2021
i
1
BAB I
PENDAHULUAN
dan memiliki prospek yang cukup bagus. Sehingga kondisi seperti ini membuat
persaingan menjadi semakin kompetitif. Oleh karena itu setiap perusahaan yang
bergerak dalam industri jasa kesehatan harus mampu menggunakan berbagai cara
agar dapat menarik pelanggan melalui kualitas pelayanan. Industri jasa kesehatan
bukan hanya mengenai masalah penyembuhan terhadap penyakit namun juga fokus
masyarakat kearah yang lebih baik lagi. Maraknya penyakit menular yang masih
masyarakat dan penyedia kesehatan hanya fokus pada penyembuhan penyakit dari
pada upaya menjaga kesehatan dan pencegahan penyakit. Karena itu, perlu
Rumah sakit merupakan salah satu bidang jasa yang tidak terpisahkan dari
pemasaran jasa rumah sakit adalah untuk memuaskan pasien. Tujuan tersebut dapat
terwujud apabila pelayanan yang diberikan lebih dari dari apa yang diharapkan oleh
pasien. Rumah sakit sebagai perusahan harus berfikir profit tanpa meninggalkan
fungsi sosialnya. Untuk mencapai sasaran yang dikehendaki dalam usaha mencapai
1
2
kualitas pelayanan, harus ada upaya untuk mengetahui harapan dan kebutuhan yang
beragam.
pelayanan kesehatan yang baik dan cepat. Hal ini menimbulkan persaingan yang
sangat ketat bukan hanya antara sesama rumah sakit namun juga puskesmas dan
Supriyanto dan Soesanto (2012), banyak penyedia jasa kesehatan yang menyadari
tersebut, sehingga mau tidak mau mereka harus mewujudkan kepuasan pelanggan
pelayanan kesehatan masyarakat umum, rumah sakit memiliki masalah utama yaitu
mengenai pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai dengan harapan pasien
atau tidak. Oleh karena itu, pihak rumah sakit dituntut untuk selalu menjaga
Lovelock dan Wright dalam Sintya, dkk (2018:1779), kepuasan adalah keadaan
(2017:144), kepuasan adalah penilaian bahwa fitur produk atau jasa itu sendiri
keinginan dan harapan pasien dapat dipenuhi melalui produk/ jasa yang dikonsumsi
serta sebagai indikator kualitas pelayanan yang diberikan dan modal untuk
mendapat lebih banyak pasien serta loyalitas pasien. Pasien yang puas terhadap
kesehatan tersebut dan memberikan saran kepada orang lain untuk menggunakan
pelayanan kesehatan serupa serta membela bila ada orang lain yang menjelekkan
penelitian ini adalah kualitas layanan, fasilitas dan persepsi harga. Faktor pertama
adalah kualitas layanan. Lovelock dan Wirtz dalam Sintya, dkk (2018:1779),
ditawarkan satu pihak kepada pihak lainnya. Sedangkan Lupiyoadi dan Hamdan
seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan pelanggan atas pelayanan
yang mereka terima. Dalam meningkatkan kualitas pelayanan yang baik atau
maksimal maka peran pegawai rumah sakit untuk memajukan kualitas pelayanan
pelayanan rumah sakit maka peran sumber daya manusia dalam memajukan
Pihak rumah sakit perlu memberikan pelayanan sesuai dengan yang diharapkan
pasien, dengan pelayanan yang sesuai maka harapan pasien terhadap pelayanan
bagaimana cara melayanai pasien yang efektif dan cepat. Pelayanan jasa telah
berorientasi pada pasien karena ukuran persepsi kualitas bukan berada pada
pandangan penyedia jasa kesehatan namun terletak pada diri pasien. Apabila
pelayanan tersebut dapat dikatakan baik. Dalam mencapai tujuan pelayanan yang
berorientasi pada kepuasan pasien maka perlu diperhatikan hal yang berperan
penting dalam menentukan persepsi kualitas pasien anatara lain meliputi fasilitas,
Di samping kualitas pelayanan yang baik, hal yang tak kalah penting agar jasa
dapat disampaikan dengan baik oleh rumah sakit yaitu keberadaan fasilitas
mendefinisikan fasilitas adalah sumber daya fisik yang harus ada sebelum suatu
adalah segala sesuatu yang bersifat peralatan fisik dan disediakan oleh pihak
penjual jasa untuk mendukung kenyamanan konsumen. Fasilitas dapat pula berupa
suatu bentuk jasa tidak bisa dilihat, tidak bisa dicium dan tidak bisa diraba maka
pilihan. Keberadaan fasilitas seperti kotak saran dan keluhan akan membantu rumah
sakit dalam memperoleh informasi mengenai hal-hal apa saja yang diinginkan dan
dan prasarana rumah sakit juga perlu dilakukan untuk mencegah munculnya
berbagai kendala teknis dilapangan yang dihadapai oleh pasien dalam mendapatkan
rumah sakit juga perlu memikirkan tentang harga pelayannannya. Menurut Kotler
dibagikan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang dikeluarkan para
pelanggan utuk memperoleh manfaat atau menggunakan suatu produk atau jasa.
