PENDAHULUAN
1
Universitas Esa Unggul
2
Universitas Esa Unggul
Motivasi menurut Robbins & Coulter (2010: 109) adalah mengacu pada
proses di mana seseorang diberi energi, diarahkan, dan berkelanjutan untuk
mencapai satu tujuan. Motivasi menurut Siagian yang mendefinisikan bahwa
"Seluruh proses yang memotivasi bawahan untuk bekerja sedemikian rupa
sehingga mereka bersedia bekerja dengan tulus untuk mencapai tujuan organisasi
secara efisien dan ekonomis". Pengertian lain diungkapkan oleh Luthans (2006:
207) yang mendefinisikan motivasi sebagai dorongan yang ditunjukkan untuk
memenuhi tujuan tertentu. Dari beberapa definisi tersebut bahwa motivasi ini
berfokus pada dorongan yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan sesuatu.
Dalam kaitannya dengan kinerja itu berarti motivasi adalah dorongan yang
mempengaruhi seorang karyawan untuk melakukan tugas atau tanggung
jawabnya.
Hasil penelitian oleh Saryadi pada judul penelitian “Kompetensi, Motivasi
dan Komitmen Kerja: Dampaknya Terhadap Kinerja Pegawai Rekam Medis”,
menunjukkan motivasi berpengaruh positf dan signifikan terhadap komitmen
kerja di RSUD dr. Moewardi Surakarta berdasarkan hasil uji nilai R² total sebesar
0,7835 mempunyai arti bahwa variable kinerja pegawai rekam medis dapat
dijelaskan dengan variable kompetensi dan motivasi sebagai variable independent
dengan komitmen kerja sebagai variable intervening sebesar 78,35% dan sisanya
sebesar 21,65% dijelaskan oleh variable lain di luar model, misalnya budaya
kerja.
Hasil penelitian tentang “Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan
Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT Sinar Santosa Perkasa
Banjarnegara” oleh Regina Aditya Reza memberikan hasil analisis gaya
kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Motivasi
berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan dan disiplin kerja berpengaruh
positif terhadap kinerja karyawan. Sedangkan penelitian tentang “Meningkatkan
Kinerja Melalui Motivasi dengan Anteseden Kepemimpinan Terpersepsi dan
Lingkungan Kerja Terpersepsi” menggunakan metode pengujian regresi linear
berganda menunjukkan hasil penelitian bahwa (1) Kepemimpinan terpersepsi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Motivasi; (2) Lingkungan kerja
terpersepsi berpengaruh positif dan sinifikan terhadap Motivasi; (3)
Kepemimpinan terpersepsi berpengruh positif dan signifikan pada kinerja; (4)
Lingkungan kerja terpersepsi berpengaruh positif dan sinifikan terhadap kinerja;
(5) Motivasi berpengaruh positif dan signifikan pada kinerja. Motivasi kerja yang
baik menjadi stimulus dalam mencapai tujuan organisasi dan tidak terlepas dari
adanya suatu jenjang karir yang jelas.
Hasil observasi secara langsung menunjukkan fakta yang diperoleh dari hasil
wawancara pada rapat (zoom) yang dihadiri oleh peneliti sebagai mitra bestari
PMIK menurut struktur organisasi Komite Keperawatan dan Tenaga Kesehatan
Lain RSJPDHK bahwa para PMIK sudah lebih dari 5 (lima) tahun belum naik
dari satu level ke level lain sedangkan buku jenjang karir PMIK telah ditetapkan
3
Universitas Esa Unggul
4
Universitas Esa Unggul
5
Universitas Esa Unggul
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian diatas dapat diidentifikasi
beberapa masalah yang dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Rendahnya kinerja Perekam Medis dalam mencapai target kinerja Instalasi
Rekam Medis;
2. Rendahnya penghargaan (reward) bagi PMIK;
3. Belum diimplementasikannya buku jenjang karir sebagai sistem penghargaan
(sistem reward) di RSJPDHK;
4. Rendahnya motivasi PMIK untuk menghasilkan kinerja;
5. Belum adanya kenaikan jenjang karir lebih dari 5 (lima) tahun;
6. Jenjang karir sudah sudah disusun tetapi belum diimplenmentasikan
C. Pembatasan Masalah
Banyaknya masalah yang mempengaruhi kinerja Perekam Medis dan
Informasi Kesehatan (PMIK), maka dalam penelitian ini penulis hanya
menfokuskan pada masalah Pengaruh Jenjang Karir Dan Motivasi Terhadap
Kinerja Perekam Medis Serta Sistem Reward Sebagai Variabel Intervening Di
Rumah Sakit Jantung Dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK).
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah penelitian di atas, maka penulis
merumuskan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah jenjang karir berpengaruh terhadap kinerja Perekam Medis?
2. Apakah jenjang karir berpengaruh terhadap motivasi Perekam Medis?
3. Apakah jenjang karir berpengaruh terhadap reward system di RSJPDHK?
4. Apakah motivasi berpengaruh terhadap kinerja Perekam Medis?
5. Apakah motivasi berpengaruh terhadap reward system di RSJPDHK?
6. Apakah reward system di RSJPDHK berpengaruh terhadap kinerja Perekam
Medis.
E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum: Menganalisis Pengaruh Jenjang Karir dan Motivasi
Terhadap Kinerja Perekam Medis serta sistem reward sebagai variabel
intervening di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
(RSJPDHK).
2. Tujuan Khusus
2.1 Menganalisis pengaruh jenjang karir terhadap kinerja Perekam
Medis;
2.2 Menganalisis pengaruh jenjang karir terhadap motivasi Perekam
Medis;
2.3 Menganalisis pengaruh jenjang karir terhadap reward Perekam
Medis di RSJPDHK;
6
Universitas Esa Unggul
7
Universitas Esa Unggul
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Deskripsi Konseptual
1. Kinerja
Kinerja merupakan perilaku organisasi yang secara langsung berhubungan
dengan produksi barang atau penyampaian jasa. Informasi tentang kinerja
organisasi merupakan suatu hal yang sangat penting digunakan untuk
mengevaluasi apakah proses kinerja yang dilakukan organisasi selama ini sudah
sejalan dengan tujuan yang diharapkan atau belum. Akan tetapi dalam
kenyataannya banyak organisasi yang justru kurang atau bahkan tidak jarang tidak
mempunyai informasi tentang kinerja dalam organisasinya.
Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya
tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau manajer sering tidak
memperhatikan kecuali sudah sangat buruk atau segala sesuati jadi serba salah.
Terlalu sering manajer tidak mengetahui betapa buruknya kinerja telah merosot
sehingga perusahaan / instansi menghadapi krisis yang serius. Kesan-kesan buruk
organisasi yang mendalam berakibat dan mengabaikan tanda-tanda peringatan
adanya kinerja yang merosot.
2. Definisi dan Pengertian Kinerja
Kinerja didefinisikan sebagai seperangkat hasil yang dicapai dan merujuk
pada tindakan pencapaian serta pelaksanaan sesuatu pekerjaan yang diminta
(Stolovitch and Keeps, 1992).
Kinerja adalah salah satu kumpulan total dari kerja yang ada pada diri
pekerja (Griffin, 1987).
Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk
menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang harus memiliki derajat kesediaan
dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan ketrampilan seseorang tidaklah
cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa
yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya (Hersey and Blanchard,
1993). Pengertian kinerja merujuk pada tingkat keberhasilan melaksanakan tugas
serta kemampuan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja dinyatakan baik
dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik (Donelly,
Gibson and Ivancevich, 1994).
Kinerja sebagai kualitas dan kuantitas pencapaian tugas-tugas, baik yang
dilakukan oleh individu, kelompok maupun perusahaan (Schermerhorn, Hunt and
Osborn, 1991).
Kinerja merupakan fungsi interaksi antara kemampuan (Ability=A),
motivasi (motivation=M) dan kesempatan (Opportunity=O) atau Kinerja = ƒ(A x
8
Universitas Esa Unggul
9
Universitas Esa Unggul
10
Universitas Esa Unggul
3. Penilaian Kinerja
Menurut Mondy dan Noe (2014), penilaian kerja merupakan sebuah proses
dalam mengukur performa karyawan terhadap standar dan peraturan kerja yang
ditentukan oleh perusahaan, dengan membandingkan hasil kerja dengan deskripsi
kerja yang ditetapkan dalam sebuah periode kerja tertentu. Dessler (2017)
mendefenisikan penilaian kinerja sebagai sebuah proses dalam melakukan
evaluasi kinerja karyawan saat ini dan di masa lalu terhadap standar kerja yang
ditetapkan. Penilaian kinerja pada dasarnya memiliki peran penting terhadap
kepuasan konsumen. Peningkatan kinerja ini disebabkan oleh sistem kerja yang
dijalankan untuk mengatur peningkatan kinerja dari karyawan, juga melalui
pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia untuk mengelola sistem
kerja karyawan yang sesuai kriteria dan standar perusahaan, menurut Mondy dan
Noe (2014) adalah merupakan sistem yang diterapkan dan dilaksanakan secara
berkala dalam mengevaluasi kinerja karyawan. Proses ini yang terdiri dari
beeberapa hal yaitu:
a. Identifikasi, menetapkan faktor-faktor kinerja yang memberikan pengaruh
terhadap kesuksesan perusahaan. Hal ini dilakukan dengan menganalisa
jabatan yang ada.
11
Universitas Esa Unggul
b. Pengukuran adalah sebuah proses penilaian kinerja. Dimana dalam proses ini
pihak manajemen perusahaan dapat menetapkan kriteria penilaian kinerja
karyawan yang diharapkan.
c. Manajemen yang merupakan sebuah proses dalam hasil penilaian kinerja
karyawan. Pihak manajemen perusahaan harus membuat orientasi ke masa
yang akan datang dengan meningkatkan potensi karyawan di dalam
perusahaan tersebut.
Build (2012) mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja yang dicapai oleh
karyawan berdasarkan persyaratan pekerjaan. Seorang karyawan adalah orang
yang melakukan pekerjaan dengan mendapatkan imbalan berupa gaji dan
tunjangan dari perusahaan. Karyawan ini melakukan semua pekerjaan atau
aktivitas operasional perusahaan, dengan demikian pengertian kinerja karyawan
merupakan hasil kerja individu dalam suatu perusahaan. Kinerja perusahaan
adalah totalitas pekerjaan yang dicapai oleh sebuah perusahaan. Kinerja karyawan
dan kinerja perusahaan memiliki nilai yang sangat tinggi saling berhubungan yang
menjadi pencapaian tujuan perusahaan.
Menurut Mathis dan Jackson (2006) kinerja pegawai adalah mempengaruhi
seberapa banyak kontribusi kepada organisasi. Kuantitas kerja: standar ini
dilakukan dengan cara membandingkan antara besarnya volume kerja yang
seharusnya (standar kerja normal) dengan kemampuan sebenarnya. Kualitas kerja:
standar ini menekankan pada mutu kerja yang dihasilkan dibandingkan volume
kerja. Pemanfaatan waktu: yaitu penggunaan masa kerja yang disesuaikan dengan
kebijaksanaan perusahaan. Tingkat kehadiran: Asumsi yang digunakan dalam
standar ini adalah jika kehadiran pegawai di bawah standar kerja yang ditetapkan
maka pegawai tersebut tidak akan mampu memberikan kontribusi yang optimal
bagi perusahaan. Kerjasama: keterlibatan seluruh pegawai dalam mencapai target
yang ditetapkan akan mempengaruhi keberhasilan bagian yang diawasi.
