Anda di halaman 1dari 11

PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591

(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X


Vol.18 No. 01 Juli 2021 : 10-20

Analisis Hubungan antara Kualitas Pelayanan dan Kepuasan


Pasien Rawat Jalan Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Universitas Muhammadiyah Malang

Analysis of the Relationship between Service Quality and Patient


Satisfaction in Outpatient Pharmacy Installation at the University of
Muhammadiyah Malang Hospital

FX Haryanto Susanto, Nancy Isnawati Simbolon, Eva Monica*

Program Studi Farmasi, Universitas Ma Chung


Villa Puncak Tidar Blok N No.1, Malang 65151, Indonesia

*Corresponding author email: eva.monica@machung.ac.id

Received 12-09-2019 Accepted 27-06-2021 Available online 17-09-2021

ABSTRAK

Pelayanan kefarmasian yang baik diharapkan dapat mempengaruhi dan membentuk


kualitas pelayanan serta kepuasan pasien yang baik pula. Hal ini menyangkut
kepentingan rumah sakit itu sendiri berdasarkan kualitas pelayanan yang telah mereka
jalankan selama ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
hubungan antara kualitas pelayanan dan kepuasan pasien rawat jalan Instalasi Farmasi
Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang (IFRS UMM) berdasarkan lima dimensi
kualitas pelayanan. Penelitian ini dilakukan di RS UMM. Output yang diharapkan dari
penelitian ini yakni mengetahui pengaruh dari lima dimensi kualitas pelayanan yakni
tangibles (berwujud/ fisik), reliability (keandalan), responsiveness (ketanggapan),
assurance (kepastian/ keyakinan) dan empathy (empati) terhadap kepuasan pasien.
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kuantitatif. Penelitian kuantitatif ini
menggunakan 100 responden dan diolah menggunakan regresi linear berganda yang
berguna untuk melihat pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien. Hasil
penelitian statistik menunjukkan bahwa secara uji simultan, uji parsial maupun koefisien
determinasi (R2) kelima dimensi mutu kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap
kepuasan pasien, dimana hasil dari uji simultan adalah 18,843 (0,000). Hasil dari uji
parsial pada dimensi tangibles adalah 2,451 (0,016), pada dimensi reliability adalah
4,349 (0,000), pada dimensi responsiveness adalah 2,105 (0,038), pada dimensi
assurance adalah 2,241 (0,027) dan pada dimensi empathy adalah 2,177 (0,032).
Koefisien determinasi (R2) adalah 0,501, yang berarti jika kualitas pelayanan kefarmasian
di instalasi farmasi rawat jalan mengalami peningkatan maka berpengaruh pula
terhadap kepuasan pasien di instalasi farmasi rawat jalan tersebut.

10
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.18 No. 01 Juli 2021 : 10-20

Kata kunci: analisis regresi linier berganda, kepuasan pasien, kualitas pelayanan, tingkat
pengetahuan

ABSTRACT

Good and expected pharmaceutical services can affect and shape the quality of service
and good patient satisfaction. This concems the interests of the hospital itself based on
the quality of the services they have been carrying out so far. The purpose of this study
was to find out how the relationship between service quality and satisfaction of
outpatient pastients at the Muhammadiyah University Hospital pharmacy installation
based on five dimensions of services quality and this study was conducted at Malang
Muhammadiyah University Hospital. The output expected from this study is to determine
the effect of five service quality dimensions namely tangibles (tangible/ physical),
reliability, responsiveness, assurance and empathy on patient satisfaction. This research
was conducted using quantitative methods. This quantitative study used 100
respondents and processed using multiple linear regression which is useful to see the
effect of service quality on patient satisfaction. The results of statistical studies show
that the simultaneous test, partial test and coefficient of determination (R2) of the five
dimensions of service quality have a positive effect on patient satisfaction, where the
results of the simultaneous test are 18,843 (0,000). The results of the partial test on the
tangibles dimension were 2.451 (0.016), the reliability dimension was 4.349 (0.000), the
responsiveness dimension was 2.105 (0.038), the assurance dimension was 2.224 (0.027)
and the empathy dimension was 2.177 (0.032). The result of the coefficient of
determination (R2) is 0.501 which means that if the quality of pharmaceutical services in
an outpatient pharmacy installation increases, it will also affect patient satisfaction in
the outpatient pharmacy installation.