produk dengan membayar jumlah uang yang sudah menjadi patokan. Harga yang
ditetapkan haruslah tepat atau sesuai dimata pasien, karena harga yang tidak sesuai
atau terlalu mahal malah justru membuat pasien pindah kepelayanan kesehatan lain.
memberikan pelayanan kesehatan yang mudah, murah, dan efesien. Apabila harga
terlalu mahal maka banyak pasien akan mengeluh. Harga yang mahal juga akan
terima semakin baik. Jika harapan tersebut tidak dapat dipenuhi oleh rumah sakit
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Gatoel Mojokerto yang berada di Jl.
Mojokerto. Rumah Sakit Gatoel memiliki fasilitas yang lengkap antara lain : Rawat
Jalan Merpati, Rawat Inap, Rawat Intensif, Instalasi Gawat Darurat (IGD), Unit
Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Unit Geriatri, Rawat Jalan Paviliun, Klinik
24 Jam dan Rehabilitasi Medik, serta fasilitas penunjang antara lain : Radiologi,
Data hasil survei bidang Rumah Sakit Gatoel Mojokerto, diperoleh kesan dan
pesan pasien yang menunjukkan bahwa ada beberapa keluhan ketidakpuasan pasien
3. Perawat yang dinilai kurang tanggap untuk segera memenuhi kebutuhan dan
permintaan pasien.
5. Perawat yang dinilai kurang ramah dan sopan saat melayani pasien.
kepuasan pelayanan kesehatan menurut BOR (Bed Occupancy Rate) tahun 2018 -
Tabel 1.1.
Data BOR (Bed Occupancy Rate)
Tahun BOR (Bed Occupancy Rate) Selisih
2018 65.95% -
2019 66.85% + 0.9%
2020 67.21% + 0.36%
Sumber : Catatan Administasi Rumah Sakit Gatoel Mojokerto, 2021
bahwa fluktuasinya BOR (Bed Occupancy Rate) dari tahun ke tahun disebabkan
oleh permasalahan kualitas pelayanan yang kurang baik, dan kepuasan pasien yang
rendah.
Berdasarkan latar belakang tersebut dan melihat beberapa uraian data diatas
Mojokerto ?
5. Diantara kualitas layanan, fasilitas dan persepsi harga manakah yang paling
Mojokerto ?
diharapkan mempunyai manfaat teoritis dan praktis. Adapun manfaat penelitian ini
1. Manfaat teoritis.
manajemen pemasaran
2. Manfaat praktis.
berikut:
a. Bagi penulis.
b. Bagi organisasi.
pasien.
penelitian, membatasi banyaknya variabel yang akan dikaji, dan membatasi subjek
penelitian. Agar dalam pembahasan lebih terarah dan berjalan dengan baik maka
1. Batasan dari sisi obyek penelitian, lokasi penelitian ini hanya dibatasi di
Rumah Sakit Gatoel Mojokerto yang berada di Jl. Raden Wijaya No.56,
2. Batasan dari sisi variabel penelitian, variabel penelitian yang dipakai dalam
penelitian ini hanya tentang kualitas layanan, fasilitas dan persepsi harga
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dengan demikian diperlukan suatu pengaturan atau manajemen dalam hal ini
baru dan memilih pangsa pasar yang sesuai serta memperkenalkan produk baru
pemasaran dalam suatu organisasi agar tercapai suatu tujuan organisasi secara
pemasaran adalah seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan membangun
12
13
tingkat pemasaran sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
bahwa manajemen pemasaran merupakan suatu seni dan ilmu dalam memilih
sehubungan dengan sukses dalam bisnis jasa adalah delivery of high service
pelanggan atau dengan kata lain mampu melebihi harapan dari pelanggan.
