BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan Indonesia telah diarahkan guna tercapainya
kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk
agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Penyelenggaraan
pembangunan kesehatan meliputi upaya kesehatan dan sumber dayanya yang
harus dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan sehingga mencapai
tujuan yang optimal.
Dengan meningkatnya status perekonomian masyarakat, kemudahan
komunikasi serta peningkatan pengetahuan sebagai hasil pembangunan
Nasional di segala bidang telah menyebabkan masyarakat menuntut
pelayanan kesehatan yang lebih bermutu, ramah serta sanggup memenuhi
kebutuhan dan kepuasan yang merupakan harapan sesuai dengan keinginan
pasien terhadap sarana pelayanan kesehatan yang memberikan jasa/produk
kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien.
Dalam memberikan jasa dalam hal ini jasa kesehatan tak luput dari
pengaruh petugas kesehatan dan juga adanya tanggung jawab dan tanggung
gugat dalam memberikan pelayanan kesehatan disarana pelayanan kesehatan
kepada pasien atau konsumen yang akan memberikan persepsi/pandangan
bagaimana jasa sarana pelayanan kesehatan yang diberikan
menurut
utara ada rumah sakit Amanda, sebelah barat ada Rumah Sakit Bhakti
Husada, Rumah Sakit Karya Medika dan sebelah timur ada Rumah Sakit
Annisa, Rumah Sakit Graha Asri dan sebelah selatan ada Rumah Sakit
Medirosa, Rumah Sakit Mitra Keluarga, Rumah Sakit Harapan Keluarga.
Tentunya hal ini menimbulkan persaingan terbuka antar rumah sakit yang
mana semua rumah sakit akan memberikan pelayanan yang prima dengan
mengerahkan segala sarana dan prasarana serta sumber daya manusia yang
dimiliki oleh rumah sakit agar pasien merasa senang dan nyaman sehingga
menimbulkan kepuasan bagi pasien
Rumah Sakit dinyatakan berhasil, tidak hanya dalam kelengkapan
fasilitas yang diunggulkan, melainkan juga sikap dan layanan sumber daya
manusia merupakan elemen yang berpengaruh signifikin terhadap layanan
yang dihasilkan dan dipersepsikan pasien. Bila elemen tersebut diabaikan
maka dalam waktu yang tidak lama, rumah sakit akan kehilangan banyak
pasien dan dijauhi oleh calon pasien. Pasien akan beralih ke Rumah Sakit lain
yang memenuhi harapan pasien, hal tersebut dikarenakan pasien merupakan
aset yang sangat berharga dalam mengembangkan industri rumah sakit.
Hakikat dasar Rumah Sakit adalah pemenuhan kebutuhan pasien secara
berkesinambungan, menyeluruh, terpadu dan bersinergi dengan unit lain
sehingga diharapkan tidak ada keluhan atau ketidakpuasan yang dialami oleh
pasien. Semua Rumah Sakit mengharapkan keluhan atau ketidakpuasan
pasien dapat diselesaikan sebelum pasien pulang dari perawatan rawat inap di
Rumah Sakit artinya tingkat kepuasan pasien mencapai 100 % dan tidak ada
pasien yang merasa tidak puas itulah yang disebut pelayanan prima.
Pelayanan prima di Rumah Sakit akan tercapai jika setiap seluruh sumber
daya manusia rumah sakit mempunyai keterampilan khusus, diantaranya
memahami produk secara mendalam, berpenampilan menarik, bersikap ramah
dan bersahabat, responsif (peka) dengan pasien, menguasai pekerjaan,
berkomunikasi secara efektif dan mampu menanggapi keluhan pasien secara
professional.
Strategi pelayanan prima bahwa setiap rumah sakit harus melakukan
pendekatan mutu paripurna yang berorientasi pada kepuasan pasien, agar
rumah sakit tetap eksis, ditengah pertumbuhan industri pelayanan kesehatan
yang semakin kuat. Upaya rumah sakit untuk tetap bertahan dan berkembang
adalah dengan meningkatkan pelayanan kepada pasien. Hal tersebut karena
pasien merupakan sumber pendapatan yang ditunggu oleh rumah sakit, baik
secara langsung (out of pocket) maupun secara tidak langsung melalui
asuransi kesehatan. Tanpa pasien, rumah sakit tidak dapat bertahan dan
berkembang mengingat besarnya biaya operasional rumah sakit yang tinggi.
Rumah Sakit melakukan berbagai cara demi meningkatnya kunjungan pasien,
sehingga rumah sakit harus mampu menampilkan dan memberikan pelayanan
kesehatan, sehingga dari dampak yang muncul akan menimbulkan sebuah
loyalitas pada pasien sehingga pasien akan datang kembali memanfaatkan
jasa rumah sakit tersebut.
