Anda di halaman 1dari 128

LAPORAN PRAKTIK PROFESI NERS

MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG ANGGREK


RSUD Dr. SOERATNO GEMOLONG

Disusun Oleh
1. Anung Indras Susanto SN 181015
2. Lilik Subagyo SN 181092
3. Supriyadi SN 181168
4. Wiwin Asih Sayekti SN181180
5. Hafidz Kurnia S SN181069
6. Dyah Budiyarti SN181046
7. Novi Ayudya Tari SN181121
8. Puji Sulistianti SN181046
9. Hesti SN181071

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan salah satu sarana atau fasilitas pelayanan
kesehatan yang tugas utamanya adalah melayani kesehatan perorangan di
samping pelayanan lainnya. Selanjutnya yang dimaksud dengan fasilitas
pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik promotif, preventif,
kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah
daerah dan/atau masyarakat (Pasal 1 angka 7 UU K No. 36 Tahun 2009).
Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, yang
dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Rumah Sakit mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang
bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Tugas rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya
pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan
mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi
dan terpadu dengan peningkatan dan pencegahan serta pelaksanaan upaya
rujukan.
Rumah Sakit melakukan beberapa jenis pelayanan diantaranya pelayanan
medik, pelayanan penunjang medik, pelayanan perawatan, pelayanan
rehabilitasi, pencegahan dan peningkatan kesehatan, sebagai tempat
pendidikan dan atau pelatihan medik dan para medik, sebagai tempat
penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi bidang kesehatan serta
untuk menghindari risiko dan gangguan kesehatan sebagaimana yang
dimaksud, sehingga perlu adanya penyelenggaan kesehatan lingkungan
rumah sakit sesuai dengan persyaratan kesehatan.

1
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan di era
global ini dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus segera ditangani oleh
perawat. Oleh karena itu keperawatan di Indonesia pada saat ini dan akan
datang perlu memprioritaskan pengembangan pelayanan keperawatan secara
lebih optimal.
Manajemen keperawatan merupakan koordinasi dan integrasi dari sumber-
sumber keperawatan dengan proses manajemen untuk mencapai tujuan,
obyektifitas asuhan keperawatan dan pelayanan keperawatan. Manajemen
keperawatan terdiri dari manajemen oprasional dan asuhan keperawatan.
Disetiap ruang rawat inap akan dipimpin oleh kepala ruang yang mampu
melaksanakan manajemen operasional pelayanan keperawatan. Pengelolaan
pelayanaan keperawatan menggunakan pendekataan manajemen keperawatan
melalui fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan dan
pengendalian. (Nursalam, 2014).
Manajemen asuhan keperawatan adalah untuk mengatur sumber daya
dalam dalam menjalakan kegiatan keperawatan dengan metode proses
keperawatan untuk memenuhi kebutuhan pasien atau menyelesaikan masalah
pasien. (Nursalam, 2012).
Manajemen pada dasarnya berfokus pada perilaku manusia untuk
mencapai tingkat tertinggi dari produktivitas pada pelayanan di suatu
kegiatan. Pada suatu instansi membutuhkan seorang manajer yang terdidik
dalam pengetahuan dan ketrampilan tentang perilaku manusia untuk
mengelola kegiatan. Manajemen merupakan serangkaian aktivitas (termasuk
perencanaan, pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan dan
pengendalian) yang diarahkan pada sumber - sumber daya organisasi
(manusia, financial, fisik dan informasi) dengan maksud mencapai tujuan
organisasi secara efisien dan efektif (Griffin, 2004).
Pengorganisasian dalam manajemen keperawatan mempunyai banyak
aktifitas penting, antara lain bagaimana asuhan keperawatan dikelola secara
efektif dan efisien untuk sejumlah pasien di rumah sakit dengan jumlah staf
keperawatan dan fasilitas yang ada. Untuk diperlukan pembagian tugas, kerja

2
sama, dan koordinasi sehingga semua pasien mendapatkan pelayanan yang
optimal. Oleh karena itu menejer keperawatan perlu menetapkan kerangka
kerja, yaitu dengan cara: mengelompokan dan membagi kegitan yang harus
dilakukan, menentukan jalinan hubungan kerja antara tenaga dan
menciptakan hubungan antara kepala - staf melalui penugasan, delegasi dan
wewenang.
Ruang rawat inap Anggrek RSUD dr. Soeratno Gemolong merupakan
salah satu ruangan rawat inap yang merawat pasien dengan kasus penyakit
anak, ruang anggrek termasuk bangsal khusus anak. Jumlah tenaga kerja yang
berada di ruang Anggrek RSUD dr. Soertano Gemolong adalah sejumlah 14
orang.Untuk meningkatkan mutu pelayanan di ruang cempaka RSUD dr.
Soeratno Gemolong membutuhkan manjemen keperawatan yang baik. Oleh
karena itu, kami akan melakukan praktek majemen di ruang rawat inap
Anggrek RSUD dr. Soeratno Gemolong.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan proses manajemen keperawatan
di ruang Anggrek yang dapat membantu meningkatkan pelayanan mutu
di RSUD dr. Soeratno Gemolong.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktik manajemen keperawatan di ruang
Anggrek RSUD dr. Soeratno Gemolong mahasiswa mampu:
a. Melakukan pengkajian manajemen keperawatan di ruang Anggrek
RSUD dr. Soeratno Gemolong
b. Melakukan analisa data dan prioritas masalah dari aspek manajemen
di ruang Anggrek RSUD dr. Soeratno Gemolong
c. Menyusun rencana kegiatan untuk menyelesaikan masalah yang
terjadi di ruang Anggrek RSUD dr. Soeratno Gemolong
d. Melaksanakan dan mengevaluasi rencana kegiatan di ruang Anggrek
RSUD dr. Soeratno Gemolong

3
BAB II
PENGKAJIAN

A. PROFIL RUANGAN
1. Profil RSUD dr. Soeratno Gemolong
a. Sejarah dan gambaran umum RSUD dr. Soeratno Gemolong
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeratno Gemolong Kabupaten
Sragen Jawa Tengah menempati lahan seluas 11.525.87 M2 dengan
luas bangunan 4.544.2 M2 dan didirikan pada tahun 2010 dengan ijin
prinsip pendirian RSUD Gemolong Nomor 445/109.1/002/2010
tanggal 9 Juni 2010 dan ijin penyelenggaraan RSUD Gemolong
Nomor 445/001/29/2010 tanggal 26 Juni 2010 serta Peraturan Bupati
Sragen Nomor 15 tahun 2010 tentang penetapan RSUD Gemolong
Kabupaten Sragen.
Pada awalnya RSUD dr. Soeratno Gemolong adalah Puskesmas
Gemolong I dengan perawatan yang dikembangkan. Pada tahun 2005
Puskesmas Gemolong 1 dengan perawatan mulai dirintis dengan
mengembangkan pelayanan spesialis Obsgyn, Penyakit Dalam, Bedah
dan Anak, dengan Dokter Spesialis yang diperbantukan dari RSUD
Sragen, atas dasar Keputusan Bupati nomor 17 tahun 2004 tentang
tarif pelayanan spesialis dan akupuntur di Puskesmas Kabupaten
sragen tanggal 10 Mei 2004. Baru kemudian pada tahun 2007 dan
tahun 2008 diikuti pengembangan pembangunan Gedung rawat inap
dan rawat jalan, Penambahan Sumber Daya Manusia terutama Dokter
Spesialis Obsgyn dan Spesialis Penyakit Dalam, serta pengadaan
beberapa sarana prasarana, alat kesehatan seperti alat Rongent , USG
dan lain-lain.
Dengan berbagai pengembangan dan kemajuan yang terjadi di
Puskesmas Gemolong 1 selama ini memacu manajemen dan semua
jajaran karyawan untuk bisa segera menjadi RSUD Gemolong,
sehingga pada pertengahan tahun 2010 Puskesmas Gemolong 1

4
mengalami pengembangan menjadi RSUD Gemolong Kabupaten
Sragen Rumah Sakit Kelas D. Pada awal tahun 2011 , rencana
dilakukan penetapan kelas dari Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia, sedangkan fungsi Puskesmas Gemolong I dilaksanakan oleh
Puskesmas Gemolong yang dulu disebut Puskesmas Gemolong 2.
Rumah Sakit Umum Daerah Gemolong Kabupaten Sragen Propinsi
Jawa Tengah ditetapkan sebagai Rumah Sakit Umum Kelas D dengan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : HK.03.05/I/1889/2011 tanggal
15 Juli 2011. Selanjutnya Rumah Sakit Umum Daerah Gemolong terus
menerus berupaya meningkatkan mutu dan pengembangan pelayanan
kesehatan masyarakat serta kesejahteraan pegawai. Pada pertengahan
tahun 2012 ada penambahan Dokter Spesialis Bedah, Dokter Spesialis
Penyakit Dalam, dan Dokter Spesialis Anak dan tahun 2013 ada
penambahan Dokter Spesialis Paru, Spesialis Anestesi, dan Spesialis
Patologi Anatomi.
b. Visi RSUD dr Soeratno Gemolong
Visi rumah sakit adalah Menjadi Rumah Sakit pilihan di wilayah
Gemolong dan sekitarnya.
c. Misi RSUD dr Soeratno Gemolong
Misi rumah sakit adalah Memberikan pelayanan kesehatan yang
bermutu, mudah, cepat, tepat dan akurat.
d. Motto RSUD dr Soeratno Gemolong
Motto adalah “MELAYANI DENGAN HATI”
e. Tujuan dan Sasaran
Tujuan:
1) Meningkatnya kualitas manajemen rumah sakit.
Sasaran :
a) Meningkatnya kualitas administrasi perkantoran;
b) Meningkatnya jumlah dan kualitas sarana dan prasarana
aparatur;
c) Meningkatnya disiplin aparatur;

5
d) Meningkatnya kapasitas sumber daya aparatur;
e) Meningkatnya kualitas laporan yang disusun.
2) Meningkatnya cakupan, jenis dan kualitas layanan rumah sakit.
Sasaran :
a) Meningkatnya standar rumah sakit;

b) Meningkatnya kuantitas dan kualitas obat dan perbekalan


kesehatan;
c) Meningkatnya kualitas pelayanan rumah sakit;
d) Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana
rumah sakit.

2. Profil Ruang Inap Anggrek


Ruang inap anggrek adalah merupakan salah satu ruangan inap di
RSUD dr Soeratno Gemolong yang merawat pasien-pasien kelas I, II,III &
VIP dengan bangsal khusus anak. Kondisi ruang anggrek terbagi menjadi
beberapa ruang diantaranya, kamar 1 terdiri dari 2 tempat tidur, kamar 2
terdiri dari 2 tempat tidur, kamar 3 terdiri dari 4 tempat tidur, kamar 4
terdiri dari 4 tempat tidur, kamar 5 terdiri dari 6 tempat tidur, kamar 6
terdiri dari 6 tempat tidur, kamar 7 terdiri dari 6 tempat tidur. Ruang
Anggrek mempunyai kamar VIP dan Ruang isolasi masing – masing
mempunyai kamar 2 masing – masing kamar mempunyai 1 tempat tidur.
Luas kamar 1 dan 2 7,5m X 3m, luas kamar 3 dan 4 7,5m X 3m, luas
kamar 5,6 dan 7 10m X 7m, luas kamar VIP 4,5m X 3,5 dan dan luas
kamar isolasi 4,5m X 3,5. Ruang Inap Anggrek juga mempunyai ruang
dokter, ruang perawat, ruang tindakan, ruang obat, ruang loker perawat,
ruang linen dan dapur.

6
Table 2.1
Komposisi Tempat Tidur Ruang Anggrek
Ruang Kelas pelayanan Jumlah kamar Kapasitas tempat tidur
Anggrek Kelas VIP 2 Kamar 2 Tempat tidur
Kelas I 2 Kamar 4 Tempat tidur
Kelas II 2 Kamar 8 Tempat tidur
Kelas III 3 Kamar 18 Tempat tidur
Isolasi 2 Kamar 2 Tempat tidur
Total tempat tidur 34 Tempat tidur
Sumber : data inventaris ruang anggrek, 2019
B. INPUT
1. Man
a. Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan yang berada di ruang anggrek saat ini sebanyak 14
orang.

7
Tabel 2.2
Struktur Organisasi Bangsal Anggrek
DIREKTUR UTAMA
dr. AGUS TRIJONO, M.Kes

KASI PELAYANAN KASI KEPERAWATAN


Dr. NOFI KUSUMANINGRUM SURAMIN, SKM, S.KEP

KA. INSTALASI
dr. PUJI SETYAWAN

KARU
Nuryati, Amd. Keb

KATIM I KATIM II
Ninik Wuryantini, Amd. Keb Rahmawati Putri ES, Amd. Keb

PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA


Puji Rahayu, Amd. Keb Ika Indarwati, Amd. Keb
Hervi Hilda, Amd. Keb Ulinuha Sari, Amd. Keb
Cahyaningsih, Amd. Keb Nila Fitri, Amd. Keb
Alifa Alim, Amk Ika Puspita, S.Sit
Risma Wulandari, Amd. Keb Endang Narwati, Amk
Putri Harning, Amd. Keb

8
b. Program Pengembangan Kinerja Staf
Table 2.3
Daftar Tenaga Kesehatan Ruang Anggrek

No Nama Perawat Jabatan Pendidikan Masa Kerja Pelatihan


1 Nuryati, Amd. Keb - Kepala DIII 9 tahun APN 2010
ruangan Kebidanan Imunisasi
- PNS 2010
MU 2019
KHA 2019
2 Ninik Wuryati, Amd. - Katim I Bidan 9 tahun
Keb
- PNS Terapan

3 Rahmawati Putri ES, - Katim II DIII 9 Tahun


Amd. Keb - PNS Kebidanan
4 Puji Rahayu, Amd. Keb - PNS DIII 9 tahun
- Bidan Kebidanan
Pelaksana
5 Hervi Hilda, Amd. Keb - PA DIII 4 Tahun APN 2014
- Magang Kebidanan PPGDON
2019
Pijat Bayi
2017
6 Cahya Ningsih, Amd. - PA DIII 2 Tahun JNPK-KR
Keb - Magang Kebidanan 2015
SIP 2017
7 Alifah Alim, AMk - PA DIII 2 Tahun BTCLS 2016
- Magang Keperawatan BLS 2016
8 Ika Indarwati, Amd. - PA DIII 8 tahun JNPK-KR
Keb - Kontrak Kebidanan 2013
9 Ulinuha Sari, Amd. Keb - PA DIII 5 tahun APN 2012
- PNS Kebidanan Imunisasi
2012

9
MU 2017
10 Nila Fitri, Amd. Keb - PA DIII 2 tahun APN 2016
- Magang Kebidanan Komplementer
2016
11 Ika Puspita, S. SiT - PA Bidan 2 tahun APN 2015
- Magang Terapan Posnatal
Treatment,
kecantikan
dan jamu 2015
PPGDON
2019
12 Risma Wulandari, Amd. - PA DIII 2 tahun
Keb - Magang Kebidanan
13 Endang Narwati, Amk - PA DIII 2 tahun Akupresur,
- Magang Keperawatan Pijat Bayi,
Hipnoterapi,
Perawatan
luka 2017
BTCLS 2016
14 Putri Harn, Amd. Keb - PA DIII 3 Bulan
- Magang Kebidanan
Sumber : Inventaris Ruang Anggrek, 2019

Analisa data :
Berdasarkan table diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat
pendidikan tenaga keperawatan diruang anggrek adalah Bidan Terapan
sebanyak 1 orang, DIII Keperawatan sebanyak 2 orang dan DIII
Kebidanan sebanyak 11 orang. Menurut penelitian dari Malik, 2014
dijelaskan bahwa tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap
pemberian pelayanan asuhan keperawatan bagi pasien yang dirawat.
Semakin tinggi tingkat pendidikan perawat, maka semakin baik pula
pelayanan/ pemberian asuhan keperawatan yang diberikan. Hai ini
juga diperkuat oleh pendapat dari Notoadmojo , 2010 yang

10
mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka
semakin mudah perawat dalam menerima segala bentuk informasi
yang diperoleh, sehingga sangat berpengaruh terhadap kualitas
pelayanan yang diberikan kepada pelanggan.
Dari segi lama kerja, diruang anggrek bervariasi. Dimana lama
kerja dikategorikan sebagai berikut : 13 tahun sebanyak 1 orang, 9
tahun sebanyak 3 orang, 8 tahun 1 orang, 5 tahun 1 orang, 4 tahun 1
orang, 2 tahun 6 orang dan 3 bulan 1 orang. Lama masa kerja disini
tentu saja berkaitan dengan umur bidan dan perawat, dimana
responden yang sudah memiliki umur yang lebih tua tentu saja akan
memiliki pengalaman dan juga masa kerja yang lebih dibandingkan
dengan bidan dan perawat dengan umur yang lebih muda. Tingkat
pendidikan seseorang yang semakin tinggi maka pengalaman akan
semakin luas, sedangkan semakin tua umur seseorang, maka
pengalaman kerja smakin banyak (Notoadmojo, 2010).
Sedangkan jika dilihat dari jenis pelatihan atau diklat masing-
masing perawat diruang anggrek hanya sedikit perawat yang memiliki
pelatihan sesuai dengan kompetensi ruang anggrek yang mana
merupakan ruang inap khusus anak. Sedangkan untuk perawat yang
lain belum memiliki spesifikasi pelatihan sesuai dengan jenis pasien
yang dirawat. Karena ada penelitian yang menyebutkan bahwa jenis
pelatihan atau diklat akan berpengaruh terhadap kinerja perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada pasien yang dirawat (Abdul
Majid, 2016).
Dari 14 orang di ruangan Anggrek pegawai tetap ada 4 orang, 1
orang sistem kontrak dan 9 orang magang.

c. Kasus yang Sering Ditemukan

11
Table 2.4
Prevalensi Kasus Penyakit Tertinggi Bulan Januari - April 2019
No Jenis Penyakit Bulan
Jumlah
Jan Feb Mar Apr
1 DHF 114 108 54 35 311
2 Kejang Demam 14 10 6 15 45
3 Vomitus 4 7 7 7 25
4 Bronkopneumoni 5 7 9 8 29
5 Pneumonia 2 5 14 5 26
6 GEA 1 3 5 8 17
7 Heperpireksia 3 12 5 4 24
8 Asma 2 3 3 1 9
9 Dypepsia 4 7 3 18 32
10 Dyspnea 2 1 6 1 10
Sumber : Rekam Medik RSUD dr Soeratno Gemolong, 2019
Berdasarkan table 1.3 diatas dapat disimpulkan bahwa kasus
penyakit tertinggi pada bulan januari sampai bulan April 2019 adalah
DHF dengan jumlah pasien secara berturut-turut adalah 114, 108, 54,
35 pada bulan Februari sampai April adalah Kejang Demam dengan
jumlah pasien secara berturut-turur 10, 6, 15,.

d. Jumlah Pasien

12
Table 2.5
Perhitungan Jumlah Pasien di Ruang Anggrek
Bulan Total Rujuk Pulang Pulang mati Jumlah
masuk hidup <48 jam >48 jam pasien keluar

7
1 2 3 4 5 6
(3+4+5+6)
Januari 295 - 295 - - 295
Februari 294 - 294 - - 294
Maret 267 - 267 - - 267
April 189 - 189 - - 189

Total 1.045
Rata-rata 261.2
Sumber : Data Rekam Medik RSUD dr Soeratno Gemolong, 2019

Berdasarkan data table 1.4 diatas dapat diuraikan bahwa jumlah


pasien pada bulan Januari sampai bulan April 2019 adalah 1.045
orang. Dengan angka kematian pada bulan Januari sampai dengan Apri
2019 yaitu sebanyak 0 orang. Apabila dihitung nilai NDR (Nett Death
Rate) adalah sebagai berikut :
NDR : Jumlah pasien mati >48 jam X 100‰
Jumlah pasien keluar (H+M)
 NDR bulan Januari - Apri 2019 : 0 X 100‰ = 0 ‰
48
NDR : angka kematian > 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap
1000 penderita keluar. Indicator ini memberikan gambaran mutu
pelayanan dirumah sakit. Standar NDR yang baik adalah ≤25 per mil
(Depkes, 2015). Jadi dari hasil perhitungan NDR ruang Anggrek bulan
Januari sampai Apri 2019 nilai NDR menunjukan angka dibawah
standar yang dianjurkan. Sedangkan untuk perhitungan nilai GDR atau