14
Kualitas pelayanan yang baik sering dikatakan sebagai salah satu faktor penting
tertentu yang diberikan kepada orang lain, dalam hal ini, kebutuhan pelanggan
pegawainya.
2. Reliabilitas (reliability).
4. Jaminan/keyakinan (assurance).
5. Empati (empathy).
2.1.3 Fasilitas
dihadapkan pada suatu masalah pokok yaitu mengenai barang atau jasa apa
yang akan dibeli dimana melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan
(2012:45), fasilitas merupakan sumber daya fisik yang harus ada sebelum suatu
fasilitas merupakan bagian dari variabel pemasaran jasa yang memiliki peranan
cukup penting, karena jasa yang disampaikan kepada pelanggan tidak jarang
merupakan sesuatu yang penting dalam usaha jasa, oleh karena itu fasilitas yang
ada yaitu kondisi fasilitas, desain interior dan eksterior serta kebersihan harus
16
adalah segala sesuatu yang ditempati dan dinikmati oleh pelanggan dan sengaja
nyaman.
bebas dari upaya. Jadi apabila seseorang percaya bahwa suatu fasilitas
17
melakukan pembeliannya.
18
2.1.4 Harga
dalam persaingan harga yang ditawarkan pesaing bisa dengan harga yang lebih
rendah dengan kualitas yang sama dan bisa dengan harga yang lebih tinggi.
bahwa harga merupakan sejumlah uang yang dibayarkan atas barang atau jasa,
atau jumlah nilai yang konsumen tukarkan dalam rangka mendapatkan manfaat
dari memiliki atau menggunakan barang atau jasa. Menurut Suparyanto dan
Rosad (2015:09), harga adalah sejumlah uang atau barang yang diperlukan
untuk mendapatkan kombinasi dari barang lain yang disertai pemberian jasa.
harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu barang atau jasa atau
19
jumlah dari nilai uang yang ditukar konsumen atas manfaat - manfaat karena
Dalam hal ini konsumen terlebih dahulu akan melihat harga yang
tersebut.
ketidak puasan timbul apabila hasil yang diperoleh tidak memenuhi harapan
pasien. Menurut Tjiptono (2015), kepuasan pasien adalah suatu sikap yang
penilaian mengenai ciri atau keistimewaan produk atau jasa, atau produk itu
kepuasan pasien adalah suatu penilaian emosional dari pasien setelah pasien
kepuasan pasien adalah perasaan senang atau kecewa seseorang sebagai hasil
dari perbandingan antara prestasi atau produk yang dirasakan dan yang
diharapkannya.
pasien merupakan perbedaan antara harapan dan kinerja atau hasil yang
1. Kesesuaian harapan.
diharapkan.
21
3. Kesediaan merekomendasikan.
memadai.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Nama, Tahun dan Variabel Teknik Hasil Perbedaan
Judul Penelitian
1 Sintya, dkk (2018), Harga (X1), Analisis Harga secara Adanya
Pengaruh Harga dan Kualitas Layanan regresi individu atau penambahan
Kualitas Layanan (X2) dan berganda parsial variabel
terhadap Kepuasan Kepuasan berpengaruh bebas
dengan uji
Pelanggan Jasa Pelanggan (Y) secara fasilitas
Transportasi Gojek parameter, signifikan pada
Online pada uji terhadap penelitian
Mahasiswa Fakultas ketelitian kepuasan yang
Ekonomi dan Bisnis model dan pelanggan. sekarang.
Universitas Sam uji asumsi Kualitas layanan
Ratulangi Manado. klasik. secara
individual atau
parsial
berpengaruh
signifikan
terhadap
kepuasan
pelanggan.
Harga dan
kualitas layanan
secara simultan
berpengaruh
terhadap
kepuasan
pelanggan.
