Anda di halaman 1dari 8

PEDOMAN

KESEHATAN INDERA
(MATA - TELINGA)

PEMERINTAH KOTA SURABAYA


DINAS KESEHATAN KOTA
UPTD PUSKESMAS GUNDIH
2017
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karuniaNya Pedoman Kesehatan InderaUPTD Puskesmas Gundih dapat di selesaikan dengan
baik.

Pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi tenaga pelaksana Kesehatan Indera dan
tenaga kesehatan lain guna pelayanan di dalam gedung maupun luar gedung wilayah kerja UPTD
Puskesmas Gundih yang berkualitas.

Pedoman ini mencakup Kebijakan Pelayanan Kesehatan Indera di Puskesmas, ruang


lingkup, tata laksana, pencatatan dan pelaporan di Puskesmas baik kegiatan dalam gedung
maupun kegiatan luar gedung.

Ucapan terima kasih disertai penghargaan yang tinggi kami sampaikan kepada semua
pihak yang telah memberikan masukan, saran, dan kritik dalam penyusunan Pedoman Kesehatan
Indera UPTD Puskesmas Gundih.

Surabaya, Desember 2016

Kepala UPTD
Puskesmas Gundih

dr. Rahmat Suudi


Pembina Tk. I
NIP.19660228 200604 1 008

8
BAB I.
PENDAHULUAN
1.1.LatarBelakang
Pembangunan kesehatan merupakan salah satu bagian dar ipembangunan nasional
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat untuk
hidup sehat sehingga terwujud derajat kesehatan yang optimal.Pembangunan kesehatan
seperti diamanatkan oleh undang – undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan dan
peraturan presiden Nomor 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
dilaksanakan melalui berbagai upaya dalam bentuk pelayanan pada Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
Keberhasilan pembangunan kesehatan berperan penting dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia ( SDM ).Indera penglihatan sangat menentukan kualitas sumber
daya manusia, karena 83 % informasi sehari-hari masuknya melalui jalur penglihatan
sedangkan melalui pendengaran 11 %, penciuman 3,5 %, perabaan 1,5 % dan pengecap 1
%.
Dari hasil survey Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran menunjukkan bahwa
prevalensi kebutaan di Indonesia 1,5 %. Menurut WHO prevalensi yang melebihi 1 %
bukan hanya masalah medis saja tetaspi sudah merupakan masalah sosial yang perlu
ditangani secara lintas program program dan lintas sektor. Penyebab utama kebutaan
adalah katarak (0.78%), glaukoma (0.20%),kelainan refraksi (0.14%), dan penyakit-
penyakit lain yang berhubungan dengan usia lanjut (0.38%).
Untuk masalah gangguan pendengaran dan ketulian didapatkan prevalensi ketulian 0.4%,
gangguan pendengaran 16.8%, gangguan pendengaran pada laki-laki 18.7%, pada
perempuan 15.3%, sedangkan ketulian 0.5% pada laki-laki dan 0.3% pada perempuan.
Penyebab terbanyak dari morbiditas telinga adalah serumen prop (3.6%), dan OMSK
(3.1%) disamping gangguan pendengaran lainnya yaitu presbikusis (2.6%),ototoksitas
(0.3%), tuli mendadak (0.2%) dan tuna rungu (0.1%).
Dalam rangka menurunkan angka kebutaan ini, WHO telah mencanangkan program
VISION 2020 : THE RIGHT TO SIGHT di Indonesia pada tanggal 15 Februari 2000 oleh
Ibu Megawati Soekarno Putri. Kemudian ditindaklanjuti dengan penyusunan Rencana
Strategi Nasional Penanggulangan Gangguan Penglihatan dan Kebutaan (Renstranas
PGPK ) untuk mencapai VISION 2020.
Untuk pencegahan dan penanggulangan gangguan pendengaran dan ketulian, WHO telah
merekomendasikan dibentuknya forum Regional yang bernama SOUND HEARING 2030
yang diresmikan 4 Oktober 2005, dan ditindaklanjuti dengan penyusunan Rencana
Strategi Nasional Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian (Renstranas
PGPKT) untuk mencapai SOUND HEARING 2030.

