Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN TOTURIAL KLINIK

STASE KEPERAWATAN MANAGEMENT


RUANG AL-FARABI
RUMAH SAKIT ISLAM BANJARMASIN

Disusun Oleh:
Kelompok 2A

No Nama NPM
1 FITRI YANTI 2014901110029
2 HUSNA WIDIA ATMA 2014901110034
3 JESIKA BAGUS SUSANTO 2014901110037
4 KHAIRATUN NI’MAH 2014901110038
5 MIRRA EDHAYANTIE 2014901110046
6 MUHAMMAD FIKRI KHAIRANI 2014901110048
7 MUHAMMAD MARIADI FIRDAUS 2014901110049
8 MUHAMMAD NORHIDAYAT 2014901110050
9 MUHAMMAD RIZKI FAZRI 2014901110052

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PROFESI NERS
BANJARMASIN 2021
TOTURIAL KLINIK

3.1 PROFIL / GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT


3.1.1 Sejarah Singkat
Rumah Sakit Islam Banjarmasin merupakan salah satu rumah sakit swasta
Tipe C di Kalimantan Selatan.RS Islam Banjarmasin terletak di Jl. Letjend. S.
Parman No. 88 Banjarmasin (70115) Banjarmasin.
Sejarah Singkat Rumah Sakit Islam Banjarmasin.

Musyawarah Wilayah Pimpinan Muhammadiyah Kalimantan Selatan ke 25


yang diadakan di Nagara Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang berlangsung
pada tanggal 15 – 17 April 1968 merupakan tonggak sejarah Rumah Sakit
Islam Banjarmasin ditancapkan guna mengembangkan amal usaha
persyarikatan.

Rumah Sakit Islam Banjarmasin awalnya merupakan sebuah klinik bersalin


yang bernama “Klinik Bersalin Siti Khadijah”. Berdasarkan Akta Notaris
Bachtiar tanggal 1 Maret 1972 Nomor: 1/1972 bahwa Rumah Sakit Islam
Banjarmasin berada di bawah Yayasan Rumah Sakit Islam Banjarmasin dan
pada tanggal 19 Agusutus 1972 diberi nama Rumah Sakit Islam Banjarmasin.
Tahun 2005 Yayasan Rumah Sakit Islam Banjarmasin berakhir, dan langsung
di bawah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Selatan.

Rumah Sakit Islam Banjarmasin terakhir mendapat izin dari Dinas Kesehatan
Kota Banjarmasin tertanggal 22 Januari 2018 nomor: 503/524/SIOT/RSUS-
I/I-18/DISKES tentang Izin Operasional Tetap Rumah Sakit Umum Swasta
Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin.
Rumah Sakit Islam Banjarmasin telah terakreditasi tingkat “Perdana” oleh
Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) tertanggal 20 April 2017 dengan
sertifikat akreditasi nomor: KARS-SERT/384/IV/2017.
Pada tanggal 04 Januari 2018 Rumah Sakit Islam Banjarmasin telah
bekerjasama dan melakukan pelayanan terhadap pasien peserta BPJS
Kesehatan dengan 4 (empat) pelayanan dasar yaitu Penyakit Dalam, Bedah
Umum, Kandungan dan Kebidanan, dan Anak.

3.1.2 Falsafah, Motto, Visi, Misi, Dan Tujuan


3.1.2.1 Falsafah
Pelayanan kesehatan diselenggarakan berlandaskan etika,
proesionalisme, dan islami.
3.1.2.2 Visi
Mewujudkan Rumah Sakit Islam Banjarmasin sebagai rumah
sakit yang profesional, bermutu dan menjadi pilihan dan kebanggaan
masyarakat.
3.1.2.3 Misi
Rumah Sakit Islam Banjarmasin didirikan untuk pelayanan
kesehatan masyarakat, membantu pasien untuk memperoleh
kesehatan jasmani dan rohani juga sebagai media dakwah islamiah
3.1.2.4 MOTTO : CINTA
C : Cepat dalam pelayanan
I : Islami dalam pengabdian
N : Nyaman bagi pelanggan
T : Tepat dalam tindakan
A : Aman dan bermutu
3.1.2.5 Tujuan
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat tanpa membedakan
suku, agama, ras, aliran, serta membentuk mental spritual yang
islami.

3.1.3 Kedudukan, Tugas Dan Fungsi


3.1.3.1 Direktur dibantu dengan dua orang Wakil Direktur yaitu Wakil Direktur
Administrasi Umum dan Keuangan dan Wakil Direktur Medik dan
Keperawatan.
Selama perjalanannya Rumah Sakit Islam Banjarmasin dalam
pengabdiannya jabatan Direktur beberapa kali mengalami penggantian
sebagai berikut :
1. dr. H. Abu Hanifah MPH Tahun 1974 - 1984
2. dr. H. Mochlan Aham DTMH Tahun 1984 - 1994
3. drg. H. Muhammad Asj’ari Tahun 1994 - 2001
4. dr. H. Abimanyu, Sp. PD, KGEH Tahun 2001 - 2003
5. dr. H. Hasan Zain, Sp. P Tahun 2004 - 2009
6. dr. H. Mohamad Isa, Sp. P Tahun 2009 - 2014
7. dr. Hj. Rafiqah Tahun 2014 – 2018
8. drg. Hj. Eva Aryani sekarang
2.1.3.2 Jumlah Ketenagaan Rumah Sakit Islam Banjarmasin Maret 2019 adalah
359 orang. Adapun rinciannya sebagai berikut :
1. Tenaga Medik
a. Dokter Spesialis (Part Time) : 3 orang
b. Dokter Tetap
- Dokter Umum : 4 orang
- Gigi : 2 orang
2. Tenaga Paramedik
a. Perawat : 153 orang
b. Perawat Gigi : 2 orang
c. Bidan : 14 orang
3. Tenaga Penunjang Medik
a. Laboratorium : 7 orang
b. Farmasi :
- Apoteker : 2 orang
- Asisten Apoteker : 20 orang
c. Radiologi : 6 orang
d. Gizi : 5 orang
e. Kesehatan Lingkungan : 1 orang
f. Rekam Medik : 4 orang
g. Kesehatan Masyarakat : 4 orang
4. Tenaga Non Medik : 132 orang
Adapun untuk tenaga ahli/spesialis yang bekerjasama (dokter tamu)
dan melakukan pelayanan di Rumah Sakit Islam Banjarmasin sebanyak
57 orang dengan rincian sebagai berikut:
- Dokter Umum : 6 orang
- Dokter Spesialis :
a. Spesialis Fisik dan Rehabilitasi : 1 orang
b. Spesialis Anak : 6 orang
c. Spesialis Anastesi : 5 orang
d. Spesialis Bedah Umum : 2 orang
e. Spesialis Bedah Tulang : 2 orang
f. Spesialis Bedah Saraf : 1 orang
g. Spesialis Jantung : 3 orang
h. Spesialis Jiwa : 1 orang
i. Spesialis Kandungan : 5 orang
j. Spesialis Kulit dan Kelamin : 1 orang
k. Spesialis Patalogi Klinik : 1 orang
l. Spesialis Mata : 1 orang
m. Spesialis Paru : 1 orang
n. Spesialis Penyakit Dalam : 8 orang
o. Spesialis Radiologi : 3 orang
p. Spesialis Saraf : 5 orang
q. Spesialis Urologi : 2 orang
r. Spesialis THT : 2 orang
Jumlah : 57 orang