2 Anggriana, dkk Harga (X1), Analisis 1. Variabel Adanya
(2017), Pengaruh Promosi (X2), regresi Harga penambahan
Harga, Promosi dan Kualitas Layanan berganda berpengaruh variabel
Kualitas Layanan (X3) dan signifikan bebas
dengan uji
Terhadap Kepuasan terhadap fasilitas
Kepuasan Pelanggan (Y) parameter, Kepuasan pada
Pelanggan Jasa uji Pelanggan di penelitian
Ojek Online “Om- ketelitian Ojek Online yang
Jek” Jember. model dan “Om-Jek” sekarang.
uji asumsi Jember.
klasik. 2. Variabel
Promosi
berpengaruh
signifikan
terhadap
Kepuasan
Pelanggan (Y)
di Ojek Online
23
orang responden. Penelitian ini menggunakan alat regresi linier berganda. Hasil
terhadap kepuasan konsumen pada Hotel Yuta di kota Manado. Populasi adalah
para tamu yang menginap. Sampel penelitian sebanyak 100 responden. Metode
Timur”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kualitas
toko cabang Mufin wilayah Bandung Timur. Metode yang digunakan adalah
61.6% dan pengaruh secara simultan antara kualitas pelayanan dan kepuasan
sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
berbagai faktor yang telah diidentifikasi. Kerangka konseptual dalam penelitian ini
Kualitas Layanan
(X1)
Persepsi Harga
(X3)
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
terhadap rumusan masalah penelitian, dalam hal ini rumusan masalah penelitian
jawaban yang diberikan baru berdasarkan teori yang relevan, belum didasarkan
pada fakta-fakta yang diperoleh melalui pengumpulan data. Maka hipotesis yang
kepada pihak lainnya. Pihak rumah sakit perlu memberikan pelayanan sesuai
dengan yang diharapkan pasien, dengan pelayanan yang sesuai maka harapan
pasien terhadap pelayanan suatu jasa dapat terpenuhi atau bahkan melebihi
perlu mengetahui bagaimana cara melayanai pasien yang efektif dan cepat.
Pelayanan jasa telah berorientasi pada pasien karena ukuran persepsi kualitas
bukan berada pada pandangan penyedia jasa kesehatan namun terletak pada
diri pasien.
adalah sumber daya fisik yang harus ada sebelum suatu jasa dapat ditawarkan
kepada konsumen. Peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit juga perlu
berkualitas.
adalah sejumlah uang yang dibagikan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah
dari nilai yang dikeluarkan para pelanggan utuk memperoleh manfaat atau
30
kesehatan yang mudah, murah, dan efesien. Apabila harga terlalu mahal maka
Gatoel Mojokerto.
pegawai rumah sakit untuk memajukan kualitas pelayanan yang sangat penting
pasien yang efektif dan cepat. Pelayanan jasa telah berorientasi pada pasien
karena ukuran persepsi kualitas bukan berada pada pandangan penyedia jasa
31
kesehatan namun terletak pada diri pasien. Apabila pelayanan tersebut dapat
kepuasan pasien maka perlu diperhatikan hal yang berperan penting dalam
Sintya, dkk (2018), Anggriana, dkk (2017), Moha dan Loindong (2016)
fisik dan disediakan oleh pihak penjual jasa untuk mendukung kenyamanan
konsumen dalam memperoleh kepuasan. Karena suatu bentuk jasa tidak bisa
dilihat, tidak bisa dicium dan tidak bisa diraba maka aspek wujud fisik menjadi
seperti kotak saran dan keluhan akan membantu rumah sakit dalam
memperoleh informasi mengenai hal-hal apa saja yang diinginkan dan menjadi
32
dengan membayar jumlah uang yang sudah menjadi patokan. Harga yang
ditetapkan haruslah tepat atau sesuai dimata pasien, karena harga yang tidak
sesuai atau terlalu mahal malah justru membuat pasien pindah kepelayanan
kesehatan lain. Harga yang mahal juga akan membuat meningkatkan harapan
BAB III
METODE PENELITIAN
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data
dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Di penelitian ini, jenis