Keywords: analysis of multiple linear regression, knowledge level, patient satisfaction,


service quality

Pendahuluan selalu membuat nyaman pelanggan dan


Rumah Sakit memiliki berbagai mampu memberikan perawatan atau
macam sarana serta pelayanan pelayanan yang terbaik (Supartiningsih,
kesehatan yang tersedia untuk 2019).
mempertahankan kepatuhan dan Permasalahan yang cukup
kesetiaan pasien rawat jalan. Pelayanan penting yang berasosiasi dengan
rawat jalan dewasa ini mendapatkan kepuasan pasien dan yang harus
perhatian utama bagi manajemen rumah diperhatikan dari pihak manajemen
sakit, karena banyaknya jumlah pasien rumah sakit adalah kualitas pelayanan
rawat jalan dibandingkan dengan dengan parameter berwujud/ bukti fisik,
pelayanan yang lainnya. Kompetensi keandalan, ketanggapan, kepastian/
yang semakin ketat pada akhir-ahkir ini keyakinan dan empati yang dapat
membuat lembaga penyedia jasa untuk diberikan petugas maupun karyawan

11
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.18 No. 01 Juli 2021 : 10-20

kesehatan pada pasien sehingga Dalam Kabupaten Musi Banyuasin


terbentuklah kepuasan pasien. Pada saat (Ropal, 2015).
ini masyarakat pengguna jasa rumah Standar pelayanan kefarmasian
sakit tidak hanya melihat dan menilai di RS telah diatur dalam Permenkes no
hasil akhir saja, yang merupakan 72 tahun 2016, namun demikian dalam
kesembuhan dirinya ataupun keluarga pelaksanaannya masih terdapat
melainkan mereka menilai dan melihat beberapa ketidaksesuaian antara
apa yang mereka rasakan dan dapatkan harapan pasien dengan kualitas
di rumah sakit tersebut. Semakin tinggi pelayanan yang diberikan. Penelitian
keinginan masyarakat maupun rakyat oleh Aryani dkk. (2015) pada pasien
atas peralatan kesehatan yang memiliki rawat jalan IFRS Islam Ibnu Sina
kualitas dan terjangkau, maka berbagai Pekanbaru menunjukkan bahwa
cara maupun upaya telah dilakukan kualitas pelayanan yang diberikan
untuk dapat memenuhi dan melengkapi belum memenuhi harapan pasien
keinginan tersebut. Perawatan dengan adanya gap terbesar pada
pelayanan kesehatan ditujukan untuk dimensi tangible. Penelitian lain oleh
dapat memberikan rasa puas pada Supartiningsih (2017) pada pasien rawat
pasien (Fahriadi, 2007). jalan RS Sarila Husada Sragen juga
Rumah Sakit Universitas mengemukakan bahwa dimensi
Muhammadiyah Malang (RS UMM) tangible masih sangat rendah dan
merupakan salah satu penyedia jasa belum memberikan pengaruh yang
layanan kesehatan yang merupakan signifikan pada kepuasan pasien.
salah satu pusat laba dari Universitas Demikian juga penelitian di RS Bunda
Muhammadiyah Malang. Dari hasil Kandangan Surabaya oleh Kartikasari
observasi didapatkan permasalahan dkk. (2014) memiliki kesimpulan bahwa
bahwa terjadinya jumlah penurunan secara keseluruhan tingkat kepuasan
dan peningkatan terhadap pasien yang pasien masih rendah terutama pada
berkunjung ke IFRS khususnya rawat dimensi prosedur administrasi sebagai
jalan dan belum pernah dilakukan faktor dominan pembentuk kualitas
pengukuran mengenai kualitas layanan.
pelayanan dan korelasinya dengan Tujuan dari penelitian ini adalah
kepuasan pasien. mengetahui bagaimana kepuasan
Menurut Sutrisna dkk. (2008), IF pasien terhadap kualitas pelayanan IFRS
Rawat Jalan RSUD Sragen telah UMM berdasarkan lima dimensi kualitas
memberikan kepuasan pada pasien atas pelayanan yaitu berwujud/ fisik,
layanan jasa yang telah sebanding keandalan, ketanggapan,
dengan keinginan pasien. Demikian juga kepastian/keyakinan dan empati serta
pelayanan yang diberikan Pelayanan mengetahui bagaimana hubungan
Kamar Obat Di Puskesmas Surabaya antara kualitas pelayanan dan kepuasan
Utara (Yaseer, 2013) dan Puskesmas

