SKRIPSI
OLEH
NOPRI BR SITEPU
NIM. 3162122005
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim
Segala puji penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas karunianya
Erdemu Bayu Desa Kuta Rayat Kecamatan Naman Teran”. Tanpa kekuatan
daripadaNya pastilah penulis tidak mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Oleh karena itu penulis ucapkan puji, syukur dan hormat kepada Nya Maha
mendengarkan doa.
ayah kandung tercinta dan Aslina br Sembiring ibu kandung tercinta yang selalu
mendoakan penulis guna kekuksesan studinya. Mereka tetap sabar dan tabah di
saat penulis mengalami ketertinggalan studi selama tiga semester lebih berhubung
sakit. Mereka tetap mendukung dan memberikan segala yang mereka punya
berupa doa dan ridho guna penulis dapat menyelesaikan studinya. Penulis
berharap kepada Yang Maha Kuasa agar mereka senantiasa diberikan rahmat
kesehatan dan rizki yang melimpah agar kelak dapat melihat kesusksesan anak-
anaknya.
Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang di tulis guna
memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan gelar Sarjana Pendidikan pada
ii
Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Negeri Medan.
2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan di Fakultas Ilmu Sosial
saran yang membangun kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini agar
menyelesaikan skripsi.
iii
6. Dr. Nurjannah,M.Pd selaku dosen penguji kedua penulis yang
7. Ibu Ayu Febryani, S.Pd, M.Si selaku dosen penguji ketiga penulis yang
9. Nur Indah Sembiring, S.E yang telah banyak membantu penulis dalam
skripsi ini.
10. Kenal sitepu selaku adik penulis karena dia yang selalu bersedia untuk
potografer penulis.
11. Seluruh keluarga atas doa serta dukungan dan bantuan sehingga penulis
respon yang baik kepada penulis dan yang selalu mensuport penulis
iv
sehingga penulis dapat meyelesaikan skripsi dengan baik.
13. Adik kos penulis Dilla, Milla dan Khairunisa di Jalan Pimpinan Gang
akhir. Begitu banyak kenangan suka dan duka bersama kalian yang sulit
untuk dilupakan.
15. Kepada Kepala Desa Kuta Rayat Satar Ginting beserta perangkat
KKN.
16. Seluruh informan dan perangkat desa di Desa Kuta Rayat, yang telah
skripsi ini. Oleh karena itu penulis membutuhkan kritik dan saran yang
membangun sebagai perbaikan yang positif terhadap skripsi penulis. Demikian lah
yang dapat penulis sampaikan, bila ada kata kata yang kurang berkenan penulis
v
membantu penulis, semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan rahmat
Alhamdulillahirabbil’alamin
Penulis
Nopri Br Sitepu
NIM. 3162122005
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK.............................................................................................................................................
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................
BAB I....................................................................................................................................................
PENDAHULUAN.................................................................................................................................
1.3. Tujuan....................................................................................................................................
1.4. Manfaat..................................................................................................................................
BAB II...................................................................................................................................................
2.3.3. Kalimbubu.........................................................................................................................
2.3.5 .Peran..................................................................................................................................
BAB III................................................................................................................................................
METODE PENELITIAN..................................................................................................................
vii
3.4.1. Observasi...............................................................................................................................
3.4.3.Teknik Dokumentasi..........................................................................................................
3.5.2.Penyajian Data....................................................................................................................
BAB IV...............................................................................................................................................
BAB V.................................................................................................................................................
PENUTUP...........................................................................................................................................
5.1. Kesimpulan...............................................................................................................................
5.2. Saran.........................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Desa Kuta Rayat adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Naman
Teran. Secara umum masyarakat desa ini terdiri dari Etnis Karo, Batak Toba,
Etnis Melayu, dan juga Etnis Jawa. Desa Kuta Rayat didominasi oleh Etnis Karo.
di Desa Kuta Rayat ini terdapat satu balai desa yang dimana fungsinya ialah
tempat menyelenggarakan sebuah perta perkawinan adat, balai desa ini dinamakan
dengan Lost. Lost atau sering di sebut dengan balai desa berfungsi sebagai tempat
Desa Kuta Rayat kehidupan yang memegang teguh adat istiadatnya dan
keterikatan antara satu dengan yang lain. Mereka sadar akan dependensi dapat
yang ada di desa kutarayat ini, mereka akan hadir mulai dari awal acara hingga
Etnis Karo merupakan etnis yang mendominasi di Desa Kuta Rayat, hal ini
karena Desa Kuta Rayat memiliki nenek moyang yang membangun awal desa ini
1
2
bermargakan karo atau sering di sebut simantek kuta . Dalam Etnis Karo terdapat
banyak peradatan yang dilaksanakan mulai dari seorang anak yang masi bayi
sampai dengan saat seseorang itu telah meninggal. Adapun beberapa peradatan
yang dilaksanakan dalam Etnis Karo yang ada di Desa Kuta Rayat ini ialah
ngembah manuk mbur atau syukuran tujuh bulanan anak pertama. Erpangir ku
lau atau buang sial, cawir bulung atau ikat tendi, nangkih atau kawin lari,
persetujuan orang tua, kerja adat erdemu bayu atau upacara perkawinan, ngulihi
tudung atau menghitung pengeluaran, mbere ciken ciken atau memberi makan
lansia, dan ada juga yang dinamakan dengan cawir metua atau acara yang
diberikan kepada orang tua yang lanjut usia apa bila dia telah tiada.
Kuta Rayat namun diera modern kini sudah melakukan beberapa perubahan
namun tanpa mengubah makna yang tersirat dalam peradatan tersebut. Hanya saja
dipersingkat namun hal hal penting dalam peradatan tersebut masih dilaksanakan
yang dianggap sakral, adapaun tata cara perkawinan Etnis Karo pada umumnya
ialah dimulai dari nangkih, dalam tradisi nangkih pihak pria membawa si wanita
kerumah pihak anak beru dan meninggalkan suatu yang dinamakan penading,
selanjutnya ada yang dinamakan ngembah belo selambar dalam ngembah belo
selambar ini pihak laki laki menanyakan ketersediaan perempuan untuk diperistri
3
dan sekaligus menanyakan persetujuan dari orang tua perempuan maupun saudara
dari perempuan tersebut. Nganting manuk ialah pihak keluarga laki laki datang
pihak perempuan. Selanjutnya itu ada yang dinamakan kerja adat atau kerja
erdemu bayu, bila yang melakukan pesta bertutur impal sedangkan upacara yang
barangnya dari rumah orang tuanya guna untuk ikut dengan suaminya.
Perkawinan dalam Etnis Karo di Desa Kuta Rayat terdiri dari beberapa
pelaksanaannya lauk yang akan di potong dalam upacara kerja sintua ini ialah
lembu yang dibeli di pajak kemudian di potong di desa ini secara langsung, yang
kedua dinamakan dengan kerja sintengah yang membedakan dengan kerja sintua
ialah lauk yang digunakan dalam upacara pesta ini adalah lembu yang sudah
dipotong dari pajak, sedangkan yang terakhir ialah kerja singuda, adapun lauk
dalam pelaksaan upacara pesta ini ialah berupa ayam potong saja.
dinamakan dengan merga silima, rakut sitelu, tutur si waluh, perkaden Kaden
sepuluh dua. Marga yang termasuk dalam merga silima ialah, karo karo, ginting,
dalamnya adalah senina/ sembuyak, kalimbubu, anak beru. Tutur siwaluh yang
anak beru menteri, anak beru singukuri, kalimbubu puang kalimbubu. Terakhir
ada yang dinamakan perkaden sepuluh dua yang termasuk di dalamnya adalah:
4
nini, bulang, kempu, bapa, nande, anak, bengkila, bibi permen, mama, mami, dan
bere-bere.
