Anda di halaman 1dari 12

1.

Contoh kegiatan tentang pengukuran


a. Dila mengukur panjang meja menggunakan penggaris atau mistar, diperoleh hasil
pengukuran 60,0 cm.
 besaran yang diukur : panjang meja
 alat ukur : penggaris atau mistar
 hasil pengukuran beserta satuan : 60,0 cm
b. Ayu melakukan pengukuran pintu menggunakan rol meter dan diperoleh hasil
pengukuran 130,2 cm.
 besaran yang diukur: lebar pintu
 alat ukur : rol meter
 hasil pengukuran dan satuan : 130,2 cm

2. pengertian pengukuran adalah perbandingan besaran suatu objek yang diukur dengan
menggunakan alat ukur yang sesuai sehingga diperoleh hasil pengukuran beserta
satuannya.

3. Tuliskanlah dalam bentuk tabel 7 besaran pokok, dilengkapi dengan satuan dalam SI,
serta alat ukur yang digunakan

jawab:

NO BESARAN SATUAN SI DIMENSI


1 Panjang Meter (m) [L]
2 Massa Kilogram (kg) [M]
3 Waktu Sekon (s) [T]
4 Suhu Kelvin (K) []
5 Kuat arus listrik Ampere (A) [I]
6 Intensitas cahaya Kendala (cd) [N]
7 Jumlah zat Mol (mol) [J]

4. Tuliskanlah 5 contoh besaran turunan, dalam bentuk tabel, lengkapi dengan rumus,
satuannya dalam SI, dan dimensinya (dalam M, L, T)

jawab:

NO BESARAN RUMUS SATUAN DIMENSI


1 Luas L=pxl m2 [L2]
2 volume V=pxlxt m3 [L3]
3 kecepatan v = s/t m/s [LT-1]
4 Percepatan a = v/t m/s2 [LT-2]
5 Massa jenis  = m/V Kg/m3 [ML-3]
6 gaya F=mxa m/s2 [MLT-3]
5. Tuliskanlah 3 macam jangka sorong berdasarkan jumlah skala noniusnya, lengkapi
dengan : jarak antara 2 skala
utama yang berdekatan, jarak
antara 2 skala nonius yang
berdekatan, tingkat ketelitian,
dan batas ukur maksimumnya

jawab:
Jangka Sorong Manual (Vernier Caliper)

Jangka sorong ini memiliki 2 skala, yaitu skala


utama yang terdapat pada rahang tetap dan skala
nonius atau vernier yang terdapat pada rahang
geser. Tingkat ketelitian jangka sorong ini adalah 0,1 mm.

B. Jangka Sorong Analog (dial Caliper)

Jangka sorong ini umumnya sama dengan jangka sorong manual, hanya saja untuk skala
nonius atau vernier berbentuk Analog atau jarum jam sehingga lebih mudah dalam
membaca skala nonius. Tingkat ketelitian jangka sorong ini adalah 0,05 mm.
C. Jangka Sorong Digital (digital caliper)

Sama halnya dengan jangka sorong


analog, jangka sorong digital ini
memiliki bentuk yang sama dengan
jangka sorong manual, hanya saja
untuk skla noniusnya berbentuk
layar digital dimana hasil pengukuran langsung terbaca pada layar tersebut sehingga
penggunaanya jauh lebih mudah dari 2 jenis jangka sorong di atas. Tingkat ketelitian
jangka sorong ini mencapai 0,01 mm.
6. Tuliskanlah data dari mikrometer skrup berkenaan dengan : jumlah skala noniusnya,
jarak antara 2 skala utama yang berdekatan, jarak antara 2 skala nonius yang berdekatan,
tingkat ketelitian, dan batas ukur maksimumnya

jawab:
Mikrometersekrup memiliki batas ukur maksimal 25mm. Tanpa skala nonius, nst skala
utama alat ini adalah ,5 mm karena pada jarak 25mm skala utama terbagi dalam 50 skala.
Sehingga jarak dua skala terdekat = 0,5 mm

Mikrometersekrup memiliki skala nonius putar yang terdiri atas 50 skala ( untuk
satu kali putar ) yang sama harganya dengan jarak satu skala utama. Maka, nst nonius :

Nst nonius = 0,01 mm

0,01 merupakan nst skala nonius sekaligus merupakan ketelitian


mikrometersekrup

7. Jelaskan masing-masing dengan contoh perbedaan dari istilah a) ketelitian (akurasi) , b)


ketepatan (presisi)

jawab:

 Ketelitian/accuracy adalah menyatakan tingkat kesesuaian atau dekatnya suatu hasil


pengukuran terhadap harga yang sebenarnya.
 Ketepatan/precision adalah menyatakan tingkat kesamaan didalam sekelompok
pengukuran atau sejumlah instrumen.

contoh, jika nilai sebuah tahanan adalah 68 ohm, ini berarti bahwa tahanan tersebut akan
lebih mendekati 68 ohm daripada 67 ohm atau 69 ohm. Selanjutnya jika disebutkan nilai
tahanan adalah 68,0 ohm, berarti nilai tahanan tersbut lebih mendekati 68,0 ohm daripada
67,9 ohm atau 68,1 ohm.

 Pada 68 ohm terdapat dua angka yang berarti, sedang pada tahanan 68,0 ohm terdapat
tiga angka yang berarti, yang memiliki ketepatan yang lebih tinggi daripada tahanan 68
ohm.

8. Amati jangka sorong dan mikrometer skrup, tuliskan 4 perbedaan dari ke duanya dalam
bentuk tabel berkenaan dengan :
a. Bentuk fisiknya
b. Kegunaannya
c. Tingkat ketelitiannya
d. Batas ukur maksimumnya

jawab:

1. jangka sorong
a. bentuk fisik
Bagian-bagian jangka sorong terdiri dari skala baca yang tercetak pada
badan alat ini (sama seperti skala baca/angka-angka di penggaris) yang dapat
diatur berdasarkan letak “rahang” jangka sorong; terdapat dua pasang rahang,
yakni sepasang rahang luar (atau rahang bawah) untuk mengukur jarak (pengukur
utama) dan sepasang rahang dalam (atau rahang atas) untuk mengukur ‘diameter
dalam’ (contohnya mengukur diameter dalam pada cincin). Kedua pasang rahang
tersebut dapat digerakkan untuk pengukuran, jarak antar rahang untuk kedua
pasang rahang tersebut dapat dibaca dengan cara yang sama. Selain itu pula,
terdapat tangkai ukur kedalaman yang pergerakannya diatur dengan cara
menggerakkan rahang. Karena ketiga bagian-bagian jangka sorong tersebut saling
bergerak bersamaan, maka ketiga fungsi tersebut pengukurannya dibaca/dihitung
dengan cara yang sama.

b. kegunaan
1. Berfungsi untuk Mengukur Panjang
Benda yang ukurannya tidak terlampau panjang bisa di ukur dengan
menggunakan alat ini, sebab kebanyakan jangka sorong memiliki batas
pengukuran maksimal 25 cm saja.
Meskipun hal ini juga bergantung pada spesifikasi pabrik yang membuat dan
menjualnya alat tersebut.
2. Berfungsi untuk Mengukur Diameter Dalam
Untuk melakukan hal ini dapat digunakan jangka sorong yang bisa
berguna untuk mengukur diameter dalam suatu benda, yang biasanya di butuhkan
pada pabrik-pabrik industri kecil yang mana kadang memerlukan alat untuk
mengetahui ukuran diameter sebuah benda seperti lubang besi, pipa atau alat-alat
yang lainnya.
3. Berfungsi untuk Mengukur Diameter Luar
Didunia mekanikal dan teknisi, kadang kita juga memerlukan untuk
melakukan pengukuran terhadap diameter luar suatu benda.
Misalnya seorang tukang las yang ingin membuat jendela, maka ia akan
membutuhkan jangka sorong untuk mengukur diameter besi yang akan
digunakan.
4. Berfungsi untuk Mengukur Kedalaman dan Ketinggian
Alat ini di gunakan ada kalanya ketika kita perlu untuk melakukan sebuah
pengukuran kedalaman pada sebuah lubang kecil yang tidak bisa dimasuki oleh
alat ukur penggaris, namun ada kalanya kita juga perlu menggunakan jangka
sorong untuk melakukan pengukuran kedalam atau ketinggian pada sebuah
lubang.

c. tingkat ketelitian
1. Cara Menghitung Dengan Ketelitian 0,02 mm
Diketahui 49 skala utama = 50 skala nonius.
Maka besarnya 1 skala nonius = 1/50 x 49 skala utama = 0,98 skala utama.
Maka ketelitian jangka sorong tersebut adalah 1/50 = 0,02 mm.
2. Cara Menghitung Dengan Ketelitian 0,05 mm
Diketahui 39 skala utama = 20 skala nonius.
Maka besarnya 1 skala nonius = 1/20 x 39 skala utama = 1,95 skala utama.
Jadi ketelitian jangka sorong tersebut adalah 2 – 1,95 = 0,05 mm.
Atau juga bisa dinyatakan 1 bagian skala utama dibagi sebanyak jumlah skala
nonius, yakni 1/20 = 0,05 mm.
3. Cara Menghitung Dengan Ketelitian 0,1 mm
Diketahui 9 skala utama = 10 skala nonius. Maka besar 1 skala nonius
adalah 1/10 x 9 skala utama = 0,9 skala utama.
Jadi ketelitian jangka sorong tersebut adalah 1 – 0,9 = 0,1 mm.

d. batas maksimum
Jangka sorong merupakan salah satu alat ukur yang dilengkapi dengan skala
nonius, sehingga tingkat ketelitiannya mencapai 0,02 mm dan ada juga yang
ketelitiannya 0,05 mm. Tanpa nonius, jangka sorong mempunyai nst (nilai skala
terkecil) skala utama sebesar 1 mm dan batas ukur mencapai 150 mm. Pada
nonius jangka sorong biasanya didapatkan 49 skala utama sama dengan 50 bagian
skala nonius. Sehingga jarak antara 2 skala nonius yang berdekatan adalah 49/50
= 0,98mm. Jadi, nst skala nonius sebesar :
Nst = 1 mm – 0,98 mm = 0,02 mm
2. micrometer sekrup
a. bentuk fisik

Mikrometer memiliki 3 jenis umum pengelompokan yang didasarkan pada


aplikasi berikut :

1. Mikrometer Luar Mikrometer luar digunakan untuk ukuran memasang kawat,


lapisan-lapisan, blok-blok dan batang-batang.
2. Mikrometer dalam Mikrometer dalam digunakan untuk menguukur garis tengah
dari lubang suatu benda
3. Mikrometer kedalaman Mikrometer kedalaman digunakan untuk mengukur
kerendahan dari langkah-langkah dan slot-slot.

b. kegunaan
penggunaan mikrometer sekrup biasanya untuk mengukur diameter benda
yang melingkar yang kecil seperti kawat atau kabel.mikrometer juga berfungsi
untuk mengukur panjang/ketebalan diameter benda yang cukup kecil.
c. tingkat ketelitian
Tingkat ketelitian mikrometersekrup mencapai 0,01 mm atau 0,001 cm.
d. batas maksimum
Mikrometersekrup memiliki batas ukur maksimal 25mm. Tanpa skala
nonius, nst skala utama alat ini adalah ,5 mm karena pada jarak 25mm skala
utama terbagi dalam 50 skala. Sehingga jarak dua skala terdekat =0,5 mm.

9. Urutkan langkah-langkah untuk menentukan Nilai Skala Terkecil (NST) dari


a. Jangka sorong
 Pertama-tama siapkan objek yang kalian ingin tahu berapa diameternya. Untuk kami,
kami menggunakan sebuah koin.
 Buka rahang geser jangka sorong ke sebelah kanan untuk memudahkan memasukkan
benda yang akan diukur.
 Geser lagi rahang ke sebelah kiri dengan rapat agar mendapatkan hasil pengukuran yang
optimal.
 Ada dua angka NOL pada jangka sorong di samping. Yang pertama pada skala atas
(ujung kiri), yang kedua di baris bawahnya agak ke tengah.
 Perhatikan garis pertama sebelum angka NOL yang bawah (skala utama). Setelah angka
1 adalah 1,1, kemudian 1,2, 1,3 dan seterusnya. Sehingga disini kita dapat angka 2,5.
 Perhatikan garis yang berhimpit antara skala atas dan skala bawah (skala nonius). Cari
yang menyambung lurus dengan garis dari skala nonius (2,5). Di sini didapat angka 1
atau sesungguhnya 0,01.
 Jumlahkan dua angka yang di dapat tadi. Maka diameter dari koin ini adalah 2,51 cm.
b. Mikrometer skrup
 Pastikan pengunci dalam keadaan terbuka.
 Lakukan pengecekan ketika apakah poros tetap dan poros geser bertemu skala dan skala
nonius utama menunjukkan angka nol.
 Buka rahang dengan menggerakkan pemutar ke arah kiri sampai benda/koin dapat masuk
ke dalam rahang.
 Letakkan benda dintara poros tetap dan poros geser lalu tutup kembali rahang hingga
tepat menjepit benda.
 Putarlah Pengunci agar pemutar tidak bisa bergerak lagi. Dengarkan bunyi “klik” yang
muncul.
 Pada skala utama (garis berdiri), kami mendapatkan angka 0,3 atau 0,3 mm. Sementara
pada skala nonius/skala putar (garis mendatar), kami mendapat 0,01 mm.
 Dari kedua angka ini dijumlah maka akan mendapat ketebalan dari koin, yaitu 0,31 mm.

10. Misalnya kita hendak mengukur diameter dalam sebuah tabung reaksi dengan
menggunakan jangka sorong. Tuliskanlah urutan langkah-langkah yang harus ditempuh
sampai mendapatkan hasilnya

jawab:
 Memutar pengunci ke kiri / mengendorkan sekrup pengunci.
 Menggeser rahang geser jangka sorong sedikit kekanan.
 Meletakkan benda/cincin/tabung yang akan diukur sedemikian sehingga kedua rahang
(atas) jangka sorong masuk ke dalam benda/cincin tersebut.
 Menggeser rahang geser kekanan sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong
menyentuh kedua dinding dalam benda/cincin/tabung yang diukur dan mengunci sekrup
pengunci
 Membaca dan mencatat hasil pengukuran

11. Jika kita hendak mengukur tebal keping uang logam Rp 1000 dengan menggunakan
mikrome-ter skrup. Tuliskanlah urutan langkah-langkah yang harus ditempuh sampai
mendapatkan hasilnya

jawab:
 Pastikan pengunci dalam keadaan terbuka.
 Lakukan pengecekan ketika apakah poros tetap dan poros geser bertemu skala dan skala
nonius utama menunjukkan angka nol.
 Buka rahang dengan menggerakkan pemutar ke arah kiri sampai benda/koin dapat masuk
ke dalam rahang.
 Letakkan benda dintara poros tetap dan poros geser lalu tutup kembali rahang hingga
tepat menjepit benda.
 Putarlah Pengunci agar pemutar tidak bisa bergerak lagi. Dengarkan bunyi “klik” yang
muncul.
 Pada skala utama (garis berdiri), kami mendapatkan angka 0,3 atau 0,3 mm. Sementara
pada skala nonius/skala putar (garis mendatar), kami mendapat 0,01 mm.
 Dari kedua angka ini dijumlah maka akan mendapat ketebalan dari koin, yaitu 0,31 mm.

