Anda di halaman 1dari 10

I.

PENDAHULUAN
Bahasa merupakan media untuk menyampaikan pesan atau informasi dari
satu individu kepada individu lain atau lebih, baik itu secara lisan maupun tulisan.
Kita sebagai masyarakat bangsa Indonesia sangat beruntung memiliki bahasa
Indonesia, walaupun sebenarnya bahasa Indonesia berakar dari bahasa Melayu
Riau (Silver, 2012:1). Bahasa Indonesia menunjukkan identitas bangsa Indonesia
dan tidak juga sebagai bahasa persatuan, tetapi juga berkembang sebagai bahasa
negara, bahasa resmi, dan bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi
(Wikipedia.com).
Disamping memiliki bahasa Indonesia, Negara Indonesia juga memiliki
beragam bahasa. Akan tetapi dengan bahasa Indonesia pula, bangsa ini dapat
menunjukkan jati dirinya dimata dunia dan bukan mustahil di hari esok bahasa
Indonesia akan menjadi bahasa peradaban dunia. Namun melihat paradigma yang
ada saat ini, rasanya sangat sulit untuk mewujudkan hal itu. Karena kian
berkembang pesatnya kemajuan bahasa Indonesia pasca merdekanya Negara
Indonesia dari cengkraman penjajah, tetap menyisakan serangkai pertanyaan
apakah setiap bangsa Indonesia sudah bangga berbahasa Indonesia, apakah setiap
bangsa Indonesia sudah mencintai dan menghormati bahasa Indonesia, kemudian
adakah pemakai bahasa Indonesia sudah mematuhi kaidah-kaidah bahasa
Indonesia yang benar (Silver, 2012:2).
Seperti yang kita ketahui, banyak sekali bahasa daerah digunakan sebagai
bahasa berkomunikasi setiap harinya di masyarakat setempat. Hal ini dikarenakan
tidak semua masyarakat memahami penggunaan bahasa Indonesia yang baku.
Selain itu masyarakat merasa canggung menggunakan bahasa Indonesia yang
baku di luar acara formal atau resmi. Oleh karena itu, masyarakat lebih cenderung
menggunakan bahasa Indonesia yang telah terafiliasi oleh bahasa daerah, baik
secara pengucapan maupun arti bahasa tersebut, terutama dalam kegiatan bisnis
kecil-kecilan (Dwiajisapto,2010:1).
Kebiasaan penggunaan bahasa daerah ini sedikit banyak akan berpengaruh
terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang merupakan bahasa resmi negara
Indonesia. Akan tetapi masih banyak masyarakat Indonesia yang masih
mencampuradukkan bahasa Indonesia dengan bahasa daerah dalam kegiatan
bisnisnya, sehingga menghambat kemajuan bisnis dikarenakan kurang tepat dalam
berkomunikasi disaat transaksi.
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diambil beberapa rumusan
masalah mengenai penggunaan bahasa di bidang bisnis yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana hubungan bahasa daerah dengan bahasa Indonesia?
2. Bagaimana pengaruh bahasa daerah terhadap bahasa Indonesia di dunia bisnis?
3. Bagaimana cara menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa daerah dengan
baik dan benar serta bermanfaat dalam kegiatan bisnis?
Berdasarkan pada rumusan masalah yang di ambil maka dapat di rumuskan
tujuan penulisan yaitu:
1. Untuk mengetahui hubungan antara bahasa daerah dengan bahasa Indonesia
2. Untuk memahami pengaruh bahasa daerah terhadap bahasa Indonesia di
dunia bisnis.
3. Untuk memahami cara-cara menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa
daerah dengan baik dan benar serta bermanfaat dalam kegiatan bisnis.
II. PEMBAHASAN
2.1 Hubungan Bahasa Daerah Terhadap Bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa
persatuan bangsa Indonesia, yang mana penggunaannya diresmikan setelah
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Sebagian besar warga Indonesia
menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia sebagai bahasa
ibu. Penutur Bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-hari
(kolokial) dan/atau mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya atau
bahasa ibunya (Wikipedia.com). Meskipun demikian, Bahasa Indonesia
digunakan sangat luas di perguruan-perguruan, di media massa, sastra, perangkat
lunak, surat-menyurat resmi, di bidang bisnis dan berbagai forum publik lainnya,
sehingga dapatlah dikatakan bahwa Bahasa Indonesia digunakan oleh semua
warga Indonesia (Wawan,2012:1).
Bahasa daerah adalah suatu bahasa yang dituturkan di suatu wilayah dalam
sebuah negara kebangsaan, apakah itu pada suatu daerah kecil, negara bagian
federal atau provinsi, atau daerah yang lebih luas (Wikipedia.com). Indonesia
merupakan negara kesatuan yang terdiri dari beragam suku, budaya, dan bahasa.
Selain bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, bahasa daerah merupakan
khasanah kekayaan yang sangat penting untuk di jaga dan dilestarikan agar
terhindar dari jamahan asing yang mampu menghapus jejak budaya kita (Ahira,
2011). Bahasa daerah merupakan bahasa pendukung bahasa Indonesia yang
keberadaannya diakui oleh Negara (Wawan,2012:1).
Hubungan bahasa daerah terhadap bahasa Indonesia sangatlah erat
dikarenakan Bahasa daerah merupakan bahasa pendukung bahasa Indonesia yang
keberadaannya diakui oleh Negara. UUD 1945 pada pasal 32 ayat (2) menegaskan
bahwa “Negara menghormati dan memilihara bahasa daerah sebagai kekayaan
budaya nasional.” dan juga sesuai dengan perumusan Kongres Bahasa Indonesia
II tahun 1954 di Medan, bahwa bahasa daerah sebagai pendukung bahasa nasional
merupakan sumber pembinaan bahasa Indonesia. Sumbangan bahasa daerah
kepada bahasa Indonesia, antara lain, bidang fonologi, morfologi, sintaksis,
semantik, dan kosa kata. Demikian juga sebaliknya, bahasa Indonesia
mempengaruhi perkembangan bahasa daerah. Hubungan timbal balik antara
bahasa Indonesia dan bahasa daerah saling melengkapi dalam perkembangannya
(Wawan,2012:2).

