PENDAHULUAN
1.4.2 MISI
1.4.2.1 Memberikan Pelayanan Prima
1.4.2.2 Melengkapi sarana dan prasarana rumah
Sakit
1.4.2.3 meningkatkan profesinalisme dan motivasi
Kerja karyawan.
1.4.3 MOTTO
IKAK SIHAT KAMI SENENG
(Kesembuhan anda kebahagian kami)
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok
atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi
amanahnya. Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya
nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar
ketika terjadi konflik kepentingan, antara
kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok, dan pribadi;
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk
menghindari dan mencegah keterlibatan PNS
dalam politik praktis;
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan
adil dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pelayanan publik;
d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan
dapat diandalkan sebagai penyelenggara
pemerintahan.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens,
2007), yaitu untuk menyediakan kontrol demokratis (peran
demokratis); untuk mencegah korupsi dan
penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional);dan
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran
belajar).
Akuntabilitas terdiri dari beberapa aspek. Menurut LAN RI
(2015:8), aspek-aspek tersebut terdiri dari:
a. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan
b. Akuntabilitas berorientasi pada hasil
c. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan
d. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi
e. Akuntabilitas memperbaiki kinerja
2. Nasionalisme
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai
ASN. Bahkan tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi
kemampuan mengaktualisasikan nasionalisme dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih
penting. Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka
setiap pegawai ASN memiliki orientasi berpikir mementingkan
kepentingan publik, bangsa, dan negara. Nilai-nilai yang
berorientasi pada kepentingan publik menjadi nilai dasar yang
harus dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Pegawai ASN dapat
mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam
Pancasila agar memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme
dan wawasan kebangsaannya (Widita, 2015).
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang
meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai
bangsa lain sebagaimana mestinya. Sikap seperti ini jelas
mencerai-beraikan bangsa yang satu dengan bangsa yang lain.
Keadaan seperti ini sering disebut chauvinisme. Sedangkan
dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang
rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan
sekaligus menghormati bangsa lain (LAN RI, 2015:1). Secara
politis nasionalisme berarti pandangan atau paham kecintaan
manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang
didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
Dalam UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN, salah satu fungsi
ASN adalah menjalankan kebijakan publik. Kebijakan publik
diharapkan dapatdilakukan dengan integritas tinggi dalam
melayani publik sehingga dalam menjadi pelayan publik yang
profesional. ASN adalah aparat pelaksana yang melaksanakan
segala peraturan perundang-undangan yang menjadilandasan
kebijakan publik untuk mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan.
Fungsi ASN sebagai pelayan publik merupakan segala
bentukpelayanan sektor publik yang dilaksanakan aparatur
pemerintah, termasuk aparat yang bergerak di bidang
perekonomian dalam bentuk barang dan jasa, yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat dan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku (LAN, 2015:120). Sebagai
pelayan publik seorang ASN dituntut menjadi profesional untuk
menciptakan pelayanan yang prima.
Selain profesional dan melayani, ASN juga dituntut harus
memiliki integritas tinggi yang merupakan bagian dari kode etik
dan kode etik perilaku yang telah diatur dalam Undang-Undang
ASN. Etika-etika dalam kode etik tersebut harus diarahkan pada
pilihan-pilihan yang benar-benar mengutamakan kepentingan
masyarakat luas.
3. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku
serta keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas guna
menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup
cara-cara pengambilan keputusan untuk membantu
membedakan hal-hal yang baik dan buruk serta mengarahkan
apa yang seharusnya dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut,
Catalano, 1991 (dalam Widita, 2015).
Etika adalah tujuan hidup yang baik bersama dan untuk
orang lain di dalam institusi yang adil (LAN, 2015:8). Etika lebih
dipahami sebagai refleksi atas baik atau buruk, benar atau salah
yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan kewajiban
yang baik atau benar. Dalam kaitannya dengan pelayanan
publik, etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik (LAN, 2015:6).
Integritas publik menuntut para pemimpin dan pejabat publik
untuk memiliki komitmen moral dengan mempertimbangkan
keseimbangan antara penilaian kelembagaan, dimensi-dimensi
peribadi, dan kebijaksanaan di dalam pelayanan publik
(Haryatmoko dalam LAN, 2015:7).