Kerjasama antara pegawai dapat ditingkatkan apabila pimpinan memotivasi
pegawai dengan baik.
Mathis dan Jackson (2002) berpendapat penilaian kinerja (perfomance
appraisal-PA) adalah : “Proses evaluasi seberapa baik karyawan mengerjakan
pekerjaan mereka ketika dibandingkan dengan satu set standar, dan kemudian
mengkomunikasikannya dengan para karyawan”. Penilaian kinerja karyawan yang
dilakukan secara obyektif, tepat dan didokumentasikan secara baik cenderung
menurunkan potensi penyimpanan yang dilakukan karyawan, sehingga kinerjanya
diharapkan harus bertambah baik sesuai dengan kinerja yang dibutuhkan
perusahaan. Dalam menilai kinerja tidak banyak hal yang dilakukan seorang
manajer yang lebih penuh resiko dibanding menilai kinerja bawahan. Para
karyawan pada umumnya cenderung menjadi sangat optimistik tentang bagaimana
jadinya penilaian mereka, dan juga tahu bahwa kenaikan gaji, kemajuan karir, dan
ketenangan pikiran mereka biasa sangat tergantung bagaimana mereka dinilai.
Mathis dan Jackson (2006: 382), bahwa Penilaian kinerja karyawan adalah proses
12
Universitas Esa Unggul
13
Universitas Esa Unggul
terarah untuk mencapai tujuan kerja organisasi. Di samping itu sikap mental juga
mendorong diri tenaga kerja untuk berusaha mencapai kinerja secara maksimal.
Menurut Gibson, (2008) faktor yang mempengaruhi kinerja adalah faktor
dari variabel individu yang terdiri dari kemampuan dan keterampilan, latar
belakang, dan demografis. Faktor yang mempengaruhi kinerja yang kedua adalah
faktor dari variabel psikologi yang terdiri dari persepsi, sikap, kepribadian,
motivasi, kepuasan kerja dan stres kerja. Sedangkan faktor yang ketiga yang
mempengaruhi kinerja adalah faktor organisasi yang terdiri dari kepemimpinan,
kompensasi, konflik, kekuasaan, struktur organnisasi, desain pekerjaan, desain
organisasi, dan karir.
Menurut Gibson (1987) ada 3 faktor yang berpengaruh terhadap kinerja:
(1) Faktor individu: kemampuan, ketrampilan, latar belakang keluarga,
pengalaman kerja, tingkat sosial dan demografi seseorang. (2) Faktor psikologis:
persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan kepuasan kerja. (3) Faktor
organisasi: struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan, sistem
penghargaan (reward system).
Menurut Kopelman (1988), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
adalah: individual characteristics (karakteristik individual), organizational
charasteristic (karakteristik organisasi), dan work characteristics (karakteristik
kerja). Karakteristik individu yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai menurut
Robbins (2006) terdiri dari usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status
pernikahan dan masa kerja pegawai. Karakteristik pekerjaan menurut Hackman
dan Oldam (1980) dapat dinilai melalui analisis desain pekerjaan pegawai yang
terdiri dari ragam keahlian, identitas tugas, signifikansi tugas, otonomi dan umpan
balik. Berdasarkan pemikiran para ahli tersebut di atas bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja adalah faktor dari variabel individu yang terdiri dari
kemampuan dan keterampilan, latar belakang, dan demografis.
14
Universitas Esa Unggul
Dessler (2002), mengatakan ada enam dimensi dalam penilaian kinerja, yaitu:
a) kualitas, meliputi akurasi, ketelitian dan penampilan kerja yang dapat
diterima;
b) produktivitas, meliputi: kualitas dan efisiensi kerja yang dihasilkan;
c) pengetahuan kerja, meliputi: keterampilan teknis, praktis dan informasi yang
digunakan dalam bekerja;
d) reliabilitas, meliputi: penyelesaian tugas-tugas, upaya dan tindak lanjut;
e) availability, meliputi: istirahat kerja dan catatan kehadiran;
f) independence, yaitu: melakukan pekerjaan yang lebih luas dengan sedikit atau
tanpa supervisi.
Robbins, Stephen.P (2012) mempunyai pendapat bahwa dimensi dari
kinerja dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Kuantitas hasil kerja
Merupakan jumlah produksi kegiatan yang dihasilkan atau diselesaikan.
Pengukuran kuantitatif melibatkan perhitungan keluaran dari proses atau
pelaksanaan kegiatan. Ini berkaitan dengan jumlah keluaran yang dihasilkan.
Kuantitas hasil kerja dapat dilihat dari prestasi kerja yang dicapai karyawan
dan pencapaian target pekerjaan karyawan.
b) Kualitas hasil kerja
Merupakan mutu yang harus dihasilkan (baik tidaknya). Pengukuran kualitatif
keluaran mencerminkan pengukuran “tingkat kepuasan”, yaitu seberapa baik
penyelesaiannya. Ini berkaitan dengan bentuk keluaran seperti keterampilan,
kepuasan pelanggan, ataupun inisiatif.
c) Ketepatan waktu
Merupakan sesuai tidaknya dengan waktu yang direncanakan. Pengukuran
ketepatan waktu merupakan jenis khusus dari pengkuran kuantitatif yang
menentukan ketepatan waktu penyelesaian suatu kegiatan. Hal ini dapat kita
lihat dari tingkat kehadiran karyawan, ketaatan karyawan dalam bekerja.
Robbins (2012: 156) juga mengemukakan indikator-indikator yang digunakan
dalam penilaian kinerja pegawai, yaitu:
a) Prestasi kerja
Ketika hasil tugas seseorang sulit ditentukan, perusahaan dapat mengevaluasi
dari perilaku (hasil kerja) karyawan tersebut yang berhubungan dengan tugas.
b) Pencapaian target
Pencapaian target menjadi faktor yang tepat untuk dievaluasi, dari hasil
pencapaian target dapat dilihat kemampuan karyawan dalam menyelesaikan
beban pekerjaannya.
c) Keterampilan
Meliputi sekumpulan kemampuan yang bersifat teknis, antar pribadi atau
berorientasi bisnis.
15
Universitas Esa Unggul
d) Kepuasan
Merupakan kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian
dan kesiapan karyawan.
e) Inisiatif
Merupakan semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam
memperbesar tanggung jawabnya.
f) Tingkat kehadiran
Tingkat kehadiran menjadi salah satu tolak ukur untuk mengetahui tingkat
kedisiplinan karyawan semakin tinggi kehadirannya atau rendahnya
kemangkiran maka karyawan tersebut telah memiliki disiplin kerja yang tinggi
yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan tersebut.
g) Ketaatan
Ketaatan yaitu kesadaran dan kesediaan dalam hal penyelesaian kerja.
h) On time
On time, yaitu jumlah hasil kerja yang didapat dalam suatu periode tertentu
waktu yang ditentukan.
Penilaian kinerja berdasarkan hasil adalah merumuskan kinerja berdasarkan
pencapaian tujuan organisasi atau mengukur hasil-hasil akhir yang ditetapkan oleh
manajemen atau oleh kelompok kerja dengan cara penetapan sasaran secara
partisipatif yang melibatkan para pekerja untuk mendapat dampak positif terhadap
peningkatan produktivitas organisasi. Praktek penetapan tujuan secara partisipatif
yang biasanya dikenal dengan istilah manajemen by objective (MBO) dianggap
sebagai sarana motivasi yang sangat strategis karena para pekerja langsung
terlibat dalam keputusan-keputusan perihal tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Penilaian kinerja berdasarkan perilaku adalah mengukur sarana
pencapaian sasaran dan bukannya hasil akhir. Dalam praktek, kebanyakan
pekerjaan tidak memungkinkan diberlakukannya ukuran-ukuran kinerja yang
berdasarkan pada obyektifitas karena melibatkan aspek-aspek kualitatif. Jenis
kriteria ini biasanya dikenal dengan BARS (behaviorally anchored rating scales)
dibuat dari kejadian-kejadian kritis yang terkait dengan berbagai dimensi kinerja.
Penilaian kinerja berdasarkan pertimbangan adalah menilai dan atau
mengevaluasi kinerja pekerja berdasarkan deskripsi perilaku yang spesifik,
misalnya: jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu yang
ditentukan, kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan
kesiapannya, luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilannya,
keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan tindakan-tindakan untuk
menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul, kesediaan untuk bekerjasama
dengan orang lain, kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan
penyelesaian kerja, semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam
memperbesar tanggungjawabnya, serta hal-hal yang menyangkut kepribadian,
kepemimpinan, keramah-tamahan dan integritas pribadi dan sejensinya.
16
Universitas Esa Unggul
17
Universitas Esa Unggul
18
Universitas Esa Unggul
7. Jenjang karir
Yang dimaksud dengan karir adalah suatu rangkaian perilaku dan sikap
yang berhubungan dengan pengalaman maupun aktivitas kerja selama rentang
waktu pada kehidupan seorang individu serta merupakan rangkaian aktivitas kerja
berkelanjutan.
Karir yaitu kondisi yang dapat menunjukan adanya peningkatan status
kepegawaian seorang individu dalam organisasi sesuai dengan pekerjaan yang
sudah ditentukan oleh organisasi tersebut.
Karir merupakan kedudukan, rangkaian pekerjaan dan posisi yang pernah
diduduki oleh seseorang selama masa kerjanya. Karir dapat menunjukan
peningkatan maupun perkembangan pegawai secara individu pada suatu jenjang
yang dicapai selama masa kerjanya di dalam organisasi.
19
Universitas Esa Unggul
tertentu pada diri seseorang. Atau urutan sikap dan perilaku seseorang dikaitkan
dengan oengalaman kerja dan aktifitas dalam rentang kehidupan orang itu.
Menurut Danrew J. Dubrin (2011) menganggap pengembangan karir
sebagai aktivitas kepegawaian yang membantu pegawai-pegawai merencanakan
karir masa depan mereka di perusahaan agar perusahaan dan pegawai yang
bersangkutan dapat mengembangkan diri secara maksimum.
Pengembangan karir menurut Andrew J. Dubrin (1982) mengemukakan
bahwa pengembangan karir adalah aktivitas kepegawaian yang membantu
pegawai-pegawai merencanakan karier masa depan mereka di perusahaan agar
perusahaan dan pegawai yang bersangkutan dapat mengembangkan diri secara
maksimum. Pengembangan karir juga dapat didefinisikan sebagai pendekatan
formal yang digunakan organisasi untuk memastikan bahwa orang dengan
kualifikasi dan pengalaman yang tepat tersedia jika dibutuhkan (Mondy, 2008).