2.2 Pengaruh Bahasa Daerah terhadap Bahasa Indonesia di Dunia Bisnis.


Keanekaragaman budaya dan bahasa daerah mempunyai peranan dan
pengaruh terhadap bahasa yang akan diperoleh seseorang pada tahapan
berikutnya, khususnya bahasa formal atau resmi yaitu bahasa Indonesia. Sebagai
contoh, seorang anak memiliki ibu yang berasal dari daerah Sekayu sedangkan
ayahnya berasal dari daerah Pagaralam dan keluarga ini hidup di lingkungan
orang Palembang. Dalam mengucapkan sebuah kata misalnya “mengapa”, sang
ibu yang berasal dari Sekayu mengucapkannya ngape (e dibaca kuat) sedangkan
bapaknya yang dari Pagaralam mengucapkannya ngape (e dibaca lemah) dan di
lingkungannya kata “megapa” diucapkan ngapo. Ketika sang anak mulai
bersekolah, ia mendapat seorang teman yang berasal dari Jawa dan mengucapkan
“mengapa” dengan ngopo. Hal ini dapat menimbulkan kebinggungan bagi sang
anak untuk memilih ucapan apa yang akan digunakan (Dwiajisapto,2010:2).
Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa keanekaragaman budaya dan
bahasa daerah merupakan keunikan tersendiri bangsa Indonesia dan merupakan
kekayaan yang harus dilestarikan. Dengan keanekaragaman ini akan mencirikan
Indonesia sebagai negara yang kaya akan kebudayaannya. Berbedannya bahasa di
tiap-tiap daerah menandakan identitas dan ciri khas masing-masing daerah
(Dwiajisapto,2010:2).
Masyarakat yang merantau ke ibukota Jakarta mungkin lebih senang
berkomunikasi dengan menggunakan bahasa daerah dengan orang berasal dari
daerah yang sama, salah satunya dikarenakan agar menambah keakraban diantara
mereka. Tidak jarang pula orang mempelajari sedikit atau hanya bisa-bisaan untuk
berbahasa daerah yang tidak dikuasainya agar terjadi suasana yang lebih akrab.
Beberapa kata dari bahasa daerah juga diserap menjadi Bahasa Indonesia yang
baku, antara lain kata nyeri (Sunda) dan kiat (Minangkabau)
(Dwiajisapto,2010:3).
Beberapa pengaruh atau dampak penggunaan bahasa daerah terhadap bahasa
Indonesia diantaranya adalah memiliki dampak positif yang meliputi : Bahasa
Indonesia memiliki banyak kosakata, sebagai kekayaan budaya bangsa Indonesia,
sebagai identitas dan ciri khas dari suatu suku dan daerah serta menimbulkan
keakraban dalam berkomunikasi. Disamping itu juga memiliki dampak negative
yang meliputi: Bahasa daerah yang satu sulit dipahami oleh daerah lain, warga
negara asing yang ingin belajar bahasa Indonesia menjadi kesulitan karena terlalu
banyak kosakata, masyarakat menjadi kurang paham dalam menggunakan bahasa
Indonesia yang baku karena sudah terbiasa menggunakan bahasa daerah, dapat
menimbulkan kesalahpahaman (Dwiajisapto,2010:4).