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku
dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya
ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan
tertulis (LAN, 2015:9). Kode etik profesi dimaksudkan untuk
mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam
masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan
dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam
Undang-Undang ASN, yakni sebagai berikut :
1.Memegang teguh nilai nilai dalam ideology Negara
Pancasila
2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar
Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945
3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
5. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif
6. Memelihara dan menjujung tinggi standar etika luhur
7. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya
kepada public
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan
dan program pemerintah
9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur,
tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil
guna, dan santun
10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi
11. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerja sama
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
14. Meningkatkan efektifitas sistem pemerintah yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir
15. Mengabdi kepada Negara dan rakyat Indonesia
Berdasarkan undang-undang ASN, kode etik dan kode
perilaku ASN yakni sebagai berikut:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab,
dan berintegritas tinggi;
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku;
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan;
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya;
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait
kepentingan kedinasan;
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas,
status, kekuasaan dan jabatannya untuk mendapat atau
mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk
orang lain;
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga
reputasi dan integritas ASN;
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin pegawai ASN.
Dimensi etika publik terdiri dari dimensi tujuan pelayanan
publik yang bertujuan untuk mewujudkan pelayanan yang
berkualitas dan relevan, dimensi modalitas yang terdiri dari
akuntabilitas, transparansi, dan netralitas, serta dimensi tindakan
integritas publik (LAN, 2015:11). Ketiga dimensi tersebut dapat
menjadi dasar untuk dapat menjadi
pelayan publik yang beretika.
Pelayanan publik yang profesional membutuhkan tidak hanya
kompetensi teknis dan leadership, namun juga kompetensi etika.
Oleh karena itu perlu dipahami etika dan kode etik pejabat
publik. Tanpa memiliki kompetensi etika, pejabat cenderung
menjadi tidak peka, tidak peduli dan bahkan seringkali
diskriminatif, terutama pada masyarakat kalangan bawah yang
tidak beruntung. Etika publik merupakan refleksi kritis yang
mengarahkan bagaimana nilai-nilai kejujuran, solidaritas,
keadilan, kesetaraan, dan lain-lain dipraktikkan dalam wujud
keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan
masyarakat. Dengan diterapkannya kode etik ASN, perilaku
pejabat publik harus berubah dari penguasa menjadi pelayan,
dari wewenang menjadi peranan, dan menyadari bahwa jabatan
publik adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan bukan
hanya di dunia namun juga di akhirat.
4. Komitmen Mutu
LAN RI (2015: 9) menjelaskan bahwa karakteristik utama
yang dapat dijadikan dasar untuk mengukur tingkat efektivitas
adalah ketercapaian target yang telah direncanakan, baik dilihat
dari capaian jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga dapat
memberi kepuasan, sedangkan tingkat efisiensi diukur dari
penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam
menyelesaikan kegiatan.
Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan
organisasi/perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan
perubahan yang terjadi di sekitarnya. Mengenai inovasi, LAN RI
(2015:11) menyatakan bahwa proses inovasi dapat terjadi
secara perlahan (bersifat evolusioner) atau bisa juga lahir
dengan cepat (bersifat revolusioner). Inovasi akan menjadi salah
satu kekuatan organisasi untuk memenangkan persaingan.
Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu
yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai
dengan target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat
ketercapaian target yang telah direncanakan, baik
menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektifitas
organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk
mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu
dan alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari
kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
b. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan
mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan
efisiensi merupakan tingkat ketepatan realiasi penggunaan
sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan
sehingga dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber
daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan
mekanisme yang ke luar alur.
c. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang
konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk
membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan
dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda
dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau
menggugurkan tugas rutin.
d. Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan
produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang sesuai
atau bahkan melebihi harapan konsumen. Mutu
mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan
kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya, bahkan melampaui harapannya. Mutu
merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk
mengukur capaian hasil kerja.Mutu menjadi salah satu alat
vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan
menjaga kredibilitas institusi.
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan pelanggan
dalam mengevaluasi kualitas pelayan (Berry dan Pasuraman
dalam Zulian Zamit, 2010:11), yaitu:
a. Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai, dan sarana
b. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam
memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan
serta sesuai dengan yang telah dijanjikan;
c. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk
memberikan pelayanan dengan tanggap;
d. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan,
kesopanan, dan sifat dapat dipercaya;
e. Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap
kebutuhan pelanggan.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli maka dapat
disimpulkan bahwa mutu mencerminkan nilai keunggulan
produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan dan bahkan melampaui harapannya.
