Anda di halaman 1dari 38

BAB II

GAMBARAN RUMAH SAKIT

A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit ‘Aisyiyah Kudus

Pada tanggal 1 Januari 1972 para pengurus membentuk panitia pembangunan


BP/BKIA Aisyiyah.Pada tanggal 17 Agustus 1972 dilaksanakan upacara peletakan batu
pertama pembangnan BP/BKIA Aisyiyah.
Tanggal 14 September 1975 terbentuk panitia untuk mempersiapkan pembangunan BKI
dan Rumah Bersalin SITI KHADIJAH KUDUS.Sesuai dengan SK Bupati KDH Tk.II Kudus
No.Kersa.B4/30/SK/X/1976 Rumah Bersalin Siti Khadijah diresmikan pada tanggal 1 Juli
1976. Pada tahun 1983 pembangunan ruang VIP dilaksanakan dan dibangun sebanyak 4
lokal.Tanggal 9 Oktober 2004 peletakan batu pertama pembangunan RSIA SITI KHADIJAH
Kudus oleh Bupati Kudus Ir. H.M. Tamzil. Pembangunan ruang meliputi IGD, ruang operasi,
laboratoriuam, poliklinik, ruang VIP, kelas I, kelas II, kelas III, ruang PDA dan ruang
perawat. Sumber dana yang diperoleh untuk pembangunan RSIA SITI KHADIJAH adalah
dari sumbangan para masyarakat kota Kudus.
Tanggal 2 Oktober 2005 peresmian RSIA SITI KHADIJAH KUDUS olah Bupati Kudus
Ir. H.M Tamzil yang dihadiri oleh penasihat PP Muhammadiyah Prof. DR. H.M. Amien
Rais.1 Pada tanggal 26 april 2009 ijin pendiri Rumah Sakit Umum diterbitkan oleh dinas
Kesehatan Kabupaten Kudus dan Rumah Sakit diubah menjadi Rumah Sakit Aisyiyah Kudus.
Pada saat ini RSIA SITI KHADIJAH telah memiliki unit-unit layanan kesehatan seperti
poliklinik, rawat jalan, UGD, ruang operasi, ruang rawat inap (VIP, kl.I, II dan
III).Disamping itu dilengkapi fasilitas ambulance antar jemput pasien, mobil jenazah,
laboratorium, instalasi farmasi, USG, EKG, dll.Untuk melaksanakan pelayanan masyarakat
luas. Rumah Sakit Aisyiyah Kudus membuka UGD 24 jam dengan seorang dokter jaga dan
dibentuk dokter UKS yang berguna memberikan pelayanan di sekolah-sekolah
Muhammadiyah dan Aisyiyah. RSIA SITI KHADIJAH juga mempunyai layanan kesehatan
yaitu RB SITI KHADIJAH Wates Undaan Kudus. dan pada tanggal 24 april 2009 RSIA siti
khadijah kudus berubah status dan berganti nama rumah sakit umum Aisyiyah kudus. Ijin
tetap rumah sakit diterbitkan oleh dinas Kesehatan Kabupaten Kudus pada tanggal 21 April
2011.
B. Letak Geografis
Rumah Sakit „Aisyiyah Kudus terletak di Jl. HOS Cokroaminoto No. 248 Kudus yang
terletak di batasi oleh :
a. Sebelah Timur : Rumah para penduduk dari gang 10 melatinorowito
b. Sebelah Selatan : Perempatan Bejangan
c. Sebelah Barat : Jalan raya
d. Sebalah Utara : Toko-toko

C. Visi, Misi dan Tujuan Rumah Sakit ‘Aisyiyah Kudus


Berdirinya sebuah lembaga kesehatan tidak lepas dari visi dan misi sebagai arah
dan tujuan yang akan dicapai lembaga tersebut. Demikian juga dengan Rumah Sakit
„Aisyiyah Kudus yang mempunyai visi dan misi sebagai berikut :

visi
Menjadi rumah sakit Islami yang bermutu pilihan masyarakat se eks-
karisidenan Pati tahun 2020.

Misi
 . Menjadikan rumah sakit sebagai sarana ibadah.
 Memberikan pelayan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang
berkualitas
 Meningkatkan kompetensi Sumber Daya Insani yang profesinal dan Islami,
mengembangkan kemampuan teknologi medis, serta mengupayakan
perkembangan fisik yang berkesinambungan

Fungsi Rumah Sakit


1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan
kesehatan sesuai dengan standart pelayanan rumah sakit.
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan
medis.
3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya
manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan
kesehatan.
4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penerapan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

Tujuan
Mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya secara menyeluruh
sesuai dengan peraturan perundangundangan serta tuntunan ajaran Islam dengan
tidak memandang agama, golongan dan kedudukan.

D. BIODATA RUMAH SAKIT


Nama Rumah Sakit : RSA Aisyiyah kudus

Kelas Rumah Sakit : D (Sudah Visitasi Dari Kemenkes)

Kode RS : 3319021

Status Akreditasi : Lulus Tingkat Paripurna Akreditasi SNARS I

Status Kepemilikan : Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Kabupaten Kudus

Alamat : Jl.HOS. Cokrominoto No. 248 kudus

Kecamatan :-

Kabupaten/Kotamadia :kudus

Propinsi : Jawa Tengah

Telphon : 0291-437780 (fax) 0291-434901

Email : rsa_kudus@yahoo.com

Website : www.rsaaisyiyah.com
Jenis Pelayanan : Umum
Status Lahan : Tanah Wakaf Milik Persyarikatan Muhammadiyah
Luas Lahan : 6.400 M²
Luas Bangunan : 10.500 m2
Status Modal : Persyarikatan Muhammadiyah
Dasar Pendirian : Gerakan Sosial dan Dakwah Muhammadiyah dalam
Amar Ma’ruf Nahi Munkar

E. KETENAGAAN RSA Aisyiyah kudus


Ketenagaan Rumah Sakit Aisyiyah kudus meliputi , Dokter umum, Dokter
spesialis dan karyawan sebanyak 220 orang, adapun rinciannya sebagai berikut :
a) Karyawan RSA Aisyiyah kudus terdiridari:
 Kabid Pelayanan : 1 orang
 Kabag Umum dan Keuangan : 1 orang
 Ka Sub Bag Keperawatan : 1 Orang
 Ka Sub Bag Umum : 1 Orang
 Ka Sub Bag Humas : 1 Orang
 Staf Humas : 1 Orang
 Ka Sub Bag Admin & Keuangan : 1 Orang
 Ka Sub Bag SDI & Diklat : 1 Orang
 Staf SDI : 1 Orang
 Perawat : 112 Orang
 Terapis Gigi : 2 Orang
 Bidan : 46 Orang
 Radiologi : 5 Orang
 Analis : 8 Orang
 Fisioterapi : 3 Orang
 Apoteker : 4 Orang
 AsistenApoteker : 21 Orang
 RekamMedik : 5 Orang
 Ahli Gizi : 2 Orang
 CSSD : 1 Orang
 Bagian Administrasi : 1 Orang
 Urusan Keuangan : 1 Orang
 BPJS : 5 Orang
 Pendafataran : 8 Orang
 Kasir : 6 Orang
 Informasi : 3 Orang
 IT : 2 Orang
 Kesling : 1 Orang
 Logistik : 2 Orang
 Petugas Foto Copy : 1 Orang
 IPSRS : 5 Orang
 Satpam : 9 Orang
 BagianDapur : 9 Orang
 Laoundry : 5 Orang
 Driver : 5 Orang
 Kurir : 1 Orang
 Limbah : 2 Orang

b) DokterUmum
Dokter Umum RSA Aisyiyah kudus berjumlah 12 orang adapun
daftarnya adalah sebagai berikut:
1. dr. Guntur Aryo Puntodewo
2. dr. Melanie diah Ratnawati
3. dr. Aprilia Sariwiyanti
4. dr. Budi Istriawan
5. dr. Hendra Octaviano
6. dr. Tektona Graha sanjaya
7. dr. Elok Milhana
8. dr. Hj. Puspitasari
9. dr. Hj. Hana Sinansar