12. Sebuah jangka sorong memiliki 50 skala nonius yang terbagi dalam 49 skala utama.
Tentukanlah
a. Berapa mm jarak antara 2 skala nonius yang terdekat ?
jawab : 0.02 mm

b. Berapa NST nonuis jangka sorong tersebut ?


jawab : 0.5 x 0.02= 0.001

c. Jika kedudukan skala utama dan skala nonius seperti gambar berikut, berapa hasil
pengukuran jangka sorong tersebut ?

= skala utama + skala nonius


= 0.3 + ( 36 x 0.01) cm
= 0.3 + 0.36 cm
= 0.66 cm

13. Misalkan anda hendak mengukur tebal sebuah buku. Kepada anda diberikan 3 pilihan
alat ukur, yaitu mistar, jangka sorong, atau mikromet skrup.
a. Anda memilih alat ukur yang mana ? dan apa alasannya ?
micrometer sekrup, karena Karena mikrometer sekrup memiliki tingkat ketelitian
yang tinggi yaitu 0.01 cm
b. Apa kegunaan skala nonius pada alat ukur ?
Fungsi Skala Nonius: Untuk mengukur suatu benda dengan tingkat ketelitian
mencapai 0,1mm

14. Sebuah mikrometer skrup digunakan untuk mengukur sebuah benda, kedudukan skala
nonius mikrometer seperti pada gambar , Berapakah bacaan mikrometer tersebut :

Jawab:

= skala utama + skala nonius


=4.5 + (12 x 0.01) mm
=4.5 + 0.12 mm
=4.62 mm

15. Setiap pengukuran tidak terlepas dari kesalahan


a. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya kesalahan dalam pengukuran
1.Kesalahan Umum
Kesalahan umum adalah kesalahan yang disebabkan keterbatasan padapengamat saat
melakukan pengukuran. Kesalahan ini dapat disebabkan karena kesalahan membaca skala
kecil, dan kekurangterampilan dalam menyusun dan memakai alat, terutama untuk alat
yang melibatkan banyak komponen.

2.Kesalahan Sistematik
Kesalahan sistematik merupakan kesalahan yang disebabkan oleh alat yang digunakan
dan atau lingkungan di sekitar alat yang memengaruhi kinerja alat. Misalnya, kesalahan
kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan komponen alat atau kerusakan alat, kesalahan
paralaks, perubahan suhu, dan kelembaban.

a. Kesalahan Kalibrasi
Kesalahan kalibrasi terjadi karena pemberian nilai skala pada saat pembuatan atau
kalibrasi (standarisasi) tidak tepat. Hal ini mengakibatkan pembacaan hasil pengukuran
menjadi lebih besar atau lebih kecil dari nilai sebenarnya. Kesalahan ini dapat diatasi
dengan mengkalibrasi ulang alat menggunakan alat yang telah terstandarisasi.

b. Kesalahan Titik Nol


Kesalahan titik nol terjadi karena titik nol skala pada alat yang digunakan tidak tepat
berhimpit dengan jarum penunjuk atau jarum penunjuk yang tidak bisa kembali tepat
pada skala nol. Akibatnya, hasil pengukuran dapat mengalami penambahan atau
pengurangan sesuai dengan selisih dari skala nol semestinya. Kesalahan titik nol dapat
diatasi dengan melakukan koreksi pada penulisan hasil pengukuran

c. Kesalahan Komponen Alat


Kerusakan pada alat jelas sangat berpengaruh pada pembacaan alat ukur. Misalnya, pada
neraca pegas. Jika pegas yang digunakan sudah lama dan aus, maka akan berpengaruh
pada pengurangan konstanta pegas. Hal ini menjadikan jarum atau skala penunjuk tidak
tepat pada angka nol yang membuat skala berikutnya bergeser.

d. Kesalahan ParalaksKesalahan paralaks terjadi bila ada jarak antara jarum penunjuk
dengan garis-garis skala dan posisi mata pengamat tidak tegak lurus dengan jarum.