12
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.18 No. 01 Juli 2021 : 10-20

pasien IFRS UMM khususnya di Rawat variabel dependen adalah kepuasan


Jalan. pasien. Hubungan antar variabel dapat
dilihat pada gambar 1.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis
penelitian kuantitatif dengan rancangan
penelitian Cross-Sectional. Penelitian ini
dilakukan di Universitas Muhammadiyah
Malang pada Bulan Mei 2019. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh
pasien rawat jalan IFRS UMM sedangkan
sampel penelitian ini adalah pasien
Gambar 1. Kerangka konseptual
rawat jalan IFRS UMM yang memenuhi
penelitian
kriteria inklusi. Teknik pengambilan
sampel menggunakan metode purposive
sampling. Sebelum melakukan
Hasil dan Pembahasan
penentuan jumlah sampel, dihimpun
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
terlebih dahulu informasi mengenai
Sebelum dilakukan pengambilan
jumlah pasien yang berobat di rawat
data, instrument penelitian diuji terlebih
jalan IFRS UMM. Pengambilan jumlah
dahulu validitas dan reliabilitasnya. Hasil
sampel dihitung berdasarkan rumus
uji validitas instrumen dengan korelasi
berikut (Harnani dan Rasyid, 2015):
Pearson terhadap angket berwujud/
fisik, keandalan, ketanggapan,
kepastian/ keyakinan, empati dan
kepuasan pasien diperoleh nilai r hitung,
dimana setiap item telah memenuhi
syarat yaitu < 0,050 sehingga 37 item
valid dan dapat dilanjutkan.
Hasil Uji reliabilitas Instrumen
dengan Cronbach Alpha terhadap angket
N = 97,435 yang dibulatkan
berwujud/fisik, keandalan, ketanggapan,
menjadi 98 responden (peneliti
kepastian/keyakinan, empati dan
mengambil sampel sebanyak 100
kepuasan pasien diperoleh nilai
responden).
Cronbach Alpha yang telah memenuhi
Variabel independen pada
syarat yaitu > 0,600 sehingga variabel
penelitian ini adalah kualitas pelayanan
yang digunakan adalah reliable.
yang dinilai berdasarkan 5 dimensi yaitu
Karakteristik Responden Penelitian
tangible, reliability, responsiveness,
Distribusi karakteristik
assurance, dan emphaty sedangkan
responden perlu diketahui karena

13
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.18 No. 01 Juli 2021 : 10-20