13
angka kematian umum (kasar) untuk setiap 1000 penderita keluar
ruang anggrek adalah sebagai berikut :
GDR : jumlah pasien mati seluruhnya X 1000‰
Jumlah pasien keluar (H+M)
 GDR bulan Janauri s/d Mei 2019 : 0 X 100‰ = 0‰
48
Nilai standar GDR yang baik adalah <45 per mil (Depkes, 2015).
Berdasarkan perhitungan GDR selama bulan Januari sampai Apri 2019
adalah 0‰. Hal ini menunjukan bahwa nilai GDR ruang Anggrek
dibawah angka standar. Semakin rendah angka GDR dan NDR maka
semakin baik mutu pelayanan disebuah ruangan.

e. Tingkat ketergantungan pasien


1) Perhitungan BOR, LOS, TOI, BTO, GDR, dan NDR

Table 2.6
Perhitungan BOR, LOS, TOI, BTO, GDR dan NDR
No Bulan Jumlah Jumlah BOR LOS TOI BTO GDR NDR
total hari (%) (‰) (‰)
pasien rawat
keluar
1 Januari 295 905 85,8 4,1 0,5 7,6 0 0
2 Februari 294 869 82,4 3,8 0,6 8,5 0 0
3 Maret 267 851 80,5 3,1 0,7 8,2 0 0
4 April 189 578 56,6 3,0 2,3 5,5 0 0

Rata-rata 261.2 3203 76.3 3,4 1,1 7,4 0 0


Jumlah TT 34 TT
Sumber : Data Rekam Medik RSUD dr Soeratno Gemolong,2019

14
Analisa data :
a) Rata-rata angka BOR antara bulan januari sampai dengan
april 2019 diruang anggrek adalah sebesar 76,3%. Dari hasil
ini dapat di interpretasikan bahwa BOR ruang anggrek dalam
kurun waktu januari sampai dengan april 2019 ini telah
memenuhi standar, dimana nilai standar BOR yang ideal
adalah 60%-85% (Depkes, 2015) dan nilai ini lebih dari
standar batas BOR menurut Baber Johson yaitu idealnya 75%-
85%. Semakin besar nilai BOR yang melebihi standar ideal
maka semakin besar pula beban kerja tenaga kesehatan yang
bekerja diruang inap anggrek. Hai ini pun juga akan
mempengaruhi kualitas pelayanan terhadap pasien karena
sangat besar kemungkinan resiko tenaga kesehatan khususnya
perawatn mengalami stress (Mahwidhi, 2008).
b) Nilai rata-rata LOS atau lama rata-rata hari perawatan pasien
diruang anggrek adalah sebesar 3,4. Hal ini sudah sesuai
standar nasional uang dianjurkan yaitu sebesar 3-12 hari
(Baber Johson). Karena semakin lama rata-rata hari perawatan
pasien, maka akan semakin tinggi pula resiko infeksi
nosocomial (INOS).
c) Nilai rata-rata TOI atau waktu rata-rata tempat tidur kosong
diruang anggrek adalah 1,1. Nilai ini sudah sesuai nilai ideal
TOI yaitu menurut Baber Johson dan Depkes RI 1-3 hari.
Semakin kecil nilai TOI maka semakin besar nilai
kemungkinan kejadian infeksi nosocomial dirumah sakit
(Sudra, 2010).
d) Nilai BTO atau frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu
periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan
waktu tertentu (Depkes RI, 2015). Idealnya dalam satu tahun,
satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali. Nilai BTO rata-
rata diruang anggrek dalam bulan januari sampai april 2019

15
yaitu 7,4. Nilai ini belum dapat dikatakan sesuai atau melebihi
nilai standar normal BTO karena dihitung tidak selama 1
tahun penuh.

2) Klasifikasi pasien
Klasifikasi pasien diruang anggrek adalah sebagai berikut :
Ruang anggrek adalah salah satu ruang rawat inap di RSUD dr.
Soeratno Gemolong yang melayani perawatan kelas VIP I, II dan
III. Kapasitas tempat tidur diruang anggrek sendiri adalah 34
tempat tidur termasuk VIP dan ruang Isolasi. Klasifikasi pasien
berdasarkan tingkat ketergantungan menurut Douglas, 1984 dalam
Swansburg R.C, 2012 adalah sebagai berikut :
a) Kategori I : Self care / perawatan mandiri memerlukan waktu
1-2 jam/hari
- Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
- Makan dan minum dilakukan sendiri
- Ambulasi dengan pengawasan
- Observasi tanda-tanda vital setiap pergantian shift
- Minimal dengan status psikologis stabil
b) Kategori II : Intermediate / perawatan partial memerlukan
waktu perawatan 3-4 jam/hari.
- Kebersihan diri dibantu, makan dan minum dibantu
- Observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam
- Ambulasi dibantu
- Pengobatan dengan injeksi
- Klien dengan infus
c) Kategori III : Total care / intensive care memerlukan waktu 5-6
jam/hari.
- Semua kebutuhan klien dibantu
- Perubahan posisi setiap 2 jam dengan bantuan
- Observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam

16
- Pengobatan intravena perdrip
- Gelisah disorientasi

f. Kebutuhan Tenaga Keperawatan


1) Menurut Douglas (1984)
Table 2.7
Kebutuhan Tenaga Keperawatan Ruang Anggrek
Klasifikasi Shif Perawat ( TT : 34 )
P S M
Minimal 0,17 x 4 0,15 x 4 0,07 x 5
Intermediate 0,27 x 14 0,15 x 14 0,10 x 14
Total 0,36 x 0 0,36 x 0 0,36 x 0
Jumlah 4,3 2,7 1,7
Sumber : Data Primer Hasil Observasi di Ruang Anggrek, 2019

Berdasarkan table diatas dapat diuraikan sebagai berikut :


Jumlah rata-rata tenaga keperawatant yang dibutuhkan adalah = 4,3
+ 2,7 + 1,7 = 8,7
Tenaga keperawatan libur adalah = 20% x 8,7 = 1,7
Bila dihitung keseluruhan jumlah tenaga keperawatan ditambah
dengan kepala ruang adalah :
Kebutuhan tenaga keperawatan :
Hasil hitung + (20% × jumlah hitung) + 1 karu.
8,7 + 1,7 + 1 = 11,4 dibulatkan 12
Menurut Douglas jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan 12 orang.

2) Menurut Depkes
Menurut Depkes (2005), jumlah tenaga keperawatan yang
dibutuhkan diruang anggrek adalah sebagai berikut :

17
Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan:
Jumlah jam tenaga keperawatan diruang / hari
jam kerja efektif tenaga keperawatan

Klasifikasi kategori asuhan keperawatan menurut Depkes :


a) Asuhan Keperawatan Minimal :
(1) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri.
(2) Makan dan minum dilakukan sendiri.
(3) Ambulasi dengan pengawasan.
(4) Observasi tanda-tanda vital dilakukan tiap shift.
(5) Pengobatan minimal, status psikologi stabil.
(6) Persiapan pengobatan memerlukan prosedur.
b) Asuhan Keperawatan Sedang :
(1) Kebersihan diri dibantu, makan, minum dibantu.
(2) Observasi tanda-tanda vital dilakukan tiap 4 jam.
(3) Ambulasi dibantu, pengobatan lebih darisekali.
c) Asuhan Keperawatan Agak Berat :
(1) Sebagian besar aktifitas dibantu.
(2) Observasi tanda-tanda vital tiap 2-4 jam.
(3) Terpasang folley kateter, intake output dicatat.
(4) Terpasang infus.
(5) Pengobatan lebih dari sekali.
(6) Persiapan pengobatan memerlukan prosedur.
d) Asuhan Keperawatan Maksimal :
(1) Segala aktifitas dibantu perawat.
(2) Posisi diatur.
(3) Makan memerlukan NGT, terapi intra vena.
(4) Observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam.
(5) Penggunaan suction.
(6) Gelisah / disorientasi.

18
klasifikasi pasien :
a) Perawatan minimal (self care) : 14 x 2 = 28 jam
b) Perawatan intermediate : 4 x 3 = 12 jam
c) Perawatan total care : 0 x 6 = 0 jam
40 jam
Jumlah tenaga keperawatan yang bertugas :
A = jumlah jam tenaga keperawatan diruangan / hari
Jam kerja per sift
= 40 jam = 5,71 jam
7 jam

Jumlah tenaga keperawatan yang libur (Loss day)


Jumlah hari minggu + cuti + hari besar
Tahun X Jumlah perawat
Jam hari kerja efektif

B = (52 + 12 + 22 ) x 5,71 = 491.1 = 1,76


365 - (52 + 12 + 22) 279
= 0.31 x 5,71 = 1.77

Tugas non keperawatan


C = (A+B) x 25%
C = (5,71+1,77) x 25%
= 7.48 x 0,25
C = 1.87%
Jadi jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan menurut Depkes,
2002 adalah :
=A+B+C
= 5,71+1,77+1,87 = 9.35% = 9 orang

19
Jumlah tersebut belum dihitung dengan 1 orang kepala ruang,
sehingga total adalah 10 orang tenaga keperawatan yang
dibutuhkan. Perhitungan ini pun tidak bisa menjadi patokan yang
kuat karena hanya dilihat dari 3 hari saja.

3) Perhitungan Thailand & Philipina


Menurut metode Thailand dan Philipina jumlah tenaga perawat
ruang anggrek adalah sebagai berikut :
(jumlah jam tenaga keperawatan x 52 mg x 7 hari) (jumlah TT x BOR)
(41 jumlah minggu efektif x 40 jam)
Jadi jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan adalah :
= (3,5 x 52 x 7) (34 x 76,3)
41 x 40
= 1.117.553 + factor koreksi 25 %
1.640
= 6,814 + 1,70
=7+2
=9

Kesimpulan perhitungan jumlah perawat menurut 3 rumus


perhitungan tenaga adalah sebagai berikut :

Table 2.8
Hasil Perhitungan Jumlah Perawat
No Metode Hasil Jumlah perawat keterangan
1 Douglas 12 14 Lebih 2
2 Depkes 9 14 Lebih 5
3 Thailand & Philipina 9 14 Lebih 5

Analisa data :

20
Jika dihitung berdasarkan jumlah semua tenaga keperawatan yang
ada diruangan anggrek, maka ruangan masih memiliki kelebihan
tenaga keperawatan 2-5 orang. Jika dihitung berdasarkan jumlah
pegawai tetap yang ada diruangan anggrek maka ruangan masih
memiliki kekurangan tenaga keperawatan 5 - 8 orang.

2. Money
a. Sumber pemasukan
Sumber pemasukan ruangan adalah berasal dari tarif pelayanan rawat
inap.

Tabel 2.9
Tarif Pelayanan Ruang Anggrek
Tindakan Klas I Klas II Klas III
Visite dokter spesialis 20.000 15.000 7500
Visite dokter 10.000 7500 3750
Askep 12.000 9000 4500
Verbeden 12.000 9000 3000
Injeksi per hari 4000 3000 1500
Skin Test 8000 6000 3000
Dressing Infus 8000 6000 3000
Ambil Spesimen 8000 6000 3000
Aff Infus 8000 6000 3000
Pasang Infus 8000 6000 3000
Pasang DC 8000 6000 3000
Aff DC 8000 6000 3000
Nebulizer 8000 6000 3000
Pemberian O2 8000 6000 3000
Tampon Luka 12.000 9000 4500
Perawatan Luka Kecil 8000 6000 3000

21
Perawatan Luka Sedang 12.000 9000 4500
Perawatan Luka Besar 16.000 12.000 6.000

Total pemasukan dari ruang Anggrek RSUD Dr. Soeratno Gemolong di


kelola oleh bagian keuangan rumah sakit. Selain itu ruangan anggrek
memiliki uang kas sendiri yang berasal dari uang susu formula yang
disedia untuk pasien anak sewaktu-waktu ada yang membutuhkan.
b. Pengeluaran
Ruangan anggrek tidak mengetahui jumlah pengeluaran yang
dikeluarkan oleh ruangan karena sistem pemasukan dan pengeluaran
sudah diatur langsung dari rumah sakit. Uang kas yang dimiliki ruang
anggrek digunakan untuk menengok teman yang sakit atau berduka, dan
lain-lain.
c. Sistem evaluasi anggaran
Ruangan Anggrek tidak memiliki sistem evaluasi anggaran karena
semua pemasukan dan pengeluaran yang ada dikelola langsung oleh
bagian anggaran rumah sakit. Ruangan hanya mengurus billing pasien
selama dirawat di ruangan anggrek yang meliputi biaya setiap tindakan
keperawatan, medis dan pengkodean biaya jika pasien menggunakan
BPJS.
d. Kendala dalam anggaran
Tidak ada kendala dalam anggaran keuangan untuk alat-alat dan barang
habis pakai dan kebutuhan ruangan yang di perlukan karena semua
pemasukan dan pengeluaran sudah diatur oleh bidang anggaran RSUD
dr. Soeratno Gemolong. Jika habis atau kerusakan pada alat medis maka
bagian seperti gudang farmasi, ataupun teknisi servis segera melakukan
tindakan dan pemenuhan yang memang di butuhkan.

3. Methods
a. Pelaksanaan timbang terima

22
Timbang terima (operan) merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan
keadaan pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan se-efektif
mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang
tindakan mandiri tenaga keperawatan, tindakan kolaboratif yang sudah
dilakukan/ belum dan perkembangan pasien saat itu. Informasi yang
disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan
keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima
dilakukan oleh tenaga keperawatan primer keperawatan kepada tenaga
keperawatan primer (penanggung jawab) dinas sore atau dinas malam
secara tertulis dan lisan. Selain itu timbang terima pasien apabila
dilakukan dengan benar dan tepat, maka tingkat keselamatan pasien
pun akan terjaga (Manapo, 2013).
Table 2.10
Tahapan Timbang Terima
Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana
Persiapan 1. Penyampaian waktu 5 menit Nurse station PN dan AN
pelaksanaan overran
2. Menyiapkan buku overran
3. Menyiapkan catatan pribadi
4. Menanyakan kesiapan kedua
kelompok perawat
Pelaksanaan 1. Membuka kegiatan overran 20 menit Nurse station KARU, PN,
2. menyampaikan informasi dan AN
kepada katim berikutnya :
a. Jumlah pasien
b. Identitas klien dan
diagnose medis
c. Data objektif dan data
subjektif
d. Masalah keperawatan
yang muncul

23
e. Intervensi keperawatan
yang sudah dan belum
dilakukan
f. Intervensi kolaborasi
g. Rencana umum dan
persiapan medis (operasi,
penunjang, dll)
3. Memberikan kesempatan
pada perawat lain untuk
mengklarifikasi/ memvalidasi
4. Mengajak untuk
mengunjungi ruang
perawatan pasien
(berkeliling)
5. Memvalidasi data-data pasien
yng dianggap penting kepada
pasien secara lansung
6. Mengajak kembali ke nurse
station

Evaluasi 1. Memberikan kesimpulan 10 menit Nurse station KARU, PN,


akhir/ mendiskusikan jika ada dan AN
permasalahan khusus
2. Mendokumentasikan dalam
buku handover
3. Memperhatikan aspek
legalitas dalam
pendokumentasian overran
4. Menutup handover
Penampilan 1. Penyampaian jelas, singkat 5 menit Ners station KARU, PP,
dan padat dan PA
2. Komunikasi efektif
3. Penggunaan waktu efisien

24
Table 2.11
Lembar Observasi Pelaksanaan Serah Terima Pasien di Ruang Anggrek
Tanggal 9-11 Mei 2019
No Daftar Pertanyaan Tanggal pelaksanaan
9/05/19 10/05/19 11/05/19
Y T Y T Y T
1 Penyampaian waktu pelaksanaan overran √ √ √
2 Menyiapkan buku overran √ √ √
3 Menyiapkan catatan pribadi √ √ √
4 Menanyakan kesiapan kedua kelompok perawat √ √ √
5 Membuka kegiatan overran √ √ √
6 Menyiapkan kepada katim berikutnya :
a. Jumlah pasien √ √ √
b. Identitas klien dan diagnose medis √ √ √
c. Data objektif dan subjektif √ √ √
d. Masalah keperawatan yang muncul √ √ √
e. Intervensi keperawatan yang sudah dilakukan dan √ √ √
belum dilakukan
f. Intervensi kolaborasi √ √ √
g. Rencana umum dan persiapan medis (operasi, √ √ √
penunjang, dll)
7 Memberikan kesempatan kepada perawat lain untuk √ √ √
mengklarifikasi/ memvalidasi
8 Mengajak untuk mengunjungi ruang perawat pasien √ √ √
(berkeliling)
9 Memvalidasi data data pasien yang dianggap penting √ √ √
kepada pasien secara langsung
10 Mengajak untuk kembali ke nurse station √ √ √
11 Memberikan kesimpulan akhir/ mendiskusikan jika ada √ √ √
permasalahan khusus
12 Mendokumentasikan dalam buku handover √ √ √
13 Memperhatikan aspek legalitas dalam pendokumentasian √ √ √

25
overran
14 Menutup handover √ √ √
15 Penyampaian jelas, singkat dan padat √ √ √
16 Komunikasi efektif √ √ √
17 Penggunaan waktu efisien √ √ √
Rata-rata nilai Y=59%,T=41%t
Sumber : Data Primer Hasil Observasi di Ruang Anggrek, 2019

Kriteria :
Baik : 76%-100%
Cukup : 56%-75%
Kurang : <56%

Analisa data :
Berdasarkan hasil rata-rata pelaksanaan operan jaga/ timbang terima di
ruang anggrek selama 3 hari didapatkan hasil sebesar 59% dalam
kategori cukup. Tetapi masih perlu di tingkatkan dalam hal kehadiran
peserta operan jaga untuk bisa hadir lebih awal sehingga dapat
mengikuti operan jaga semua. Dan juga dalam hal metode operan yang
tidak dilakukan di kantor atau meja perawat terlebih dahulu.

b. Metode penugasan
Metode pemberian asuhan keperawatan MPKP merupakan
penataan struktur dan proses (system) pemberian asuhan keperawatan.
Agar implementasi MPKP memberikan dampak yang lebih optimal,
perlu disertai dengan implementasi substansi keilmuan keperawatan.
Pada ruang MPKP diuji coba ilmu dan teknologi keperawatan karena
sudah ada system yang tepat untuk menerapkannya. Di ruang inap
anggrek memberikan askep dilakukan oleh tim. Pelaksanaan metode
tim yang baik akan dapat mempengaruhi pelaksanaan pemberian
rencana asuhan keperawatan kepada pasien (Madonni, 2015). Pendapat

26
ini juga dipertegas kembali menurut penelitian dari Kosim, 2016 yang
mengatakan bahwa semakin baik penerapan metode tim, maka akan
semakin baik juga kualitas pelayanan dan juga penokumentasian
asuhan keperawataan kepada pasien.

