Anda di halaman 1dari 12

EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736

Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan


Volume 2 No. 5 Tahun 2020
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

KUALITAS PELAYANAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DALAM


PENERTIBAN ASET PEMERINTAH DAERAH
PROVINSI SULAWESI UTARA

Ezrani Maria Rumondor1


Sarah Sambiran2
Alfon Kimbal3

Abstrak
Hakikatnya, manusia akan memerlukan fungsi pengaturan dalam berbagai aspek
kehidupan, termasuk bermasyarakat dan bernegara. Oleh karenanya, kehadiran
pemerintahan serta pemerintah menjadi sesuatu yang urgen bagi proses kehidupan
manusia termasuk di dalamnya menyangkut aspek ketertiban umum, ketentraman
masyarakat yang pada kajian selanjutnya, merupakan kebutuhan dasar hidup yang
harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan dasar lain terpenuhi. Aspek-aspek
ini kemudian diatur menjadi kewenangan Pemerintah Daerah yang diselenggarakan
oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) sebagai perangkat yang ada di daerah. Di
sisi lain, keterbukaan zaman dan percepatan di berbagai bidang membuat masyarakat
yang semakin dinamis dan kritis menginginkan adanya perbaikan dan peningkatan
kualitas pelayanan terhadap publik termasuk dalam bidang pemerintahan. Satpol PP
dalam kewenangannya menyelenggarakan tugas dan fungsi yang ada, umumnya
memiliki citra atau image yang kurang baik, karena selalu diidentikan dengan aparat
yang sewenang-wenang, arogan, kasar, penindas, serta sering dianggap lebih
mengutamakan otot daripada brain ketika melaksanakan tugas termasuk kegiatan
penertiban yang paling sering mengangkat citra dan kualitas Satpol PP ke publik. Oleh
karenanya, dalam penelitian ini, didasarkan pada kajian konsep tentang betapa penting
dan strategisnya fungsi Satpol PP maka perlu juga diimbangi dengan kualitas
pelayanan saat bertugas, secara khusus pada penertiban aset pemerintah daerah.
Dengan metode penelitian kualitatif, didasarkan pada hasil wawancara, observasi dan
dokumentasi, kualitas dalam penelitian ini didasarkan pada delapan dimensi kualitas
menurut Garvin yaitu kinerja, fitur, keandalan, kesesuaian, daya tahan, service ability,
estetika, dan persepsi kualitas, dan disimpulkan secara keseluruhan kualitas pelayanan
Satpol PP (Provinsi Sulawesi Utara) dalam penertiban aset Pemerintah Daerah
Provinsi Sulut sudah cukup baik karena sudah sesuai Standar Operasional Prosedur,
namun perlu untuk terus dimaksimalkan secara kualitas terlebih yang menyangkut
beberapa hal dasar di antaranya perihal pengembangan SDM termasuk standarisasi
rekrutmen Satpol PP (dengan mayoritas Tenaga Harian Lepas/Honorer), Pelatihan dan
Pendidikan, masalah kewenangan dalam pelaksanaan tugas, pengadaan sarana prasara
serta penganggaran yang masih perlu ditingkatkan.

Kata Kunci : Kualitas, Satpol PP, Penertiban Aset.


1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Pemerintahan FISPOL-Unsrat.
2
Ketua Penguji/Dosen Pembimbing Skripsi.
3
Sekretaris Penguji/Dosen Pembimbing Skripsi.
Sekretariat:
Gedung C, Lantai 2, Fispol Unsrat.
Jl. Kampus Bahu Unsrat Manado 1
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volume 2 No. 5 Tahun 2020
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