Manajemen mutu harus dilaksanakan secara terintegrasi,
dengan melibatkan seluruh komponen organisasi, untuk
senantiasa melakukan perbaikan mutu agar dapat memuaskan
pelanggan. Bill Creech (dalam LAN, 2015) memperkenalkan lima
pilar dalam manajemen mutu terpadu yaitu produk, proses,
organisasi, pemimpin dan komitmen. Kelima pilar tersebut
memiliki keterkaitan dan ketergantungan yang tinggi, sehingga
target mutu dapat diwujudkan bahkan dapat terus ditingkatkan
secara berkelanjutan.
Target utama kinerja aparatur yang berbasis komitmen
mutu adalah mewujudkan kepuasan masyarakat yang menerima
layanan. Mutu kerja aparatur dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat dewasa ini masih banyak yang tidak
mengindahkan peraturan perundang-undangan.
5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang
artinya kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering
dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang
luar biasa, menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup
pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih
luas.Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun waktuyang
pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang
(Widita, 2015).
Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi
yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan
utama bagi penegakan integritas diri seseorang. Tanpa
adanya kejujuran mustahil seseorang bisa menjadi pribadi
yang berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa berkata
jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri
sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi diri
terhadap godaan untuk berbuat curang.
b. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang
memiliki sifat kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial
tinggi akan memperhatikan lingkungan sekelilingnya di mana
masih terdapat banyak orang yang tidak mampu, menderita,
dan membutuhkan uluran tangan. Pribadi dengan jiwa sosial
tidak akan tergoda untuk memperkaya diri sendiri dengan
cara yang tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk
menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu
sesama.
c. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri
seseorang menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada
orang lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki seseorang
mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif.
Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan
pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab demi mencapai
keuntungan sesaat.
d. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan
dan konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri
membuat seseorang akan selalu mampu memberdayakan
dirinya dalam menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip
kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan utama dalam
bekerja. Seseorang yang mempunyai pegangan kuat
terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam
kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara yang
mudah.
e. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan
menyadari bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah
untuk melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan
sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang
dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya
kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, negara, dan
bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang
tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
f. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan
kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik
yang sebesar-besarnya. Ia mencurahkan daya pikir dan
kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan berkarya
dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh
sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.
g. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang
menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi
kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan. Ia
tidak tergoda untuk hidup dalamgelimang kemewahan.
Kekayaan utama yang menjadi modal kehidupannya adalah
ilmu pengetahuan.Ia sadar bahwa mengejarharta tidak akan
pernah ada habisnya karena hawa nafsu keserakahan akan
selalu memacu untuk mencari harta sebanyak-banyaknya.
h. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki
keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak
kebathilan. Ia tidak akan mentolerir adanya penyimpangan
dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia juga
berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua
kolega dan teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan
yang menyimpang dari hal yang semestinya. Ia tidak takut
dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau ternyata mereka
mengajak kepada hal-hal yang menyimpang.
i. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa
apa yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak
akan menuntut untuk mendapatkan lebih dari apa yang ia
sudah upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia akan
memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai
dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan keadilan dan
kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.
Kesadaran anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan
spiritual, dengan selalu ingat akan tujuan keberadaannya
sebagai manusia di muka bumi, dan selalu ingat bahwa seluruh
ruang dan waktu kehidupannya harus dipertanggungjawabkan
sehingga dapat menjadi benteng kuat untuk antikorupsi.
Tanggung jawab spiritual yang baik akan menghasilkan niat yang
baik dan mendorong untuk memiliki visi dan misi yang baik,
hingga selalu memiliki semangat untuk melakukan proses atau
usaha terbaik dan mendapatkan hasil terbaik agar dapat
dipertanggungjawabkan secara publik.
2.2 KEDUDUKAN DAN PERAN ASN DALAM NKRI
1. Manajemen ASN
Manejemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memilikinilai
dasar, etika profesi, beba darsi intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga
diharapkan agar selalu tersedia sumber daya ASN yang unggul
selaras dengan perkembangan jaman.
a. Kedudukan ASN
Kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem birokrasi
selama ini dianggap belum sempurna untuk menciptakan
birokrasi yang profesional. Untuk dapat membangun
profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam
UU ASN tersebut harus jelas. Berikut beberapa konsep yang
ada dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN.
1) Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN terdiri atas Pegawai
Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja (PPPK). PNS merupakan warga negara
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat
sebagai pegawai ASN secara tetap oleh pejabat
pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara
nasional. Sedangkan PPPK adalah warga negara
Indonesia yang memnuhi syarat tertentu, yang diangkat
oleh pejabat pembina kepegawaian berdasarkan
perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan instansi
pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka
melaksanakan tugas pemerintahan.
2) Pegawai ASN berkedudukan sebagai apartur negara
yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh
pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari
pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai
politik. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau
pengurus partai politik. Selain itu untuk menjauhkan
birokrasi dari pengaruh partai politik, hai ini dimaksudkan
untuk menjamin keutuhan, kekompakan dan persatuan
ASN, serta dapat memusatkan segala perhatian, pikiran
dan tenaga pada tugas yang dibebankan kepadanya.
Oleh karena itu dalam pembinaan karir pegawai ASN,
khususnya di daerah dilakukan oleh pejabat berwenang
yaitu pejabat karir tertinggi. Kedudukan ASN berada di
pusat, daerah dan luar negeri. Namun demikian pegawai
ASN merupakan kesatuan. Kesatuan bagi pegawaiASN
sangat penting, mengingat dengan adanya
desentralisasi dan otonomi daerah, sering terjadinya isu
putradaerah yang hampir ASN berfungsi, bertugas dan
berperan untuk memberikan pelayanan publik yang
profesional da berkualitas. Pelayanan publik merupakan
kegiatan dalam terjadi dimana-mana sehingga
perkembangan birokrasi menjadi stagnan di daerah-
daerah. Kondisi tersebut merupakan ancaman bagi
kesatuan bangsa.
b. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka
pegawai ASN berfungsi dan bertugas sebagai berikut:
1) Pelaksana kebijakan publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk
melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh pejabat
pembina kepegawaian sesuai dengan
ketentuanperaturan perundang-undangan. Untuk itu
ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan
masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya, serta harus mengutamakan pelayanan yang
berorientasi pada kepentingan publik.
2). Pelayan publik
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga
negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau
pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh
penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan
kepuasan pelanggan.
3). Perekat dan pemersatu bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk
mempererat persatuan dan kesatuan NKRI. ASN
senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila,
UUD 1945, negara danpemerintah. ASN senantiasa
menjunung tinggi martabat ASN serta senantiasa
mengutamakan kepentingan negara daripada
kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan. Dalam
UU ASN disebutkan bahwa dalam penyelengaraan dan
kebijakan manajemen ASN, salah satu diantaranya asas
persatuan dan kesatuan.
a. Hak dan Kewajiban ASN
Hak adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang
diberikan oleh hukum, suatu kepentingan yang dilindungi
oleh hukum, baik pribadi maupun umum. Dapat diatikan
bahwa hak adalah sesuatu yang patut atau layak diterima.
Agar melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan
baik ,dapat meningkatkan produktivitas, menjamin
kesejateraan ASN dan akuntabel, maka setiap SN diberikan
hak. Hak ASN dan PPPK yang diatur dalam UU No. 5 Tahun
2014 tentang ASN sebagai berikut:
PNS berhak memperoleh:
1). Gaji, tunjangan, dan fasilitas;
2). Cuti;
3). Jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
4). Perlindungan; dan
5). Pengembangan kompetensi.
Selain hak sebagaimana disebutkan di atas,
berdasarkan pasal 70 UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN
disebutkan bahwa setiap pegawai ASN memiliki hak dan
kesempatan untuk mengembangkan kompetensi.
Berdasarkan Pasal 92 pemerintah juga wajib memberikan
perlindungan berupa:
1). Jaminan kesehatan;
2). Jaminan kecelakaan kerja;
3). Jaminan kematian;
4). Bantuan hukum.
Sedangkan kewajiban adalah suatu beban atau
tanggungan yang bersifat kontraktual. Dengan kata lain
kewajiban adalah suatu yang sepatutnya diberikan. Pegawai
ASN berdasarkan UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN wajib:
1). Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah;
2). Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
3). Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat
pemerintah yang berwenang;
4). Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
5). Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh
pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab;
6). Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap,
perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik
di dalam maupun di luar kedinasan;
7). Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat
mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
8). Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
b. Kode Etik dan Kode Perilaku ASN
Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN disebutkan
bahwa ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik
dan kode perilaku.Kode etik dan kode perilaku ASN
bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan
ASN.Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku
agar pegawai ASN.