dipandang sebagai faktor yang dimensi empati lebih rendah


mempengaruhi hasil penelitian. dibandingkan dengan responden laki-
Demografi responden terdiri dari jenis laki. Hal ini kemungkinan dikarenakan
kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, perempuan cenderung ingin merasakan
dan total kunjungan (Tabel 1). perhatian dan solusi dari keluhan yang
dirasakan.
Tabel 1. Karakteristik responden Sebagian besar responden
Karakteristik berusia 18-25 tahun, hal ini sesuai
Kategori %
Responden dengan mayoritas pendidikan responden
Jenis kelamin Laki-laki 27
Perempuan 73 yang adalah pelajar. RS UMM
Umur 18-25 tahun 56 merupakan RS Pendidikan dimana pasien
26-29 tahun 14 mayoritas dapat berasal dari UMM itu
30-39 tahun 29
40-49 tahun 1
sendiri. Dapat diketahui juga bahwa
Pendidikan SD/ sederajat 3 sebagian besar pendidikan responden
SMP/ sederajat 16 adalah SMA dan sarjana yang mana
SMA/ sederajat 40
dapat diartikan bahwa responden dapat
Sarjana 41
Pekerjaan Pelajar/ mahasiswa 43 menilai secara obyektif dan rasional.
PNS 18 Kualitas Pelayanan
Swasta 15
Hasil dari deskripsi statistik kualitas
IRT 12
Lain-lain 12 pelayanan pada kelima dimensi dapat
Total kunjungan 1-3 kali 35 dilihat pada tabel 2. Dimensi
4-6 kali 23
responsiveness dan assurance dinilai lebih
6-10 kali 14
>10 kali 28 rendah dibandingkan dengan dimensi
yang lain. Resposiveness meliputi
Dari data penelitian yang diambil kecepatan pelayanan, pemberian
dan dilakukan analisa secara tabulasi informasi yang jelas dan solutif, serta
silang, didapatkan hasil bahwa antara fasilitas nomor antrian. Sedangkan
responden laki-laki dan perempuan assurance meliputi pelayanan yang ramah
dalam menilai tingkat kepuasan dan sopan, perhatian, dan pengetahuan
pelayanan hampir sama, namun petugas yang memadai. Hal tersebut
perbedaan yang terlihat adalah pada dinilai cukup oleh responden namun
penilaian kualitas pelayanan pada seharusnya dapat lebih ditingkatkan lagi.
dimensi responsiveness dan emphaty. Kepuasan Pasien
Responden laki-laki lebih menilai bahwa Hasil dari deskripsi statistik
pelayanan kefarmasian yang diberikan kepuasan pasien diperoleh mayoritas
meliputi ketanggapan masih belum baik jawaban responden adalah jawaban
dan hanya pada tingkat cukup, terutama setuju dengan rata-rata item antara 2,97
pada hal pemberian solusi dan fasilitas hingga 3,19. Hal ini menunjukkan bahwa
nomor antrian. Sedangkan responden responden memberikan respon positif
perempuan menilai kualitas layanan terhadap variabel kepuasan pasien. Hasil

14
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.18 No. 01 Juli 2021 : 10-20