Pendahuluan undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Kebutuhan serta urgensi terhadap Pemerintah Daerah, bahwa aspek
pemerintahan adalah sesuatu yang akan keamanan dan ketertiban umum
terus mewarnai proses kehidupan menjadi urusan konkuren dan urusan
manusia secara umum, terlebih khusus wajib pemerintah terkait pelayanan
Indonesia dan daerah-daerah yang ada dasar, dalam hal ini kewenangan dan
di dalamnya. Kehadiran pemerintah dan tugas pemerintah dalam
pemerintahan adalah sesuatu yang menyelenggarakan ketertiban umum
urgen. Banyak sisi kehidupan kita dan ketentraman, dan pelindungan
sehari-hari akan berhubungan dengan masyarkat.
fungsi–fungsi pemerintah di dalamnya. Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol
Secara sederhana kita memiliki PP) sebagaimana Undang-undang
gambaran bahwa dalam urgensi ini, Nomor 23 Tahun 2014 tentang
ketidakhadiran pemerintah akan Pemerintah Daerah Pasal 12 ayat (1)
menimbulkan ketidakteraturan dan huruf e menyatakan bahwa urusan
ketidaktertiban yang bukan tidak pemerintah wajib yang berkaitan
mungkin akan menimbulkan kerusuhan dengan pelayanan dasar meliputi
dan kekacauan, tindak kekerasan dan ketentraman, ketertiban umum, dan
tindakan kejahatan lainnya. perlindungan masyarakat. Peraturan
Dengan demikian, maka kehadiran Pemerintah Nomor 16 Tahun 2018
pemerintah pertama-tama adalah untuk tentang Satuan Polisi Pamong Praja,
mengatur dan melindungi masyarakat yaitu perangkat daerah yang dibentuk
agar senantiasa dalam keadaan aman untuk menegakkan Peraturan Daerah
dan tertib, sebagaimana kita mengetahui dan Peraturan Kepala Daerah,
pada hakikatnya manusia adalah menyelenggarakan ketertiban umum
makhluk yang membutuhkan dan ketentraman serta
makhluk/orang lain, dan di satu sisi menyelenggarakan pelindungan
manusia adalah homo homini lupus masyarakat.
(manusia adalah serigala bagi manusia Eksistensi Satuan Polisi Pamong
lain), sehingga dengan fungsi Praja dalam hal penegakkan hukum
pemerintahan yang ada yaitu fungsi (represif) terkait kontribusi Satuan
pengaturan (regulation) dan fungsi Polisi Pamong Praja sangat diperlukan
pelayanan (services) inilah diharapkan guna mendukung suksesnya
tujuan untuk dapat menciptakan situasi pelaksanaan Otonomi Daerah dalam
serta kondisi tertib dan aman dapat penegakan Peraturan Daerah yang turut
tercapai. menjadi faktor untuk menciptakan
Ketentraman dan ketertiban umum pemerintahan yang baik. Dengan
merupakan salah satu dari beberapa demikian Satuan Polisi Pamong Praja
aspek yang menjadi urusan wajib merupakan ujung tombak dalam hal ini
Pemerintah. Tentu saja hal ini sebagai motivator untuk menjamin
didasarkan pada fakta bahwa kepastian hukum, pelaksanaan
ketentraman dan ketertiban umum Peraturan Daerah dan upaya
menjadi faktor dan aspek yang sangat menegakkannya di tengah-tengah
penting atau vital dalam kehidupan masyarakat, sekaligus membantu dalam
manusia di berbagai bidang yang tidak menindak segala bentuk penyelewengan
dapat dikesampingkan sebagaimana dan penegakkan hukum.
yang telah dicantumkan dalam Undang-
Sekretariat:
Gedung C, Lantai 2, Fispol Unsrat.
Jl. Kampus Bahu Unsrat Manado 2
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volume 2 No. 5 Tahun 2020
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

Pada kajian selanjutnya apabila kita dikirim ke medan perang tanpa dibekali
pelajari terkait fungsi dan tugas Satuan terlebih dahulu dengan ilmu,
Polisi Pamong Praja, pada hakikatnya pengetahuan dan keterampilan,
tidak boleh lepas dari sifat sehingga tidak heran banyak yang
“kepamongan” yaitu apabila diartikan, “mati” konyol ketika berada dalam
menggambarkan sifat mengasuh, pelaksanaan tugas di lapangan.
mendidik, serta mengurus masyarakat. Hal-hal ini tentu dipengaruhi
Sikap keteladanan dan humanis menjadi berbagai faktor, di antaranya adalah
hal yang dituntut dari aparat Satuan faktor Sumber Daya Manusia (SDM)
Polisi Pamong Praja sesuai yang antara lain sebagai pandangan
perkembangan zaman yang kini awal peneliti memiliki keterkaitan
semakin terbuka di tengah masyarakat dengan tingkat pendidikan aparat,
dan menyebabkan kajian yang semakin kedewasaan dan mentalitas dari aparat
kritis dari masyarakat akibat tersebut, aspek rekrutmen dan pelatihan,
kompleksitas perkembangan yang status aparat, serta penguasaan konsep
semakin dinamis. Namun nyatanya hal tugas, fungsi dan wewenang dalam
ini bertolak belakang dengan keadaan praktik tugas di lapangan, dan lain
yang terjadi saat ini, berdasarkan sebagainya.
observasi awal, apabila melihat dan Permasalahan-permasalahan
menganalisis situasi belakangan ini mendasar ini yang hendak diteliti dan
terkait eksistensi Satuan Polisi Pamong dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui
Praja terlebih khusus keadaan yang bagaimana seharusnya kualitas
selalu mengangkat citra atau image pelayanan yang diperlukan di era
Satuan Polisi Pamong Praja kepada keterbukaan dan kemajuan zaman ini,
publik terkait dengan pelaksanaan tugas dimana dalam era reformasi birokrasi,
di antaranya yang paling sering dituntut peningkatan kualitas pelayanan
mengakibatkan intreaksi dan kontak yang akan memberi dampak dan
dengan masyarakat langsung yaitu manfaat kepada masyarakat secara
penertiban aset pemerintah daerah. langsung.
Dimana harapan tentang sosok pamong
dapat dikatakan jauh berbeda dengan Tinjauan Pustaka
ekspetasi yang ada, oleh karena pada Kualitas berarti: (1) tingkat baik
umumnya di kalangan masyarakat buruknya sesuatu; (2) derajat atau taraf
Satuan Polisi Pamong Praja cenderung (kepandaian, kecakapan, dsb); atau
terkenal dengan sifat represif yang mutu (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
menggambarkan tindakan arogansi, Kualitas juga adalah (1) kesesuaian
kesewenang-wenangan, kasar serta dengan persyaratan; (2) Kecocokan
penindas masyarakat kecil dan lemah. untuk pemakaian; (3) Perbaikan
Image ini sudah berlangsung lama berkelanjutan; (4) Bebas dari
bahkan sampai saat ini. Image ini kerusakan/cacat; (5) Pemenuhan
membangun sebuah gambaran bahwa kebutuhan pelanggan sejak awal dan
kalangan Satuan Polisi Pamong Praja setiap saat; (6) Melakukan segala
adalah orang-orang yang tidak sesuatu secara benar; (7) Sesuatu yang
mengutamakan “brain” melainkan bisa membahagiakan pelanggan,
hanya mengutamakan otot di wilayah menurut Tjiptono (Hardiyansyah, 2018)
masing-masing. Satuan Polisi Pamong Kualitas memiliki konsep yang
Praja diibaratkan pasukan perang yang bersifat relatif, karena penilaian kualitas
Sekretariat:
Gedung C, Lantai 2, Fispol Unsrat.
Jl. Kampus Bahu Unsrat Manado 3
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volume 2 No. 5 Tahun 2020
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