3.1.4 Fasilitas
3.1.4.1 Poliklinik spesialis pelayanan BPJS
1) Spesialis anak
2) Spesialis kebidanan dan kandungan
3) Spesialis penyakit dalam
4) Spesialis bedah umum
5) Spesialis jantung
6) Spesialis saraf (sejak Mei 2020)
7) Spesialis paru (sejak Mei 2020)
8) Spesialis THT (sejak Juni 2020)
9) Spesialis kulit dan kelamin (sejak Juni 2020)
3.1.4.2 Rawat Jalan
Poliklinik terdiri dari Poli Umum dan Spesialis sebagai
berikut:
a. Umum
b. Gigi
c. Gizi
d. Spesialis lainnya :
a) Spesialis anak
b) Spesialis Kebidanan & Kandungan
c) Spesialis Paru
d) Spesialis THT
e) Spesialis Urologi
f) Spesialis Saraf
g) Spesialis Penyakit Dalam
h) Spesialis Kulit & Kelamin
i) Spesialis Bedah umum
j) Spesialis fisik dan rehabilitasi
3.1.4.3 Instalasi gawat darurat
Instalasi gawat darurat dan kamar terima pasien yang dapat
memberikan pelayanan kegawat daruratan selama 24 jam
penuh termasuk pasien-pasien yang ingin opname dengan
dokter jaga yang stand by dengan fasilitas : EKG, Nebulizer,
Defibrilator (DC shoch), ruangan indakan bedah, observasi
bedah dan resusitasi dan resusitasi.
3.1.4.4 Kamar bedah (OK)
Dapat melayani pasien selama 24 jam yang akan melakukan
operasi besar, sedang dan kecil maupun pelayanan persalinan
dan perawatan khusus ruangan anak pasca melahirkan.
3.1.4.5 Kamar bersalin (VK)
Kamar bersalin RSIB siap memberikan pelayanan 24 jam
untuk membantu proses persalinan yang ditangani oleh Tim
dokter dan bidan yang berpengalaman dan kompeten.
3.1.4.6 Medical chek up (MCU)
Dalam rangka untuk mengetahui sejauh mana perkembangan
kesehatan maka RSIB menyediakan paket MCU yang
disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. MCU RSIB
melayani pemeriksaan antara lain : pemeriksaan dengan paket
sederhana, paket standar, paket lengkap, paket paripurna, paket
haji dan paket pranikah.
3.1.4.7 Penunjang medic
a) Laboratorium
Dapat melakukan pemeriksaan darah secara lengkap
selama 24 jam penuh, baik pasien opname maupun rawat
jaln.
b) Instalasi farmasi
Instalasi farmasi dibagi menjadi dua yaitu rawat jaalan dan
rawat inap yang melayani pasien opname, dan untuk rawat
jalan buka pukul 08.00 sampai malam selama buka
praktikklinik
c) Radiologi
Dapat melayani semua pemeriksaan radiologi dan USG
(ultra sono grafi)
d) Gizi
Pelayanan makan pasien yang sesuai dengan petunjuk
yang telah ditentukan oleh dokter yang merawat yang
disesuaikan dengan penyakit pasien sebanyak 3 x sehari
dan snack. Bagi pasien dan keluarga yang ingin
mengetahui kesehatan dengan pola makan yang tepat
maka klinik gizi menyediakan tempat konsultasu gizi
e) Fisioterapi
Pelayanan perawatan media pasca operasi/opname dengan
jam kerja pada pukul 19:00 WITA sampai selesai
3.1.4.8 Hemodialisa (HD)
Hemodialisa memberikan pelayanan cuci darah bagi pasien
rawat jalan dan rawat inap selama 24 jam. Hemodialisa
didukung dokter spesialis, perawat yang kompeten serta
peralatan yang canggih dengan jumlah TT 6 buah, pelayanan
HD akan memberikan keamanan serta kenyamanan terhadap
pasien.
3.1.4.9 Rawat inap
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Banjarmasin terdiri dari
beberapa klasifikasi/jenis yang disesuaikan dengan fasilitas
antara lain : Air Conditioner Split, TV 21, TV 14, Kulkas,
Kipas Angin, Tempat Tidur Penunggu Pasien, Kamar
Mandi/WC, Makan 3 kali Snack dan lain-lain. Jenis pelayanan
rawat inap yang ada meliputi : dokter spesialis bedah, dokter
spesialis penyakit dalam, dokter spesialis anak, dokter spesialis
kebidanan dan kandungan, dokter spesialis radiologi, dokter
spesialis anastesi, dokter spesialis patologi klinik, dokter
spesialis jiwa, dokter spesialis mata, dokter spesialis THT,
dokter spesialis kulit dan kelamin, dokter spesialis kardiologi,
dokter spesialis paru, dokter spesialis saraf dan bedah saraf,
dokter spesialis bedah ortopedi, dokter spesialis urologi, dokter
spesialis rehabilitasi medic, dan dokter spesialis patologi
anatomi.
Jumlah tempat tidur (TT) : 104 TT
Klasifikasi kamar pasien sebagai berikut :
1) Paviliun Ibnu Sina:
a) Kelas 1 : 3 TT
b) Kelas 2 : 4 TT
c) VIP A : 2 TT
d) VVIP A : 1 TT
2) Ruang Al-Farabi:
a) Kelas 1 : 6 TT
b) VVIP C : 3 TT
c) VVIP B : 9 TT
3) Ruang Al Razi
Khusus untuk perawatan pasien COVID : 12 TT
4) Ruang ICU-ICCU Al Gazali : 8 TT
5) Ruang Al Haitam
a) Kelas 2 non AC : 6 TT
b) Kelas 2 AC : 7 TT
c) Kelas 3 : 6 TT
6) Ruang Al Kindy
a) Neonatus : 15 TT

3.1.4.10 Non Medik


1. Bimbingan Rohani (Bimroh)
a) Bimroh pasien adalah kunjungan kepada pasien-
pasien yang baru masuk maupun pasien lama antara
lain : bimbingan doa, doa kesembuhan pasien,
konsultasi agama, bimbingan pasien dalam sakratul
maut dan lain-lain.
b) Bimroh karyawan : sholat zuhur berjamaah,
pengajian/ceramah agama, peringatan hari-hari besar
islam, belajar membaca Al-Quran dengan tajwid,
pembacaan hadist setelah sholat zuhur
c) Pelayanan jenazah/kamar mayat : memandikan
mayat, mengkafani, mensholatkan.
2. Ambulance : pelayanan antar jemput pasien selama 24
jam
3. Masjid Abu Hanifah : sholat berjamaah,
pengajian/ceramah agama, sholat jumat
4. Musholla Asy Syaabirin : digunakan untuk sholat
keluarga pasien dan pengunjung RS
5. Koperasi siti chadijah : took kebutuhan pasien dan
keluarga, kantin barokah
6. ATM Bank syariah Mandiri
A. Analisa Situasi berdasarkan Fungsi Manajemen Ruang Perawatan
a. Input
1. Manusia (Man)
Tenaga keperawatan di Ruang Al-Farabi RS Islam Banjarmasin seluruhnya
berjumlah 14 orang, sudah termasuk kepala ruangan dan staf perawat
a). Tenaga
Buat rekapitulasi tenaga kerja di ruang perawatan ini:
1). Berdasarkan jenis dan tingkat pendidikan

No
Jenis Tenaga P.Tetap Magang Honor Jumlah %
.
1. Medis
2. Keperawatan
a. Perawat Profesional (Ners) 4 1
b. Perawat Profesional (S.Kep)
c. Perawat Mahir (DIII-SKM) - - - -
d. Perawat Mahir (DIII) - -
e. Perawat Kesehatan (SPK-
- - - - -
SKM)
f. Perawat Kesehatan (SPK) - - - - -
g. Bidan - - - - -
h. Perawat gigi - - - - -
Non Keperawatan
Asisten : -
3. Administrasi : - - - - - -
Cleaning Service : 1
Pekarya : 3
Total

2). Berdasarkan jenjang karir

No Jenis Tenaga Jumlah %


1 Perawat Klinis I
2 Perawat Klinis II
3 Perawat Klinis III
4 Perawat Klinis IV - -
6 Pra Perawat Klinis
Total
3). Berdasarkan pelatihan yang diikuti

Jumla
No Jenis Pelatihan %
h
1 BHD 2
2 PPI 1
3 SKP 1
4 Management Bangsa dan Karywawan 1
5 Management Nyeri 1
6 HPK 1
7 Patient Safety 1
8 Komunikasi Keperawatan 1
9 Preseftor 1
TOTAL

b). Pasien
1) Klasifikasi pasien

KLASIFIKASI DAN KRITERIA


Minimal Care (1-2 jam)
a. Dapat melakukan kebersihan diri sendiri, mandi, ganti pakaian
dan minum.
b. Pengawasan dalam ambulasi atau gerakan.
c. Observasi Tanda vital setiap shift.
d. Pengobatan minimal, status psikologi stabil.
e. Persiapan prosedur pengobatan
Intermediet Care (3-4 jam)
a. Dibantu dalam kebersihan diri, makan dan minum, ambulasi.
b. Observasi tanda vital tiap 4 jam.
c. Pengobatan lebih dari 1 kali.
d. Pakai foley kateter.
e. Pasang infuse, intake out-put dicatat.
f. Pengobatan perlu prosedur.
Total Care (5-6 jam)
a. Dibantu segala sesuatunya.
b. Posisi diatur.
c. Observasi tanda vital tiap 2 jam.
d. Pakai NGT.
e. Terapi intravena, pakai suction.
f. Kondisi gelisah/disorientasi/tidak sadar.
c). Jumlah kebutuhan tenaga perawat
1. Menurut Douglas
Klasifikasi klien berdasarkan tingkat ketergantungan dengan Metode
Douglas (1984)

KLASIFIKASI DAN KRITERIA


Minimal Care (1-2 jam)
a. Dapat melakukan kebersihan diri sendiri, mandi, ganti pakaian dan
minum.
b. Pengawasan dalam ambulasi atau gerakan.
c. Observasi Tanda vital setiap shift.
d. Pengobatan minimal, status psikologi stabil.
e. Persiapan prosedur pengobatan
Intermediet Care (3-4 jam)
a. Dibantu dalam kebersihan diri, makan dan minum, ambulasi.
b. Observasi tanda vital tiap 4 jam.
c. Pengobatan lebih dari 1 kali.
d. Pakai foley kateter.
e. Pasang infuse, intake out-put dicatat.
f. Pengobatan perlu prosedur.
Total Care (5-6 jam)
a. Dibantu segala sesuatunya.
b. Posisi diatur.
c. Observasi tanda vital tiap 2 jam.
d. Pakai NGT.
e. Terapi intravena, pakai suction.
f. Kondisi gelisah/disorientasi/tidak sadar.
Pada suatu pelayanan professional, jumlah tenaga yang dibutuhkan
tergantung pada jumlah klien dan derajat ketergantungan klien. Menurut
Douglas (1984) Loverige dan Cummings (1996) diklasifikasikan derajat
ketergantungan dibagi 3 kategori yaitu :

• Perawatan Minimal : 1-2 jam/24 jam


• Perawatan Internediet/Partial : 3-4 jam/24 jam
• Perawatan Total : 5-6 jam/24 jam

KLASIFIKASI PASIEN
Minimal Parsial Total
Pag
Siang Malam Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam
i
0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20

