DISUSUN OLEH :
DOSEN PENGAMPU :
Achmad Yuhdi, S.Pd,.M.Pd
PENDIDIKAN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
APRIL 2022
BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA INTERNASIONAL
Pendahuluan
Bahasa adalah salah satu cara untuk memahami pikiran dan perasaan orang lain serta
untuk menyatakan isi dari pikiran dan perasaan.. Ini berarti bahasa adalah alat manusia untuk
menyampaikan tujuan kepada orang lain. Bahasa juga bisa sebagai sarana ilmu
pengetahuan ,menjadi symbol dari suatu pemahaman, dan jalan untuk mengungkapkan perasaan.
Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan penting dalam negara Indonesia sebagai bangsa
ynag multicultural. Dalam hal ini bahsa indonesia merupakan bahasa nasional dan bahasa
pengantar . Hal ini diikrarkan pada isi Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928, sebagai bahasa
nasional. Bahsa indonesia memiliki empat fungsi yaitu, sebagai lambang kebanggasan negara,
identitas bangsa, alat pemersatu bangsa, dan sebagai alat komunikasi antar suku dan daerah.
Potensi bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional dapat dilihat dari beberapa faktor
yang mendukung dan/atau yang memengaruhinya. (Phillipson, 2008). Secara garis besar, faktor
tersebut dapat dibagi menjadi dua kelompok, yakni yang berasal dari bahasa itu sendiri atau
biasanya disebut dengan istilah faktor intrabahasa dan faktor yang berasal dari luar bahasa atau
biasa disebut dengan istilah faktor ekstrabahasa. Pengelompokan itu sebenarnya tidak dapat
dipisahkan secara tegas karena antara faktor intrabahasa dan faktor ekstrabahasa kadang-kadang
hadir bersama-sama. Pengelompokan itu akan memudahkan cara pandang kita terhadap potensi
bahasa Indonesia menuju bahasa internasional. Faktor intrabahasa antara lain meliputi sistem
bahasa Indonesia yang dapat dikatakan sudah mapan. Hal ini dikarenakan beberapa aspek dalam
bahasa Indonesia sudah diatur secara baku, diantaranya telah memiliki sistem ejaan yang baku.
Selain itu, untuk meminimalisir pengaruh bahasa-bahasa lain dalam pembentukan istilah telah
ada sistem baku yaitu Pedoman Umum Pembentukan Istilah.
Widodo (2013) lebih lanjut menerangkan mengenai faktor ekstrabahasa yang mendukung
potensi bahasa Indonesia untuk dikembangkan menjadi bahasa internasional. Untuk dapat
mendukung bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional, tentu saja perlu diciptakan sikap
yang positif dari penutur bahasa Indonesia. Sikap positif penutur terhadap bahasa Indonesia
tersebut ditandai dengan kesenangan orang Indonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia
secara baik dan benar. Faktor ekstrabahasa yang dapat mempengaruhi secara tidak langsung,
antara lain adalah daya tarik kekayaan alam dan budaya Indonesia. Kekayaan alam Indonesia
yang sangat melimpah merupakan daya tarik bagi pelaku ekonomi dari mancanegara untuk
berinvestasi di Indonesia. Dengan banyaknya pelaku ekonomi dari mancanegara yang
berinvestasi di Indonesia ini mau tidak mau akan berdampak pada banyak orang asing yang
masuk ke Indonesia. Hal itu dapat berdampak pula pada banyaknya orang asing yang ingin
mempelajari bahasa Indonesia.
Hyun (2015) juga menyatakan potensi pengembangan bahasa Indonesia terletak pada
kemudahan memelajarinya. Penggunaan aksara Latin dan tata bahasa yang sederhana merupakan
faktor potensi pengembangan bahasa Indonesia. Jika dilihat dari segi pembelajaran bahasa, jika
orang mampu menguasai bahasa Inggris, dia langsung dapat membaca tulisan bahasa Indonesia.