sangat ditentukan oleh perspektif yang berkaitan dengan pengaduan juga


digunakan. Menurut Kotler cenderung mempengaruhi penilaian
(Hardiyansyah, 2018) “Kualitas adalah akhir pelanggan kualitas produk
keseluruhan ciri serta sifat dari suatu dan layanan.
produk atau pelayanan yang 7. Estetika. Estetika subjektif adalah
berpengaruh pada kemampuannya dimensi kualitas. Bagaimana
untuk memuaskan kebutuhan yang sebuah produk terlihat, terasa,
dinyatakan atau tersirat.” Kualitas tidak suara, rasa, atau bau adalah
dapat dipisahkan dari produk dan jasa masalah penilaian pribadi dan
atau pelayanan. refleksi dari preferensi individual.
Lebih lanjut, Garvin mengusulkan Pada dimensi kualitas mungkin
delapan dimensi kritis atau kategori sulit untuk menyenangkan semua
kualitas yang dapat berfungsi sebagai orang.
kerangka kerja untuk analisis strategis: 8. Persepsi Kualitas. Adalah persepsi
Kinerja, fitur, keandalan, kesesuaian, dari aspek berwujud dan tidak
daya tahan, service ability, estetika, dan berwujud produk. Konsumen tidak
persepsi kualitas. selalu mengetahui tentang produk,
1. Kinerja. Kinerja mengacu pada secara keseluruhan, maka dalam
karakteristik utama suatu produk keadaan seperti itu, gambar, iklan,
operasi. Untuk mobil misalnya, dan nama merek - kesimpulan
kinerja akan mencakup ciri-ciri tentang kualitas diperlukan untuk
percepatan, penanganan, jelajah membangun persepsi kualitas.
kecepatan, dan kenyamanan. Selanjutnya, secara etimologis,
2. Fitur. Fitur biasanya aspek pelayanan bisa diartikan sebagai usaha
sekunder kinerja, “lonceng dan melayani kebutuhan orang lain. Pada
peluit” produk dan jasa, dasarnya melayani adalah kegiatan yang
karakteristik yang melengkapi bersifat tidak berwujud yang ditawarkan
fungsi dasar mereka. kepada konsumen atau pelanggan yang
3. Keandalan. Dimensi ini dilayani. Karakteristik melayani
mencerminkan probabilitas produk dinyatakan sebagai berikut:
rusak atau gagal dalam jangka a. Sifatnya tidak bisa diraba,
waktu tertentu. berlawanan sifatnya dengan produk
4. Kesesuaian. Kesesuaian adalah barang jadi yang berwujud.
derajat dimana desain produk dan b. Merupakan tindakan nyata.
karakteristik operasi memenuhi c. Kegiatan produksi dan konsumsi
standar yang ditetapkan. tidak dapat dipisahkan secara nyata.
5. Daya tahan. Ukuran hidup produk, Di sektor publik, ada tiga fungsi
daya tahan memiliki baik dimensi pelayanan yang dilakukan pemerintah,
ekonomi dan teknis. Secara teknis, yakni: environmental service,
daya tahan dapat didefinisikan development service, dan protective
sebagai jumlah menggunakan satu service. Pelayanan oleh pemerintah
mendapat dari produk sebelum dibedakan berdasarkan siapa yang
memburuk. menerima layanan tersebut, apakah
6. Servis. Service ability adalah pihak individu atau pihak kelompok.
kecepatan, kesopanan, kompetensi, Istilah Pamong Praja sendiri
dan kemudahan perbaikan. Dalam berasal dari dua kata yaitu 1) Pamong
kasus-kasus tertentu servis dan 2) Praja. Pamong dapat diartikan
Sekretariat:
Gedung C, Lantai 2, Fispol Unsrat.
Jl. Kampus Bahu Unsrat Manado 4
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volume 2 No. 5 Tahun 2020
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