c. Alur penerimaan pasien


Alur penerimaan pasien yakni dimulai dari pasien datang lalu
dilakukan anamnesa. Pasien dilakukan pemeriksaan tanda vital sign
sama menimbang berat badan pasien. Pasien lalu diantar keruang
perawatan sesuai dengan permintaan kelas masing-masing pasien.
Kemudian keluarga atau penanggung jawab pasien dipanggil untuk
diberikan informasi serta penandatanganan persetujuan selama pasien
dirawat dan untuk bentuk pelayanan yang didapatkan sesuai ketentuan
ruangan yang didapat. Tidak lupa tenaga keperawatan atau petugas
mengedukasi pasien dan keluarga tentang orientasi ruang, cara cuci
tangan yang benar, dokter DPJP dan sebagainya.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama 3 hari
diruang anggrek ditemui bahwa masih ada beberapa tenaga
keperawatan yang masih belum melakukan tindakan penerimaan
pasien baru sesuai dengan prosedur yang seharusnya.
Table 2.12
Lembar Orientasi Pasien Baru di Ruang Anggrek Pada Tanggal 9-11 Mei
2019
No Kegiatan n=10 Dilakukan
Ya (1) Tidak (0)
A. Pre Interaksi
1 Mengumpulkan data tentang klien 10 0
2 Membuat rencana pertemuan dengan klien 10 0
B. Orientasi
1 Memberi salam dan tersenyum kepada klien 10 0
2 Memperkenalkan nama diri 10 0

27
3 Menanyakan nama panggilan kesukaan klien 0 10
4 Menjelaskan perasaan klien 0 10
5 Menjelaskan peran perawat 10 0
6 Menjelaskan kegiatan (orientasi) yang akan dilakukan 2 8
7 Menjelaskan tujuan kegiatan 10 0
8 Menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk orintasi 0 10
9 Menjelaskan kerahasiaan 0 10
C. Kerja
1 Menanyakan keluhan utama klien 10 0
2 Memberi kesempatan bertanya 10 0
3 Memulai dengan ajakan untuk berkonsentrasi 10 0
D. Materi
1 Mengorientasikan tentang fasilitas yang ada diruangan 10 0
2 Mengorientasikan tentang cara menggunakan fasilitas 10 0
3 Mengorientasikan tata tertib penggunaan fasilitas ruang tunggu 0 10
4 Mengorientasikan tempat-tempat penting, kamar mandi, ruang 8 2
tunggu, ruang konsultasi, ruang perawat, mushola dll
E. Terminasi
1 Menyimpulkan hasil kegiatan 0 10
2 Memberikan pujian positif 0 10
3 Merencanakan tindak lanjut kepada klien 2 8
4 Melakukan kontrak selanjutnya 0 10
5 Mengakhiri pertemuan dengan cara yang baik dan tersenyum 10 0
Jumlah 44 176
Total Persentase 50,5% 49,5%
Sumber : Data Primer Hasil Observasi di Ruang Anggrek, 2019

Kategori :
Baik : 76%-100%
Cukup : 56%-75%
Kurang : <56%

28
Analisa data :
Dari data di atas pelaksanaan orientasi pasien baru di ruang inap
anggrek dengan presentase 50,5% yang termasuk dalam kriteria
kurang. Pelaksanaan penerimaan atau orientasi pasien baru yang baik
terbukti dapat mengurangi tingkat kecemasan pasien apabila dilakukan
sesuai dengan prosedur yang baku (Firmansyah, 2014).

d. Standar Dokumentasi Keperawatan


Di Indonesia standar keperawatan dipakai sebagai pedoman dan
instrumentasi penerapan standar asuhan keperawatan yang disusun
oleh Depkes yaitu :
1) Standar I Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan berisi tentang data anamnesis, observasi
yang paripurna dan lengkap serta dikumpulkan secara terus
menerus, tentang keadaan pasien untuk menentukan asuhan
keperawatan sehingga data keperawatan harus bermanfaat bagi
semua anggota tim. Data pengkajian meliputi pengumpulan data,
pengelompokan data, dan perumusan masalah.
2) Standar II Diagnosa Keperawatan
Diagnose keperawatan adalah respon pasien yang dirumuskan
berdasarkan data status kesehatan pasien, dianalisis dan
dibandingkan dengan norma kehidupan pasien, dan komponennya
terdiri dari masalah penyebab dan gejala (PES) bersifat actual dan
potensial dan dapat ditanggulangi perawat.
3) Standar III Perancanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnose
keperawatan komponennya meliputi prioritas masalah, tujuan
asuhan keperawatan dan rencana tindakan.
4) Standar IV Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah pelaksanaan tindakan yang
ditentukan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara

29
maksimal yang mencakup aspek peningkatan, pencegahan dan
pemulihan kesehatan dan mengikutsertakan keluarga.
5) Standar V Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan dilakukan secara periodic, sistematis,
terencana untuk menilai perkembangan pasien.
6) Standar VI Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan dilakukan secara individu oleh tenaga
keperawatan selama pasien dirawat inap atau rawat jalan yang
digunakan sebagai informasi, komunikasi dan laporan.
Dokumentasi dibuat setelah tindakan dilakukan. Sesuai dengan
pelaksanaan proses keperawatan setiap mencatat harus
mencantumkan inisial atau paraf atau nama tenaga keperawatan,
menggunakan formulir yang baku, dan disimpan sesuai peraturan
yang berlaku.
Standar keperawatan menurut Depkes RI meliputi :
a) Standar Pelayanan Keperawatan (SPK)
b) Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
Saat ini sedang dikembangkan persamaan penggunaan Bahasa
standar dalam penentuan diagnose keperawatan berdasarkan
NANDA (North American Nursing Diagnosa), penetapan tujuan
dengan NOC (Nursing Outcome Clasiffication) dan rencana
intervensi dengan NIC (Nursing Intervention Clasiffication).
Ruang perawatan mempunyai prosedur tetap semua tindakan
keperawatan dan SAK (Standar Asuhan Keperawatan) minimal 10
kasus terbanyak penyakit yang ada diruangan. Standar diperlukan
untuk menentukan mutu, bagaimana kegiatan-kegiatan akan
dikerjakan dan untuk menilai mutu, seberapa baik kegiatan-
kegiatan dikerjakan. Di ruang inap anggrek RSUD dr Soeratno
Gemolong pendokumentasian dilakukan distatus pasien, dan
dilengkapi dengan buku bantu.

30
Tabel 2.13
Lembar Observasi Pelaksanaan Dokumentasi Keperawatan di Ruang
Anggrek, Tanggal 9-11 Mei 2019
No Aspek yang di nilai Observasi
Ya (1) Tidak (0)
A. Pengkajian
1. Mencatan data yang dikaji sesuai dengan pedoman 1 -
pengkajian
2. Data dikelompokan (bio-psiko-sosial-spiritual) 1 -
3. Data dikaji sejak pasien masuk sampai pindah ruangan 1 -
4. Masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara 1 -
status kesehatan dengan norma dan pola fungsi kehidupan

B. Diagnosa
1. Diagnose keperawatan berdasarkan diagnose yang telah 1 -
dirumuskan
2. Diagnose keperawatan mencerminkan PE/PES 1 -

C. Perencanaan
1. Berdasarkan diagnose keperawatan 1 -
2. Disusun berdasarkan prioritas 1 -
3. Rumusan tujuan mengandung komponen pasien/ subyek, 1 -
perubahan perilaku, kondisi pasien/ kriteria
4. Rencana tindakan mengacu pada tindakan 1 -
5. Rencana tindakan meggambarkan keterlibatan pasien/ 1 -
keluarga
6. Rencana tindakan menggambarkan kerjasama dengan tim 1 -
kesehatan lain

D. Implementasi
1. Tindakan dilaksanakan mengacu pada rencana - 0
keperawatan
2. Perawat mengobservasi respon pasien terhadap tindakan 1 -

31
keperawatan
3. Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi 1 -
4. Semua tindakan yang telah dilaksanakan dicatat ringkas - 0
dan jelas

E. Evaluasi
1. Evaluasi mengacu pada tujuan - 0
2. Hasil evaluasi - 0

F. Dokumentasi
1. Menulis pada format yang baku 1 -
2. Pencatatan dilakukan sesuai dengan tindakan yang - 0
dilaksanakan
3. Pencatatan ditulis dengan jelas, ringkas, istilah yang baku - 0
dan benar
4. Setiap melakukan tindakan,/ kegiatan perawat 1 -
mencantumkan paraf, nama jelas dan tanggal serta jam
dilakukan tindakan
5. Berkas catatan keperawatan disimpan sesuai dengan 1 -
ketentuan yang berlaku
Jumlah 57 59
Presentase 73,9% 26,1%
Sumber : Data Primer Hasil Observasi di Ruang Anggrek, 2019

Kategori :
Baik : 76%-100%
Cukup : 56%-75%
Kurang : <56%

Analisa data :
Berdasarkan hasil table diatas jelas terlihat selama ini pelaksanaan
dokumentasi keperawatan tidak dikatakan baik atau masih dalam
kategori cukup..

32
e. Discharge Planing
Perencanaan pulang merupakan suatu proses yang dinamis dan
sistematis dari penilaian, persiapan serta koordinasi yang dilakukan
untuk pemberian kemudahan pengawasan pelayanan kesehatan dan
pelayanan social sebelum dan sesudah pulang. Perencanaan pulang
merupakan proses yang dinamis agar tim kesehatan mendapatkan
kesempatan yang cukup untuk menyiapkan pasien melakukan
perawatan mandiri dirumah. Perencanaan pulang didapatkan dari
proses interaksi dimana perawat professional, pasien dan keluarga
berkolaborasi untuk memberikan dan mengatur kontinuitas
keperawatan yang diperlukan oleh pasien dimana perencanaan harus
berpusat pada masalah pasien yaitu pencegahan, teraupetik,
rehabilitative serta perawatan rutin yang sebenarnya. Berdasarkan hasil
observasi perawat menjelaskan tentang obat pasien dan menjelaskan
surat control yang harus dibawa setiap kali periksa ke petugas
kesehatan pada pasien yang sudah diizinkan pulang, pada pasien yang
pulang atas permintaan sendiri tidak berikan obat dan surat kotrol.

Table 2.14
Lembar Observasi Discharge Planing di Anggrek Pada Tanggal
9-11 Mei 2019
No Kegiatan n=5 Dilakukan
Ya Tidak
A. Pre Interaksi
1 Mengumpulkan data tentang klien 5 0
2 Membuat rencana pertemuan dengan klien 2 3
B. Orientasi
1 Memberikan salam dan tersenyum pada klien 5 0
2 Memperkenalkan diri 3 2
3 Menanyakan nama panggilan kesukaan klien 0 5

33
4 Menanyakan perasaan klien 1 4
5 Menjelaskan peran perawat 1 4
6 Menjelaskan tugas perawat 1 4
7 Menjelaskan kegiatan (orientasi) yang akan dilakukan 0 5
8 Menjelaskan tujuan kegiatan 0 5
9 Menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk orientasi 0 5
10 Menjelaskan kerahasiaan 1 4
C. Kerja
1 Menanyakan keluhan utama klien 5 0
2 Memberikan kesempatan bertanya 5 0
3 Memulai dengan ajakan untuk berkonsentrasi 5 0
4 Melakukan orientasi 3 2
D. Materi
1 Menjelaskan informasi mengenai penyakit 5 0
2 Menjelaskan informasi mengenai penyebab penyakit 1 4
3 Menjelaskan mengenai tanda dan gejala penyakit 4 1
4 Menjelaskan informasi mengenai cara perawatan dirumah 3 2
5 Menjelaskan informasi mengenai cara pemberian obat 5 0
6 Menjelaskan informasi mengenai cara pencegahan penyakit dan 5 0
infeksi
7 Menjelaskan informasi mengenai program pengobatan lanjutan 5 0
8 Menjelaskan informasi mengenai nutrisi yang sesuai dengan 4 1
program diet
9 Menjelaskan informasi mengenai control waktu, tempat, cara 5 0
control, persiapan control.
E. Terminasi
1 Menyimpulkan hasil kegiatan 4 1
2 Memberikan pujian positif 5 0
3 Merencanakan tindak lanjut kepada klien 5 0
4 Melakukan kontrak selanjutnya 3 2
5 Mengakhiri pertemuan dengan cara yang baik dan tersenyum 5 0
Jumlah 96 54

34
Total 64% 36%
Sumber : Data Primer Hasil Observasi di Ruang Anggrek, 2019

Kriteria :
Baik : 76%-100%
Cukup : 56%-75%
Kurang : <56%

Analisa data :
Dari data diatas Discharge planning dilakukan sebelum pasien
pulang untuk memberikan informasi tentang penyakit, cara perawatan
dirumah dan waktu control atau waktu berobat lanjutan. Diruang rawat
inap anggrek discharge planning dengan presentase (64%) yang
dilakukan dalam kategori cukup. Adapun beberapa hal yang belum
dilakukan didominasi dari tahap orientasi yaitu menanyakan nama
panggilan kesukaan pasien, menjelaskan tujuan kegiatan, menjelaskan
waktu yang dibutuhkan untuk orientasi dan menjelaskan informasi
penyebab penyakit.
Namun pelaksanaan discharge planning diruang anggrek belum
dilakukan secara optimal semua perawat yang bertugas, hal ini
dibuktikan dengan tidak diisinya lembar discharge planning pasien.
Kurang optimalnya pelaksanaan discharge planning diruang anggrek
ini salah satu penyebabnya tetntunya karena factor personel perawat
yang berdinas. Temuan ini sesuai dengan penelitian dari Rofi’I, 2011
yang mengatakan bahwa pelaksanaan discharge planning dipengaruhi
oleh factor personil, yaitu kemampuan personel perawat dalam
menjalin hubungan dan komunikasi dengan pasien, keuarga dan juga
tim medis lain. Pemberian discharge planning yang baik akan dapat
memberikan kesiapan pasien dalam menghadapi proses pemulangan ke
rumah (Azimatunnisa, 2011).

35
f. Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh Tenaga
keperawatan disamping melibatkan pasien untuk membahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus
dilakukan oleh Primary Nurse dana tau konselor, kepala ruangan,
Associate Nurse yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim
kesehatan.
Karakteristik :
1) Pasien dilibatkan secara langsung
2) Pasien merupakan focus kegiatan
3) AN, PN, dan konselor melakukan diskusi bersama
4) Konselor menfasilitasi kreativitas
5) Konselor membantu mengembangkan kemampuan AN dan PN
dalam meningkatkan kemampuan mengatasi masalah.
Diruang inap anggrek belum dilakukan ronde keperawatan.

g. Komunikasi efektif dan terapeutik


Komunikasi efektif dan terapeutik dalam hubungan antar manusia.
Pada profesi keperawatan komunikasi menjadi lebih bermakna karena
merupakan metode utama dalam mengimplementasikan proses
keperawatan. Terapeutik adalah merupakan kata sifat yang
dihubungkan dengan seni dari penyembuhan, sehingga menjadi
terapeutik berarti seseorang mampu melakukan atau
mengkomunikasikan perkataan, perbuatan atau ekspresi yang
memfasilitasi proses penyembuhan. Dalam membina hubungan
terapeutik Tenaga keperawatan mempunyai tugas yang harus
dilakukan oleh perawat. Tahap-tahap antara lain :
1) Tahap pra interaksi
Merupakan tahap dimana perawat belum bertemu dengan pasien.
Tugas perawat dalam tahap ini adalah :

36
a) Mendapatkan informasi tentang pasien dan sumber literature
yang berkaitan dengan masalah uang dialami pasien.
b) Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri
2) Tahap orientasi / perkenalan
Merupakan tahap dimana perawat pertama kali bertemu dengan
pasien. Tugas perawat dalam hal ini adalah :
Melakukan kontrak dengan pasien meliputi :
a) Nama pasien
b) Peran yang diharapkan dari perawat dan klien
c) Tujuan
d) Kerahasiaan
e) Harapan
f) Membina hubungan saling percaya dengan klien
3) Tahap kerja
Merupakan tahap dimana klien memuai kegiatan wawancara.
Tugas perawat pada tahap ini adalah melaksanakan kegiatan yang
telah direncanakan pada tahap pra interaksi.
4) Tahap terminasi
Merupakan tahap dimana perawat akan menghentikan interaksinya
dengan klien. Tahap ini merupakan terminasi sementara maupun
terminasi akhir. Tahap ini perawat mempunyai tugas :
a) Mengevaluasi kegiatan kerja yang telah dilakukan baik secara
kognitif maupun efektif
b) Merencanakan tindak lanjut dengan pasien
c) Melakukan kontrak
d) mengakhiri terminasi dengan baik
e) hail observasi dalam hal pelaksanaan komunikasi teraupetik
diruang anggrek selama pengkajian dapat dikatakan sudah
cukup baik. Akan tetapi masih diperlukan peningkatan yaitu
kebanyakan petugas belum memperkenalkan diri sebelum

37
melakukan tindakan atau berinteraksi dengan pasien atau
keluarga.
Table 2.15
Lembar Observasi Komunikasi Efektif dan Terapeutik diruang
Anggrek Tanggal 9-11 Mei 2019
No Daftar Pertanyaan n = 10 Ya Tidak
1 Tenaga keperawatan memberikan salam ketika pasien dan 2 8
keluarga baru dating
2 Tenaga keperawatan memperkenalkan diri sewaktu pertama 3 7
kali kontak dengan pasien dan keluarga
3 Tenaga keperawatan memanggil pasien atau ibunya dengan 4 6
nama kesukaannya
4 Tenaga keperawatan menjelaskan tentang prosedur 6 4
pelaksanaan tindakan medis dari persiapan, pelaksanaan dan
sesudah tindakan
5 Tenaga keperawatan memberikan informasi dengan Bahasa 8 2
yang mudah diterima oleh pasien
6 Tenaga keperawatan memberikan kesempatan kepada pasien 7 3
dan keluarga untuk mengutarakan masalah atau kesempatan
untuk bertanya
7 Tenaga keperawatan mendengarkan dan menanggapi keluhan 10 0
pasien dan keluarganya dan penuh perhatian
8 Tenaga keperawatan menjelaskan tentang prosedur atau tata 0 10
tertib selama pasien dirawat diruang pasien
9 Tenaga keperawatan t menginformasikan tentang hak dan 10 0
kewajiban sebagai pasien termasuk didalamnya masalah
administrasi dan hak menolak untuk dilakukan tindakan medis
10 Tenaga keperawatan meluangkan waktunya untuk 9 1
berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya selama
persiapan tindakan/ perawatan
11 Tenaga keperawatan memberikan rasa nyaman dan aman 10 0
pada pasien dan keluaraganya

38
12 Tenaga keperawatan menjelaskan bagaimana mengatasi nyeri 10 0
atau ketidaknyamanan
13 Tenaga keperawatan menanyakan keluhan yang dialami 9 1
pasien dan keluarga
14 Tenaga keperawatan membantu kegiatan fisik dan psikologis 8 2
pasien serta keluarganya
15 Tenaga keperawatan menanyakan hal-hal yang membuat 4 6
pasien dan keluarganya merasa takut
16 Tenaga keperawatan menjelaskan sudah akreditasi paripurna, 0 10
sehingga semua prosedur tindakan, SDM dan alat sudah sesuai
dengan standar
17 Tenaga keperawatan meyakinkan pasien dan keluarga bahwa 8 2
tindakan yang akan dilakukan demi kebaikan dan kesembuhan
pasien
18 Tenaga keperawatan menekankan sekali lagi kepada pasien 8 2
untuk patuh dalam mengikuti perawatan sebelum meninggalkan
pasien
19 Tenaga keperawatan melakukan kontrak untuk pertemuan 0 10
selanjutnya bila diperlukan
20 Tenaga keperawatan mengucapkan salam sebelum 10 0
meninggalkan pasien dan keluarganya
Jumlah 126 74
Presentase 63% 37%
Sumber : Data primer hasil observasi diruang Anggrek, 2019

Kategori :
Baik : 76%-100%
Cukup : 56%-75%
Kurang : <56%

Analisa data :

39
Berdasarkan table diatas hasil observasi terhadap tenaga keperawatan
dalam hal komunikasi terapeutik dan efektif diruang anggrek
didapatkan hasil 63% dan sebesar 37% belum melakukan komunikasi
yang efektif dan terapeutik sesuai standar. Hal yang menjadi kebiasaan
yang dilakukan tenaga keperawatan dalam berkomunikasi adalah
belum melakukan perkenalan diri yang benar, menjelaskan prosedur
atau tata tertib selama pasien dirawat, dan kontrak untuk pertemuan
selenajutnya. Keterampilan komunikasi yang efektif dan terapeutik
tenaga keperawatan tentunya akan memberikan kepuasan terhadap
pasien dan keluarga selama memberikan asuhan keperawatan
(Hajriani, 2013). Untuk itu perlu kiranya tenaga keperawatan diruang
anggrek untuk lebih meingkatkan keterampilan dalam berkomunikasi
secara efektif dan terapeutik sesuai dengan standar yang dilanjutkan.