c) Dokter Gigi
1. drg. Andi Meidhianto Soeroto
2. drg. Sri Rahaju
d) Dokter Spesialis RSA Aisyiyah
No Nama dokter Spesialis
1. dr. H. Najib Budhiwardoyo, Sp.OG Obsgyn
dr. Rahamat Nur Ibrahim, Sp.OG Obsgyn
dr. H. Pamor S. Sety, Sp.OG Obsgyn
dr. Annurudha B. santosa, Sp.OG Obsgyn
dr. Ema Sulfrida, Sp.A Anak
dr. H. Abdul Hakam, Sp.A Anak
dr. Jalu Ponjongko, Sp.PD Penyakit Dalam
dr. Hj. Amrita, Sp.PD Penyakit Dalam
dr. Hj. Idilfitri, Sp.P Penyakit Dalam
dr. Hermawan Adinugroho, Sp.B Bedah
dr. Rosich Attaqi, Sp.B Bedah
dr. Renni A. Yuniati, Sp.KK Kulit
dr. Zulfikar Naftali, Sp.THT THT
dr. Ivana Dewi, M.Si-Med., Sp.S Saraf
dr. Rony A. Koriawan, Sp.M Mata
dr. Fransi Arsani, Sp.An Anestesi
dr. Noor Hadi, Sp.An Anestesi
dr. Bambang W., Sp.Rad Radiologi
dr. Sri Hartati, Sp.Rad Radiologi
dr. Inda Wulan sari, Sp.PK Patologi Anatom

F. JENIS PELAYANAN
Jenis pelayanan yang ada di RSA aisyiyah kudus meliputi :
a. IGD 24 Jam
b. Poli Umum
c. Poli Gigi
d. Poli Spesialis
 Anak
 Obsgyn
 Dalam
 Bedah
 Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
 THT KL
 Jiwa
 Syaraf
 Kulit dan Kelamin
 Telinga Hidung Tenggorok
 Paru
 Mata
e. Laborat 24 Jam
f. Farmasi 24 Jam
g. Radiologi 24 Jam
h. Melayani Pasien Umum, BPJS Kesehatan, ketenaga kerjaan, dan Jasa Raharja
i. Konsultasi Gizi
j. Pelayanan KIA dan KB
k. HCU
l. Peristi
m. Pelayanan Rehabilitasi Medik (Fisioterapi, Terapi Wicara, OT, dll)
n. Pelayanan Instalasi Bedah Sentral
o. General Chek Up
p. Poli USG
q. Hemodialisa (Proses Kerjasama dengan BPJS Kesehatan)

G. FASILITAS
a. Ruang Rawat Inap Spesialistik
Rawat Inap RS PKU Muhammadiyah Mayong Jepara mempunyai 130 tempat
tidur yang terdiri dari Kelas :
 Kelas VVIP : 5 tempat tidur
 Kelas VIP : 10 Tempat Tidur
 Kelas I : 10 Tempat Tidur
 Kelas II : 41 Tempat Tidur
 Kelas III : 49 Tempat Tidur
 HCU : 3 Tempat Tidur
 Isolasi : 2 Tempat Tidur
 Isolasi Covd-19 : 50Tempat Tidur
b. Instalasi Gawat Darurat yang menangani adalah dokter Umum selama 24 jam.
c. Instalasi Bedah Sentral (IBS)
d. Instalasi Radiologi 24 jam
e. Instalasi Laboratorium 24 jam
f. Ruang CSSD
g. Ruang Fisioterapi
h. Instalasi Farmasi 24 jam
i. Ruang kantor dan administrasi
j. Ruang Ibadah (yaitu Masjid AtTaqwa yang terletak 1 kompleks dengan RS
PKU Muhammadiyah Mayong)
k. Ruang Tunggu
l. Ruang Penyuluhan Kesehatan Masyarakat RumahSakit
m. Ruang Gizi
n. Laundry
o. Taman
p. IPAL
q. Mobil Dinas 3 Unit
r. Ambulance Jenazah 1 unit
s. Ambulance Elf 2 unit
t. Antar Jemput Pasien
u. Tempat Parkir
v. Pemulasaraan Jenazah
w. Informasi dan teknologi SIM RS
x. Aula

H. Struktur Organisasi RS ( Terlampir )


1. Direktur : dr. H. Hilal Ariadi, M.Kes
2. Wadir. Pelayanan : dr. H. Najib Budhiwardoyo, Sp.OG
3. Wadir. Umum & operasional : dr. H. Hendra Octavianto
4. Ketua Panitia Pembangunan : H. Subhan
5. Duty Manajer Senior : Bachrul Alam, SE
6. Kepala Satuan Pemeriksaan Internal : dr. Guntur Aryo Puntodewo
7. Ketua Komite Medik : dr. H. Najib Budhiwardoyo, Sp.OG
8. Ketua Komite Keperawatan : Fitriana Rosita, S.Kep.,Ns
9. Ketua Komite PMKP : dr. Aprilia Sariwiyanti
10. Manajer Rawat Jalan : Noor Rosyidah, AMd.Keb, S.Kep
11. Manajer Rawat Inap : dr. Indah Rosiana
12. Manajer Penunjang Medik : Frida Fitriani, S.Kep.,Ns
13. Manajer Marketing : dr. Agus Prastyo
14. Manajer SDI & DIKLAT : Uswah Chasanah, SM
15. Manajer Keuangan & Program : Eka Purbaningtyas, SE
16. Manajer Umum & Operasional : Aminuddin Abdul Jabbar, S.Sos
I. Gambaran Umum Managemen Keperawatan DI RSA AISYIYAH kudus

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan yang professional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan menjadi bagian terdepan dari
pelayanan kesehatan yang menentukan kualitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
Keberadaan keperawatan dalam memberikan ASKEP dalam situasi yang komplek selain 24
jam secara berkesinambungan melibatkan klien, keluarga maupun profesi atau tenaga
kesehatan yang lain .
Hubber (2010) mengatakan pelayanan rumah sakit adalah pelayanan keperawatan, sedangkan
menurut Gillies (2012) sekitar 40%-60% pelayanan rumah sakit adalah pelayanan
keperawatan. Oleh karena itu pengelolaan pelayanan keperawatan harus mendapatkan
perhatian yang lebih dan menyeluruh karena pelayanan keperawatan sangat menentukan baik
buruknya citra rumah sakit.
Untuk mewujudkan pelayanan keperawatan yang berkualitas sesuai dengan visi dan misi Rumah
Sakit tidak terlepas dari proses manajemen, yang merupakan satu pendekatan dinamis dan
proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan organisasi. Didalam organisasi keperawatan,
pelaksanaan manajemen dikenal sebagai manajemen keperawatan.
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staff keperawatan untuk
memberikan asuhan keperawatan secara profesional. Proses manajemen keperawatan sejalan
dengan proses keperawatan sebagai satu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara
profesional, sehingga diharapkan keduanya dapat slaing mendukung. Proses keperawatan
sebagaimana manajemen keparawatan terdiri atas pengumpulan data, identifikasi masalah,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil (Nursalam, 2014).
Kerangka konsep dasar manajemen dalam keperawatan adalah manajemen partisipatif yang
berlandaskan kepada paradigma keperawatan yaitu manusia , keperawatan, kesehatan dan
lingkungan ,Dengan demikian fokus perawatanadalah respon manusia dalam menghadapi
masalah kesehatan baik actual maupun potencial, sehingga lingkup garapan perawat ádalah
penyimpangan pemenuhan KDM. Proses manajemen satu unit pelayanan kesehatan
mencakup manajemen asuhan dan manajemen pelayanan
Manajemen keperawatan merupakan suatu bentuk koordinasi dan integrasi sumber-sumber
keperawatan dengan menerapkan proses menajemen untuk mencapai tujuan dan obyektifitas
asuhan keperawatan dan pelayanan keperawatan. Manajemen keperawatan dapat
didefinisikan sebagai proses dari perencana, pengorganisasian, kepemimpinan dan
pengawasan untuk mencapai tujuan. Proses manajemen keperawatan memahami dan
memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksanaan serta mengelola kegiatan keperawatan.
Sebagaimana proses keperawatan terdiri atas pengumpulan data. Identifikasi masalah,
perencanaan pelaksanaan dan evaluasi (Nursalam,2014).