Andrew J. Dubrin (1982) menguraikan sejumlah tujuan pengembangan karir
yang dijabarkan sebagai berikut:
a. Membantu pencapaian tujuan individu dan perusahaan dalam pengembangan
karier karyawan yang merupakan hubungan timbal balik yang bermanfaat bagi
kesejahteraan karyawan dan tercapainya tujuan perusahaan. Seorang pegawai
yang sukses dengan prestasi kerja sangat baik kemudian menduduki posisi
jabatan yang lebih tinggi, ini menunjukkan bahwa tercapai tujuan perusahaan
dan tujuan individu.
b. Menunjukkan Hubungan Kesejahteraan Pegawai Perusahaan merencanakan
karir pegawai dengan meningkatkan kesejahteraannya sehingga memiliki
loyalitas yang lebih tinggi.
c. Membantu pegawai menyadari kemampuan potensinya. Pengembangan karir
membantu menyadarkan pegawai akan kemampuannya untuk menduduki
suatu jabatan tertentu sesuai dengan potensi dan keahliannya.
d. Memperkuat hubungan antara Pegawai dan Perusahaan Pengembangan karier
akan memperkuat hubungan dan sikap pegawai terhadap perusahaannya.
e. Membuktikan Tanggung Jawab Sosial Pengembangan karier suatu cara
menciptakan iklim kerja yang positif dan pegawai-pegawai lebih bermental
sehat.
f. Membantu memperkuat pelaksanaan program-program Perusahaan
Pengembangan karir membantu program-program perusahaan lainnya agar
tercapai tujuan perusahaan.
g. Mengurangi Turnover (pergantian karyawan karena mengundurkan diri) dan
Biaya Kepegawaian Pengembangan karier dapat menjadikan turnover rendah
dan begitu pula biaya kepegawaian menjadi lebih efektif.
h. Mengurangi Keusangan Profesi dan Manajerial Pengembangan karier dapat
menghindarkan dari keusangan dan kebosanan profesi dan manajerial.
i. Menggiatkan Analisis dari Keseluruhan Pegawai Perencanaan karir
dimaksudkan mengintegrasikan perencanaan kerja dan kepegawaian
20
Universitas Esa Unggul
21
Universitas Esa Unggul
karier ialah pendekatan yang fleksibel dan proaktif. Artinya, minat untuk
mengembangkan karier sangat individualistik sifatnya. Seorang pegawai
memperhitungkan berbagai faktor seperti usia, jenis kelamin, jenis dan sifat
pekerjaan sekarang, pendidikan dan pelatihan yang ditempuh, jumlah
tanggungan dan berbagai faktor lainnya. Berbagai faktor tersebut dapat
berakibat pada besarnya minat seseorang untuk mengembangkan kariernya.
Tingkat kepuasan Meskipun secara umum dapat dikatakan bahwa setiap orang
ingin meraih kemajuan, termasuk dalam meniti karier, ukuran keberhasilan
yang digunakan memang berbedabeda. Perbedaan tersebut merupakan akibat
tingkat kepuasan, dan dalam konteks terakhir tidak selalu berarti keberhasilan
mencapai posisi yang tinggi dalam organisasi, melainkan pula berarti bersedia
menerima kenyataan bahwa karena berbagai faktor pembatasan yang dihadapi
oleh seseorang. Pegawai merasa puas apabila ia dapat mencapai tingkat
tertentu dalam kariernya meskipun tidak banyak anak tangga karier yang
berhasil dinaikinya. Tegasnya, seseorang bisa merasa puas karena mengetahui
bahwa apa yang dicapainya itu sudah merupakan hasil yang maksimal dan
berusaha mencapai anak tangga yang lebih tinggi merupakan usaha yang akan
siasia karena mustahil untuk dicapai.
d) Adanya minat untuk dipromosikan
Pendekatan yang tepat digunakan dalam hal menumbuhkan minat para
pegawai untuk pengembangan karir ialah pendekatan yang fleksibel dan
proaktif. Artinya, minat untuk mengembangkan karir sangat individualistik
sifatnya. Seorang pegawai memperhitungkan berbagai faktor seperti usia, jenis
kelamin, jenis dan sifat pekerjaan sekarang, pendidikan dan pelatihan yang
ditempuh, jumlah tanggungan dan berbagai faktor lainnya. Berbagai faktor
tersebut dapat berakibat pada besarnya minat seseorang untuk
mengembangkan karirnya.
e) Tingkat kepuasan
Meskipun secara umum dapat dikatakan bahwa setiap orang ingin meraih
kemajuan, termasuk dalam meniti karir, ukuran keberhasilan yang digunakan
memang berbeda-beda. Perbedaan tersebut merupakan akibat tingkat
kepuasan, dan dalam konteks terakhir tidak selalu berarti keberhasilan
mencapai posisi yang tinggi dalam organisasi, melainkan pula berarti bersedia
menerima kenyataan bahwa karena berbagai faktor pembatasan yang dihadapi
oleh seseorang. Pegawai merasa puas apabila ia dapat mencapai tingkat
tertentu dalam karirnya meskipun tidak banyak anak tangga karir yang
berhasil dinaikinya. Tegasnya, seseorang bisa merasa puas karena mengetahui
bahwa apa yang dicapainya itu sudah merupakan hasil yang maksimal dan
berusaha mencapai anak tangga yang lebih tinggi merupakan usaha yang akan
sia-sia karena mustahil untuk dicapai.
22
Universitas Esa Unggul
Berdasarkan pemikiran para ahli tersebut di atas bahwa jenjang karir adalah
aktivitas kepegawaian yang membantu pegawai-pegawai merencanakan karir
masa depan mereka oleh organisasi dalam meningkatkan jabatannya melalui
kualifikasi dan pengalaman yang sesuai ketika dibutuhkan, dan jenjang karir
mempunyai beberapa dimensi dan indikator pengembangan karier yang baik.
Dimensi dan Indikator Career Development menurut Bernardin (2008) ada
dua dimensi pengukuran terhadap pengembangan karir, yaitu :
1) Pengembangan karir organisasional, meliputi indikator informasi karir dan
program karir, peluang pelatihan dan pengembangan, keaneka ragaman karir,
tanggung jawab karir sendiri, pengembangan karir yang realistis dan manfaat
peluang pengembangan.
2) Pengembangan karir individual meliputi indikator mencari informasi karir dan
rencana karir, membangun tujuan dan pengembangan karir, minat ketrampilan
dan kemampuan yang dimiliki.
23
Universitas Esa Unggul
24
Universitas Esa Unggul
25
Universitas Esa Unggul
26
Universitas Esa Unggul
27
Universitas Esa Unggul
28
Universitas Esa Unggul
rawat jalan; pengumpulan, mengolah data sensus harian rawat data rawat
jalan menjadi laporan volume kegiatan; pengumpulan, mengolah data
sensus harian rawat data rawat jalan menjadi laporan volume kegiatan
penunjang. pengumpulan data rekam medis (data collection) rawat inap
(sensus harian rawat inap, data register pelayanan rawat inap);
pengumpulaan data untuk penyusunan laporan efisiensi pelayanan pada
sarana pelayanan kesehatan; pengumpulan data penyakit dan tindakan
medis untuk penyusunan laporan morbiditas dan mortalitas pasien rawat
jalan; pengumpulan data penyakit tertentu untuk penyusunan laporan
morbiditas dan mortalitas pasien rawat jalan; pengumpulan data penyakit
tertentu untuk penyusunan laporan morbiditas dan mortalitas pasien rawat
inap; pengumpulan data penyakit menular untuk penyusunan laporan
morbiditas dan mortalitas pasien rawat inap; pengolahan (procesing) data
rekam medis (data volume kegiatan; analisa data volume kegiatan rawat
jalan; ananalisa data sensus harian rawat inap; analisa data data volume
kegiatan penunjang dalam bentuk tampilan grafik Barber Jhonson &
analisanya (BOR, LOS, TOI, BTO); rekapitulasi data penyakit dan
tindakan medis untuk penyusunan laporan morbiditas dan mortalitas
pasien rawat jalan; rekapitulasi data penyakit menular untuk penyusunan
laporan morbiditas dan mortalitas pasien rawat jalan; rekapitulasi data
penyakit tertentu untuk penyusunan laporan morbiditas dan mortalitas
pasien rawat jalan; rekapitulasi data penyakit dan tindakan medis untuk
penyusunan laporan morbiditas dan mortalitas pasien rawat inap;
rekapitulasi data penyakit tertentu untukpenyusunan laporan morbiditas
dan mortalitas pasien rawat inap; rekapitulasi data untuk penyusunan
laporan cakupan pelayanan pada sarana pelayanan kesehatan; rekapitulasi
data untuk penyusunan laporan mutu pelayanan pada sarana pelayanan
kesehatan; rekapitulasi data untuk penyusunan laporan efisiensi pelayanan
pada sarana pelayanan kesehatan; laporan cakupan pelayanan pada sarana
pelayanan kesehatan/ statistik RS; laporan efisiensi pelayanan pada sarana
pelayanan kesehatan/ statistik RS; laporan morbiditas dan mortalitas
penyakit tertentu rawat jalan; laporan morbiditas dan mortalitas penyakit
tertentu pasien rawat inap.
− Mampu berkomunikasi efektif dalam pelayanan;
− Mampu menjelaskan kode etik profesi;
− Mampu melaksanakan kode etik profesi;
− Mempunyai etika pergaulan yang baik;
− Berkelakuan baik;
− Mampu membimbing PMIK 2 dan PMIK 3.
29
Universitas Esa Unggul
30
Universitas Esa Unggul
31
Universitas Esa Unggul
32
Universitas Esa Unggul
– Berkelakuan baik;
– Mampu membimbing PMIK 3 dan PMIK 4.
12. Motivasi
Robbins & Coulter (2010) mengemukakan bahwa motivasi mengacu pada
proses dimana seseorang diberi energi, diarahkan, dan berkelanjutan untuk
mencapai satu tujuan. Stoner (1995) Motivasi merupakan sebuah karakteristik
psikologis manusia yang memberikan kontribusi pada tingkat komitmen
seseorang, termasuk didalamnya faktor-faktor yang menyebabkan, menyalurkan
dan menopang perilaku manusia pada sebuah arah tertentu yang dilakukan.
Definisi yang diungkapkan oleh Terry (2013) adalah keinginan yang ada pada
individu yang merangsang tindakan.
Menurut Fred Luthans (2006) definisi motivasi adalah Motivasi merupakan
proses yang dimulai dengan defisiensi fisiologis atau psikologis yang
menggerakkan perilaku atau dorongan yang ditujukan untuk tujuan atau insentif.
Motivasi menurut Michael Armstrong (1994) motivasi kerja adalah sesuatu yang
memulai gerakan, sesuatu yang membuat orang bertindak atau berprilaku dalam
cara-cara tertentu. Memotivasi orang adalah menunjukkan arah tertentu kepada
mereka dan mengambil langkah-langkah yang perlu untuk memastikan bahwa
mereka sampai ke suatu tujuan. Bermotivasi adalah keinginan pergi ke suatu
tempat berdasarkan keinginan sendiri atau terdorong oleh apa saja yang ada agar
dapat pergi dengan sengaja dan untuk mencapai keberhasilan setelah tiba di sana.
Motivasi menurut Condry dan Chambers (2004) yang paling ampuh adalah
motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang. Huddleston dan Good (1999)
menjelaskan motivasi menjadi salah satu faktor penting dalam pekerjaan karena
dapat berdampak pada kinerja dan produktifitas kerja. Motivasi (Greenberg dan
Baron. 2008:248) adalah serangkaian proses yang membangkitkan, mengarahkan
dan memelihara perilaku manusia demi pencapaian tujuan tertentu.
Motivasi menurut Robbins dan Judge (2008) merupakan proses yang
menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan seorang individu untuk mencapai
tujuannya. Dalam konteks ini maka motivasi yang dimaksud adalah fokus pada
tujuan-tujuan organisasional untuk mencerminkan minat terhadap perilaku yang
berhubungan dengan pekerjaan.