Berdasarkan data dari Medical Record Rumah Sakit Annisa Cikarang
Utara bahwa jumlah pasien rawat inap bulan Januari 2011 sampai dengan
Juni 2011 berjumlah 4376 orang dan yang mengatakan puas berjumlah 4216
orang (96,34 %) dan mengatakan tidak puas berjumlah 398 orang (3,66 %).
yang cukup tinggi (sekitar 9,41% - 22,80 %) dan hal ini akan berpengaruh
secara langsung terhadap perkembangan atau masa depan rumah sakit. Oleh
sebab itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian faktor-faktor apa saja
yang mempengaruhi tingkat kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit
Sentra Medika Cikarang tahun 2012.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui faktor faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat
kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit Sentra Medika Cikarang
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui hubungan antara faktor kinerja petugas
kesehatan dengan kepuasan pasien.
b. Untuk mengetahui hubungan antara faktor kondisi fisik disarana
pelayanan kesehatan dengan kepuasaan pasien
c. Untuk mengetahui hubungan antara faktor sistem administrasi
disarana pelayanan kesehatan dengan kepuasan pasien.
d. Untuk Mengetahui hubungan antara faktor sistem pembayaran
disarana pelayanan kesehatan dengan kepuasan pasien.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Rumah Sakit
Yaitu dapat memberikan informasi yang berguna bagi pihak pelaksana
dan pihak manajemen mengenai kepuasan pasien terhadap kinerja sarana
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Sentra Medika Cikarang guna
meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Yaitu sebagai masukan terhadap perkembangan kurikulum dan menjadi
bahan rujukan untuk proses belajar mengajar dalam meneliti hubungan
karateristik tenaga kesehatan dengan kepuasan pasien dan sebagai
tambahan literatur pada perpustakaan STIKES Medika Cikarang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep dan Teori Terkait
1. Definisi Kepuasan Pasien
10
pelayanan
yang
10
akan datang lagi untuk kontrol atau membutuhkan pelayanan yang lain.
Dan pasien yang puas merupakan marketing dari mulut ke mulut yang
akan menarik pelanggan baru. Kepuasan pasien berhubungan juga dengan
prioritas peningkatan pelayanan dalam dana yang terbatas. Peningkatan
pelayanan harus selektif, dan sesuai dengan kebutuhan pasien.
Dengan kata lain kepuasan pelanggan adalah kualitas pelayanan
yang dipandang dari kepentingan konsumen dalam hal ini adalah pasien.
Pelayanan kesehatan yang berkualitas adalah pelayanan kesehatan
yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai
dengan tingkat kepuasan rata rata penduduk serta penyelenggaranya
sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang ada. Dansky
mengatakan bahwa pemuasan pelanggan atau pasien adalah prinsip dasar
manajemen mutu kualitas.
Kualitas pelayanan kesehatan sebenarnya menunjukan kepada
penampilan (performance) dari pelayanan kesehatan. Secara umum
disebutkan bahwa makin sempurna penampilan pelayanan kesehatan,
makin sempurna pula kualitasnya. Penampilan merupakan keluaran
(output) dipengaruhi oleh a) proses (proces) meliputi tindakan medis dan
non medis sesuai dengan standar, b) masukan (input) yang meliputi tenaga,
dana, sarana serta c) lingkungan (envirotment) meliputi kebijakan,
organisasi dan manajemen.
11
12
kepuasan pasien.
Kemudian pertanyaan yang muncul adalah apakah yang diartikan
dengan kepuasan pasien dan bagaimana menciptakan kepuasan pasien.
Kepuasan pasien dapat diartikan dengan sejauh mana pasien dapat
merasakan secara positif terhadap pelayanan yang diberikan oleh rumah
sakit yang dapat memberikan pengalaman baru dan penilaian yang
subyektif dari pasien sebagai hasil dari
13
kenyamanan
ruangnan,
makanan
dan
minuman,
14
pembuangan
sampah,
kesegaran
ruangan
dan
lain
sebagainya.
b. Hubungan pasien dengan petugas Rumah Sakit, dapat dijabarkan
dengan pertanyaan petugas yang mempunyai kepribadian baik yang
mendukung jalannya pelayanan prima yang meliputi aspek,
keramahan, informasi yang diberikan, sejauh mana tingkat
komunikasi, dukungan, tanggapan dokter/perawat di ruangan IGD,
rawat jalan, rawat inap, farmasi, kemudahan dokter/perawat
dihubungi, keteraturan pemberian makanan, obat, pengukuran suhu
dan lain sebagainya.
c. Kompetensi dalam teknis
15
4. Karakteristik Pasien
Karakteristik adalah ciri khusus yang mempunyai
khas sesuai
dengan perwatakan tertentu. Ciri khusus ini dapat berupa fisik seperti
pekerjaan, pemilikan dan pendapatan, maupun non fisik seperti
pengalaman dan kebutuhan yang dapat beraneka ragam.