Pada pelaksanaan pesta adat perkawinan di Desa Kuta Rayat peran rakut
sitelu sangatlah memiliki peranan yang sangat penting, dimana yang termasuk
dalam rakut sitelu ini ialah anak beru, yaitu pihak yang mengatur berjalannya
acara suatu perkawinan mulai dari awal pernikahan itu berlangsung sampai
dengan selesainya upacara perkawinan itu sudah menjadi tanggung jawab anak
beru baik dari pihak laki-laki maupun perempuan. Ada pula Senina merupakan
orang yang satu merga tapi lain cabang dengan kita. Senina adalah yang
satu clan. Pada acara adat yang dilakukan dijambur senina akan duduk dan berdiri
ketika ada acara ada berdampingan dengan Sukut. Terakhir merupakan kalimbubu
dimana kalimbubu ialah saudara laki laki dari pihak isteri, dalam budaya Suku
Karo kalimbubu sangat dihormati dan diagungkan yang disebut sebagai Dibata Ni
idah (Tuhan yang terlihat) yaitu tingkatan tertinggi dalam keluarga Etnis Karo.
Pada setiap membuat acara adat Karo terlebih dahulu yang ditanya adalah
Kalimbubu. Konsep kalimbubu sebagai tuhan yang terlihat di sebabkan oleh tugas
dan tanggung jawab mereka yang diidentikkan sebagai penasehat dalam peradatan
Etnis Karo, dengan kata lain kalimbubu memiliki tugas mengawal keseluruhan
acara dalam peradatan Etnis Karo. Pengaruh itu ditandai dengan kalimbubu
menjadi tumpuan dan wadah masyarakat Karo ketika ingin melakukan peradatan,
Oleh karena itu kalimbubu sangat disegani dalam sistem kekerabatan Etnis
Karo dikarenakan memiliki peran yang sangat penting karena dia adalah pemberi
dara bagi keluarga. Kalimbubu dapat diartikan sebagai paman dari ibu individu
kalimbubu Simupus takal piher. Pada adat Etnis Karo kalimbubu harus dihormati,
tersebut maka dalam Etnis Karo kalimbubu sering di sebut dibata siidah.
kalimbubu harus memakai tudung dalam acara tersebut dan menyambut tamu
tamu yang datang pada upacara perkawinan tersebut. Kalimbubu juga harus hadir
mulai dari awal acara ampai acara tersebut selesai dilaksanakan, apabila
kalimbubu tidak hadir sampai selesai upacara perkawinan tersebut maka upacara
tersebut dianggap kurang hikmat dan kurang penghargaan orang lain terhadap
Kalimbubu Pada Upacara Perkawinan Erdemu Bayu Desa Kuta Rayat Kecamatan
6
tentang bagaimana peran kalimbubu pada suatu upacara perkawinan erdemu bayu
yang ada di Desa Kuta Rayat Kecamatan Naman Teran. Untuk mengetahui peran
perkawinan, karena hanya dengan adanya suatu perkawinan lah maka anak muda
dapat mengetahui siapa siap saja kalimbubunya yang belum pernah ditemuinya.
Pada umumnya hanya mengenal kalimbubu yang dekat saja sementara mereka
tidak mengenal kalimbubunya yang tinggal diluar daerahnya dan tidak saling
1.3. Tujuan
1.4. Manfaat
1. Secara Teoretis
Pendidikan Antropologi
2. Secara Praktis
peran kalimbubu pada upacara ada pada upacara perkawinan erdemu bayu Desa
Kuta Rayat Kecamatan Naman Teran. Sehingga menjadi suatu informasi yang
untuk di jadikan sebagai referensi dari tinjauan pustaka. Melalui tinjauan pustaka
ini di harapkan mampu menjelaskan focus penelitian yang akan dilakukan dan
mengembangkan topik ini menjadi penelitian yang berguna baik secara praktis
maupun akademik.
Penelitian relevan yang pertama, yaitu penelitian oleh Saragih (2019) yang
berjudul “Analisis Kata Nasihat Dalam Acara Pesta Perkawinan Adat Karo Ke
Dalam Bahasa Indonesia.” Jurnal ini tidak menyebutkan teori yang digunakan
secara tertulis namun saat kita membaca dan memaknai jurnal dapat kita ketahui
bahwa teori yang digunakan dalam jurnal ini ialah teori peran, hal ini dikarenakan
dan dalam jurnal ini ialah teori peran, hal ini dikarenakan dalam jurnal ini
dalam upacara perkawinan dalam Etnis Karo. Metode yang digunakan dalam
pendekatan analisis isi, dan di buat deskripsi yang sistematis dan akurat mengenai
data yang dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara. Data yang telah di
8
di terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dalam tanda kutip tunggal ; selanjutnya
teks tersebut dianalisis berdasarkan tafsiran yang sesuai dengan verivikasi kepada
Adapun isi dari jurnal ini adalah Bagaimana bentuk teks Pedah Pedah atau
kata nasihat yang disampaikan para tokoh anak beru dalam acara pesta pernikahan
adat Rista Tarigan dengan Irma Yani Br Sembiring. Selain daripada itu dalam
jurnal ini juga membahas mengenai bagaimana bentuk teks pedah pedah atau kata
nasihat yang disampaikan oleh pihak senina dalam acara pesta pernikahan adat
Rista Tarigan dengan Irma Yani Br Sembiring. Kemudian jurnal ini juga
disampaikan oleh tokoh kalimbubu dalam acara pesta pernikahan adat Rista
Hubungan penelitian ini dengan penelitian yang akan lakukan oleh peneliti
yaitu peneliti juga membahas tentang bagaimana peran tokoh kalimbubu dalam
upacara perkawinan adat karo dan juga terdapat pada metode penelitiannya
deskriptif, sama halnya dengan pendekatan yang terdapat dalam jurnal sama ama
dalam karya dari Feronika Br Purba, Rosmawati Harahap, Alkausar Saragih yang
berjudul tentang Analisis Kata Nasihat Dalam Acara Pesta Pernikahan Adat Karo
21
dalam menyampaikan kata nasihat pada pesta adat Rista Tarigan dengan Irma
Yani Br Sembiring.
“Peranan Hula – Hula Dalam Pelaksanaan Perkawinan Menurut Adat Batak Toba
Humbang Hasundutan”. Adapun isi dari skripsi ini adalah Hula – hula adalah
kelompok dalam suatu masyarakat tempat maupun muasal dari ibu yang
melahirkan kita dan merupakan sekelompok orang yang posisinya sangat dihargai
dalam kehidupan sehari hari. Hula hula dapat juga disebut atau kata lainnya
adalah somba mashula hula kebahagiaan dan ketentraman. Menurut Adat Batak
Toba hula hula memiliki peranan penting dalam pelaksaan perkawinan adat, salah
satu diantaranya ialah memberikan ulos kepada pihak pengantin dan keluarganya.
