Sumber daya manusia (SDM) adalah faktor sentral dan vital dalam suatu
organisasi. Apapun bentuk serta tujuannya, organisasi dibuat berdasarkan
berbagai visi untuk kepentingan manusia dan dalam pelaksanaan misinya
dikelola dan diurus oleh manusia. Jadi sumber daya manusia merupakan
faktor strategis dalam semua kegiatan institusi atau organisasi. Selanjutnya,
Sumber daya manusia ini harus diatur dan diurus berdasarkan visi
organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai secara optimal. Visi yang
menjadi landasan organisasi dibuat untuk mengakomodir kepentingan manusia
(para stakeholder) dan untuk mencapai misinya, organisasi dikelola oleh manusia.
Salah satu sumber daya yang penting dalam manajemen adalah
sumber daya manusia (human resources). Pentingnya sumber daya
manusia ini, perlu disadari oleh semua tingkatan manajemen.
Bagaimanapun majunya teknologi saat ini, namun faktor manusia
tetap memegang peranan penting bagi keberhasilan suatu organisasi.
Menurut Zainun (2001), manajemen sumber daya manusia
merupakan bagian yang penting, bahkan dapat dikatakan bahwa
manajemen itu pada hakikatnya adalah manajemen sumber daya
manusia atau manajemen sumber daya manusia adalah identik
dengan manajemen itu sendiri. Foulkes (1975) telah memprediksi bahwa
peran SDM dari waktu ke waktu akan semakin strategis:
Seiring dengan perubahan global dalam dunia bisnis yang juga berdampak
terhadap organisasi, yang ditandai dengan perubahan tren yang mencakup
pergeseran dari industri manufaktur ke industri jasa, perkembangan teknologi
dan semakin besarnya peran pekerjaan yang mengandalkan pengetahuan dan
modal manusia (human resource capital), tuntutan organisasi terhadap bagian
pengelolaan SDM-nya pun mengalami pergeseran. Organisasi menuntut
bagian SDM tidak sekedar menangani administrasi kepegawaian dan hanya
menjadi pelaku kebijakan manajemen, namun menjadi mitra strategis
(strategic partner) organisasi untuk mengembangkan keunggulan
kompetitifnya (competitive advantage) melalui pengelolaan SDM yang
kompeten.
REPORT THIS AD
Keberadaan tenaga kerja sebagai salah satu faktor produksi sangat penting
artinya bagi organisasi. Dalam perkembangannya, organisasi akan
menghadapi permasalahan tenaga kerja yang semakin kompleks, dengan
demikian pengelolaan sumber daya manusia harus dilakukan secara
profesional oleh departemen tersendiri dalam suatu organisasi, yaitu Human
Resource Departement.
Fungsi sumber daya manusia (SDM) adalah fungsi yang hadir untuk
memberikan layanannya kepada fungsi lainnya di dalam organisasi
dalam hal mengelola SDM di dalam organisasi. Fungsi ini tidak secara
langsung memberikan dampak keuangan bagi organisasi sebagaimana
yang dilakukan oleh fungsi pemasaran, namun fungsi SDM berkontribusi
dalam mengelola kinerja karyawan melalui sistem dan kebijakan yang
dibuatnya, yang mana pada akhirnya ini pun akan tercermin melalui
kinerja karyawan yang diberikan bagi organisasi.
Contrac
Purchasing Hiring and firing at best cost t negotiations;
little focus on human
sensitivity.
Labor Relations Negotiating with unions Legal and negotiating
background
representing company .
employees; negotiating talent
for least
costs.
Personnel Administering employee Administrative
background
issues such as benefits, .
compensation
, and
employee
relations; tend to
have a strong emphasis on
control.
Human In many cases, represents Both administrative and
Resources primarily a name change with employee relations
little substantive difference, background; increasing
regardless of the implication focus on business
of a move toward being more processes.
strategic.
Strategic HR Managing organization and Background in
employee performance. business strategy,
people, systems, and
organization.