Gambar 2.1 :
3. Pelayanan Publik
a. Konsep Pelayanan Publik
1). Pengertian Pelayanan Publik
Berkaitan dengan pelayanan, ada dua istilah yang perlu
diketahui, yaitu melayani dan pelayanan. Pengertian
melayani adalah membantu menyiapkan (mengurus) apa
yang diperlukan seseorang". Sedangkan pengertian
pelayanan adalah "usaha rnelayani kebutuhan orang
lain" (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995). Contoh:
menerima telepon dari pihak lain yang berhubungan
dengan unit kerja kita, adalah bentuk pelayanan yang
rutin kita lakukan.
1 2 3 4 5 6 7
1 Melakukan 1.1 Mengatur Jadwal dan Saya akan Kegiatan ini selaras Kegiatan
koordinasi jadwal dan tempat tempat menerapkan nilai dengan visi RSUD mengatur
dengan Kasi pertemuan dengan sudah etika publik yaitu Depati Hamzah jadwal dan
perihal kasi ditentukan memelihara dan ‘menjadi rumah sakit tempat
rencana menjunjung tinggi terpercaya dan mitra pertemuan
kegiatan nilai etika luhur agar rujukan terbaik di dengan Kasi
Kasi merasa dihargai Babel” dan selaras memperkuat
karena kita dengan misi nilai RSUD
memberitahu jadwal meniningkatkan Depati
secara sopan santun profesionalisme dan Hamzah
motivasi kerja yaitu “Ikak
karyawan Sihat Kami
Seneng”
diputuskan bersama
1.4 Meminta Lembar penerapan nilai Kegiatan ini selaras Meminta
persetujuan Kasi persetujuan akuntabilitas yaitu dengan visi RSUD persetujuan
untuk rencana rencana (kejelasan) karena Depati Hamzah Kasi untuk
kegiatan kegiatan sudah mendapatkan ‘menjadi rumah sakit rencana
persetujuan rencana terpercaya dan mitra kegiatan,
kegiatan berarti saya rujukan terbaik di memperkuat
sudah izin yang jelas Babel” dan selaras nilai RSUD
untuk melaksanakan dengan misi Depati
kegiatan tersebut meniningkatkan Hamzah
Saya akan profesionalisme dan yaitu “Ikak
menerapkan nilai motivasi kerja Sihat Kami
nasionalisme sila ke karyawan Seneng”
4 yaitu tanggung
jawab sebagai
amanat karena saat
rencana kegiatan
sudah disetujui
berarti rencana tsb
adalah amanat yang
harus saya
pertanggungjawabka
n
2 Menelaah 2.1 Meminjam Mendapatka Saya akan memperkuat
Penguatan
Keterkaitan Subtansi Kontribusi Terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Nilai
Mata Pelatihan Visi-Misi Organisasi
Organisasi
2.2 Membaca dan SOP sudah Pada tahapan Kegiatan ini selaras memperkuat
menilik SOP di tilik kegiatan ini Saya dengan visi RSUD nilai RSUD
Penguatan
Keterkaitan Subtansi Kontribusi Terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Nilai
Mata Pelatihan Visi-Misi Organisasi
Organisasi
2.4 Merevisi SOP SOP yang Saya akan Kegiatan ini selaras memperkuat
yang sudah sudah menerapkan nilai dengan visi RSUD nilai RSUD
dikonsultasi sesuai direvisi nasionalisme sila ke Depati Hamzah Depati
dengan sarana 4 yaitu tanggung ‘menjadi rumah sakit Hamzah
prasarana saat ini jawab sebagai terpercaya dan mitra yaitu “Ikak
amanat karena saat rujukan terbaik di Sihat Kami
Penguatan
Keterkaitan Subtansi Kontribusi Terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Nilai
Mata Pelatihan Visi-Misi Organisasi
Organisasi
2.6 Mencetak SOP Lembar baru Pada tahapan Kegiatan ini selaras memperkuat
SOP kegiatan ini saya dengan visi RSUD nilai RSUD
akan menerapkan Depati Hamzah Depati
nilai Akuntabilitas ‘menjadi rumah sakit Hamzah
Penguatan
Keterkaitan Subtansi Kontribusi Terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Nilai
Mata Pelatihan Visi-Misi Organisasi
Organisasi
Penguatan