Tabel Klasifikasi Kebutuhan Tenaga Perawat Tiap Shift Berdasarkan


Tingkat ketergantungan Pasien di Ruang Al-Farabi Rumah Sakit Islam
Banjarmasin Pada Tanggal 26 April 2021
Kebutuhan Tenaga Perawat
Jumlah Pagi Siang Malam Total
Klasifikasi
Pasien
Klien
Minimal/Sel 6 6 x 0,17 = 1,2 6 x 0,14 = 6 x 0,07 = 2,46
f Care 0,84 0,42
Partial Care 2 2 x 0,27 = 2 x 0,15 = 0,3 2 x 0,10 = 0,2 1,04
0,54
Total Care 1 1 x 0,36 = 1 x 0,30 = 0,3 1 x 0,20 = 0,2 0,86
0,36
Total 9 2,1 1,44 0,82 4,36
Jumlah Kebutuhan perawat per hari adalah 4 orang

Tabel Klasifikasi Kebutuhan Tenaga Perawat Tiap Shift Berdasarkan


Tingkat ketergantungan Pasien di Ruang Al-Farabi Rumah Sakit Islam
Banjarmasin Pada Tanggal 27 April 2021
Kebutuhan Tenaga Perawat
Klasifikasi Jumlah Pagi Siang Malam Total
Pasien
Klien
Minimal/Sel 3 3 x 0,17 = 3 x 0,14 = 3 x 0,07 = 1,14
f Care 0,51 0,42 0,21
Partial Care 2 2 x 0,27 = 2 x 0,15 = 0,3 2 x 0,10 = 0,2 1,04
0,54
Total Care 1 1 x 0,36 = 1 x 0,30 = 0,3 1 x 0,20 = 0,2 0,86
0,36
Total 6 1,41 1,02 0,61 3,04
Jumlah Kebutuhan perawat per hari adalah 3 orang

Jumlah kebutuhan pegawai perawat perhari berdasarkan tingkat


ketergantungan klien menurut teori Douglas perhitungan tanggal 26 dan 27
April 2021 adalah :
• Pagi 2,1 + 1,41 : 2 = 1,755 dibulatkan menjadi 2 orang perawat
• Siang 1,44 + 1,02 : 2 = 1,23 dibulatkan menjadi 1 orang perawat
• Malam 0,82 + 0,61 : 2 = 0,715 dibulatkan menjadi 1 orang perawat
Sehingga total keseluruhan perawat yang dinas perhari berjumlah yaitu
4 orang.
Jadi rata-rata tingkat kebutuhan tenaga perawat di ruang Al-Farabi
selama 2 hari yaitu tanggal 26-27 April 2021 berjumlah 3,7 dibulatkan
menjadi 4 orang.
Jumlah tenaga lepas dinas perhari :

86 x 4 = 1,23 (dibulatkan menjadi 1 orang)


279
Keterangan :
Angka 86 merupakan jumlah hari tak kerja dalam 1 tahun, sedangkan
279 adalah hari kerja efektif dalam 1 tahun.
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas serhari di Ruang
Perawatan Al-Farabi adalah 4 orang + 1 orang lepas dinas + 1 kepala
ruangan + 1 orang ketua tim = 7 orang/ hari
Tenaga keperawatan yang ada di Al-Farabi RS Islam Banjarmasin ada
14 orang tenaga perawat dimana di dalamnya terdiri dari perawat
primer dan kepala ruangan. Dari perhitungan douglass, kebutuhan
tenaga keperawatan dihitung berdasarkan tingkat ketergantungan
pasien, jumlah perawat setiap hari yang berdinas ada 7 orang,
sedangkan di dalam RS Islam Banjarmasin khususnya Ruang Al-Farabi
tenaga perawat memiliki hak untuk cuti, tugas belajar, dan ijin belajar
sehingga dapat disimpulkan jumlah tenaga keperawatan yang ada saat
ini di Ruang Al-Farabi RS Islam Banjarmasin sesuai dengan tingkat
ketergantungan pasien.

Perhitungan Tenaga Keperawatan Menurut Depkes Tahun 2005


No Jenis/kategori Rata-rata jam perawatan/
pasien/hari
1 Pasien penyakit dalam 3,5
2 Pasien bedah 4
3 Pasien gawat 10
4 Pasien anak 4,5
5 Pasien kebidanan 2,5

Pasien yang dirawat di ruang Al-Farabi terhitung pada sejak bulan bulan
Februari-April 2020 sebanyak 160 pasien dengan rincian :
93
Pasien PD : x 100 % = 0,44% x 10 = 4,4 x 3,5 = 15,4
213
11
Pasien Bedah : x 100 % = 0,05% x 10= 0,5x4 = 2,0
213
36
Pasien Anak : x 100 % = 0,17% x 10 = 1,7 x 4,5= 7,7
213
27
Pasien Kebidanan : x 100 % = 0,13% x 10 = 1,3 x 2,5= 3,3
213
Total berdasarkan jenis penyakit adalah 28 orang dan jumlah tenaga

28
keperawatan yang diperlukan adalah =4 orang perawat
6,7
92 hari
Loss day : x 4=1,28=1
286
Koreksi : (5+1)x25% = 1,5 = 2 Perawat
Jadi total kebutuhan tenaga di ruang Al-Farabi pada bulan Juni 2020
adalah 4+2 = 6 orang perawat.

Berdasarkan perhitungan tersebut tenaga perawat yang dibutuhkan di


ruang Al-Farabi sebanyak 6 orang perawat, sedangkan tenaga perawat di
ruang Al-Farabi saat ini ada 11 orang perawat termasuk kepala ruangan.
Visi
Dari perhitungan di atas mulai tanggal 26 Mei – 2 Juni 2020, dapat
disimpulkan perhitungan tenaga perawat menurut Douglas untuk
kebutuhan tenaga perawat diruang Al-Farabi RS Islam Banjarmasin
sesuai dengan kebutuhan pasien saat ini. Berdasarkan perhtiungan
DepKes perhitungan tenaga perawat di ruang Al-Farabi RS Islam
Banjarmasin tersebut tenaga perawat yang dibutuhkan di ruang Ibnu Sina
sebanyak 6 orang perawat, sedangkan tenaga perawat di ruangan saat ini
ada 11 orang perawat termasuk kepala ruangan yang berarti terpenuhinya
tenaga keperawatan sesuai dengan perhitungan tenaga keperawatan
Departemen kesehatan.

2. Sarana/prasana (Material)
Data inventaris ruang rawat inap tahun 2021 Ruang Al-Farabi mengenai
perlengkapan alat-alat kesehatan yang ada di Ruang Al-Farabi seperti uraian
dibawah ini :

Daftar Barang Alat Kesehatan dan Rumah Tangga di Ruang Al-Farabi RS


Islam Banjarmasin

Tabel 2.12 Daftar Barang Alat Keperawatan dan Kedokteran di Al-Farabi


Keadaan barang
No Nama Barang Jumlah Baik Kurang baik Rusak

1. Ambu Bag 1 bh 
2. Suction Pump GEA 1 bh 
YBOX 23 B
3. Gunting Op. Bengkok 14 4 bh 
CM
4. Kleam Pean Bengkok 14 3 bh 
CM
5. Nebulizer Merk Omron 2 bh 
6. Sterilisator Elektric 1 bh 
M2TP08ECO
7. Termometer Badan 1 bh 
Digital
8. Termometer inframerah 1 bh 
9. Stethoskop Dewasa 3 bh 
ABN
10. Tensimeter Digital 2 bh 
Omron
11. Gunting Verban 1 bh 

12. Klem Arteri Lurus Pean 1 bh


13. Pincet Chirurgis 3 bh 
14. Bak Instrumen Alat 3 bh 
15. Pispot Bad Pan Tanpa 10 bh 
Tutup
16. Dressing JAR DIA 8 CM 3 bh 
17. Nierbeken 23 CM 4 bh 

Bahan habis pakai di ruang Paviliun yang menyesuaikan kebutuhan Al-Farabi


RS Islam Banjarmasin antara lain:

No Jenis Barang/ Nama Barang

1. Handsrub
2. Handwash
3. Kasa gulung
4. Cairan alcohol
5. Kapas alcohol
6. Plester
7. Hipapix
8. Spuit dan needle
9. Handscoon
10. Masker
11. Cairan antiseptic
12. Infus set
13. Masker O2
Daftar alat non kesehatan di Ruang Paviliun Rumah Sakit Islam Banjarmasin
Jumlah Keadaan Barang
Jenis Barang/ Standar
No Barang Kurang Rusak
Nama Barang Baik Depkes 2003
Register Baik Berat
1 Lampu baca rontgen 1 0 0
2 Kursi roda 2 0 0
3 Kipas Angin 3 0 0
4 Kursi 7 0 0
5 Kursi plastic 10 0 0
6 Kulkas kecil 1 0 0
7 Meja 2 0 0
8 Mesin Steril 1 0 0
9 High Alert 1 0 0
Leaflet tentang 10
10 2 0 0
penyakit terbanyak
11 Brankar 0 0 0
12 Tabung Oksigen 3 0 0
13 Lebel Resiko Jatuh 10 0 0
Lebel Istirahat dan
14 1 0 0
Puasa
15 Tumbukan Obat 1 0 0
16 Lemari Obat 1 0 0
17 Apar 1 0 0
18 Box Obat Pasien 7 0 0
19 Box Infus 2 0 0
Box Pengambilan
20 1 0 0
Darah
21 Kulkas Obat 1 0 0
Tempat Sampah
22 2 0 0
Medis
Tempat Sampah Non
23 6 0 0
Medis
24 Tempat Sampah Pial 2 0 0
25 Temp Ruangan - 0 0
Temp Suhu Kulkas
26 - 0 0
Obat
27 Tempat linen kotor 1 0 0
28 Bed Pasien 10 0 0
29 Bed Penunggu 10 0 0
30 Tv 10 0 0
31 Ac 10 0 0
32 Galon 0 0 0
33 Dispenser 0 0 0
35 Struktur organisasi 1 0 0
Berdasarkan peraturan mentri kesehatan RI tahun 2014 nomor 56
mengemukakan bahwa peralatan kesehatan yang harus ada di ruang
perawatan Rumah sakit dalah sebagai berikut:
a. Denah Ruangan
Lokasi penerapan manajemen yang dilakukan di ruang Al-Farabi RS
Islam Banjarmasin dijabarkan sebagai berikut :
1) Sebelah Utara berbatasan dengan
2) Sebelah Selatan berbatasan dengan
3) Sebelah Timur bebatasan dengan
4) Sebelah Barat berbatasan dengan
DENAH RUANG AL-FARABI RS ISLAM BANJARMASIN