FUTURE/STRATEGIC
FOCUS
Management of
Management of Strategic
Transformation & Change
Human Resource
PEOPL
PROCESS E
DAY TO DAY/OPERATIONAL
FOCUS
Definisi dari ke-empat peran fungsi SDM di atas adalah seperti pada
tabel berikut ini:
capability
agar fungsi SDM dapat menjadi mitra bisnis bagi organisasi, maka
fungsi SDM harus berperan sebagai mitra strategis (strategic partner),
ahli administratif (administrative expert), penyemangat karyawan
(employee champion), dan menjadi agen perubahan (change agent)
dalam organisasi. Strategic partner artinya fungsi SDM dalam aktivitas
yang dilakukannya harus selaras dan mendukung tercapainya strategi
bisnis organisasi. Administrative expert berarti fungsi SDM bekerja secara
efisien dengan menggunakan infrastruktur dengan optimal untuk
pendukungnya. Employee champion berarti fungsi SDM berusaha
meningkatkan komitmen dan kapabilitas karyawan dengan mau
mendengarkan dan memberi respon terhadap kebutuhan karyawan.
Sedangkan menjadi change agent berarti fungsi SDM berkontribusi
menciptakan dan mengelola pembaharuan dalam organisasi dengan
memanfaatkan kapasitas yang dimilikinya. Dengan kata lain:
BUSINESS
CONTEXT
(why)
HR
ACCOUNT- 2
ABILITY OUTCOMES
(who) (what)
HR
REDESIGN
(how)
Model pada gambar 2 menjelaskan bahwa fase pertama dimulai
dengan membangun kasus bisnis (why do transformation?). Transformasi
fungsi SDM dimulai dengan pemikiran rasional mengapa transformasi
dibutuhkan. Dalam hal ini dibutuhkan pengetahuan mengenai konteks
bisnis dan membangun kasus untuk perubahan. Fase kedua adalah
mendefinisikan hasil. (What are the outcomes of transformation?). Fase
ini mengklarifikasi apa hasil yang diharapkan dari transformasi. Jawaban
yang dimaksud adalah mendefinisikan hasil dari tranformasi fungsi SDM
sebagai kapabilitas dari perusahaan atau intangibles yang bernilai bagi
investor. Fase ketiga melakukan redesign HR. (How do we do HR
transformation?)
Transformasi HR membutuhkan perubahan dalam strategi di fungsi SDM,
praktek-praktek SDM, dan karyawan SDM. Fase keempat bekerja sama
dengan para line managers dan yang lainnya. (Who should be part of the
HR transformation?). Transformasi fungsi SDM memerlukan banyak orang
berpartisipasi dalam mendefinisikan dan menyampaikan transformasi
(perubahan). Dalam hal ini fokus pada mentransfer kepemilikan pada
manajemen lini dan pada strategi membangun kapabilitas fungsi SDM
untuk menciptakan perubahan yang berkelanjutan.
Peran SDM pada saat ini diharapkan dapat ikut serta dalam
menentukan (decision) strategi bisnis, proses pencapaiannya serta
yang penting adalah melaksanakannya (executing strategy). Dalam hal
ini SDM memiliki peran yang serba karena di samping peran diatas
sebagai mitra strategi juga sebagai agen perubahan, karena rencana
strategi disusun atas dasar hasil scanning lingkungan (environment)
yang selalu berubah. Di samping itu untuk mencapai keunggulan
dalam bersaing di era persaingan tajam (hyper competition) ini, SDM di
tuntut untuk berinovasi dalam merekayasa kembali (reengineering)
proses pengadaan dan penggunaan prasarana (infrastructure)
perusahaan yang lebih efisien tanpa mengabaikan kualitas dan
perbedaan (differensiation). Untuk itu diperlukan pegawai / SDM yang
unggul memiliki kompetensi dan komitmen yang sesuai dengan
kebutuhan dan berdaya saing (adaptive and competitive) melalui
proses pembelajaran yang terus menerus dalam operasi internalnya.
RAIH PRESTASI: Ketua Tim RSML, dr. Thanthawy Jauhary, menerima penghargaan juara
1 RED B attle Competition yang diselenggarakan PERDAMSI Pusat dalam rangkaian acara
PIT ke-3 di Malang, 13-17 September 2017. (Dokumen Pribadi)
RED dalam RED Battle merupakan singkatan dari Resuscitation on Emergencies and
Disaster. Suatu prosedur pada scenario pre-hospital dan kebencanaan yang dilakukan oleh tim
secara cepat, tepat, dan sistematis dengan kerjasama antarpersonal, dengan kepemimpinan
yang jelas untuk mendapatkan hasil yang terbaik dalam manajemen pasien di fase pre-
hospital.