Ulos dalam hal ini ialah dimaknai sebagai simbol adat Batak Toba yang
mempunyai arti tertentu. Manfaat ulos yang diberikan oleh hula hula kepada boru
yakni sebagai tanda cinta terhadap boru yang fungsimya untuk menjaga boru dan
pada saat memberikan ulos tersebut hula hula mengatakan dengan disertai pantun
pantun yang memiliki mkna tertentu. Mengulosi maknanya hula hula memberikan
keberkatan kepada borunya asa horas jala gabe. Hula hula memilki peran yang
penting mulai dari awal hingga selesainya suatu adat perkawinan. Tanpa
kedatangan hula hula dalam pesta perkawinan, maka pesta tersebut tidak berjalan
dengan baik.
Karena begitu pentingnya peran hula hula dalam pesta perkawinan hula
22
perkawinan tersebut belum selesai dilaksanakan. Perkawinan bagi masyarakat
Batak Toba ialah perkawinan yang mengikat kedua belah pihak tersebut dalam
suatu ikatan kekerabatan yang baru yang juga berarti akan membentuk satu
dalihan na tolu yang baru. Dalihan na tolu itu muncul ketika perkawinan yang
menghubungkan dua keluarga besar, yang pada akhirnya akan membentuk sistem
dimana dalam etnis batak toba dinamakan dengan hula-hula, dimana hula hula ini
dengan kalimbubu memiliki makna yang sama. Sedangkan perbedan skripsi Purba
masyarakat. Oleh karena itu setiap peran yang dilakukan sering kali mengandung
harapan. Dalam terdapat dua jenis harapan, yaitu pertama harapan harapan dari
23
masyarakat terhadap pemegang pranata atau kewajiban kewajiban dari pemegang
peran dan kedua harapan-harapan yang dimiliki oleh pemegang peran terhadap
perannya secara baik maka secara pribadi ia telah menjawab harapan-harapan dari
masyarakat.
terikat satu dengan yang lain ketika terjadi kontak sosial. Oleh karena itu peran
kumpulan dari perilaku yang secara relative dan diharapkan dari seseorang yang
menempati posisi sosial yang di raihnya ataupun diberikan dalam kontes hidup
suatu peranan. Dengan kata lain antara peran dan kedudukan keduanya tidak dapat
dilepas pisahkan karena saling ketergantungan satu dengan lainnya. Tidak ada
peran tanpa kedudukan atau sebaliknya tidak ada kedudukan tanpa peran.
dan antropologi. Ketiga bidang ilmu tersebut mengambil istilah peran dari dunia
teater. Pada pertunjukan teater, seorang actor harus berperan sebagai tokoh
mengenai siapa dan bagaimana individu berbuat dalam situasi tertentu. Pada tahun
24
1936, seorang antropolog bernama Robert Linton telah berhasil mengembangkan
bermain sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh budaya. Harapan-harapan peran
akan menuntut seseorang untuk berperilaku dalam kehidupan sehari hari. Oleh
karena itu, individu tersebut diharapkan berperilaku sesuai dengan peran tersebut
(Ralph Linton dalam Mustafa, 2011). Teori peran pada literature perilaku
akan peran tesebut dapat berasal dari peran itu sendiri, individu yang
pola dalam pergaulan hidupnya. Hal ini memperlihatkan bahwa peran menentukan
apa yang diperbuat bagi masyarakat dan apa yang diharapkan dari masyarakat.
Dari penjelasan tersebut maka dapat dipahami fungis dan peran masing-
25
keterlibatannya, dalam setiap aktivitas yang dilakukannya baik dalam kehidupan
maupun kelompok. Horton dan Hunt menjelaskan bahwa (role) adalah perilaku
sesuai dengan status tersebut. Dalam arti tertentu dan peran adalah dua aspek dari
gejala yang sama. Status adalah seperangkat hak dan kewajiban, peran adalah
berlaku bagi semua anggota masyarakat, sebagian besar norma berbeda sesuai
dengan status yang disandang karena apa yang benar bagi suatu status mungkin
saja salah bagi status yang lainnya. Tidak semua orang yang mengisi suatu peran
merasa sama terikatnya dengan peran tersebut, karena hal ini dapat bertentangan
dengan peran lainnya. Semua factor ini terpadu sedemikian rupa, sehingga tidak
ada dua individu yang memerankan satu peran tertentu dengan cara yang benar-
benar sama. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat dipahami bahwa peran
adalah suatu sikap yang didalamnya terdapat status dan kedudukan yang dimiliki
baik dalam masyarakat maupun dalam lingkungan kerja, sehingga peran selalu
26
2.3. Kerangka Konseptual
Etnis karo adalah masyarakat “asli” yang mendiami Tanah Karo. Dari segi
pengertian wilayah, Tanah Karo berbeda dengan Kabupaten Karo. Tanah Karo
Kabupaten Dairi.
Pengertian Etnis Karo Asli “adalah Etnis Karo yang meneriman dan
tunduk pada hukum Adat Karo dalam kehidupannya dan secara pasti tidak lagi
diketahui asal usulnya”. Dari segi budaya dan adat Etnis Karo. Etnis Karo asli
khususnya suku-suku yang mendiami sumatra bahagian utara dan bangsa lain
Perkawinan dalam Etnis Karo ialah terjadinya suatu ikatan oleh seorang
gadis dengan seorang lajang dimana telah dapat persetujian dari ayah ibu, paman
maupun bibi. Pada perkawinan etnis karo dinamakan dengan erdemu bayu
dikarenakan seorang laki laki menikah dengan impalnya yaitu anak dari abang
2.3.3. Kalimbubu
wanita, baik itu berasal dari istri, ibu atau pun nenek kita. Pada suatu acara adat
27
yaitu pernikahan, kalimbubu itu dapat dibagi menjadi dua, yaitu kalimbubu yang
berasal dari pihak perempuan atau Si Nereh dan pihak laki-laki atau Si Empo,
yang dimana kalimbubu dari pihak perempuan terdiri dari kalimbubu singalo
(kalimbubu puang ni puang), dan ketiga kalimbubu yang berasal dari pihak
dari pihak laki-laki terdiri dari kalimbubu Singalo Emas (kalimbubu sierkimbang
Erdemu bayu yaitu pesta perkawinan, suatu pesta upacara yang melibatkan
banyak orang, baik dari pihak pengantin pria, pihak pengantin wanita, kalimbubu,
anak beru dan sembuyak. Pada perkawinan karo pihak wanita masuk ke
dalam pihak pria dan pihak pria harus membayar tukur (mas kawin) kepada
kalimbubu.
erdemu bayu adalah adi tumbuk erjabu ras “impal”janah pengalon anak beru “
28
2.3.5 .Peran
juga dapat dirumuskan sebagai suatu rangkaian perilaku tertentu yang ditimbulkan
peran itu harus dijalankan atau diperankan pimpinan tingkat atas, menengah
maupun bawahakan mempunyai peran yang sama. Peran merupakan tindakan atau
perilaku yang dilakukan oleh seseorang yang menempati suatu posisi di dalam
status sosial.
kehidupan kemsyarakatan.