Abramson menyatakan bahwa jenis kelamin, umur, parietas, etnis,
agama, status perkawinan, status sosial meliputi pendidikan, pendapatan,
kepadatan rumah, tempat tinggal yang meliputi desa-kota dan morbiditas
merupakan variabel-variabel universal yang harus diperhitungkan untuk
diikutsertakan dalam suatu penelitian meskipun tidak secara otomatis
digunakan sebagai variabel penelitian. Jumlah variabel sebanyak yang
diperlukan dan sesedikit mungkin.
Sedang Bennet menyatakan bahwa umur, jenis kelamin, status
perkawinan, jumlah keluarga, pendidikan, pekerjaan serta pendapatan
berkaitan dengan kebutuhan pelayanan kesehatan. Kebutuhan terkait
dengan hal yang nyata seperti penggunaan fasilitas, persepsi pasien
terhadap kualitas pelayanan dan hubungan antara pasien dan petugas
pelayanan kesehatan.
Tingkat pendidikan dapat digunakan untuk mengidentifikasi status
sosial ekonomi. Pendidikan mempengaruhi apa yang dilakukan yang
tercermin dari pengetahuan, sikap dan perilaku. Pendidikan yang rendah
berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan yang rendah.
Angka kesakitan sangat berbeda jumlahnya pada pendidikan rendah dan
pekerjaan yang tidak memadai. Hampir semua penyakit teridentifikasi
diantara
populasi
dengan
tingkat
pendidikan
rendah,
dan
bila
16
17
maka
penampilan,
pelayanan
medis,
nonmedis,
ketenangan
jiwa,
18
19
tertentu
ia
akan
tampak
egois.
Berfikirnya
20
ataupun
pelayanan
yang
diterimanya
21
22
menyelenggarakan
pelayanan
medik,
Menteri
Kesehatan
Nomor
23
24
yang mana hal itu bisa disetujui atau ditolak oleh pihak
asuransi atau perusahaan sehingga hal itu akan berpengaruh
terhadap kualitas pelayanan yang diberikan.
d. Sistem Pembayaran
Mekanisme atau cara yang harus dilakukan pasien setelah
menerima pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pihak
penyelenggara
jasa
pelayanan
kesehatan
selaras
dengan
25
Berpedoman
pada
skala
pengukuran
yang
pasien,
hal
ini
merupakan
penilaian
subyektif.
b. Agak puas.
Jasa pelayanan kesehatan yang diterima pasien tidak
sepenuhnya atau sebagaian sesuai dengan kebutuhan
atau kenginan pasien hal ini merupakan penilaian
subyektif dari pasien yang menggambarkan tingkat
kualitas pelayanan katagori sedang.
c. Tidak puas
Merupakan
gambaran
perasaan
menyenangkan
dari
pasien
atas
yang
jasa
tidak
pelayanan
26
27
membina
hubungan
yang
baik.
Dengan
kunjungan
dan
jumlah
fasilitas
yang
yang
lengkap,
upaya
promosi
yang
28
pelayanan
memberikan
secara
pendidikan
dan
berkesinambungan,
pelatihan
untuk
29
pemakaian
fasilitas
oleh
pasien
lebih
tinggi
dan
pasien/pelanggan
tetap kembali
Pasien/pelanggan akan memperoleh hal yang lebih
baik bila anda membuat hal yang lebih baik. Apa yang harus
dilakukan oleh suatu perusahan atau rumah sakit dan para
karyawannya untuk membangun reputasi pelayanan yang
unggul? karena yang memberikan penilaian terakhir
terhadap kualitas pelayanan adalah pelanggan atau pasien,
maka yang harus dilakukan tentu adalah bertanya kepada
mereka, aspek aspek spesifik mana dari pelayanan yang
paling mereka anggap penting. Menurut Michael LeBoeuf,
Ph.D. 2010. Ada 5 ( lima ) cara terbaik untuk membuat
pelanggan atau pasien tetap kembali :
a. Keandalan
Penampilan yang konsisten adalah hal yang paling
diinginkan
pelanggan
atau
pasien. Yang
paling
30
dan
keragu
raguan,
serta
terjaga
31
mencoba
untuk
berdiri
ditempat
seksama,
dan
menyesuaikan
pelayanan
yang
cara
sebagaimana
yang
anda
ingin
dia
sebagaimana
diperlakukan.
Pelanggan
membeli
yang
ingin
berdasarkan
32
lebih
banyak
pertanyaan
anda bisa
dan
ia
33
pasien sebagai
34
bertanya,
melakukan
penerapan,
dan
Menangani
Keluhan
Pelanggan/Pasien
Pasien yang mengeluh bisa merupakan tambang
emas keberhasilan, tapi bisa juga merupakan cetak biru
mala petaka pada masa mendatang. Beberapa pedoman
menghadapi keluhan pasien:
a. Cari dan sambutlah keluhan.