penelitian juga termasuk explanatory research atau penjelasan yaitu penelitian yang
Populasi di penelitian ini adalah pasien rawat inap di Rumah Sakit Gatoel
Darmawan (2015), sampel penelitian meliputi sejumlah responden yang lebih besar
dari persyaratan minimal sebanyak 100 responden, dimana semakin banyak sampel
maka akan memberikan hasil yang semakin akurat. Dalam penelitian ini populasi
yaitu jumlah seluruh pasien rawat inap di Rumah Sakit Gatoel Mojokerto sebanyak
2837 orang pasien rawat inap di Rumah Sakit Gatoel Mojokerto dengan
Adapun penelitian ini menggunakan rumus Slovin karena dalam penarikan sampel,
33
34
perhitungannya pun tidak memerlukan tabel jumlah sampel, namun dapat dilakukan
dengan rumus dan perhitungan sederhana. Rumus Slovin yang diambil dari buku
N
n=
1 + Ne 2
Keterangan :
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
Diketahui : N = 2837
e = 10% (0.1)
maka : n = 2837
1 + 2837 (0.1)²
n= 2837
29.37
n = 96.59
penelitian ini disesuaikan menjadi sebanyak 100 orang dari seluruh total orang
pasien rawat inap di Rumah Sakit Gatoel Mojokerto. Sampel yang diambil
yang sama bagi setiap anggota pupulasi untuk dipilih menjadi sampel yang
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu
sendiri. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan teknik accindental, seperti yang
35
bertemu dengan peneliti maka dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang
Pada penelitian ini terdapat empat variabel bebas dan satu variabel terikat.
Keempat variabel bebas tersebut adalah kualitas layanan (X1), fasilitas (X2) dan
persepsi harga (X3) sedangkan variabel terikat adalah pasien rawat inap di Rumah
Sakit Gatoel Mojokerto (Y). Berikut rincian dari definisi dan indikator
penelitiannya.
adalah :
b. Reliabilitas (reliability).
d. Jaminan/keyakinan (assurance).
e. Empati (empathy).
36
2. Fasilitas (X2).
jasa yang memiliki peranan cukup penting, karena jasa yang disampaikan
penelitian ini mengadaptasi dari teori dan pendapat para ahli seperti yang
a. Kesesuaian harapan.
c. Kesediaan merekomendasikan.
Tabel 3.1
Definisi Operasional dan Indikator Variabel
No Variabel Indikator Item Pernyataan Adopsi
dari
penelitian
Variabel X1 X1.1 X1.1.1 Kotler dan
1 Independen Kualitas Kenampakan fisik Peralatan yang Keller
Layanan (tangibles) digunakan di Rumah (2018:56)
Sakit Gatoel
Mojokerto terlihat
canggih.
X1.2 X1.2.1
Reliabilitas Rumah Sakit Gatoel
(reliability) Mojokerto
memberikan
pelayanan kesehatan
terhadap pasien sesuai
yang dijanjikan.
X1.3 X1.3.1
Daya tanggap Dokter memberikan
(responsiveness) kesempatan bertanya
kepada pasien.
X1.4 X1.4.1
Jaminan/keyakinan Rumah Sakit Gatoel
(assurance) Mojokerto didukung
dengan tenaga medis
yang handal sehingga
dapat menimbulkan
kepercayaan pasien
untuk sembuh.
38
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan peneliti
untuk mendapatkan data yang akan dianalisis atau diolah untuk menghasilkan suatu
sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh responden. Setelah diisi, angket
40
2. Observasi.
3. Studi Pustaka.
penelitian ini dan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang
sedang dilakukan.
sejauh mana alat ukur dalam hal ini kuesioner mengukur apa yang hendak
diukur. Alat ukur yang digunakan adalah dengan menggunakan rumus teknik
pernyataan dengan skor total. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pernyataan-
pernyataan mana yang valid dan mana yang tidak valid, dengan
ukur tersebut nilai Sig (2-tailed) berada > 0.05 maka tidak valid. Untuk uji
validitas item tersebut dengan menggunakan program SPSS 25.0 for windows.