yang didapat dengan hasil rata-rata normalitas, uji heteroskedastisitas dan


paling rendah yaitu 2,97 yang memiliki uji multikolinearitas). Hasil Uji
pertanyaan “Apakah petugas instalasi Normalitas residual menggunakan grafik
farmasi rumah sakit rawat jalan melayani Normal P-P Plot terhadap model regresi
pasien dengan ramah dan sopan?” linear antara tangibles atau
Petugas instalasi farmasi rumah sakit berwujud/fisik, reliability atau
memperlakukan semua pasien dengan keandalan, responsiveness atau
perlakuan yang sama dan tidak ketanggapan, assurance atau kepastian
memandang status sosial serta dan keyakinan, emphaty atau empati/
memperlakukan pasien dengan ramah perhatian terhadap Kepuasan Pasien
dan sopan. Hasil yang didapat dengan diperoleh titik-titik Plot yang berhimpit
hasil ratra-rata paling tinggi yaitu 3,19 dengan garis diagonal sehingga residual
yang memiliki pertanyaan “Apakah anda mengikuti distribusi normal dan asumsi
mudah memahami penjelasan tentang normalitas telah terpenuhi
obat dari petugas?” Dari hasil yang telah
didapatkan bahwa petugas memberikan Tabel 2. Nilai kualitas pelayanan
informasi yang lengkap ataupun detail Dimensi Rata-rata nilai
terkait obat yang telah diberikan kepada Tangibles 3,05
Reliability 3,05
pasien, seperti tempat penyimpanan, Responsiveness 2,94
cara pakai, sesudah maupun sebelum Assurance 2,96
makan, dioleskan, ditaburkan ataupun Empathy 3,08
diminum secara oral. Petugas juga
Hasil Uji normalitas residual
melakukan konfirmasi kepada pasien
menggunakan Uji Kolmogorov-smirnov
apabila pasien terlihat bingung dengan
terhadap model regresi linear antara
penjelasan petugas, kemudian
Tangibles atau berwujud/fisik, reliability
mengulangi penjelasan yang dimana
atau keandalan, responsiveness atau
pasien kurang memahami penjelasan
ketanggapan, assurance atau
petugas tersebut. Hal yang perlu menjadi
kepastiandan keyakinan, emphaty atau
perhatian dalam penilaian ini adalah nilai
empati terhadap kepuasan pasien
yang diberikan oleh responden yang
diperoleh nilai signifikan sebesar 0,946
berada di kisaran 3 dan belum sampai
(P > 0,05) sehingga residual mengikuti
dengan nilai maksimal 4. Hal ini
distribusi normal dan asumsi normalitas
mengindikasikan bahwa seharusnya
telah terpenuhi.
pelayanan yang diberikan masih dapat
Hasil Uji heteroskedastisitas
lebih ditingkatkan sehingga dapat
terhadap model regresi linear antara
melampaui ekspektasi pasien.
tangibles atau berwujud/fisik, reliability
Hubungan Kualitas Pelayanan dan
atau keandalan, responsiveness atau
Kepuasan Pasien
ketanggapan, assurance atau kepastian
Hasil dari uji asumsi klasik yaitu
dan keyakinan, emphaty dan atau
yang terbagi menjadi tiga uji (uji

15
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.18 No. 01 Juli 2021 : 10-20

perhatian terhadap kepuasan pasien y = -9,160 + 0,119 X1 + 0,426 X2 + 0,225


menggunakan grafik scatter plot X3 + 0,192 X4 + 0,170 X5 + e
diperoleh titik-titik plot tersebar secara
acak dan tidak membentuk pola tertentu Dari persamaan tersebut dapat
sehingga asumsi heteroskedastisitas dijabarkan hasil sebagai berikut:
terpenuhi (Gambar 2). a. Nilai konstanta (a) sebesar -9,160
menunjukkan tanpa adanya
pengaruh dari tangibles atau
berwujud/fisik, reliability atau
keandalan, responsiveness atau
ketanggapan, assurance atau
kepastian dan keyakinan, emphaty
atau empati maka nilai kepuasan
Pasien adalah -9,160.
b. Nilai koefisien tangibles
Gambar 2. Grafik uji heteroskedastisitas (berwujud/fisik) sebesar 0,119
menunjukkan setiap peningkatan
Hasil uji multikolinieritas nilai tangibles (berwujud/fisik)
terhadap model regresi linear antara sebesar satu kesatuan akan
tangibles atau berwujud/fisik, reliability mempengaruhi nilai kepuasan
atau keandalan, responsiveness atau pasien sebesar 0,119 atau semakin
ketanggapan, assurance atau kepastian baik tangibles (berwujud/fisik) maka
dan keyakinan, emphaty atau empati semakin baik kepuasan pasien.
terhadap kepuasan pasien menggunakan c. Nilai koefisien reliability (keandalan)
uji VIF diperoleh nilai VIF setiap variabel sebesar 0,426 menunjukkan setiap
memiliki nilai kurang dari 10 sehingga peningkatan nilai reliability
tidak ditemukan masalah keandalan) sebesar satu kesatuan
multikolinieritas. akan mempengaruhi nilai kepuasan
Hasil persamaan regresi linear pasien sebesar 0,426 atau semakin
berganda antara tangibles atau baik reliability (keandalan) maka
berwujud/fisik, reliability atau makin baik kepuasan pasien.
keandalan, responsiveness atau d. Nilai koefisien responsiveness
ketanggapan, assurance atau kepastian (ketanggapan) sebesar 0,225
dan keyakinan, emphaty atau Empati menunjukkan setiap peningkatan
terhadap kepuasan Pasien memiliki hasil nilai responsiveness (ketanggapan)
sebagai berikut. sebesar satu kesatuan akan
mempengaruhi kepuasan pasien
y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 sebesar 0,225 atau semakin baik
+e responsiveness (ketanggapan) maka
semakin baik kepuasan pasien.