Keluhan bukanlah gangguan, tapi merupakan
peluang untuk menjadi lebih baik dan membangun
loyalitas pelanggan. Tak ada seorang pun yang bisa
merasa puas untuk selamanya. Kalau pun mereka tak
mengeluh; hal itu
pernah ditanyai.
b. Terimalah keluhan dengan sungguh-sungguh
Loyalitas pelanggan sebenarnya lebih
bisa
35
anda.
Cukup
banyak
kasus,
ketika
yang
membutuhkan
perbaikan
mendesak.
36
dalam
menyelesaikan
keluhan
anda
37
diukur,
maka
peluang
untuk
menyelesaikan
Bila pelanggan
Mencari informasi lewat
telepon atau perkunjungan
Marah atau mempertahankan
diri.
Memajukan permintaan khusus
Tak bisa menjatuhkan pilihan
Menolak atau keberatan untuk
membeli
Memperihatkan isyarat
maubeli
Membeli
Menolak untuk membeli
Mengeluh
10
38
B. Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan adalah seseorang yang bertugas menyelenggarakan
atau melakukan kegiatan kesehatan sesuai dengan bidang keahlian atau
kewenangan tenaga yang bersangkutan ( UU Kesehatan No 23, 1992 )
Yang dimaksud dengan tenaga kesehatan adalah :
1. Dokter
Pengertian dari dokter adalah seorang tenaga kesehatan yang telah
menyelesaikan pendidikan kedokteran yang telah diakui pemerintah dan
lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku, dicacat (register) dan
diberi ijin secara sah untuk menjalankan praktik kedokteran. Pasien akan
melakukan kontak dengan dokter untuk menyelesaikan semua masalah
kesehatan yang dihadapinya.
2. Perawat
Tugas seorang adalah
melindungi,
dan
memulihkan
bertanggungjawab
masalah
untuk
kesehatan
merawat,
pasien
tanpa
39
penurunan angka
kematian bayi.
a. Petugas Apotek
Tenaga kerja yang mendukung kegiatan suatu apotek, yaitu Apoteker
Pengelola apotek adalah apoteker yang diberi surat ijin apotek dan
Asisten Apoteker adalah mereka yang berdasarkan perundangundangan
yang
berlaku
berhak
melakukan
pekerjaan
40
Variabel Independen
1. Kinerja petugas kesehatan
2. Kondisi fisik sarana
pelayanan kesehatan
C. Kerangka Teori
3. Sistem administrasi
Skema 2.2
4. Sistem pembayaran
Variabel dependen
Kepuasan pasien
1. Kenyamanan pasien
2. Hubungan pasien dengan
petugas Rumah Sakit
3. Kompetensi teknis petugas
4. Sistem pembiayaan
41
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESA
A. Kerangka Konsep
Berdasarkan kerangka konsep yang diadopsi dari teori Utama ( 2003 )
dalam penelitian Henny (2010) terdapat variabel variabel
yang ingin
48
42
Variabel Independen
1. Kinerja tenaga kesehaan
2. Kondisi fisik disarana pelayanan
Variabel dependen
kesehatan
Kepuasan pasien
Sistemadministrasi
disarana
B.3. Definisi
Operasional
Yang terdiri dari definisi variabel, alat ukur, cara ukur, hasil ukur dan
pelayanan kesehatan
4. skala
Sistem
pembayaran
disarana
ukur dari
masing masing
variabel yang akan diteliti dapat dilihat pada
pelayanan kesehatan
tabel di bawah ini :
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No
1.
No
1.
Variabel
Dependen
Kepuasan
pasien
Definisi
Operasional
Penilaian pasien
terhadap
pelayanan yang
diberikan oleh
tenaga
kesehatan dan
sarana
pelayanan
kesehatan
Alat Ukur
Kuisioner
Hasil Ukur
1. Puas jika nilai > 60
1. Tidak puas
nilai < 60
Definisi
Alat
Variabel
Independen
Kinerja
Operasional
Pengetahuan,
tenaga
keterampilan,kepri
kesehatan
badian/etika
dan
pengalaman
yang
Cara
Ukur
Mengisi
kuisioner
dalam
Ukur
Kuisioner
Cara
Ukur
Mengisi
kuisioner
jika
Skala
Hasil Ukur
Ukur
Ordinal
1. Baik
Jika nilai > 60
1. Kurang
nilai < 60
Skala
Ukur
Ordinal
jika
43
memberikan
pelayanan
kesehatan
2.
kepada
Kondisi fisik
pasien
Fasilitas dan sarana
sarana
penunjang
pelayananan
dimiliki
kesehatan
yang
Mengisi
kuisioner
sesuai
sesuai
3.