pengurus, pengasuh, atau pendidik. kondisi negara atau daerah yang aman,
Sedangkan praja dapat dimengerti tenteram dan tertib dalam
sebagai kota, negeri, atau kerajaan. penyelenggaraan pemerintahan,
Sehingga sederhananya, Pamong Praja pembangunan, dan kegiatan masyarakat
adalah pengurus kota. Satuan Polisi yang kondusif. Penertiban dalam artian
Pamong Praja yang selanjutnya disebut pemanfaatan ruang/tempat adalah usaha
Satuan Polisi Pamong Praja adalah atau kegiatan untuk mengambil
perangkat daerah yang dibentuk untuk tindakan agar pemanfaatan ruang sesuai
menegakkan Peraturan Daerah dan rencana dapat terwujud, sehingga
Peraturan Kepala Daerah, kegiatan penertiban dapat dilakukan
menyelenggarakan ketertiban umum dalam bentuk penertiban langsung dan
dan ketentraman serta penertiban tidak langsung.
menyelenggarakan pelindungan Aset pemerintah daerah merupakan
masyarakat. (Pasal 1 ayat 1 Peraturan sumber daya penting baik bagi
Pemerintah Nomor 16 Tahun 2018). pemerintah daerah sebagai penopang
Satuan Polisi Pamong Praja juga utama pendapatan asli daerah. Aset
memiliki beberapa kewenangan yang pemerintah daerah adalah semua
diatur dalam Peraturan Pemerintah kekayaan pemerintah daerah yang
Nomor 16 Tahun 2018, yaitu: dimiliki maupun yang dikuasai
a. Melakukan tindakan penertiban pemerintah daerah, yang dibeli atau
nonyustisial terhadap warga diperoleh atas beban APBD, atau
masyarakat, aparatur, atau badan berasal dari perolehan lainnya yang sah,
hukum yang melakukan pelanggaran misalnya sumbangan, hadiah, donasi,
atas Perda dan/atau Perkada; wakaf, hibah, swadaya.
b. Menindak warga masyarakat, Aset pemerintah daerah dapat
aparatur, atau badan hukum yang digolongkan menurut golongan aset
mengganggu ketertiban umum dan tidak bergerak yaitu di antaranya yang
ketentraman masyarakat; terkait pembahasan dalam penelitian ini
c. Melakukan tindakan penyelidikan antaranya adalah golongan tanah,
terhadap warga masyarakat, aparatur, golongan gedung dan bangunan,
atau badan hukum yang diduga golongan konsruksi dalam pekerjaaan
melakukan pelanggaran atas Perda dan sebagainya. Adapun di golongan
dan/atau Perkada; dan aset bergerak adalah mesin, kendaraan,
d. Melakukan tindakan administratif peralatan, dan sebagainya.
terhadap warga masyarakat, aparatur, Selanjutnya, penyelenggaraan
atau badan hukum yang melakukan ketertiban umum dan ketentraman
pelanggaran atas Perda dan/atau masyarakat menurut Pasal 11 PP Nomor
Perkada. 16 Tahun 2018, meliputi kegiatan:
Penertiban secara etimologis dapat a. Deteksi dan cegah dini;
dipahami berasal dari kata dasar “tertib” b. Pembinaan dan penyuluhan;
yang berarti tertata dan terlaksana c. Patrol;
dengan rapi dan teratur menurut aturan d. Pengamanan;
(Kamus Lengkap Bahasa Indonesia). e. Pengawalan;
Penertiban merupakan suatu tindakan f. Penertiban; dan
penataan yang diperlukan dalam suatu g. Penanganan unjuk rasa dan
Negara atau daerah. Penertiban tersebut kerusuhan massa.
dilakukan dalam rangka mewujudkan
Sekretariat:
Gedung C, Lantai 2, Fispol Unsrat.
Jl. Kampus Bahu Unsrat Manado 5
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volume 2 No. 5 Tahun 2020
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

Metode Penelitian 3) Dokumentasi.


Jenis penelitian yang hendak Analisis data dimulai sejak
digunakan dalam penelitian ini yaitu merumuskan dan menjelaskan masalah,
menggunakan metode penelitian sampai penulisan hasil penelitian.
kualitatif secara deskriptif. Dikutip dari
Moleong (2010), Bogdan dan Taylor Hasil Penelitian
mengemukakan bahwa penelitian Berdasarkan data yang didapat,
kualitatif adalah “prosedur penelitian beberapa dimensi seperti dimensi
yang menghasilkan data deskriptif kinerja, capaian kegiatan tibum tranmas
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari dan linmas sesuai Standar Pelayanan
orang-orang dan perilaku yang dapat Minimal (SPM) tahun 2019 memiliki
diamati”. persentase capaian sebesar 100%,
Fokus penelitian yaitu terkait artinya pelaksanaan tugas Penertiban
konsentrasi dalam tujuan penelitian ini. aset Pemerintah Daerah Provinsi
Adapun fokus dari penelitian ini Sulawesi Utara sejauh ini sudah baik,
meliputi kualitas Pelayanan Satpol PP hal ini berdasar pada pelaksanaan
Daerah Provinsi Sulawesi Utara dalam kegiatan penertiban aset kinerja Satpol
penertiban aset pemerintah daerah PP dalam didasarkan pada aturan yang
ditinjau dari delapan dimensi kritis atau jelas dan terukur, baik dari segi yuridis
kategori kualitas menurut Garvin yaitu: maupun teknis pelaksanaan dan
1. Kinerja; koordinasi dengan Instansi terkait
2. Fitur; pelaksanaan penertiban aset Pemerintah
3. Keandalan; Daerah Provinsi Sulawesi Utara baik
4. Kesesuaian; dari segi kajian hukum sampai tahap
5. Daya tahan; akhir yaitu penertiban itu sendiri.
6. Service ability; Dalam dimensi fitur sendiri, ada
7. Estetika, dan beberapa hal yang diteliti dan ditemui
8. Persepsi kualitas. masih dalam taraf belum cukup baik, di
Adapun sasaran yang akan antaranya yaitu belum memadainya
dijadikan informan dalam penelitian ini sarana prasarana baik secara kuantitas
yaitu: maupun kualitas akibat pengadaan dan
1. Kepala Bidang Penegakkan penganggaran yang belum maksimal,
Peraturan Perundang-undangan pendidikan dan pelatihan maupun
Daerah 1 (Satu) Orang; jumlah aparat sendiri. Berikut beberapa
2. Kepala Seksi pada Bidang ulasan dan pembahasan peneliti:
Penegakkan Peraturan Perundang- Peneliti mendapati fakta di
undangan Daerah 1 (Satu) Orang; lapangan bahwa ada beberapa pengaruh
3. 4 Orang unsur ASN/THL Satuan dan akibat yang timbul di antaranya
Polisi Pamong Praja Daerah oleh Standar Rekrutmen aparat THL
Provinsi Sulawesi Utara; Satpol PP yang belum pasti dan jelas,
4. 7 Orang unsur Masyarakat umum. rekrutmen THL anggota Satpol PP
Untuk mengumpulkan data menjadi hal yang penting diteliti dan
dalam penelitian ini baik yang bersifat dibahas karena THL Satpol PP
data primer maupun sekunder, akan merupakan mayoritas aparat di Satpol
digunakan beberapa teknik yaitu: PP Provinsi Sulut dan sudah pasti yang
1) Wawancara; menjadi mayoritas aparat yang
2) Observasi; diturunkan di lapangan menjadi garda
Sekretariat:
Gedung C, Lantai 2, Fispol Unsrat.
Jl. Kampus Bahu Unsrat Manado 6
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volume 2 No. 5 Tahun 2020
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