Teori kebutuhan McClelland dikemukakan oleh David McClelland dan
kawan-kawannya. Teori ini berfokus pada tiga kebutuhan, yaitu (Robbins,
2008:230): yaitu (1) Kebutuhan pencapaian (need for achievement): Dorongan
untuk berprestasi dan mengungguli, mencapai standar-standar, dan berusaha keras
untuk berhasil, (2) Kebutuhan akan kekuatan (need for power): kebutuhan untuk
membuat orang lain bersikap sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan
berSikap sebaliknya, (3) Kebutuhan hubungan (need for affiliation) : Hasrat untuk
hubungan antar pribadi yang ramah dan akrab.
33
Universitas Esa Unggul
34
Universitas Esa Unggul
ketekunan seseorang individu untuk mencapai tujuannya. Faktor yang tidak dapat
lepas dari kerangka SDM adalah kinerja pegawai yang merupakan hasil atau
tingkat keberhasilan seseorang atau keseluruhan selama periode tertentu di dalam
melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan seperti, standar
hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu
dan telah disepakati bersama. Motivasi Robbin & Judge (2016) berkaitan dengan
yang dilakukan oleh seseorang dalam mengejar suatu tujuan dan motivasi
berkaitan erat dengan kepuasan kerja dan performansi pekerjaan.
Robbins dan Judges (2008) telah membagi teori motivasi tradisional dengan
teori motivasi kontemporer. Teori motivasi tradisional diantaranya adalah teori
hierarki kebutuhan Maslow, teori X dan Y, dan teori dua faktor. Sedangkan, teori
motivasi kontemporer diantaranya adalah teori kebutuhan McClelland. Robbins
dan Judge (2008) mengkritik teori motivasi tradisional sebagai teori yang tidak
menunjukkan hasil yang baik setelah dilakukan pemeriksaan yang menyuluruh.
Robbins dan Judge (2008) selanjutnya merekomendasikan teori motivasi
kontemporer karena dianggap lebih valid dan juga karena dikembangkan baru-
baru ini sehingga teori-teori ini menggambarkan kondisi pemikiran saat ini dalam
menjelaskan motivasi karyawan. Ernest J. McCormick (2011) mendefinisikan
motivasi kerja sebagai kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan
dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja. Dimensi-
dimensi motivasi kerja menurut David McClelland (Robbin dan Judge, 2008)
antara lain kebutuhan pencapaian, kebutuhan kekuatan, dan kebutuhan hubungan.
Motivasi menurut Health Information Management dalam menyelesaikan
sesuatu melalui orang merupakan aspek penting dan menantang dari manajemen
informasi kesehatan. Dua sifat terpenting yang diperlukan untuk manajemen
rekam medis dan informasi kesehatan yang efektif, motivasi dan komunikasi.
Memotivasi karyawan adalah perhatian penting dari profesional informasi
kesehatan. Karena bagian informasi kesehatan mempekerjakan pekerja untuk
melakukan tugas rutin serta pekerja untuk fungsi teknis, manajer harus
menggunakan teknik motivasi yang berbeda untuk setiap situasi.
Teori Motivasi yang dikemukakan oleh Douglas McGregor menjelaskan
pandangan nyata mengenai manusia, pandangan pertama pada dasarnya negative
disebut teori X, dan yang kedua pada dasarnya positif disebut teori Y. Diringkas
dalam Tabel 2.1, satu set diberi label Teori X dan teori lainnya Y. McGregor
merasa bahwa manajer biasanya memegang salah satu dari kumpulan asumsi
tentang sifat manusia ini dan bertindak sesuai dengan asumsi tersebut. Penting
bagi seorang manajer informasi kesehatan untuk menyadari bahwa orang pada
umumnya lebih menyukai Teori Y daripada Teori X. Poin kunci dalam Teori Y
McGregor adalah bahwa pekerjaan itu sendiri merupakan motivator bagi
kebanyakan orang.
35
Universitas Esa Unggul
36
Universitas Esa Unggul
37
Universitas Esa Unggul
38
Universitas Esa Unggul
39
Universitas Esa Unggul
40
Universitas Esa Unggul
41
Universitas Esa Unggul
42
Universitas Esa Unggul
43
Universitas Esa Unggul
dan ditugaskan secara penuh dalam Jabatan Fungsional Perekam Medis, diberikan
Tunjangan Perekam Medis setiap bulan.
1. Public Health Hubungan kompetensi, Berdasarkan analisis data Variable penelitian ini adalah
and Preventive Kompetensi, kerjasama, univariat, bivariat & uji chi- jenjang karir, motivasi, reward
Medicine Kerjasama dan pengembangan square, ada hubungan antara mutu dan kinerja, merupakan
Archive, vol.2 Pengembangan karier, pelayannan dengan kompetensi, deskriptif, menggunakan desain
No.2
Phpmajournal.o karir dengan Mutu mutu pelayanan kerjasama dan pengembangan kuantitatif, konklusif studi
rg, Des 2019 Pelayanan Paramedik karir (p<0,001). Berdasarkan cross-sectional, dan Analisis
Puskesmas Mengwi I analisis multivariat, factor yang indeks/three box methods
Kabupaten Badung, bermakna mempengaruhi mutu Metode analisis jalur (path
Bali Alit Naya, et.all pelayanan adalah kompetensi analysis) Chi Square.
(p=0,035) dan pengembangan
karir (p=0,042).
2. Syntax Idea: P– Pengukuran Jenjang karir, Berdasarkan analisis data Variable penelitian ini adalah
ISSN: 2684- Persepsional tentang pengukuran, Structural Equation Model jenjang karir, motivasi, reward
6853 E-ISSN: Jenjang karir persepsional (SEM), SmartPLS 2.0 dan SPSS dan kinerja, merupakan
2684-883X Perawat di RSUD 20, ditemukan variabel deskriptif, menggunakan desain
Vol. 2, No. 4
April 2020 Cirebon, Muhammad Persepsional tentang jenjang karir kuantitatif, konklusif studi
Ibnu Ubaedillah. perawat pelaksana dipengaruhi cross-sectional, dan Analisis
oleh peran pimpinan atasan indeks/three box methods
(26,38%), iklim kerja (11,12%), Metode analisis jalur (path
beban kerja (7,03%), konflik kerja analysis) Chi Square.
(21,36%) dan loyalitas kerja
(8,86%). Pengaruh langsung
Persepsional tentang jenjang karir
perawat pelaksana sebesar 74,7%,
pengaruh tidak langsung sebesar
0,3% dan pengaruh total langsung
dan tidak langsung sebesar 75,0%.
3. Jurnal Logbook Sebagai Jenjang karir, Hasil indepth interview Variable penelitian ini adalah
Penelitian dan Persyaratan logbook, memperoleh 3 tema fungsi jenjang karir, motivasi, reward
Pengabdian Kenaikan Jenjang kredensial logbook, yakni bukti dan kinerja, merupakan
Kepada Karir Perawat di perawat klinik. implementasi kompetensi, sebagai deskriptif, menggunakan desain
Masyarakat Rumah Sakit, syarat kenaikan jenjang karir, kuantitatif, konklusif studi
UNSIQ, vol.6, Komsiyah. bukti catatan pribadi. cross-sectional, dan Analisis
no.2, Mei 2019. indeks/three box methods
Metode analisis jalur (path
analysis) Chi Square.
4. e-skripsi Univ Hubungan Penerapan Kinerja, Hasil chi-square menunjukkan Variable penelitian ini adalah
Andalas, Jenjang Karir Jenjang Karir. ada hubungan penghargaan karir jenjang karir, motivasi, reward
sholar.unad.ac.i Perawat Dengan dengan perilaku kerja (p= 0,002) dan kinerja, merupakan
d, tesis, 2018 Kinerja Perawat dan ada hubungan pengembangan deskriptif, menggunakan desain
Pelaksana Di Ruang karir, pengakuan karir, kuantitatif, konklusif studi
Rawat Inap RSUD penghargaan karir dengan prestasi cross-sectional, dan Analisis
Palembang Bari,
kerja (p=0,026, p=0,007, indeks/three box methods
Fera, Susanti (2018)
p=0,035), penghargaan karir dan Metode analisis jalur (path
promosi karir berhubungan analysis) Chi Square.
dengan kinerja (p=0,000,
44
Universitas Esa Unggul
No Judul Jurnal Judul dan Nama Variabel Hasil Penelitian Perbedaan dengan penelitian
Peneliti Penelitian ini
9. Excelent- Kompetensi, Motivasi, Hasil uji uji t, uji F, dan Variable penelitian ini adalah
Jurnal Motivasi Dan Kompetensi, koefisien determinasi analisis jenjang karir, motivasi, reward
Manajemen, Komitmen Kerja: Komitmen jalur menunjukan bahwa dan kinerja, merupakan
Bisnis dan Dampaknya Kerja dan pengaruh langsung kompetensi deskriptif, menggunakan desain
Pendidikan Terhadap Kinerja Kinerja. terhadap kinerja pegawai rekam kuantitatif, konklusif studi
Sekolah Tingi Pegawai Rekam medik di RSUD dr. Moewardi cross-sectional, dan Analisis
Ilmu Ekonomi Medis Surakarta merupakan jalur paling indeks/three box methods
Adi Ungul (Studi pada RSUD efektif. Nilai R 2 total sebesar Metode analisis jalur (path
45
Universitas Esa Unggul
No Judul Jurnal Judul dan Nama Variabel Hasil Penelitian Perbedaan dengan penelitian
Peneliti Penelitian ini
Bhirawa (STIE- dr. Moewardi 0,7835 artinya variabel kinerja analysis) Chi Square.
AUB) Surakarta), Saryadi. pegawai Rekam medik di RSUD
Surakarta, dr. Moewardi Surakarta dapat
2017. dijelaskan oleh variabel
kompetensi dan motivasi sebagai
variable independen dengan
komitmen kerja sebagai variabel
intervening sebesar 78,35% dan
sisanya sebesar 21,65% dijelaskan
oleh variabel lain diluar model.
10. Repository. Hubungan Motivasi Motivasi Kerja Studi dokumentasi yang ditulis Variable penelitian ini adalah
Stikes.bhm.ac.i Kerja Perawat Perawat, oleh responden dengan cara jenjang karir, motivasi, reward
d (2018) dengan Pelaksanaan Pelaksanaan menilai aspek pengkajian, dan kinerja, merupakan
Asuhan Keperawatan Asuhan diagnosa, perencanaan, tindakan, deskriptif, menggunakan desain
di Puskesmas Kanor Keperawatan. evaluasi, dan catatan asuhan kuantitatif, konklusif studi
Kabupaten keperawatan menunjukkan ada cross-sectional, dan Analisis
Bojonegoro. hubungan yang bermakna antara indeks/three box methods
Kurnia Suci Febriani motivasi dengan Pelaksanaan Metode analisis jalur (path
asuhan Keperawatan (p=0.007). analysis) Chi Square.
11. Jurnal Ilmiah Hubungan Reward, chi square dengan tingkat Variable penelitian ini adalah
Perekam Medis Pemberian Kinerja signifikan P-value <0,032, bahwa jenjang karir, motivasi, reward
dan Informasi Penghargaan Petugas Rekam ada hubungan reward dengan dan kinerja, merupakan
Kesehatan (Reward) dengan Medis. kinerja. deskriptif, menggunakan desain
IMELDA, Kinerja Petugas kuantitatif, konklusif studi
vol.3, no.1, Feb Rekam Medis di cross-sectional, dan Analisis
2018 RSUP H. Adam indeks/three box methods
Malik Medan Tahun Metode analisis jalur (path
2017. analysis) Chi Square.