Kuisioner
1. Lengkap
jika
Ordinal
nilai > 60
1. Tidak
lengkap
dengan
Sistem
kebutuhan pasien
Sistem manajemen
administrasi
kuisioner
Mengisi
kuisioner
jika
Ordinal
nilai > 60
1. Susah jika nilai
dan
mengelola
1. Mudah
< 60
segala
kebutuhan pasien di
tempat
pelayanan
kesehatan
denan
sesuai
kondisi
tapi
uang
untuk
pasien jaminan PT
atau Asuransi harus
melengkapi
surat
jaminan perawatan
dari
4.
PT
atau
Sistem
Asuransi
Kewajiban
pasien
pembayaran
melakukan
pembayaran kepada
pihak
penyelenggara
pelayanan
Kuisioner
Mengisi
kuisioner
1. Mudah
jika
nilai 60
1. Susah jika nilai
< 60
Ordinal
44
kesehatan
yang
diterimanya sesuai
dengan
kondisi
pasien
apakah
pasien cash
C. HIPOTESIS
Ha : menyatakan adanya hubungan antar variabel
Ho : menyatakan tidak ada hubungan antar variabel
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Ada hubungan antara kinerja tenaga kesehatan dengan kepuasan pasien
2. Ada hubungan antara kondisi fisik disarana pelayanan kesehatan dengan
kepuasan pasien
3. Ada hubungan antara sistem administrasi disarana pelayanan kesehatan
dengan kepuasan pasien
4. Ada hubungan antara sistem pembayaran disarana pelayanan kesehatan
dengan kepuasan pasien.
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik
kuantitatif yaitu penelitian yang dilakukan untuk menganalisis hubungan
antara dua variabel, dengan pendekatan cross sectional. Cross sectional
adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor
faktor
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat ( point time approach ). Artinya
45
52
46
(Notoatmodjo, 2005).
47
b. Seluruh pasien rawat inap dapat membaca dan menulis dan bersedia
menjadi responden
c. Pasien rawat inap yang tidak dapat membaca dan menulis tetapi
bersedia menjadi responden dan pengisian kuesionernya diwakili
oleh keluarganya
d. Pasien rawat inap dalam kondisi tertentu terhadap kesehatannya dan
pasien
rawat
inap
yang
belum
dewasa
dimana
pengisian
2
1+ N
N
n=
Keterangan :
n : Besar sampel
N : Besar populasi
d : Tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan, biasanya 0,05.
Jadi jika dimasukan dalam rumus, maka besar sampel yang
dibutuhkan adalah :
48
Jumlah Pasien dalam 4 (empat) Bulan 2470 orang, jika diambil ratarata dalam 1 (satu)Bulan maka jumlahnya adalah 2470 : 4 = 618 orang
618
n=
2,5
n=248
49
50
pada
waktu
penelitian
menggunakan
memperoleh
informasi
dari
responden
adalah
dengan
51
x 2
y
N
2
y ( 2)
2
N x ()
Keterangan :
R
= Jumlah responden
52
b. Jika r hasil tidak positif, serta r hasil < r tabel, maka variabel tersebut
tidak valid
Sebelum peneliti melakukan pengumpulan data terlebih dahulu
dilakukan uji coba instrumen terhadap 27 responden secara acak dimana
responden tersebut tidak diikutsertakan dalam penelitian sebenarnya. uji
coba ini bertujuan untuk mengetahui apakah pertanyaan dalam kuesioner
dapat dimengerti oleh responden serta menghindari salah interpretasi
sehingga kuesioner yang diajukan dapat terjamin validitas dan
realibilitasnya. Setelah kuesioner disebarkan, selanjutnya hasil tersebut
diolah dengan metode tabulasi.
2. Uji reabilitas
Realibilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat
ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukan
sejauhmana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap absah bila
dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama,
dengan menggunakan alat ukur yang sama (Soekidjo, 2005).
Menguji realibilitas adalah dengan menggunakan metode Alpha
Cronbach,s. Standar yang digunakan dalam menentukan realibel atau
tidaknya suatu instrumen penelitian umumnya adalah perbandingan dari
nilai r hitung diwakili dengan Alpha dengan r tabel pada taraf
kepercayaan 95% atau tingkat signifikan 5%. Tingkat realibilitas
dengan metode Alpha Cronbach diukur berdasarkan skala 0 1.
Apabila skala alpha tersebut dikelompokan kedalam 5 kelas dengan
53
Tingkat Reabilitas
Kurang Reabel
Agak Reabel
Cukup Reabel
Reabel
Sangat Reabel
54
3. Sorting
Mensortir data dengan memilih atau mengklasifikasikan data menurut
jenis yang dikehendaki misalnya menurut daerah sampel, menurut
tanggal dan sebagainya.
4. Entry
Jawaban yang sudah diberi kode kategori kemudian dimasukkan ke
dalam tabel dengan cara menghitung frekuensi data, memasukan data,
boleh dengan cara manual atau pengolahan komputer.