Pada bahasa-bahasa daerah di Indonesia juga terdapat beberapa kata yang


sama dalam tulisan dan pelafalan tetapi memiliki makna yang berbeda, berikut
beberapa contohnya: Suwek dalam bahasa Sekayu (Sumsel) bermakna tidak
ada,suwek dalam bahasa Jawa bermakna sobek. Kenek dalam bahasa Batak
bermakna kernet (pembantu sopir), kenek dalam bahasa Jawa bermakna kena.
Abang dalam bahasa Batak dan Jakarta bermakna kakak, abang dalam bahasa
Jawa bermakna merah. Mangga dalam bahasa Indonesia bermakna buah mangga
mangga dalam bahasa Sunda bermakna silakan. Maen dalam bahasa Indonesia
bermakna bermain, maen dalam bahasa Batak bermakna gadis. Gedang dalam
bahasa Sunda bermakna papaya, gedang dalam bahasa Jawa bermakna pisang.
Cungur dalam bahasa Sunda bermakna sejenis kikil, cungur dalam bahasa Jawa
bermakna hidung (Dwiajisapto,2010:5).
Orang Indonesia cenderung berkomunikasi dengan cara yang tenang dan
tidak langsung, mereka tidak selalu mengatakan apa yang mereka maksud.
Apalagi orang Jawa, mereka pasti berbicara dengan nada halus oleh karena itu
terserah kepada pendengar dalam menangkap kehalusan komunikasi dengan
memperhatikan bahasa tubuh dan gerak tubuh yang sopan dan diplomatik dalam
pembicaraan (Badudu, J.S,1992:2). Kebanyakan orang Indonesia melakukan
negoisasi dalam bidang bisnis secara buru-buru, apalagi dengan kata-kata yang
tatabahasanya tidak mendukung dan sering tidak meluangkan waktu untuk
merencanakan segala sesuatu dalam hal yang besar dan detail. Ketepatan waktu
tidak selalu diamati, karena orang Indonesia tidak ingin merasa terburu-buru dan
tidak memiliki arti mendesak. Sehingga mereka tidak bisa menggunakan bahasa
dengan literature yang baik dan dalam komunikasi bisnisnya masih bercampur
antara bahasa Indonesia dan bahasa daerah.
Padahal bahasa Indonesia dan bahasa daerah sangatlah mempengaruhi
kegiatan bisnis dikarenakan apabila orang Indonesia mampu berbahasa dengan
baik dan benar dapat dipastikan bisnisnya akan mengalami kemajuan karena
mereka lancar dalam berkomunikasi dan mampu membedakan kepada siapa kita
berbicara (Chaer, Abdul,1994) .
Menurut penulis, hal yang cukup berpengaruh dalam rusaknya tata bahasa
Indonesia itu salah satunya adalah teknologi. Teknologi yang memiliki cakupan
luas dipandang dari jumlah penggunanya, memiliki peranan besar dalam
menyampaikan tata bahasa Indonesia yang baik dan benar (silver, 2012:4). Iklan-
iklan di televisi yang dikemas dengan kata-kata asing, bahasa-bahasa gaul dan
bahasa daerah menjadikannya menarik dan mudah diingat oleh konsumennya.
Namun dampak dari hal itu adalah penggunaan kata-kata yang tidak masuk dalam
tata bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari hari. Dengan
demikian penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa daerah sangatlah menentukan
dalam memajukan bisnis.