Output/ Keterkaitan Subtansi Kontribusi Terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai
Hasil Mata Pelatihan Visi-Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3. Membuat 3.1 Mencari Referensi Pada kegiatan ini Kegiatan ini selaras memperkuat
banner referensi materi materi saya menerapkan dengan visi RSUD nilai RSUD
tentang IMD tentang IMD komitmen mutu Depati Hamzah Depati
(efisien dan efektif) ‘menjadi rumah sakit Hamzah yaitu
karena saya akan terpercaya dan mitra “Ikak Sihat
mencari materi rujukan terbaik di Kami Seneng”
yang mudah Babel” dan selaras
Penguatan
Output/ Keterkaitan Subtansi Kontribusi Terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai
Hasil Mata Pelatihan Visi-Misi Organisasi
Organisasi
menerapkan nilai
etika publik yaitu
menghargai
komunikasi,konsult
asi, dan kerjasama
karena setiap
pendapat yang
berbeda dapat
diputuskan
bersama
3.4 mencetak Banner Pada kegiatan ini Kegiatan ini selaras memperkuat
banner yang sudah saya menerapkan dengan visi RSUD nilai RSUD
dicetak nilai komitmen mutu Depati Hamzah Depati
(mutu) karena saya ‘menjadi rumah sakit Hamzah yaitu
akan mencetak terpercaya dan mitra “Ikak Sihat
banner dengan rujukan terbaik di Kami Seneng”
kualitas bahan Babel” dan selaras
terbaik dengan misi
Saya menerapkan melengkapi sarana
nilai nasionalisme prasarana rumah
yaitu sila ke tiga sakit
(rela berkorban)
karena saya
mencetak banner
Penguatan
Output/ Keterkaitan Subtansi Kontribusi Terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai
Hasil Mata Pelatihan Visi-Misi Organisasi
Organisasi
dengan biaya
pribadi
4 Membuat 4.1 Membuat Rancangan Pada kegiatan ini Kegiatan ini selaras memperkuat
Poster rancangan desain desain saya menerapkan dengan visi RSUD nilai RSUD
Tentang IMD Poster poster komitmen mutu Depati Hamzah Depati
(inovatif) karena ‘menjadi rumah sakit Hamzah yaitu
saya akan terpercaya dan mitra “Ikak Sihat
mendesain poster rujukan terbaik di Kami Seneng”
yang menarik, Babel” dan selaras
sehingga tidak dengan misi
bosan untuk dibaca meniningkatkan
Saya akan profesionalisme dan
menerapkan nilai motivasi kerja
nasionalime yaitu karyawan
sila ke tiga (rela
berkorban) karena
saya
mengahabiskan
waktu istirahat saya
untuk mendesain
poster
sosialisasi dengan
nyaman
5.3 Menyiapkan Banner dan Saya akan Kegiatan ini selaras memperkuat
Banner dan Poster Poster menerapkan nilai dengan visi RSUD nilai RSUD
sudah ada etika publik yaitu Depati Hamzah Depati
mempertanggung ‘menjadi rumah sakit Hamzah yaitu
jawabkan tindakan terpercaya dan mitra “Ikak Sihat
dan kinerjanya rujukan terbaik di Kami Seneng”
kepada public Babel” dan selaras
karena tugas saya dengan misi
mengatur posisi meniningkatkan
penempatan profesionalisme dan
banner dan poster motivasi kerja
untuk peserta karyawan
sosialisasi agar
dapat dilihat
dengan mudah
5.4 melakukan Sosialisasi Pada tahapan Kegiatan ini selaras memperkuat
sosialisasi tentang telah kegiatan ini Saya dengan visi RSUD nilai RSUD
IMD ke bidan ruamg dilakuakan akan menerapkan Depati Hamzah Depati
mawar nilai Akuntabilitas ‘menjadi rumah sakit Hamzah yaitu
yaitu (kejelasan) : terpercaya dan mitra “Ikak Sihat
Karena pada saat rujukan terbaik di Kami Seneng”
sosialisasi yang Babel” dan selaras
Penguatan
Output/ Keterkaitan Subtansi Kontribusi Terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai
Hasil Mata Pelatihan Visi-Misi Organisasi
Organisasi
pada saat
sosialisasi saya
harus bersikap
ramah, sopan, dan
santun pada
peserta.