Marta S, et.all.
12. Holistik Jurnal Pengaruh Reward Reward, Analisa data dengan analisis jalur Variable penelitian ini adalah
Kesehatan, Dan Kepuasan Kerja kepuasan kerja, (Path Analysis) menunjukkan ada jenjang karir, motivasi, reward
Volume 12, Terhadap Motivasi motivasi, pengaruh signifikan antara dan kinerja, merupakan
No.4, Oktober Dan Kinerja Perawat, kinerja. Reward (p-value:0.048), deskriptif, menggunakan desain
2018: 235-243 Usastiawaty Cik Ayu Kepuasan Kerja (p-value:0.001), kuantitatif, konklusif studi
Saadiah Isnainy, dan Motivasi (p-value:0.000) cross-sectional, dan Analisis
et.all terhadap Kinerja perawat. Ada indeks/three box methods
pengaruh positif antara Reward Metode analisis jalur (path
(beta:0.105), Kepuasan analysis) Chi Square.
Kerja (beta:0.311) dan Motivasi
(0.609) terhadap Kinerja. Reward,
Kepuasan Kerja, Motivasi,
Kinerja Perawat.
13. Jurnal Hubungan Motivasi, motivasi; Hasil korelasi menunjukkan tidak Variable penelitian ini adalah
Kesehatan Pelatihan, pelatihan; ada hubungan (p value > 0,05) jenjang karir, motivasi, reward
Vokasional Lingkungan Kerja, lingkungan Motivasi, Pelatihan, Lingkungan dan kinerja, merupakan
(JKesVo), Reward Dan kerja; reward Kerja, Reward Dan Punishment, deskriptif, menggunakan desain
vol.5, No.1 Punishment, Beban dan Beban Kerja, Serta Kompensasi kuantitatif, konklusif studi
(2020) Kerja, Serta punishment; Dengan Kinerja DPJP Dalam cross-sectional, dan Analisis
Kompensasi Dengan beban kerja; Melaksanakan Clinical Document indeks/three box methods
Kinerja DPJP Dalam kompensasi; Improvement melalui Indepth Metode analisis jalur (path
Melaksanakan kinerja DPJP; interview dengan lima responden analysis) Chi Square.
Clinical Document clinical menunjukkan secara umum
Improvement. Niken document motivasi kerja, lingkungan kerja,
Agustinah, et.all. improvement dan beban kerja masih baik,
namun kompensasi dianggap
kurang baik dan belum ada
kebijakan khusus yang mengatur
sistem reward dan punishment.
14. Jurnal ekonomi Peran Work Instrinsic Hasil penelitian menunjukkan Variable penelitian ini adalah
& ekonomi Motivation sebagai Reward, bahwa Reward instrinsik, jenjang karir, motivasi, reward
46
Universitas Esa Unggul
No Judul Jurnal Judul dan Nama Variabel Hasil Penelitian Perbedaan dengan penelitian
Peneliti Penelitian ini
Syariah (Jesya), variable intervening Supervision of Supervision of Work & dan kinerja, merupakan
VOL.2 No.1 pengaruh Reward Work, Satisfaction of Compensation deskriptif, menggunakan desain
(2019) Intrinsik, Satisfaction of berpengaruh positif signifikan kuantitatif, konklusif studi
Supervision of Work Compensation, terhadap Employee Performance, cross-sectional, dan Analisis
& Satisfactifacttion Work tetapi Work Motivation sebagai indeks/three box methods
of compensation Motivation, variabel intervening Metode analisis jalur (path
terhadap employee Employee memperlemah pengaruh Reward analysis) Chi Square.
performance. Performance. Instrinsik, Supervision of Work &
Singgih Setiawan, Satisfaction of Compensation
Aria Mulyapradana. terhadap Employee Performance
pada Koperasi di Kota
Pekalongan.
Work Motivation, Reward
Intrinsik, Supervision of Work,
Satisfactifacttion of
compensation, employee
performance.
15. Unmuha Pengaruh Reward Reward dan Reward berpengaruh positif dan Variable penelitian ini adalah
Repository, dan Punishment Punishment, signifikan terhadap terhadap jenjang karir, motivasi, reward
http://repository Terhadap Kinerja Kinerja. kinerja, Punishment berpengaruh dan kinerja, merupakan
.unmuha.ac.id/ Pegawai di Dinas positif dan signifikan terhadap deskriptif, menggunakan desain
Pendidikan dan terhadap kinerja, reward dan kuantitatif, konklusif studi
Kebudayaan punishment berpengaruh positif cross-sectional, dan Analisis
Kabupaten Kutai dan signifikan terhadap terhadap indeks/three box methods
Timur, Ruslan kinerja. Metode analisis jalur (path
Mas’ud, et.all analysis) Chi Square.
16. J-REMI: Jurnal Evaluasi Kinerja Kinerja, petugas koding dan klaim JKN Variable penelitian ini adalah
Rekam Medis Petugas Koding & motivasi, rawat inap tidak pernah jenjang karir, motivasi, reward
dan Informasi Klaim JKN RI di kompetensi, mendapatkan reward, petugas dan kinerja, merupakan
Kesehatan, E- RSUP dr. Hasan kesempatan. koding dan klaim JKN rawat inap deskriptif, menggunakan desain
ISSN: 2721- Sadikin, Bandung. sudah mengikuti pelatihan tentang kuantitatif, konklusif studi
866X, vol.1 Nur Amaliyatul kodifikasi, sudah ada SPO koding cross-sectional, dan Analisis
No.3 Juni 2020 Fadilah, et.all. dan klaim JKN rawat inap. indeks/three box methods
Metode analisis jalur (path
analysis) Chi Square.
17. Electronic Hubungan stress Kinerja, stress Hasil dari penelitian ini Variable penelitian ini adalah
Theses and kerja dengan kinerja kerja petugas menunjukkan bahwa terdapat jenjang karir, motivasi, reward
Dissertations petugas rekam medis rekam medis. hubungan antara stres kerja dan kinerja, merupakan
Univ. di rumah sakit PKU dengan kinerja (ρ= 0,005, r= deskriptif, menggunakan desain
Muhammadiya Muhammadiyah -0,382). Pihak manajemen rumah kuantitatif, konklusif studi
h Surakarta. Surakarta dan sakit disarankan untuk cross-sectional, dan Analisis
mengadakan pelatihan manajemen
(2018) Yogyakarta. Ayu indeks/three box methods
stres sebagai bentuk tindakan
Isnaini Rahmawati. Metode analisis jalur (path
pencegahan untuk meminimalkan
efek negatif dari stres kerja. analysis) Chi Square.
18. Berkala Evaluasi Kinerja Evaluasi; Hasil penelitian bahwa penilaian Variable penelitian ini adalah
Kesehatan, Petugas Rekam kinerja; petugas kinerja petugas rekam medis, jenjang karir, motivasi, reward
Volume 4, pp Medis Berdasarkan rekam medis. pada Job Description pendaftaran dan kinerja, merupakan
65-69; Metode Rating pasien baru, pasien lama dan deskriptif, menggunakan desain
doi:10.20527/ Scales Di Rumah penyimpanan memperoleh skor ≤ kuantitatif, konklusif studi
jbk.v4i2.5676, Sakit Umum Haji 3,0 kategori kurang baik, cross-sectional, dan Analisis
sedangkan kualitas skor 3,1
30 November Surabaya, Sarah indeks/three box methods
dengan kategori baik. Penilaian
2018. Marlisa. Metode analisis jalur (path
kuantitas, kehadiran, dan
supervisi memperoleh kategori analysis) Chi Square.
kurang baik dengan skor ≤ 3,0.
Penilaian konservasi memperoleh
kategori tidak baik dengan skor
2,0.
19. Jurnal Ilmiah Pengaruh Kinerja Kinerja, Hasil penelitian diketahui Variable penelitian ini adalah
Perekam Dan Petugas Rekam Ketidak sebagian besar responden berada jenjang karir, motivasi, reward
Informasi Medis Terhadap lengkapan pada kategori kompetensi dan kinerja, merupakan
Kesehatan Ketidaklengkapan Resume Medis. pokok baik adalah sebanyak 5 deskriptif, menggunakan desain
47
Universitas Esa Unggul
No Judul Jurnal Judul dan Nama Variabel Hasil Penelitian Perbedaan dengan penelitian
Peneliti Penelitian ini
Imelda. Vol.1, Resume Medis di responden (50%). Selanjutnya kuantitatif, konklusif studi
No.1, Februari RSU Imelda Pekerja sebagian besar responden berada cross-sectional, dan Analisis
2016. Indonesia Medan pada indeks/three box methods
Tahun 2015. Zulham kategori kompetensi pendukung Metode analisis jalur (path
Andi Ritonga, et.all sedang adalah sebanyak 5 analysis) Chi Square.
responden (50%). Dari hasil
penelitian
diketahui juga bahwa sebagian
besar responden berada pada mutu
pelayanan kesehatan baik adalah 7
responden (70%).
20. Jurnal Ilmu Pengaruh Jenjang Jenjang karir, Hasil penelitian menunjukan Variable penelitian ini adalah
Manajemen, Karir, Kompensasi kompensasi bahwa jenjang karir, kompensasi jenjang karir, motivasi, reward
OikonomiaVolu Finansial Dan Status finansial, status finansial dan status karyawan dan kinerja, merupakan
me 14, No. 1, Karyawan Terhadap karyawan dan secara parsial berpengaruh positif deskriptif, menggunakan desain
Jan, 2018. Prodi Kinerja Karyawan kinerja dan signifikan terhadap kinerja kuantitatif, konklusif studi
Manaj. Fak Bank Rakyat karyawan. karyawan Bank Rakyat Indonesia cross-sectional, dan Analisis
Ekonomi Indonesia Cabang Cabang Daan Mogot. indeks/three box methods
Universitas Daan Mogot, Metode analisis jalur (path
Nasional. Merlina Aspita, Edi analysis) Chi Square.
Sugiono.
48
Universitas Esa Unggul
49
Universitas Esa Unggul
2. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual penelitian ini mengikuti Model Jalur kritis (critical
path model) pelayanan kesehatan menurut Samuel L. Baker, PhD (2010). Model
tersebut digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan
tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung antara
variabel jenjang karir dan motivasi terhadap kinerja, dan sistem reward. Adapun
kerangka konseptual penelitian ini seperti sebagai berikut:
50
Universitas Esa Unggul
51
Universitas Esa Unggul
52
Universitas Esa Unggul
53
Universitas Esa Unggul
4. Hipotesis Penelitian
H1: Terdapat Pengaruh Jenjang Karir dan Motivasi Terhadap Kinerja
Perekam Medis secara signifikan serta reward system sebagai
Variabel Intervening di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah
Harapan Kita (RSJPDHK) secara simultan;
H2: Terdapat pengaruh jenjang karir terhadap kinerja Perekam Medis
secara parsial;
H3: Terdapat pengaruh jenjang karir terhadap motivasi Perekam Medis
secara parsial;
H4: Terdapat pengaruh jenjang karir terhadap reward system di
RSJPDHK secara parsial;
H5: Terdapat pengaruh motivasi terhadap kinerja Perekam Medis secara
parsial;
H6: Terdapat pengaruh motivasi terhadap reward system di RSJPDHK
secara parsial;
H7: Terdapat pengaruh reward system di RSJPDHK terhadap kinerja
Perekam Medis secara parsial.