terdepan. Akibat tidak memiliki standar secara merata kepada seluruh aparat
rekrutmen yang jelas, maka dengan Satpol PP.
beberapa faktor tertentu menyebabkan Hal lain yang ikut dipengaruhi dan
siapa saja dan latar belakang apa saja mempengaruhi kualitas pelayanan yang
dapat masuk menjadi THL Satpol PP, ada dari dimensi fitur, timbul dari
tidak heran beberaoa fenomena seperti perihal legitimasi kewenangan antara
“preman menjadi Satpol PP” yang ASN dan THL Satpol PP, dimana
kemudian menjadikan Satpol PP erat mayoritas aparat yang diturunkan dalam
dengan citra “premanisme” semakin praktik di lapangan untuk melaksanakan
terbuka lebar. Selain itu, hal itu akan tugas adalah aparat berstatus THL,
mempengaruhi dan ikut dipengaruhi maka tentu dalam melakukan
latar belakang pendidikan THL Satpol penindakan serta penertiban karena
PP yang cenderung menengah dank e terbatas pada legitimasi kewenangan
bawah, serta masalah yang peneliti yang rata-rata melekat kepada Satpol PP
dapati adalah tidak semua anggota dengan status ASN,
benar-benar mengikuti dan Dengan demikian, peneliti
diikutsertakan dalam pelatihan (minimal menyimpulkan dari dimensi fitur
pelatihan dasar Satpol PP) sehingga ada dengan bahasan dan analisis data di
beberapa anggota yang bahkan sudah atas, kualitas pelayanan Satpol PP
kurang lebih 10 tahun sebagai tenaga dalam penertiban aset daerah dinilai
Honorer Satpol PP namun masih belum masih kurang berkualitas dan masih
mengetahui pasti kewenangan Satpol perlu untuk ditingkatkan dan
PP Provinsi Sulut dalam kegiatan dimaksimalkan.
penertiban aset daerah. Pelatihan yang Peneliti menilai dari dimensi
benar-benar dimaksudkan pada keandalan, Satpol PP Provinsi Sulut
efektivitas dan pelatihan yang intensif. memiliki tingkat kualitas yang baik,
Selain itu, dengan jumlah THL oleh karena kewenangan yang melekat
Satpol PP yang lebih banyak dibanding untuk melaksanakan tindakan yang
ASN Satpol PP, menyebabkan titik bersifat final yaitu penertiban yang
tumpu pemahaman tugas pokok dan melekat pada Satpol PP untuk memiliki
fungsi Satpol PP sebagian besar hanya legitimasi melaksanakan penertiban aset
pada orang-orang tertentu saja dan tidak pemerintah daerah. Pun halnya dengan
secara menyeluruh (rata-rata yang dimensi kesesuaian, dari hasil
menguasai dasar tugas dan fungsi secara penelitian, didapati sudah adanya
konseptual adalah ASN dan THL yang konsep yang dimiliki masyarakat
sudah mengikuti diklat dasar, itupun maupun pihak penyelenggara Satpol PP
tidak semuanya benar-benar efektif) yang semakin terbuka tentang
padahal adalah lebih baik jika pelayanan kepada masyarakat, sehingga
pengetahuan tidak hanya terkait dengan dalam keterbukaan itu munculah
praktiknya di lapangan saja (indikator pemahaman bahwa pelaksanaan
output), tapi juga lebih efektif dan penertiban aset pemerintah daerah harus
produktif apabila dimulai dengan berdasarkan standar yang ada, dan dari
pemahaman konsep yang jelas terkait konsep itu peneliti mendapati bahwa
dasar aturan hukum, fungsi, wewenang, pelaksanaan penertiban oleh Satpol PP
serta standar operasional dalam Provinsi Sulut telah berdasarkan standar
berbagai tugas khususnya atau acuan seperti yang dilampirkan di
tugas/kegiatan penertiban dan harus atas, namun apabila dalam
Sekretariat:
Gedung C, Lantai 2, Fispol Unsrat.
Jl. Kampus Bahu Unsrat Manado 7
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volume 2 No. 5 Tahun 2020
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