16
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.18 No. 01 Juli 2021 : 10-20

e. Nilai koefisien assurance (kepastian (2,311) atau nilai sig < 0,050 H0 ditolak
dan keyakinan sebesar 0,192 H1 diterima. Hal ini berarti terdapat
menunjukkan setiap peningkatan pengaruh signifikan antara tangibles
nilai assurance (kepastian dan atau berwujud/fisik, reliability atau
keyakinan sebesar satu kesatuan keandalan, responsiveness atau
akan mempengaruhi nilai assurance ketanggapan, assurance atau kepastian
(kepastian dan keyakinan sebesar dan keyakinan, emphaty atau empati
0,192 atau semakin baik assurance terhadap kepuasan pasien secara
(kepastian dan keyakinan maka simultan.
semakin baik kepuasan pasien. Hasil yang didapat adalah bahwa
f. Nilai koefisien emphaty (empati) kualitas pelayanan atau lima dimensi
sebesar 0,170 menunjukkan setiap mutu memiliki pengaruh yang signifikan
peningkatan nilai emphaty (empati) terhadap kepuasan pasien, karena hasil
sebesar satu kesatuan akan yang didapat dari data pasien bahwasa
mempengaruhi nilai emphaty kelima dimensi mutu ini sangatlah
(empati) sebesar 0,170 atau semakin berpengaruh terhadap kepuasan pasien,
baik emphaty (empati) maka dari segi perlakuan maupun pelayan dari
semakin baik kepuasan pasien. pihak rumah sakit dan dari petugas
rumah sakit yang memberikan pelayanan
Jadi, hasil regresi linear kepada pasien.
berganda adalah, dimana hasil dari lima Hasil koefisien determinasi
dimensi mutu atau kualitas pelayanan didapatkan nilai R Square sebesar 0,501
yang baik atau semakin tinggi maka artinya bahwa besar pengaruh terhadap
semakin baik pula kepuasan pasien yang variabel kepuasan pasien yang
pasien rasakan ataupun yang pasien ditimbulkan oleh variabel tangibles,
terima. Dan bila dilihat dari masing- reliability, responsiveness, assurance,
masing dimensi, ditemukan hasil yang emphaty adalah 50,1 persen, sedangkan
paling tinggi pada dimensi reliability besar pengaruh terhadap variabel
(keandalan) yaitu 0,426 yang berarti kepuasan pasien ditimbulkan oleh faktor
dimensi reliability (keandalan) sangatlah lain adalah sebesar 49,9 persen.
memiliki pengaruh besar terhadap Hasil uji parsial (Uji-t) disajikan
kepuasan pasien dari segi pelayanan dan pada Tabel 3.
keandalan petugas dalam merespon
pasien. Tabel 3. Hasil uji parsial
Hasil dari pengujian hipotesis Model T Sig.
terbagi menjadi tiga yaitu uji simultan (Constant) -3,897 0,000
Tangibles 2,451 0,016
(Uji-F), koefisien determinasi (R2) dan uji Reliability 4,349 0,000
parsial (Uji-t). Hasil pengujian secara Responsiveness 2,105 0,038
Simultan dengan Uji-F didapatkan nilai F Assurance 2,241 0,027
Emphaty 2,177 0,032
hitung sebesar (18,843) lebih dari F tabel

