PENDAHULUAN
2.1 Apotek
2.1.1 Definisi Apotek
Kata "farmasi" berasal dari kata Yunani "apotheca", yang berarti "penyimpanan". Apotek
dikenal sebagai apotek dalam bahasa Belanda, yang merupakan istilah untuk toko tempat obat
resep dicampur dan dijual bersama dengan perbekalan kesehatan lainnya, atau "rumah obat".
Apotek diartikan Apotek adalah tempat dimana apoteker memberikan pelayanan kefarmasian,
sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 tentang
Pekerjaan Kefarmasian (PP RI, 2009). Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
terbaru Nomor 9 Tahun 2017 tentang Apotek, apotek diartikan sebagai fasilitas pelayanan
kefarmasian tempat apoteker dan tenaga kefarmasian lainnya melakukan praktik kefarmasian
(Permenkes, 2017). Desain fasilitas kesehatan, misalnya apotek, dapat ditingkatkan dengan
bantuan perbekalan kesehatan yang berkualitas memadai dan disediakan secara luas dengan
harga yang wajar. Apotek harus dijalankan oleh apoteker yang berkualifikasi, berlokasi di area
yang mudah dikenali, dan mencantumkan kata "apotek" pada papan nama luarnya. Agar
masyarakat umum segera mengunjungi apotek untuk membeli obat, termasuk konsultasi dan
konseling (Putra, 2021)
Mereka yang memiliki izin praktek sebagai apoteker bekerja untuk organisasi yang
dikenal sebagai apotek, yang menawarkan layanan farmasi. Apoteker adalah seseorang yang
telah menyelesaikan gelar kefarmasian dan telah mengambil sumpah jabatan apoteker. Apotek
harus fokus pada keselamatan pasien dan menerapkan standar pelayanan kefarmasian dengan
tetap memiliki akses terhadap sumber daya kefarmasian dan informasi terkini. Undang-undang
yang berlaku saat ini memungkinkan apoteker untuk secara langsung dan bertanggung jawab
memberikan pelayanan kefarmasian kepada pasien sehubungan dengan sediaan farmasi (obat,
bahan obat, obat tradisional, dan kosmetik) untuk memaksimalkan hasil dan meningkatkan
standar keselamatan pasien (Muhlis et al., 2019)
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2017 tentang Tujuan
Pendirian Apotek, hal-hal yang benar adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan standar pelayanan kefarmasian terkait obat resep;
2. Memastikan masyarakat dan pasien terlindungi ketika memperoleh pelayanan kefarmasian
dari apotek;
3. Memastikan bahwa staf farmasi yang memberikan layanan kefarmasian beroperasi
berdasarkan jaminan hukum.
b. Jenis Kelamin
Perempuan memerlukan lebih banyak perawatan medis karena mereka lebih besar
kemungkinannya untuk jatuh sakit dibandingkan laki-laki (Trisnantoro, 2006).
c. Tingkat Pendidikan
Kesadaran untuk menggunakan layanan kesehatan nampaknya meningkat seiring
dengan semakin tingginya pendidikan (Trisnantoro, 2006).
d. Pekerjaan
Posisi ekonomi memiliki dampak yang signifikan terhadap pekerjaan saat memilih
layanan kesehatan.
e. Kondisi Ekonomi
Pilihan layanan medis dipengaruhi oleh perekonomian.
f. Faktor Sosial
Keputusan seseorang terhadap pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh interaksinya
dengan orang lain, baik secara langsung (tatap muka) maupun tidak langsung.
g. Faktor Psikologis
Variabel psikologis motivasi, persepsi, pembelajaran, sikap, dan keyakinan
mempunyai pengaruh terhadap keputusan seseorang dalam melakukan pembelian.
h. Faktor Budaya
Agar penyedia layanan memahami peran pasien, mereka harus menyadari pengaruh
budaya yang dimiliki setiap pasien dan yang mempengaruhi perilaku pasien (Abdullah,
2012).