2.3 Cara Menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah dengan Baik dan
Benar Serta Bermanfaat dalam Kegiatan Bisnis.
Menurut Anton M. Moeliono (dalam Majalah Pembinaan Bahasa Indonesia,
1980), berbahasa Indonesia dengan baik dan benar dapat diartikan pemakaian
ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan yang disamping itu mengikuti
kaidah bahasa yang betul. Ungkapan bahasa Indonesia yang baik dan benar,
sebaliknya, mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan
kebaikan dan kebenaran. Salah satu caranya dalam menggunakan bahasa
Indonesia dan bahasa Daerah dengan baik dan benar yaitu kita harus
memperhatikan ejaannya dan cara pengucapannya yang baik dan benar, tidak
mencampuradukkan antara bahasa Indonesia dan bahasa Daerah, dan kita harus
mampu memilahnya yangmana kita harus tahu dimana saatnya kita berbisnis
menggunakan bahasa daerah atau bahasa Indonesia serta kita juga harus tahu
kepada siapakah kita berbicara( Effendi,S, 1994:7) .
Menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa daerah dengan baik dan benar
memiliki beberapa fungsi diantaranya yaitu fungsi pemersatu kebhinnekaan
rumpun dalam bahasa dengan mengatasi batas-batas kedaerahan, fungsi penanda
kepribadian yang menyatakan identitas bangsa dalam pergaulan dengan bangsa
lain, fungsi pembawa kewibawaan karena berpendidikan dan terpelajar, fungsi
sebagai kerangka acuan tentang tepat tidaknya dan betul tidaknya pemakaian
bahasa, berfungsi untuk melakukan transaksi di bidang bisnis dengan baik,
berfungsi untuk melakukan kerjasama dengan partnernya, serta dapat menarik
konsumen untuk membeli produknya dikarenakan informasi yang didapat
konsumen jelas. Keempat fungsi bahasa yang baik dan benar itu bertalian erat
dengan tiga macam batin penutur bahasa sebagai berikut: fungsinya sebagai
pemersatu dan sebagai penanda kepribadian bangsa membangkitkan kesetiaan
orang terhadap bahasa itu, fungsinya pembawa kewibawaan berkaitan dengan
sikap kebangsaan orang karena mampu beragam bahasa itu; dan fungsi sebagai
kerangka acuan berhubungan dengan kesadaran orang akan adanya aturan yang
baku layak dipatuhi agar ia jangan terkena sanksi sosial (Boyir,2011:1).
Bahasa Daerah sebagai bahasa pengantar pada tingkat permulaan sekolah
dasar di daerah tertentu untuk memperlancar pengajaran bahasa Indonesia dan
atau pelajaran lain. Di daerah tertentu, bahasa daerah boleh dipakai sebagai bahasa
pengantar di dunia pendidikan tingkat sekolah dasar sampai dengan tahun ketiga
(kelas tiga). Setelah itu, harus menggunakan bahasa Indonesia , kecuali daerah-
daerah yang mayoritas masih menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa ibu.
Apalagi kita sudah melakukan kegiatan bisnis dengan dunia luar, maka kita harus
menggunakan bahasa Indonesia dan bahsa daerah dengan benar dan tepat
(Wawan,2012:3).
Seringkali istilah yang ada di dalam bahasa daerah belum muncul di
bahasa indonesia sehingga bahasa indonesia memasukkannya istilah tersebut,
contohnya “gethuk“ {penganan dibuat dari ubi dan sejenisnya yang direbus,
kemudian dicampur gula dan kelapa (ditumbuk bersama)} karena di bahasa
indonesia istilah tersebut belum ada , maka istilah “gethuk“ juga di resmikan di
bahasa indonesia sebagai istilah dari “penganan dibuat dari ubi dan sejenisnya
yang direbus, kemudian dicampur gula dan kelapa (ditumbuk bersama)“.
Sehingga orang yang berbisnis harus menguasai bahasa itu serta mampu
membedakannya, yang mana mereka mampu menempatkan bahasa sesuai dengan
sikonnya (Wawan,2012:3).
Dalam tatanan pemerintah pada tingkat daerah, bahasa daerah menjadi
penting dalam komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat yang
kebanyakan masih menggunakan bahasa ibu sehingga dari pemerintah harus
menguasai bahasa daerah tersebut yang kemudian bisa dijadikan pelengkap di
dalam penyelenggaraan pemerintah pada tingkat daerah tersebut, terutama dalam
kegiatan bisnis baik dalam negeri maupun luar negeri (Arifin, E. Zaenal dan Farid
Hadi. 1991,:17).
Seorang pembisnis yang mampu menggunakan bahasa Indonesia dan
bahasa daerah dengan baik dan benar disaat melakukan kerjasama dengan rekan
bisnisnya dapat dipastikan bisnisnys akan mengalami kemajuan yang pesat.
Disamping itu rekan bisnisnya juga akan memperoleh banyak manfaat, misalnya
saja proyeknya mengalami keberhasilan, penjualan produknya laris manis dan
banyak para investor luar yang ingin menanamkan investasi diperusahaan
tersebut.