Selain untuk melakukan resusitasi secara baik, pada scenario pre-hospital dan kebencanaan,
sering dihadapkan dengan minimnya tenaga penolong, keterbatasan alat dan moda
transportasi dibandingkan banyaknya jumlah korban. Sehingga, diperlukan kerjasama yang
baik lintas sektoral. Baik dari first responder (polisi, pemadam kebakaran, masyarakat
sekitar) dengan tenaga kesehatan. Baik mereka yang terjun ke lokasi kejadian maupun yang
berada di rumah sakit.
Keberhasilan prosedur resusitasi pada pasien kritis sangat ditentukan beberapa faktor. Yakni,
tersedianya sarana dan prasarana memadai. Juga, sumber daya manusia (dokter dan perawat)
yang harus selalu diperbarui baik aspek pengetahuan dan ketrampilan. Sehingga mampu
memutuskan dan melakukan suatu intervensi kritis untuk menyelamatkan pasien.
Salah satu upaya untuk menjaga kemampuan tim resusitasi dalam mencapai dan
mempertahakan kompetensi standar adalah rutin melakukan kompetisi seperti ini.
Salah satu agenda acara PIT ke-3 PERDAMSI yang bertema "Strengthening Pre Hospital
Emergency Care For Better Disaster Response" ini, kompetisi antarrumah sakit di Indonesia.
Kompetisi ini berfokus kepada penguatan layanan gawat darurat prarumah sakit. Kompetisi
ini diikuti perwakilan rumah sakit di Indonesia. Kompetisi tersebut berhasil dimenangi
RSML sebagai juara I. Diikuti RSUD dr Iskak Tulungagung dan RS PKU Jogjakarta sebagai
juara 3.
Tim yang dikirim RSML terdiri atas seorang dokter dan 2 perawat. Mereka adalah dr.
Thanthawy Jauhary, Slamet Hera Yunata, dan Agus Yulianto.
‘’Untuk menjadi RS yang unggul, RSML serius dalam menyiapkan SDM yang unggul,
melalui pelatihan di internal dan eksternal RSML untuk selalu update ilmu khususnya dalam
bidang kegawatdaruratan," kata Umi Aliyah, Direktur RSML.
Prestasi ini merupakan rangkaian langkah dalam mencapai salah satu misi RSML, yakni
‘’Membangun Rumah Sakit Pusat Kegawatdaruratan Berstandar Internasional’’.
Dalam kompetisi tersebut, juga dihadiri Prof. Dr. dr. Aryono D Pusponegoro SpB (K) BD
(Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia). Dia menjelaskan peran
Muhammadiyah dalam dunia kegawatdaruratan Indonesia.
‘’KH Ahmad Dahlan adalah inisiator pertama emergency modern Indonesia. Beliau
menginisiasi penanganan gawat darurat prarumah sakit, UGD, sistem rujukan, sampai dengan
tim deploy (berupa medical team dan management support) melalui konsep Penolong
Kesengsaraan Oemoem (PKO),’’ jelasnya.
KESIMPULAN
Cara lain yang lebih praktis adalah perusahaan menyediakan bacaan bermutu yang
berkaitan dengan bidang kerja karyawan. Lebih baik lagi jika perusahaan menyediakan
fasilitas internet sehingga karyawannya bisa lebih leluasa menimba ilmu dari dunia maya. Di
sini karyawan perlu aktif untuk menimba ilmu dengan caranya sendiri, perusahaan hanya
menyediakan fasilitasnya. Karyawan akan mempelajari keterampilan-keterampilan yang
dibutuhkannya baik dari buku-buku maupun melalui berbagai situs di internet. Dari ketiga
cara di atas, cara terakhir ini adalah paling ideal karena karyawanlah yang berinisiatif dan
aktif mengembangkan potensi dirinya agar lebih terampil. Dengan demikian karyawan
sendirilah yang menentukan kemajuan dirinya sendiri.