54
Universitas Esa Unggul
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
55
Universitas Esa Unggul
C. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan, “Cara ilmiah yang digunakan untuk
mendapatkan data dengan tujuan tertentu”. Metode penelitian merupakan cara
ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,
dikembangkan, dan dibuktikan pada suatu pengetahuan tertentu sehingga pada
gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi
masalah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei.
Metode survei adalah “metode yang digunakan untuk mendapatkan data dari
tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), peneliti melakukan pengumpulan
data, yaitu dengan cara mengedarkan kuesioner angket yang mengetengahkan
pertanyaan-pertanyan yang berhubungan dengan pengembangan variabel
penelitian yang bersifat tertutup”.
Instrumen diperlukan agar pekerjaan yang dilakukan lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga data
lebih mudah diolah. Instrumen atau alat yang digunakan dalam penelitian ini
berupa kuesioner dengan metode tertutup, di mana kemungkinan pilihan jawaban
sudah ditentukan terlebih dahulu dan responden tidak diberikan alternatif jawaban
lain. Indikator-indikator untuk kedua variabel tersebut kemudian dijabarkan oleh
penulis menjadi sejumlah pernyataan-pernyataan sehingga diperoleh data
kualitatif. Data ini akan dianalisis dengan pendekatan kuantitatif menggunakan
analisis statistik yang relevan untuk menguji hipotesis.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian survey dengan Konsultasi atau
Kalibrasi Ahli (Expert Judgement). Setelah butir-butir pernyataan tersusun,
langkah selanjutnya adalah mengkonsultasikan pada ahli atau kalibrasi ahli. Ahli
tersebut berjumlah 2 orang, diantaranya yang terdiri dari dosen pembimbing,
dosen di luar pembimbing sesuai dengan bidang yang bersangkutan.
Metode deskriptif yang digunakan peneliti disini adalah untuk
mendeskripsikan variabel-variabel indepanden dan dependen yaitu menggunakan
pendekatan korelasional. Adapun alasannya menggunakan pendekatan
korelasional adalah untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada,
seberapa erat hubungan, serta berarti atau tidaknya hubungan tersebut. Dengan
pendekatan korelasional dapat dilihat hubungan antara variabel yaitu variabel
bebas (Jenjang Karir) dan (Motivasi) sebagai variabel yang mempengaruhi dan
diberi simbol X1 dan X2, dengan variabel terikat (Kinerja) sebagai variabel yang
dipengaruhi dan diberi simbol Y. Variabel mediasi/intervening dalam penulisan
56
Universitas Esa Unggul
ini adalah variabel reward diberi symbol Z yang dapat digambarkan dalam
konstelasi sebagai berikut:
57
Universitas Esa Unggul
2. Sampel
Sugiyono (2016) menyatakan bahwa sampel adalah sebagai berikut:
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang
ada pada populasi”. Selain itu Arikunto (2002) mendefinisikan pengertian sampel
sebagai berikut: “sampel adalah sebagian dari wakil populasi yang diteliti. Lebih
lanjut Arikunto (2002) menegaskan bahwa apabila subjeknya kurang dari 100
lebih baik diambil semua dan bila subjeknya lebih besar dari 100 dapat diambil
antara 10%-15% atau lebih besar dari 100 dapat diambil dari jumlah
populasinya”.
Sampel adalah merupakan seluruh dari populasi dengan karakteristik yang
sama. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Perekam medis dan Informasi
Kesehatan (PMIK). Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh Perekam
medis dan Informasi Kesehatan (PMIK) yang bekerja di Instalasi Rekam Medis
sebanyak 43 (empat puluh tiga) orang. Teknik sampling yang digunakan adalah
sampel jenuh (sensus) yaitu semua populasi dijadikan sampel. Sehingga besar
sampel dalam penelitian ini adalah sampel jenuh (sensus) sebanyak 43 (empat
puluh tiga) orang berdasarkan jumlah populasi.
3. Sampling Jenuh
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode Nonprobability
Sampling, sedangkan cara pengambilan sampel yang digunakan adalah Sampling
jenuh. Menurut Sugiyono (2016) yang dimaksud dengan teknik Nonprobability
Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi
relative kecil atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan
yang sangat kecil. Istilah lain sampling jenuh adalah sensus, dimana semua
anggota populasi dijadikan sebagai sampel.
58
Universitas Esa Unggul
59
Universitas Esa Unggul
F. Variabel Penelitian
Variabel terikat atau dependent variable dalam penelitian ini adalah Kinerja
(Y) yang ditunjukkan dengan indeks budaya kinerja Pusat Jantung Nasional
Harapan Kita (PJNHK), Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
(RSJPDHK) yang memberikan analisa Capaian Kinerja Tahun 2019, sedangkan
variabel bebas atau independen variable adalah jenjang karir (X1) dan motivasi
(X2). Variabel intervening menurut Tuckman, 2007 adalah variabel yang secara
teoritis dapat mempengaruhi hubungan kausal antara variabel independen dengan
variabel dependen. Variabel mediasi/intervening dalam penulisan ini adalah
variabel sistim reward (Z).
G. Definisi Konseptual
Y: Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2006) mengatakan bahwa kinerja
pada dasarnya adalah apa yang dilakukan dan tidak dilakukan karyawan.
Beberapa indikator kinerja adalah sebagai berikut:
1) Kuantitas pekerjaan yang diberikan pimpinan kepada karyawan / kuantitas
pekerjaan pada suatu bagian.
2) Kualitas hasil pekerjaan, yaitu menilai baik tidaknya hasil pekerjaan
karyawan.
3) Ketepatan waktu, dalam menyelesaikan tugas, para karyawan bukan hanya
dituntut untuk cepat menyelesaikan pekerjaannya namun juga harus tepat atau
sesuai dengan harapan atasan.
4) Kehadiran, dengan kehadiran menunjukkan semangat kerja yang dimiliki oleh
karyawan.
5) Kemampuan bekerjasama baik dengan rekan satu bagian maupun bagian lain.
x1: Menurut Jackson & Vitberg (2010), pengembangan karir yang baik adalah
sebuah pendekatan formal yang dilakukan organisasi untuk memastikan bahwa
orang dengan kualifikasi dan pengalaman yang tepat akan tersedia pada saat
dibutuhkan. Berbagai dimensi dan indikator yang perlu dipertimbangkan dalam
pengembangan karir adalah sebagai berikut:
60
Universitas Esa Unggul
61
Universitas Esa Unggul
62
Universitas Esa Unggul
3) Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang
lain, diterima, memiliki);
4) Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan
mendapatkan dukungan serta pengakuan);
5) Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami,
dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan
keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan
menyadari potensinya.
Z: Menurut Ivancevich, Konopaske dan Matteson (2006) reward dibagi
menjadi dua jenis yaitu:
1) Penghargaan ekstrinsik (ekstrinsic rewards) adalah suatu penghargaan
yang datang dari luar diri orang tersebut.
Penghargaan finansial:
a.1. Gaji dan upah. Gaji adalah balas jasa dalam bentuk uang yang
diterima karyawan sebagai konsekuensi dari kedudukanya sebagai
seorang karyawan yang memberikan sumbangan tenaga dan
pikiran dalam mencapai tujuan perusahaan atau dapat dikatakan
sebagai bayaran tetap yang diterima seseorang dari sebuah
perusahaan. Upah adalah imbalan yang dibayarkan berdasarkan
jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan atau banyaknya
pelayanan yang diberikan.
a.2. Tunjangan karyawan seperti dana pensiun, perawatan di rumah
sakit dan liburan. Pada umumnya merupakan hal yang tidak
berhubungan dengan kinerja karyawan, akan tetapi didasarkan
pada senioritas atau catatan kehadiran.
a.3. Bonus/insentif adalah tambahantambahan imbalan di atas atau di
luar gaji/upah yang diberikan organisasi.
Penghargaan non finansial :
b.1. Penghargaan interpersonal Atau biasa yang disebut dengan
penghargaan antar pribadi, manajer memiliki sejumlah kekuasaan
untuk mendistribusikan penghargaan interpersonal, seperti status
dan pengakuan.
b.2. Promosi: Manajer menjadikan penghargaan promosi sebagai
usaha untuk menempatkan orang yang tepat pada pekerjaan yang
tepat. Kinerja jika diukur dengan akurat, sering kali memberikan
pertimbangan yang signifikan dalam alokasi penghargaan
promosi.
2) Penghargaan intrinsik (intrinsic rewards) adalah suatu penghargaan yang
diatur oleh diri sendiri.
a. Penyelesaian (completion) Kemampuan memulai dan menyelesaikan
suatu pekerjaan atau proyek merupakan hal yang sangat penting bagi
sebagian orang. Orangorang seperti ini menilai apa yang mereka sebut
63
Universitas Esa Unggul
64
Universitas Esa Unggul
1. Jenjang Karir
a. Perlakuan yang adil dalam berkarir 4
b. Keperdulian para atasan langsung 4
c. Informasi tentang berbagai peluang promosi 4
d. Adanya minat untuk dipromosikan 4
e. Tingkat kepuasan 4
2. Motivasi
a. Kebutuhan Fisiologis (Physiological) 4
b. Kebutuhan rasa aman (safety) 4
c. Kebutuhan hubungan sosial (affiliation) 4
d. Kebutuhan pengakuan (Self esteem) 3
e. Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization) 4
3. Reward
a. Penghargaan ekstrinsik (ekstrinsic rewards) 4
b. Penghargaan intrinsik (intrinsic rewards)) 4
4. Kinerja
a. Kuantitas 4
b. Kualitas 4
c. ketepatan waktu 4
d. ekeftifitas 4
e. kehadiran 4
f. kerjasama 3
65
Universitas Esa Unggul
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah suatu bentuk pengujian terhadap kualitas data
primer yang bertujuan untuk mengukur konsistensi seluruh pertanyaan dalam
penelitian. Uji reliabilitas merupakan uji kehandalan yang bertujuan untuk
mengetahui seberapa jauh sebuah alat ukur dapat diandalkan atau dipercaya.
Kehandalan berkaitan dengan dengan estimasi sejauh mana suatu alat ukur,
apabila dilihat dari stabilitas atau konsistensi internal dari jawaban/pertanyaan jika
pengamatan dilakukan secara berulang terhadap gejala yang sama dengan
menggunakan alat pengukur sama. Pertanyaan dianggap konsisten jika
menghasilkan jawaban yang sama atau hamper sama dari kelompok responden
yang berbeda.
Apabila suatu alat ukur ketika digunakan secara berulang dan hasil
pengukuran yang diperoleh relatif konsisten maka alat ukur tersebut dianggap
handal dan reliable. Pengujian reliabilitas terhadap seluruh item/pertanyaan yang
dipergunakan pada penelitian ini akan menggunakan formula alfa cronbach
(koefisien alfa cronbach), dimana secara umum yang dianggap reliabel apabila
nilai alfa cronbachnya > 0,6. Koefisien Alpha Cronbach (Cα), merupakan statistik
yang paling umum digunakan untuk menguji reliabilitas suatu instrument
penelitian.