J. Profil Ruang hafsah


Ruang hafsah lantai 4 merupakan salah satu ruang inap di RSA AISYIYAH KUDUS
yang terdiri dari 3 ruangan yaitu ruang VVIP, VIP dan ruang nifas Untuk ruang VVIP
berada di kamar nomor 461 sampai 465 dan memiliki bad yang berjumlah 5 meja pasien
berjumlah 5 , untuk ruang VIP berada di kamar nomor 441 sampai 444 dan 451-456
memiliki jumlah bad sebanyak 10 bad.
Terdapat beberapa ruangan yang terdapat di ruang hafsah lantai4, seperti Nurse
Station yang digunakan sebagai pusat pelayanan pasien, 1 ruang diskusi, obat dan alat, 1
ruang linen,1 ruang bayi, 1 ruang dokter dan 1 ruang Gudang dan tempat untuk pemisahan
sampah (medis dan non medis)
Susunan organisasi di ruang hafsah lantai 4 yaitu satu orang kepala ruangan, dua orang ketua
tim, satu orang untuk penanggung jawab administrasi, dimana sudah dibagi untuk
pelaksanaannya dan sudah berjalan sesuai dengan timnya masing-masing. Tingkat
pendidikan D-3 Keperawatan berjumlah 11 karyawan, berpendidikan S-1 profesi (ners)
berjumlah 5 karyawan, D3 kebidanan berjumlah 6 kariawan dan jumlah D4 kebidanan 1
karyawan.
K. Fungsi Manajemen
Pada kajian ini di isi dengan praktik pelaksanaksanaan manajemen keperawatan di ruang
tempat praktik
Contoh:
1. Perencanaan
Perencanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang
dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara
keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Perencanaan merupakan
proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-
fungsi lainnya tak dapat berjalan.

2. Pengorganisasian
Organisasi merupakan suatu batasan-batasan tertentu dengan demikian seseorang
yang melakukan hubungan interaksi dengan lainnya tidak atas kemauan sendiri. Mereka
dibatasi oleh aturan-aturan tertentu.
Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan
menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-
bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa
yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas
tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada
tingkatan mana keputusan harus diambil.
3. Pengarahan
Pengarahan atau  directing  adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar
semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan
manajerial dan usaha-usaha organisasi.
4. Pengevaluasian
Pengevaluasian atau evaluating adalah proses pengawasan dan pengendalian
performa perusahaan untuk memastikan bahwa jalannya perusahaan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan. Seorang manajer dituntut untuk menemukan masalah
yang ada dalam operasional perusahaan, kemudian memecahkannya sebelum masalah
itu menjadi semakin besar.
L. Timbang Terima
Timbang terima jaga adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima suatu
(laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien.
1. Tujuan
a. Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum klien.
b. Menyampaikan hal penting yang perlu ditindak lanjuti oleh dinas berikutnya.
c. Tersusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
2. Langkah-langkah
a. Kedua shif dalam keadaan siap.
b. Shif yang akan menyiapkan perlu mempersiapkan hal apa yang akan disampaikan.
c. Ketua tim menyampaikan kepada penanggung jawab shif yang selanjutnya meliputi
kondisi, tindak lanjut, rencana kerja.
d. Dilakukan dengan jelas dan tidak terburu-buru.
e. Secara langsung melihat keadaan klien.
Langkah a - e informasi kondisi pasien disampaikan di Nurse Station tidak di
depan pasien/klien sesuai Akreditasi Rumah Sakit, kemudian keliling melihat keadaan
semua klien untuk memperkenalkan petugas (perawat/bidan) yang jaga selanjutnya
(sore/malam).
3. Prosedur timbang terima
a. Persiapan
1) Kedua kelompok sudah siap.
2) Kelompok yang bertugas menyiapkan buku catatan.
b. Pelaksanaan
1) Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shif.
2) Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan serah terima dengan
mengkaji secara komprehensif yang berkaitan dengan masalah keperawatan,
rencana tindakan yang sudah dan belum dilakukan serta hal penting lainnya.
3) Hal yang bersifat khusus dan memerlukan perincian yang lengkap dicatat secara
khusus untuk kemudian diserahkan kepada perawat jaga berikutnya.
4) Hal yang perlu diberitahukan dalam timbang terima :identitas dan diagnose medis,
masalah keperawatan, tindakan yang sudah dan belum dilakukan, intervensi
5) Alur Timbang Terima

. gambar 2.1
Alur timbang terima

Pasien

Diagnosa Medik Kolaboratif Diagnosa Keperawatan (Data)

Rencana Tindakan
(status pasien)

Yang telah dilakukan Yang akan dilakukan

Perkembangan pasien
(status pasien)

Masalah teratasi dan belum taratasi

Rujuk Meninggal Pulang

M. Pre dan Post Conference


Definisi Pre dan Post Conference.
Konferensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari. Konferensi
dilakukan sebelum atau setelah melakukan operan dinas, sore atau malam sesuai dengan
jadwal dinas perawatan pelaksanaan. Konferensi sebaiknya dilakukan di tempat tersendiri
sehingga dapat mengurangi gangguan dari luar. Konferensi terdiri dari pre conference dan
post conference yaitu :
1. Pre Conference
Pre conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai
operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh ketua tim atau
penanggung jawab tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka pre
conference ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian),
dan tambahan rencana dari katim dan PJ tim (Modul MPKP, 2006).
Waktu: setelah operan
Tempat : meja masing - masing tim
Penanggung jawab : Ketua tim atau Pj tim
a. Ketua tim atau Pj tim membuka acara.
b. Ketua tim atau Pj tim menanyakan rencana harian masing - masing perawat
pelaksana.
c. Ketua tim atau Pj tim memberikan masukan dan tindakan lanjut terkait dengan
asuhan yang diberikan saat itu.
d. Ketua tim atau Pj tim memberikan reinforcement.
e. Ketua tim atau Pj tim menutup acara.
2. Post Conference
Post conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil
kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post conference
adalah hasil askep tiap perawatan dan hal penting untuk operan (tindak lanjut).
Post conference dipimpin oleh katim atau Pj tim (Modul MPKP, 2006)
Waktu :Sebelum operan ke dinas berikutnya
Tempat : Meja masing - masing tim
Penanggung jawab : Ketua tim atau Pj tim
Kegiatan :
a. Ketua tim atau Pj tim membuka acara.
b. Ketua tim atau Pj tim menanyakan kendala dalam asuhan yang telah diberikan.
c. Ketua tim atau Pj tim yang menanyakan tindakan lanjut asuhan klien yang harus
dioperkan kepada perawat shift berikutnya.
d. Ketua tim atau Pj menutup acara.
3. Tujuan Pre dan Post Conference
Secara umum tujuan konferensi adalah untuk menganalisa masalah-masalah
secara kritis dan menjabarkan alternatif penyelesaian masalah, mendapatkan gambaran
berbagai situasi lapangan yang dapat menjadi masukan untuk menyusun rencana
antisipasi sehingga dapat meningkatkan kesiapan diri dalam pemberian asuhan
keperawatan dan merupakan cara yang efektif untuk menghasilkan perubahan non
kognitif. Juga membantu koordinasi dalam rencana pemberian asuhan keperawatan
sehingga tidak terjadi pengulangan asuhan, kebingungan dan frustasi bagi pemberi
asuhan.
Tujuan pre conference adalah:
a. Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien
b. Merencanakan asuhan dan merencanakan evaluasi hasil.
c. Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan
d. Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien
Tujuan post conference adalah
Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian masalah dan
membandingkan masalah yang dijumpai.
4. Syarat Pre dan Post Conference
Pre conference dilaksanakan sebelum pemberian asuhan keperawatan dan post conference
dilakukan sesudah pemberian asuhan keperawatan. Waktu efektif yang diperlukan 10
atau 15 menit. Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan
pasien, perencanaan tindakan rencana dan data-data yang perlu ditambahkan. Yang
terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim dan anggota tim.
5. Panduan dalam melaksanakan konferensi
Adapun panduan bagi katim dan perawat pelaksanaan dalam melakukan konferensi adalah
sebagai berikut:
a. Konferensi dilakukan setiap hari segera setelah dilakukan pergantian dinas pagi atau
sore sesuai dengan jadwal perawatan pelaksana.
b. Konferensi dihadiri oleh perawat pelaksana dan PA dalam timnya masing- masing.
c. Penyampaian perkembangan dan masalah klien berdasarkan hasil evaluasi kemarin
dan kondisi klien yang dilaporkan oleh dinasmalam.
Hal hal yang disampaikan oleh perawat pelaksana meliputi :
1) Keluhan utama klien
2) TTV dan kesadaran
3) Hasil pemeriksaan laboratorium atau diagnostik terbaru.
4) Masalah keperawatan
5) Rencana keperawatan hari ini.
6) Perubahan keadaan terapi medis.
7) Rencana medis.
d. Katim mendikusikan dan mengarahkan perawat asosiate (perawat pelaksana)tentang
masalah yang terkait dengan perawatan klien yang meliputi:
1) Klien yang terkait dengan pelayanan seperti : keterlambatan, kesalahan
pemberian makan, kebisikan pengunjung lain, kehadiran dokter yang
dikonsulkan.
2) Ketepatan pemberian infuse
3) Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan
4) Ketepatan pemberian obat / injeksi.
5) Ketepatan pelaksanaan tindakan lain.
6) Ketepatan dokumentasi
7) Menggiatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan.
8) Menggiatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran dan kemajuan
masing - masing perawatan asosiate.
9) Membantu perawatan asosiate menyelesaikan masalah yang tidak dapat
diselesaikan