2.6 Kuesioner
Kuesioner digunakan dalam proses pengumpulan data penelitian ini sebagai cara untuk
mengumpulkan informasi di lapangan. Kuesioner adalah alat untuk mengumpulkan data yang
melibatkan meminta partisipan menjawab serangkaian pertanyaan atau memberikan umpan balik
tertulis (Sugiyono, 2010).
Kuesioner yang telah divalidasi dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian karena
keakuratan dan kelengkapan instrumen penelitian harus memenuhi kriteria tertentu. Dua puluh
responden non-subjek digunakan untuk uji validasi kuesioner untuk memastikan bahwa temuan
pengukuran memiliki distribusi normal. Hal ini didasarkan pada anggapan ilmiah bahwa uji coba
instrumen harus melibatkan minimal 20 responden karena diperkirakan dengan 20 responden
maka data akan terdistribusi hampir teratur (Machfoedz, 2007).
Uji reliabilitas dan validitas kuesioner telah dilakukan. Validitas merupakan metrik yang
menunjukkan bahwa alat tersebut benar-benar mengukur apa yang diukur. Indikator seberapa
andal suatu alat ukur disebut reliabilitas. Dengan kata lain, jika pengukuran dilakukan berulang
kali atau lebih pada perlakuan yang sama, maka temuannya tidak akan berubah. Nilai
probabilitas korelasi [sig.(2-tailed)] tingkat signifikansi () 0,05 dan nilai Cronbach's Alpha > 0,6
masing-masing merupakan indikator validitas dan reliabilitas suatu instrumen (Suparyanto,
2010).
BAB III
METODE PENELITIAN
2
Z 1−a/2 P(1−P)
n= 2
d
2
1 , 96 .0 ,50 (1−0 , 50)
n=
0 , 12
3,8416 . 0 , 25
n=
0 , 01
¿ 96,04 responden (100 responden)
Keterangan :
n = jumlah sampel
P = jika proporsinya tidak diketahui, maka 50% (0,50) digunakan sebagai proporsi yang
diharapkan dalam populasi.
d = 10% (0,10) adalah derajat divergensi dari populasi yang direncanakan
Z1-α/2 = Perkiraan sampel, jika persentase populasi pada derajat deviasi 10% tidak diketahui,
adalah 96 responden karena nilai Z pada tingkat signifikansi atau keyakinan tertentu biasanya
95% = 1,96.
Perhitungan ini menghasilkan total 100 responden, atau jumlah sampel yang dibutuhkan
untuk melengkapi kuesioner. Berdasarkan informasi Pengurus Cabang Ikatan Apoteker
Indonesia Kota Semarang, terdapat empat puluh (40) apotek di wilayah Kecamatan Pedurungan.
Dengan demikian, 100 responden dibagi berdasarkan jumlah apotek yang memberikan izin, atau
5 (lima) apotek, dan diambil 20 sampel di masing-masing apotek tersebut. responden.
Keramahan petugas 2 1
Kejelasan petugas 3 1
memberikan
informasi
Kecepatan 4 1
pelayanan
Kelengkapan 5 1
obat/alat kesehatan
Kenyamanan ruang 6 1
tunggu
Kebersihan ruang 7 1
tunggu
Ketersediaan 8 1
brosur/leaflet/poste
r
sebagai informasi
2. Tahap pelaksanaan
a. Memelihara izin farmasi dan pendidikan
b. Para peneliti sendiri membagikan kuesioner yang telah dirancang sebelumnya di apotek
c. Analisis data akan dilakukan dengan menggunakan data olahan yang telah dikumpulkan
d. Menulis laporan yang menguraikan temuan penelitian dan diskusi
3.8 Skema Kerja Penelitian
Proposal
Pengumpulan data
Pengolahan data
Persentase skor masing-masing responden = nilai skor keseluruhan (40) adalah jumlah total
maksimal 100%. Informasi yang dikumpulkan dari penilaian tanggapan masing-masing
responden terhadap survei kemudian dipisahkan ke dalam kategori berikut: