2. pengertian pengukuran adalah perbandingan besaran suatu objek yang diukur dengan
menggunakan alat ukur yang sesuai sehingga diperoleh hasil pengukuran beserta
satuannya.
3. Tuliskanlah dalam bentuk tabel 7 besaran pokok, dilengkapi dengan satuan dalam SI,
serta alat ukur yang digunakan
jawab:
4. Tuliskanlah 5 contoh besaran turunan, dalam bentuk tabel, lengkapi dengan rumus,
satuannya dalam SI, dan dimensinya (dalam M, L, T)
jawab:
jawab:
Jangka Sorong Manual (Vernier Caliper)
Jangka sorong ini umumnya sama dengan jangka sorong manual, hanya saja untuk skala
nonius atau vernier berbentuk Analog atau jarum jam sehingga lebih mudah dalam
membaca skala nonius. Tingkat ketelitian jangka sorong ini adalah 0,05 mm.
C. Jangka Sorong Digital (digital caliper)
jawab:
Mikrometersekrup memiliki batas ukur maksimal 25mm. Tanpa skala nonius, nst skala
utama alat ini adalah ,5 mm karena pada jarak 25mm skala utama terbagi dalam 50 skala.
Sehingga jarak dua skala terdekat = 0,5 mm
Mikrometersekrup memiliki skala nonius putar yang terdiri atas 50 skala ( untuk
satu kali putar ) yang sama harganya dengan jarak satu skala utama. Maka, nst nonius :
jawab:
contoh, jika nilai sebuah tahanan adalah 68 ohm, ini berarti bahwa tahanan tersebut akan
lebih mendekati 68 ohm daripada 67 ohm atau 69 ohm. Selanjutnya jika disebutkan nilai
tahanan adalah 68,0 ohm, berarti nilai tahanan tersbut lebih mendekati 68,0 ohm daripada
67,9 ohm atau 68,1 ohm.
Pada 68 ohm terdapat dua angka yang berarti, sedang pada tahanan 68,0 ohm terdapat
tiga angka yang berarti, yang memiliki ketepatan yang lebih tinggi daripada tahanan 68
ohm.
8. Amati jangka sorong dan mikrometer skrup, tuliskan 4 perbedaan dari ke duanya dalam
bentuk tabel berkenaan dengan :
a. Bentuk fisiknya
b. Kegunaannya
c. Tingkat ketelitiannya
d. Batas ukur maksimumnya
jawab:
1. jangka sorong
a. bentuk fisik
Bagian-bagian jangka sorong terdiri dari skala baca yang tercetak pada
badan alat ini (sama seperti skala baca/angka-angka di penggaris) yang dapat
diatur berdasarkan letak “rahang” jangka sorong; terdapat dua pasang rahang,
yakni sepasang rahang luar (atau rahang bawah) untuk mengukur jarak (pengukur
utama) dan sepasang rahang dalam (atau rahang atas) untuk mengukur ‘diameter
dalam’ (contohnya mengukur diameter dalam pada cincin). Kedua pasang rahang
tersebut dapat digerakkan untuk pengukuran, jarak antar rahang untuk kedua
pasang rahang tersebut dapat dibaca dengan cara yang sama. Selain itu pula,
terdapat tangkai ukur kedalaman yang pergerakannya diatur dengan cara
menggerakkan rahang. Karena ketiga bagian-bagian jangka sorong tersebut saling
bergerak bersamaan, maka ketiga fungsi tersebut pengukurannya dibaca/dihitung
dengan cara yang sama.
b. kegunaan
1. Berfungsi untuk Mengukur Panjang
Benda yang ukurannya tidak terlampau panjang bisa di ukur dengan
menggunakan alat ini, sebab kebanyakan jangka sorong memiliki batas
pengukuran maksimal 25 cm saja.
Meskipun hal ini juga bergantung pada spesifikasi pabrik yang membuat dan
menjualnya alat tersebut.
2. Berfungsi untuk Mengukur Diameter Dalam
Untuk melakukan hal ini dapat digunakan jangka sorong yang bisa
berguna untuk mengukur diameter dalam suatu benda, yang biasanya di butuhkan
pada pabrik-pabrik industri kecil yang mana kadang memerlukan alat untuk
mengetahui ukuran diameter sebuah benda seperti lubang besi, pipa atau alat-alat
yang lainnya.