A. Ronde Keperawatan.
Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien dilibatkan untuk
membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu harus
dilakukan oleh perawat professional dengan kepala ruang, dan juga melibatkan seluruh
anggota tim.
1. Tujuan
a. Menumbuhkan cara berfikir secara kritis.
b. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari masalah
klien.
c. Meningkatkan validitas data klien.
d. Meningkatkan kemampuan justifikasi.
e. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
f. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana keperawatan.
2. Peran
a. Ketua Tim dan Anggota Tim
1) Menjelaskan keadaan dan data demografi klien.
2) Menjelaskan masalah keperawatan utama.
3) Menjelaskan intervensi yang belum dan akan dilakukan.
4) Menjelaskan tindakan selanjutnya.
5) Menjelaskan alas an ilmiah yang akan diambil.
b. Peran Ketua Tim lain dan atau Konselor
1) Memberikan justifikasi.
2) Memberikan Reinforcement.
3) Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta tindakan yang
rasional.
4) Mengarah pada koreksi.
5) Mengintegrasi teori dan konsep yang telah dipelajari.
3. Persiapan
a. Menetapkan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.
b. Pemberian Inform consent kepada klien atau keluarga.
4. Pelaksanaan
a. Penjelasan tentang klien oleh perawat professional ( ketua tim ). Dalam hal ini
penjelasan difokuskan dalam masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan
atau telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
b. Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut.
c. Pemberian justifikasi oleh perawat professional/ ketua tim/ perawat konselor/
kepala ruangan tentang masalah klien serta tindakan yang akan dilakukan.
d. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan akan ditetapkan.

