa Resmi ASEAN maupu bahasa
yang go international.
5. Bahasa Indonesia Dapat dengan Mudah Dikenal oleh Bangsa Asing
Bangsa Indonesia terkenal dengan adat istiadat atau budaya dari beragam suku yang ada di
Indonesia, dimana keistimewaan itu tidak dimiliki oleh bangsa lain. Wisata dan kulinernya juga dapat
memikat bangsa lain untuk berkunjung ke Indonesia. Ditambah lagi dengan Sumber Daya Alam
(SDA) Indonesia yang menggiurkan negara lain untuk bekerja sama di sektor perdagangan dan
ekonomi. Oleh karena itu Bahasa Indonesia menjadi jembatan bagi bangsa lain untuk meningkatkan
pemahamannya terhadap bangsa dan budaya Indonesia. Hal itu telah menyebabkan banyak orang
asing yang tertarik dan berminat untuk mempelajari bahasa Indonesia sebagai sarana untuk mencapai
berbagai tujuan, seperti politik, ekonomi, perdagangan, pendidikan, seni-budaya, dan wisata.
6. Bahasa Indonesia Berhasil Menyatukan Keberagaman Di Indonesia
Indonesia adalah negara kepulauan yang menurut sensus Biro Pusat Statistik (BPS) pada
tahun 2010, Indonesia memiliki 1.340 suku bangsa dan 715 bahasa daerah menurut Ethnologue.
Banyaknya keberagaman tersebut tidak menjadi penghalang komunikasi antar suku di Indonesia,
karena Bahasa Indonesia mampu menjadi jembatan penghubungnya. Sebagian masyarakat Indonesia,
sehari-harinya memang ada yang menggunakan bahasa ibu atau bahasa daerah. Namun, jika terjadi
pertemuan antar suku yang berbeda maka ada Bahasa Indonesialah yang berada paling depan. Dari
situ kita dapat tahu bahwa masyarakat Indonesia telah menguasai Bahasa Indonesia. itu berarti
Bahasa Indonesia berhasil menjadi bahasa pemersatu bangsa. Tidak menutup kemungkinan pula dari
keberhasilannya menjadi pemersatu Indonesia, dapat menjadi pemersatu negara-negara ASEAN.
KESIMPULAN
Meskipun dasar dari Bahasa Indonesia yang dipakai pada abad ke-19 adalah dari Bahasa Melayu,
namun seiring bergulirnya waktu, dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaanya
sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad
ke-20. Hingga kini, Bahasa Indonesia terus berkembang hingga mencapai Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD) serta terus melakukan penyerapan kepada bahasa-bahasa asing guna penyesuaian dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globaliasi ini. Bahasa Indonesia penting untuk
menjadi bahasa resmi ASEAN karena banyaknya keunggulan yang ia miliki, yaitu.
1) Bahasa Indonesia adalah bahasa yang simpel;
2) Bahasa Indonesia merupakan bahasa multi serapan;
3) Aksara bahasa Indonesia lebih mudah dipelajari;
4) Bahasa Indonesia telah diajarkan untuk penutur asing;
5) Bahasa Indonesia dapat dengan mudah dikenal oleh bangsa lain; dan
6) Bahasa Indonesia berhasil menyatukan keberagaman di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Alam, G. N., Mahyudin, E., Affandi, R. N., Dermawan, W., & Azmi, F. (2022). Internasionalisasi Bahasa
Indonesia Di Asean: Suatu Upaya Diplomatik Indonesia. Jurnal Dinamika Global, 7(01), 25–53.
https://doi.org/10.36859/jdg.v7i01.1039
Dorothy Simbolon, D. E. (2021). Bahasa Indonesia Bisa jadi Bahasa Internasional?. Diakses pada 23
Desember 2023 dari https://www.usd.ac.id/fakultas/sastra/sasindo/detail.php?id=kolom&noid=988
Freytagh-Loringhoven, H. v. (2021). Analisa Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Komunikasi Antar Negara
Anggota ASEAN. Die Satzung Des Völkerbundes, 89–94. https://doi.org/10.1515/9783112372760-
012
Gunardi, A. (STKIP P. P. (2020). Bahasa Serapan Terhadap Bahasa Indonesia. Pelita Calistung, 01(01),
34–39. http://jurnal.primagraha.ac.id/index.php/jpc/article/view/35
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (04 April 2022). Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Resmi
ASEAN Dikedepankan. Kemendikbud.go.id. Diakses pada 23 Desember 2023, dari
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2022/04/mendikbudristek-bahasa-indonesia-sebagai-
bahasa-resmi-asean-
dikedepankan?fbclid=IwAR1ASiEZSDvau_rpKDKwqq7ZaaRK5v9BgLe9hBl7yVNG5ymbmsR70C
LQ3wU#:~:text=Mendikbudristek%3A%20Bahasa%20Indonesia%20Sebagai%20Bahasa,04%20Ap
ril%202022%20%E2%86%90%20Back.
Muslich, Masnur. dan I gusti Ngurah Oka. 2010. Perencanaan Bahasa pada Era Globalisasi. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Rohimah. (2018). Internasionalisasi Bahasa Indonesia dan Internasionalisasi Budaya Indonesia MelaluiI
Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA). Jurnal Humaniora, 2(2), 199–211.
Suryani, Y., & Darmayanti, N. (2012). Kemahiran Berbahasa Indonesia Penutur Korea : Kajian Prosodi
Dengan Pendekatan Fonetik the Skill of Korean Speakers in Indonesian Language : Prosody Study
Using an Experimental Phonetics Approach. Sigma-Mu, 4(2), 52–63.
Tenggara, P. B. A. (2008). Piagam Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara Terjemahan. Asean, 1–
35.

Anda mungkin juga menyukai