Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN LAYANAN KEPERAWATAN DAN

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI


RUMAH SAKIT RS.DUSTIRA KOTA CIMAHI

PROPOSAL

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Oleh:
Sifa Nurhaifa (144012022041)
Silva Miftahul f (144012022042)
Silvi Pebriani (144012022043)
Sindi Aulia A (144012022044)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


STIKES RS DUSTIRA
KOTA CIMAHI 2022
A. Judul Penelitian
Hubungan Layanan Keperawatan Dan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Di Rumah
Sakit Rs.Dustira Kota Cimahi

B. Latar Belakang
Sistem Kesehatan Nasional menyatakan bahwa “Pembangunan kesehatan pada
dasarnya adalah pelaksanaan prakarsa kesehatan masyarakat Indonesia untuk
memajukan hidup sehat bagi seluruh penduduk guna mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang optimal” (Depkes RI 2009).
Blum (1974) mengatakan: Salah satu peran kuncinya adalah penyediaan
layanan medis. Pelayanan kesehatan adalah segala upaya yang dilakukan dalam suatu
organisasi, baik secara individu maupun kolektif, untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit, serta memulihkan kesehatan individu,
keluarga, kelompok, dan/atau masyarakat.
Banyak syarat yang harus dipenuhi agar pelayanan kesehatan masyarakat dapat
mencapai tujuan yang diinginkan. Istilah yang didefinisikan mencakup setidaknya
delapan kriteria utama: ketersediaan, kecukupan, kontinuitas, dapat diterima,
aksesibilitas, keterjangkauan, efisiensi dan kualitas. Kedelapan persyaratan medis ini
sama pentingnya. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi kedokteran, tingkat pendidikan dan kondisi sosial ekonomi
masyarakat telah meningkat, meningkatkan kebutuhan dan permintaan akan pelayanan
kesehatan masyarakat (Widiyo Ertanto, 2002:1).
Di sisi lain, kepuasan pasien tergantung pada kualitas pelayanan. Pelayanan
adalah jumlah total dari upaya karyawan untuk memuaskan keinginan pelanggan
dengan layanan yang diberikan. Pelayanan dinilai oleh pasien berdasarkan persepsi
pasien terhadap pelayanan yang diterima (kepuasan atau kekecewaan, termasuk lama
pelayanan) dengan kenyataan bahwa pelayanan yang diberikan dapat memenuhi
kebutuhan pasien. Kepuasan dimulai dengan penerimaan pasien sejak pertama kali tiba
sampai mereka meninggalkan rumah sakit. Layanan dibentuk berdasarkan lima prinsip
kualitas layanan: kecepatan, ketepatan, keramahan dan kenyamanan layanan (Wike,
2009:4)
Rumah Sakit memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif yang
mencakup semua aspek promosi, pencegahan, pengobatan dan rehabilitasi untuk semua
lapisan masyarakat. Oleh karena itu, pelayanan rumah sakit sering menghadapi
masalah, antara lain ketidakpuasan masyarakat terhadap mutu pelayanan rawat inap dan
rawat jalan yang dipersepsikan tidak memadai atau tidak memuaskan (Azwar 1996:83).
Misi rumah sakit adalah menyelenggarakan upaya kesehatan yang berdaya guna
dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang
dilakukan secara terkoordinasi dan preventif. Setiap rumah sakit harus memiliki dan
mampu memberikan pelayanan yang efisien, efektif dan bermutu tinggi yang
berorientasi pada kepuasan pasien. Salah satu upaya untuk memenangkan perlombaan
ini adalah dengan memberikan pelayanan yang berkualitas melalui peningkatan
fasilitas, fasilitas dan personel (Wiyono dkk, 2006)
Rumah sakit dinyatakan berhasil, tidak hanya karena kelengkapan fasilitas yang
sangat baik, tetapi juga karena sikap dan pelayanan medis yang diberikan kepada
pasiennya. Ini juga mempengaruhi layanan. Tanpa layanan medis ini, rumah sakit
kehilangan banyak pasien dan terasing dari pasien potensial. Pasien memiliki dampak
terbesar pada perkembangan industri rumah sakit, sehingga mereka pindah ke rumah
sakit lain yang memenuhi harapan mereka. (Purwanto, 2007 dalam Kunaefi 2012),
rumah sakit dianggap baik jika dikelola dengan baik untuk memenuhi kebutuhan pasien
dan keluarganya yang berkunjung. Kepuasan berasal dari kesan pertama pasien saat
memasuki rumah sakit. Misalnya kinerja yang cepat, tanggap dan ramah dalam
pemberian pelayanan perawatan (Triwibowo, C 2012:92)
Pelayanan dalam hal ini adalah pelayanan kesehatan yang diterima oleh pasien.
Kebutuhan pasien akan layanan kesehatan yang semakin kompleks membutuhkan
layanan kesehatan khusus untuk mengatasi masalah kesehatan mereka. Pelayanan
asuhan keperawatan merupakan salah satu pelayanan kesehatan di Indonesia.
Pelayanan keperawatan memegang peranan penting dalam pelaksanaan pelayanan
medik di rumah sakit khususnya rumah sakit. Perawat memegang peranan penting
dalam pelayanan kesehatan baik di rumah sakit maupun puskesmas karena memiliki