41
Karena dengan angka kasar relative lebih mudah dan akan dapat
item (butir soal) dinyatakan valid. Sebaliknya jika rhiung < rtable maka butir soal
keshahihan secara statistik, angka korelasi yang diperoleh adalah (rhitung) harus
dibandingkan dengan angka kritik tabel korelasi product moment (rtabel) pada
taraf signifikan 0.05. Bila angka korelasi yang diperoleh berada diatas angka
kritik berarti item tersebut telah valid. Sedangkan bila angka korelasi yang
diperolehnya berada di bawah angka kritik berarti item tersebut tidak valid.
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu, dalam beberapa kali pelaksanaan
pengukuran teknik cronbach alpha pada SPSS. Dikatakan reliabel jika cronbach
anallisis regresi. Apabila tidak terdapat gejala asumsi klasik diharapkan dapat
dihasilkan modal regresi yang handal sesuai dengan kaidah BLUE (Best Linier
Unbiased Estimator) yang menghasilkan model regresi yang tidak bisa dan
42
dideteksi melalui nilai R square yang sangat tinggi tetapi hanya sedikit
melalui nilai tolerance (TOL) dan nilai Variance Inflation Factor (VIF).
dengan nilai VIF ≥ 10. Namun tidak dapat dideteksi secara pasti variabel-
Uji Glejser merupakan suatu uji yang dilakukan dengan meregres nilai
Asymp. Sig. (2-tailed) ≥ 0.05 data berdistribusi normal; dan 2) Jika nilai
bebas.
Keterangan :
a = Konstanta.
Y = Kepuasan Pasien
X1 = Kualitas Layanan
X2 = Fasilitas
X3 = Persepsi Harga
44
X4 = Promosi
e = Standart Eror
3.6.1 Uji t
berikut:
1) Jika thitung < ttabel, dan nilai signifikansi > 0.05, H0 diterima dan
H1 ditolak;
2) Jika thitung > ttabel, dan nilai signifikansi < 0.05, H0 ditolak dan H1
diterima.
3.6.2 Uji F
1) Jika Fhitung < Ftabel, dan nilai signifikansi > 0.05, H0 diterima dan
H1 ditolak;
2) Jika Fhitung > Ftabel, dan nilai signifikansi < 0.05, H0 ditolak dan
H1 diterima.
45
variabe dependent. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.
DAFTAR PUSTAKA
Andiarso dan Putranti. 2017. Pengaruh Word Of Mouth, Kualitas Produk dan
Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian Sepatu Converse di Manado
Town Square. Jurnal EMBA Vol.6 No.4 September 2018, Hal. 2008 – 2017.
ISSN 2303-1174.
Andy, Sernovitz. 2014. Word of Mouth Marketing: How Smart Companies Get
People Talking (Revised Edition). New York: Kaplan Publishing.
Fandy, Tjiptono. 2016. Service, Quality & satisfaction. Yogyakarta. Andi Offset.
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS
23 (Edisi 8). Cetakan ke VIII. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Husein Umar. 2013. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis. Jakarta: Rajawali.
Jerry C. Olson dan Peter J. Paul. 2014. Perilaku Konsumen dan Strategi
Pemasaran. Edisi Sembilan. Buku 2. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Kotler dan Keller. 2016. Marketing Managemen, 15th Edition. Pearson Education,
Inc.
Kotler dan Keller. 2018. Manajemen Pemasaran. Edisi 12. Jilid 2. Jakarta: PT.
Indeks.
Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2015. Marketing an Introducing Prentice Hall
twelfth Edition. England: Pearson Education, Inc.
Pradana, dkk. 2019. Pengaruh Word Of Mouth dan Brand Image Terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen Waroeng Spesial Sambal “SS” Jember.
JEAM Vol. 18 No. 1, April 2019. ISSN : 1412-5366.
Rembon, dkk. 2017. Pengaruh Word Of Mouth dan Kualitas Produk Terhadap
Keputusan Pembelian Produk Kesehatan PT. KK Indonesia di Manado.
Jurnal EMBA. Vol.5 No.3 September 2017, Hal.4585-4594. ISSN 2303-
1174.
Rumondor, dkk. 2017. Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Word Of Mouth
Terhadap Keputusan Pembelian pada Rumah Kopi dan Mie Toronata di
Kawangkoan. Jurnal EMBA Vol.5 No.2 Juni 2017, Hal. 1102 –1112. ISSN
2303-1174.