5. Cleaning
Kegiatan cleaning adalah melakukan pembersihan dan pengecekan
kembali data masuk. Kegiatan ini perlu dilakukan untuk mengetahui
apakah ada kesalahan ketika memasukan data.
H. Analisis Data
Melakukan teknik analisis khususnya terhadap data penelitian
menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang
55
F
P= X 100
N
Keterangan :
P = Presentase ( % )
F = Jumlah Data
N = Jumlah Sampel
2. Analisa Bivariat
Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara masing-masing
variabel independen dengan kepuasan pasien. Karena variabel-variabel
yang akan diteliti berjenis kategori maka peneliti akan menggunakan Uji
Chi Square, rumus tahapan analisa Chi Square adalah sebagai berikut :
2
(0E)
X=
2
Keterangan :
X2
56
BAB V
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor faktor yang
mempengaruhi tingkat kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit Sentra Medika
Cikarang Tahun 2012. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 273 orang
responden. Pasien yang dirawat inap di Rumah Sakit Sentra Medika Cikarang
tahun 2012, dengan pengambilan sampel data non probability yakni menggunakan
purposive acciden sampling.Setelah selesai pengumpulan data penulis melakukan
pengolahan dan analisis data. Dalam bab ini penulis akan menyajikan hasil
penelitian yang telah diolah dan di analisis dalam bentuk tabel dan narasi.
A. Gambaran Umum Rumah Sakit Sentra Medika Cikarang
Rumah Sakit Sentra Medika Cikarang awalnya adalah Rumah Sakit
Medika Cikarang berdiri dan mulai memberikan pelayanan pada tanggal 1
September 2001, yang lokasinya berada di lingkungan Kelurahan Pasir
Gombong kecamatan Cikarang Utara tepatnya dijalan raya industri No 10
Cikarang kota Bekasi. Kemudian pada tanggal 1 september 2011 nama
57
58
59
independen dan
variabel dependen.
1. Analisis Univariat
Analisis Univariat hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk
distribusi frekuensi data dari tiap variabel independen (umur, jenis
kelamin, pendidikan, kinerja tenaga kesehatan, kondisi fisik sarana
pelayanan kesehatan, sistem administrasi dan sitem pembayaran) dan
variabel dependen (kepuasan pasien dalam pelayanan kesehatan).
a. Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan
Tabel : 5.4 Distribusi Data Berdasarkan Kepuasan Pasien
di Rs Sentra Medika Tahun 2012
No
1.
2.
Kepuasan Pasien
F
%
Puas
166
60,81
Tidak Puas
107
39,19
Total
273
100
Sumber : Diolah Dari Hasil Survey Rs Sentra Medika
Dari hasil tabel 5.4 diketahui hasil distribusi data dari 273
responden yang diteliti terbanyak adalah puas berjumlah166
orang (60,81 %)dan tidak puas berjumlah 107orang (39,19%)
b. Umur
Tabel : 5.1 Distribusi Data Responden Berdasarkan Umur di Rs.
Sentra MedikaTahun 2012
No
1.
2.
Umur
Dewasa
Tua
F
142
131
%
52,01
47,99
60
Total
273
100
Sumber : Diolah Dari Hasil Survey Rs Sentra Medika
Dari hasil tabel 5.1 diketahui hasil distribusi data dari
273responden yang diteliti terbanyak adalah umur dewasa 40
tahun yaitu 142 orang (52,01%) dan yang palingsedikit umurtua
40 tahun yaitu 131 orang (47,99%).
c. Jenis Kelamin
Tabel : 5.2 Distbusi Data Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin di Rs. Sentra Medika Tahun 2012
No
1.
2.
Jenis Kelamin
F
%
Laki-laki
146
53,48
Perempuan
127
46,52
Total
273
100
Sumber : Diolah Dari Hasil Survey Rs Sentra Medika
Dari hasil tabel 5.2 diketahui hasil distribusi data dari
273responden yang diteliti terbanyak adalah laki-laki yaitu
sebanyak 146 orang (53,48%) dan yang paling sedikit adalah
perempuanyaitu 127 orang (46,52%).
d. Pendidikan
Tabel : 5.3 Distribusi Data Berdasarkan Pendidikan
di Rs Sentra Medika Tahun 2012
No
1.
2.
Tingkat Pendidikan
F
Rendah
143
Tinggi
130
Total
273
Sumber : Diolah Dari Hasil Survey Rs Sentra Medika
%
52,38
47,62
100
61
Dari hasil tabel 5.3 diketahui hasil distribusi data dari 273
responden yang diteliti paling banyakadalah tingkat pendidikan
rendah yaitu143 orang (52,38%) dan paling sedikittingkat
pendidikan tinggiyaitu 130 orang (47,62%)
e. Kinerja Tenaga Kesehatan
Tabel : 5.5 distribusi data berdasarkan Kinerja Tenaga
kesehatan di Rs Sentra Medika Tahun 2012
No
Kinerja Tenaga
F
%
Kesehatan
1.
