visi
Menjadi rumah sakit Islami yang bermutu pilihan masyarakat se eks-
karisidenan Pati tahun 2020.
Misi
. Menjadikan rumah sakit sebagai sarana ibadah.
Memberikan pelayan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang
berkualitas
Meningkatkan kompetensi Sumber Daya Insani yang profesinal dan Islami,
mengembangkan kemampuan teknologi medis, serta mengupayakan
perkembangan fisik yang berkesinambungan
Tujuan
Mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya secara menyeluruh
sesuai dengan peraturan perundangundangan serta tuntunan ajaran Islam dengan
tidak memandang agama, golongan dan kedudukan.
Kode RS : 3319021
Kecamatan :-
Kabupaten/Kotamadia :kudus
Email : rsa_kudus@yahoo.com
Website : www.rsaaisyiyah.com
Jenis Pelayanan : Umum
Status Lahan : Tanah Wakaf Milik Persyarikatan Muhammadiyah
Luas Lahan : 6.400 M²
Luas Bangunan : 10.500 m2
Status Modal : Persyarikatan Muhammadiyah
Dasar Pendirian : Gerakan Sosial dan Dakwah Muhammadiyah dalam
Amar Ma’ruf Nahi Munkar
b) DokterUmum
Dokter Umum RSA Aisyiyah kudus berjumlah 12 orang adapun
daftarnya adalah sebagai berikut:
1. dr. Guntur Aryo Puntodewo
2. dr. Melanie diah Ratnawati
3. dr. Aprilia Sariwiyanti
4. dr. Budi Istriawan
5. dr. Hendra Octaviano
6. dr. Tektona Graha sanjaya
7. dr. Elok Milhana
8. dr. Hj. Puspitasari
9. dr. Hj. Hana Sinansar
c) Dokter Gigi
1. drg. Andi Meidhianto Soeroto
2. drg. Sri Rahaju
d) Dokter Spesialis RSA Aisyiyah
No Nama dokter Spesialis
1. dr. H. Najib Budhiwardoyo, Sp.OG Obsgyn
dr. Rahamat Nur Ibrahim, Sp.OG Obsgyn
dr. H. Pamor S. Sety, Sp.OG Obsgyn
dr. Annurudha B. santosa, Sp.OG Obsgyn
dr. Ema Sulfrida, Sp.A Anak
dr. H. Abdul Hakam, Sp.A Anak
dr. Jalu Ponjongko, Sp.PD Penyakit Dalam
dr. Hj. Amrita, Sp.PD Penyakit Dalam
dr. Hj. Idilfitri, Sp.P Penyakit Dalam
dr. Hermawan Adinugroho, Sp.B Bedah
dr. Rosich Attaqi, Sp.B Bedah
dr. Renni A. Yuniati, Sp.KK Kulit
dr. Zulfikar Naftali, Sp.THT THT
dr. Ivana Dewi, M.Si-Med., Sp.S Saraf
dr. Rony A. Koriawan, Sp.M Mata
dr. Fransi Arsani, Sp.An Anestesi
dr. Noor Hadi, Sp.An Anestesi
dr. Bambang W., Sp.Rad Radiologi
dr. Sri Hartati, Sp.Rad Radiologi
dr. Inda Wulan sari, Sp.PK Patologi Anatom
F. JENIS PELAYANAN
Jenis pelayanan yang ada di RSA aisyiyah kudus meliputi :
a. IGD 24 Jam
b. Poli Umum
c. Poli Gigi
d. Poli Spesialis
Anak
Obsgyn
Dalam
Bedah
Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
THT KL
Jiwa
Syaraf
Kulit dan Kelamin
Telinga Hidung Tenggorok
Paru
Mata
e. Laborat 24 Jam
f. Farmasi 24 Jam
g. Radiologi 24 Jam
h. Melayani Pasien Umum, BPJS Kesehatan, ketenaga kerjaan, dan Jasa Raharja
i. Konsultasi Gizi
j. Pelayanan KIA dan KB
k. HCU
l. Peristi
m. Pelayanan Rehabilitasi Medik (Fisioterapi, Terapi Wicara, OT, dll)
n. Pelayanan Instalasi Bedah Sentral
o. General Chek Up
p. Poli USG
q. Hemodialisa (Proses Kerjasama dengan BPJS Kesehatan)
G. FASILITAS
a. Ruang Rawat Inap Spesialistik
Rawat Inap RS PKU Muhammadiyah Mayong Jepara mempunyai 130 tempat
tidur yang terdiri dari Kelas :
Kelas VVIP : 5 tempat tidur
Kelas VIP : 10 Tempat Tidur
Kelas I : 10 Tempat Tidur
Kelas II : 41 Tempat Tidur
Kelas III : 49 Tempat Tidur
HCU : 3 Tempat Tidur
Isolasi : 2 Tempat Tidur
Isolasi Covd-19 : 50Tempat Tidur
b. Instalasi Gawat Darurat yang menangani adalah dokter Umum selama 24 jam.