66
Universitas Esa Unggul
67
Universitas Esa Unggul
68
Universitas Esa Unggul
- F4: adalah frekuensi responden yang menjawab 4 dari skor yang digunakan
dalam daftar pertanyaan kuesioner.
Analisis indeks jawaban per variabel ini bertujuan mengetahui gambaran
deskriptif mengenai responden dalam penelitian ini. Terutama mengenai variabel
– variabel penelitian yang digunakan. Dalam penelitian ini menggunakan teknik
analisis kualitatif yang merupakan analisis yang menjelaskan tentang hasil
penelitian tentang fenomena atau kasus yang terjadi dalam bentuk kalimat.
Analisis ini membahas mengenai bentuk dari jawaban responden terhadap seluruh
variabel yang diukur.
Analisis ini menggunakan analisis indeks. Untuk mendapatkan
kecenderungan jawaban responden terhadap masing-masing variabel, maka akan
didasarkan pada nilai skor rata-rata (indeks) yang dikategorikan ke dalam rentang
skor berdasarkan perhitungan three box method (Augusty Ferdinand, 2006).
Batas atas rentang skor : (%F*4) / 4 = (43*4)/4 = 43
Batas bawah rentang skor : (%F*1) / 4 = (43*1)/4 = 10.75
Angka indeks yang dihasilkan menujukkan skor 10.75 – 43, dengan
rentang sebesar 32.25. Dengan menggunakan three box method, maka rentang
32.25 dibagi menjadi tiga bagian, sehingga menghasilkan rentang untuk masing-
masing bagian sebesar 10.75, dimana akan digunakan sebagai daftar interpretasi
indeks sebagai berikut:
10.75 – 21.5= Rendah
21.6 – 32.25= Sedang
32.26 – 43 = Tinggi
69
Universitas Esa Unggul
4. Chi Square
Chi Square adalah salah satu jenis uji komparatif non parametris yang
dilakukan pada dua variabel, di mana skala data kedua variabel adalah nominal.
(Apabila dari 2 variabel, ada 1 variabel dengan skala nominal maka dilakukan
uji chi square dengan merujuk bahwa harus digunakan uji pada derajat yang
terendah). Uji chi square merupakan uji non parametris yang paling banyak
digunakan. Namun perlu diketahui syarat-syarat uji ini adalah: frekuensi
responden atau sampel yang digunakan besar, sebab ada beberapa syarat sehingga
chi square dapat digunakan yaitu:
a. Tidak ada cell dengan nilai frekuensi kenyataan atau disebut juga Actual
Count (F0) sebesar 0 (Nol).
b. Apabila bentuk tabel kontingensi 2 X 2, maka tidak boleh ada 1 cell saja
yang memiliki frekuensi harapan atau disebut juga expected count (“Fh”)
kurang dari 5.
c. Apabila bentuk tabel lebih dari 2 x 2, misal 2 x 3, maka jumlah cell
dengan frekuensi harapan yang kurang dari 5 tidak boleh lebih dari 20%.
Rumus chi-square sebenarnya tidak hanya ada satu. Apabila tabel
kontingensi bentuk 2 x 2, maka rumus yang digunakan adalah “koreksi yates”.
Untuk rumus koreksi yates, sudah kami bahas dalam artikel sebelumnya yang
berjudul “Koreksi Yates“. Apabila tabel kontingensi 2 x 2 seperti di atas, tetapi
tidak memenuhi syarat seperti di atas, yaitu ada cell dengan frekuensi harapan
kurang dari 5, maka rumus harus diganti dengan rumus “Fisher Exact Test”.
Rumus Pearson Chi-Square:
5. Estimasi regresi
70
Universitas Esa Unggul
71
Universitas Esa Unggul
72
Universitas Esa Unggul
73
Universitas Esa Unggul
7. Pengujian Hipotesis
A. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesa dilakukan dengan menganalisis signifikansi besaran
regression weight. Analisis ini dilakukan untuk menunjukan besaran dari efek
menyeluruh, efek langsung serta efek tidak langsung dari satu variabel
terhadap variabel lainnya. Adapun yang dijadikan dasar pengambilan
keputusan uji signifikansi atas regresion weight adalah:
1. Jika p-value < alpha 0,05 maka hipotesa menjadi nol (0) dan H0 ditolak
artinya ada pengaruh antara dua variabel secara statistik.
2. Jika p-value > alpha 0,05 maka hipotesa menjadi nol (0) dan H0 diterima
artinya tidak ada pengaruh antara dua variabel secara statistik.
74
Universitas Esa Unggul
L. Hipotesis Statistika
Untuk mengetahui apakah hipotesis penelitian diterima atau ditolak, maka
selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis yang dilakukan
menggunakan kaidah pengujian signifikansi. Hipotesis pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
H1 = β1 < 0 = Tidak ada pengaruh jenjang karir dan motivasi
terhadap kinerja perekam medis secara signifikan
serta sistim rewardystem sebagai variabel intervening
di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah
Harapan Kita (RSJPDHK).
H1 = β1 > 0 = Terdapat pengaruh jenjang karir dan motivasi
terhadap kinerja perekam medis secara signifikan
serta sistim rewardystem sebagai variabel intervening
di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah
Harapan Kita (RSJPDHK).
H2 = β2 < 0 = Tidak ada pengaruh jenjang karir terhadap kinerja.
H2 = β2 > 0 = Terdapat pengaruh jenjang karir terhadap kinerja.
H3 = β3 < 0 = Tidak ada pengaruh jenjang karir terhadap motivasi.
H3 = β3 > 0 = Terdapat pengaruh jenjang karir terhadap motivasi.
H4 = β4 < 0 = Tidak ada pengaruh jenjang karir terhadap reward.
H4 = β4 > 0 = Terdapat pengaruh jenjang karir terhadap reward.
H5 = β5 < 0 = Tidak ada pengaruh motivasi terhadap kinerja.
H5 = β5 > 0 = Terdapat pengaruh motivasi terhadap kinerja.
H6 = β6 < 0 = Tidak ada pengaruh motivasi terhadap reward.
H6 = β6 > 0 = Terdapat pengaruh motivasi terhadap reward.
H7 = β7 < 0 = Tidak ada pengaruh reward terhadap kinerja.
H7 = β7 > 0 = Terdapat pengaruh reward terhadap kinerja.
75
Universitas Esa Unggul
DAFTAR PUSTAKA
76
Universitas Esa Unggul
77
Universitas Esa Unggul
78
Universitas Esa Unggul
79
Universitas Esa Unggul
80
Universitas Esa Unggul
81
Universitas Esa Unggul
82
Universitas Esa Unggul
Motivasi menurut Robbins & Coulter (2010: 109) adalah mengacu pada
proses di mana seseorang diberi energi, diarahkan, dan berkelanjutan untuk
mencapai satu tujuan. Motivasi menurut Siagian yang mendefinisikan bahwa
"Seluruh proses yang memotivasi bawahan untuk bekerja sedemikian rupa
sehingga mereka bersedia bekerja dengan tulus untuk mencapai tujuan
organisasi secara efisien dan ekonomis". Pengertian lain diungkapkan oleh
Luthans (2006: 207) yang mendefinisikan motivasi sebagai dorongan yang
ditunjukkan untuk memenuhi tujuan tertentu. Dari beberapa definisi tersebut
bahwa motivasi ini berfokus pada dorongan yang mempengaruhi seseorang
untuk melakukan sesuatu. Dalam kaitannya dengan kinerja itu berarti motivasi
adalah dorongan yang mempengaruhi seorang karyawan untuk melakukan tugas
atau tanggung jawabnya.
Sistem penghargaan (reward system) adalah suatu sistem imbalan jasa
atau balas jasa yang diberikan perusahaan kepada karyawan, karena karyawan
tersebut telah memberikan sumbangan tenaga dan pikiran demi kemajuan
perusahaan guna mencapai tujuan yang ditetapkan. Reward berbasis kinerja
mendorong karyawan untuk mengubah kecenderungan semangat untuk
memenuhi kepentingan diri sendiri ke semangat untuk memenuhi tujuan
organisasi. Sistem penghargaan (reward) bagi profesi Perekam Medis
berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 114 Tahun 2016
tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Perekam Medis untuk meningkatkan
mutu, prestasi, pengabdian dan produktivitas kerja Pegawai Negeri Sipil (PNS)
yang diangkat dan ditugaskan secara penuh dalam Jabatan Fungsional Perekam
Medis, diberikan tunjangan jabatan fungsional yang sesuai beban kerja dan
tanggung jawab pekerjaannya. Sistem penghargaan (reward) Perekam Medis
Non PNS sedang berproses yang difasilatasi oleh Pusat Mutu Sumber Daya
Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan RI merampungkan Grand Design
Pengembangan Karir Tenaga Kesehatan di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI
bersama 24 profesi Tenaga Kesehatan Tahun 2019 dalam rangka melaksanakan
amanat peraturan perundangan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan dan Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional.
Kami mengundang saudara untuk menjadi subjek penelitian, diperlukan 56
subjek dalam penelitian ini. Adapun persyaratan subjek yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu subjek menandatangani informed consent untuk
menunjukkan kesediaan dan komitmen dalam penelitian ini. Keikutsertaan
saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela dan sepenuhnya merupakan
pilihan saudara.
83
Universitas Esa Unggul
D. BAHAYA POTENSIAL
Penelitian ini secara umum tergolong aman, tidak memiliki bahaya
baik secara langsung maupun tidak langsung.
F. INSENTIF
Insentif berupa barang yang akan diberikan setiap menyelesaikan
tahapan penelitian.
84
Universitas Esa Unggul
2. Waktu Pelaksanaan
Waktu penjelasan dan pelaksanaan pengambilan data dilakukan
pada bulan Agustus 2020 – September 2020
85
Universitas Esa Unggul
(...................................) (...................................)
Subjek
86
Universitas Esa Unggul
INFORMASI PENELITIAN
Saya Sri Setia Utami mahasiswi Universitas Esa Unggul Jakarta Program
Studi Pasca Sarjana MARS yang sedang menempuh semester akhir,
mengadakan penelitian tentang “Pengaruh Jenjang Karir dan Motivasi
Terhadap Kinerja Perekam Medis serta Sistem Reward sebagai Variabel
Intervening di RSJPDHK”.
Hormat saya:
TTD
Sri Setia Utami
NIM: 20180309048
87
Universitas Esa Unggul
A. DATA RESPONDEN
Sebelum menjawab pertanyaan dalam kuesioner ini, mohon Bapak /ibu
teman-teman mengisi data berikut terlebih dahulu.
(Jawaban yang Bapak /ibu teman-teman berikan akan diperlakukan secara
rahasia).
Lingkari untuk jawaban pilihan teman-teman.
a. Jenis Kelamin
1. Laki-laki 2. Perempuan
b. Lama bekerja di RSJdHK:
1. < 1 tahun 3. 11-20 tahun
B. KUESIONER PENELITIAN
Responden dapat memberikan jawaban dengan memberikan tanda silang
(X) pada salah satu pilihan jawaban yang tersedia. Data responden dan semua
informasi yang diberikan akan dijamin kerahasiaannya, oleh sebab itu dimohon
untuk mengisi kuesioner dengan sebenarnya dan seobjektif mungkin.
Hanya satu jawaban saja yang dimungkinkan untuk setiap pernyataan.