pelaksanaannya terjadi gesekan dengan Maka dari Data yang ada, peneliti
masyarakat sebagai sesuatu yang tidak menemukan dan menyimpulkan 6 dari 7
bisa dihindari dalam setiap kegiatan informan masyarakat yang ada
penertiban aset pemerintah daerah oleh memberikan respon positif terkait
Satpol PP, maka telah dicantumkan juga pelayanan penertiban oleh Satpol PP
dalam lampiran SOP, yaitu diadakan Provinsi Sulawesi Utara, beberapa di
konsolidasi serta advokasi, yang apabila antaranya yang pernah berinteraksi
terjadi perlawanan oleh pihak terkait langsung dengan Satpol PP Provinsi
(masyarakat, aparat, atau badan hukum) Sulut dalam pelaksanaan tugas
akan dilaksanakan upaya damai maupun mengatakan bahwa Satpol PP Sulut
akhirnya pada upaya paksa penertiban. sudah sesuai standar di antaranya
Dari dimensi daya tahan memiliki penampilan yang sopan, cara
pelatihan fisik aparat Satpol PP terus berkomunikasi dan berinteraksi dengan
diusahakan oleh pihak Satpol PP masyarakat yang sopan dan humanis,
Provinsi Sulut namun pelaksanaannya serta secara keseluruhan berdasarkan
belum merata kepada semua aparat wawancara pada sampel informan
yang ada dikarenakan sebagian besar masyarakat yang diambil lebih besar
aparat yang adalah THL direkrut memberikan respon positif dan
dengan standar yang tidak jelas, menyimpulkan bahwa secara
sehingga ada beberapa pandangan juga keseluruhan Satpol PP Provinsi Sulut
fenomena bahwa aparat Satpol banyak memberikan kontribusi positif yang
yang tidak memiliki tubuh proporsional membantu masyarakat. Kalaupun ada
sebagaimana hendaknya seorang pandangan yang menyangkut image
aparatur dalam bidang ketertiban umum tidak baik akibat dari sejarah panjang
yang diidentikan semacam aparat Satpol PP di waktu-waktu sebelum
paramiliter. Ini disebabkan faktor dengan image arogan, kasar, dan
dalam rekrutmen yang tidak memiliki penindas, itu adalah hal-hal yang
standarisasi jelas, dan pasti berpengaruh sedang diusahakan diperbaiki melalui
pada syarat tingkat usia, ketahanan peningkatan kualitas pelayanan Satpol
fisik, tingkat kesehatan dan faktor lain PP Provinsi Sulut ke arah pelayanan
yang akan mempengaruhi dari segi yang lebih baik dan humanis.
penilaian daya tahan atau fisik aparat Pada dimensi estetika ini sulit untuk
Satpol PP. Oleh karenanya, daya tahan, menyenangkan semua orang, tergantung
kualitas pelayanan Satpol PP dalam pendekatan apa yang dipakai untuk
penertiban aset daerah sudah cukup baik memahami dan melihat kualitas. hasil
namun di sisi lain harus terus penelitian yang ada peneliti lengih
ditingkatkan lebih khusus dalam hal memfokuskan pada masalah estetika
pelatihan fisik harus dilaksanakan dari segi penampilan, karena dari segi
secara menyeluruh kepada seluruh penampilan Satpol PP secara umum
aparat yang ada mengingat sewaktu- masih dianggap sebelah mata, maka
waktu akan ada kebutuhan terhadap tidak heran ada julukan terhadap Satpol
jumlah aparat yang besar terkait PP yang menyebutkan Satpol PP
penertiban aset pemerintah daerah. sebagai “Polisi Plastik” oleh karena
Dari dimensi servis, yang diteliti dalam berbagai kesempatan penampilan
seputar kecepatan, kesopanan, Satpol PP dinilai tidak mencerminkan
kompetensi dan kemudahan dalam sosok seorang aparat pemerintah.
perbaikan/masukkan untuk evaluasi. Berdasarkan observasi peneliti, secara
Sekretariat:
Gedung C, Lantai 2, Fispol Unsrat.
Jl. Kampus Bahu Unsrat Manado 8
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volume 2 No. 5 Tahun 2020
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