Ruang Ruang
Nurse Station Tindakan
Kamar Karu Kamar
205 214

Kamar
Kamar
204
213

Kamar
203 Kamar
212

TAMAN
Kamar
202
Kamar
211

Kamar
201
Kamar
210
2. Pembiayaan (Money)
Rumah Sakit Islam Banjarmasin merupakan rumah sakit swasta dengan tipe
C yang sumber dananya berasal dari pasien yang berobat dan dilakukan
perawatan di RS Islam Banjarmasin. Pengelolaan dana tidak dari
APBN/APBD, dana yang di dapat dari pasien yang masuk berobat dan
dilakukan perawatan di Rumah Sakit Islam Banjarmasin dan dari yayasan
Muhammadiyah. Proses mengajukan untuk anggaran dan barang dengan cara
KARU mengajukan surat izin anggaran ke KABID keperawatan kemudian
KABID kaperawatan mengeluarkan surat untuk pemenuhan dana dan
diserahkan ke rumah tangga.Untuk pembayaran pegawai ada 4 yaitu magang,
kontrak, honor dan tetap. Untuk pemeliharaan ruangan, sarana prasarana, alat
kesehatan yang rusak, renovasi ruangan, pendanaan fasilitas kesehatan bagi
petugas, maka semua perbaikan di serahkan kepada IPS RS Islam
Banjarmasin.

2. Metode Pemberian Asuhan (Methode)


Metode pemberian asuhan yang digunakan di ruangan perawatan ini model
MAKP dengan metode tim. Metode tim yang di gunakan Al-Farabi RS Islam
Banjarmasin yaitu perawat pelaksana di bagi menjadi dua tim yaitu tim 1 dan
tim 2, yang mana pada setiap tim masing-masing mengelola lima ruangan di
bawah pengawasan Ka-Ru. Motode di ruangan ini dibagi menjadi 3 shif yaitu
pagi, sore dan malam.

3. Mutu /Pemasaran (Marketing)


Berdasarkan data yang di dapat dari Clinical Instrukture (CI) Ruang Al-
Farabi didapatkan bahwa dari bidang pemasaran Rumah Sakit melakukan
promosi untuk mengenalkan rumah sakit dan fasilitas yang tersedia berupa
brosur, menawarkan kerjasama ke perusajaan-perusahaan atau asuransi, dan
apat juga melalui media sosial. Rumah Sakit Islam Banjarmasin juga telah
melakukan kerja sama dengan BPJS melalui promosi media sosial. Rumah
Sakit Islam Banjarmasin juga melakukan kerja sama dengan Dokter Praktik,
dimana pasien yang berobat di dokter praktik apabila disarankan untuk rawat
inap langsung di rujuk ke Rumah Sakit Islam Banjarmasin.

a. Proses
1. Fungsi Perencanaan (Planning)
1. Visi, Misi & Tujuan Ruangan Perawatan

a. Visi Ruangan Perawatan


Menjadikan ruang Al-Farabi sebagai ruang rawat pilihan utama yang
penuh kenyamanna dan keramahan dengan berlandaskan pemebrian
asuhan keperawatan yang komprehensi untuk mencapi mutu
pelayanan yang maksimal.
b. Misi
1) Mengutamakan kepentingan pasien
2) Menjaga keselamatan pasien
3) Meningkatkan proses identifikasi pasien
4) Meningkatkan ketanggapan dan kepekaan perawat terhadap
keluhan pasien
5) Meningkatkan komunikasi efektif dalam pemberian asuhan
keperawatan
6) Mencegah terjadinya infeksi nasokomial
7) Menjaga kebersihan dan kerapian ruangan
b. Tujuan
1. Fungsi Ruang perawatan
Uraikan pelayanan yang ada di ruangan ini!
a. Visi misi tujuan ruangan
Wawancara: Bagaimana cara pembuatan visi, misi, tujuan dan cara
mensosialisasikannya?
- Berdasarkan hasil dari wawancara dengan kepala ruangan didapatkan
hasil proses perumusan visi misinya dengan cara dimusyawarahkan
dan didiskusikannya dengan semua karyawan yang ada diruangan lalu
diberikan keputusan mengenai visi misi tersebut.
Observasi: tidak dilakukan
b. SOP dan SAK

Metode asuhan keperawatan/Standar Operasional Prosedur/Standar di


ruangan Al-Farabi,

Standart asuhan keperawatan


Standar asuhan keperawatan (SAK) Al-Farabi yang berlaku tahun 2018

c. Standar Kinerja
Standar kinerja perawat diruangan sesuai dengan ketetapan yang telah
diserahkan kepada kepala ruangan dan dibuat oleh sebagai standar
kinerja di Rumah Sakit Islam Banjarmasin. Seluruh perawat wajib
mematuhi dan mengikuti standar kinerja yang ada diruangan
2. Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
1. Struktur Organisasi

KABID KEPERAWATAN
HJ. EKA DAMAYANTI,S.Kep.,Ns

KASIE KEPERAWATAN
YUNAH, S.Kep., Ns

KEPALA RUANGAN
RISTATI NINGSIH, S.Kep., Ns

KATIM 1 KATIM 2
SITI KHAIRIAH, AMK HERMAN FRANISHA, S.Kep

PERAWAT ASOSIATE PERAWAT ASOSIATE


 JULIANTI H, S.Kep., Ns  NORLAILA, AMK
 M. ZAKI, AMK  MULIANA H, S.Kep., Ns
 ENA METAUFANI, S.Kep., Ns  SITI FITRIANI, AMK
 DEWI ARIANI, S.Kep., Ns  NURHALIDA, AMK
 RINA FARIDA, S.Kep., Ns  PIPIT PRAMESTY, S.Kep., Ns
 YUNITA, S.Kep., Ns

Gambar 3.1 Struktur Organisasi di Ruang Al-Farabi Rumah Sakit Islam Banjarmasin

a. Pembagian tugas
1. Kepala Ruangan
a) Mengatur pembagian tugas staf
b) Mengatur dan mengendalikan logistik atau administrasi ruangan
c) Mengadakan diskusi dengaan staf untuk memecahkan masalah
d) Bersama PP mengikuti ronde tim medis
e) Mengadakan ronde keperawatan
f) Menilai kinerja staf ruangan
g) Melakukan kegiatan administasi dan jadwal dinas
h) Mengoreantasi pegawai baru
i) Menciptakan dan
j)
b. Tugas uraian tugas perawat primer
c. Tugas Pokok Perawat Pelaksana

d. Pengaturan Pengorganisasian Pasien


Wawancara:
Pengaturan daftar pasien diruangan berdasarkan data yang didapat dari
Rumah Sakit Islam Bajarmasin bahwa di Rumah Sakit Islam
Banjarmasin khususnya diruangan ibnu sina, pasien masuk baik itu
pasien Gawat atau pasien rujukan dan Poliklinik akan masuk melalui
Ruang UGD dan dikaji di ruang UGD, diruang tersebut pasien akan
dikaji dan dilakukan pemeriksaan, bagi pasien yang dirawat inap akan
dianjurkan untuk mendaftar diruang pendaftaran ruang rawat inap dan
selanjutnya akan dirawat diruang rawat inap, sedangkan bagi pasien yang
bisa dirawat jalan akan dirawat jalan dan diperbolehkan pulang.

Alur Pasien Mendaftar

Masuk direkam medik

POLI KLINIK IGD Ke Ruangan

Rawat Jalan Rawat Inap

Pulang
Skema 3.1 Pengaturan Pendaftaran Pasien di Rumah Sakit Islam Banjarmasin

3. Fungsi Pengaturan Staf (Staffing)


a. Orientasi Staf perawat yang baru
Wawancara:
Perawat baru disini di orientasi oleh bidang keperawatan, bidang
keperawatan bekerjasama berkordinasi dengan komite keperawatan
karena terkait dengan kredensial, kredensial adalah persyaratan orientasi
perawat baru untuk membuat loogbook. Orientasi biasanya di dilakukan
oleh bidang keperawatan, bidang keperawatan membuakan SK untuk
tahap orientasi. Dalam persyaratan kredensial tahap orientasi menjalani 6
bulan, tetapi bisa saja 8 minggu, atau 3 bulan karena terdesaknya kurang
ketenaga kerjaan.