3. Berfungsi untuk Mengukur Diameter Luar
Didunia mekanikal dan teknisi, kadang kita juga memerlukan untuk
melakukan pengukuran terhadap diameter luar suatu benda.
Misalnya seorang tukang las yang ingin membuat jendela, maka ia akan
membutuhkan jangka sorong untuk mengukur diameter besi yang akan
digunakan.
4. Berfungsi untuk Mengukur Kedalaman dan Ketinggian
Alat ini di gunakan ada kalanya ketika kita perlu untuk melakukan sebuah
pengukuran kedalaman pada sebuah lubang kecil yang tidak bisa dimasuki oleh
alat ukur penggaris, namun ada kalanya kita juga perlu menggunakan jangka
sorong untuk melakukan pengukuran kedalam atau ketinggian pada sebuah
lubang.
c. tingkat ketelitian
1. Cara Menghitung Dengan Ketelitian 0,02 mm
Diketahui 49 skala utama = 50 skala nonius.
Maka besarnya 1 skala nonius = 1/50 x 49 skala utama = 0,98 skala utama.
Maka ketelitian jangka sorong tersebut adalah 1/50 = 0,02 mm.
2. Cara Menghitung Dengan Ketelitian 0,05 mm
Diketahui 39 skala utama = 20 skala nonius.
Maka besarnya 1 skala nonius = 1/20 x 39 skala utama = 1,95 skala utama.
Jadi ketelitian jangka sorong tersebut adalah 2 – 1,95 = 0,05 mm.
Atau juga bisa dinyatakan 1 bagian skala utama dibagi sebanyak jumlah skala
nonius, yakni 1/20 = 0,05 mm.
3. Cara Menghitung Dengan Ketelitian 0,1 mm
Diketahui 9 skala utama = 10 skala nonius. Maka besar 1 skala nonius
adalah 1/10 x 9 skala utama = 0,9 skala utama.
Jadi ketelitian jangka sorong tersebut adalah 1 – 0,9 = 0,1 mm.
d. batas maksimum
Jangka sorong merupakan salah satu alat ukur yang dilengkapi dengan skala
nonius, sehingga tingkat ketelitiannya mencapai 0,02 mm dan ada juga yang
ketelitiannya 0,05 mm. Tanpa nonius, jangka sorong mempunyai nst (nilai skala
terkecil) skala utama sebesar 1 mm dan batas ukur mencapai 150 mm. Pada
nonius jangka sorong biasanya didapatkan 49 skala utama sama dengan 50 bagian
skala nonius. Sehingga jarak antara 2 skala nonius yang berdekatan adalah 49/50
= 0,98mm. Jadi, nst skala nonius sebesar :
Nst = 1 mm – 0,98 mm = 0,02 mm
2. micrometer sekrup
a. bentuk fisik
b. kegunaan
penggunaan mikrometer sekrup biasanya untuk mengukur diameter benda
yang melingkar yang kecil seperti kawat atau kabel.mikrometer juga berfungsi
untuk mengukur panjang/ketebalan diameter benda yang cukup kecil.
c. tingkat ketelitian
Tingkat ketelitian mikrometersekrup mencapai 0,01 mm atau 0,001 cm.
d. batas maksimum
Mikrometersekrup memiliki batas ukur maksimal 25mm. Tanpa skala
nonius, nst skala utama alat ini adalah ,5 mm karena pada jarak 25mm skala
utama terbagi dalam 50 skala. Sehingga jarak dua skala terdekat =0,5 mm.
10. Misalnya kita hendak mengukur diameter dalam sebuah tabung reaksi dengan
menggunakan jangka sorong. Tuliskanlah urutan langkah-langkah yang harus ditempuh
sampai mendapatkan hasilnya
jawab:
Memutar pengunci ke kiri / mengendorkan sekrup pengunci.
Menggeser rahang geser jangka sorong sedikit kekanan.
Meletakkan benda/cincin/tabung yang akan diukur sedemikian sehingga kedua rahang
(atas) jangka sorong masuk ke dalam benda/cincin tersebut.
Menggeser rahang geser kekanan sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong
menyentuh kedua dinding dalam benda/cincin/tabung yang diukur dan mengunci sekrup
pengunci
Membaca dan mencatat hasil pengukuran
11. Jika kita hendak mengukur tebal keping uang logam Rp 1000 dengan menggunakan
mikrome-ter skrup. Tuliskanlah urutan langkah-langkah yang harus ditempuh sampai
mendapatkan hasilnya
jawab:
Pastikan pengunci dalam keadaan terbuka.