h. Cara memperkenalkan ruangan kepada pelanggan pada saat orientasi


pasien
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala ruang
dan beberapa tenaga keperawatan dalam hal pengenalan ruangan
adalah sebagai berikut :
1) Pasien dan keluarga dijelaskan dokter penanggung jawab (DPJP)
2) Perawat penanggung jawab untuk pasien
3) Penjelasan tata tertib pasien dan keluarga saat mondok,
penggunaan gelang identitas dan cara mencuci tangan yang benar
serta edukasi tentang INOS.
Hasil observasi selama pengkajian ditemukan masih ada beberapa
petugas yang belum menerapkan prinsip-prinsip tersebut secara
benar.

i. Penjamin mutu
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang didapatkan
bahwa untuk meningkatkan mutu SDM dari kepala bidang

40
keperawatan telah mengajukan program pelatihan kepada tenaga
keperawatan secara bergilir. Sehingga perawat diruang anggrek bisa
mendapatkan pelatihan setiap tahunnya.

j. SPO
Ruang anggrek sudah memiliki protap (SPO) yang sesuai dengan
standar profesi dan standar undang-undang nomor 44 tahun 2009
tentang rumah sakit, diantaranya :

Table 2.16
Daftar Akses SPO ke Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan (APK)
Tanggal
No Nomor Dokumen SPO
Pembuatan
Penempatan pasien dengan penyakit
1 445/807.32/040/2017 28/08/2017
menular atau suspek
2 445/807.31/040/2017 Transport pasien infeksius 28/08/2017
3 445/807.30/040/2017 Pengelolaa limbah 28/08/2017
4 445/807.29/040/2017 Pemisahan dan pembuangan sampah 28/08/2017
5 445/807.28/040/2017 Penggunaan alat single use-re use 28/08/2017
6 445/807.27/040/2017 Pembersihan lingkungan 28/08/2017
7 445/807.26/040/2017 Dekontaminasi 28/08/2017
Dekontaminasi tumpahan darah (cairan 28/08/2017
8 445/807.25/040/2017
tubuh) pada lantai/lingkungan
Pemeriksaan kesehatan karyawan /personal 28/08/2017
9 445/807.24/040/2017 secara berkala di RSUD dr Soeratno
Gemolong
Perawatan pasien dengan 28/08/2017
10 445/807.23/040/2017
immunocompromise
11 445/807.22/040/2017 Isolasi pasien 28/08/2017
12 445/807.21/040/2017 Pengendalian KLB Infeksi Rumah sakit 28/08/2017

41
13 445/807.21/040/2017 Pengendalian KLB Nosokanial 28/08/2017
14 445/807.20/040/2017 Etika batuk 28/08/2017
15 445/807.19/040/2017 Pelaksaan suverlains infeksi rumah sakit 28/08/2017
16 445/807.18/040/2017 Tata cara pemasangan kateter urin 28/08/2017
Urutan pemakaian dan pelepasan alat 28/08/2017
17 445/807.17/040/2017
pelindung diri (APD)
Pemakaian dan pelepasan kaca mata atau 28/08/2017
18 445/807.16/040/2017
pelindung wajah
19 445/807.15/040/2017 Pemakaian dan pelepasan masker 28/08/2017
20 445/807.14/040/2017 Pemakaian sarung tangan 28/08/2017
21 445/807.13/040/2017 Pelepasan sarung tangan 28/08/2017
22 445/807.12/040/2017 Pemakaian dan pelepasan gaun pelindung 28/08/2017
23 445/807.11/040/2017 Pemakaian dan pelepasan pelindung kaki 28/08/2017
24 445/807.10/040/2017 Pelaksanaan audit hand hygiene 28/08/2017
Tata cara pemasangan, pemeliharaan, 28/08/2017
25 445/807.9/040/2017 pelepasan dan pencatatan endo tracheal
tube
26 445/807.8/040/2017 Cara pemasangan naso gastrik tube/NGT 28/08/2017
445/807.7/040/2017 Prosedur pemasangan infus/ intravena 28/08/2017
27
kateter
445/807.6/040/2017 Penatalaksaan tertusuk jarum atau benda 28/08/2017
28
tajam
29 445/807.5/040/2017 Prosedur tindakan lumbal punksi 28/08/2017
30 445/807.4/040/2017 Praktik menyuntik aman 28/08/2017
31 445/807.3/040/2017 Penggunaan alat pelindung diri (APD) 28/08/2017
32 445/807.2/040/2017 Cuci tangan 28/08/2017
33 445/807.1/040/2017 Pelaksanaan Five moment cuci tangan 28/08/2017

Sumber : data inventaris ruang anggrek, 2019


Table 2.17

42
Lembar Observasi Pelaksanaan SPO Tindakan Keperawatan di Ruang
Anggrek Pada Tanggal 9-11 Mei 2019
No Komponen yang di nilai (n=10) Pelaksanaan
Ya Tidak
Pemasangan infus
A. a. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan 10 0
b. Perawat menggunakan APD handscon 10 0
c. Menggunakan perlak atau pengalas 2 8
d. Menggunakan bengkok 0 10
e. Perawat memperhatikan reaksi klien selama pemasangan infus 10 2
Memberikan oksigen
B. Perawat memperhatikan reaksi klien saat memasang oksigen dan 10 0
semua protap sudah sesuai
Pemberian obat suntikan
C. Sudah sesuai, tetapi belum memperhatikan prinsip aseptic 4 6
Perawatan luka
D. a. Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan 8 2
b. Evaluasi tindakan dilakukan 1 9
Cuci tangan biasa dan aseptic
E. a. Mencuci tangan sesuai prinsip 6 langkah 9 1
b. Perawat tidak memakai perhiasan tangan dan arloji 1 9
c. Perawat melipat lengan baju 9 1
Jumlah 72 58
Presentase 61,6% 38,4%
Sumber : data observasi pengkajian di ruang anggrek, 2019

Kategori :
Baik : 76%-100%
Cukup : 56%-75%
Kurang : <56%

Analisa data :

43
Berdasarkan hasil table diatas dapat disimpulkan bahwa kebiasaan
perawat diruang anggrek dalam melakukan tindakan yang rutin
dilakukan terbilang cukup (61,6%). Hal ini dikatakan oleh perawat
diruang anggrek karena alasan keterbatasan sarana dan prasarana
diruang anggrek. Pernyataan ini dapat didukung juga dengan adanya
penelitian dari Nur Yanti, 2013 yang mengatakan bahwa adanya
kelengkapan sarana dan prasarana dirumah sakit akan dapat
mempengaruhi kepuasan pasien dan juga kualitas pelayananyang
diberikan kepada pasien itu sendiri.

4. Materials
a. Denah ruangan

5
4
1 2 5
6
3
25

20 21
11

7 8 9 10 18 19 22 23 24
12

13
17
15 16
14

Ket
1. Ruang Anggrek 3 13. R. Loker
2. Ruang Anggrek 4 14. R. Tindakan
3. R. Janitor 15. R. Ganti Perawat
4. R. Panel Listrik 16. R. Pantri
5. Tangga 17. R. Obat

44
6. Area Bermain 18. R. Karu
7. Ruang Anggrek 2 19. Kamar mandi
8. Ruang Anggrek 1 20. R. Perawat/ Nurse Station
9. R. VIP 1 21. R. Dokter
10. R. VIP 2 22. R. Anggrek 5
11. R. Isolasi 23. R. Anggrek 6
12. R. Cuci tangan 24. R. Anggrek 7
25. Pintu Masuk Utama

Ruang inap anggrek di RSUD dr Soeratno Gemolong terdiri dari 34


tempat tidur yang melayani pasien dengan kasus penyakit anak.
Berdasarkan gambar diatas tampak ruang paling kanan dan kiri adalah
ruang rawat inap, kemudian ada ruang penteri, ruang linen,ruang karu
dan ruang tindakan dan ruang berikutnya adalah ruang ganti, kamar
mandi ruang obat dan ruang perawat (Nurse Station) berada di tengah
kemudian ada ruang untuk bermain. Untuk setiap ruang kamar anggrek
terdapat 1 kamar mandi. Untuk kamar isolasi diprioritaskan untuk klien
yang mudah terkena infeksi.

b. Komposisi ruangan
Komposisi ruangan anggrek adalah sebagai berikut, terdiri dari 11
ruang atau kamar besar yang terdiri dari :
1) Kamar 1 terdiri dari : 2 ruangan yang masing-masing berisi 2 bed
2) Kamar 2 terdiri dari : 2 ruangan yang masing-masing berisi 4 bed
3) Kamar 3 terdiri dari : 3 ruangan yang masing-masing berisi 6 bed
4) Kamar isolasi terdiri dari : 2 ruangan yang masing-masing 1 bed
5) Kamar VIP terdiri dari : 2 ruangan yang masin-masing 1 bed
6) Kamar tindakan terdiri dari : 1 bed
Luas kamar 1 dan 2 7,5m X 3m, luas kamar 3 dan 4 7,5m X 3m,
luas kamar 5,6 dan 7 10m X 7m, luas kamar VIP 4,5m X 3,5 dan
dan luas kamar isolasi 4,5m X 3,5.

45
c. Inventaris ruangan
Table 2.18
Daftar Inventaris Ruang Anggrek

No Nama alat Jumlah Kondisi barang Ket


Baik Rusak
1 Tensi 4 3 1 Cukup
2 Thermometer digital & 3 3 - Cukup
manual
3 Stetoskop 2 2 - Cukup
4 Bed pasien 35 35 - Cukup
5 Nebulizer 2 2 - Cukup
6 Tiang infus 43 43 - Cukup
7 Troli instrument terdiri 2 2 - Cukup
dari 3 rak dan 2 rak
8 Kom sedang 2 2 - Baik
9 Set medikasi 2 2 - Baik
10 Bengkok 1 1 - Cukup
11 Meja pasien 34 34 - Cukup
12 Kursi roda 2 2 - Baik
13 Oksigen kecil 1 1 - Cukup
14 Oksigen besar 4 4 - Cukup
15 Ambubag 1 1 - Cukup
16 Almari kaca 1 1 - Cukup
17 Flowmeter 7 7 - Cukup
18 Handscrub 8 8 - Cukup
19 TV 6 5 1 Cukup
20 Tempat sampah medis 1 1 - Cukup
21 Tempat sampah non 1 1 - Cukup
medis
22 Tempat sampah flabot 1 1 - Cukup
23 Troli emergency 1 1 - Cukup

46
24 APAR 2 2 - Cukup
25 Bed tindakan 1 1 - Cukup
26 Kipas angin 10 10 - Cukup
27 Meja 2 2 - Cukup
28 Kursi 42 42 - Cukup
29 AC 8 8 2 Cukup
Sumber: inventaris ruang anggrek, 2019

Tabel 2.19
Standar Peralatan Diruang Bedah Umum Menurut PMK No. 56 tahun 2014

No Nama Alat
1 Hospital bed
2 Stetoskop
3 Brandchard
4 Infusion pump
5 Examination lamp
6 Sypgmomanometer
7 Film viewer
8 Minor surgery instrument set
9 Set perawatan luka
10 Emergency set

d. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi diruangan dijelaskan


bahwa selama ini ruang anggrek tidak memiliki alat sterilisasi sendiri
dikarena ruang anggrek termasuk bangsal anak. Apabila ada yang
harus dilakukan perawatan yang kecil biasanya ruang anggrek
meminjam di IGD.

e. Fasilitas kamar pasien


Table 2.20
Daftar Fasilitas Kamar Pasien

47
No Nama alat Jumlah Kondisi barang Standar RS Ket
Baik Rusak
1 Tempat tidur 35 35 0 Setiap ruangan diberikan
tempat tidur untuk 1
pasien sesuai standar
rumah sakit disediakan
sprei, sarung bantal untuk
pasien rawat inap
2 Tiang infus 43 43 0 Setiap 1 ruangan kamar
pasien disediakan tiang
infus, tetapi paling
banyak tiang infus di
ruang tindakan sebanyak
9
3 Kipas angin 10 10 0 Standar fasilitas kipas
angin untuk pasien kelas I
diberikan I kipas angin
kelas II diberikan 2 kipas
angin dan kelas III
diberikan 1 kipas angina
dan 2 kipas angin di
ruang tunggu pasien
4 TV 5 5 0 Setiap ruangan kelas VIP
kelas I diberikan 1 buah
TV di depan ruang
tunggu
5 Tabung O2 5 5 0 Setiap kamar pasien harus
ada disediakan oksigen
yang sesuai standar
rumah sakit
6 Lemari pasien 34 34 0 Setiap kamar pasien
disediakan fasilitas 1
lemari untuk 1 pasien

48
7 Kamar mandi/WC 14 14 0 Disediakan minimal 1
toilet aksesibel untuk
pasien dan pengunjung
serta perawat bahan
penutup lantai kamar
mandi tidak licin dan air
tiding menggenang
Sumber : inventaris ruang anggrek, 2019

Fasilitas kamar pasien dan juga inventaris alat diruang anggrek


selama ini bila ada kerusakan atau keluhan dapat disampaikan pada
pihak IPSRS atau bagian perawatan. Alur perawatannya adalah pihak
ruang anggrek menghubungi pihak IPSRS terlebih dahulu dan
menyiapkan alat atau inventaris yang rusak atau ada keluhan.
Selanjutnya pihak IPSR datang keruang anggrek dan kita siapkan bon
perbaikan alat dengan ditanda tangani pihak ruangan anggrek dan
juga pihak IPSRS. Kemudian alat dibawa kebagian perawatan IPSR
sampai selesai perbaikan baru dikembalikan lagi keruang anggrek.
Apabila alat atau inventaris tidak bisa diperbaiki, maka solusinya
adalah dengan dipinjamkan dari stok IPSR atau pinjam dari ruang
inap lain selagi menunggu pengajuan barang/ alat baru.

f. Fasilitas staf
Staf diruang anggrek diberikan beberapa fasilitas seperti loker petugas
dan tambahan gizi jaga malam.

5. Machine
Table 2.21
Alat Medis Ruang Anggrek

No Nama alat Jumlah Kondisi barang Standar RS Ket


Baik Rusak

49
1 Tensi 4 3 1 2/ ruangan Cukup
2 Nebulizer 2 2 - 1/ ruangan Cukup
3 Thermometer 3 3 - 2/ ruangan Cukup
4 Flowmeter 7 7 - 1/ruangan Cukup
5 Tabung O2 5 5 - 1/ruangan Cukup
6 Set medikasi 2 2 - 5/ruangan Baik

C. PROSES
1. Planning
a. Visi, Misi, Tujuan dan Motto
1) Visi RSUD Dr.Soeratno Gemolong
Menjadi Rumah Sakit pilihan di wilayah Gemolong dan sekitarnya
2) Misi RSUD Dr.Soeratno Gemolong
Memberi pelayanan kesehatan yang bermutu, mudah, cepat dan
akurat
3) Tujuan RSUD Dr. Soeratno Gemolong
a) Meningkatkan kualitas manajemen Rumah Sakit
Sasarannya :
 Meningkatkan kualitas administrasi perkantoran
 Meningkatkan jumlah dan kualitas sarana dan prasarana
 Meningkatkan disiplin aparatur
 Meningkatkan kapasitas sumber adaya aparatur
 Meningkatkan kualitas laporan yang disusun
b) Meningkatkan cakupan jenis dan kualitas layanan Rumah Sakit
 Meningkatkan standar Rumah Sakit
 Meningkatkan kualitas dan kuantitas obat dan perbekalan
kesehatan
 Meningkatkan kualitas pelayanan Rumah Sakit
 Meningkatkan kualitas dan kuantitas asarana dan prasarana

50
4) Motto RSUD Dr. Soeratno Gemolong
Melayani dengan hati

b. Preconference dan Postconference


Pre conference, yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana
setelah selesai operan yang dipimpin oleh katim atau penanggung jawab
tim. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian) dan
tambahan rencana dari katim atau PJ tim (Keliat, 2013). Tujuannya
adalah
1) Membantu mengidentifikasi masalah pasien dan merencanakan
asuhan keperawatan.
2) Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan
3) Memberikan kesempatan untuk mendiskusikan keadaan pasien.

Tabel 2.23
Lembar Observasi Preconference Ruang Anggrek
Tanggal 9-11 Mei 2019
9-05-2019 10-05-2019 11-05-2019
Tindakan
Y T Y T Y T
Menyiapkan dokumen atau rekam medik
√ √ √
yang dibutuhkan (5)
Mengecek kelengkapan anggota tim (5) √ √ √
Menanyakan kesiapan anggota tim (5) √ √ √
Memberikan salam pembuka (5) √ √ √
Memimpin berdoa (5) √ √ √
Memvalidasi terhadap hasil overan yang
√ √ √
disampaikan sebelumnya (10)
Menanyakan kepada masing-masing perawat
tentang asuhan keperawatan yang akan √ √ √
diberikan ke pasiennya hari ini (10)
Memberikan kesimpulan akhir dari asuhan
keperawatan yang akan diberikan selanjutnya √ √ √

(10)

51
Memberikan kesempatan kepada anggota
√ √ √
untuk mengklarifikasi (10)
Memberikan motivasi terhadap kinerja yang
√ √ √
akan dilakukan hari ini (10)
Menutup conference (5) √ √ √
TOTAL 69% 56% 56%
NILAI RATA-RATA 60%

Sumber : Hasil observasi di ruang Anggrek, 2019

Kategori :
Baik : 76% - 100%
Cukup : 56% - 75%
Kurang : < 56%

Analisa :
Berdasarkan hasil rata-rata pelaksanaan preconference di ruang anggrek
selama 3 hari didapatkan hasil sebesar 60% dengan kategori cukup.
Hasil observasi yang dilakukan di ruang Anggrek diperoleh bahwa ada
beberapa tindakan yang tidak dilakukan selama preconference
misalnya menanyakan kesiapan anggota tim, menanyakan kepada
masing-masing perawat tentang asuhan keperawatan yang akan
diberikan ke pasiennya hari ini dan memberikan kesimpulan akhir dari
asuhan keperawatan yang akan diberikan selanjutnya.
Post conference, yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana
tentang hasil kegiatan sepanjang shif dan sebelum operan. Isi post
conference adalah hasil asuhan keperawatan tiap perawat dan hal
penting untuk operan (Keliat, 2013). Tujuannya adalah untuk
mendiskusikan penyelesaian masalah dan membandingkan hasil yang
dicapai.
Table 3.2
Lembar Observasi Postconference Ruang Anggrek
Tanggal 9-11 Mei 2019

52
Tindakan 9-05-2019 10-05-2019 11-05-2019
Y T Y T Y T
Menyiapkan dokumen atau rekam medik
√ √ √
yang dibutuhkan
Mengecek kelengkapan anggota tim √ √ √
Menanyakan kesiapan anggota tim √ √ √
Memberikan salam pembuka √ √ √
Memimpin berdoa √ √ √
Menanyakan hasil asuhan keperawatan yang
√ √ √
telah diberikan kepada pasien
Menanyakan kendala selama memberikan
√ √ √
asuhan keperawatan kepada pasien
Menanyakan rencana tindak lanjut yang
harus dilakukan untuk dioperkan kepada √ √ √
perawat jaga dinas selanjutnya
Memberikan evaluasi terhadap kinerja tim
√ √ √
hari ini
Memberikan kesempatan kepada anggota
√ √ √
untuk mengklarifikasi
Memberikan kesempatan kepada anggota
√ √ √
untuk mengklarifikasi
Memberikan reinforcement kepada anggota
√ √ √
tim
Menutup conference √ √ √
Menyampaikan rencana tindak lanjut √ √ √
Mendokumentasikan hal-hal penting di buku
√ √ √
catatan
TOTAL 60% 60% 60%
NILAI RATA-RATA 0%

Kategori :
Baik : 76% - 100%
Cukup : 56% - 75%
Kurang : < 56%

53
Analisa :
Berdasarkan hasil rata-rata pelaksanaan preconference di ruang anggrek
selama 3 hari didapatkan hasil sebesar 60%. dengan kategori cukup
sehingga bisa dikatan kurang optimal

c. Bimbingan Mahasiswa
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di ruang Anggrek,
mahasiswa yang praktek di ruangan selalu didampingi selama
melakukan tindakan. Setiap mahasiswa diberikan kesempatan untuk
melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan kompetensi yang ingin
dicapai namun harus di dampingi oleh perawat ruangan. Untuk
konsultasi tugas dan evaluasi mahasiswa dilakukan oleh kepala ruangan
sendiri. Dengan adanya pendampingan selama praktek maka akan
membantu kelancaran mahasiswa dalam mencapai target kompetensi.

d. Jadwal Shift
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan, jadwal shift
perawat di ruangan anggrek disusun oleh kepala ruangan dengan
berkoordinasi dengan ketua tim. Pengaturan jadwal dinas bulanan
dibuat dalam satu bulan sekali. Dinas pagi dilakukan (07.00 -14.00
WIB), siang (14.00-20.00 WIB) dan malam (20.00-07.00 WIB).
Kepala ruang dan katim hanya dinas pagi dengan waktu kerja hanya 6
hari kerja sedangkan perawat pelaksana mengikuti pola kepala ruang.

e. Rapat
Berdasarkan hasil wawancara, rapat di ruangan diadakan tiga bulan
sekali untuk membahas hal-hal yang penting baik mengenai kondisi
pasien, catatan dan tindakan keperawatan serta kemajuan kinerja
ruangan.