b. Pengaturan jadwal dinas


Wawancara:
Pengaturan jadwal dinas di Ruangan dibagi menjadi 3 shift yaitu pagi,
sore dan malam dengan memaksimalkan perawatan yang efisien dan
memperhatikan hak libur sesuai kebutuhan.
Sistem penghitungan tenaga dan pengaturan jadwal dinas di Ruang Al-
Farabi Rumah sakit islam banjarmasin berdasarkan jumlah pasien pada
tanggal 26 April 2021 sejumlah 9 pasien dengan kategori sebagai berikut:
6 orang pasien dengan perawatan minimal
2 orang pasien dengan perawatan parsial
1 orang pasien dengan perawatan total
Maka kebutuhan tenaga keperawatan adalah sebagai berikut :
a. Shift Pagi
6 pasien x 0,17 = 1,2
2 pasien x 0,27 = 0,54
1 pasien x 0,36 = 0,36
Total tenaga perawat shift pagi sebanyak 2,1 dibulatkan menjadi 2
orang
b. Shift siang
6 pasien x 0,14 = 0,84
2 pasien x 0,15 = 0,30
1 pasien x 0,30 = 0,30
Total tenaga perawat shift siang sebanyak 1,44 orang dibulatkan
menjadi 1 orang
c. Shift malam
6 pasien x 0,07 = 0,42
2 pasien x 0,10 = 0,20
1 pasien x 0,20 = 0,20
Total tenaga perawat shift malam sebanyak 0,82 dibulatkan
menjadi 1 orang
Jadi total perawat dalam 1 hari ada 4 orang perawat
Loss day : 78/286 x 4 = 1,09 = 1
Koreksi 25% = 4 + 1 x 25% = 1 perawat
Jadi total kebutuhan tenaga di ruang Al-Farabi dalam 1 hari
adalah
4 + 1 = 5 orang perawat

Observasi:
Ada penyusunan jadwal dinas.

c. Perhitungan kebutuhan tenaga di ruangan

4. Fungsi Pengarahan (Actuating)


a. Timbang terima (Hand Over)
Berdasarkan langkah-langkah dalam timbang terima beberapa hal yang
dilakukan di ruangan antara lain :
1. Kedua kelompok shift dalam keadaaan siap melakukan
timbang terima
2. Shift yang menyerahkan telah menyiapkan hal-hal yang akan
di sampaikan
3. Menjelaskan kondisi atau keadaan pasien namun secara singkat
4. Menjelaskan rencana tindak lamjut kepada perawat shift
selanjutnya
5. Perawat shift sebelumnya dan perawat shift selanjutnya
bersama-sama secara langsung melihat keadaan pasien
Berdasarkan prosedur dalam timbang terima :
1) Terkadang dalam timbang terima, tidak semua perawat
mencatat apa saja rencana tindak lanjut kepada pasien,
seperti satu orang perawat perwakilan tim saja yang
menulis apa yang disampaikan perawat shift sebelumnya.
2) Timbang terima dilakukan setiap pergantian shift dinas
3) Pada saat timbang terima di nurse station biasanya kepala
ruangan, ketua tim dan anggota tim berdiskusi tentang
masalah keperawatan klien tidak secara konfrehensif,
biasanya perawat hanya mendiskusikan tindakan untuk
kesehatan biologis dan terkadang psikologis juga, namun
jarang sekali mendiskusikan tentang kesehatan sosial dan
spiritual pasien.
4) Dalam penyampaian timbang terima biasanya perawat shif
sebelumnya menyampaikan nama pasien, diagnosa pasien,
tindakan apa yang telah dilakukan dan tindakan tindak
lanjut, namun tidak menyampaikan masalah lain apa saja
yang mungkin (beresiko) muncul terhadap pasien.
5) Perawat yang melakukan timbang terima biasanya akan
memverifikasi data yang tidak jelas kepada pemberi
operan.
6) Lamanya timbang terima untuk setiap pasien tidak
melebihi 5 menit kecuali ada kondisi yang khusus.
7) Pelaporan timbang terima dituliskan secara langsung pada
buku laporan ruangan oleh perawat
8) Pelaporan timbang terima pada saat menemui pasien
biasanya hanya menyampaikan bahwa shift telah berganti
dan perawat jaga pun berganti. Beberapa perawat
melakukan pengkajian ulang kepada pasien dengan
menanyakan keadaan pasien saat ini namun tidak
menyampaikan tindakan lanjut apa saja untuk pasien
secara rinci, dan kadang hanya melihat saja dan
menyampaikan bahwa perawat berganti jadwal dinas

b. Preconferen dan postconfrence


c. Motivasi
d. Pendelegasian
e. Supervisi
Pelaksanaan supervisi di ruang Al-Farabi dilakukan oleh kepala ruangan
dan bisa juga dilakukan oleh ketua tim. Teknik supervisi dilakukan
secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung kepala ruangan atau
ketua tim melakukan pengamatan langsung apa yang terjadi dilapangan
(ruangan) dan secara tidak langsung kepala ruangan atau ketua tim
menerima laporan secara lisan maupun tertulis apa yang terjadi
diruangan. Kepala ruangan atau ketua tim yang melakukan teknik
supervisi dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung
kepala ruangan atau ketua tim melakukan pengamatan langsung apa yang
terjadi dilapangan (ruangan) dan secara tidak langsung kepala ruangan
atau ketua tim menerima laporan secara lisan maupun tertulis apa yang
terjadi diruangan. Kepala ruangan atau ketua tim yang melakukan
supervisi akan memberikan pengarahan

f. Penerimaan pasien baru


Observasi :

- perawat memperkenalkan identitas dan tanggung jawab mereka pada


kelurga

- sebagian perawat tidak memperkenalkan pasien lain yang sekamarnya

- diruang Al-Farabi didapatkan bahwa perawat yang melakukan


penerimaan pasien baru melakukan pengenalan tenaga perawat dan
medis, perawat menjelaskan tata tertib yang diruangan, perawat
mengorientasikan ruangan dan perawat memberitahukan penyakit
pasien. sedangkan menurut teori Nursalam, 2016 suatu prosedur yang
dilakukan dalam penerimaan pasien baru yang dilakukan oleh perawat
mengenal orientasi ruangan , pengenalan tenaga perawat-medis, tata
tertib ruangan dan penyakit

5. Fungsi Pengendalian (Controlling)


a. Indikator Mutu

indikator mutu ruangan adalah resiko jatuh dan flebitis . pelaksaan SKP
dilakukan dengan edukasi dan jika terjadi kesalahan identifikasi pasien
maka dilaporkan kebagian pengandalian mutu dan pada setiap bulannya.
akan tetapi pada saat observasi tidak ada kejadian tersebut yang terjadi.
Menurut risky, 2013. flebitis merupakan inplamasi vena yang disebabkan
oleh iritasai kimia atau mekanik. kejadian flebitis menjadi indikator mulu
pelayanan minimal RS dengan standar kejadian .
b. Audit Dokumentasi Keperawatan
Wawancara: Audit dokumentasi Ruangan dilakukan namun tidak rutin
c. Survey Masalah
d. Output
1. Indikator Pelayanan Efesiensi Ruangan
Efisiensi ruang rawat (BOR, LOS, BTO, TOI, GDR)
Jumlah bulan Periode(H Tempat tidur Lama hari rawat
)
Januari 31 hari 10
Februari 28 hari 10
Maret 31 hari 10
Total 90 hari 10

Bulan Jumlah pasien Pasien meninggal


Februari 59 Tidak ada
Maret 46 Tidak ada
April 67 Tidak ada
Jumlah 172 Tidak ada

a) BOR
BOR (Bed Oucupancy Rate)

x 100%
BOR= ❑ x 100 %

BOR=¿
Tahun 2021 BOR =
Dari hasil perhitungan BOR di ruang Al-Farabi selama 3 bulan (Februari-
April) tahun 2020

b) ALOS
ALOS (Average Leng Of Stay)

ALOS= ❑

ALOS=hari
Tahun 2021 ALOS = hari
Dari hasil perhitungan ALOS (rata-rata lama rawat pasien) Al-Farabi selama
3 bulan (Januari-Maret) tahun 2021 didapatkan hasil 3 hari.

c) BTO
BTO (Bed Turn Over)

172
BTO=
10
BTO=17,2 kali
Tahun 2021 BTO = 17 Kali

Dari hasil perhitungan BTO di ruang Al-Farabi selama 1 Tahun didapatkan hasil
BTO 17 kali. menurut Depkes,2005 idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur
rata-rata dipakai 40-50 kali sehingga masih kurang dari standar depkes.

d) TOI
TOI (Turn Over Intval)

TOI=( x )− ¿ ¿
172
TOI= −¿ ¿
172
TOI=atauhari

Tahun 2021 TOI = Hari

TOI merupakan indikator yang memberikan gambaran tingkat efesiensi


penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada
kisaran 1-3 hari (Depkes, 2005). Berdasarkan data diruang Al-Farabi didapat
nilai TOI ..... hari yang artinya ......
e) GDR
jumlah pasien( hidup mati )seluruhnya
GOR= x 1000 /mil
jumlah pasienkeluar
172
GOR= x 1000/mil
172
GOR=1/mil
Dari hasil perhitungan GDR (angka kematian) diruang Al-Farabi (Januari-
Maret) 2021 didapatkan hasil 1/mil.