Lakukan pengecekan ketika apakah poros tetap dan poros geser bertemu skala dan skala
nonius utama menunjukkan angka nol.
Buka rahang dengan menggerakkan pemutar ke arah kiri sampai benda/koin dapat masuk
ke dalam rahang.
Letakkan benda dintara poros tetap dan poros geser lalu tutup kembali rahang hingga
tepat menjepit benda.
Putarlah Pengunci agar pemutar tidak bisa bergerak lagi. Dengarkan bunyi “klik” yang
muncul.
Pada skala utama (garis berdiri), kami mendapatkan angka 0,3 atau 0,3 mm. Sementara
pada skala nonius/skala putar (garis mendatar), kami mendapat 0,01 mm.
Dari kedua angka ini dijumlah maka akan mendapat ketebalan dari koin, yaitu 0,31 mm.
12. Sebuah jangka sorong memiliki 50 skala nonius yang terbagi dalam 49 skala utama.
Tentukanlah
a. Berapa mm jarak antara 2 skala nonius yang terdekat ?
jawab : 0.02 mm
c. Jika kedudukan skala utama dan skala nonius seperti gambar berikut, berapa hasil
pengukuran jangka sorong tersebut ?
13. Misalkan anda hendak mengukur tebal sebuah buku. Kepada anda diberikan 3 pilihan
alat ukur, yaitu mistar, jangka sorong, atau mikromet skrup.
a. Anda memilih alat ukur yang mana ? dan apa alasannya ?
micrometer sekrup, karena Karena mikrometer sekrup memiliki tingkat ketelitian
yang tinggi yaitu 0.01 cm
b. Apa kegunaan skala nonius pada alat ukur ?
Fungsi Skala Nonius: Untuk mengukur suatu benda dengan tingkat ketelitian
mencapai 0,1mm
14. Sebuah mikrometer skrup digunakan untuk mengukur sebuah benda, kedudukan skala
nonius mikrometer seperti pada gambar , Berapakah bacaan mikrometer tersebut :
Jawab:
2.Kesalahan Sistematik
Kesalahan sistematik merupakan kesalahan yang disebabkan oleh alat yang digunakan
dan atau lingkungan di sekitar alat yang memengaruhi kinerja alat. Misalnya, kesalahan
kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan komponen alat atau kerusakan alat, kesalahan
paralaks, perubahan suhu, dan kelembaban.
a. Kesalahan Kalibrasi
Kesalahan kalibrasi terjadi karena pemberian nilai skala pada saat pembuatan atau
kalibrasi (standarisasi) tidak tepat. Hal ini mengakibatkan pembacaan hasil pengukuran
menjadi lebih besar atau lebih kecil dari nilai sebenarnya. Kesalahan ini dapat diatasi
dengan mengkalibrasi ulang alat menggunakan alat yang telah terstandarisasi.
d. Kesalahan ParalaksKesalahan paralaks terjadi bila ada jarak antara jarum penunjuk
dengan garis-garis skala dan posisi mata pengamat tidak tegak lurus dengan jarum.
3. Kesalahan Acak
Kesalahan acak adalah kesalahaan yang terjadi karena adanya fluktuasifluktuasi halus
pada saat melakukan pengukuran. Kesalahan ini dapat disebabkan karena adanya gerak
brown molekul udara, fluktuasi tegangan listrik, landasan bergetar, bising, dan radiasi.
Misalnya : sebuah benda diukur dengan penggaris yang ditera dalam sentimeter
dan hasilnya 5 cm. Ini tidak berarti panjangnya 5 cm tepat,tetapi pengukuran ini tepat
sampai satu angka signifikan dengan satuan ukuran terkecil 1 cm. Jadi panjang
sebenarnya lebih dekat ke 5 cm daripada 4 cm atau ke 6 cm. Dengan kata lain panjang
sebenarnya terletak antara 4,5 cmdan 5,5 cm. Hal ini kesalahan yang masih diterima dan
pengukuran ini adalah 0,5 cm atau salah mutlaknya ialah 0,5 cm.
16. Kesalahan yang terjadi pada pengukuran tunggal dan pengukuran berulang memiliki
perbedaan.
a. Beri contoh pengukuran tunggal dan bagaimana cara menyampaikan kesalahan
mutlaknya
Hasil pengukuran panjang sebuah torak adalah 15,2435.