8
1.2.Tujuan

1.Meningkatkan angka capaian PGPK dan PGPKT sertamemberikan layanan


kesehatan indera ( mata & telinga ) di wilayah kerja UPTD Puskesmas Gundih
2.Melakukan penjaringan kesehatan mata dan telinga untuk pasien
Dalam gedung dan luar gedung
3. Melakukan rujukan secara dini untuk kasus yang membutuhkan
Pelayanan di fasilitas kesehatan tingkat lanjutan tepat waktu
1.3.Sasaran
Sekolah :
a. TK / RA : 22 lokasi
b. SD / MI : 10 lokasi
c. SMP / MTs : 3 lokasi
d. SMA / MA :3 lokasi
Posyandu :
a. Posyandu Lansia : 17 lokasi

8
BAB II
RUANG LINGKUP
2.1.PENGERTIAN
Pelayanan kesehatan indera dilakukan di dalam dan luar gedung UPTD Puskesmas
Gundih. Pelayanan luar gedung dilakukan karena beberapa faktor / kendala yang dihadapi
masyarakat untuk datang ke UPTD Puskesmas Gundih.
2.2.RUANG LINGKUP
Pelayanan kesehatan indera luar gedung dilakukan dalam bentuk :
1. Posyandu : penjaringan kasus
2. Posbindu : kelainan Presbikusis
3. Sekolah : kasus Kelainan refraksi / OMSK / Serumen
4. Lingkungan yang berpotensi terjadinya gangguan pendengaran
2.3.POKOK KEGIATAN
1. Perubahan perilaku masyarakat ,melalui :
a. Promotif
b. Preventif
2. Deteksi dini
3. Rujukan
2.4.PELAKSANA
1. Tim inti :
a. Dokter
b. Perawat
2. Penunjang :
a. Promosi Kesehatan

8
BAB III
TATA LAKSANA
Pada prinsipnya tata laksana adalah tahap implementasi dari dokumentasi perencanaan. Oleh
karena itu pada tata laksana yang terpenting adalah menggerakkan semua petugas yang terlibat,
sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditetapkan. Mengkoordinasikan dengan petugas /
pelaksana program yang terlibatdalampelayanan lanjut usia,sehingga terjadi koordinasi dan
kerjasama yang optimal.
Bentuk pelayanan yang diberikan melalui :
A. Kegiatan :
1. Skrining berkoordinasi dengan program UKS
2. Skrining katarak berkoordinasi dengan program kesehatan Lansia
3. Penyuluhan Kesehatan

B. Jadwal Kegiatan

Lokasi pemeriksaan Bulanke


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Posyandu Lansia ( 17 pos )
Screening dan Berkala Siswa

8
BAB IV
DOKUMENTASI

Pencatatan dan pelaporan suatu program merupakan bagian Sistim Informasi Kesehatan ( SIK ) ,
yang merupakan bagian fungsional dari Sistim Kesehatan yang komprehensif , yang memberikan
pelayanan kesehatan secara terpadu,meliputi pelayanan promotif, preventif,kuratif dan
rehabilitatif. SIK memberikan dukungan informasi kepada proses pengambilan keputusan di
semua tingkat pelayanan.
Untuk itu diperlukan pencatatan dan pelaporan yang baku, berkualitas, akurat dan tepat waktu,
untuk memberikan pelayanan yang bermutu di wilayah kerja UPTD PuskesmasGundih.

4.1.PENCATATAN
Pencatatan dalah suatukegiatan yang dilakukan oleh petugas untuk mencatat hasil
kegiatan kesehatan indera.

4.2.PELAPORAN
Pelaporan adalah penyampaian hasil-hasil kegiatan kunjungan kesehatan indera di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Gundih untuk dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Kota Surabaya.

8
BAB V
PENUTUP

Buku pedoman ini akan menjadi pelengkap dari berbagai petunjuk teknis sesuai dengan
pelayanan yang diberikan. Oleh karena itu dalam penggunaan buku ini diharapkan disertai
dengan pemanfaatn buku petunjuk teknis yang relevan.
Pedoman ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi tenaga pelaksana pelayanan
kesehatan indera di UPTD Puskesmas Gundih dalam rangka meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan indera baik dalam gedung maupun luar gedung. Untuk meningkatkan
efektifitas pemanfaatan buku pedoman program pelayanan kesehatan indera UPTD
Puskesmas Gundih ini, hendaknya tenaga pelaksana pelayanan kesehatan indera dapat
menjabarkannya dalam SOP ( Standar operasional Prosedur ) yang berisi langkah-langkah
dari setiap kegiatan sesuai kondisi di UPTD Puskesmas Gundih.

Anda mungkin juga menyukai