2. Peran adalah suatu konsep perilaku apa yang dapat dilaksanakan oleh
3. Peran juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu, yang penting bagi
diatur dan diharapkan seseorang dalam posisi tertentu. Miftha Thoha (2005:10)
peranan sebagai suatu rangkaian perilaku yang timbul karena suatu jabatan. Jadi,
29
peran adalah suatu rangkaian kegiatan yang teratur yang ditimbulkan karena suatu
suatu sikap atau perilaku yang diharapkan oleh banyak orang atau sekelompok
30
2.4. Kerangka Berpikir
Upacara perkawinan
Proses Perkawinan
Peran Kalimbubu dalam Upacara
Erdemu Bayu
Perkawinan Erdemu Bayu
Desa Kuta Rayat merupakan salah satu desa yang mana penduduknya
dominan beretnis Karo. Di desa ini terkhususnya Etnis Karo masi melestarikan
kebudayaan yang ada sejak dahulunya. Salah satu kebudayaan yang masi terjaga
kelestariannya hingga saat ini ialah upacara perkawinan. Di desa ini upacara
erdemu bayu ada terdapat tiga unsur yang harus ada agar upacara perkawinan
tersebut dapat terlaksana dengan baik. Tiga unsur yang harus ada ketika upacara
31
ketiga unsur tersebut memiliki peranan masing masing. Upacara perkawinan
erdemu bayu memiliki tata cara atau proses pelaksanaannya. Adanya tata cara
pelaksanan tersebut kita dapat mengetahui bagimana peran kalimbubu pada suatu
32
BAB III
METODE PENELITIAN
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
menyeluruh, dan dengan cara deskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa
pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
juga sebagai metode etnografi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak
kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.
memahami hal-hal yang ingin diteliti secara primer, mendalam dan akurat yaitu
tentang peran kalimbubu pada upacara perkawinan erdemu bayu di Desa Kuta
Rayat Kecamatan Naman Teran. Data di lapangan berasal dari hasil wawancara,
33
22
jurnal, artikel dan tulisan-tulisan ilmiah lainnya, serta internet yang memuat
lapangan.
orang yang merupakan sumber informasi. Sebelum itu peneliti informan terlebih
dahulu sesuai dengan focus penelitian yang telah direncanakan. Teknik yang
diperlukan sesuai dengan tema penelitian dalam halini peneliti harus memilih
kalimbubu dalam upacara perkawinan erdemu bayu di Desa Kuta Rayat tersebut.
1. Sekretaris Desa orang yang paham akan kondisi sosial Desa Kuta Rayat
2. Orang tua yang lebih paham akan adat istiadat di Desa Kuta Rayat tersebut.
Naman Teran. Alasan peneliti memilih lokasi penelitian ini karena di desa ini
dalam suatu erdemu bayu. Sehingga peneliti dapat lebih mudah untuk
penelitian karena desa ini adalah desa tempat tinggal peneliti. Sehingga peneliti
sudah benar benar mengetahui bagaimana keadaan alam maupun sosialnya lokasi
penelitian yang akan digunakan peneliti untuk meneliti tentang peran kalimbubu
Desa Kuta Rayat tersebut merupakan etnis dari peneliti sendiri sehingga mudah
tersebut.
3.4.1. Observasi
dilakukan dengn cara melihat langsung suatu peristiwa dan mencatat semua
peristiwa yang ada untuk mengetahui kebenaran atau fakta dalam lapangan.
secara sistematis terhadap unsur-unsur yang nampak dalam suatu gejala pada
24
objek penelitian. Pada metode penelitian kualitatif observasi terbagi menjadi dua
yaitu observasi partisipan (peneliti terlibat secara langsung) dan observasi non
Pada hal ini observasi yang dilakukan oleh peneliti ialah observasi non
partisipant diamana peneliti tidak ikut serta dalam mengambil peranan kalimbubu
teknik pengumpulan data apa bila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan
untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondenya
sedikit atau kecil. Wawancara dapat dilakukan secara struktur dan tidak struktur,
harapkan agar peneliti dapat menggali lebih dalam lagi hal hal yang ingin peneliti
belum mengetahui secara pasti data apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti
analisis terhadap setiap jawaban dari informan tersebut, maka peneliti dapat
Pada penelitian ini yang diwawancarai adalah orang tua yang asli ber Etnis
Karo yang umurnya sudah terbilang tua, hal ini dikarenakan orang tua lebih
paham akan adat dan budaya yang ada di Desa Kuta Rayat Kecamatan Naman
Teran.
3.4.3.Teknik Dokumentasi
pada saat penelitian sehingga penulis dapat memperoleh dukungan data yang
mengangkut penelitian penulis. Dokumentasi ini penting agar penulis kaya akan
data dan memperoleh data yang akurat. Dalam penelitian ini, dokumentasi
Rayat, dan juga berupa foto dan gambar mengenai peran yang sedang di lakoni
oleh kalimbubu yang berada di Desa Kuta Rayat Kecamatan Naman Teran.
beberapa informan yaitu orang tua yang lebih paham akan tema penelitian, kepala
desa dan simantek kuta yang berada di desa Kuta Rayat Hasil penelitian dari
observasi dan wawancara akan semakin memperkuat data yang telah didapatkan
Menurut Bogdan analisis data dalah proses mencai dan menyusun secara
sisematis data yang diperoleh dari wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan
26
kepada orang lain. Sedangkan Susan stain back, mengemukakan bahwa analisis
data merupakan hal yang kritis dalam proses penelitian kualitatif. Analisis
digunakan untuk memahami hubungn dan konsep dlam data sehingg hipotesis
Data yang di peroleh di lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu
dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merekam, memilih hal-hal
yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting. Data yang telah
Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh teori dan tujuan yang
akan dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan. Oleh
karena itu, kalau peneliti dalam melakukan penelitian, menemukan segala sesuatu
yang dipandang asing, tidak dikenal, belum memiliki pola, justru itulah yang
kecerdasan, dan keluasan, kedalaman wawasan yang tinggi . bagi peneliti yag
masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan pada teman atau
27
oang lain yng dipandang ahli, sehingga wawasan peneliti akan berkembang dalam
mereduksi data
3.5.2.Penyajian Data
Penyajian data dalam penelitian kualitatif bisa dilakukan dalam bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sebagainya. Miles dan Huberman
penelitian ini.
kesimpulan dari himpunan seluruh data selama penelitian. Setelah direduksi dan
merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat
berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-
remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas yang dapat berupa
Desa Kuta Rayat adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan
Naman Teran Kabupaten Karo, sebelum berubah desa ini dinamai dengan Desa
Kampung Toraja Berneh. Toraja Berneh dibentuk oleh empat golongan yaitu
sebagai pemilik tanah, golongan anak beru, dan golongan yang dituakan yang
jawab atas peralatan yang diperlukan termasuk didalamnya adalah temasuk dalam
rencana letaknya pada 1 Km di arah Timur di Desa Kuta Rayat yang sekarang
28
29
Perpindahan Kampung Toraja Berneh ke sebelah utara Desa Kuta Rayat sekarang
ini lebih kurang 0, 5 Km dari desa sekarang yang namanya Lau Njulu.