Baik
174
63,74
2.
Kurang
99
36,26
Total
273
100
Sumber : Diolah Dari Hasil Survey Rs Sentra Medika
Dari hasil tabel 5.5 diketahui hasil distribusi data dari 273
responden yang diteliti terbanyak adalahbaik yaitu 174 orang
(63,74%) dan paling sedikit kurang adalah 99 orang (36,26%).
f. Kondisi fisik disarana pelayanan kesehtan
Tabel : 5.6 Distribusi Data Berdasarkan Kondisi Fisik
di Rs Sentra Medika Tahun 2012
No
1.
2.
Kondisi Fisik
F
%
Lengkap
186
68,13
Tidak lengkap
87
31,87
Total
273
100
Sumber : Diolah Dari Hasil Survey Rs Sentra Medika
Dari hasil tabel 5.6 diketahui hasil distribusi data dari 273
responden yang diteliti terbanyak adalah lengkap yaitu186 orang
(68,13%) dan paling sedikit tidak lengkap adalah 87 orang
(31,87%).
g. Sistem Administrasidisarana pelayanan kesehatan
62
Sistem Administrasi
F
%
Mudah
180
65,93
Susah
93
34,07
Total
273
100
Sumber : Diolah Dari Hasil Survey Rs Sentra Medika
Dari hasil tabel 5.7 diketahui hasil distribusi data dari 273
responden yang diteliti terbanyak adalah mudah yaitu sebanyak
180 orang (65,93%) dan paling sedikit adalah susah sebanyak93
orang (34,07%).
h. Sistem Pembayaran disarana pelayanan kesehatan
Tabel : 5.8 Distribusi Data Berdasarkan Sistem Pembayaran
Di Sentra Medika Cikarang
No.
1.
2.
Sistem Pembayaran
F
%
Mudah
153
56,04
Susah
120
43,96
Total
273
100
Sumber : Diolah Dari Hasil Survey Rs Sentra Medika
Dari hasil tabel 5.8 diketahui hasil distribusi data dari 273
63
Chiquare dengan derajat kemaknaan 5%(0.05) dengan asumsi bila p< 0.05
maka ada hubungan yang bermakna antara variabel independent dengan
variabel dependent dan bila p> 0.05 maka tidak ada hubungan yang
bermakna antara variabel independent dan variabel dependent.
Tabel 5.10 Hubungan kinerja tenaga kesehatan dengan kepuasan pasiendi
Rumah Sakit Sentra Medika Cikarang Tahun 2012
Kinerja
Tenaga
Kesehatan
Baik
Kurang
Total
Kepuasan pasien
Dalam pelayanan kesehatan
Puas
Tidak puas
N
%
N
%
126 46,15
40
14,65
48
17,58
59
21,61
N
166
107
%
60,81
39,19
0,66
174
273
100
0,98)
63,74
99
36,26
Total
OR CI
95%
Value
0,0019
(0,32-
64
Kondisi
Fisik
Lengkap
Tidak
Kepuasan pasien
Dalam pelayanan kesehatan
Puas
Tidak Puas
N
%
N
%
123
45,05
43
15,75
Total
N
166
%
60,81
63
23,08
44
16,12
107 39,19
lengkap
Total
186
68,13
87
31,87
273
100
Sumber : Diolah Dari Hasil Survey Rs Sentra Medika
OR CI
95%
Value
0,77
0,0084
(0,160,93)
65
Dari hasil Chi Square P value adalah 0,0084 yang berarti P value
lebih kecil dari (0,05) berarti Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang bermakna antara faktor kondisi fisik disarana
pelayanan kesehatan terhadap kepuasan pasien rawat inap diRumah Sakit
Sentra Medika Cikarang.
Dari nilaiOR 0,77 dapat disimpulkan bahwa responden yang
menyatakan bahwa kondisi fisik disarana pelayanan kesehatan yang
lengkap
memiliki
peluang
0,77
kali
lebih
banyak
untuk
Kepuasan pasien
Dalam
pelayanan kesehatan
Administrasi
Puas
Tidak Puas
Total
OR CI
95%
Value
66
Mudah
Susah
Total
N
128
52
180
%
46,89
19,05
65,93
N
38
55
93
%
13,92
20,15
34,07
N
166
107
273
%
60,81
39,19
100
0,69
(0,29
0,0012
0,98)
menyatakan
mudah
dibandingkan
dengan
responden
yang
67
Sistem
pembayaran
Mudah
Susah
Total
Total
N
166
107
273
%
60,81
39,19
100
OR CI
95%
Value
0,45
0,0026
(0,54
0,99)
68
bahwa
sistem
pembayaran
disarana
pelayanan
BAB VI
PEMBAHASAN
Hasil yang dibahas dalam penelitian ini terbatas pada 2 variabel yaitu
berupa gambarankinerja tenaga kesehatan, kondisi fisik sarana pelayanan
kesehatan, sistem administrasi dan sistem pembayaran yang dikaitkan dengan
kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit Sentra Medika Cikarang.