17
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.18 No. 01 Juli 2021 : 10-20

Penjelasan dari Tabel 3 adalah sebagai artinya tidak memiliki pengaruh dan
berikut : dimana nilai p < 0,050 adalah h1 yang
a. Uji parsial antara variabel tangibles artinya memiliki pengaruh. hasil
(berwujud/ fisik) terhadap variabel yang didapatkan dalam uji parsial
kepuasan pasien didapatkan nilai t adalah terdapat pengaruh signifikan
hitung sebesar (2,451) lebih besar antara variabel responsiveness
dari t tabel (1,986) atau nilai (ketanggapan) terhadap variabel
signifikan sebesar (0,016) kurang kepuasan pasien.
dari alpha (0,050) dimana nilai p > d. Uji parsial antara variabel assurance
0,050 adalah h0 yang artinya tidak (kepastian/keyakinan) terhadap
memiliki pengaruh dan dimana nilai variabel kepuasan pasien didapatkan
p < 0,050 adalah h1 yang artinya nilai t hitung sebesar (2,241) lebih
memiliki pengaruh. Hasil yang besar dari t tabel (1,986) atau nilai
didapatkan dalam uji parsial adalah signifikan sebesar (0,027) kurang
terdapat pengaruh signifikan antara dari alpha (0,050) dimana nilai p >
variabel tangibles (berwujud/ fisik) 0,050 adalah h0 yang artinya tidak
terhadap variabel kepuasan pasien. memiliki pengaruh dan dimana nilai
b. Uji parsial antara variabel reliability p < 0,050 adalah h1 yang artinya
(keandalan) terhadap variabel memiliki pengaruh. Hasil yang
kepuasan pasien didapatkan nilai t didapatkan dalam uji parsial adalah
hitung sebesar (4,349) lebih besar terdapat pengaruh signifikan antara
dari t tabel (1,986) atau nilai variabel assurance (kepastian/
signifikan sebesar (0,000) kurang keyakinan) terhadap variabel
dari alpha (0,050) dimana nilai p > kepuasan pasien.
0,050 adalah h0 yang artinya tidak e. Uji parsial antara variabel emphaty
memiliki pengaruh dan dimana nilai (empati) terhadap variabel kepuasan
p < 0,050 adalah h1 yang artinya pasien didapatkan nilai t hitung
memiliki pengaruh. Hasil yang sebesar (2,177) lebih besar dari t
didapatkan dalam uji parsial adalah tabel (1,986) atau nilai signifikan
terdapat pengaruh signifikan antara sebesar (0,032) kurang dari alpha
variabel reliability (keandalan) (0,050) dimana nilai p > 0,050 adalah
terhadap variabel kepuasan pasien. h0 yang artinya tidak memiliki
c. Uji parsial antara variabel pengaruh dan dimana nilai p < 0,050
responsiveness (ketanggapan) adalah h1 yang artinya memiliki
terhadap variabel kepuasan pasien pengaruh. Hasil yang didapatkan
didapatkan nilai t hitung sebesar dalam uji parsial adalah terdapat
(2,105) lebih besar dari t tabel pengaruh signifikan antara variabel
(1,986) atau nilai signifikan sebesar emphaty (empati) terhadap variabel
(0,038) kurang dari alpha (0,050) kepuasan pasien.
dimana nilai p > 0,050 adalah h0 yang

18
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.18 No. 01 Juli 2021 : 10-20