2. . Hasil Evaluasi penerapan SAK (Instrumen ABC)


a. Instrumen A
Rata-rata
No Apek yang dinilai Keterangan
Jumlah Presentase
1 Pengkajian keperawatan 36 87,5% Baik
2 Diagnosa Keperawatan 24 83,5% Baik
3 Perencanaan Keperawatan 17 85% Baik
4 Tindakan Keperawatan 35 86,8% Baik
5 Evaluasi Keperawatan 14 85% Baik
6 Asuhan Kperawatan 48 96% Baik
Pencapaian Rata-rata 87,3%

Ket :
Buruk = 0% - 33%
Cukup Baik = 34% - 67%
Baik = 67% - 100%
Jadi dari data yang didapat dari hasil pengkajian studi dokumentasi
penerapan standar asuhan keperawatan diruang Al-Farabi Rumah Sakit
Islam Banjarmasin dapat dikatakan baik dengan pencapaian rata-rata 87,3
%.
Keterangan:
a. Sub total = Jumlah Nilai (1) x 100%
Jumlah rekam medic x item penilaian
b. Total = jumlah subtotal/jumlah rekam medic
c. Nilai rata-rata studi dokumentasi penerapan standar asuhan keperawatan
Rata-rata = Total =….. %
d. Nilai standar pendokumentasian askep dinyatakan baik bila >75%.
1. pengkajian
No Aspek yang 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
dinilai
1 Mencatat data 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 50
yang dikaji
sesuai dengan
pedoman
pengkajian
2 Data 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100
dikelompokan
(bio-psiko-
sosial-
spiritual)
3 Data dikaji 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100
sejak masuk
sampai pasien
pulang
4 Masalah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100
dirumuskan
berdasarkan
kesenjangan
antara status
kesehatan
dengan norma
dan pola
fungsi
kehidupan
Sub total 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3
% 75 100 100 75 100 100 75 75 100 75
Total 36
Persentase 87,5

Berdasarkan hasil instrument studi dokumentasi penerapan standar asuhan


keperawatan pada bagian pengkajian didapatkan bahwa sebesar 87,5%
dokumentasi pengkajian dinyatakan baik. Data nilai yang paling rendah adalah
mencatat data yang dikaji sesuai dengan pedoman pengkajian.
2. Diagnosa keperawatan
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
.
1. Diagnosa 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 70
keperawatan
sesuai masalah
yang
dirumuskan
2. Diagnosa 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 80
keperawatan
mencermintan
PE/PES
3. Merumuskan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100
diagnosa
keperawatan
actual/resiko
Sub Total 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2
% 100 100 67 67 100 67 67 100 67 100
Total 24
Persentase 83,5

Berdasarkan hasil instrument studi dokumentasi penerapan standar asuhan


keperawatan pada bagian diagnosa keperawatan didapatkan bahwa sebesar
83,5% dokumentasi diagnosa keperawatan termasuk kategori baik. Data nilai
yang paling rendah adalah diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang
telah dirumuskan dan Diagnosa keperawatan mencermintan PE/PES

3. Perencanaan
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
1 Merumuskan 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 90
perencanaan
sesuai dengan
diagnose yang
dapat saat
pengkajian
2. Menetepkan 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 80
perencaraan
keperawatan
sesuai dengan
prioritas
Sub total 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2
% 100 100 100 50 100 50 100 50 100 100
Total 17
Persentase 85

Berdasarkan hasil instrument studi dokumentasi penerapan standar asuhan


keperawatan pada bagian perencanaan didapatkan bahwa sebesar 85 %
dokumentasi perencanaan termasuk kategori baik. Data nilai yang paling rendah
adalah menetapkan perencanaan keperawatan sesuai dengan prioritas dan
merumuskan perencanaan sesuai dengan diagnosa yang dapat saat pengkajian.
4. Tindakan
N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
o
1. Tindakan 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 80
keperawatan sesuai
dengan diagnose
dan masalah yang
dapat saat
pengkajian
2. Tindakan 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 80
keperawatan sesuai
dengan prioritas
masalah
3. Pendokumentasian 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100
tindakan
keperawatan
Sub Total 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2
% 100 67 100 67 100 100 67 100 67 100
Total 35
Persentase 86,8

Dari hasil instrument studi dokumentasi penerapan standar asuhan keperawatan


pada bagian tindakan keperawatan didapatkan bahwa sebesar 86,8 % dokumentasi
tindakan keperawatan termasuk kategori baik. Data nilai yang paling rendah adalah
tindakan keperawatan sesuai dengan diagnosa dan masalah yang didapat saat
pengkajian dan tindakan keperawatan sesuai dengan prioritas masalah.
5. Evaluasi
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
1. Evaluasi 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 80
mengacu pada
tujuan
2. Hasil evaluasi di 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 90
catat
Sub Total 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2
% 50 100 100 100 100 50 100 100 50 100
Total 14
Persentase 85
Dari hasil instrument studi dokumentasi penerapan standar asuhan
keperawatan pada bagian evaluasi keperawatan didapatkan bahwa sebesar
85 % dokumentasi evaluasi keperawatan termasuk kategori baik. Data nilai
yang paling rendah adalah data evaluasi mengacu pada tujuan

b. Hasil Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan (Instrumen A)


2. Fungsi Perencanaan
Selalu Sering Kadang- Jarang
No Aspek yang dinilai
kadang
Dalam melaksanakan tugas, saya sesuaikan 8 3
1 0 0
dengan visi dan misi Rumah Sakit (72,7%) (27,3%)
Dalam melakukan asuhan keperawatan saya
9 1 1
2 berpedoman pada standart asuhan keperawatan 0
(81,9%) (9,1%) (9,1%)
(SAK)
Dalam melaksanakan prosedur keperawatan saya
8 2 1
3 berpedoman pada standart operasional prosedur 0
(72,7%) (18,2%) (9,1%)
(SOP)
Dalam bekerja saya berdasarkan peraturan yang 9 2
4 0 0
ada di rumah sakit (81,9%) (18,2%)
Saya berusaha konsisten dalam bekerja dengan 8 2 1
5. 0
mengikuti standart kinerja di rumah sakit (72,7%) (18,2%) (9,1%)
Total 42 10 3 0
Persentase 76,4% 18,2% 5,4% 0%

Berdasarkan hasil instrument studi dokumentasi penerapan standar asuhan keperawatan


pada bagian perencanaan didapatkan bahwa 76,4% selalu melakukan dokumentasi
perencanaan, 18,2% sering melakukan dokumentasi perencanaan dan 5,4% kadang-
kadang dokumentasi perencanaan

2. Fungsi Pengorganisasian

N Kadang-
Aspek yang dinilai Selalu Sering Jarang
o kadang
Sistem pemberian asuhan
8 2
1 keperawatan yang digunakan di 0% 0%
(72,7%) (18,2%)
ruangan ini dengan MPKP
Saya memahami struktur organisasi 8 1 2
2 0%
yang ada di ruangan (72,7%) (9,1%) (18,2%)
Dalam bekerja saya melakukan tugas 10 1
3 0% 0%
sesuai dengan uraian tugas (90,9%) (9,1%)
Jumlah tenaga keperawatan yang ada
3 5 4
4 diruangan telah sesuai dengan beban 0%
(27,3%) (45,5%) (36,4%)
kerja
Pengaturan shif yang ada dalam 3
2 2 4
5. ruangan saya berdasarkan dari tingkat (27,3%
(18,2%) (18,2%) (36,4%)
ketergantungan klien )
Total 31 8 13 0
Persentase 59,6% 15,4% 25% 0%
Berdasarkan hasil instrument studi dokumentasi penerapan standar asuhan keperawatan
pada bagian fungsi pengorganisasian didapatkan bahwa 59,6% selalu melakukan
dokumentasi fungsi pengorganisasian, 15,4% sering melakukan dokumentasi fungsi
pengorganisasian, 25% kadang-kadang melakukan dokumentasi fungsi pengorganisasian
keperawatan

3. Pengaturan Staf
No Kadang-
Aspek yang dinilai Selalu Sering Jarang
kadang
1 Diruangan ini dilaksanakan orientasi 8 2 1
0%
staf pada setiap perawat yang baru (72,7%) (18,2%) (9,1%)
2 Pengaturan jadwal dinas diruangan
4 2 4 1
ini dilakukan dengan musyawarah
dan fleksibel (36,4%) (18,2%) (36,4%) (9,1%)
3 Perhitungan kebutuhan tenaga yang
4 2 5
digunakan oleh kepala ruangan ini 0%
sudah sesuai gambar (36,4%) (18,2%) (45,5%)
Total 16 6 10 1
Persentase 48,5% 18,2% 30,3% 3%

Berdasarkan hasil instrument studi dokumentasi penerapan standar asuhan


keperawatan pada bagian pengaturan staf didapatkan bahwa 48,5% selalu
melakukan dokumentasi pengaturan staf, 18,2% sering melakukan
dokumentasi pengaturan staf, sebesar 30,3% kadang-kadang melakukan
dokumentasi pengaturan staf dan 3% jarang melakukan dokumentasi
pengaturan staf.