perpindahan dari Lau Njulu ke wilayah pemukiman sekarang ini yani Desa Kuta
Rayat, namun keadaan tidak berubah sebab dalam waktu yang tidak lama terjadi
peperangan dengan desa lain. Setelah kejadian itu diadakan musyawarah kembali
antara anak beru pilihan disetiap kampung daerah teran ini. Adapun permainan
dalam sayembara ketangkasan dan kecepatan itu yakni semua utusan berbaris
saling berbatasan dengan pembatas pelepah pohon enau /aren dengan arti tidak
boleh melewati batas yang ditentukan. Pada masing masing menggenggam senjata
laras panjang yang di sebut Jojal dilengkapi peluru dan saling tembak. Sayembara
tersebut dimenangkan perwakilan anak beru dari Kampung Toraja Berneh yang
bernama Pa Nggendak Ginting dan pada saat itu dinobatkan gelar kepada
menurut kalender Karo. Setelelah di temukan hari yang baik untuk pelaksananya
telah dilaksanakan mbah belo selambar, nganting manuk akad nikah apabila islam
dan pasu pasu apabila Kristen protestan. Malam sebelum perkawinan berlangsung
tersebut maka akan berkumpullah di lost atau balai desa sangkep nggeluh kedua
belah pihak mempelai. Jika telah menemukan titik sepakat maka runggu/
pengertian sangkep nggeluh adalah keutuhan hidup seseorang yang bila dimaknai
lebih dalam lagi ialah dengan keutuhan yaitu unsur unsur tatanan adat yang
terdapat beberapa unsur yang menentukan sangkep nggeluh yaitu : merga silima,
tutur siwaluh, perkade Kaden sepuluh dua tambah sada dan rakut sitelu. Merga
31
silima adalah identitas masyarakat Karo yang di ambil dari marga ayah atau di
sebut dengan clan. Merga tersebut di letakkan di belakang nama seseorang. Marga
digunakan sebagai nama belakang anak laki laki dan beru sebagai nama belakang
anak perempuan. Marga dan beru pada Etnis Karo di warisi sejak jaman dahulu
mengesampingkan garis keturunan ibu yang disebut bere bere. Masyarakat etnis
Karo memiliki lima induk merga (klan) yaitu Tarigan, Ginting, Perangin-Angin
Karo-Karo dan Sembiring. Kelima merga dan beru tersebut menjadi cirikhas
Tarigan : 2016).
etnik Angkola sistem kekerabatan ini dinamakan dengan dalihan natolu yang
secara etimologi di artikan tiga tungku yang sejajar dan seimbang. Adapun ketiga
tunku tersebut dinamakan kahanggi (teman semerga), anak boru (keluarga dari
pihak menantu laki laki atau penerima wanita atau isteri) dan mora keluarga dari
pihak isteri atau pemeri wanita atau/isteri) (Pulungan Abbas : 2018). Sedangkan
pada Etnis Karo khususnya di Desa Kuta Rayat sistem kekerabatan sering disebut
dengan merga silima, rakut sitelu, tutur si waluh, perkaden kaden sepuluh dua.
kalimbubu, anak beru. Kalimbubu diartikan sebagai pihak pemberi dara atau
sering di sebut dengan Allah yang terlihat. Kalimbubu ialah seseorang yang sangat
memberikan saran atau nasihat kepada orang karo atau kerabat terdekatnya.
32
(Darwin prints: 2012). Adapun arti dari sembuyak yaitu mereka yang memiliki
satu merga atau atu clan biasanya yang termasuk dalam sembuyak yaitu mereka
yang memiliki merga yang sama namun berbeda cabang ataupun juga yang
memiliki marga dan cabang marge yang sama juga di sebut dengan sembuyak.
Sedangkan kalimbubu ialah orang yang di hormati dalam masyarakat adat dan
nasihatnya dianggap benar dan kerap sekali dijuluki dengan dibata niidah atau
tuhan yang terlihat sehingga pernyataannya sering kali dianggap benar. Adapun
anak beru yaitu saudara perempuan dari bapak atau mereka yang memiliki clan
merga yang sama dengan bibik atau saudara perempuan dari bapak. Pada upacara
adat biasanya anak beru ini lah yang paling capek kerjanya karena dialah yang
bertanggng jawab masalah makanan dan juga dia yang mempersiapkan segala
sipengalon, anak beru, anak beru menteri, anak beru singukuri, kalimbubu puang
kalimbubu. Terakhir ada yang dinamakan perkaden sepuluh dua yang termasuk di
dalamnya adalah: nini, bulang, kempu, bapa, nande, anak, bengkila, bibi permen,
upacara perkawinan di Desa Kuta Rayat karena jika satu unsur saja tidak
menghadiri upacara perkawinan di Desa Kuta Rayat ini maka dapat menghambat
terjadinya upacara erdemu bayu yang baik pada satu upacara perkawinan.
upacara perkawinan saja namun sistem kekerabatan ini juga berjalan dengan baik
33
pada upacara kematian maupun upacara memasuki rumah baru, hanya saja pada
upacara perkawinan, upacara kematian, dan upacara memasuki rumah baru sistem
Di Desa Kuta Rayat dan dalam Etnis Karo pada umumnya sangat di larang
Apabila hal tersebut terjadi maka akan di sebut melanggar adat dan dikucilkan
dari masyarakat setempat. Seperti yang dikatakan oleh informan penulis Ridho
Artinya:
seclan sering kali di sebut orang yang tidak memiliki adat dalam masyarakat
sepemerennya atau mereka memiliki clan bere bere yang sama, itu masi dapat di
musyawarahkan, tetapi jika dia menikah dengan seseorang yang memiliki clan
yang sama dengannya maka tidak ada yang mau untuk memusyawarahkannya
atau yang mengaturkan kerja adatnya. Tetapi apabila dengan yang sama bere bere
nya harus ada yang menikahkannya atau yang menikahkan mereka bukan lah
antar etnis yang satu dengan yang lain dalam melaksanakan upacara
perkawinan. Salah satu contoh ialah Etnis Batak Toba, apabila etnis Batak
Etnis Batak Tobanya, sehingga dalam tata cara pelaksanaan peradatannya ada
dua yaitu peradatan Etnis Karo dan juga peradatan Etnis Batak Toba. Pada hal
tersebut kita ketahui bahwa masyarakat desa Kuta Rayat sangat menjunjung
tinggi kemajemukan budaya yang ada di desa tersebut. Lain halnya dengan
etnis lain, sepeti Etnis Jawa dan Etnis Melayu apabila kedua etnis ini
kedua etnis ini pada umumnya hanya melaksanakan akad pernikahan saja
35
Sehingga di Desa Kuta Rayat ini terkhusus mereka yang ber etnis Melayu dan
Jawa kerapkali di sebut dengan kalak silaradat atau masyarakat yang tidak
beradat. Pada umumnya di desa ini apabila kita mandat atau ingin menetap di
desa Kuta Rayat kita wajib membuat orang tua angkat kita di desa ini, hal ini
dilakukan agar kita di hargai dan di segani oleh masyarakat penduduk asli
desa Kuta Rayat. Namun yang sebenarnya terjadi masih banyak juga orang
pendatang yang tidak memiliki orang tua angkat di Desa Kuta Rayat ini
memiliki orang tua angkat di desa Kuta Rayat maka mereka tidak akan di
undang dalam berbagai peradatan di Desa ini, baik dalam upacara kematian
tersebut.