Data yang didapat dari pasien kepada asisten apoteker dan apoteker
masih memiliki hasil yang kurang baik dalam hal teknis maupun
memuaskan sehingga beberapa pengetahuan serta pelaksanaan
perlakuan atau pelayanan yang telah prosedur tetap dengan baik. Hal lain
diterima pasien sangatlah berpengaruh untuk secara berkesinambungan
bagi rasa kepuasan pasien itu sendiri memperbaiki mutu instalasi farmasi
(hasil memiliki pengaruh yang adalah adanya evaluasi dan monitoring
signifikan). Harapan untuk kedepannya berkala serta umpan balik baik itu positif
adalah petugas pelayanan yang berada maupun negatif kepada karyawan
IFRS UMM harus lebih meningkatkan lagi apotek. Jika hal ini diterapkan secara
sistem kualitas pelayanan yang akan kontinu maka kualitas pelayanan dari
diberikan kepada pasien, sehingga IFRS UMM akan meningkat dan pasien
pasien akan mendapatkan apa yang mendapatkan kepuasan pelayanan.
mereka inginkan dan pasienpun
memberikan penilaian puas terhadap Daftar Pustaka
perlakuan yang mereka terima dari Aryani, F, dkk. 2015. Analisa Kepuasan
petugas instalasi maupun dari pihak Pasien Rawat Jalan Terhadap
rumah sakit universitas muhammadiyah Kualitas pelayanan Di Instalasi
Farmasi Rumah Sakit Islam Ibnu
malang. Dari hasil diatas terdapat hasil
Sina Pekanbaru. Jurnal Pharmacy
dimensi Reliability yang paling tinggi Vol.12. No. 01.
dengan hasil 4,349 yang berarti pasien
sangat merasa puas dengan Reliability Fahriadi. 2007. Upaya peningkatan mutu
atau keandalan petugas dalam melayani dan pelayanan di RS: diantara
tuntutan social dan industry bisnis.
dan merespon pasien.
Kartika, D. 2014. Pengaruh Kualitas
Kesimpulan Layanan Terhadap Kepuasan Dan
Kualitas pelayanan IFRS UMM Kepercayaan Di Rumah Sakit
terbukti secara keseluruhan memberikan Bunda Kandangan Surabaya. Jurnal
Aplikasi Manajemen (JAM) Vol. 12
pengaruh yang besar terhadap kepuasan
No. 3.
pasien. Begitu pula dengan masing-
masing dimensi yang juga mempunyai Pemerintah Indonesia. 2009. Undang –
pengaruh signifikan terhadap kepuasan Undang Republik Indonesia
pasien. Hal yang menjadi pertimbangan Nomor. 44 Tahun 2009 Tentang
Rumah Sakit. Jakarta.
adalah penilaian pada dimensi
responsiveness dan empathy yang lebih Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
rendah dibandingkan dengan dimensi 72 Tahun 2016. Tentang Pelayanan
lainnya serta perlu adanya peningkatan Kefarmasian. Jakarta. Kementrian
pada kualitas pelayanan IFRS. Kesehatan Republik Indonesia.
Peningkatan dapat dilakukan mulai dari
fasilitas berwujud, pelatihan rutin

19
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.18 No. 01 Juli 2021 : 10-20

Peraturan Pemerintah Republik Medicoeticolegal dan Manajemen


Indonesia Nomor 93 Tahun 2015. Rumah Sakit. 6 (1): 9-15.
Tentang Rumah Sakit Pendidikan.
Jakarta. Sutrisna, E. 2008. Tingkat Kepuasan
Pasien Rawat Jalan Terhadap
Ropal, T. 2015. Pengaruh Kualitas Kualitas Pelayanan Di Apotek
Pelayanan Terhadap Kepuasan Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Pasien Rawat Jalan Pada Umum Daerah Sragen. Jurnal
Puskesmas Dalam Kabupaten Musi Pharmacon Vol. 9 No. 2.
Banyuasin. Jurnal Ilmu Manajemen
Vol. 5 No. 1. Yaseer, T, H. 2013. Analisis Kepuasan
Pasien Terhadap Kualitas
Supartiningsih, S. 2017. Kualitas Pelayanan Kamar Obat Di
Pelayanan Kepuasan Pasien Puskesmas Surabaya Utara. Jurnal
Rumah Sakit Kasus Pada Pasien Ilmiah Mahasiswa universitas
Rawat Jalan. Jurnal Surabaya Vol. 2 No. 2.

20

Anda mungkin juga menyukai