N. Dokumentasi Proses Keperawatan


1. Pengertian
Dokumentasi keperawatan adalah suatu catatan yang memuat seluruh data yang
dibutuhkan untuk menentukan diagnosis keperawatan, perencanaan keperawatan,
tindakan keperawatan dan penilaian keperawatan yang disusun secara sistematis, valid
dan dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan hukum. (Ali, 2009).
2. Tujuan Dokumentasi Proses Keperawatan
a. Memfasilitasi pemberian perawatan yang berfokus pada klien
b. Memastikan kemajuan hasil yang berfokus pada klien
c. Memfasilitasi komunikasi antara disiplin mengenai konsistensi tujuan dan
kemajuan pengobatan
d. Teknik evaluasi
Pencatatan dan pelaporan dibuat untuk mempermudah penilaian terhadap perawatan
yang telah diberikan pada klien dan dapat dipastikan apakah rencana yang
diimplementasikan sudah mencapai kemajuan
e. Pembayaran kembali (Reinforcement)
Catatan perawatan merupakan sumber untuk mendapatkan informasi tentang
penanganan klien dan memberikan bukti adanaya pelayanan
f. Akreditasi
Salah satu syarat penting bagi fasilitas perawatan kesehatan menurut lembaga pemberi
lisensi dan akreditasi adalah mempertahankan rekam medik, termasuk dokumentasi
asuhan keperawatan
3. Hal-hal yang Penting Diperhatikan dalam Pendokumentasian asuhan Keperawatan
a. Elemen dari proses keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi, dan eveluasi
b. Catatan data dasar awal menggunakan format yang sistematis, serta berdasarkan
sistem tubuh atau dari kepala sampai ke kaki.
c. Data pengkajian dikumpulkan dan diletakkan sesuai dengan format yang dirancang
oleh institusi
d. Diagnosa keperawatan formulasikan dari data yang dikumpulkan
e. Rencana keperawatan ditulis untuk setiap klien dan meliputi tujuan, hasil yang
diharapkan dan aktifitas keperawatan yang ditetapkan berdasarkan diagnosa
keperawatan
f. Implementasi rencana keperawatan mencakup intervensi yang membuat klien dapat
berpartisipasi dalam promosi, pemeliharaan dan restorasi kesehatan dan juga untuk
memaksimalkan potensi kesehatan
g. Catatan evaluasi tepat waktu kesehatan dan perkembangan atau kurangnya
perkembangan ke arah pencapaian tujuan yang diharapkan
h. Aktivitas, prioritas dan tujuan direvisi berdasarkan respon klien terhadap perawatan
atau perubahan dalam kondisi klien.
4. Pedoman Umum dalam Mendokumentasikan Proses Keperawatan
a. Dokumentasi harus ditulis secara objektif tanpa bias dan informasi subjektif
b. Gambaran penafsiran data subjektif harus didukung oleh hasil pengamatan khusus
c. Hindari pernyataan yang bersifat umum karena memiliki arti ganda
d. Data dokumentasi sacara jelas, singkat dan ringkas
e. Hasil pengkajian dicatat dengan tulisan yang bersih dan dapat dibaca
f. Temuan-temuan hendaknya diuraikan sejelas mungkin
g. Ejaan harus jelas
h. Dokumentasi harus ditulis dengan tinta jangan dengan pensil, untuk data biasa
gunakan tinta hitam atau biru dan tinta merah untuk obat-obatan
i. Apabila catatan tidak penuh jangan dikosongkan tetapi buatlah garis horizontal atau
vertikal sepanjang bagian yang kosong
j. Jika ada kesalahan, pernyataan yang salah dicoret, tetapi harus dapat dibaca
selanjutnya diparaf
k. Pencatatan harus selalu dimulai dari tanggal, jam dan diakhiri dengan tanda tangan,
nama jelas serta jabatan perawat.
5. Pentingnya Dokumentasi Keperawatan
a. Pendokumentasian merupakan mekanisme komunikasi antara anggota tim
pelayanan kesehatan. Ada hubungan berbagai disiplin ilmu yang terlibat dalam
pelayanan kesehatan :
1) Masing-masing disiplin ilmu butuh informasi mutakhir dari klien melalui
pengkajian
2) Agar informasi terpelihara dengan baik perlu didokumentasikan
b. Dengan catatan yang akurat dapat membantu tercapainya hubungan yang kreatif
antara klien dan provider
c. Dapat mempermudah pelaksanaan pelayanan klien, fokus asuhan keperawatan
dapat ditentukan
d. Sesuai dengan empat peran yang harus dijalankan perawat dan tanggungjawab serta
tanggung gugat
e. Data yang lengkap dapat digunakan untuk menentukan status kesehatan klien dan
tingkat ketergantungan klien, sehingga dapat diperkirakan jumlah kebutuhan tenaga
perawat
f. Bahan audit keperawatan, penghitung jasa, pertimbangan pihak ketiga dan bukti
tuntutan hukum
6. Unsur -Unsur Dokumentasi Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah pertama dalam proses keperawatan, dimana
pada fase ini perawat mengumpulan data tentang status kesehatan klien secara
sistematis menyeluruh, akurat dan berkesianambungan.
1) Mengumpulkan data
Meliputi pengumpulan data dasar mencakup informasi tentang klien :
a) Riwayat kesehatan dulu, seperti riwayat alergi terhadap makanan atau obat
tertentu, riwayat pernah dilakukan tindakan bedah, riwayat menderita
penyakit kronis dan lain-lain.
b) Riwayat kesehatan sekarang seperti adanya perasaan nyeri, mual,
gangguan tidur dan lain-lain.
c) Pemeriksaan fisik, dalam hal ini perawat dapat menggunakan teknik
inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi ( IPPA ) dengan prinsip pemeriksaan
” head to toe ” atau berdasarkan sistem tubuh seperti sistem pernapasan,
pencernaan, eliminasi dan lain-lain.
d) Pemeriksaan penunjang seperti meliputi : pemeriksaan laboratorium,
radiologi, CT scan dan lain-lain.
Tipe data yang dikumpul yaitu :
(1) Data subjektif yaitu:
Data yang meliputi gejala yang dirasakan oleh klien,kebiasaan dan
persepsi klien terhadap kesehatannya saat ini. Selain klien,informasi
juga didapatkan dari keluarga,teman dan orang terdekat pasien atau
tenaga kesehatan yang mengetahui keadaan klien.
(2) Data objektif yaitu:
Meliputi tanda dan gejala mengenai kondisi klien dapat
dilihat,didengar,dirasakan atau dicium serta data - data lain yang dapat
diperoleh dari observasi dan pemeriksaan fisik.
2) Pengorganisasian data
Untuk mendapat data secara sistematik,perawat menggunakan format pengkajian
atau disebut juga pengkajian perawat. Format pengkajian dapat dimodifikasi
dengan keadaan klien.Dalam keperawatan format pengkajian yang digunakan
dapat didasarkan dari berbagai teori keperawatan,diantaranya:
a) teori Gordon tentang fungsi kesehatan
b) teori Orem tentang perawatan diri
c) teori Roy tentang model adaptasi
d) teori Maslow berdasarkan tingkat kebutuhan manusia
3) Validasi data
Informasi yang telah dikumpulkan harus lengkap,akurat dan sesuai dengan
keadaan klien sehingga harus dilakukan validasi atau pemeriksaan kembali
terhadap data yang telah dikumpulkan tersebut
4) Pencatatan data
Untuk melengkapi pengkajian,dokumentasi data akurat dan mencakup semua
keadaan kesehatan klien dan tidak berdasarkan hasil intervensi perawat
5) Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah kesimpulan klinis tentang individu,keluarga atau
masyarakat yang aktual,resiko dari status kesehatan seseorang. Diagnosa
keperawatan ini merupakan dasar untuk melakukan intervensi keperawatan
dalam mencapai tujuan dan dapat dievalusi ( NANDA ,2018 ).
Tipe diagnosa keperawatan yaitu:
a) Aktual
Pernyataan tentang respon klien terhadap kesehatannya saat ini berdasarkan
hasil pengkajian yang meliputi tanda dan gejala seperti jalan nafas tidak
efektif dan ansietas
b) Resiko
Resiko penyertaan klinis dari kondisi kesehatan klien dimana masalah
lebih beresiko untk menjadi aktual pada klien tersebut dibanding dengan
orang lain pada kondisi atau situasi yang sama.
Komponen dari diagnosa keperawatan yaitu:
(1) Problem
Menggambarkan masalah kesehatan klien atau responnya terhadap terapi
yang diberikan oleh perawat yang di tuliskan dalam beberapa kata
antara lain:
(a) Perubahan ( perubahan dari sebelumnya )
(b) Gangguan ( kelemahan , kerusakan dan pengurangan)
(c) Penurunan (pengecilan dari segi ukuran , jumlah atau tingkat
/derajat)
(d) Tidak efektif ( tidak menghasilkan efek yang sesuai )
(e) Akut ( terjadi dalam waktu yang mendadak dan pendek)
(f) Kronis ( terjadi dalam waktu yang lama , berulang dan tetap )
(2) Etiologi
Mengidentifikasi kemungkinan penyebab dari masalah kesehatan dalam
melakukan intervensi keperawatan yang mencakup tingkah laku,
lingkungan disekitar atau gabungan dari keduanya
(3) Simptom
Pengelompokan tanda dan gejala yang merupakan bagian dari diagnosa
keperawatan.
6) Perencanaan
Perencanaan adalah tahap sistematik proses keperawatan yang melibatkan
pembuatan keputusan dan penyelesaian masalah. Dalam perencanaan, perawat
mengacu pada pengkajian dasar klien dan pernyataan diagnostik sebagai acuan
dalam mewujudkan tujuan klien dan mendesain strategi keperawatan untuk
mencegah, mengurangi masalah kesehatan klien .
Proses perencanaan keperawatan meliputi:
a) Membuat prioritas perencanaan
Prioritas perencanaan adalah suatu proses dalam melakukan strategi
keperawatan
b) Membuat tujuan dan kriteria hasil
Tujuan adalah pernyataan yang lebih luas tentang dampak dari intervensi
keperawatan. Kriteria hasil adalah pernyataan yang lebih spesifik, dan
diukur untuk mengevaluasi apakah tujuan tercapai.
7) Implementasi
Dalam proses keperawatan implementasi merupakan suatu tahap dimana perawat
melaksanakan rencana keperawatan dalam suatu tindakan. Implementasi terdiri
dari melaksanakan tindakan keperawatan mandiri atau pendelegasian dan
mencatat apa yang dilakukan. Dalam melaksanakan tindakan keperawatan,
perawat mencatat tindakan apasaja yang dilakukan serta respon klien.

8) Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan. Evaluasi merupakan
perencanaan, pelaksanaan, kemajuan aktivitas yang mana klien dan profesional
kesehatan lainnya dapat mempertimbangkan kemajuan klien sesuai tujuan dan
keefektifan rencana keperawatan.