6 Memutar 6.1 Mencari Video Pada kegiatan ini Kegiatan ini selaras memperkuat
video tentang referensi video saya juga akan dengan visi RSUD nilai RSUD
IMD pada tentang IMD menerapkan nilai Depati Hamzah Depati
saat Akuntabilitas yaitu ‘menjadi rumah sakit Hamzah yaitu
sosialisasi (Tanggung jawab) terpercaya dan mitra “Ikak Sihat
karena saya harus rujukan terbaik di Kami Seneng”
bertanggung atas Babel” dan selaras
kelayakan video dengan misi
yang saya dapatkan meniningkatkan
Pada kegiatan ini profesionalisme dan
saya menerapkan motivasi kerja
komitmen mutu karyawan
(efisien dan efektif)
karena saya akan
mencari video yang
mudah dipahami
oleh peserta
sosialisasi namum
Penguatan
Output/ Keterkaitan Subtansi Kontribusi Terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai
Hasil Mata Pelatihan Visi-Misi Organisasi
Organisasi
tetap tersampaikan
maksud dan
tujuannya
6.2 Menyiapkan Video Saya akan Kegiatan ini selaras memperkuat
video menerapkan nilai dengan visi RSUD nilai RSUD
etika publik yaitu Depati Hamzah Depati
mempertanggung ‘menjadi rumah sakit Hamzah yaitu
jawabkan tindakan terpercaya dan mitra “Ikak Sihat
dan kinerjanya rujukan terbaik di Kami Seneng”
kepada public Babel” dan selaras
karena tugas saya dengan misi
menyiapkan video meniningkatkan
profesionalisme dan
motivasi kerja
6.3 Memutar video Video di Pada tahapan Kegiatan ini selaras memperkuat
putar kegiatan ini Saya dengan visi RSUD nilai RSUD
akan menerapkan Depati Hamzah Depati
nilai Akuntabilitas ‘menjadi rumah sakit Hamzah yaitu
yaitu (kejelasan) : terpercaya dan mitra “Ikak Sihat
Karena video yang rujukan terbaik di Kami Seneng”
diputar memberikan Babel” dan selaras
kejelasan informasi dengan misi
tentang IMD meniningkatkan
Pada kegiatan ini profesionalisme dan
Penguatan
Output/ Keterkaitan Subtansi Kontribusi Terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai
Hasil Mata Pelatihan Visi-Misi Organisasi
Organisasi
Evaluasi dan monitoring monitoring saya menerapkan dengan visi RSUD nilai RSUD
Monitoring ke komitmen mutu Depati Hamzah Depati
bidan ruang (inovatif) karena ‘menjadi rumah sakit Hamzah yaitu
mawar saya akan terpercaya dan mitra “Ikak Sihat
membuat form agar rujukan terbaik di Kami Seneng”
mudah diisi oleh Babel” dan selaras
bidan dengan misi
Saya akan meniningkatkan
menerapkan nilai profesionalisme dan
nasionalime yaitu motivasi kerja
sila ke tiga (rela karyawan
berkorban) karena
saya
mengahabiskan
waktu istirahat saya
untuk membuat
form
ada yang
disembunyikan
dan hasil sesuai
dengan apa
adanya
8.4 menganalisa Hasil Saya akan Kegiatan ini selaras memperkuat
hasil monitoring analisa menerapkan nilai dengan visi RSUD nilai RSUD
Akuntabilitas yaitu Depati Hamzah Depati
(kejelasan) : ‘menjadi rumah sakit Hamzah yaitu
Karena pada saat terpercaya dan mitra “Ikak Sihat
saya mendapatkan rujukan terbaik di Kami Seneng”
hasil monitoring Babel” dan selaras
,saya dengan misi
mendapatkan meniningkatkan
kejelasan sejauh profesionalisme dan
mana IMD motivasi kerja
diterapkan karyawan
8.5 melaporkan Lembar Saya akan Kegiatan ini selaras memperkuat
hasil monitoring ke laporan menerapkan nilai dengan visi RSUD nilai RSUD
karu dan kabid etika publik yaitu Depati Hamzah Depati
memelihara dan ‘menjadi rumah sakit Hamzah yaitu
menjunjung tinggi terpercaya dan mitra “Ikak Sihat
nilai etika luhur agar rujukan terbaik di Kami Seneng”
karu merasa Babel” dan selaras
Penguatan
Output/ Keterkaitan Subtansi Kontribusi Terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai
Hasil Mata Pelatihan Visi-Misi Organisasi
Organisasi
V V V