4. Pengarahan
Kadang-
No Aspek yang dinilai Selalu Sering Jarang
kadang
Didalam bekerja saya tenang karena
setiap saat ada kegiatan supervise 5 3 3
1 0
untuk menunjukkan yang baik (45,5%) (27,3%) (27,3%)
kepada kami
Saya tahu betul pekerjaan saya
8 3
2 karena setiap dinas ada program 0 0
operan antar shift yang jelas (72,7%) (27,3%)
Saya tahu betul pekerjaan saya
sebagai perawat pelaksana karena
5 4 2
3 sebelum dinas ada preconfernt dari 0
(45,5%) (36,4%) (18,2%)
kepala tim untuk menjelaskan
pekerjaan yang akan kita lakukan
Saya mengetahui pekerjaan dengan
baik karena setiap hari ada program
8 2 1
4 post confernt dari kepala tim untuk 0
menjelaskan evaluasi pekerjaan yang (72,7%) (18,2%) (9,1%)
kita lakukan
Ruangan melakukan kegiatan ronde
keperawatan diruangan untuk 5 3 3
5. 0%
menyelesaikan kasus kompleks (45,5%) (27,3%) (27,3%)
diruangan
Total 31 15 9 0
Persentase 56,3% 27,3% 16,4% 0%

Berdasarkan hasil instrument studi dokumentasi penerapan standar asuhan keperawatan


pada bagian pengarahan didapatkan bahwa 56,3% selalu melakukan dokumentasi
pengarahan, 27,3% sering melakukan dokumentasi pengarahan dan sebesar 16,4%
kadang-kadang melakukan dokumentasi pengarahan keperawatan.
.
5. Pengendalian
Kadang
No Aspek yang dinilai Selalu Sering Jarang
-kadang
Tiap tiga buln sekali diruangan
saya dilakukan evaluasi terhadap
3 3 4 1
1 kinerja perawat diruangan masing-
(27,3%) (27,3%) (36,4%) (9,1%)
masing yang dilakukan oleh ketua
tim dan perawat pelaksana
Tiap bulan diruangan saya
8 1 2
2 dilakukan audit mutu dengan cara 0%
(72,7%) (9,1%) (18,2%)
menghitung BOR
Tiap bulan diruangan saya
8 2 1
3 dilakukan audit mutu dengan cara 0%
(72,7%) (18,2%) (9,1%)
menghitung ALOS
Tiap bulan diruangan saya
8 2 1
4 dilakukan audit mutu dengan cara 0%
(72,7%) (18,2%) (9,1%)
menghitung TOI
Tiap bulan diruangan saya
dilakukan audit mutu dengan cara 8 2 1
5. 0%
menghitung kejadian infeksi (72,7%) (18,2%) (9,1%)
nasokomial
Tiap bulan diruangan saya
7 4
6 dilakukan audit mutu dengan cara (63,6%)
0% 0%
(36,4%)
menghitung kejadian jatuh
Diruangan kami seluruh perawat 9 1 1
7 0%
identifikasi pasien (81,8%) (9,1%) (9,1%)
Diruangan kami telah dilaksanakan
penggunaan komunikasi efektif
9 1 1
8 menggunakan SBAR saat (81,8%) (9,1%) (9,1%)
0%
pelaporan via telepon dan timbang
terima.
Di ruangan kami sudah dilakukan
8 2 1
9 pengelolaan obat high alert dengan 0%
(72,7%) (18,2%) (9,1%)
baik
Upaya memastikan Lokasi
Pembedahan pasien operasi Sign 5 4 1 1
10
In, Sign Out Time Out telah (45,5%) (36,4%) (9,1%) (9,1%)
dilakukan diruangan kami.
Pelaksanaan Hand Hygiene five
9 1 1
11 moment sudah dilakukan dengan (81,8%) (9,1%) (9,1%)
0%
baik.
Total 82 23 13 3
Persentase 67,8% 19% 10,7% 2,5%

Berdasarkan hasil instrument studi dokumentasi penerapan standar


asuhan keperawatan pada bagian pengendalian didapatkan bahwa 67,8%
selalu melakukan dokumentasi pengendalian, 19% sering melakukan
dokumentasi pengendalian, 10,7% kadang-kadang melakukan
dokumentasi pengendalian dan 2,5% jarang melakukan dokumentasi
pengendalian.

Instrumen B
Angka kepuasan perawat dari hasil kuesioner tanggal 26 April 2021
SP: Sangat Puas P:Puas CP: Cukup Puas TP:Tidak Puas STP: Sangat Tidak Puas
No Pernyataan Sangat Puas Cukup Tidak Sangat
puas puas puas tidak
puas
1 Jumlah gaji yang diterima
dibandingankan pekerjaan yang
saudara lakukan
2 Sistem pengkajan yang dilakukan
institusi tempat saudara bekerja
3 Jumlah gaji yang diterima
dibandingkan pendidikan saudara
4 Pemberian insentif tambahan atas
suatu prestasi atau kerja ekstra
5 Tersedianya peralatan dan
perlengkapan yang mendukung
pekerjaan
6 Tersedianya fasilitas penunjang
seperti kamar mandi,kantin,parkir
7 Kondisi ruangan kerja terutama
berkaitan dengan ventilasi udara,
kebersihan dan kebisingan
8 Adanya jaminan atas kesehatan
atau keselamatan kerja
9 Perhatian instusi rumah sakit
terhadap saudara
10 Hubungan antara karyawan dalam
kelompok kerja
11 Kemampuan dalam bekerja sama
antar karyawan
12 Sikap teman-teman bekerja
terhadap saudara
13 Kesesuaian antara pekerjaan dan
latar belakang pendidikan saudara
14 Kemampuan dalam menggunakan
waktu kerja dengan penugasan
yang diberikan
15 Kemampuan supervise/pengawas
dalam membuat keputusan
16 Perlakuan antara selama berkerja di
sini
17 Kebebasan dalam melakukan suatu
metode sendiri dalam
menyelesaikan pekerjaan
18 Kesempatan suatu untuk
meningkatkan kemampuan kerja
melalui pelatihan atau pendidikan
tambahan
19 Kesempatan untuk mendapatkan
posisi lebih tinggi
20 Kesempatan membuat suatu
prestasi dan dan mendapatkan
kenaikan pangkat
Total
rata-rata

Berdasarkan hasil kuesioner pada tanggal 01 Juni 2020 pada 11 orang perawat di
dapatkan hasil yang menyatakan Sangat Puas sebanyak 186,35%, Puas 0%, Cukup
Puas 686%, Tidak Puas 104,7%, dan Sangat Tidak Puas 22,6%.

Instrumen C SOP dari hasil kuesioner tanggal 30 Desember 2019


Observasi pelaksanaan tindakan pemasangan infus vena di ruang Ibnu Sina Rumah
Sakit Islam Banjarmasin
Observasi
Kegiatan Aspek Yang Dinilai Ket
1 2 3 4 5
Pemasangan 1. Gantungkan botol yang sudah disiapkan 1 1 1 1 1
setinggi 1 m.
Infus vena
2. Pasang alat karet di bawah pemasangan 1 1 1 1 1
infus.
3. Letakkan ujung pipa yang tertutup
jarum di troli 1 1 0 1 1
4. Pilih jarum atau kateter yang tepat dan
benar. Buka pembungkus. 1 1 1 1 1
5. Gunting plester sepanjang 6-10 cm
dengan lebar 0,5 cm dan letakkan di 1 1 1 1 1
tempat yang terjangkau.
6. Periksa vena klien yang cocok untuk 1 1 1 1 1
ditusuk.
7. Cukur rambut bila perlu. 0 0 0 0
0
8. Periksa vena bagian supervarsialyang
cukup besar untuk memudahkan untuk 1 1 1 1 1
penusukan jarum.
9. Ikatan “tourniquet” 10-15 cm di atas
daerah yang akan ditusuk, periksa 1 1 1 1 1
pulsasi distal.
10. Anjurkan klien membuka dan menutup 1 1 1 0 0
kepala tangannya beberapa kali.
11. Pilih vena yang tampak dan kuat pada
waktu palpasi. 1 1 1 1 1
12. Pakai sarung tangan (steril bila
diperlukan). 1 1 0 0 1
13. Bersihkan bagian itu dengan antiseptic. 1 1 1 1 1
14. Letakkan ibu jari pada vena bagian
distal dari luka tusukan, tekan sampai 1 1 1 1
1
vena di bawah kulit menjadi tegang.
15. Masukkan jarum pada sudut 30®
kurang lebih 1 cm bagian distal dari
vena yang tertusuk, sampai menembus 1 1 1
1 1
dinding depan vena.
16. Perhatikan darah yang keluar dari
dinding jarum. 1 1 1
1 1
17. Tarik sedikit saja jarum bagian
dalam/jarum besi, sehingga bagian
depan adalah jarum plastik saja (jarum 1 1 1 1
besi masih didalam jarum plastik), 1
dorong jarum plastik menelusuri vena
sampai ke pangkalnya.
18. Sterilkan sekali lagi dengan
antiseptik/alcohol pada area
penusukkan sebelum difixasi dengan 1 1 1 1 1
plester steril.
19. (hypafix/plesterin/hansaplas/transparan
dressing) yang tersedia.
1 1 1 1 1
Sub Total 18 18 16 16 17
Total 85
Presentase 89 %

Ket : Beri tanda 1 bila kegiatan di lakuakn


Beri tanda 0 bila kegiatan tidak dilakuakan observasi pelaksanaan tindakan
pengambilan

Sampel darah di ruang Ibnu Sina Rumah Sakit Islam Banjarmasin


Observasi
Kegiatan Aspek Yang Dinilai Ket
1 2 3 4 5
Mengambil 1. Mencuci tangan 1 1 1 1 0
Sampel 2. Menentukan lokasi 1 1 1 1 1
darah 3. Meletakkan perlak kecil di bawah lengan / 1 1 1 1 1
daerah yang akan dilakukan punksi
4. Melakukan pembendungan 1 1 1 1 1
5. Mendisinfektan lokasi tusukan 1 1 1 1 1
6. Menusukkan jarum dengan sudut 5-30 1 1 1 1 1
derajat.
7. Menghisap darah sesuai dengan jumlah 1 1 1 1 1
yang diperlukan
8. Pembendungan dilepas 1 1 1 1 1
9. Mencabut jarum 1 1 1 1 1
10. Menekan bekas punksi 1 1 1 1 1
11. Memasukkan darah ke dalam tabung / botol 1 1 1 1 1
darah
12. Membereskan alat-alat 1 1 1 1 1
13. Mencuci tangan 0 0 1 1 1
Sub Total 12 1 1 1 1
2 3 3 2
Total 62

Presentase 95 %

Observasi pelaksanaan tindakan injeksi Intra Vena di Ruang Ibnu Sina Rumah Sakit
Islam Banjarmasin