O. Metode Pemberian Pelayanan Keperawatan


Metode yang dilaksanakan dikeperawatan RSUD RAA Soewondo Pati adalah
Metode keperawatan Modular/Tim Modifikasi.
Metode keperawatan modular adalah suatu variasi metode keperawatan primer dan
metode Tim. Metode ini memiliki kesamaan dengan metode primer dan metodetim (Gillies,
1994). Metode ini sama dengan metode keperawatan tim karena baik perawat professional
maupun non professional bekerja sama dalam memberikan askep di bawah kepemimpinan
seorang perawat profesional. Disamping itu dikatakan memiliki kesamaan dengan metode
keperawatan primer karena dua atau tiga orang perawat bertanggung jawab atas sekelompok
kecil pasien sejak masuk dalam perawatan hingga pulang, bahkan sampai dengan waktu
Follow up care.
Sekalipun dalam memberikan asuhan keperawatan dengan menggunakan metode ini
dilakukan oleh dua hingga tiga perawat, tanggung jawab paling besar tetap ada pada perawat
professional/ ketua tim. Perawat professional/ketuatim juga memiliki kewajiban untuk
membimbing dan melatih non profesional/ anggota tim. Apabila perawat professional
sebagai ketua tim tidak masuk tugas dan tanggung jawab dapat digantikan oleh perawat
profesionalnya. Peran perawat Kepala Ruang diarahkan dalam hal membuat jadwal dinas
dengan mempertimbangkan kecocokan anggota untuk bekerja sama, dan berperan sebagai
fasilitator, pembimbing serta motivator.
Menurut Kron& Gray (1987) pelaksanaan model tim harus berdasarkan pada konsep
berikut :
1. Ketua tim sebagai perawat professional harus mampu menggunakan teknik
kepemimpinan.
2. Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin.
3. Anggota tim menghargai kepemimpinan ketua tim.
4. Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil baik bila di
dukung oleh kepala ruang.
Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda dalam
memberikan asuhan keperawatan pada sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi
2 tim/group atau sesuai kondisi ruangan yang terdiri dari tenaga profesional, vokasional
dalam satu tim yang saling membantu.
a. Peran Kepala Ruang :
1) Menetapkan standar kinerja yang diharapkan dari staf.
2) Membatu staf menetapkan sasaran dalam unit/ruangan.
3) Memberi kesempatan ketua tim untuk pengembangan kepemimpinan.
4) Mengorientasikan tenaga baru tentang fungsi metode tim keperawatan.
5) Menjadi narasumber bagi ketua tim.
6) Mendorong staf untuk meningkatkan kemampuan melalui riset keperawatan.
7) Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka.
b. Tanggung Jawab Kepala Ruang :
1) Perencanaan
2) Pengorganisasian
3) Pengarahan
4) Pengawasan
a) Melalui komunikasi : mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tim
dalam pelaksanaan mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien.
b) Melalui supervisi :
(1) Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau melalui
laporan langsung secara lisan dan memperbaiki/mengawasi kelemahannya
yang ada saat itu juga.
(2) Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua tim,
membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat
selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan),
mendengar laporan ketua tim tentang pelaksanaan tugas.
c) Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana
keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim.
d) Audit keperawatan.
c. Tugas Dan Tanggung Jawab Ketua Tim :
1) Bertanggung jawab atas pengelolaan asuhan keperawatan klien sejak masuk sampai
pulang.
2) Mengorientasikan keluarga yang baru dan keluarganya.
3) Mengkaji kesehatan klien dan keluarganya.
4) Membuat diagnose keperawatan dan rencana keperawatan.
5) Mengkomunikasikan rencana keperawatan kepada anggota tim.
6) Mengarahkan dan membimbing anggota tim dalam melakukan tindakan
keperawatan.
7) Mengevaluasi tindakan dan rencana keperawatan.
8) Melaksanakan tindakan dan rencana tertentu
9) Mengembangkan perencanaan pulang.
10) Memonitor pendokumentasian tindakan keperawatan yang dilakukan oleh anggota
tim.
11) Membagi tugas yang harus dilakukan oleh setiap anggota kelompok dan memberikan
bimbingan melalui konferensi.
12) Mengevaluasi pemberian asuhan keperawatan dan hasil yang dicapai serta
pendokumentasiannya.
d. Tugas dan Tanggung Jawab Anggota Tim :
1) Melaksanakan kegiatan keperawatan yang telah direncanakan ketua tim.
2) Mendokumentasikan kegiatan keperawatan yang telah dilakukan.
3) Membantu ketua tim melakukan pengkajian, menentukan diagnose keperawatan dan
membuat rencana keperawatan.
4) Membantu ketua tim mengevaluasi hasil keperawatan.
5) Membantu/bersama ketua tim mengorientasikan pasien baru.
6) Mengganti tugas pembantu keperawatan bila perlu.
Dalam keperawatan tim modifikasi (modular), perawat professional dapat mempraktekan
kemampuan kepemimpinanya secara maksimal. Kepemimpinan perawat ini menjadi kunci
keberhasilan praktek keperawatan dan menjamin asuhan keperawatan bermutu bagi pasien.
P. Strategi Kerja Tim
Saat pasien baru masuk di ruang rawat, Pasien dan keluarga akan diterima oleh ketua
tim dan diperkenalkan kepada anggota tim yang ada. Kemudian ketua tim akan memberikan
orientasi tentang ruangan, Perawat bertanggung jawab (ketua tim) dan anggota tim.
Ketua tim (dapat dibantu oleh anggota tim) melakukan pengkajian, kemudian
membuat rencana keperawatan berdasarkan rencana keperawatan yang sudah ada setelah
terlebih dahulu melakukan analisa dan modifikasi terhadap rencana keperawatan tersebut
sesuai dengan kondisi pasien.
Setelah menganalisa dan memodifikasi rencana keperawatan, ketua tim menjelaskan
rencana keperawatan tersebut kepada anggota tim, selanjutnya anggota tim akan
melaksanakan rencana keperawatan tersebut dan rencana tindakan medis yang dituliskan
pada format tersendiri. Tindakan yang dilakukan oleh anggota tim lalu didokumentasikan
pada format yang tersedia.
Bila anggota tim yang menerima pasien baru pada sore atau malam hari atau pada
saat hari libur, pengkajian awal dilakukan oleh anggota tim terutama yang terkait dengan
masalah kesehatan pasien, anggota tim membuat masalah keperawatan yang utama dan
melakukan tindakan keperawatan dengan terlebih dahulu mendiskusikan nya dengan Kepala
Jaga (PJ Shift) sore/malam/harilibur. Saat ketua tim ada, pengkajian dilengkapi oleh ketua
tim, kemudian membuat rencana yang lengkap dan akan menjadi panduan bagi anggota tim
dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien.
Pada dinas pagi, ketua tim bersama anggota tim melakukan operan dari dinas malam
(hanya pasien yang dirawat oleh tim yang bersangkutan). Selanjutnya dengan anggota tim
pagi melakukan konferensi tentang permasalahan pasien, pembagian pengelolaan pasien
untuk tiap anggota tim,dan mengkoordinasikan tugas yang harus dilakukan oleh anggotatim.
Selain dengan anggota tim, ketua tim juga melakukan komunikasi langsung dengan
dokter, ahli gizi dan tim kesehatan lain untuk membahas perkembangan pasien dan
perencanaan baru yang perlu dibuat. Selain itu mengidentifikasi pemeriksaan penunjang
yang telah ada dan yang perlu dilakukan selanjutnya. Bila ada rencana baru atau ada
tindakan tertentu yang harus di lakukan, maka ketua tim akan mengkomunikasikan kepada
anggota tim untuk melaksanakannya. Jika ada tindakan yang spesifik yang mungkin tidak
dapat dilakukan oleh anggota tim maka ketua tim yang akan langsung melakukan tindakan
tersebut. Terutama dalam melakukan tindakan intervensi pendidikan kesehatan pada pasien
dan keluarga akan dilakukan oleh ketua tim yang didasarkan atas hasil pengkajian pada
kebutuhan peningkatan pengetahuannya. Pendidikan kesehatan dapat dilakukan mandiri
oleh ketua tim atau kolaborasi, misalnya dengan ahli gizi untuk penjelasan mengenai diet
pasien yang benar.
Setiap hari ketua tim mengevaluasi perkembangan pasien ketua tim akan memonitor