2. Organizing

54
a. Struktur Organisasi
DIREKTUR UTAMA
dr. AGUS TRIJONO, M.Kes

KASI PELAYANAN KASI KEPERAWATAN


Dr. NOFI KUSUMANINGRUM SURAMIN, SKM, S.KEP

KA. INSTALASI
dr. PUJI SETYAWAN

KARU
Nuryati, Amd.Keb

KATIM I KATIM II
Ninik Wuryantini,Amd. Keb Rahmawati Putri ES.Amd.Keb

PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA


Puji Rahayu,Amd.Keb Ika Indarwati,Amd. Keb
Hervi Hilda,Amd.Keb Ulinuha Sari, Amd.Keb
Cahyaningsih,Amd.Keb Nila Fitri,Amd.keb
Alifah Alim, AMKRisma Wulandari,Amd.Keb Endang Narwati, AMK
Putri Harning,Amd.Keb

b. Sistem organisasi dan job description


Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan anggrek,
dijelaskan bahwa pembagian sistem pengorganisasian di ruang anggrek
terdiri atas kepala ruangan, ketua tim dan tenaga keperawatan
pelaksana yang masing masing memiliki uaraian tugas sebagai berikut :
1) Kepala Ruang
a) Melaksanakan fungsi perencanaan meliputi :
 Menyusun rencana kerja Kepala Ruangan

55
 Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan
keperawatan diruang rawat yang bersangkutan
 Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi
jumlah maupun kualifikasi untuk di ruang rawat, koordinasi
dengan Kepala Bidang Keperawatan.
b) Melaksanakan fungsi pergerakan dan pelaksanaan meliputi :
 Mengatur dan mengkoordinasi seluruh kegiatan pelayanan
di ruang rawat, melalui kerja sama dengan petugas lain
yang bertugas di ruang rawatnya.
 Menyusun jadwal/ daftar dinas tenaga keperawatan dan lain
sesuai kebutuhan pelayanandan peraturan yang berlaku di
rumah sakit.
 Melaksanakan orientasi kepada tenaga keperawatan baru/
tenaga lain yang akan kerja di ruang rawat. 
 Memberi orientasi kepada pasien/ keluarganya meliputi
penjelasan tentang peraturan rumah sakit, tata tertib ruang
rawat, fasilitas yang ada dan cara penggunaannya serta
kegiatan rutin sehari – hari.
 Membimbing tenaga keperawatan untuk pelaksanaan
pelayanan/ asuhan keperawatan sesuai standar.
 Mengadakan pertemuan berkala/ sewaktu – waktu dengan
staf keperawatan dan petugas lain yang bertugas di ruang
rawatnya.
 Memberi kesempatan/ ijin kepada staf keperawatan untuk
mengikuti kegiatan ilmiah/ penataran dengan berkoordinasi
dengan Kepala Bidang Keperawatan.
 Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat – obatan
sesuai kebutuhan berdasarkan ketentuan / kebijakan rumah
sakit.
 Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan alat agar
selalu dalam keadaan siap pakai.

56
 Mendampingi visite dokter dan mencatati instruksi dokter,
khususnya bila ada perubahan program pengobatan pasien.
 Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatan di
ruang rawat menurut tingkat kegawatan infeksi/non infeksi,
untuk kelancaran pemberian asuhan keperawatan.
 Mengendalikan kualitas system pencatatan dan pelaporan
asuhan keperawatan dan kegiatan lain secara tepat dan
benar. Hal ini penting untuk tindakan keperawatan.
 Memberi motivasi kepada petugas dan memelihara
kebersihan lingkungan ruang rawat.
 Meneliti pengisian formulir sensus harian di ruang rawat.
 Meneliti/ memeriksa pengisian daftar permintaan makanan
pasien berdasarkan macam dan jenis makan pasien.
 Meneliti/ memeriksa ulang pada saat penyajian makanan
pasien sesuai dengan program diet.
 Menyimpan berkas catatan medik pasien dalam masa
perawatan di ruang rawatnya dan selanjutnya
mengembalikan berkas tersebut kebagian medical record
bila pasien keluar/ pulang dari rawatan tersebut.
 Membuat lapoan harian mengenai pelaksanaan asuhan
keperawatan serta kegiatan lainnya di ruang rawat,
disampaikan kepada atasan.
 Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien /keluarga
sesuai kebutuhan dasar dalam batas wewenangnya.
 Melakukan serah terima pasien dan lain – lain pada saat
pergantian dinas.

c) Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian


meliputi :
 Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan
keperawatan yang telah ditentukan.

57
 Melakukan penelitian kinerja tenaga keperawatan yang
berada di bawah tanggung jawabnya.
 Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan
tenaga keperawatan, peralatan dan obat – obatan.
 Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan
tenaga keperawatan, peralatan dan obat – obatan.
 Mengawasi dan menilai mutu asuhan keperawatan sesuai
standar yang berlaku secara mandiri atau koordinasi dengan
Tim Pengendali Mutu Asuhan Keperawatan.
Tabel 3.3
Pelaksanaan Tugas Kepala Ruang di Ruangan Anggrek
Tanggal 9-11 Mei 2019

Observasi
Tugas Kepala Ruang (n=1)
No Ya Tidak

1 Membagi staff ke dalam grup MPM sesuai dengan kemampuan


3 -
dan beban kerja

2 Membuat jadwal dinas koordinasi dengan ketua Tim 3 -

3 Kepala Ruang melakukan meeting morning untuk


menindaklanjuti masalah yang ada yang diawali dan diakhiri 3 -
dengan doa

4 Menfasilitasi dan mendukung kelancaran tugas Ketua Tim dan


3 -
Perawat Pelaksana

5 Melakukan supervisi dan memberi motivasi seluruh staf


3 -
keperawatan untuk mencapai kinerja yang optimal

6 Membagi pasien kedalam group MPM sesuai dengan 3 -


kemampuan dan beban kerja

58
7 Melakukan upaya peningkatan mutu asuhan keperawatan
dengan melakukan evaluasi melalui angket setiap pasien akan 3 -
pulang

8 Mendelegasikan tugas kepada PJTJ pada jaga sore, malam, libur 3 -

9 Berperan serta sebagai konsultan 3 -

10 Melakukan pengawasan kedisiplinan tugas staff melalui daftar


3 -
hadir yang ada di ruang

11 Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga 3 -

12 Mengadakan Continuing Nursing Education tiap 2 bulan sekali


- 3
yaitu audit dokumen kasus ( tidak ada kejadian )

Jumlah 33 3

Persentase = 33/36 x 100% = 92%

Kategori :
Baik : 76% - 100%
Cukup : 56% - 75%
Kurang : < 56%

Analisa :
Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari di ruang anggrek didapatkan hasil
bahwa tugas kepala ruang di ruang anggrek sudah dijalankan dengan baik
yaitu 92% dengan kategori baik. Dengan adanya kepala ruang yang baik
maka secara tidak langsung dapat meningkatkan kinerja kerja dan
memotivasi perawat ruangan. Hal ini di dukung dengan penelitian menurut
Sitohang (2016) yang mengatakan bahwa fungsi kepala ruang yang
dijalankan dengan baik dapat meningkatkan produktivitas kerja tenaga
keperawatan pelaksana.
Ketua Tim
a) Membuat perencanaan berdasarkan tugas dan kewenangannya yang
didelegasikan oleh kepala ruangan.

59
b) Melakukan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi asuhan
keperawatan bersama-sama anggota timnya,
c) Mengkoordinasikan rencana keperawatan dengan tindakan medik.
d) Membuat penugasan kepada setiap anggota tim dan memberikan
bimbingan melalui konferens.
e) Mengevaluasi asuhan keperawatan baik proses ataupun hasil yang
diharapkan serta mendokumentasikannya.
f) Memberi pengarahan pada perawat pelaksana tentang pelaksanaan
asuhan keperawatan,
g) Menyelenggarakan preconference dan postconference
h) Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan,
i) Melakukan audit asuhan keperawatan yang menjadi tanggungjawab
timnya,
j) Melakukan perbaikan pemberian asuhan keperawatan,

Table 3.4
Pelaksanaan Tugas Ketua Tim di Ruangan Anggrek
Tanggal 9-11 Mei 2019
Observasi
No Tugas PN (n =1)
Ya Tidak
1 Bertugas pada pagi hari 3 -
2 Bersama AN menerima operan tugas jaga dari AN yang 3 -
jaga malam
3 Bersama dengan AN melakukan konfirmasi supervisi - 3
tentang kondisi klien segera setelah overan dengan petugas
jaga malam
4 Melakukan preconference dengan semua AN yang ada di - 3
dalam groupnya setiap awal dinas pagi
5 Membagi habis klien kepada AN sesuai dengan 3 -
kemampuan dan beban kerja
6 Melakukan pengkajian, menetapkan masalah atau diagnosa 3 -
dan perencanaan keperawatan kepada semua klien yang

60
menjadi tanggung jawab dan ada bukti di rekam
keperawatan
7 Memonitor dan membimbing tugas AN 3 -
8 Membantu tugas AN untuk kelancaran pelaksanaan asuhan 3 -
keperawatan
9 Mengoreksi, merevisi dan melengkapi catatan asuhan 3 -
keperawatan yang dilakukan oleh AN yang ada dibawah
tanggung jawabnya
10 Melakukan evaluasi hasil kepada setiap klien sesuai 3 -
dengan tujuan yang ada di dalam perencanaan asuhan
keperawatan dan ada buktinya dalam rekam keperawatan
11 Melaksanakan post conference pada setiap akhir dinas dan - 3
menerima laporan akhir tugas jaga dari AN untuk
persiapan overan tugas jaga selanjutnya
12 Melakukan overan jaga kepada AN jaga sore diikuti AN 3 -
jaga pagi
13 Memperkenalkan AN yang ada dalam satu group atau - 3
yang akan merawat selama klien dirawat atau kepada
klien/keluarga klien yang baru
14 Mendelegasikan tugas kepada AN pada S/M 3 -
15 Menerima pendelegasian tugas PJ ruang bila pagi hari 3 -
tidak bertugas
16 Menyelenggarakan diskusi kasus dengan dokter dan tim - 3
kesehatan lain setiap seminggu sekali
17 Menyelenggarakan diskusi kasus dalam pertemuan rutin - 3
keperawatan minimal sebulan sekali
18 Menyelenggarakan diskusi kasus sesuai prosedur - 3
19 Melaksanakan tugas lain sesuai dengan uraian tugas 3
20 Bersama AN melakukan doa bersama sebagai awal dan - 3
akhir tugas
TOTAL 36 24
Persentase : 36/60 x 100% = 60%

61
Kategori :
Baik : 76% - 100%
Cukup : 56% - 75%
Kurang : < 56%

Analisa :
Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari di ruang Anggrek didapatkan
hasil bahwa tugas ketua tim di ruang anggrek belum dijalankan dengan baik
yaitu 60% dengan kategori cukup. Hal ini dilihat dari ada beberapa tindakan
yang tidak dilakukan oleh ketua tim diantaranya bersama AN melakukan
doa bersama sebagai awal dan akhir tugas, menyelenggarakan diskusi kasus
sesuai prosedur, menyelenggarakan diskusi kasus dalam pertemuan rutin
keperawatan minimal sebulan sekali, menyelenggarakan diskusi kasus
dengan dokter dan tim kesehatan lain setiap seminggu sekali,
memperkenalkan AN yang ada dalam satu group atau yang akan merawat
selama klien dirawat atau kepada klien/keluarga klien yang baru,
melaksanakan post conference pada setiap akhir dinas dan menerima
laporan akhir tugas jaga dari AN untuk persiapan overan tugas jaga
selanjutnya, melakukan preconference dengan semua AN yang ada di dalam
groupnya setiap awal dinas pagi, bersama dengan AN melakukan
konfirmasi supervisi tentang kondisi klien segera setelah overan dengan
petugas jaga malam.
Perawat Pelaksana
a) Melaksanakan tugas berdasarkan rencana asuhan keperawatan.
b) Mencatat dengan jelas dan tepat asuhan keperawatan yang telah
diberikan berdasarkan respon klien.
c) Menerapkan pengendalian infeksi seperti cuci tangan, prosedur aseptic
secara tepat
d) Menerapkan pasien safety melalui identifikasi resiko, pelaporan insiden
serta menjaga lingkungan kerja yang aman, bersih, dan mengutamakan
keselamatan pasien

62
e) Berpartisipasi dalam setiap memberiikan masukan untuk meningkatkan
asuhan keperawatan
f) Menghargai bantuan dan bimbingan dan ketua tim.
g) Melaporkan perkembangan kondisi pasien kepada ketua tim.
h) Memberikan laporan

Table 3.5
Pelaksanaan Tugas Perawat Pelaksana di Ruangan Anggrek
Tanggal 9-11 Mei 2019
Tugas AN (n =8) Observasi
No
Ya Tidak
1 Melaksanakan overan tugas setiap awal dan akhir dari dan 8 -
kepada AN yang ada dalam satu group
2 Melakukan konfirmasi atau supervisi tentang kondisi - 8
klien segera setelah overan setiap klien
3 Melakukan doa bersama setiap awal dan akhir tugas yang 8 -
dilakukan setelah selesai overan tugas jaga
4 Mengikuti preconference yang dilakukan oleh PN setiap 8 -
awal tugas
5 Melaksanakan asuhan keperawatan ke klien yang menjadi 8 -
tanggung jawab dan ada bukti di rekam medis
6 Melakukan monitoring respon klien dan ada bukti di 8 -
rekam medis
7 Melakukan konsultasi tentang masalah klien/keluarga - 8
kepada PN
8 Membimbing dan melakukan pendidikan kesehatan - 8
kepada klien yang menjadi tanggung jawabnya dan ada
bukti rekam medis
9 Menerima keluhan klien/keluarga dan berusaha 8 -
mengatasinya
10 Melengkapi catatan asuhan keperawatan pada semua klien 8 -
yang menjadi tanggung jawabnya
11 Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada semua klien 8 -
yang menjadi tanggung jawabnya

63
12 Mengikuti postconference yang dilakukan oleh PN pada - 8
setiap akhir tugas dan melaporkan kondisi dan
perkembangan semua klien yang menjadi tanggung
jawabnya kepada klien
13 Bila tidak ada PN wajib mengenalkan AN yang ada dalam 8 -
group yang akan memberikan asuhan keperawatan pada
jaga berikutnya kepada klien atau keluarga baru
14 Melakukan pendelegasian tugas PN pada S/M 8 -
15 Berkoordinasi dengan dokter/ tim kesehatan lain bila ada 8 -
masalah pada klien
16 Mengikuti diskusi kasus dengan dokter atau tim kesehatan 8 -
lain setiap seminggu sekali
17 Mengikuti diskusi kasus dalam pertemuan rutin di ruangan - 8
18 Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas 8
Jumlah 104 40
Persentase : 104/144 x 100% = 72%
Kategori :
Baik : 76% - 100%
Cukup : 56% - 75%
Kurang : < 56%
Analisa :
Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari di ruang Anggrek
didapatkan hasil bahwa tugas tenaga keperawatan pelaksana di ruang
anggrek belum dijalankan dengan baik yaitu 72% dengan kategori
cukup. Hal ini ditandai dengan melakukan konfirmasi atau supervisi
tentang kondisi klien segera setelah overan setiap klien, melakukan
konsultasi tentang masalah klien/keluarga kepada PN, membimbing
dan melakukan pendidikan kesehatan kepada klien yang menjadi
tanggung jawabnya dan ada bukti rekam medis, mengikuti
postconference yang dilakukan oleh PN pada setiap akhir tugas dan
melaporkan kondisi dan perkembangan semua klien yang menjadi
tanggung jawabnya kepada klien.

64
c. Cara meminimalisir ketidakhadiran pegawai
Berdasarkan hasil wawancara diperoleh informasi bahwa untuk
sistem pergantian staf dilakukan apabila ada perawat yang tidak bisa
menjalankan tugas karena alasan tertentu sehingga kepala ruangan akan
menunjuk perawat yang libur atau yang bertugas pagi hari untuk
menggantikannya.

3. Actuating
a. Reward
Reward  merupakan suatu cara untuk meningkatkan produktivitas
kerja karyawan dan perilaku seseorang sehingga dapat mempercepat
pelaksanaan pekerjaan yang dibebankan dan pada akhirnya target atau
tujuan yang ingin dicapai dapat terlaksana dengan baik. Menurut
Manullang (2016) reward merupakan suatu sarana motivasi  atau
sarana yang dapat menimbulkan dorongan dan merupakan salah satu
jenis penghargaan yang dikaitkan dengan prestasi kerja, yang
diberikan dalam bentuk uang atau penghargaan yang ditetapkan
berdasarkan prestasi, semakin tinggi prestasi kerjanya, semakin besar
pula reward yang diberikan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan di ruangan reward diberikan
kepada perawat ruangan sering berupa pujian atas kedisiplinan atau
kepatuhan selama melaksanakan tugas di ruangan.

b. Punishment
Punishment adalah tindakan yang dijatuhkan kepada seseorang
secara sadar dan sengaja sehingga menimbulkan nestapa, dan dengan
adanya nestapa itu orang yang bersangkutan  akan menjadi sadar akan
perbuatannya  dan berjanji di dalam hatinya untuk tidak
mengulanginya. Menurut Manullang (2016) punishment diberikan
dengan tujuan ada kesadaran untuk menghentikan perilaku yang
diperbuat, dan menumbuhkan  kesadaran bahwa perbuatan itu tidak
mendatangkan kebaikan dan kesenangan sejati.