jumlah terbanyak dibandingkan tenaga kesehatan lainnya. Selain itu, perawat lebih
banyak berinteraksi dengan pasien 24 jam sehari untuk melakukan pelayanan
keperawatan. Keberhasilan pelayanan rumah sakit sangat bergantung pada kinerja
perawat rumah sakit dalam melaksanakan pelayanan keperawatan di rumah sakit
(Asumuji, 2013:136).
Meningkatnya permintaan masyarakat untuk layanan keperawatan berarti
bahwa keperawatan profesional memiliki kepentingan dan tanggung jawab yang lebih
besar dalam memberikan pelayanan keperawatan yang berkualitas. Pada tingkat
pelayanan kesehatan di puskesmas dan rumah sakit, perawat merupakan kunci
keberhasilan pemberian pelayanan kesehatan. Perawat memberikan kontribusi yang
sangat besar pada level ini (Asmuji, 2013:9).
Kepuasan pasien merupakan ukuran subjektif dari kualitas pelayanan yang
diberikan, namun subjektivitas tetap memiliki dasar objektif. Pengaruh lingkungan
pada waktu itu (Dr. Dr. H. Boy S. Sabarguna, MARS, 2008:12).
Kepuasan pasien pada dasarnya adalah tentang memenuhi harapan pasien dan
memahami kebutuhan mereka. Pasien lanjut usia yang kembali ke rumah sakit dapat
mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan (Raheem, dkk, 2014:1)
Jika pelayanan yang diterima pasien memenuhi harapan pasien, atau Pasien
dianggap puas jika melebihi atau memenuhi harapan. , apa yang diinginkan pasien dan
apakah layanan tersebut diterima. Pasien tidak puas jika tidak memenuhi harapannya
(Ehsan, et al, 2014:2).
Membangunan Kesehatan Kota Cimahi dan Implementasi Visi Kota Cimahi
Sehat. Dengan tetap setia dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, agar dapat
mencapai taraf hidup yang layak dari segi kesehatan fisik, mental dan sosial, serta
meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Pembangunan kesehatan di Kota Cimahi
saat ini sudah menjangkau seluruh pelosok Kerlahan dari segi keadilan, namun perlu
ditingkatkan semaksimal mungkin dari segi kualitas pelayanan. Hal ini mencakup
peningkatan kualitas kondisi kehidupan, partisipasi publik (swasta), dan kerjasama
lintas sektor.
Penurunan jumlah pasien menunjukkan bahwa pasien tidak puas dengan
pelayanan rumah sakit, tetapi tidak signifikan dalam menunjukkan kepuasan atau
ketidakpuasan pasien. Jika RSU milik Pemerintah Kabupaten Semarang hendaknya
melakukan kegiatan medis secara efisien dan efektif, mengutamakan upaya pengobatan
(penyembuhan), menganggapnya efektif, dan secara harmonis Melakukan restorasi
(rehabilitasi) secara terbimbing. , layanan yang efisien dan profesional.
Rumah Sakit Dustira (RS) adalah sebuah rumah sakit yang terletak di Kota
Cimahi, Jawa Barat. RS Dustira saat ini memiliki total 374 perawat di fasilitas rawat
jalan dan rawat inap, di antaranya 8 perawat tentara, 57 perawat alat kesehatan sipil
negara (ASN), dan 309 perawat umum (KHL). Sebagai fasilitas medis, Rumah Sakit
Dustira berfokus pada pelayanan medis yang prima, dan dalam rangka meningkatkan
pelayanannya, 4.444 rumah sakit terus melakukan pengembangan ilmu pengetahuan,
salah satunya dalam bidang keperawatan. Salah satu cara untuk mengikuti kemajuan
ilmu pengetahuan adalah dengan menyebarkan pengetahuan di kalangan perawat.
Manajemen pengetahuan Rumah Sakit Dustira saat ini di bidang keperawatan
meliputi beberapa ruang fasilitas rawat jalan dan fasilitas rawat inap, dimana perawat
dilatih sesuai standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku di rumah sakit. bidang.
Pengetahuan yang baik tentang SOP kerja, standar perawatan (SAK), materi pelatihan,
dan pengalaman pasien.
Pengelolaan pengetahuan memiliki permasalahan masih sulitnya
mengakumulasikan pengetahuan yang ada baik untuk pengetahuan keperawatan
maupun pengalaman keperawatan, serta belum tepat, sehingga diperlukan tempat untuk
mempertahankan pengetahuan yang sudah ada. Baik perawat, perawat veteran, maupun
perawat pemula hendaknya meningkatkan pengetahuan terkait keperawatan, baik dari
segi jenis pelayanan maupun cara mencari solusi masalah, serta cara memperbaharui
pengetahuan yang sudah ada atau menambah pengetahuan baru. digunakan dalam
bidang keperawatan.
Berdasarkan beberapa uraian di atas, peneliti ingin melakukan penelitian
terhadap “Hubungan Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien Rawat
Inap di Rumah Sakit Dustira Di Kota Cimahi”.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi pokok permasalahan pada penelitian
ini dapat dirumuskan yaitu:
1. Bagaimana Hubungan Layanan Keperawatan dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap
di Rumah Sakit?
2. Apakah yang meliputi aspek-aspek perhatian, aspek penerimaan, aspek komunikasi, aspek
kerjasama, dan aspek tanggung jawab?
3. Bagaimana kepuasan pasien rawat inap?