tindakan yang dilakukan dan member bimbingan pada anggota tim. Anggota tim selama
melakukan asuhan keperawatan harus mendokumentasikan semua tindakan yang telah
dilakukan pada format-format yang terdapat di papan dokumentasi. Kemudian ketua tim
akan memonitor dan mengevaluasi dokumentasi yang dibuat oleh anggota tim.
Setiap hari ketua tim mengevaluasi perkembangan pasien dengan
mendokumentasikan pada format catatan perkembangan dengan metode SOAP (data
subyektif,data Objektif, Analisa, dan Perencanaan)catatan perkembangan pasien ini juga
menuntun anggota tim dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien.
Bila ada pasien yang akan pulang atau pindah ke unit perawatan lain, ketua tim akan
membuat resume keperawatan informasi tentang asuhan keperawatan yang telah diberikan
keadaan pasien selama dirawat, yang berisi masalah-masalah pasien yang timbul dan
masalah yang telah teratasi, tindakan keperawatan yang telah dilakukan dan pendidikan
kesehatan yang telah diberikan.
Pada saat pergantian dinas pagi dan sore dilakukan operan jaga dari Ketua Tim pagi
dan anggota tim nya dengan Kepala Jaga/(PJ Shift) sore dan anggota tim nya yang
didampingi oleh Kepala Ruang. Sedangkan pergantian dinas sore dan malam dilakukan
operan jaga oleh Kepala Jaga/(PJ Shift) sore dan anggota tim nya dengan Kepala Jaga/(PJ
Shift) malam dan anggota tim nya. Dan pergantian dinas malam dan Pagi dilakukan operan
jaga dari Kepala Jaga/(PJ Shift) malam dan anggota tim nya dengan Ketua Tim pagi dan
anggota tim nya yang didampingi oleh Kepala Ruang. Komponen utama yang di
informasikan dalam operan antara lain keadaan umum pasien, tindakan/intervensi yang telah
dilakukan dan atau tindakan yang belum dilakukan, hal-hal penting yang harus diperhatikan
perawat dinas sore dan malam yang berkaitan dengan perencanaan keperawatan pasien yang
telah dibuat oleh ketua tim.
Q. Pengelolaan Pemberian Pelayanan Kesehatan
1. Kepala Ruangan
a. Pengertian
Kepala ruang adalah seorang tenaga keperawatan yang diberi tanggung jawab dan
wewenang dalam mengatur dan mengendalikan kegiatan keperawatan di
ruangrawat.
b. Tanggung jawab kepala ruangan
1) Mengatur pembagian tugas pegawai
2) Mengatur dan mengendalikan kebersihan dan ketertiban ruangan
3) Mengatur dan mengendalikan logistik /administrasi ruangan
4) Mengadakan diskusi dengan staf untuk memecahkan masalah
5) Mengikuti ronde tim medis
6) Mengadakan ronde keperawatan
7) Membimbing siswa / mahasiswa dalam proses keperawatan di ruang rawat
8) Menilai kerja staf ruangan, membuat DP3 dan usulan kenaikan pangkat
9) Memberikan administrasi, membuat jadwal dinas dan surat menyurat
10) Memberikan orientasi pada pegawai baru, termasuk kepada residen, mahasiswa
kedokteran dan mahasiswa keperawatan yang akan melakukan praktek di
ruangan dan melakukan pembinaan tenaga keperawatan
11) Menciptakan dan memelihara kerja yang harmonis dengan klien, keluarga,dan
tim kesehatan lain.
c. Wewenang seorang karu:
1) Meminta informasi dan pengarahan kepadaatasan
2) Memberi pentunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas kepada staf keperawatan
3) Mengawasi,mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga keperawatan
peralatan dan mutu asuhan keperawatan di ruang rawat.
4) Menandatangani surat dan ketepatan yang menjadi keputusan ruangan.
5) Menghadiri rapat berkala dengan kepala instansi atau kepala RS untuk
kelancaran pelaksaan keperawatan.
d. Peran kepala ruangan:
1) Peran interpersonal
Seorang kepala ruangan berperan sebagai symbol pimpinan organisasi dengan
pekerjaan rutin organisasi. Seorang pemimpin bertanggung jawab memberikan
motivasi dan mengaktifkan anggotannya
2) Peran informasional
Peran monitor: mencari dan menerima berbagai informasi untuk mengembangkan
organisasi, merupakan pusat informasi internal dan eksternal. Peran
deseminator: menginterpestasikan dan mentransformasikan informasi yang
diperoleh dari luar maupun dari dalam organisasi. Peran pembicara :
meneruskan informasi kepada orang lain tentang rencana organisasi dan lain-
lain. Peran decisional, yaitu mengambil keputusan untuk mengatasi masalah.
e. Uraian tugas kepala ruang
1) Perencanaan
a) Menunjuk ketua tim dan bertugas diruangan masing-masing
b) Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya
c) Mengindentifikasi tingkat ketergantungan klien :gawat, transisi dan
persiapan pulang bersama ketua tim
d) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktivitas dan
kebutuhan klien bersama ketua tim, mengatur penugasan / penjadwalan.
e) Merencanakan stategi pelaksaan keperawatan. Mengikuti visite dokter,
untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan medis yang dilakukan,
program pengobatan dan mendikusikan dengan dokter tentang tindakan
yang akan dilakukan terhadap pasien.
f) Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan
(1) Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan
(2) Membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan
keperawatan.
(3) Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah
(4) Memberikan informasi kepada pasien / keluarga yang baru masuk.
g) Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri
h) Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan
i) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawaratan dan RS
j) Ronde keperawatan, yaitu merupakan suatu metode yang dilakukan dalam
ruangan keperawatan oleh kepala ruangan, ketua tim, dan perawat
pelaksana.
2) Pengorganisasian
a) Merumuskan metode penugasan yang digunakan
b) Merumuskan tujuan metode penugasan
c) Membuat rincian tugas katim dan anggota tim secara jelas
d) Membuat rentang kendali, karu membawahi 2 katim dan katim
membawahi 2-3 PP
e) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan membuat proses
dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari dll
f) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktek
g) Mengatur dan mengendalikan logistic ruangan
h) Mendelegasikan tugas saat karu tidak berada di tempat, kepada
katim
i) Memberikan wewenang tata usaha untuk mengurus administrasi
pasien
j) Mengatur penugasan jadwal post dan prakarya
k) Identifikasi masalah dan cara penanganan
3) Pengarahan dan Pengawasan
a) Pengarahan :
(1)Memberikan pengarahan tentang penugasan kepada katim
(2)Memberikan pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas yang
baik
(3)Memberikan motivasi dalam peningkatan pengetahuan keterampilan dan
sikap
(4)Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan
(5)Meningkatkan kolaborasi dengan anggota lain
b) Pengawasan.
(1) Melakukan komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi langsung
dengan katim maupun pelaksana askep yang diberikan kepada pasien
(2) Melalui supervisi: pengawasan langsung, mengamati sendiri /
laporan langsung secara lisan. Pengawasan tidak langsung yaitu
mengecek daftar hadir katim, membaca dan memeriksa intervensi serta
semua catatan dokumentasi, mendengarkan laporan katim tentang
pelaksanaan tugas.
2. Ketua tim
a. Pengertian
Ketua tim adalah seorang perawat yang bertugas yang mengepalai sekelompok tenaga
keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan di ruang rawat dan
bertanggung jawab langsung langsung kepada karu.
b. Tanggung jawab ketua tim
1) Mengkaji klien dan menerapkan tindakan keperawatan yang tepat. Pengkajian
merupakan proses yang berlanjut dan berkesinambungan, dapat melakukan
serah terima tugas.
2) Mengkoordinasikan rencana perawatan yang tepat waktu membimbing anggota
tim untuk mencatat tindakan keperawatan yang telah di lakukan.
3) Meyakinkan semua evaluasi-evaluasi berupa respon klien terhadap tindakan
keperawatan.
4) Menilai kemajuan semua klien dari hasil pengamatan langsung / laporan