Perkawinan adalah suatu peraihan life cycle dari tingkat hidup remaja ke
tingkat hudup berumah tangga dari semua manusia di jagat raya. (Mahendra
perkawinan secara sengaja diperbuat oleh manusia agar manusia dapat memenuhi
keperluan hidupnya sehingga manusia dapat menempatkan diri pada fungsi dan
Etnis karo sangat identic dengan upacara perkawinan, yang mana jika
seorang anak hanya nikahkan saja maka orang tuanya akan kurang menyetujuinya
karena bagi mereka jika anak mernikah itu harus menyelesaikan utang adatnya
agar tidak terkendala urusan yang lainnya di kemudian hari. Terlebih orang tua
walaupun mereka sedang tidak memiliki biaya tapi mereka akan berusaha untuk
menyelesaikan pesta adat anak anaknya, karena menurut mereka jika anak
tersebut tidak di selesaikan pesta adatnya mereka bilang mereka akan rugi karena
mereka la ngalo atau tidak menerima mahar dari si anak terlebih jika anak
tersebut perempuan. Di Desa Kuta Rayat apabila seorang anak tidak membayar
utang adatnya akan terkendala apabila dia mempunyai anak dan anak itu menikah
ingin dipestakan maka orang tua anak tersebut harus terlebih dahulu membayar
upacara perkawinan Erdemu Bayu ada banyak peran yang harus ada guna
kalimbubu atau saudara laki laki dari pihak ibu kita, ada juga anak beru atau orang
mulai dari persiapan masak memasak hingga yang meminimbangkan tikar untuk
diduduki. Kemudian adapula yang dinamakan sukut atau keluarga dekat dari
kedua pihak pengantin. Karena beradatnya masyarakat Desa Kuta Rayat jika
mereka meninggal dalam keadan belum membayar utang adatnya maka dalam
adatnya kemudian baru mayit tersebut dapat di kuburkan. Bahkan apabila seorang
37
anak meninggal masi lajang dan belum berumah tangga maka dalam
ada di Desa Kuta Rayat salah satu informan saya mengatakan bahwa apabila suatu
upacara adat kalimbubu inti keluarga tersebut tidak hadir maka upacara adat
Ada beberapa macam kalimbubu, yaitu kalimbubu dari pihak laki laki
yaitu pertama kalimbubu singalo ulu emas merupakan adik ataupun abang
kandung dari ibu mempelai laki laki tersebut. Adapun tugas dari kalimbubu
singalo ulu emas ialah menyampaikan nasihat kepada orang tua maupun kedua
singalo ciken ciken yaitu merupakan bere bere nande ataupun marga nenek
mempelai pengantin pria. Adapun yang ketiga yaitu kalimbubu siperdemui yaitu
selaku sekretaris desa di Kuta Rayat sekaligus beliau juga sering menjadi protocol
dalam sebuah upacara erdemu bayu sehingga beliau banyak mengetahui tentang
peradatan yang ada di Desa Kuta Rayat ini , beliau menjelaskan bahwa :
runggu (arih-arih) ras sekalak jelma sibanci tuhu tuhu tek kita
man bana ibas sada keluarga”.
Artinya :
kalimbubu dianggap sebagai Tuhan yang terlihat yang artinya kalimbubu harus
mampu menjadi teladan dalam satu keluarga, karena pada umumnya kalimbubu
merupakan penengah atau pihak yang harus netral dalam mengambil keputusan
dalam suatu musyawarah mufakat, dan juga kalimbubu ialah orang yang benar
benar terpercaya oleh satu keluarga. Dari pendapat informan tersebut juga
denagn hadirnya kalimbubu maka pesta akan terlihat baik, serta dalam keluarga
terlihat tentram dan damai, tanpa ada suatu pertengkaran, selain dari pada itu
beliau mengatakan peran kalimbubu pada satu upacara erdemu bayu ialah
memberikan pedah ajar dan nasihat kepada yang melangsuknag perkawinan, dan
perkataannya dianggap telah sampai atau pasti akan dikabulkan oleh Tuhan Yang
Maha Esa.
40
Sedangkan menurut informan saya yang bernama Terem Sitepu (66), mengatakan
bahwa :
“Kalimbubu emekap turang nande I gelari kalimbubu singalo bere
bere (adi si erjabu Diberu), adi Dilaki si erjabu maka kalimbubu
rah turang nandeta I gelari Kalimbubu singalo ulu emas”.
Artinya :
41
abang dan adik laki laki dari pihak pengantin perempuan yang sering kali di sebut
dengan sebutan paman. Dan apabila dari pihak pengantin laki laki merupakan
abang dan adik laki laki pengantin pria yang sering disebut dengan kalimbubu
singalo ulu emas. Adapun menurut bapak Terem sitepu peran kalimbubu ialah
menawarkan rokoknya kepada tamu laki laki dan juga memberikan sirih beserta
memakai tanda tanda berupa beka buluh, hal tersebut diwajibkan karena agar si
kalimbubu ini dapat di kenali dengan mudah, dan bila iya tidak memakai tanda
tanda mereka yang hadir akan mengklaim bahwa kalimbubu tersebut hanyala
perempuan maka yang harus memakai tanda tanda adalah abang dari ibu
perempuan ini dan juga temannya sejawat. Dan dapat kita ketahui bahwa semakin
42
banyak kalimbubu yang memakai tanda tanda maka semakin terlihat mewahlah
erdemu bayu di Desa Kuta Rayat, maka penulis mewawancarai apa saja yang
menjadi peran kalimbubu pada upacara perkawinan erdemu bayu di Desa Kuta
Rayat, sebelum itu penulis juga menulis pendapat tentang peran dimana peran
memiliki perbedaan mulai dari zaman dahulu hingga jaman pada saat ini berikut
wawancara penulis dengan salah satu informan yaitu dengan Bapa Mawarti beliau
mengatakan bahwa :
“Perbedaan kerja Nereh Empo (Erdemu Bayu) adi si nai (si adi)
ras si genduari teridah Perbedaanna, sada contoh emekap : adi
perjabun si nai (sidekah) lenga lit kalak si erjabu (sidilaki/si
diberu) istilah adu penganten., Alu perkembangen zaman si
genduari enggo I bahan adu penganten, si e ikataken jile-jile
zaman gundari ,adi turi-turin adat kalak karo labo lit Adat Adu
Penganten.