Jika dibandingkan dengan bahasa lain yang mempunyai aksara seperti bahasa Arab atau
Vietnam, akses terhadap bahasa Indonesia boleh dikatakan begitu mudah. Selain itu, tata bahasa
Indonesia terasa sangat mudah karena tidak mengenal jenis kelamin, jumlah, kasus, waktu/kala,
dan tingkatan tutur (speech level)
Rumusan Masalah
2. Bagaiman upaya yang dilakukan untuk mewujudkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
Internasional ?
Tujuan Artikel
1. Untuk mengetahui potensi dan peluang Bahasa Indonesia menjadi bahasa Internasional.
2. Untuk megetahui upaya yang bisa dilakukan dalam mewujudkan bahasa Indonesia
sebagai bahasa Internasional.
Manfaat Artikel
- Sebagai penambah bahan bacaan terkait dengan potensi yang dimiliki Bahasa Indonesia
untuk menjadi bahasa Internasional.
Kajian Teoritis
Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk berinteraksi dengan
orang lain. Menurut teori struktural, bahasa dapat didefinisikan sebagai suatu sistem tanda
arbitrer yang konvensional yang berkaitan dengan ciri sistem yang bersifat sistematik dan
sistemik. Bersifat sistemik karena mengikuti ketentuanketentuan atau kaidah-kaidah yang teratur
dan bersifat sistematik karena bahasa itu sendiri merupakan suatu sistem atau
subsistemsubsistem (Soeparno, 2002: 1).
Dalam komunitas sosial, salah satu cara yang paling dasar dalam menentukan identitas
dan mempengaruhi orang lain memandang diri kita adalah melalui bahasa. Adapun sarana
linguistik yang dominan digunakan adalah dengan pemberian „nama. „Nama‟ akan membuat
sesuatu menjadi berbeda dari yang lain, karena nama memiliki arti yang penting bagi
penyandangnya. Orang tidak bisa membentuk sendiri identitas sosial yang diinginkannya, karena
identitas itu terkait dengan cara orang lain memandang dirinya. Karena pentingnya bahasa
sebagai sarana pembentukan identitas, maka bahasa memiliki pengaruh yang besar terhadap
kendali sosial. Hubungan antara bahasa dan identitas merupakan hubungan yang kompleks,
karena dipengaruhi oleh faktor individu, sosial, dan politik, yang secara bersama-sama
membentuk identitas (Thomas & Wareing 2007:223).
Dalam hubungan internasional setiap negara mempunyai bahasa yang dijadikan sebagai
bahasa nasional setiap negara tetapi ada beberapa bahasa dijadikan sebagai bahasa Internasional
yang digunakan dan dipelajari hampir diseluruh dunia. Bahasa memiliki peran penting dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk dalam interaksi antar Negara di dunia internasional
salah satunya bahasa merupakan sebagai alat komunikasi antar Negara yang memiliki latar
belakang dan identitas satu sama lain sehingga akan menimbulkan saling pengertian antar
negara. Bahasa nasional dari suatu negara yang dijadikan sebagai bahasa internasional dapat
menarik negara lain untuk mempelajari budaya yang dimiliki oleh negara bersangkutan dan
dapat dijadikan sebagai sarana untuk memperkenalkan dan mempromosikan suatu negara
dikancah internasional sehingga negara bersangkutan lebih dikenal. Bahasa menunjukan identitas
suatu bangsa dan jati diri suatu bangsa di dunia internasional yang dapat dijadikan sebagai sarana
untuk memperlihatkan keunggulan dalam bidang kebudayaan dibandingkan negara lain dan
menunjukan eksistensinya di dunia internasional sehingga suatu bangsa dapat diakui oleh bangsa
lain (Thomas & Wareing 2007:223).