Ditanyakan :
Kesalahan mutlak dari pengukuran panjang torak
Pembahasan :
Kesalahan mutlak dari pengukuran panjang torak
Kesalahan mutlak disebut juga sebagai ketidakpastian mutlak, di mana nilainya
dirumuskan sebagai setengah kali skala terkecil pada suatu instrumen atau alat ukur. Dari
hasil pengukuran panjang torak, dikatakan panjang torak tersebut adalah 15,2435. Maka,
dapat dikatakan skala terkecil dari alat ukur tinggi tersebut adalah 0,0001. Bila kesalahan
mutlak dituliskan sebagai Δx, maka perhitungan untuk kesalahan mutlaknya adalah
sebagai berikut.
Δx = 1/2 x 0,0001
Δx = 0,00005
Jadi, nilai kesalahan mutlak dari pengukuran torak tersebut adalah 0,00005.
b. Beri contoh pengukuran berulang dengan n <9 bagaimana cara menyampaikan kesalahan
mutlaknya
17. Jelaskan dengan contoh, perbedaan antara angka penting, angka pasti, dan angka taksiran
jawab:
Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran.
contoh :
a. Angka pasti (angka yang diberikan oleh alat ukursesuai dengan ketelitiannya)
contoh :
Pada hasil pengukuran 2,468 m, terdapat satu angka taksiran yaitu angka 8 dan angka
pasti yaitu angka 2, 4 dan 6
18. Tuliskanlah 6 aturan angka penting beserta contoh penerapannya
jawab:
1. Semua angka bukan nol merupakan angka penting.
Contoh: 12,55 mempunyai 4 angka penting.
2. Semua angka nol yang terletak di antara angka bukan nol adalah angka penting.
Contoh: 4050,04 mempunyai 6 angka penting.
3. Angka nol di sebelah kanan angka bukan nol tanpa tanda desimal (tanda koma)
bukan termasuk angka penting, kecuali diberi tanda khusus (garis bawah/atas).
Contoh: 502.000 mempunyai 3 angka penting;
4. Angka nol di sebelah kanan tanda desimal dan di sebelah kiri angka bukan nol
tidak termasuk angka penting.
Contoh: 0,0034 mempunyai 2 angka penting.
5. Semua angka di sebelah kanan tanda desimal dan mengikuti angka bukan nol
adalah angka penting.
Contoh: 12,00 mempunyai 4 angka penting; 0,004200 mempunyai 4 angka
penting.
6. Semua angka sebelum orde (pada notasi ilmiah) termasuk angka penting. Contoh
1: 3,2 x 105 memiliki dua angka penting, yakni 3 dan 2. Contoh 2: 4,50 x 103
memiliki tiga angka penting, yakni 4, 5 dan 0.
19. Apa yang dimaksud dengan notasi ilmiah, dan berikanlah 2 contoh penerapannya
jawab:
Notasi ilmiah adalah cara penulisan nomor yang mengakomodasi nilai-nilai terlalu besar
atau kecil untuk dengan mudah ditulis dalam notasi desimal standar.
contoh:
1. 0,00000000000000137
Notasi ilmiah terdiri dari perkalian dua faktor. Faktor pertama bilangan lebih besar dari 1
dan kurang dari 10 sedangkan faktor kedua adalah bilangan berpangkat dengan bilangan
pokok 10.
Faktor pertama = 1,37 (lebih dari 1 dan kurang dari 10)
Faktor kedua = 10-15
2. 602.000.000.000.000.000.000.000
Dari bilangan tersebut kita peroleh dua faktor notasi ilmiah yaitu:
Faktor pertama = 6,02 (lebih dari 1 dan kurang dari 10)
Faktor kedua = 1023
jawab:
0,00021 memiliki 2 angka penting (Angka nol yang terletak di sebelah kiri angka bukan
nol atau setelah tanda desimal bukan angka penting)
13,00 memiliki 2 angka penting (Angka nol di sebelah kanan tanda desimal dan tidak
diapit bukan angka nol bukan angka penting)
21. Panjang sisi persegi panjang adalah 12 m dan 5,55 m. Dengan menggunakan aturan
angka penting, tentukanlah hasil dari :
a. keliling
K = 2(p+l)
= 2(12+5,55)
=2(17,55)
= 35,1 m