Janah ibas wari nganting manuk pe di si dekah labo bagi si
genduari kerna perpulung sangkep nggeluh perterem na, adi si
dekah (pihak sidiberu) piga-pigas aja itenahken si biak Sukut
(senina bapa), piga-piga Kalimbubu singalo bere-bere ,piga-piga
kalimbubu singalo perkempun, piga-piga kalimbubu singalo
perbibin, piga-piga itenahken singalo perbibin, bagepe tegun
sirembah ku lau ras anak beru
Artinya:
Jika masa kini dalam acara membawa ayam banyak dari kita
membuat undangan terus dalam pertemuannya pun sudah tidak
hanya keluarga yang dekat saja yang hadir , karena sekarang pada
acara ngambil ayamlah diadakan adu manten, terkadang pada
upacara adat dapat juga dilakukan adu manten, dan setelah selesai
musyawarah dilakukan menjalankan utang adat
Terus jika karena beras keras (bantuan dari saudara) berupa uang
(yang di namakan pertama) jika dulu beras pihernya berupa beras,
kelapa dan lain lain. Jikalau sekarang beras pihernya berupa uang”.
44
Dalam melaksanakan perannannya maka tidak akan terlepas dari hak dan
kewajiban adapun hak kalimbubu pada upacara perkawinan Erdemu bayu menurut
Artinya :
Pada pesta yang baik maupun kurang baik, dalam kita
memperjalankan utang adat pesta kawin mengawinkan ataupun
membayar utang adat kematian, maka dari itu di dalamnya ada hak
kalimbubu (kerap kali disebut dengan mengikat batin), contohnya
pada satu desa diterapkan mahar (mahar perempuan) ataupun
mahar yang diberikan (laki laki) banyaknya Rp. 986.000,-
(Sembilan ratus delapan puluh enam ribu) maka di jalankan
terlebih dahulu yaitu Rp 936.000,-( Sembilan ratus tiga puluh enam
ribu). Karena yang di antarkan kepada kalimbubu ini jalan
musyawarah kalimbubu,karna itu kalimbubu yang memberikan
mahar berkata lihatlah keramaian kami katanya, maka di tambahi
sukut yang kawinlah Rp.50.000,- (lima puluh ribu) lagi maka telah
terkumpul penuh Rp. 986.000,- (Sembilan ratus delapan puluh
enam ribu), ini pun masih jalan kalimbubu untuk mufakat kata anak
beru yang kawin berbicara, oleh karena itu datanglah kalimbubu
yang kawin sambil berkata pada kami uang hanyalah permainan
mata saja tapi masih kurang besar kami rasa ucapnya , karena itu di
antar bapak yang kawin , bere berenya yang sudah lajang agar
45
kurang baik pada adat Karo dalam menjalankan utang adat perkawinan atau
membayar utang adat atau pun membayar utang adat kematian, di dalamnya
terdapa hak kalimbubu (sering kali di sebut dengan mengikat batin). Adapun salah
satu contohnya pada satu desa di terapkan mahar (mahar perempuan) ataupun
mahar yang diberikan laki-lakiyang banyaknya Rp. 986.000 maka terlebih dahulu
Rp. 963.000,-. Karena itu masih di musyawarahkan lagi oleh kalimbubu dan
kalimbubu masih merasa kurang dan setelah itu ditambahi lagi oleh sukut yang
kawin Rp. 50.000,- maka telah terkumpulah uang itu sebanyak Rp. 986.000,- ini
pun masih kurang juga rasa kalimbubu karena mereka yang hadir begitu ramai.
Kata mereka uang hanyalah permainan mata bagi mereka namun mereka masih
merasa kurang dengan itu. Oleh karena itu datanglah bapak yang laki laki
maka kalimbubu wajib hadir mulai dari awal upacara perkawinan dilaksanakan
hingga akhir, jika mereka pergi sebelum selesainya upacara perkawinan Erdemu
mengapa mereka pergi sebelum acara tersebut selesai. Pakaian kalimbubu dalam
kalimbubu yang memakai jas dan juga tudung maka keluarga kedua mempelai
apabila kalimbubu memakai pakaian yang biasa biasa saja maka akan sulit untuk
tamu yang hadir untuk mengenalinya sehingga mereka di anggap hanya memiliki
upacara perkawinan Erdemu bayu, maka akan ada orang yang bertanya tanya apa
sebabnya kalimbubu tersebut tidak hadir dalam upacara perkawinan erdemu bayu,
lain halnya bila kalimbubu tersebut sedang sakit atau sedang ada halangan yang
penting. Begitu juga jika kalimbubu tidak hadir maka akan diangggap jika
Artinya:
“Jika kalimbubu tidak hadir pada suatu pesta maka pesta tersebut
dapat berjalan dengan tidak baik, hal itu disebabkan karena tidak
ada yang mau untuk menerima mahar jika tidak beberapa dari
mereka yang hadir.”
47
hadir pada satu upacara erdemu bayu maka upacara tersebut akan mengalami
kendala dan bahkan tidak akan berjalan dengan lancar, hal tersebut disebabkan
oleh tidak ada yang mau menerima mahar jika tidak ada beberapa kalimbubu yang
Linton yang mengatakan bahwa peran (role) adalah aspek dinamis kedudukan
lain antara peran dan kedudukan keduanya tidak dapat dilepas pisahkan karena
saling ketergantungan satu dengan lainnya. Tidak ada peran tanpa kedudukan atau
dan antropologi. Ketiga bidang ilmu tersebut mengambil istilah peran dari dunia
teater. Pada pertunjukan teater, seorang actor harus berperan sebagai tokoh
mengenai siapa dan bagaimana individu berbuat dalam situasi tertentu. Pada tahun
bermain sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh budaya. Harapan-harapan peran
akan menuntut seseorang untuk berperilaku dalam kehidupan sehari hari. Oleh
48
karena itu, individu tersebut diharapkan berperilaku sesuai dengan peran tersebut
akan peran tesebut dapat berasal dari peran itu sendiri, individu yang
sesuai dengan status tersebut. Dalam arti tertentu dan peran adalah dua aspek dari
gejala yang sama. Status adalah seperangkat hak dan kewajiban, peran adalah
berlaku bagi semua anggota masyarakat, sebagian besar norma berbeda sesuai
dengan status yang disandang karena apa yang benar bagi suatu status mungkin
saja salah bagi status yang lainnya. Tidak semua orang yang mengisi suatu peran
merasa sama terikatnya dengan peran tersebut, karena hal ini dapat bertentangan
dengan peran lainnya. Semua factor ini terpadu sedemikian rupa, sehingga tidak
ada dua individu yang memerankan satu peran tertentu dengan cara yang benar-
benar sama. Berkaitan dengan pendapat yang dikatakan Ralph Linton tersebut
bahwa peran kalimbubu pada suatu perkawinan erdemu bayu tidak dapat terlepas
dari status sosialnya sebagai orang yang menjadi panutan dalam masyarakat.
kepada Tuhan.
3. Turut ikut mengundang yaitu mereka yang memiliki marga yang sama,
ikut orang yang di di undang maka mereka yang di undang takut untuk
akan melepaskannya
peliharaan.
50
ada beberapa proses yang harus dilaksanakan agar upacara perkawinan erdemu
bayu dapat berjalan dengan lancar. Proses ini merupakan proses umum yang
Rayat.