Secara kultural dengan adanya bahasa nasional yang dijadikan bahasa internasional dapat
mengangkat peradaban suatu bangsa dalam bentuk kearifan lokal yang menjadi daya tarik suatu
negara di dunia internasional dan dapat dijadikan sebagai sarana diplomasi suatu negara untuk
memenuhi kepentingan nasionalnya dalam bidang kebudayaan. Bahasa memiliki peran untuk
mengangkat harkat martabat bangsa di dunia internasional sebagai negara yang lebih maju
dibandingkan negara lain sehingga suatu negara akan lebih diakui keberadaanya dan dapat
meningkatkan daya tawar suatu negara dan dapat memberikan pengaruh yang kuat terdapat
negara lain dalam forum-forum internasional. Dengan adanya bahasa internasional setiap saling
kominikasi antar budaya dengan melakukan kerjasama tanpa melihat kultur social masing-
masing negara dalam bidang ekonomi, politik, dan social budaya untuk memperkenalkan
keanekaragaman budaya nya masing-masing dan pada akhirnya kebudayaan yang miliki
termasuk bahasa menyebar luas ke mancanegara (Liliweri, 2001: 160).
Bahasa internasional merupakan bahasa yang banyak digunakan oleh setiap negara dan
memiliki jumlah penutur terbanyak sebagai salah satu bahasa yang dapat digunakan dalam
pergaulan internasional baik formal maupun informal setelah bahasa nasional yang dimiliki oleh
masing-masing negara. Bahasa Internasional dianggap prestigious atau bahasa yang
memilikistatus yang tinggiseperti bahasa PBB, seperti bahasa Inggris, Perancis, Spanyol, dan
China akibatnya bahasa tersebut memiliki peminat yang banyak untuk dipelajari dan dikuasai
sebagai bahasa yang memiliki status prestigious yang memiliki peran penting dalam komunikasi
internasional dalam pergaulan internasional (Artini dan Nitiasih, 2014: 4-7).
Pembahasan
Pandangan terhadap karakter orang Indonesia yang ramah, sopan, dan suka menolong
rupanya melekat erat dalam pemikiran pemelajar khususnya di Mesir, sebagaimana yang
dilaporkan enam pengajar yang telah bertugas di sana. Citra positif ini merupakan potensi yang
bisa kita manfaatkan untuk pengembangan pengajaran BIPA di negara lainnya.
Aspek ini merupakan salah satu aspek yang paling banyak teramati berdasarkan laporan
pengajar BIPA. Terdapat 19 negara dari 23 negara sasaran yang laporan pengajarnya
mengemukakan aspek potensi ini. Negara yang pemelajarnya paling antusias atau termotivasi,
berdasarkan laporan pengajar, adalah Mesir dengan tiga belas pengajar melaporkan fenomena
tersebut.
3. Lokasi lembaga yang strategis menarik minat pemelajar untuk datang dan belajar
Lokasi lembaga dan negara yang strategis secara geografis merupakan aspek pendukung
keberhasilan pengajaran BIPA. Kedekatan secara geografis dengan Indonesia menjadikan
pengajaran BIPA menjadi lebih mudah karena pemelajar setidaknya sudah pernah mendengar
penutur asli bahasa Indonesia. Aspek kedekatan geografis negara sasaran dan lokasi lembaga
yang strategis dilaporkan oleh pengajar di Mesir, Thailand, Rusia, Filipina dan Timor Leste.
Dilaporkan bahwa lokasi Pusat Kebudayaan Indonesia (Puskin) yang strategis membuat
pemelajar tertarik datang meskipun tidak ada jadwal pembelajaran BIPA. Selain itu, lokasi
lembaga yang jauh dari keramaian kota dapat membuat siswa lebih fokus pada pembelajaran
(seperti dilaporkan oleh pengajar BIPA yang bertugas di Thammasat Witthaya School,
Thailand), dan masyarakat Timor Leste yang masih menonton hiburan serta mengonsumsi
berbagai produk dari Indonesia karena kedekatan secara geografisnya juga menjadi potensi yang
mendukung pengembangan bahasa Indonesia di negara tersebut.