III. KESIMPULAN
Berdasarkan paparan di atas maka dapat disimpulkan,
1. Bahasa Indonesia dan bahasa daerah merupakan suatu bentuk komunikasi
masyarakat Indonesia yang tidak dapat dilepaskan dan keduanya memiliki
hubungan yang kuat terutama dalam melakukan kegiatan bisnis. Dan
hubungan timbal balik antara bahasa Indonesia dan bahasa daerah saling
melengkapi dalam perkembangannya (Wawan,2012:2).
2. Keanekaragaman budaya dan bahasa daerah mempunyai peranan dan
pengaruh terhadap bahasa Indonesia di karenakan masyarakat dalam
berkomunikasi setiap hari lebih cenderung menggunakan bahasa daerah di
bandingkan menggunakan bahasa Indonesia yang baku dan merasa canggung
apabila bahasa Indonesia itu digunakan untuk berkomunikasi dalam
kehidupan sehari-hari. Dan hal itu sangatlah berpengaruh pada kemajuan
bisnis dikarenakan kemajuan bisnis dapat berjalan dengan baik apabila para
pembisnis mampu mengkondisikan dimana dan kepada siapa dia harus
menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa daerah (Dwiajisapto,2010:2).
3. Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar adalah menggunakan bahasa
Indonesia yang memenuhi norma baik dan benar bahasa Indonesia. Norma
yang dimaksud adalah “ketentuan” bahasa Indonesia, misalnya tata bahasa,
ejaan, kalimat, dan ketentuan EYD. Menggunakan bahasa Indonesia dan
bahasa daerah dengan baik dan benar akan membawa keuntungan yang
banyak bagi para pembisnis ( Effendi,S, 1994:7)
DAFTAR PUSTAKA

Anton, M. Moeliono (dalam Majalah Pembinaan Bahasa Indonesia, 1980).


(online) pada http://boyir.com/cara menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar.html/(diakses pada tanggal 29 April 2012).

Arifin, E. Zaenal dan Farid Hadi. 1991. 1001 Kesalahan Berbahasa. Jakarta:CV
Akademika Pressindo.

Badudu, J.S (1992). Cakrawala Bahasa Indonesia II. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.

Boyir.2011. (online) pada http://boyir.com/bahasa indonesia sosial dan budaya


bisnis.html/ (diakses pada tanggal 29 April 2012).

Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Dwiajisapto.2010. (online) pada http://dwiajasapto.com/pengaruh-bahasa-daerah-


dan-bahasa-asing.html/ (diakses pada tanggal 29 April 2012).

Effendi,S. 1994. Panduan Berbahasa Indonesia dengan Baik dan Benar. Jakarta:
PT Dunia Pustaka Jaya.

Silver, edo. 2012. Bahasa Indonesia, Nasibmu Kini. (online) pada


http://artikelbahasa indonesia.com (diakses pada tanggal 29 April 2012).

Wahyudi.2011. (online) pada http://giewahyudi.com/bahasa-indonesia-blogger-


indonesia-dan-asean-blogger/( diakses pada tanggal 29 April 2012).

Wawan.2011. (online) pada http://wawan.com/hubungan fungsi bahasa daerah


dengan bahasa -indonesia-blogger-indonesia-dan-asean-blogger/ (diakses
pada tanggal 29 April 2012).

http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia/ (diakses pada tanggal 29 April


2012).

Anda mungkin juga menyukai