1. Ngalo ngalo
2. Runggu
3. Pedalan ulu emas
4. Adu pengantin
5. Panggung sukut
51
6. Panggung kalimbubu
7. Panggung anak beru
Artinya
1. Penjemputan
2. Musyawarah
3. Pemberian mahar
4. Pengantin menari
5. Panggung sukut
6. Panggung kalimbubu
7. Panggung anak beru
erdemu bayu di mulai dengan adanya penjemputan oleh anak beru menjemput
Selesai musyawarah tersebut mencapai kata mufakat maka dilanjutkan lah acara
yaitu memberikan mahar kepada pihak mempelai perempuan. Setelah acara itu
beberapa buah lagu. Setelah itu akan ada penyampaian kata nasihat atau pedah
peda yang di mulai dari panggung sukut, kalimbubu dan terakhir pangggung anak
beru.
tanggal 12 Mei 2021 pada upacara adat erdemu bayu yang bernama Elustania Br
rumah mempelai pria kemudian ke jambur dan pada sampai di depan jambur
berangkat lagi ke rumah mempelai wanita dan menjemput orang tua perempuan
emas dengan cara anak beru memberikan kampil kepada kalimbubu ulu emas
tersebut setelah itu mereka berangkat bersama dengan anak beru ke jambur, anak
beru ini bertugas untuk membawa luah kalimbubu ke jambur dan juga di sambut
rumah kalimbubu singalo bere bere dengan memberikan kampil oleh anak beru
kepada kalimbubu singalo bere-bere dan kemudian anak berunya itu membawa
luah kalimbubu singalo bere bere itu ke dalam jambur dan juga di sambut oleh
2. Runggu atau musyawarah. Setelah berkumpul kerabat dari ayah dan ibu
mempelai pengantin atau sering disebut dengan sangkep nggeluh maka akan
Adapun isi dari musyawarah itu ialah membuat kesepakatan mengenai tentang
, dimana pada umunya pertama di persembahkan untuk orang tuanya, jika orang
sewaktu mereka masih hidup, adapun judul lagu yang sering mereka nyanyikan
ialah, teran sora, oh bapa dan oh nande. Adapun lagu jika orang tua kedua
mempelai masi sehat wal afiat mereka akan menyanyikan lagu cawir metua dan
rudang rudang kegeluhan. Adapun lagu yang selanjutnya yang akan dinyanyikan
kedua mempelai biasanya tentang kasih sayang mereka kepada satu sama lain atau
pun juga lagu bahwa mereka telah ditakdirkan untuk bersama jenis lagunya pun
angat banyak variasinya dan tidak dapat disebutkan penulis satu persatu. Adapun
55
di saat menari maka mereka akan di berikan sumbangan , guna dari sumbangan
yang mereka dapatkan ini ialah untuk modal awal dan juga bantuan dari keluarga
untuk modal pertama mereka dikala membentuk rumah tangga yang baru.
terlebih dahulu saya akan menjelaskan mengenai apa itu arti daripada sukut. Sukut
Biasanya sukut memiliki merga yang sama dengan mempelai pria, namun
memiliki cabang marga yang berbeda. Pada panggung sukut ini akan berbicara
terimaksih karena telah hadir pada upacara perkawinan erdemu bayu ini dan juga
para tamu.
ataupun nasihat sukut pada upacara perkawinan erdemu bayu yang bernama
sebagai berikut:
kepada orang tua dan juga kepada kedua mempelai. Pada umumnya isi
mereka yang datang. Pihak sukut juga meminta agar para tamu undangan
58
hormati dalam upacara adat dan orang yang dianggap mampu memberikan contoh
dan petuh hidup yang baik kepada sukut atau pihak pesta. Adapun isi dari pihak
Artinya:
59
7. Panggung teman meriah, teman meriah ini ialah teman sejawat yang
melangsungkan perkawinan bisa saja teman rekan kerja mereka ataupun juga
alumni sekolah mereka. Biasanya mereka membawa kado yang bersifat pribadi.
bagepe man anak kami robi ras lili sehat sehat kena kerina gelah
jenda nari terus ku lebe gelah banci jadi tawar itengah tengah
keluarga sekali nari kataken kami selamat menempuh hidup baru.
Bujur ras mejuah juah kita kerina.
Artinya :
Gambar di atas merupakan salah satu peran dari anak beru yaitu
mempersiapkan makan pagi hingga sore yang berupa pangan lengkap beserta
kehadiran suatu anak beru dalam suatu upacara erdemu bayu. Karena apabila
anak beru tidak satupun mereka hadir dalam upacara suatu perkawinan maka akan
sangat di tuntut pada upacara perkawinan erdemu bayu. Berjalan baik tidaknya
suatu upacara perkawinan itu tergantung pada anak berunya apabila anak berunya
ajarnya kepada pihak sukut atau keluarga yang kawin. Berikut merupakan salah
Artinya:
jambur atau kerap kali disebut dengan sangkep nggeluh. Jika sangkep
masing masing dua lagu, yang dimana akan di cokong oleh sanak
segenap mereka yang hadir dan juga meminta maaf jika ada kesalahan
5. Panggung kalimbubu ialah panggung orang yang jadi panutan dalam suatu
kelurga, adapun isi dari panggung ini ialah memberikan pedah nasihat
kepada kedua orang tua yang melaksanakan pesta dan juga kepada yang
Maha Esa.
mempelai ataupun rekan kerja kedua orang tua, yang isi dari panggung
pernikahan , kata nasihat dan doa agar mereka murah rezeki , memperoleh
erdemu bayu. Adapun mereka juga memiliki panggung yang mana isi
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
beberapa hal utama yang menjadi kesimpulan dalam penelitian yang berjudul “
Peran Kalimbubu pada Upacara Perkawinan Erdemu Bayu Desa Kuta Rayat
1. Suatu upacara erdemu bayu tidak dapat berlangsung apabila kalimbubu inti
tidak hadir pada acara tersebut, karena tidak ada yang boleh menerima
pasti terkabul.
marga yang sama, sepemerennya dan anak berunya. Oleh karenanya jika
undang sungkan untuk tidak menghadirinya. Dan juga jika kalimbubu turut
mengundang akan timbul tanggung jawab pada yang di undang jadi lebih
besar.
66
67
perempuan dan memasang topi adat pada mempelai pria dan juga setelah
5. Kalimbubu harus mempesiapkan kado adat yang isinya tikar untuk tidur,
bernyanyi masing masing dua lagu, yang dimana akandi cokong oleh
suatu kelurga, adapun isi dari panggung ini ialah memberikan pedah
68
nasihat kepada kedua orang tua yang melaksanakan pesta dan juga
ini.
erdemu bayu.
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis dapat merumuskan beberapa
dulu peran peran yang ada pada upacara perkawinan erdemu bayu,
antropologi.
68
DAFTAR PUSTAKA
Pertanyaan :
2. Apa saja yang menjadi peran kalimbubu dalam suatu perkawinan erdemu bayu?
3. Apa sanksi sosial apa bila seorang kalimbubu tidak hadir dalam upacara
perkawinan erdemu bayu?
6. Mulai dari kapan kalimbubu wajib hadir dalam suatu upacara perkawinan
erdemu bayu?
7. Apa hak dan kewajiban kalimbubu dalam suatu upacara perkawinan erdemu
bayu?
8. Bagaimana urutan tata acara dalam perkawinan erdemu bayu di Desa Kuta
Rayat Kecamatan Naman Teran ?
10. Pada saat kapan mempelai memakai pakaian adat lengkap dalam perkawinan
Etnis Karo ?