penampilan Satpol PP Provinsi Sulut PP, terlebih masih ada miskonsepsi


perlu untuk ditingkatkan, baik dari segi antara Satpol PP Provinsi dengan Satpol
keseragaman yaitu warna seragam yang PP Kabupaten/Kota. Sebagai contoh
harus sama, sepatu dan perlengkapan perbandingan Satpol PP Kota Manado
lainnya harus disesuaikan. yang berdasarkan karakteristik dan
Ketidakseragaman dan tidak meratanya peraturan daerah Kota Manado
penampilan aparat Satpol PP Provinsi mayoritas berada di Lokasi Pasar 45
Sulut juga dilatarbelakangi oleh dan sering nampak ke permukaan akibat
keterbatasan pengadaan dikarenakan kegiatan penertiban Pedagang Kaki
anggaran yang kurang memadai. Lima (PKL) yang cenderung terkenal
Mayoritas aparat Satpol PP juga “brutal”. Itu juga yang terus menerus
cenderung berasal dari kelas ekonomi mengakibatkan stigma masyarakat
bawah ke menengah, sehingga tidak dalam mengenal Satpol PP dengan citra
heran dalam beberapa pelaksanaan yang kurang baik akibat melihat atau
tugas akan selalu dikaitkan dengan hanya mendengar saja dari berbagai
perilaku menindas dan memeras sumber yang sebagian besar hanya
masyarakat tertentu, yang biasanya menampilkan sosok Satpol PP yang
cenderung mengarah kepada kaum kasar, arogan dan tidak humanis.
masyarakat marginal.
Peneliti mendapati bahwa tidak Kesimpulan
menutup kemungkinan, hal-hal yang 1. Satpol PP memiliki kewenangan
demikian masih terjadi praktiknya untuk bertindak sebagai pelaksana
dalam beberapa pelaksanaan tugas tugas yang bersifat final yaitu
Satpol PP Provinsi Sulut, maupun melaksanakan eksekusi
dalam kegiatan penertiban aset, namun penertiban. Kualitas pelayanan
hal tersebut dilakukan oleh oknum- Satuan Polisi Pamong Praja
oknum tertentu saja, dan apabila ada Daerah Provinsi Sulawesi Utara
pelanggaran yang dilakukan oleh dalam penertiban aset pemerintah
anggota Satpol PP, akan ditindak oleh provinsi dapat dikatakan sudah
Petugas Tindak Internal (PTI) Satpol PP cukup baik namun perlu untuk
Provinsi Sulut. terus ditingkatkan dan
Terakhir, dari dimensi Persepsi dimaksimalkan kepada publik. 4
kualitas di sini dihubungkan dengan (empat) dari 8 (delapan) dimensi
informasi yang didapat oleh masyarakat kualitas yang digunakan,
yang akan mempengaruhi kesimpulan menunjukan hasil yang sudah
tentang kualitas itu sendiri dalam hal ini baik. Di antaranya capaian
tentang kualitas pelayanan Satpol PP kinerja, keandalan, pelaksanaan
dalam penertiban aset Pemerintah tugas penertiban yang sudah
Daerah Provinsi Sulawesi Utara. berdasarkan Standar Operasional
Berdasarkan hasil data observasi, Prosedur (SOP), serta pelatihan
wawancara, maupun dokumentasi di untuk daya tahan aparat Satpol PP
lapangan dalam penertiban aset dalam melaksanakan penertiban
pemerintah daerah, maka peneliti aset pemerintah daerah Provinsi
mendapatkan bahwa ada masyarakat Sulawesi Utara.
sendiri masih belum memiliki 2. Dari dimensi Fitur, permasalahan
pemahaman yang cukup mengenai terkait kualitas pelayanan
peran strategi dan kewenangan Satpol berkaitan dengan pengadaan dan
Sekretariat:
Gedung C, Lantai 2, Fispol Unsrat.
Jl. Kampus Bahu Unsrat Manado 9
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volume 2 No. 5 Tahun 2020
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

penganggaran Sarana Prasarana kewenangan, agar tidak hanya


yang masih kurang memadai, sebagai eksekutor dalam arti tahu
standarisasi rekrutmen yang menertibkan saja, tapi benar-benar
belum jelas dan terukur aparat praktik di lapangan harus sesuai
THL sebagai mayoritas aparat dengan teori atau konsep yang
yang ada yang selanjutnya ada. Untuk itu, secara khusus
mempengaruhi pelatihan dan Saya menyarankan, agar dalam
pendidikan Satpol PP, penguasaan berbagai pelaksanaan tugas
konsep dasar tugas, serta termasuk penertiban aset
kewenangan dalam melaksanakan Pemerintah Daerah, Satpol PP
penertiban dan penindakan. Provinsi Sulut dilengkapi dengan
3. Dari dimensi estetika, image buku saku yang memuat hal-hal
Satpol PP Provinsi Sulawesi Utara dasar terkait konsep/teori maupun
memiliki beragam pandangan, teknis yang sesuai dengan standar
baik maupun buruk tergantung prosedural yang ada.
pendekatan apa yang digunakan 2. Upaya peningkatan kuantitas
untuk melihat. Dari segi ini, (jumlah aparat) juga harus
penampilan merupakan salah satu diimbangi dengan peningkatan
faktor tuntutan dominan yang kualitas, yaitu agar dapat
perlu diusahakan dalam dianggarkan dan diadakan sarana
peningkatan kualitas Satpol PP prasarana yang lebih memadai,
Provinsi Sulut. serta perekrutan THL
4. Dari dimensi persepsi kualitas, Satpol/Bantuan Polisi (Banpol)
kurangnya sosialisasi dan untuk Satpol PP, dapat memiliki
pengenalan lebih lanjut dengan standarisasi yang jelas dan
publik membuat adanya terukur, supaya dapat diatur
miskonsepsi terkait kedudukan peningkatan SDM, melalui
Satpol PP Provinsi Sulut, baik pelatihan dan pendidikan yang
dari perbedaan kewenangan terstruktur, sistematis dan dapat
dengan Satpol PP disesuaikan. Selanjutnya, agar
Kabupaten/Kota, sehingga dapat mempertimbangkan materi
masyarakat dalam penilaiannya diklat yang tidak hanya dominan
cenderung menganggap Satpol PP bersifat militeristik tapi juga
Provinsi sama dengan Satpol PP materi dari pendekatan sosial dan
Kabupaten/Kota. kultural, supaya ada pemahaman
dasar bahwa pada bagian-bagian
Saran tertentu Satpol PP berbeda dari
1. Sebagai perangkat daerah yang militer sehingga akan adanya
memiliki kewenangan untuk pengembangan konsep “pamong”
bertindak sebagai pelaksana tugas bukan “pangreh” praja yang pasti
yang bersifat final dalam mempengaruhi tugas dan
penertiban, maka disarankan agar kewenangan.
Satpol PP Provinsi Sulawesi Utara 3. Dimensi estetika yang berkaitan
baik secara organisasi maupun dengan image atau citra Satpol
individu aparat yang ada, mampu PP, juga menjadi hal yang penting
memiliki penguasaan konsep dan ketika berbicara tentang
teori, terkait tugas, fungsi dan pelayanan kepada publik. Oleh
Sekretariat:
Gedung C, Lantai 2, Fispol Unsrat.
Jl. Kampus Bahu Unsrat Manado 10
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volume 2 No. 5 Tahun 2020
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