65
Berdasarkan hasil wawancara dengan di ruangan punishment
diberikan karena adanya aturan ruangan yang dilanggar. Punishment
yang diberikan lebih sering berupa teguran secara lisan antara kepala
ruangan dan perawat yang melakukan pelanggaran.

c. Motivasi
Motivasi adalah suatu dorongan atau alasan yang menjadi dasar
atau semangat seseorang untuk melakukan sesuatu demi tercapainya
suatu tujuan. Motivasi bisa datang dari diri sendiri maupun orang lain.
Dengan adanya motivasi maka seseorang dapat mengerjakan sesuatu
dengan antusias.
Menurut hasil wawancara dan observasi di ruang anggrek motivasi
selalu diberikan oleh kepala ruang kepada setiap perawat di ruang
pada saat pagi hari sebelum melakukan aktivitas di ruangan melalui
ceramahan singkat dan pada saat rapat ruangan.

d. Wewenang kepala ruang dalam mengambil keputusan


Setiap keputusan di ruangan anggrek selalu dilakukan dengan
membicarakan bersama dengan semua perawat di ruangan. Bila ada
masalah yang terjadi di ruang anggrek, kepala ruang selalu
mendiskusikan dalam rapat yang dilakukan tiga bulan sekali dan
melibatkan tenaga keperawatan dalam mengambil keputusannya.

e. Konflik dan cara mengatasi


Berdasarkan hasil wawancara dengan di ruangan, terkadang di
ruangan terdapat konflik – konflik kecil antar pegawai namun selalu
diselesaikan dengan cara dibicarakan semasa pegawai yang berkonflik
secara baik-baik.

4. Controling
a. Kinerja Tenaga Keperawatan

66
Kinerja adalah penampilan hasil kerja pegawai baik secara
kuantitas maupun kualitas. Penilaian kinerja perawat dilakukan oleh
kepala ruangan.

b. Supervisi
Supervisi perawat di ruang anggrek dilakukan oleh kepala ruangan
secara langsung selama perawat menjalankan tugas. Penilaian ini
dilihat dari aspek kedisiplinan, kerjasama, pendokumentasian asuhan
keperawatan, komunikasi efektif, pencegahan infeksi nosokomial
dengan mencuci tangan, ketertiban SOP, dan ketertiban program.

D. OUTPUT
1. Patient Safety
Table 4.1
Kajian Pelaksanaan Patient Safety di Ruang anggrek Tanggal 9-11
Mei 2019
No Komponen yang dinilai (n-10) Pelaksanaan
Ya Tidak
1 Ketepatan identifikasi 10 0
2 Ketepatan lokasi, prosedur operasi 10 0
3 Komunikasi efektif 7 3
4 Heighler medication 10 0
5 Pencegahan infeksi 10 0
6 Pencegahan resiko jatuh 10 0
Jumlah 57 3
Total 95% 5%
Sumber : data primer di ruang anggrek, 2019

Kriteria :
Baik : 76%-100%
Cukup : 56%-75%

67
Kurang : <56%

Analisa data :
Berdasarkan data diatas hasil observasi selama 3 hari, dapat dilihat
pelaksanaan patient savety diruang anggrek pelaksanaan patient savety
sebesar (95%) yang termasuk dalam kategori baik. Hal ini ditunjukan
dengan sebagian item dalam format penilaian pelaksanaan patient
savety dilaksanakan sesuai prosedur. Kecuali item komunikasi efektif.

Table 4.2
Observasi Pelaksanaan Cuci Tangan 6 Langkah di Ruang Anggrek Tanggal
9-11 Mei 2019
Observasi
No Aspek Yang Dinilai (n=6)
Ya Tidak
Gulung lengan baju lalu buka perhiasan yang digunakan, 0 6
1
basahi tangan dengan air yang mengalir
2 Lakukan enam langkah cuci tangan menggunakan sabun
a. Tuangkan handwash/ sabun ke telapak tangan 3-5cc lalu
6 0
ratakan dengan kedua telapak tangan
b. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kanan dengan
menggunakan tangan kiri kemudian lakukan sebaliknya
6 0
gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan
menggunakan tangan kanan
c. Gosok telapak tangan dan sela-sela jari 6 0
d. Jari-jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci dan
4 2
saling menggosok
e. Genggam ibu jari tangan kiri menggunakan tangan
kanan lalu lakukan gerakan memutar. Ulangi untuk ibu 3 3
jari tangan kanan.
f. Bersihkan kuku dengan cara menggosok ujung-ujung
jari tangan kanan ke telapak tangan kiri dengan gerakan 6 0
memutar. Ulangi untuk ujung-ujung jari tangan kiri

68
Bilas kedua tangan secara sempurna dengan air mengalir,
3 6 0
dengan cara mengulangi 6 langkah tadi.
4 Keringkan kedua tangan dengan tissue sekali pakai. 6 0
5 Gunakan bekas tissue tersebut untuk menutup kran air. 0 6
JUMLAH 45 15
PERSENTASE 75% 25%
Sumber : data primer hasil observasi diruang anggrek, 2019

Kriteria :
Baik : 76%-100%
Cukup : 56%-75%
Kurang : <56%

Analisa data :
Cuci tangan adalah tindakan menggosok tangan dengan sabun sampai
berbusa pada semua permukaan tangan yang dilanjutkan dengan
membilas dibawah air yang mengalir. Kebijakan institusi sering
mengharuskan bahwa anggota staf mecuci tangan selama 1 sampai 2
menit sebelum dan setelah bekerja dalam area beresiko tinggi misalnya
ruangan isolasi (Potter & Perry, 2010). Dari data diatas dalam
pelaksanaan cuci tangan diruang inap anggrek presentase (75%)
termasuk kriteria cukup. Berdasarkan hasil pengkajian selama 3 hari,
didapatkan data bahwa mayoritas dan hamper semua pegawai atau
perawat diruang anggrek terbiasa hanya melakukan cuci tangan
sesudah melakukan tindakan ataupun kontak dengan pasien.

Table 4.3
Pelaksanaan Pencegahan Pasien Jatuh diruang Anggrek Tanggal
9-11 Mei 2019

69
No Daftar pertanyaan n=10 Ya Tidak
1 Pasien tidak menggunkan celana panjang/ sarung dibawa lutut 7 3
2 Meminta bantuan kekamar mandi/ kamar kecil 0 10
3 Selalu ada peunggu pasien dan penunggu memastikan bahwa 10 0
pembatas tempat tidur terpasang
4 Pastikan pasien menggunakan alas kaki yang tidak licin 10 0
5 Pastikan tempat tidur dalam posisi terendah bila tidak diperlukan 10 0
posisi tertentu
6 Alat yang dibutuhkan pasien (termasuk bel panggilan perawat) 10 0
mudah diraih atau diambil
7 Lantai disekitar pasien kering dan tidak licin 10 0
8 Alat bantu berjalan didekat pasien dan mudah diraih 0 10
9 Menghubungi dan menanyakan kepada perawat bila memerlukan 10 0
bantuan
Jumlah 67 23
Presentase 75% 25%
Sumber : data primer hasil observasi diruang anggrek, 2019

Kriteria :
Baik : 76%-100%
Cukup : 56%-75%
Kurang : <56%

Analisa data :
Berdasarkan table diatas diperoleh hasil dari pencegahan pasien jatuh
dengan presentase (75%). Hal ini dapat disimpulkan secara umum
penerapan pencegahan pasien jatuh diruang anggrek sudah cukup dan
sudah diaplikasikan dengan lumayan baik, namun tentunya perlu
ditingkatkan agar lebih baik dan dapat dipertahankan. Hal yang perlu
ditingkatkan adalah meminta bantuan kekamar mandi/ kamar kecil,
pasien tidak menggunakan celana panjang/ sarung dibawa lutut, dan

70
alat bantu berjalan didekat pasien dan mudah diraih. Berdasarkan hasil
observasi terhadap perawat pelaksana diruang anggrek sekitar 25%
dari jumlah perawat yang ada masih kurang memperhatikan masalah
resiko jatuh ini.

2. Perawatan diri
Pada saat pengkajian terhadap 10 keluarga pasien diruang anggrek
didapatkan hasil dari semua tersebut sudah mengetahui bagaimana cara
merawat anaknya yang sedang sakit. Selain itu diperlukan juga peran serta
perawat diruang anggrek untuk selalu membantu pasien dalam kebutuhan
perawatan dirinya. Indicator yang mudah dilihat dari terpenuhinya
kebutuhan perawatan diri pasien diruang anggrek antara lain tidak
ditemukannya keluhan penyakit panas, mual, muntah, sakit perut dan
diare.

3. Kepuasan pasien
Table 4.4
Lembar Observasi Tingkat Kepuasan Pasien diruang Anggrek Tanggal 9-11
Mei 2019
No Kriteria (n=10) Ya Tidak
(10) (0)
1 Apakah perawat selalu memperkenalkan diri atau menyapa ? 10 0
2 Apakah perawat selalu memanggil nama anda dengan benar ? 10 0
3 Pada saat perawat membantu pasien BAK atau BAB, apakah perawat 10 0
memasang sampiran/ selimut, menutup pintu/ jendela,
mempersilahkan pengunjung keluar ruangan ?
4 Apakah pasien dibantu oleh perawat, bila tidak mampu menggosok 0 10
gigi, membersihkan mulu, atau mengganti pakaian atau menyisir
rambut ?
5 apakah perawat pernah memberikan penjelasan akibat dari kurang 10 0
bergerak, berbaring terlalu lama ?
6 Pada saat pasien masuk ruangan, apakah perawat memberikan 10 0

71
penjelasan tentang fasilitas yang tersedia dan cara penggunaannya,
peraturan/ tata tertib yang berlaku di rumah sakit ?
7 Apakah perawat menanyakan nama anda dengan benar sebelum 10 0
melakukan tindakan keperawatan ?
8 Selama pasien dalam perawatan, apakah perawat segera memberikan 10 0
perawatan bila diperlukan ?
9 Apakah perawat bersikap sopan dan ramah ? 10 0
10 Apakah pasien/ keluarga mengetahui perawat yang bertanggung 10 0
jawab setiap kali pembagian dinas ?
11 Apakah perawat selalu memberikan penjelasan sebelum melakukan 10 0
tindakan keperawatan/ pengobatan ?
12 Apakah perawat selalu bersedia mendengarkan dan memperhatikan 10 0
setiap keluhan pasien ?
13 Selama pasien dirawat, apakah diberikan penjelasan tentang 10 0
perawatan/ pengobatan/ pemeriksaan lanjutan setelah pasien
diperbolehkan pulang ?
Jumlah 120 10
Presentase 92% 8%
Sumber : data primer observasi diruang anggrek, 2019

Kriteria :
Puas : 76%-100%
Cukup puas : 56%-75%
Kurang puas : <56%

Analisa data :
Berdasarkan dta diatas diketahui bahwa nilai dari data primer
angket kepuasan pasien yang diberikan kepada pasien yang minimal
dirawat selama 3 hari didapatkan nilai 92% (n=92) yang berarti masuk
dalam kategori puas.
Dari hasil instrument yang telah diisi oleh pasien atau keluarga
diruang inap anggrek didapatkan hasil bahwa keluhan utama klien

72
adalah perawat diruang anggrek tidak memberikan penjelasan tentang
fasilitas yang tersedia dan cara penggunaannya, peraturan/ tata tertib
yang berlaku di rumah sakit. Jika mutu pelayanan baik maka akan
terjadi peningkatan kepuasan keluarga dank lien dalam tindakan
keperawatan yang diberikan. Yang mana indicator kepuasan pasien
dan terlihat dari kualitas pelayanan yang diberikan perawat kepada
pasien (Muh.Agung, 2016).

4. Kecemasan
Table 4.5
Lembar Observasi Tingkat Kecemasan Pasien Anxiety Inventory (S-
AI) Form Y di ruang Anggrek Tanggal 9-11 Mei 2019
No Tingkat kecemasan Jumlah Presentase
1 Tidak cemas 5 30%
2 Cemas ringan 10 70%
Total 15 100%
Sumber : data primer diruang Anggrek, 2019

Dari hasil kuesnioner (Kuesioner kecemasan menurut Anxiety Inventory S-


AI) yang dilakukan pada tanggal 11 Mei 2019 didapatkan hasil dari 15
keluarga pasien sebanyak 5 pasien (33%) menyatakan tidak cemas dan 10
pasien (67%) cemas ringan.

5. Kenyamanan
Pada saat dilakukan pengkajian tingkat kecemasan pasien diruang anggrek
sebagian besar pasien merasa nyaman, tidak ada keluhan nyeri yang
menganggu.

6. Pengetahuan

73
Table 4.6
Presentase Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang 6 Langkah
Mencuci Tangan diruang Anggrek Tanggal 9-11 Mei 2019
No Aspek yang dinilai (n=6) 0bservasi
Ya Tidak
1 Tuangkan handwash/ sabun ke telapak tangan 3-5cc lalu
6 0
ratakan dengan kedua telapak tangan
2 Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kanan dengan
menggunakan tangan kiri kemudian lakukan sebaliknya
6 0
gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan
menggunakan tangan kanan
3 Gosok telapak tangan dan sela-sela jari 6 0
4 Jari-jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci dan
4 2
saling menggosok
5 Genggam ibu jari tangan kiri menggunakan tangan kanan
lalu lakukan gerakan memutar. Ulangi untuk ibu jari 3 3
tangan kanan.
6 Bersihkan kuku dengan cara menggosok ujung-ujung jari
tangan kanan ke telapak tangan kiri dengan gerakan 6 0
memutar. Ulangi untuk ujung-ujung jari tangan kiri
Jumlah 31 5
Presentase 52% 48%

Kriteria :
Baik : 76%-100%
Cukup : 56%-75%
Kurang : <56%

Analisa data :
Berdasarkan data diatas pada saat pengkajian berlansung didapatkan
hasil bahwa tingkat pengetahuan dari keluarga pasien diruang anggrek

74
tentang cara mencuci tangan yang benar termasuk masih kurang. Hal
ini dilihat dari pemberian edukasi keluarga pasien yang berdasarkan
lembar titik penilaian masih cukup banyak dengan presentase (52%)
yang belum mengerti tentang penjelasan perawat.

75
BAB III
ANALISA MASALAH

A. Identifikasi Masalah
1. Analisis SWOT
PENGKAJIAN SUB ITEM SWOT
INPUT Man Strenght: Weaknes:
1. Sudah ada struktur oganisasi yang jelas 1. Baru sebagian kecil
2. Jumlah tenaga keperawatan 14 orang dengan perawat dan bidan yang
tingkat pendidikan : memiliki pelatihan sesuai
a) Bidan Terapan 1 Orang dengan spesialisasi ruangan
b) DIII Kebidanan 11 Orang 2. Sebagian besar yakni 9
c) DIII Keperawatan 2 Orang orang Perawat dan Bidan
3. Sebagian tenaga keperawatan sudah masih berstatus magang
memiliki pelatihan BHD, BTCLS, APN, MU 3. Sebagian besar tingkat
namun ada 5 tenaga keperawatan yang belum pendidikan tenaga
memiliki pelatihan. keperawatan bidan
4. Sebagaian besar bidan sudah memliki
pelatihan APN, MI, Imunasasi.

76
5. Lama Kerja tenaga keperawatan
a. > 10 tahun : 0
b. 10-15 tahun: 0
c. 4-10 tahun : 7
d. 1-2 tahun : 6
e. < 1 tahun : 1
6. LOS diruang Anggrek 4 Bulan terakhir (Jan-
April 2019) adalah 3.4 dimana nilai ini sesuai
dengan standar yang berlaku
7. Nilai BOR rata-rata ruang Anggrek 4 bulan
terakhir adalah 76,3%
8. Nilai BTO diruang Anggrek rata-rata dari
Januari sampai dengan April 2019 adalah 7.4

Opportunity: Threatened :
1. Adanya kesempatan untuk diikutsertakan 1. Tuntutan masyarakat
dalam seminar atau pelatihan sehingga terhadap pelayanan
perawat dan bidan lebih terampil dan kesehatan mulai tinggi
kompeten sehingga perawat harus
2. Ruang Anggrek biasa digunakan sebagai lebih profesional
lahan praktek mahasiswa keperawatan 2. Efek dari akreditasi RS

77
3. Perawat mendapatkan kesempatan/ijin untuk yang belum paripurna
mengikuti pendidikan yang berkelanjutan
yang lebih tinggi
4. Survey menunjukkan sekitar 78% pasien
diruang Anggrek mengaku puas dengan
pelayanan perawat
5. Adanya semangat perubahan untuk
mensukseskan akreditas RS
Money Strenght: Weaknes:
1. Keuangan ruang anggrek diatur sepenuhnya oleh Ruangan tidak mengertahui rata-
bidang keuangan rumah sakit. rata pemasukan dan pengeluaran
Ruangan Anggrek memiliki kas kas sendiri yang per bulan dari pihak keuangan
berasal dari uang penjualan susu formula, nrumah sakit, karena jika
digunakan untuk menengok teman yang sakit, mengetahui berapa besar
teman yang sedang berduka, dll. pemasukan dan pengeluaran
ruangan dapat meningkatkan
semangat kerja perawat.
Opportunity: Threatened:
Mampu menigkatkan pelayanan di ruangan Anggrek Timbulnya kesenjangan antara
ruangan mengenai jumlah
tunjangan jasa medik dengan beban

78
kerja yang sama atau lebih berat.
Methods Strenght: Weaknes:
1. Ruang anggrek sudah memiliki buku operan 1. Pelaksanaan orientasi
pasien/timbang terima pasien. pasien baru harus
2. Kebiasaan operan jaga (64%) dan pre ditingkatkan kembali
conference (60%) sudah berjalan cukup baik. (30,5%)
3. Pelaksanaan dokumentasi keperawatan 60% 2. Ronde keperawatan belum
cukup baik dilaksanakan diruang
4. Pelaksanaan discharge planning sudah anggrek
berjalan cukup baik (64%) 3. Belum terlaksananya post
5. Ruang anggrek sudah memiliki SPO confernce dengan baik
tindakan 4. Komunikasi teraupetik
6. Ruang anggrek sudah membiasakan perawat dan pasien perlu
komunikasi efektif antar perawat dengan ditingkatkan
pasien yang cukup baik ( 63% ) 5. Walau SPO diruang
anggrek sudah baik, namun
masih ada beberapa
tindakan yang tidak
dilakukan sesuai SPO
6. Tidak semua tindakan yang
dilakukan dimasukan di

79
dalam lembar catatan
keperawatan
Opportunity: Threatened :
Terdapat pendokumentasian asuhan keperawatan Adanya tuntutan masyarakat yang
yang menggunakan cek list sehingga memudahkan semakin tinggi terhadap pelayanan
perawat mengisi asuhan keperawatan keperawatan yang lebih
professional
Material Strenght: Weaknes:
1. Ruang Anggrek sudah memiliki 11 kamar Masih ada beberapa peralatan yang
besar dan 1 ruang tindakan rusak, Infus pump dan tensi
2. Ruang anggrek memiliki jumlah tempat tidur
yang lebih dari cukup
3. Pembuangan sampah non medis dan medis
sudah seusai standar
Opportunity: Threatened :
Adanya kesempatan untuk memenuhi kekurangan Tuntutan masyarakat terhadap
ruangan dengan mengusulkan pengadaan alat pelayanan kesehatan yang optimal/
kebagian pengadaan rumah sakit. yang bagus.
Machine Strenght: Weaknes:
1. Jumlah tempat tidur 34. 1. Kurangnya alat/sarana
2. Memiliki APAR dan petunjuk penggunaan prasarana bila dibanding

80
APAR jumlah pasien, misalkan
3. Untuk berbagai pemenuhan kebutuhan tensi.
kelengkapan alat bagi pelayanan ke pasien 2. Kerapihan penataan
sudah diatur oleh rumah sakit ruangan dan ruang obat
belum terlihat rapi
3. Obat-obat ditroli
emergency ada yang sudah
kadarluarsa.
Opportunity: Threatened :
Dengan adanya mahasiswa praktek manajemen dapat Tuntutan masyarakat terhadap
membantu memberikan masukan bagi ruangan kenyamanan selama perawatan
maupun rumah sakit dalam melengkapi sarana dirumah sakit
prasarana yang ada diruangan.
PROSES Planning Strenght: Weakness:
1. Rumah sakit memiliki visi, misi,moto dan 1. Pelaksanaan Timbang
tujuan sehingga jelas tujuan pelayanan yang terima pre/post conference
akan dicapai sudah dilakuka tapi kurang
2. Timbang terima atau overan jaga sudah maksimal.
dilakukan dengan cukup baik (64%) 2. Pelaksanaan pre/post
3. Pre conference sudah terlaksana dengan conference atau operan
cukup baik (60 %) tidak maksimal bila tidak