Pada masing-masing pernyataan terdapat 4 (empat) alternative jawaban yang
mengacu pada skala Likert, yaitu:
88
Universitas Esa Unggul
Jawaban
No Pernyataan SS S TS STS
4 3 2 1
I. Jenjang karir:
Sumber : Jackson & Vitberg (2010)
A. Perlakuan yang adil dalam berkarir
Saya membuat logbook dalam jenjang karir
1. PMIK di RSJPdHK untuk naik level yang
lebih tinggi dari yang sekarang.
Saya mendapat kesempatan uji kompetensi
2. sesuai level yang ada dalam jenjang karir
PMIK di RSJPdHK.
Logbook adalah salah satu portofolio yang
mencerminkan kriteria promosi didasarkan
3. pada pertimbangan-pertimbangan yang
objektif, rasional dan diketahui secara luas
dikalangan PMIK.
Portofolio dalam bentuk logbook PMIK di
4. RSJPdHK diverifikasi oleh atasan langsung
saya di tempat tugas saya.
B. Keperdulian para atasan langsung
Untuk mengetahui potensi yang perlu diatasi
dilakukan pendekatan umpan balik berupa
Training Need Analisis (TNA) kepada para
5.
PMIK – RSJPDHK tentang pelaksanaan
tugas masing-masing sehingga mereka
mengetahui potensi yang perlu diatasi.
Atasan langsung saya memaparkan
penjelasan mengenai cara mengisi logbook
6.
sebagai salah satu prasyarat portofolio
kenaikan level yang akan diusulkan.
Atasan langsung saya melakukan pendekatan
efektif agar saya mengenal langkah awal apa
7.
yang perlu untuk kemungkinan promosi
lebih besar.
8. Atasan langsung saya membantu
mengusulkan logbook dan berkas lainnya
sebagai portofolio kenaikan jenjang ke level
89
Universitas Esa Unggul
Jawaban
No Pernyataan SS S TS STS
4 3 2 1
yang lebih tinggi sesuai masa tumbuh dalam
buku jenjang karir.
Informasi tentang berbagai peluang
C. promosi
Saya mendapat penjelasan tentang segala
sesuatu terkait Training Need Analysis
9.
(TNA) untuk mengetahui kesempatan yang
sama dalam setiap promosi.
Saya pernah dikirim pelatihan untuk
10.
kenaikan level kompetensi saya.
Pendekatan yang tepat digunakan dalam hal
11. menumbuhkan minat kenaikan level melalui
penugasan yang lebih menantang.
Magang di ruang lingkup pekerjaan RMIK
yang baru adalah cara pendekatan yang
12.
efektif untuk menumbuhkan minat positif
para PMIK.
D. Adanya minat untuk dipromosikan
Atasan langsung saya menumbuhkan minat
13. positif dengan memberikan pelatihan yang
sesuai dengan tugas saya.
Atasan langsung saya memberi penjelasan
buku jenjang karir yang menumbuhkan
14. minat untuk untuk lebih kompeten
mengerjakan pekerjaan yang lebih
menantang.
Magang di tempat yang baru bagi para PMIK
adalah untuk menumbuhkan rangsangan
15. minat berkembang untuk lebih kompeten
mengerjakan pekerjaan yang lebih
menantang.
Magang di ruang lingkup pekerjaan RMIK
yang baru adalah cara pendekatan yang
16.
efektif untuk menumbuhkan minat positif
para PMIK.
E. Tingkat kepuasan
17. Sebagai PMIK saya memahami bahwa tidak
selalu berarti berhasil mencapai posisi lebih
90
Universitas Esa Unggul
Jawaban
No Pernyataan SS S TS STS
4 3 2 1
tinggi dan bersedia menerima kenyataan
bahwa karena berbagai faktor keterbatasan
saya.
Saya merasa puas apabila dapat mencapai
18.
tingkat tertentu dalam karir saya.
Tingkat kepuasanan keberhasilan yang
digunakan, tidak selalu berarti keberhasilan
mencapai posisi yang tinggi dalam
19.
organisasi, melainkan juga berarti bersedia
menerima kenyataan karena berbagai faktor
keterbatasan yang dimiliki.
Setiap orang ingin meraih kemajuan,
termasuk dalam meniti karir, atasan saya
20.
telah menetapkan ukuran keberhasilan yang
digunakan.
Motivasi (X2)
Sumber : Abraham Maslow (1943)
F. Fisiologi
Saya mendapat makanan buka puasa atau
21.
sahur sebagai PMIK shift di RSJPdHK.
Ketika saya dinas pagi, jam istirahat yang
22.
diberikan oleh IRM-RSJPdHK sudah cukup.
Saya mendapat tempat istirahat yang layak
23.
untuk dinas malam.
Saya mendapat libur/cuti untuk keperluan
24.
saya sesuai ketentuan yang berlaku.
G. Rasa aman (safety)
25. Saya dan temen-teman merasa aman dalam
melakukan pelayanan RMIK karena
lingkungan kerja di RSJPdHK nyaman.
26. Saya dan temen-teman merasa aman karena
RSJPdHK memberikan jaminan kesehatan.
27. Perlengkapan dan peralatan bekerja di IRM-
RSJPdHK lengkap dan canggih serta
memadai untuk digunakan.
28. Tabung pemadam kebakaran sebagai salah
satu alat keamanan bekerja tersedia di ruang
kerja saya.
H. Hubungan sosial (affiliation)
91
Universitas Esa Unggul
Jawaban
No Pernyataan SS S TS STS
4 3 2 1
29. Dengan tanggung jawab yang lebih besar
saya merasa dapat lebih dihormati oleh rekan
kerja.
30. Saya mendapat pengakuan dan penghargaan
dari teman kerja saat berhasil melakukan
pekerjaan dengan baik.
31. Saya dapat bersosialisasi dengan sesama
rekan kerja dalam pelayanan RMIK.
32. Dengan tanggung jawab yang lebih besar
saya merasa dapat lebih dihormati oleh rekan
kerja.Saya mendapat pengakuan dan
penghargaan dari teman kerja saat berhasil
melakukan pekerjaan dengan baik.Saya
dapat bersosialisasi dengan sesama rekan
kerja dalam pelayanan RMIK.Hubungan
kerja antara atasan dan bawahan saya baik
dan tidak kaku.
I. Pengakuan (self esteem)
33. Pendapat saya selalu dihargai oleh atasan.
34. Atasan memberikan penghargaan bagi
bawahan yang berprestasi bilamana mampu
menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan
tepat waktu.
35. RSJPDHK memberikan piagam bila saya
termasuk dalam kriteria karyawan teladan.
J. Aktualisasi diri (self actualization)
36. Atasan saya memberikan pelatihan untuk
meningkatkan kemampuan dan keterampilan
kerja.
37. Saya selalu mendapat kesempatan untuk ikut
berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang
ingin dicapai oleh atasan.
38. Saya memiliki keterampilan kemampuan
untuk melakukan pekerjaan saya dengan
baik.
39. Hampir setiap pekerjaan yang ditugaskan
oleh atasan dapat saya laksanakan dengan
baik.
92
Universitas Esa Unggul
Jawaban
No Pernyataan SS S TS STS
4 3 2 1
Penghargaan (reward) (Z)
Sumber: Ivancevich dkk (2006)
K. Penghargaan ekstrinsik (ekstrinsik reward)
40. Gaji dan upah yang diterima dari kantor saya
sesuai beban pekerjaan saya.
41. Bonus/insentif diberikan sebagai tambahan
imbalan diluar gaji saya.
42. Hadiah saya dapatkan saat gathering
RSJPdHK dalam bentuk sepeda, telivisi, gift
card atau voucher untuk menunjang gaya
hidup PMIK dan keluarga.
43. Saya mendapatkan fasilitas kerja berupa
ruang kerja yang bersih dan nyaman,
minuman gratis, komputer, koneksi internet
seamless, dan ruangan gym. Selain itu,
RSJPdHK juga memberikan tunjangan
(fringe benefits) uang makan.
L. Penghargaan instrinsik (intrinsik reward)
44. Saya akan menjadi semakin bersemangat dan
giat jika saya diakui sebagai karyawan
teladan/Penyelesaian (completion).
45. Saya bangga ketika mampu mencapai
pekerjaan yang menantang/ Pencapaian
(achievement).
46. Saya diberi kebebasan, otonomi (autonomy)
untuk mengembangkan keterampilan saya.
47. Bagi saya, hidup merupakan proses belajar,
berubah dan berkembang yang terus
berlangsung/Pertumbuhan pribadi (personal
Growth).
Kinerja (Y)
Sumber : Robert L. Mathis & John H.
Jackson (2006:378)
M. Kuantitas
48. Saya selalu berusaha mencapai target
pelayanan RMIK yang ditetapkan Instalasi
Rekam Medis.
49. Saya membuat logbook yang mencerminkan
93
Universitas Esa Unggul
Jawaban
No Pernyataan SS S TS STS
4 3 2 1
hasil kerja yang saya lakukan.
50. Saya mempunyai kontrak kinerja untuk
memantau capaian kuantitas.
51. Kontrak kinerja memacu saya untuk
mencapai target.
N. Kualitas
52. Saya berpenampilan baik dalam bekerja
dengan menggunakan baju seragam sesuai
ketentuan RSJPdHK.
53. Kualitas pekerjaan yang saya hasilkan
dengan ketelitian memberi dampak informasi
yang akurat bagi orang lain.
54. Saya sangat mematuhi ketentuan etik PMIK
dalam melakukan pekerjaan.
55. Saya selalu bekerja sesuai dengan standar
profesi PMIK sebagai patokan kualitas kerja.
O. Ketepatan waktu
56. Saya mampu menyelesaikan setiap pekerjaan
tepat waktu
57. Saya hand over pada saat dinas shift PMIK
tepat waktu sehingga kami dapat bertukar
informasi pekerjaan dengan baik.
58. Saya dapat mempertanggung jawabkan tugas
yang diberikan pada saya dengan membuat
logbook yang diverifikasi oleh atasan
langsung.
59. Saya mampu mengambil inisiatif dalam
bekerja.
P. Efektifitas
60. Saya mendahulukan pekerjaan-pekerjaan
yang merupakan prioritas kerja.
61. Saya selalu mengerjakan apapun yang atasan
berikan dan menyelesaikan dengan baik.
62. Saya bersedia lembur jika pekerjaan dalam
rangka memberikan pelayanan RMIK belum
diselesaikan dengan tuntas.
63. Saya memiliki insiatif yang berguna
membantu penyelesaian pekerjaan yang lebih
94
Universitas Esa Unggul
Jawaban
No Pernyataan SS S TS STS
4 3 2 1
baik.
Q. Kehadiran
64. Saya tidak pernah absen dalam bekerja.
65. Saya tidak pernah menunda-nunda pekerjaan
yang atasan berikan.
66. Saya selalu memaksimalkan waktu kerja
saya di tempat kerja.
67. Saya tidak pernah meninggalkan tempat
kerja tanpa ijin.
R. Kerjasama
68. Saya berinisiatif membantu PMIK lainnya
apabila sedang memerlukan bantuan.
69. Saya memiliki cara tersendiri dalam
membantu teman.
70. Saya memiliki inisiatif dalam penyelesaian
pekerjaan yang lebih baik.
*Terima Kasih Atas Partisipasi Anda dan Selamat Bekerja*
95