4. Adanya kesamaan budaya dan bahasa Indonesia dengan bahasa ibu pemelajar
Aspek kemiripan antara budaya dan bahasa Indonesia dengan budaya dan bahasa ibu
pemelajar juga merupakan faktor yang mendukung keberhasilan pengajaran BIPA. Hal ini
dikemukakan oleh tujuh pengajar yang pernah ditugaskan di Timor Leste, Thailand, Uzbekistan,
Filipina, Mesir, Kamboja, dan Finlandia. Pada salah satu laporan pengajar dikemukakan
keberhasilan pengajaran BIPA didukung oleh kondisi adanya kemiripan pengucapan dan
penulisan lambang tulis antara bahasa Indonesia dan Swomi (Uzbekistan).
5. Bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional tahun 2045 sesuai target DPR-RI
Upaya yang dilakukan Untuk Menjadikan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Internasional
Program Bahasa Indonesia Untuk Penutur Asing (BIPA) Dalam perkembangan bahasa
Indonesia di luar negeri indonesia melalui badan dan pembinaan bahasa indonesia
mengembangkan bahasa indonesia untuk penutur asing (BIPA) di luar negeri yang mengalami
perkembangan yang signifkan. Sebagai salah satu pemangku kepentingan program Bahasa
Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA), Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa mendukung
penguatan program BIPA melalui tugas dan fungsi yang dilaksanakan oleh unit-unit kerjanya
berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2012 sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2012
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam
mengembangkan bahasa indonesia di luar negeri Indonesia melakukan terus melakukan
pengembangan dengan mendirikan pusat pusat pembelajaran bahasa indonesia di dalam negeri
maupun di luar negeri yang tersebar di beberapa negara dengan tujuan untuk memperkenalkan
dan mempromosikan bahasa indonesia kepada warga negara asing sehingga bahasa indonesia
dapat menyebar luas ke manca negara.
Bentuk upaya lain yang dilakukan oleh pemerintah indonesia dengan menyelenggarakan
pameran kesenian dan kebudayaan di luar negeri. Ini merupakan sarana paling menarik minat
dan perhatian internasional karena terdapat keunikan kebudayaan yang berbeda dari negara
mereka.
Pada tahun 2011 MASYINDO HCMC menyelenggarakan Indonesia Day 2011 dengan
bekerja sama dengan KJRI Ho Chi Minh untuk lebih mendekatkan warga negara Indonesia
dengan masyarakat Vietnam dan memperkenalkan kebudayaan Indonesia melalui pagelaran
kesenian dan kebudayaan yang meliputi bahasa, kesenian maupun hasil karya seperti batik dan
keris. Selain Vietnam di beberapa negara terdapat komunitas warga negara indonesia sebagai
bentuk diaspora indonesia dengan tujuan untuk menjaga menunjukan eksistensi warga indonesia
yang berada di luar negeri dan sarana untuk saling memperkuat rasa kebersamaan warga negara
indonesia di luar negeri. Komunitas warga negara indonesia menyelenggaran berbagai kegiatan
dengan bekerja sama dengan KBRI untuk warga negara Indonesia tetapi kegiatan tersebut
tanggapan cukup posistif dari warga negara indonesia maupun asing. Kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakan tidak hanya diikuti oleh warga negara indonesia melainkan warga negara asing
yang menikah dengan warga negara indonesia yang menetap di luar negeri dan keluarga serta
teman-teman dari warga negara asing sehigga secara tidak langsung dapat memperkenalkan
bahasa indonesia kepada negara lain yang akan membantu pemerintah dalam proses menjadikan
bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional di kawasan Asia Tenggara.
Daftar Pustaka
Atmazaki. (2011). Retrieved November 9, 2018, from
https://atmazaki.wordpress.com/2011/01/07/tantangan-bahasa-indonesia-menjadi-
bahasainternasional-dan-peradaban-dunia
Collins, J. T. (2005). Bahasa Melayu Bahasa Dunia: Sejarah Singkat. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia. Herzog C., H. C. (2018). Thematic Analysis of Policy Data. International
Journal of Media and Cultural Politics
Handoko, M. M., & Fahmi, R. N. (2019). Potensi pengembangan bahasa Indonesia menjadi
bahasa. JBIPA, 1(1), 22-29.