Observasi
Kegiatan Aspek Yang Dinilai Ket
1 2 3 4 5
Injeksi 1. Cek program terapi dokter 1 1 1 1 1
2. Periksa kembali obat sesuai program
intra vena 1 1 1 1 1
3. Baca label obat untuk memastikan
kandungan obat, dosis dalam satu 1 1 1 1 1
kemasan, cara pemberian, kontra
indikasi, efek samping
4. Perawat mencuci tangan 1 1 1 1 1
5. Obat memasukkan oabt ke dalam
1 1 1 1 1
spuit injeksi, kemudian udara
dikeluarkan
6. Dengan membawa spuit injeksi dan
1 1 1 1 1
kapas alcohol perawat masuk ke
kamar klien
7. Beri salam
1 1 1 1 1
8. Perawat menanyakan dan
memastikan nama klien dan 1 1 1 1 1
menjelaskan tindakan yang akan
dilaksanakan dengan ramah
9. Perawat mengatur posisi klien dan 1 1 1 1 1
menentukan vena yang akan diinjeksi
Perawat memasang tourniquet / karet
pengikat atau dibantu perawat
lainnya untuk membendung bagian
atas kira-kira 10 cm dari vena yang
akan diinjeksi
Sub Total 9 9 9 9 9
Total 45

Presentas 100 %
e
Observasi pemberian obat diruang Ibnu Sina Rumah Sakit Islam Banjarmasin
Kegiatan Aspek Yang Dinilai Observasi Ket
1 2 3 4 5
Prinsip a. Kriteria Persiapan 1 1 1 1 1
1. Obat yang akan diberikan (obat
Pemberian
oral atau obat injeksi)
Obat 2. Spuit (bila obat injeksi)
3. Kapas alcohol (bila obat
injeksi)
b. Kriteria Pelaksanaan 1 1 1 1 1
1. Perawat Cuci tangan
2. Siapkan alat-alat
3. Bandingkan catatan pemberian
obat dengan instruksi dari
dokter sesuai dengan prinsip 6
Benar :
 Benar Klien : periksa nama 1 1 1 1 1
klien, nomor CM, ruang,
nama dokter yang
meresepkan pada catatan
pemberian obat, kartu obat.
 Benar Obat : memastikan 1 1 1 1 1
bahwa obat generic sesuai
dengan nama dagang obat,
klien tidak alergi pada
kandungan obat yang
didapat, memeriksa
identitas obat sesuai dengan
catatan 1 1 1 1 1
 Benar Dosis : memastikan
dosis yang diberikan sesuai
dengan rentang pemberian
dosis untuk cara pemberian
tersebut, berat badan dan
umur klien, periksa dosis
pada label obat untuk
membandingkan dengan
dosis yang sesuai pada
catatan pmberian obat.
Lakukan penghitungan
dosis secara akurat 1 1 1 1 1
 Benar Waktu : periksa
waktu pemberian obat
sesuai dengan waktu yang
tertera pada catatan
pemberian obat. Misalnya
obat yang diberikan 2x
sehari, maka pada catatan
pemberian obat akan tertera 1 1 1 1 1
waktu pemberian
 Benar Cara : memeriksa
label obat untuk
memastikan bahwa obat
tersebut dapat diberikan
sesuai cara yang
diinstruksikan dan periksa
cara pemberian pada catatan 1 1 1 1 1
pemberian obat
 Benar Dokumentasi :
memeriksa label obat
memastikan bahwa obat
tersebut dapat diberikan
cara yang diinstruksikan
dan periksa cara pemberian
pada catatan pemberian
obat.
Sub Total 8 8 8 8 8

Total 40

Presentase 100 %

Observasi Pelaksanaan Tindakan melakukan tekanan darah dengan aukultasi di Ruang


Ibnu Sina Rumah Sakit Islam Banjarmasin

Kegiatan Aspek Yang Dinilai Observasi Ket


1 2 3 4 5
Tekanan darah 1. Tentukan ukuran manset 1 1 1 1 1
yang tepat. Lebar katup
dengan
yang dapat dikembangkan
auskultasi di dalam manset harus
mencapai 40% dari lingkar
titik tengah lengan di mana
manset digunakan (atau
20% lebih lebar dari
diameter). Panjang katup
harus sekitar dua kali lebar 1 1 1 1 1
yang dianjurkan.
2. Tentukan sisi terbaik untuk
penempatan manset. Hindari
ekstremitas dengan jalur IV
(intra Vena), shunt
arterovena, adanya trauma
atau tempat yang
mengalami paralis/paresis 0 1 1 0 1
setelah cedera
serebrovaskuler (CVA). 1 1 1 1 1
3. Jelaskan pada klien tujuan
prosedur & cuci tangn.
4. Bantu klien duduk dengan
nyaman, dengan lengan atas
anak fleksi, lengan bawah 1 1 1 1 1
disangga pada setinggi
jantung dan telapak tangan 1 1 1 1 1
telentang.
5. Panjang lengan atas klien
dengan penuh
6. Palpasi arteri brakialis (pada 1 1 1 1 1
sisi medial bawah otot
bisep). Posisi manset 2,5 cm
diatas tempat denyutan (fosa 1 1 1 1 1
anterkubital).
7. Pusatkan tanda panah pada
manset sejajar dengan arteri
brakhialis. 1 1 1 1 1
8. Dengan manset kempis
sempurna, lingkarkan
manset dan kencang
mengitari lengan atas.
9. Pastikan bahwa manometer 1 1 1 1 1
terletak pada setinggi titik
pandang mata. Pengamat
harus tidak lebih dari 1
meter jauhnya.
10. Palpasi arteri brakhialis
sambil mengembangkan
manset dengan cepat sampai
tekanan 30 mmHg diatas 1 1 1 1 1
titik dimana nadi tak
terdengar. Dengan perlahan
kempiskan manset dan
perhatikan titik dimana nadi
terdengar kembali. 1 1 1 1 1
11. Tepatkan bagian telinga
stetoskop pada telinga anda
dan pastikan bunyi jelas
terdengar tidak redup. 1 1 1 1 1
12. Kempiskan manset dan
tunggu 30 detik. Periksa lagi 1 1 1 1 1
tempat arteri brakial dan
tempatkan diafragma
stetoskop diatasnya
13. Tutup kantung tekanan
searah putaran jarum jam
sampai kencang
14. Kembangkan manset
sampai 30 mmHg diatas
tinggal palpasi sistolik
klien.

Sub Total 1 1 14 1 1
3 4 3 4
Total 68
Presentase 97 %

Hasil Observasi Kepatuhan Perawatan Melakukan Tindakan Sesuai SPO


No. Judul SPO Presentase
1. Pemasangan Infus Vena 89 %
2. Pengambilan Darah Sampel 95 %
3. Injeksi Intra Vena 100 %
4. Prinsip Pemberian Obat 100 %
5. Tekanan Darah Auskultasi 97 %
Total 96,2 %

Analisis Swot ( Analisis Masalah)


No Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman
1. M 2 ( Material )  Tempat  Adanya Fasilitas  Membuat obat
penyimpanan yang lebih untuk cepat rusak,
obat yang tidak tempat kemungkinan
 Mempunyai 10
memadai penyimpanan bisa terpapar
tempat tidur
berupa ruangan obat. debu dari luar.
untuk pasien
yang terbuka
 Sejak adanya  Perlunya masker  Membuat bisa
 Sebagian besar
Pandemi covid tambahan yang tertularnya
alat-alat terawat
masker menjadi cukup untuk penyakit.
dan layak pakai
barang langka. perawat yang
Ruang paviliun berada di
 Membuat
termasuk yang ruangan ibnu
pasien
mengalami sina.
terganggu,
dampaknya.
terjadinya
Karena di
 Perlunya sticker penyebaran
paviliun tidak
di dalam kamar penyakit, dan
ada ruang
pasien tentang polusi udara.
isolasi pasien
bahaya rokok dan
menular,
di larang
sehingga
merokok bagi
pengambilan
para penunggu
masker di
tamu agar tidak
apotik
merokok di
terkendala.
dalam ruangan
Perawat
pasien dan di
membawa
wilayah RS.
masker sendiri
dari rumah.
Bahkan ada
yang
menggunakan
masker kain
padahal tidak
ideal karna
bersentuhan
dengan pasien.
 Adanya tamu
yang
berkunjung dan
ketahuan
merokok di
balkon.
Identifikasi Masalah
No Kategori Masalah
1. M2  Kurangnya Fasilitas yang lebih untuk tempat
penyimpanan obat.
 Kurangnya masker tambahan yang cukup untuk perawat
yang berada di ruangan ibnu sina.
 Kurangnya sticker di dalam kamar pasien tentang
bahaya rokok dan di larang merokok bagi para penunggu
tamu.

No. Masalah M S Mn Nc Af Skor Prioritas


1.  Kurangnya Fasilitas yang 4 4 4 4 3 768 I
lebih untuk tempat
penyimpanan obat.
 Kurangnya masker tambahan
yang cukup untuk perawat
yang berada di ruangan ibnu
sina.
 Kurangnya sticker di dalam
kamar pasien tentang bahaya
rokok dan di larang merokok
bagi para penunggu tamu.

Metode pembobotan di atas menghasilkan urutan prioritas masalah berdasarkan


skor yang terbesar dan atas dasar pertimbangan waktu, ketetapan sumber daya dan
kewenangan urutan masalah sesuai prioritas adalah :
1. Kurangnya Fasilitas yang lebih untuk tempat penyimpanan obat, Kurangnya
masker tambahan yang cukup untuk perawat yang berada di ruangan ibnu sina.
Kurangnya sticker di dalam kamar pasien tentang bahaya rokok dan di larang
merokok bagi para penunggu tamu.

Anda mungkin juga menyukai