3. Kesalahan Acak
Kesalahan acak adalah kesalahaan yang terjadi karena adanya fluktuasifluktuasi halus
pada saat melakukan pengukuran. Kesalahan ini dapat disebabkan karena adanya gerak
brown molekul udara, fluktuasi tegangan listrik, landasan bergetar, bising, dan radiasi.

b. Jelaskan dengan contoh mengertian kesalahan mutlak


Salah Mutlak adalah kesalahan terbesar yang terjadi terhadap hasil pengukuran
dengan menggunakan alat ukur tertentu.

Misalnya : sebuah benda diukur dengan penggaris yang ditera dalam sentimeter
dan hasilnya 5 cm. Ini tidak berarti panjangnya 5 cm tepat,tetapi pengukuran ini tepat
sampai satu angka signifikan dengan satuan ukuran terkecil 1 cm. Jadi panjang
sebenarnya lebih dekat ke 5 cm daripada 4 cm atau ke 6 cm. Dengan kata lain panjang
sebenarnya terletak antara 4,5 cmdan 5,5 cm. Hal ini kesalahan yang masih diterima dan
pengukuran ini adalah 0,5 cm atau salah mutlaknya ialah 0,5 cm.

c. Jelaskan dengan contoh pegertian kesalahan relative


Salah Relatif yaitu salah mutlak dibanding hasil pengukuran. Besarnya kesalahan
yang sama kadang mempunyai tingkat kepentingan berbeda. Hal ini menyebabkan
ukuran yang satu dapat diterima sedangkan yang lain ditolak. Oleh karena itu memilih
alat ukuran yang digunakan harus disesuaikan dengan kebutuhannya.

Misalkan : seorang bekerja membuat garis pinggir lapangan sepakbola, kesalahan


sebesar 1 cm sampai 5 cm adalah relatif tidak masalah. Akan tetapi, suatu kesalahan 1 cm
saja yang diperbuat oleh seorang tukang kayu akan berakibat fatal. Demikian halnya jika
kita membuat kue dengan tepung 2 kg, yang dibubuhi esens terlalu banyak ½ cangkit,
akibatnya kue itu tidak enak dimakan. Oleh karena itu, apabila kita memandang suatu
kesalahan, tentu kita membandingkan dengan pengukuran yang sebenarnya. Karena itu
kita menggunakan istilah salah relatif (nisbi).

16. Kesalahan yang terjadi pada pengukuran tunggal dan pengukuran berulang memiliki
perbedaan.
a. Beri contoh pengukuran tunggal dan bagaimana cara menyampaikan kesalahan
mutlaknya
Hasil pengukuran panjang sebuah torak adalah 15,2435.
Ditanyakan :
Kesalahan mutlak dari pengukuran panjang torak

Pembahasan :
Kesalahan mutlak dari pengukuran panjang torak
Kesalahan mutlak disebut juga sebagai ketidakpastian mutlak, di mana nilainya
dirumuskan sebagai setengah kali skala terkecil pada suatu instrumen atau alat ukur. Dari
hasil pengukuran panjang torak, dikatakan panjang torak tersebut adalah 15,2435. Maka,
dapat dikatakan skala terkecil dari alat ukur tinggi tersebut adalah 0,0001. Bila kesalahan
mutlak dituliskan sebagai Δx, maka perhitungan untuk kesalahan mutlaknya adalah
sebagai berikut.