81
4. Pre conference sudah terlaksana dengan ditunggu oleh kepala ruang
cukup baik (60 %)
5. Sudah adanya CI mahasiswa praktek yang
selalu memberikan bimbingan kepada
mahasiswa selama praktek
6. Jadwal shift diruang anggrek sudah berjalan
dengan baik dan tidak ada kendala yang
berarti
7. Rapat ruangan dilaksanakan sebulan sekali
sehingga dapat mengevaluasi kinerja
karyawan khususnya di ruang anggrek

Opportunity: Threatened:
1. Pelaksanaan pre dan post conference yang Belum optimalnya
benar akan membantu meningkatkan pendokumentasien keperawatan
pelayanan ke pasien dimana banyak tindakan yang
2. Perencanaan yang baik akan memudahkan belum ditulis dicatatan
perawat dalam melakukan tindakan sesuai perkembangan pasien.
yang diharapkan
Organizing Strenght: Weakness:
1. Ruang anggrek sudah memiliki struktur 1. Belum optimalnya perawat

82
organisasi yang baku dan jelas pelaksana dalam menulis
2. Peran/tugas kepala ruang sudah dilakukan implementasi yang dilakukan
dengan baik (92%) terhadap pasien di lembaran
3. Peran/tugas Ketua Tim sudah berjalan catatan perkembangan pasien.
dengan cukup baik (60%) 2. Belum dilakukannya ronde
4. Perawat pelaksana sudah bekerja dengan keperawatan diruangan
cukup baik (72%) anggrek

Opportunity: Threatened:
1. Perawat dapat melakukan dan 1. Tuntutan masyarakat untuk
mengaplikasikan tindakan keperawatan pelayanan yang lebih baik
2. Ruang anggrek sudah melaksanakan metode sehingga perawat harus selalu
keperawatan tim meningkatkan kualitas
3. Dengan adanya metode tim diharapkan pelayanan
pelayanan ke pasien akan lebih optimal 2. Bisa terjadi human eror pada
setiap tanggung jawab dan
tupoksi yang sudah diberikan.
Actuacting Strenght: Weakness:
1. Adanya pemberian reward berupa pujian 1. Belum adanya SOP timbang
terhadap perawat sehingga memotivasi terima diruangan
perawat dalam bekerja. 2. Belum adanya ronde

83
2. Adanya punishment yang melanggar aturan keperawatan di ruang anggrek
ruangan 3. Tindakan belum dilakukan
3. Adanya cara yang praktis bagi kepala ruang sesuai SOP yang disedikan
dalam mengatasi konflik antar perawat yaitu ruangan
dengan musyawarah
4. Kebiasaan kepala ruang yang cukup
demokratis dalam mengambil keputusan
Opportunity: Threatened:
1. Perawat mendapatkan reward sesuai dengan Adanya tuntutan dari pasien yang
haknya lebih tinggi untuk mendapatkan
2. Sikap kepala ruang yang demokratis dapat pelayanan yang lebih optimal.
meningkatkan semangat dan kepercayaan
perawat ruang anggrek terhadap kepala
ruangnya
3. Motivasi dalam bekerja hendaknya selalu
diberikan agar dapat meningkatkan
pelayanan pasien
Controling Strenght: Weakness:
1. Adanya evaluasi kinerja perawat dalam Pengawasan terhadap
kurun waktu tertentu pendokumentasian yang belum

84
2. Adanya suvervisi setiap hari sehingga cukup dilaksanakan secara optimal
membantu kelancaran pelayanan ke pasien
Opportunity: Threatened:
1. Supervisi berjalan dengan lancar setiap Kinerja perawat pelaksana perlu
harinya dilakukan supervisi dan evaluasi
agar dapat meningkatkan kualitas
pelayanan terhadap pasien
OUTPUT Strenght: Weakness:
1. Perawat ruang anggrek sudah cukup 1. Masih ada perawat di ruang
memperhatikan keselamatan pasien di anggrek yang cuci tangan 6
ruangan (72%) dalam kategori baik langkah yang kurang tepat,
2. Perawat ruang anggrek sudah mulai terbiasa misalkan masih memakai jam
dalam melakukan cuci tangan 6 langkah atau perhiasan
(71,42%) 2. Kebiasaan perawat di ruang
3. Tindakan pencegahan pasien jatuh diruang anggrek cuci tangan hanya
anggrek sudah cukup baik (72%) setelah tindakan atau kontak
dengan pasien saja
3. Masih ditemukan pasien dan
keluarga yang memiliki
pengetahuan kurang diruang

85
anggrek
4. Kebiasaan memberi simbol
pasien resiko jatuh masih
kurang, dimana jarang diberi
stempel resiko jatuh di rekam
medis pasien,pemberian gelang
kuning dan label resiko jatuh di
tempat tidur
Opportunity: Opportunity:
1. Edukasi keluarga pasien tentang cuci tangan Kurangnya perhatian perawat
safety sangat berguna bagi pasien dan terhadap pasien dapat menurunkan
keluarga kualitas pelayanan yang prima
terhadap pasien

86
2. Analisa Data

87
No Data Fokus Problem
1 Data subjektif : Banyaknya tenaga keperawatan yang
Hasil wawancara dengan Kepala ruang Anggrek pada tanggal 10 Mei statusnya masih magang
2019,mengatakan bahwa jumlah perawat di Ruang Anggrek saat ini
adalah 14 orang dengan jumlah pasien 10 orang
Data Objektif :
1. Perhitungan jumlah perawat menurut Douglas lebih 2 orang
2. Perhitungan jumlah perawat menurut Depkes lebih 5 orang
3. Perhitungan jumlah perawat menurut Thailand dan Philipina
lebih 5 orang
4. Sebagian perawat Ruang anggrek masih lulusan Diploma
Kebidanan (Perawat Vokasional) yaitu sebesar 84,61%
5. Jenis pelatihan perawat masih belum sesuai dengan spesifikasi
kasus yang dirawat diruangan (92,85%)
6. Sebagian besar perawat di Ruang Anggrek masih yunior
dengan pengalaman kurang dari 2 tahun dan banyak perawat
yang masih magang (64,28%)
2 Data Subjektif: Pelaksanaan MAKP belum maksimal
1. Hasil wawancara dengan kepala ruang anggrek mengatakan 1. Pelaksanaan ronde keperawatan
bahwa selama ini diruang anggrek sudah melakukan pre belum berjalan
conference secara rutin setiap hari 2. Pelaksanaan orientasi pasien baru
2. Hasil wawancara dengan perawat A mengatakan bahwa di belum optimal
Ruang Anggrek belum berjalan adanya ronde keperawatan 3. Pelaksanaan discharge planning
Data Objektif : belum optimal
1. Penerimaan dan orientasi pasien baru belum berjalan dengan 4. Post conference belum berjalan
baik yaitu dengan persentase 20% (kurang) 5. Pelaksanaan tindakan keperawatan
2. Pelaksanaan discharge planning masih perlu ditingkatkan belum sesuai standar SPO yang ada
kembali (64%)
3. Pelaksanaan komunikasi efektif dan teraupetik perawat
88 masih
perlu ditingkatkan kembali (63%)
4. Pelaksanaan tindakan keperawatan belum sesuai SPO yang
Identifikasi penyebab masalah dilakukan dengan menggunakan diagram tulang ikan (fishbone diagram)

MAN MACHINE

Mayoritas tenaga keperawatan masih D3 dan Belum ada SPO timbang terima,
Magang pre/post conference, ronde
keperawatan

PROBLEM
Pelaksanaan tindakan belum sesuai SPO DAN SAK Ruang Isolasi yang belum memenuhi
diruang anggrek kurang optimal standar

Pelaksanaaan Pre/post conference , ronde


keperawatan, discharge planning belum optimal Masih ada alat medis yang rusak

Orientasi pasien baru belum optimal

Pelaksanaan komunikasi terapeutik yang belum


optimal

METHODS MATERIAL

89
B. Prioritas Masalah
Penetapan prioritas masalah sebagai berikut :
No Masalah Aspek yang dinilai Total Skor
M S Mn Nc Af
1 Pelaksanaan MAKP belum optimal : 5 4 5 5 4 2000
a. Pelaksanaan ronde keperawatan belum berjalan
b. Pelaksanaan orientasi pasien baru belum optimal
c. Pelaksanaan discharge planning belum optimal
d. Pelaksanaan tindakan keperawatan belum sesuai
standar yang optimal
e. Pelaksanaan pre dan post conference belum optimal
2 Belum optimalnya pengetahuan pasien dan keluarga tentang 4 4 4 4 4 1024
cuci tangan yang benar.
3 Ketersediaan sarana dan prasarana yang belum memadai 4 3 4 4 3 576
4 Kurangnya tenaga perawat sesuai standar (banyak perawat 4 4 3 4 3 576
magang)

90
Keterangan:

1. Magnitude (M) atau prevalensi adalah apabila kecenderungan dan seringnya terjadinya masalah (prevalensinya tinggi).
2. Severity (S) atau akibat yang ditimbulkan yaitu apabila akibat yang ditimbulkan suatu masalah lebih serius.
3. Manageable (Mn) atau bisa dipecahkan yaitu apabila masalah yang ada diyakini dapat terpecahkan (menemukan jalan keluar).
4. Nursing consern (Nc) atau keterlibatan perawat yaitu jika masalah tersebut akan selalu melibatkan dan memerlukan pertimbanan
perawat.
5. Affordability (Af) atau ketersediaan sumber daya yaitu adanya sumber daya yang mencangkup dana, sarana dan tenaga yang
diperlukan untuk menyelesaikan suatu masalah.
Rentang penilaian adalah 1-5 yaitu nilai 5 : sangat penting, nilai 4 : penting, nilai 3 : cukup, nlai 2 : kurang penting, nilai 1 :
sangat kurang penting. Dimana yang menjadi prioritas adalah masalah dengan jumah nilai atau skor paling besar. Skor akhir
dirumuskan dengan cara : M x S x Mn x Nc x Af .

91
BAB IV
PERENCANAAN

A. Perencanaan
NO MASALAH RENCANA TINDAKAN
1 Pelaksanaan MAKP belum optimal : 1. Mensosialisasikan tentang ronde keperawatan,
1. Pelaksanaan ronde keperawatan belum discharge planning, pre dan post conference
berjalan 2. Mengingatkan perawat ruangan tentang
2. Pelaksanaan orientasi pasien baru belum orientasi pasien baru
optimal 3. Mengaktifkan kembali pre dan post conference
3. Pelaksanaan discharge planning belum diruangan dengan mengguakan metode SBAR
optimal 4. Mengingatkan kembali tenaga keperawatan
4. Pelaksanaan tindakan keperawatan belum untuk melakukan tindakan sesuai SOP yang
sesuai standar yang optimal sudah ada diruangan.
5. Pelaksanaan pre dan post conference
belum optimal

2 Belum optimalnya pengetahuan pasien dan 1. Berikan pendidikan kesehatan tentang cuci
keluarga tentang cuci tangan yang benar. tangan yang benar setiap pagi diruangan
sebelum melakukan tindakan

3 Ketersediaan sarana dan prasarana yang 1. Identifikasi kebutuhan sarana dan prasarana
belum memadai 2. Usulkan kebutuhan sesuai standar peralatan
3. Tingkatkan proses inventarisasi
4. Atur / tata alat alat agar lebih rapi

92
B. Seleksi alternative perencanaan penyelesaian masalah

NO PERENCANAAN PENYELESAIAN MASALAH C A R L SKOR


1 Pelaksanaan MAKP belum optimal : 4 4 4 3 192
 Pelaksanaan ronde keperawatan belum berjalan
 Pelaksanaan orientasi pasien baru belum optimal
 Pelaksanaan discharge planning belum optimal
 Pelaksanaan tindakan keperawatan belum sesuai standar yang optimal
 Pelaksanaan pre dan post conference belum optimal
2 Belum optimalnya pengetahuan pasien dan keluarga tentang cuci tangan yang benar. 4 4 3 3 144
3 Ketersediaan sarana dan prasarana yang belum memadai 4 3 3 3 108
4 Kurangnya tenaga perawat dan bidan sesuai standar (banyak perawat dan bidan magang) 4 3 3 2 72

93
C. Rencana kegiatan penyelesaian masalah
WAK KRITERIA
MASALAH TUJUAN STRATEGI SASARAN KEGIATAN PJ TARGET
TU EVALUASI
Pelaksanaan MAKP Model Keperawatan Observasi, Perawat 1. Memberikan Mahas 20 -28 1. Evaluasi Ronde
belum optimal : MAKP sesuai yang wawancara Ruang sosialisasi ke iswa Mei struktur, tahap keperawatan
1. Pelaksanaan diharapkan Anggrek perawat tentang Manaj 2019 persiapan dapat terlaksana
ronde ronde keperawatan emen berjalan lancar minimal untuk
keperawatan 2. Menentukan pasien 2. Evaluasi proses mahasiswa
belum berjalan untuk ronde proses praktek
keperawatan pelaksanaan
3. Mempersiapkan kegiatan dapt
ronde keperawatan berjalan sesuai
4. Melaksanakan ronde rencana
keperawatan 3. Evaluasi hasil,
hasil yang
diperoleh sesuai
dengan hasil
yang
diharapkan

94
2. Pelaksanaan 5. Melaksanakan Katagori :
orientasi pasien orientasi pasien baru Baik ( 76 % -
baru belum tiap kali ada pasien 100 %)
optimal datang
6. Dokumentasi

3. Pelaksanaan 7. Membuat alur Katagori :


discharge pelaksanaan Baik ( >75 % )
planning belum discharge planning (
optimal membuat SPO
discharge planning
bila belum ada )
8. Melakukan
sosialisasi dan
simulasi discharge
planning di
Ruangan
9. Membagikan leaflet

95
bagi pasien
10. Membuat dan
mensosialisaskan
alur / SPO
discharge planning
11. dokumentasi

12. Memberikan
4. Pelaksanaan pre sosialisasi tentang
dan post pre dan post
conference belum conference pada
optimal perawat ruangan
13. Mengaktifkan
kembali pre dan
post conference
yang ada diruangan
Belum optimalnya Membantu dalam Anjarkan teknik Semua 1. Persiapan Mahas 20 - 28 1. Evaluasi Baik ( 76 % -
pengetahuan pengendalian infeksi cuci tangan yang pasien dan 2. Melakukan teknik iswa Mei struktur 100 %)
keluarga pasien benar keluarga cuci tangan yang Manaj 2019 adanya media
tentang cuci tangan diruangan benar bersama pasien emen leaflet cuci
yang benar. dan keluarga sebelum

96
melakukan tindakan tangan
keperawatan disetiap 2. Evaluasi
pagi. proses pasien
dan keluarga
dapat
melakukan
cuci tangan
dengan benar
3. Evaluasi hasil
kegiatan cuci
tangan dapat
dilakukan
pasien dan
keluarga
secara
berkelanjutan
Ketersediaan sarana Tersedianya sarana Observasi, Bagian 1. Persiapan Mahas 20-28 1. Evaluasi Jumlah sesuai
dan prasarana yang dan prasarana sesuai wawancara, study Kabid 2. Melakukan iswa Mei struktur, tahap dengan
belum memadai dengan standart yang dokumentasi, Keperawata koordinasi dengan Manaj 2019 persiapan pengajuan
ada perceptoship n kabid keperawatan emen dapat berjalan
dan karu

97
lancar
2. Evaluasi
proses proses
pelaksanaan
kegiatan dapat
berjalan sesuai
rencana
3. Evaluasi hasil,
hasil yang
diperoleh
sesuai dengan
hasil yang
diharapkan
Kurangnya tenaga Menambah Obsevasi, Bagian 1. Persiapan Mahas 20-28 1. Evaluasi Jumlah sesuai
perawat sesuai kebutuhan tenaga wawancara Kabid 2. Mengajukan iswa Mei struktur, tahap dengan rumus
standar (banyak Keperawata permohonan Manaj 2019 persiapan dapat perhitungan
perawat magang) n kebutuhan tenaga ke emen berjalan lancar tenaga kerja
kabid keperawatan 2. Evaluasi proses
3. Memaksimalkan proses
tenaga yang a da pelaksanaan
kegiatan dapat

98
berjalan sesuai
rencana
3. Evaluasi hasil,
hasil yang
diperoleh sesuai
dengan hasil
yang diharapkan

BAB V

99
IMPLEMENTASI
No Masalah Program Waktu Hasil Dukungan Hambatan

1 Pelaksanaan MAKP
belum optimal :
1. Pelaksanaan 1. Memberikan 24 Mei 2019 1. Sosialisasi sudah  Kepala Masih banyak perawat
ronde sosialisasi ke dilakukan Ruang yang belum memahami
keperawatan perawat tentang 2. Ronde keperawatan  Ketua tim tentang ronde
belum berjalan ronde keperawatan sudah dilakukan di  Perawat keperawatan
2. Menentukan pasien ruang nurse station pelaksana
untuk ronde anggrek.
keperawatan 3. Ronde Keperawatan
3. Melaksanakan sebelum selama ini
ronde keperawatan belum dilakukan dan
4. Mengevaluasi setelah dilakukan
ronde keperawatan sosialisasi dan role play
ruang anggrek sudah
melakukan sebesar
78,2%.

100
2. Pelaksanaan Mengingatkan perawat 20 s/d 22 Mei 1. Perawat ruangan  Kepala Masih ada perawat yang
orientasi pasien ruangan tentang 2019 mulai aktif kembali Ruang belum melakukan
baru belum orientasi pasien baru melakukan orientasi  Ketua tim orientasi pasien baru
optimal pada pasien dari  Perawat karena pasien diantar ke
sebelum adanya pelaksana ruangan Anggrek
soalisasi 50,5%, dan langsung diantar ke
sesudah adanya ruangan yang sudah di
sosialisai 80%. siapkan.
2. Perawat ruangan
meningkatkan
orientasi pasien baru
melalui mahasiswa
praktek yang ada di
ruangan ( jika pasien
yang masuk lebih dari
3 orang)

3. Pelaksanaan Mengingatkan kembali 20 s/d 22 Mei Perawat ruangan mulai  Kepala Masih ada perawat yang
discharge perawat untuk aktif kembali melakukan melakukan discharge

101
planning belum melakukan discharge 2019 discharge planning saat Ruang planning hanya pada awal
optimal planning dan mengisi pasien masuk dan lembaran  Ketua tim pasien masuk saja.
format discharge discharge planning yang  Perawat
planning yang sudah telah disediakan diisi secara pelaksana
disediakan lengakap dengan tanda
tangan pasien atau keluarga
dari sebelum adanya
sosialisasi 64% menjadi
86%

4. Pelaksanaan pre 1. Memberikan Pelaksanaan pre Masih ada perawat yang


dan post sosialisasi kepada 20 s/d 22 Mei conference dan post  Kepala yang belum melakukan
conference perawat tentang pre conference sudah pre conference dan post

102
belum optimal dan post conference 2019 dijalankan secara optimal Ruang conference
2. Mengaktifkan di ruangan anggrek.  Ketua tim
kembali pre dan post Sebelum adanya sosialisasi  Perawat
conference di pre conference 60% pelaksana
ruangan sekarang 89,9% dan post
conference 60% sekarang
90,2%.

2 Belum optimalnya Ajarakan kepada 20 s/d 22 Mei Pasien dan keluarga  Kepala 1. Ada keluarga pasien
pengetahuan pasien keluarga dan pasien 2019 mampu melakukan cuci Ruang yang kurang antusias
dan keluarga tentang tentang cara cuci tangan 6 langkah.  Ketua tim dengan alasan sudah
cuci tangan yang tangan yang benar  Perawat pernah diajarkan
Yang sebelum adanya
benar. setiap pagi saat pelaksana cuci tangan satu kali
sosialisasi sudah
verbeden ke ruangan oleh perawat atau
melakukannya 75% dan
pasien. mahasiswa.
sesudah adanya sosialisasi
2. Adanya pergantian
90%
penjaga pasien
sehingga

103
pengetahuan cuci
tangan belum efektif.