anggota tim.
c. Harus memiliki kemampuan :
1) Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan semua kegiatan tim
2) Menjadi konsultan dalam asuhan keperawatan
3) Melakukan pengkajian dan menentukan kebutuhan pasien
4) Menyusun rencana keperawatan untuk semua pasien
5) Merevisi dan menyesuaikan rencana keperawatan sesuai kebutuhan pasien
6) Melaksanakan observasi baik terhadap perkembangan pasien maupun kerja
dari anggota tim
7) Menjadi guru atau pengajar
8) Melaksanakan evaluasi secara baik dan objektif
d. Uraian tugas Ketua Tim
1) Perencanaan
a) Bersama karu mengadakan serah terima tugas pada setiap pergantian dinas
b) Melakukan pembagian tugas pada anggota berdasarkan ketergantungan
klien
c) Menyusun rencana asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian,
intervensi dan criteria evaluasi
d) Menyiapkan keperluan untuk melaksanakan askep meliputi :
(1)Menyiapkan format pencatatan
(2)Menyiapkan alat untuk pemantauan pasien
(3)Menyiapkan peralatan obat
e) Mengikuti visite dokter
f) Menilai hasil pengkajian kelompok dan mendiskusikan permasalahan yang
ada
g) Menciptakan kerjasama yang harmonis antara tim dan antara anggota tim
h) Memberikan pertolongan segera pada klien dan kedaruratan
i) Membuat laporan klien
j) Melakukan ronde keperawatan bersama dengan karu
k) Memberikan orientasi pada klien baru
2) Pengorganisasian
a) Merumuskan tujuan dari pengorganisasian tim keperawatan yaitu
tercapainya proses askep sesuai dengan kondisi dan kebutuhan klien secara
professional melalui pembagian kerja yang tepat, pemanfaatan alat dan
barang yang tersedia tanpa menyimpang dari prinsip tindakan.
b) Melakukan pembagian tugas bersama kepala ruangan sesuai dengan
perencanaan terhadap klien yang menjadi tanggung jawabnya.
c) Pembagian tugas / kerja berdasarkan tingkat ketergantungan klien dimana
seorang perawat bertanggung jawab terhadap 2-3 orang klien dan saling
bekerjasama dengan perawat lain serta tidak mengabaikan klien yang bukan
menjadi tanggung jawabnya
d) Mengatur waktu istirahat untuk anggota tim
e) Mendelegasikan pelaksanaan proses asuhan keperawatan kepada anggota
kelompok dan pelimpahan wewenang yang meliputi wewenang mengambil
keputusan, wewenang dalam menggunakan sumber daya seperti sesame
perawat, pasien termasuk keluarga pasien.
f) Membuat rincian tugas meliputi :
(1)Melaksanakan asuhan keperawatan sesuai rencana
(2)Mendokumentasikan tindakan dan hasil yang telah di laksanakan.
(3)Membuat laporan tentang keadaan klien dan asuhan keperawatan
(4)Mengevaluasi hasil dan proses keperawatan yang telah diberikan.
(5)Melaksanakan kerjasama dengan anggota tim lainnya.
3) Pengarahan
a) Memberikan pengarahan tentang tugas setiap anggota tim dalam waktu
melakukan askep
b) Memberikan petunjuk kepada anggota tim dalam melaksanakan asuhan
keperawatan.
c) Memberikan teguran, pengarahan kepada anggota tim yang melakukan
tugas / berbuat kesalahan
d) Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugasnya tepat
sesuai waktu, tepat berdasarkan prinsip tindakan, rasional dan sesuai dengan
kebutuhan serta kondisi klien.
4) Pengawasan
a) Melalui komunikasi: Ketua tim mengawasi dan berkomunikasi langsung
terhadap pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien
b) Melalui supervisi
(1)Secara langsung.
Melihat atau mengawasi proses asuhan keperawatan yang dilaksanakan oleh
anggota
(2)Secara tidak langsung
Melihat daftar perawat pelaksana, membaca dan memeriksa cover,
membaca catatan perawat yang di buat selama proses keperawatan,
mendengar laporan secara lisan dari anggota tim tentang tugas yang telah
dilakukan.
c) Melalui evaluasi
(1)Bersama karu mengevaluasi kegiatan dan laporan dari anggota tim
(2)Meningkatkan kemampuan analisa (pengetahauan) dan kemampuan
psikomotor serta sikap melalui diskusi dan pengarahan.
(3)Mengevaluasi penampilan kerja perawat pelaksana dan askep yang di
lakukan oleh anggota tim
(4)Mengecek dokumentasi setelah tindakan perawat yang dilakukan
3. Perawat pelaksana ( anggota tim )
a. Pengertian
Perawat pelaksana adalah seorang tenaga keperawatan yang diberi wewenang untuk
melaksanakan pelayanan asuhan keperawatan diruang rawat.
b. Tugas dan tanggung jawab perawat pelaksana
1) Mengikuti serah terima klien dari dinas pagi, bersama perawat primer, sore dan
malam.
2) Mengikuti pre-conference / post conference dengan perawat primer.
3) Melakukan pengkajian awal pada klien baru jika perawat primer tidak ada
ditempatnya.
4) Melakukan implementasi pada klien berdasarkan rencana asuhan keperawatan
yang telah dibuat oleh perawat primer.
5) Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan.
6) Melakukan pencatatan dan pelaporan berdasarkan format dokumentasi
keperawatan yang ada diruangan.
7) Menyiapkan klien untuk pemeriksaan diagnostik / laboratorium, pengobatan
dan tindakan.
8) Memberikan penjelasan atas pertanyaan klien / keluarga dengan kalimat yang
mudah dimengerti, bersikap sopan, dan ramah tamah.
9) Berperan serta dalam melakukan penyuluhan kesehatan pada klien dan
keluarga.
10) Memelihara kebersihan klien, ruangan dan lingkungan ruang rawat.
11) Menyimpan, memelihara dan menyiapkan perawatan yang diperlukan sehingga
siap pakai.
12) Melakukan dinas rotasi sesuai dengan jadwal yang sudah dibuat oleh kepala
ruangan rawat.
13) Melaksanakan kebijakan yang ditentukan oleh kepala ruang rawat.
c. Uraian tugas perawat pelaksana
1) Memberikan pelayanan keperawatan secara langsung berdasarkan
proses keperawatan dengan proses kasih sayang.
a) Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan masalah klien.
b) Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana
c) Mengevaluasi tindakan perawatan yang telah diberikan.
d) Mencatat / melaporkan semua tindakan perawatan dan respon klien pada
catatan keperawatan.
2) Melaksanakan program medis dengan penuh tanggung jawab
a) Pemberian obat
b) Pemeriksaan laboratorium
c) Persiapan klien yang akan dioperasi.
3) Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, mental, sosial, dan spiritual
dari klien
a) Memelihara kebersihan klien dengan lingkungan.
b) Penderitaan klien dengan memberi rasa aman, nyaman dan ketenangan.
c) Pendekatan dan komunikasi teraupetik.
4) Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk menghadapi tindakan
keperawatan dan pengobatan / diagnosis
5) Melatih klien untuk menolong diri nya sendiri sesuai dengan kemampuannya
6) Memberikan pertolongan segera pada klien gawat/ sakratul maut.
7) Membantu kepala ruangan dalam penatalaksanaan ruangan / pulang secara
administratif.
a) Menyiapakan data klien baru meninggal / pulang misalnya
:menyediakan surat izin pulang, surat keterangan istirahat sakit, petunjuk
diet, resep obat untuk dirumah jika diperlukan, kartu control, surat rujukan
atau pemeriksaan ulang dan lain-lain.
b) Sensus harian / formulir
c) Rujukan harian / formulir.
8) Mengatur dan menyiapkan ala-alat yang ada diruangan menurut fungsi nya
supaya siap pakai.
9) Menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan, kenyamanan, dan
keindahan ruangan.
10) Melaksanakan tugas pagi, sore, malam/ hari libur secara bergantian sesuai
harian tugas.
11) Memberikan penyuluhan kesehatan sehubungan dengan penyakitnya (PKMRS)
12) Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik secara lisan/tulisan.
13) Melatih pasien untuk melaksanakan tindakan keperawatan dirumahnya,
misalnya : perawatan luka, melatih anggota gerak.
14) Melatih pasien untuk menggunakan alat bantu yang dibutuhkan, seperti
rodstool, tongkat penyangga, protesa.
d. Wewenang Perawat Pelaksana
1) Membina informasi dan petunjuk pada atasan
2) Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien atau keluarga pasien
sesuai kemampuan dan batas kewenangannya.

Anda mungkin juga menyukai