Δx = 1/2 x 0,0001

Δx = 0,00005

Jadi, nilai kesalahan mutlak dari pengukuran torak tersebut adalah 0,00005.

b. Beri contoh pengukuran berulang dengan n <9 bagaimana cara menyampaikan kesalahan
mutlaknya

c. Beri contoh pengukuran berulang dengan n >10 bagaimana cara menyampaikan


kesalahan mutlaknya

17. Jelaskan dengan contoh, perbedaan antara angka penting, angka pasti, dan angka taksiran

jawab:
Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran.

contoh :

273,4 = ada 4 angka penting

Angka penting terdiri dari atas

a. Angka pasti (angka yang diberikan oleh alat ukursesuai dengan ketelitiannya)

b. Angka taksiran (angka yang diragukan)

contoh :

Pada hasil pengukuran 2,468 m, terdapat satu angka taksiran yaitu angka 8 dan angka
pasti yaitu angka 2, 4 dan 6
18. Tuliskanlah 6 aturan angka penting beserta contoh penerapannya

jawab:
1. Semua angka bukan nol merupakan angka penting.
Contoh: 12,55 mempunyai 4 angka penting.
2. Semua angka nol yang terletak di antara angka bukan nol adalah angka penting.
Contoh: 4050,04 mempunyai 6 angka penting.
3. Angka nol di sebelah kanan angka bukan nol tanpa tanda desimal (tanda koma)
bukan termasuk angka penting, kecuali diberi tanda khusus (garis bawah/atas).
Contoh: 502.000 mempunyai 3 angka penting;
4. Angka nol di sebelah kanan tanda desimal dan di sebelah kiri angka bukan nol
tidak termasuk angka penting.
Contoh: 0,0034 mempunyai 2 angka penting.
5. Semua angka di sebelah kanan tanda desimal dan mengikuti angka bukan nol
adalah angka penting.
Contoh: 12,00 mempunyai 4 angka penting; 0,004200 mempunyai 4 angka
penting.
6. Semua angka sebelum orde (pada notasi ilmiah) termasuk angka penting. Contoh
1: 3,2 x 105 memiliki dua angka penting, yakni 3 dan 2. Contoh 2: 4,50 x 103
memiliki tiga angka penting, yakni 4, 5 dan 0.

19. Apa yang dimaksud dengan notasi ilmiah, dan berikanlah 2 contoh penerapannya

jawab:
Notasi ilmiah adalah cara penulisan nomor yang mengakomodasi nilai-nilai terlalu besar
atau kecil untuk dengan mudah ditulis dalam notasi desimal standar.

contoh:
1. 0,00000000000000137
Notasi ilmiah terdiri dari perkalian dua faktor. Faktor pertama bilangan lebih besar dari 1
dan kurang dari 10 sedangkan faktor kedua adalah bilangan berpangkat dengan bilangan
pokok 10.
Faktor pertama = 1,37 (lebih dari 1 dan kurang dari 10)
Faktor kedua = 10-15
2. 602.000.000.000.000.000.000.000
Dari bilangan tersebut kita peroleh dua faktor notasi ilmiah yaitu:
Faktor pertama = 6,02 (lebih dari 1 dan kurang dari 10)
Faktor kedua = 1023

20. Berikut diberikan 5 contoh bilangan yaitu :


a) 0,00021b) 120,01c) 13,00d) 3,0e) 10
Tentukanlah
Bilangan-bilangan mana yang memiliki 2 angka penting, dan aturan angka penting yang
mana yang diterapkan

jawab:
 0,00021 memiliki 2 angka penting (Angka nol yang terletak di sebelah kiri angka bukan
nol atau setelah tanda desimal bukan angka penting)
 13,00 memiliki 2 angka penting (Angka nol di sebelah kanan tanda desimal dan tidak
diapit bukan angka nol bukan angka penting)

21. Panjang sisi persegi panjang adalah 12 m dan 5,55 m. Dengan menggunakan aturan
angka penting, tentukanlah hasil dari :
a. keliling
K = 2(p+l)
= 2(12+5,55)
=2(17,55)
= 35,1 m

b. luas persegi panjang tersebut Lengkapi dengan jumlah


L = p×l
= 12 × 5,55
= 66,6 m

Anda mungkin juga menyukai