Jenis
69
untuk
pembuktian
dari
aspek
aspek
yang
70
kinerja tenaga
71
pengetahuan
72
73
74
yang harus diikuti oleh pasien, yang mengatur dan mengelola segala
kebutuhan pasien dibidang adminstrasi ditempat sarana pelayanan
kesehatan.
Sistem administrasi bagi setiap pasien berbeda-beda sesuai dengan
kondisi dan status pasien perawatan apakah pasien jaminan perusahaan
atau jaminan asuransi dimana hal tersebut pasien tidak mengeluarkan dana
secara tunai, tentunya hal ini akan berbeda dengan pasien yang
menggunakan sistem administrasi dengan jaminan pribadi atau tunai
sehingga lebih mudah dalam pengurusan administrasinya,
sistem
yang
75
artinya ada
76
77
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai faktor
faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan pasien rawat inap di Rumah
Sakit Sentra Medika Cikarang Tahun 2012, maka penulis menyimpulkan
sebagai berikut:
Berdasarkan analisa univariat dapat disimpulkan bahwa sebagian
responden menyatakan puas terhadap kinerja tenaga kesehatan yaitu sebanyak
174 orang (63,74%), sebagian besar responden menyatakan lengkap terhadap
kondisi fisik disarana pelayanan kesehatan yaitu sebanyak 186 orang
(68,13%), untuk sistem administrasi responden menyatakan mudah yaitu
sebanyak 180 orang (65,93%), dan sistem pembayaran disarana pelayanan
kesehatan responden menyatakan mudah yaitu sebanyak 153 orang (56,04%).
Berdasarkan hasil analisa bivariat dapat disimpukan bahwa:
1. Ada hubungan yang bermakna antara kinerja tenaga kesehatan dengan
kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit Sentra Medika Cikarang
Tahun 2012 dengan nilai p value 0,0019 artinya semakin baik kinerja
tenaga kesehatan maka pasien akan merasa puas dan berkesan terhadap
hasil pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan dan tenaga
kesehatanpun akan merasa puas dan nyaman karena dapat memberikan
yang terbaik untuk Rumah Sakit dan pasien.
87
78
pasien
sehingga
kesejahteraan
dapat
ditingkatkan
oleh
79
B. Saran
1. Bagi Rumah Sakit
A. Diharapkan RumahSakit lebih meningkatkan lagi kinerja tenaga
kesehatan, kondisi fisik disarana pelayanan kesehatan, sistem
administrasi disarana pelayanan kesehatan dan sistem pembayaran
disarana pelayanan kesehatan agar lebih mendukung, meningkatkan
kenyamanan pasien dengan tenaga kesehatan dan menciptakan
hubungan pasien dengan sumber daya manusia di Rumah Sakit yang
harmonis sehingga akan memotivasi pencapaian hasil kerja yang
maksimal yang dapat memberikan kepuasan pasien.
B. Sarana dan prasarana yang ada di Rumah Sakit harus lebih
dimoderennisasi sehingga pencapaian hasil penunjang lebih baik
C. Kinerja sumber daya manusia harus ditingkatkan baik dari segi sikap,
skill dan pengetahuan secara berkala dan berkesinambungan dengan
mengikuti program pelatihan dan pendidikan
D. Peran utama security harus lebih ditingkatkan yaitu dengan peduli
terhadap lingkungan misal menyapa terhadap pengunjung yang
bingung, mengarahkan dan mengantar pengunjung bila memerlukan
informasi ke bagian yang terkait
E. Lingkungan sekitar Rumah Sakit harus bersih, rapih mempunyai
penataan yang baik dan tepat serta sesuai dengan fungsinya sehingga
mempunyai kesan indah di pandang dan sayang untuk dilupakan
80
F. Sekitar area Rumah Sakit harus wangi dan sejuk untuk dirasakan
sehingga kesan bau obat tidak ada di Rumah Sakit hal ini akan
menimbulkan kesan baik bagi pengunjung.
2. Bagi intstitusi pendidikan
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor faktor yang
mempengaruhi tingkat kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit Sentra
Medika Cikarang Tahun 2012 dengan menambah beberapa variabel bebas
lainnya.
3. Bagi peneliti
a. Area penelitian perlu diperluas dengan jumlah sampel yang lebih
banyak sehingga lebih representative sehingga hasil yang diperoleh
memungkinkan untuk dilakukan generalisasi pada populasi yang besar
b. Hasil penilitian ini dapat digunakan sebagai data dan sebagai
pembanding untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan faktor
faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan pasien rawat inap di
Rumah Sakit.