D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan proposal penelitian ini adalh sebagai
berikut:
1. Mengidentifikasi karakteristik responden pasien rawat inap di Rumah Sakit di Kota
Cimahi
2. Mengidentifikasi layanan keperawatan di Rumah Sakit Dustira Kota Cimahi
3. Mengidentifikasi tingkat kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit Dustira Kota
Cimahi
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi kepada manajemen Rumah Sakit Dastila tentang kepuasan
pasien rawat inap terhadap pelayanan keperawatan yang mempengaruhi kepuasan
pasien rawat inap guna meningkatkan optimalisasi pelayanan rumah sakit bagi
pasien sebagai pelanggan.
2. Sebagai tahap dasar dan awal, evaluasi berkala terhadap survei mutu pelayanan
perawatan rumah sakit kepada pelanggan.
3. Terciptanya kerjasama yang saling menguntungkan dan menguntungkan antar
lembaga penelitian.

F. Ruang Lingkup Penelitian


Pelayanan Rawat Inap adalah pelayanan rumah sakit dimana tirah baring disediakan di
rumah sakit. Ruang rawat inap adalah ruangan atau bangsal (ward room) dengan tempat tidur
yang ditempati oleh beberapa pasien dalam waktu yang bersamaan.
Instansi adalah fasilitas untuk penyelenggaraan pelayanan medis, bantuan
medis, dan pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit. Fasilitas Rawat Inap adalah
suatu proses asuhan pasien oleh tenaga medis profesional untuk kondisi medis tertentu
dimana pasien ditempatkan dalam suatu ruangan rumah sakit yang meliputi pelayanan
medis perorangan meliputi observasi, diagnosis, pengobatan, keperawatan dan
rehabilitasi medik. Standar pelayanan keperawatan di ruang rawat inap harus meliputi:
1. Kebutuhan standar minimal sarana prasarana dan alat kesehatan yang harus
terpenuhi disetiap ruang rawat inap
2. Memenuhi standar PPI dan keselamatan pasien
3. SDM sesuai dengan ratio kebutuhan (ratio perawat: pasien sesuai dengan jenis
pelayanan rawat inap
4. Akses dan mutu sesuai standar pelayanan

G. Kajian Teori
1. Hubungan Layanan Keperawatan
Pelayanan keperawatan adalah untuk membantu individu baik yang sakit
maupun yang sehat,dari lahir hingga meninggal dalam bentuk pegetahuan ,
kemauan,dan kemampuan yang dimiliki. Sehingga individu tersebut dapat
melakukan kegiatan sehari hari secara mandiri dan optimal (yulihastin,2009).
2. Tingkat Kepuasan Pasien
Kepuasan pasien merupakan perasaan senang yang dirasakan pasien setelah
membandingkan antara hasil suatu produk dengan harapan nya. Kepuasan
merupakan salah satu indikator keberhasilan pelayana kesehatan, salah satunya
yaitu kepuasaan pasien. Kepuasan pasien adalah layanan,khususnya layanan
keperawatan. (Dian wahyuni desimawati,2013)

H. Metodologi
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dan pengambilan data secara
observasi dengan pendekatan cross sectional. Metode kualitatif digunakan untuk
mendeskripsikan perbedaan persepsi terhadap masalah-masalah yang berkaitan
dengan rumah sakit dan kegiatan pelayanannya.
2. Sumber Data
Dari hasil penelitian lewat website, artikel dan jurnal.
3. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai
pelayanan keperawatan yang sedang berjalan di Rumah Sakit Dustira,
mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dari sistem yang ada, dan untuk
mendapatkan gambaran secara global mengenai kondisi Rumah Sakit Dustira saat
ini. Adapun teknik dari pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah pengumpulan melalui data-data web, artikel dan jurnal.
4. Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di rumah sakit dustira kota cimahi. Pengumpulan
data dilakukan pada bulan September sampai bulan Oktober 2022
5. Populasi dan sampel penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien dirumah sakit dustira.
Sampel penelitian ini adalah pelayanan terhadap pasien di ruang rawat inap.

I. Daftar Rujukan
Desimawati, D. W. (2013). hubungan layana keperawatan dengn tingkat kepuasan pasien
rawat inap dipuskesmas sumbersari kabupaten jember. kripsi, 50-62.
Wulandari, N. (2015). Hubungan layanan keperawatan dengan tingkat kepuasan pasien rawat
inap di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) ungaran kanpaten semarang. kripsi, 1-
10.

Anda mungkin juga menyukai