3 Ketersediaan sarana Menginventaris sarana 23 Mei 2019 Pihak rumah sakit Management Mahasiswa hanya bisa
dan prasarana yang dan prasana yang mengetahui sarana Rumah Sakit mengivintaris saja karena
belum memadai belum memadai prasarana yang belum butuh biaya yang sangat
memadai di bangsal besar
anggrek

4 Kurangnya tenaga Mengusulkan kepada 25 Mei 2019 Managemen rumah sakit Mahasiswa hanya bisa
perawat sesuai managemet rumah sakit mengetahui kekurangan usulkan saja karena
standar (banyak untuk Menambah tenaga ( kebutuhan tenaga sudah
perawat magang) kebutuhan tenaga PNS/CPNS/Kontrak) di di usulkan sejak beberapa
( PNS/CPNS/Kontrak) bangsal anggrek tahun yang lalu sapai
lewat kepala ruang sekarang belum terealisasi
Anggrek

104
Tabel 5.1
Evaluasi Sosialisasi dan Pelaksanaan RolePlay Ronde Keperawatan
Ruang Anggrek RSUD Gemolong
Sebelum Sesudah
No Nama Kegiatan
Ya Tdk Ya Tdk

A. Tahap pra ronde

1. Menentukan kasus dan topik √ √

2. Menetukan tim ronde √ √

3. Mencari sumber atau literatur √ √

4. Mempersiapkan pasien: informed consent √ √

Membuat proposal (studi kasus atau resume


5 √ √
keperawatan)

B. Tahap pelaksanaan ronde

1. Penjelasan atau penyajian tentang pasien √ √

2. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut √ √

Ke bed pasien, perawat lain/konselor/tim


kesehatan lainnya melakukan pmeriksaan atau
3. √ √
validasi dengan cara observasi, membaca
status/dokumen lainnya, dan menanyakan

C. Tahap post ronde (Nurse Station)

Pemberian justifikasi oleh perawat tentang data,


1. masalah pasien, rencana tindakan yang akan √ √
dilakukan dan kriteria evaluasi

Kesimpulan dan rekomendasi untuk asuhan


2. asuhan keperawatan selanjutnya oleh kepala √ √
ruang/pemimpin ronde

Jumlah 0 10 10 0

105
Presentase 0% 100% 100% 0%

Evaluasi sosialisasi dan role play ronde keperawatan sebelum dilakukan


implementasi belum dilakukan sama sekali atau 0% dan setelah dilakukan
sosialisasi dan role play tercapai 100% dan 0% untuk kegiatan ronde karena
belum dilakukan sama sekali.

Table 5.2
Pelaksanaan Lembar Orientasi Pasien Baru di Ruang Anggrek Pada
Tanggal 20-22 Mei 2019
No Kegiatan n=6 Dilakukan
Ya (1) Tidak (0)
A. Pre Interaksi
1 Mengumpulkan data tentang klien 5 1
2 Membuat rencana pertemuan dengan klien 5 1
B. Orientasi
1 Memberi salam dan tersenyum kepada klien 6 0
2 Memperkenalkan nama diri 5 1
3 Menanyakan nama panggilan kesukaan klien 6 0
4 Menjelaskan perasaan klien 6 0
5 Menjelaskan peran perawat 5 1
6 Menjelaskan kegiatan (orientasi) yang akan dilakukan 6 0
7 Menjelaskan tujuan kegiatan 6 0
8 Menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk orintasi 5 1
9 Menjelaskan kerahasiaan 4 2
C. Kerja
1 Menanyakan keluhan utama klien 5 1
2 Memberi kesempatan bertanya 4 2
3 Memulai dengan ajakan untuk berkonsentrasi 5 1
D. Materi
1 Mengorientasikan tentang fasilitas yang ada diruangan 5 1
2 Mengorientasikan tentang cara menggunakan fasilitas 6 0

106
3 Mengorientasikan tata tertib penggunaan fasilitas ruang 4 2
tunggu
4 Mengorientasikan tempat-tempat penting, kamar mandi, 6 0
ruang tunggu, ruang konsultasi, ruang perawat, mushola dll
E. Terminasi
1 Menyimpulkan hasil kegiatan 5 1
2 Memberikan pujian positif 4 2
3 Merencanakan tindak lanjut kepada klien 6 0
4 Melakukan kontrak selanjutnya 5 1
5 Mengakhiri pertemuan dengan cara yang baik dan 6 0
tersenyum
Jumlah 125 15
Total Persentase 85,8% 14,2%
Sumber : Data Primer Hasil Observasi di Ruang Anggrek, 2019

Kategori :
Baik : 76%-100%
Cukup : 56%-75%
Kurang : <56%

Analisa data :
Perawat ruangan mulai aktif kembali melakukan orientasi pada pasien dari
sebelum adanya soalisasi 50,5%, dan sesudah adanya sosialisai 85,8%.

Table 5.3
Pelaksanaan Lembar Observasi Discharge Planing di Anggrek
Pada Tanggal 20-22 Mei 2019
No Kegiatan n= 4 Dilakukan
Ya Tidak
A. Pre Interaksi
1 Mengumpulkan data tentang klien 4 0

107
2 Membuat rencana pertemuan dengan klien 4 0
B. Orientasi
1 Memberikan salam dan tersenyum pada klien 4 0
2 Memperkenalkan diri 4 0
3 Menanyakan nama panggilan kesukaan klien 4 0
4 Menanyakan perasaan klien 3 1
5 Menjelaskan peran perawat 3 1
6 Menjelaskan tugas perawat 3 1
7 Menjelaskan kegiatan (orientasi) yang akan dilakukan 4 0
8 Menjelaskan tujuan kegiatan 4 0
9 Menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk orientasi 4 0
10 Menjelaskan kerahasiaan 4 0
C. Kerja
1 Menanyakan keluhan utama klien 4 0
2 Memberikan kesempatan bertanya 4 0
3 Memulai dengan ajakan untuk berkonsentrasi 5 0
4 Melakukan orientasi 4 2
D. Materi
1 Menjelaskan informasi mengenai penyakit 4 0
2 Menjelaskan informasi mengenai penyebab penyakit 4 0
3 Menjelaskan mengenai tanda dan gejala penyakit 3 1
4 Menjelaskan informasi mengenai cara perawatan dirumah 3 1
5 Menjelaskan informasi mengenai cara pemberian obat 4 0
6 Menjelaskan informasi mengenai cara pencegahan penyakit dan 4 0
infeksi
7 Menjelaskan informasi mengenai program pengobatan lanjutan 5 0
8 Menjelaskan informasi mengenai nutrisi yang sesuai dengan 3 1
program diet
9 Menjelaskan informasi mengenai control waktu, tempat, cara 4 0
control, persiapan control.
E. Terminasi
1 Menyimpulkan hasil kegiatan 3 1

108
2 Memberikan pujian positif 4 0
3 Merencanakan tindak lanjut kepada klien 4 0
4 Melakukan kontrak selanjutnya 3 1
5 Mengakhiri pertemuan dengan cara yang baik dan tersenyum 4 0
Jumlah 96 54
Total 85% 15%
Sumber : Data Primer Hasil Observasi di Ruang Anggrek, 2019

Kriteria :
Baik : 76%-100%
Cukup : 56%-75%
Kurang : <56%

Analisa data :
Perawat ruangan mulai aktif kembali melakukan discharge planning saat
pasien masuk dan lembaran discharge planning yang telah disediakan diisi
secara lengakap dengan tanda tangan pasien atau keluarga dari sebelum
adanya sosialisasi 64% menjadi 85%

Tabel 5.4
Pelaksanaan Lembar Observasi Preconference Ruang Anggrek
Tanggal 20- 22 Mei 2019
20-05-2019 21-05-2019 22-05-2019
Tindakan
Y T Y T Y T
Menyiapkan dokumen atau rekam medik
√ √ √
yang dibutuhkan (5)
Mengecek kelengkapan anggota tim (5) √ √ √
Menanyakan kesiapan anggota tim (5) √ √ √
Memberikan salam pembuka (5) √ √ √
Memimpin berdoa (5) √ √ √
Memvalidasi terhadap hasil overan yang √ √ √

109
disampaikan sebelumnya (10)
Menanyakan kepada masing-masing perawat
tentang asuhan keperawatan yang akan √ √ √
diberikan ke pasiennya hari ini (10)
Memberikan kesimpulan akhir dari asuhan
keperawatan yang akan diberikan selanjutnya √ √ √
(10)
Memberikan kesempatan kepada anggota
√ √ √
untuk mengklarifikasi (10)
Memberikan motivasi terhadap kinerja yang
√ √ √
akan dilakukan hari ini (10)
Menutup conference (5) √ √ √
TOTAL 69% 90% 100%
NILAI RATA-RATA 80,4%

Sumber : Hasil observasi di ruang Anggrek, 2019

Kategori :
Baik : 76% - 100%
Cukup : 56% - 75%
Kurang : < 56%

Table 5.5
Pelaksanaan Lembar Observasi Postconference Ruang Anggrek
Tanggal 20-22 Mei 2019
Tindakan 20-05-2019 21-05-2019 22-05-2019
Y T Y T Y T
Menyiapkan dokumen atau rekam medik
√ √ √
yang dibutuhkan
Mengecek kelengkapan anggota tim √ √ √
Menanyakan kesiapan anggota tim √ √ √
Memberikan salam pembuka √ √ √

110
Memimpin berdoa √ √ √
Menanyakan hasil asuhan keperawatan yang
√ √ √
telah diberikan kepada pasien
Menanyakan kendala selama memberikan
√ √ √
asuhan keperawatan kepada pasien
Menanyakan rencana tindak lanjut yang
harus dilakukan untuk dioperkan kepada √ √ √
perawat jaga dinas selanjutnya
Memberikan evaluasi terhadap kinerja tim
√ √
hari ini
Memberikan kesempatan kepada anggota
√ √ √
untuk mengklarifikasi
Memberikan kesempatan kepada anggota
√ √ √
untuk mengklarifikasi
Memberikan reinforcement kepada anggota
√ √ √
tim
Menutup conference √ √ √
Menyampaikan rencana tindak lanjut √ √ √
Mendokumentasikan hal-hal penting di buku
√ √ √
catatan
TOTAL 60% 81% 90,9%
NILAI RATA-RATA 77,3%

Kategori :
Baik : 76% - 100%
Cukup : 56% - 75%
Kurang : < 56%
Analisa :
Pelaksanaan pre conference dan post conference sudah dijalankan secara
optimal di ruangan anggrek.
Sebelum adanya sosialisasi pre conference 60% sekarang 80,4% dan post
conference 60% sekarang 77,3%.
Table 5.6

111
Pelaksanaan Presentase Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang 6
Langkah Mencuci Tangan diruang Anggrek Tanggal 20-22 Mei 2019
No Aspek yang dinilai (n=6) 0bservasi
Ya Tidak
1 Tuangkan handwash/ sabun ke telapak tangan 3-5cc lalu
6 0
ratakan dengan kedua telapak tangan
2 Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kanan dengan
menggunakan tangan kiri kemudian lakukan sebaliknya
6 0
gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan
menggunakan tangan kanan
3 Gosok telapak tangan dan sela-sela jari 6 0
4 Jari-jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci dan
6 0
saling menggosok
5 Genggam ibu jari tangan kiri menggunakan tangan kanan
lalu lakukan gerakan memutar. Ulangi untuk ibu jari 5 1
tangan kanan.
6 Bersihkan kuku dengan cara menggosok ujung-ujung jari
tangan kanan ke telapak tangan kiri dengan gerakan 4 2
memutar. Ulangi untuk ujung-ujung jari tangan kiri
Jumlah 29 3
Presentase 87,8% 12,2%

Kriteria :
Baik : 76%-100%
Cukup : 56%-75%
Kurang : <56%

Analisa data :
Pasien dan keluarga mampu melakukan cuci tangan 6 langkah. Yang
sebelum adanya sosialisasi sudah melakukannya 75% dan sesudah adanya
sosialisasi 87,8%

112
113
BAB VI
EVALUASI
No. Masalah Evaluasi Rencana Tindak Lanjut

1 Pelaksanaan MAKP belum optimal :


1. Pelaksanaan ronde keperawatan  Evaluasi Struktur Melakukan ronde keperawatan jika
belum berjalan Membuat usulan tentang SPO ronde keperawatan ada pasien yang sudah lama di
 Evaluasi Proses rawat di ruang Anggrek
Ronde Keperawatan belum dilakukan secara maksimal
 Evaluasi hasil
Pelaksanaan ronde keperawatan belum terlaksana
dengan baik

2. Pelaksanaan orientasi pasien baru  Evaluasi Struktur Melakukan orintasi pasien pada
belum optimal Membuat usulan alur penerimaan pasien dan SOP saat pasien baru masuk ruangan
orientasi pasien baru atau bisa dilakukan pada saat
 Evaluasi Proses pengkajian pasien baru.
Orientasi pasien baru sudah dilakukan secara optimal
pada yang baru masuk ke ruangan Anggrek
 Evaluasi hasil

114
Hampir semua perawata melakukan orientasi pasien
baru

3. Pelaksanaan discharge planning  Evaluasi Struktur Memotivasi perawat untuk selalu


belum optimal Membuat usulan SOP discharge planning melengkapi dischage planning
 Evaluasi Proses mulai dari pasien masuk ruangan
Perawat ruangan mulai aktif kembali melakukan sampai pasien pulang.
discharge planning saat pasien masuk.
 Evaluasi hasil
Lembaran discharge planning yang telah disediakan
diisi secara lengakap dengan tanda tangan pasien atau
keluarga

4. Pelaksanaan pre dan post  Evaluasi Struktur Mengusulkan adanya penilaian dari
conference belum optimal Membuat usulan SOP pre dan post conference kepala ruangan terhadap kinerja
 Evaluasi Proses kerja perawat ruangan terutama saat
Perawat ruangan mulai aktif melakukan pre dan post tindakan sehingga memingkatkan
conference di ruangan anggrek ke
 Evaluasi hasil

115
Hampir setiap hari di lakukan pre dan post conference.
2 Belum optimalnya pengetahuan pasien  Evaluasi Struktur  Perawat dapat memberikan
dan keluarga tentang cuci tangan yang Terdapat poster cuci tangan di tiap tempat handscraf di edukasi tentang cuci tangan
benar. depan pintu kamar pasien secara berkala kepada pasien
 Evaluasi Proses dan keluarga pasien setiap pagi
Pemberian pendidikan kesehatan tentang cuci tangan saat melakukan verbeden.
sudah terlaksana di ruang Anggrek
 Evaluasi hasil
Masih ada pasien dan keluarga belum melakukan cuci
tangan dengan benar

3 Ketersediaan sarana dan prasarana yang  Evaluasi Struktur Magaemen rumah sakit mengetahui
belum memadai Menginventaris ketersedian sarana dan prasarana yang sarana prasarana yang belum
belum memadai memadai di bangsal anggrek
 Evaluasi Proses
Membuat usulan ketersedian sarana dan prasarana yang
belum memadai
 Evaluasi hasil
Mahasiswa hanya bisa mengivintaris saja karena butuh
biaya yang sangat besar
4 Kurangnya tenaga perawat sesuai standar  Evaluasi Struktur Mahasiswa hanya bisa usulkan saja

116
(banyak perawat magang) Menghitung kebutuhan tenaga yang sesuai standar karena kebutuhan tenaga sudah di
 Evaluasi Proses usulkan sejak beberapa tahun yang
Mengusulkan kepada managemet rumah sakit untuk lalu sapai sekarang belum
Menambah kebutuhan tenaga ( PNS/CPNS/Kontrak) terealisasi
lewat kepala ruang Anggrek
 Evaluasi hasil
Masih banyak tenaga keperawatan di bangsal anggrek
yang berstatus magang

117
BAB VI
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Setelah mengikuti praktek klinik manajemen selama 4 minggu di ruang
Anggrek, mahasiswa mampu menerapkan aspek-aspek manajemen asuhan
keperawatan, mampu menyusun perencanaan dalam rangka mengelola sebuah
ruangan perawatan serta mampu melakukan implementasi keperawatan dan
mampu melaksanakan evaluasi menejemen keperawatan di ruang Anggrek.
Dari masalah yang muncul didapatkan prioritas masalah yaitu pelaksanaan
MAKP belum optimal seperti pelaksanaan ronde keperawatan belum berjalan,
pelaksanaan orientasi pasien baru belum optimal, Evaluasi sosialisasi dan
role play ronde keperawatan sebelum dilakukan implementasi belum
dilakukan sama sekali atau 0% dan setelah dilakukan sosialisasi dan role play
tercapai 100% dan 0% untuk kegiatan ronde karena belum dilakukan sama
sekali, pelaksanaan discharge planning belum optimal Perawat ruangan
mulai aktif kembali melakukan discharge planning saat pasien masuk dan
lembaran discharge planning yang telah disediakan diisi secara lengakap
dengan tanda tangan pasien atau keluarga dari sebelum adanya sosialisasi
64% menjadi 85%, pelaksanaan pre dan post conference belum optimal
Pelaksanaan pre conference dan post conference sudah dijalankan secara
optimal di ruangan anggrek.Sebelum adanya sosialisasi pre conference 60%
sekarang 80,4% dan post conference 60% sekarang 77,3%.. Masalah lainnya
adalah belum optimalnya pengetahuan pasien dan keluarga tentang cuci
tangan yang benar Pasien dan keluarga mampu melakukan cuci tangan 6
langkah. Yang sebelum adanya sosialisasi sudah melakukannya 75% dan
sesudah adanya sosialisasi 87,8%, Ketersediaan sarana dan prasarana yang
belum memadai. Rencana kegiatan masalah sudah tersusun dan telah
dilaksanakan sesuai dengan program. Implementasi kegiatan kami mulai dari
tanggal 20 – 28 Mei 2019.

118
Proses ronde keperawatan sudah terlaksana dengan maksimal, akan tetapi
masih ada kekurangan dalam melakukan proses tersebut. Pelaksanaan
orientasi pasien baru sudah mulai aktif dilakukan kembali, perawat ruangan
mulai aktif kembali melakukan discharge planning saat pasien masuk dan
lembaran discharge planning yang telah disediakan diisi secara lengakap
dengan tanda tangan pasien atau keluarga, Pelaksanaan post conference
belum dijalankan secara optimal di ruangan Anggrek hanya dilaksanakan jika
ada kepala ruangan saja.
Untuk proses cuci , belum optimalnya pengetahuan pasien dan keluarga
tentang cuci tangan yang benar Pasien dan keluarga mampu melakukan cuci
tangan 6 langkah tangan sudah dilakukan sesuai dengan SOP yang tersedia,
hanya saja adanya pergantian penjaga pasien sehingga pengetahuan cuci
tangan belum efektif.
Rumah sakit harus memperhatikan tersediaan sarana dan prasana yang
sesuai standar rumah sakitt serta kebutuhan tenaga keperawatan yang sesuai
standar

B. SARAN
1. Tetap melakukan timbang terima di nurse station dan di ruang pasien serta
melakukan pre dan post conference.
2. Tetap melakukan orientasi pasien baru
3. Tetap melakukan ronde keperawatan secara berkala dengan pasien yang
lama dirawat di ruang Anggrek
4. Tetap melakukan discharge planning pada semua pasien baru masuk di
ruangan Anggrek
5. Tetap melakukan sosialisasi cuci tangan 6 langkah dan lima moment cuci
tangan kepada pasien dan keluarga secara rutin pada pagi hari.

119
Lampiran
1. Sosialisasi Ronde Keperawatan

2. Praktek Ronde Keperawatan

120
3. Sosialisasi Pre dan Post Conference

4. Praktek Pre Conference

121
5. Praktek Post Conference

6. Sosialisasi Orientasi Passien Baru

122
7. Sosialisasi Discharge Planning

8. Kegiatan Cuci tangan pasien/ Keluarga Pasien

123
124
125
9. Pelaksanaan Implementasi Kegiatan
a. Sebelum

126
b. Sesudah

127

Anda mungkin juga menyukai