c. Instalasi Bedah Sentral (IBS)
d. Instalasi Radiologi 24 jam
e. Instalasi Laboratorium 24 jam
f. Ruang CSSD
g. Ruang Fisioterapi
h. Instalasi Farmasi 24 jam
i. Ruang kantor dan administrasi
j. Ruang Ibadah (yaitu Masjid AtTaqwa yang terletak 1 kompleks dengan RS
PKU Muhammadiyah Mayong)
k. Ruang Tunggu
l. Ruang Penyuluhan Kesehatan Masyarakat RumahSakit
m. Ruang Gizi
n. Laundry
o. Taman
p. IPAL
q. Mobil Dinas 3 Unit
r. Ambulance Jenazah 1 unit
s. Ambulance Elf 2 unit
t. Antar Jemput Pasien
u. Tempat Parkir
v. Pemulasaraan Jenazah
w. Informasi dan teknologi SIM RS
x. Aula
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan yang professional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan menjadi bagian terdepan dari
pelayanan kesehatan yang menentukan kualitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
Keberadaan keperawatan dalam memberikan ASKEP dalam situasi yang komplek selain 24
jam secara berkesinambungan melibatkan klien, keluarga maupun profesi atau tenaga
kesehatan yang lain .
Hubber (2010) mengatakan pelayanan rumah sakit adalah pelayanan keperawatan, sedangkan
menurut Gillies (2012) sekitar 40%-60% pelayanan rumah sakit adalah pelayanan
keperawatan. Oleh karena itu pengelolaan pelayanan keperawatan harus mendapatkan
perhatian yang lebih dan menyeluruh karena pelayanan keperawatan sangat menentukan baik
buruknya citra rumah sakit.
Untuk mewujudkan pelayanan keperawatan yang berkualitas sesuai dengan visi dan misi Rumah
Sakit tidak terlepas dari proses manajemen, yang merupakan satu pendekatan dinamis dan
proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan organisasi. Didalam organisasi keperawatan,
pelaksanaan manajemen dikenal sebagai manajemen keperawatan.
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staff keperawatan untuk
memberikan asuhan keperawatan secara profesional. Proses manajemen keperawatan sejalan
dengan proses keperawatan sebagai satu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara
profesional, sehingga diharapkan keduanya dapat slaing mendukung. Proses keperawatan
sebagaimana manajemen keparawatan terdiri atas pengumpulan data, identifikasi masalah,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil (Nursalam, 2014).
Kerangka konsep dasar manajemen dalam keperawatan adalah manajemen partisipatif yang
berlandaskan kepada paradigma keperawatan yaitu manusia , keperawatan, kesehatan dan
lingkungan ,Dengan demikian fokus perawatanadalah respon manusia dalam menghadapi
masalah kesehatan baik actual maupun potencial, sehingga lingkup garapan perawat ádalah
penyimpangan pemenuhan KDM. Proses manajemen satu unit pelayanan kesehatan
mencakup manajemen asuhan dan manajemen pelayanan
Manajemen keperawatan merupakan suatu bentuk koordinasi dan integrasi sumber-sumber
keperawatan dengan menerapkan proses menajemen untuk mencapai tujuan dan obyektifitas
asuhan keperawatan dan pelayanan keperawatan. Manajemen keperawatan dapat
didefinisikan sebagai proses dari perencana, pengorganisasian, kepemimpinan dan
pengawasan untuk mencapai tujuan. Proses manajemen keperawatan memahami dan
memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksanaan serta mengelola kegiatan keperawatan.
Sebagaimana proses keperawatan terdiri atas pengumpulan data. Identifikasi masalah,
perencanaan pelaksanaan dan evaluasi (Nursalam,2014).
2. Pengorganisasian
Organisasi merupakan suatu batasan-batasan tertentu dengan demikian seseorang
yang melakukan hubungan interaksi dengan lainnya tidak atas kemauan sendiri. Mereka
dibatasi oleh aturan-aturan tertentu.
Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan
menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-
bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa
yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas
tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada
tingkatan mana keputusan harus diambil.
3. Pengarahan
Pengarahan atau directing adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar
semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan
manajerial dan usaha-usaha organisasi.
4. Pengevaluasian
Pengevaluasian atau evaluating adalah proses pengawasan dan pengendalian
performa perusahaan untuk memastikan bahwa jalannya perusahaan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan. Seorang manajer dituntut untuk menemukan masalah
yang ada dalam operasional perusahaan, kemudian memecahkannya sebelum masalah
itu menjadi semakin besar.
L. Timbang Terima
Timbang terima jaga adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima suatu
(laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien.
1. Tujuan
a. Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum klien.
b. Menyampaikan hal penting yang perlu ditindak lanjuti oleh dinas berikutnya.
c. Tersusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
2. Langkah-langkah
a. Kedua shif dalam keadaan siap.
b. Shif yang akan menyiapkan perlu mempersiapkan hal apa yang akan disampaikan.
c. Ketua tim menyampaikan kepada penanggung jawab shif yang selanjutnya meliputi
kondisi, tindak lanjut, rencana kerja.
d. Dilakukan dengan jelas dan tidak terburu-buru.
e. Secara langsung melihat keadaan klien.
Langkah a - e informasi kondisi pasien disampaikan di Nurse Station tidak di
depan pasien/klien sesuai Akreditasi Rumah Sakit, kemudian keliling melihat keadaan
semua klien untuk memperkenalkan petugas (perawat/bidan) yang jaga selanjutnya
(sore/malam).
3. Prosedur timbang terima
a. Persiapan
1) Kedua kelompok sudah siap.
2) Kelompok yang bertugas menyiapkan buku catatan.
b. Pelaksanaan
1) Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shif.
2) Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan serah terima dengan
mengkaji secara komprehensif yang berkaitan dengan masalah keperawatan,
rencana tindakan yang sudah dan belum dilakukan serta hal penting lainnya.
3) Hal yang bersifat khusus dan memerlukan perincian yang lengkap dicatat secara
khusus untuk kemudian diserahkan kepada perawat jaga berikutnya.
4) Hal yang perlu diberitahukan dalam timbang terima :identitas dan diagnose medis,
masalah keperawatan, tindakan yang sudah dan belum dilakukan, intervensi
5) Alur Timbang Terima
. gambar 2.1
Alur timbang terima
Pasien
Rencana Tindakan
(status pasien)
Perkembangan pasien
(status pasien)
A. Ronde Keperawatan.
Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien dilibatkan untuk
membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu harus
dilakukan oleh perawat professional dengan kepala ruang, dan juga melibatkan seluruh
anggota tim.
1. Tujuan
a. Menumbuhkan cara berfikir secara kritis.
b. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari masalah
klien.
c. Meningkatkan validitas data klien.
d. Meningkatkan kemampuan justifikasi.
e. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
f. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana keperawatan.
2. Peran
a. Ketua Tim dan Anggota Tim
1) Menjelaskan keadaan dan data demografi klien.
2) Menjelaskan masalah keperawatan utama.
3) Menjelaskan intervensi yang belum dan akan dilakukan.
4) Menjelaskan tindakan selanjutnya.
5) Menjelaskan alas an ilmiah yang akan diambil.
b. Peran Ketua Tim lain dan atau Konselor
1) Memberikan justifikasi.
2) Memberikan Reinforcement.
3) Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta tindakan yang
rasional.
4) Mengarah pada koreksi.
5) Mengintegrasi teori dan konsep yang telah dipelajari.
3. Persiapan
a. Menetapkan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.
b. Pemberian Inform consent kepada klien atau keluarga.
4. Pelaksanaan
a. Penjelasan tentang klien oleh perawat professional ( ketua tim ). Dalam hal ini
penjelasan difokuskan dalam masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan
atau telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
b. Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut.
c. Pemberian justifikasi oleh perawat professional/ ketua tim/ perawat konselor/
kepala ruangan tentang masalah klien serta tindakan yang akan dilakukan.
d. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan akan ditetapkan.
8) Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan. Evaluasi merupakan
perencanaan, pelaksanaan, kemajuan aktivitas yang mana klien dan profesional
kesehatan lainnya dapat mempertimbangkan kemajuan klien sesuai tujuan dan
keefektifan rencana keperawatan.