karenanya, kepada Pemerintah dan reaktualisasi peran dan citra


Daerah Provinsi Sulawesi Utara, Satpol PP di mata publik melalui
dalam hal ini Kepala Daerah tindakan nyata yaitu peningkatan
Provinsi Sulawesi Utara seperti kualitas pribadi sebagai aparat
diamanatkan oleh Peraturan pemerintah Satpol PP yang akan
Pemerintah Nomor 16 Tahun memperlihatkan betapa penting
2018 Pasal 25 supaya dapat dan strategisnya tugas, fungsi dan
melaksanakan pembinaan teknis kewenangan sebagai Satpol PP.
operasional termasuk di dalamnya
peningkatan kualitas pelayanan DAFTAR PUSTAKA
Satpol PP baik dari segi Barata, Atep Adya. 2003. Dasar-dasar
teknis/prosedural maupun segi Pelayanan Prima. Jakarta: PT
pemahaman/konseptual dan segi Elex Media Komputindo.
lainnya. Seperti peningkatan Hardiyansyah. 2018. Kualitas
kesejahteraan anggota Satpol PP, Pelayanan Publik (Konsep,
karena cenderung aparat Satpol Dimensi, Indikator dan
PP memiliki tingkat kesejahteraan Implementasinya), Yogyakarta:
menengah dan ke bawah, yang Penerbit Gava Media.
tidak dipungkiri mempengaruhi Ibrahim, A., 2008. Teori dan Konsep
kinerja dan kualitas ketika Pelayanan Publik serta
melaksanakan tugas, termasuk Implementasinya. Bandung:
tentang penampilan juga Mandar Maju.
kebutuhan lainnya, supaya dapat Kotler, P. and Dupree, J. 1997.
dianggarkan dan diadakan Marketing Management:
perbaikan dalam rangka Analysis, Planning,
penguatan kelembagaan Satpol PP Implementation, and Control, Test
termasuk pembenahan citra Satpol Item File. Prentice Hall.
PP terhadap publik; Levine, C.H., Peters, B.G. &
4. Di era digitalisasi saat ini, sangat Thompson, F.J. 1990. Publik
penting dan terbuka lebar administration: Challenges
kesempatan menunjukkan citra choices, consequences. Scott
pemerintahan yang berkualitas Foresman & Company.
kepada publik. Oleh karena itu, Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi
dalam rangka membangun Penelitian Pendidikan Kualitatif.
persepsi kualitas yang baik, agar Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
pihak Satpol PP dapat Rivelino. 2017. New Image: Karir dan
mengaktifkan dan mengefektifkan Standar Kompetensi Satuan Polisi
fungsi Humas, melalui blog Pamong Praja. Tangerang:
Satuan, media sosial, serta alat Mahara Publishing (Anggota
broadcasting lainnya seperti IKAPI).
baliho, flyer, spanduk tentang Sarundajang, S.H. 2011. Arus Balik
kinerja serta kualitas lain yang Kekuasaan Pusat ke Daerah.
dilakukan oleh Satpol PP Provinsi Jakarta: Kata Hasta Pustaka.
Sulut. Akhirnya juga, agar seluruh Siagian, S. P., 2001. Kerangka Dasar
anggota Satpol PP yang ada mau Ilmu Administras,. Jakarta:
terus memperlengkapi diri Rineka Cipta.
menjadi bagian dari revitalisasi
Sekretariat:
Gedung C, Lantai 2, Fispol Unsrat.
Jl. Kampus Bahu Unsrat Manado 11
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volume 2 No. 5 Tahun 2020
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

Suratman, H dan Hayat dan Salamah, 2014 Tentang Pemerintahan


Umi. 2019. Hukum dan Kebijakan Daerah
Publik. Bandung: PT Refika - Undang-undang Nomor 5 Tahun
Aditama. 2014 Tentang Aparatur Sipil
Thoha, M., 1991. Perspektif Perilaku Negara
Birokrasi, Jakarta: Rajawali. - Undang-undang Nomor 25 Tahun
Tjiptono, F., 1997. Prinsip-prinsip total 2009 Tentang Pelayanan Publik
quality service. Yogyakarta: - Peraturan Pemerintah Nomor 16
Penerbit Andi. Tahun 2018 Tentang Satuan
Tjiptono, F., Chandra dan Gregorius. Polisi Pamong Praja
2005. Sercive, quality, and satisfaction. - Peraturan Menteri Dalam Negeri
Yogyakarta: Andi Offset. Nomor 54 Tahun 2011 Tentang
Trilestari, E. W. 2004. Model Kinerja Standar Operasional Proses
Pelayanan Publik dengan Satuan Polisi Pamong Praja
Pendekatan Sistems Thinkinks - Keputusan Menteri
and Sistem Dinamics. Disertasi. Depok: Pendayagunaan Aparatur Negara
FISIP UI. Nomor 63 Tahun 2003
- Undang-undang Nomor 23 Tahun

Sekretariat:
Gedung C, Lantai 2, Fispol Unsrat.
Jl. Kampus Bahu Unsrat Manado 12

Anda mungkin juga menyukai