FISIKA DASAR II
OLEH:
TIM PENYUSUN
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
TATA TERTIB PRAKTIKUM DAN TEORI RALAT
A. Umum
B. Praktikan
1
menyerahkan tugas pendahuluan dan laporan tidak diperkenankan mengikuti
praktikum.
8. Sebelum praktikum dimulai akan diadakan tes awal.
9. Sebelum praktikum dimulai praktikan harus mengambil alat pada tempat yang
telah ditentukan dan mengembalikan alat setelah selesai praktikum pada
tempat semula. Kerusakan alat menjadi tanggungjawab praktikan.
10. Pada saat praktikum, keaktifan praktikan akan dinilai oleh asisten.
11. Praktikan harus melengkapi lembar data yang diberikan. Setelah praktikum
lembar data tersebut harus ditandatangani oleh asisten. Lembar data yang telah
ditandatangani oleh asisten dilampirkan dalam laporan.
12. Setelah praktikum, praktikan harus membuat laporan sesuai dengan format
yang telah ditentukan dan dikumpulkan kepada asisten paling lambat satu
minggu setelah praktikum dilaksanakan sebelum pelaksanaan praktikum
sebelumnya.
13. Setelah semua modul selesai akan diadakan ujian akhir praktikum. Jadwal
ujian akan ditentukan kemudiaan.
14. Segala informasi yang belum jelas dapat ditanyakan kepada koordiantor
asisten.
2. TEORI RALAT
I. Pengukuran
2
1. Kesalahan Sistem
1. Kesalahan kalibrasi. Cara memberi nilai skala pada saat pembuatan alat
tidak tepat, sehingga setiap kali alat digunakan ada suatu ketidakpastian
pada hasil pengukurannya. Kesalahan ini dapat diketahui dengan cara
membandingkan alat yang salah tersebut dengan alat baku.
2. Kesalahan titik nol. Artinya jarum penunjuk skala tidak tepat berada di
titik nol alat ukur.
3. Kelelahan komponen alat ukur. Kesalahan ini misalnya terjadi pada
pegas. Pegas yang sering dipakai lama-kelamaan akan melembek
sehingga dapat mempengaruhi gerak jarum penunjuk skala.
4. Kondisi lingkungan kerja. Lingkungan kerja seperti suhu, tekanan,
kelembaban dan perubahan tegangan listrik berpengaruh terhadap
ketepatan pengukuran.
2. Kesalahan Pengamat
1. Kesalahan paralak. Kesalahan ini timbul apabila saat membaca skala
posisi pengamat tidak tegak lurus dengan jarum penunjuk skala.
2. Kesalahan penafsiran. Kesalahan ini terjadi karena salah tafsir terhadap
bagian skala alat ukur. Pada peralatan yang rumit operasinya, pengamat
harus memahami cara penggunaan alat dengan baik sebelum melakukan
percobaan sehingga tidak terjadi kesalahan pengukuran.
3. Kesalahan Acak
Kesalahan acak terjadi disebabkan oleh pengaruh lingkungan sekitarnya,
seperti :
1. Gerakan molekul-molekul udara yang dapat mempengaruhi
Galvanometer
2. Perubahan-perubahan kecil pada tegangan listrik
3. Landasan peralatan yang bergetar atau tidak stabil
4. Noise (ganguan yang sering timbul pada peralatan elektronika)
3
II. Ketidakpastian Pada Pengukuran
No Data (x) ¿ ¿¿
1 x1
2 x2
3 x3
4 x4
...
xn
∑ xn ∑ ¿¿ ∑ ¿¿ ¿
x=
∑ xn
n
∆x
Ralat mutlak : ∆ x= √ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ralat nisbi ∆ l= × 100 %
x
4
Sebuah grafik yang baik hendaknya memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1. Setiap grafik memiliki judul atau keterangan yang dicantumkan dibawah
grafik
2. Sumbu-sumbu grafik harus dilengkapi dengan skala dan satuan
3. Agar lebih jelas kurvanya pilihlah kertas grafik yang sesuai
4. Titik pengamatan atau data ditandai dengan lambang : * , dan lain-lain
5. Kurva dihasilkan tidaklah harus melalui setiap titik, melainkan mengikuti pola
tertentu linier atau eksponensial, yaitu berdasarkan hubungan variabel-variabel
dari besaran-besaran yang diukur
Berikut ini bentuk-bentuk grafik berdasarkan data pengamatam atau yang terukur
5
LAPORAN SEMENTARA
Nama Kelompok:
1.
2.
Bengkulu,
Mengetahui Asisten,
.....................................................
NPM :
DAFTAR ISI
6
PEMANTULAN CAHAYA PADA BIDANG LENGKUNG.........................................8
RANGKAIAN SERI..........................................................................................................18
RANGKAIAN PARALEL................................................................................................21
GELOMBANG TALI........................................................................................................26
PERCOBAAN I
7
PEMANTULAN CAHAYA PADA BIDANG LENGKUNG
1. TUJUAN PERCOBAAN
Menyelidiki sifat pemantulan cahaya pada cermin cekung dan cermin cembung
3. PERSIAPAN PERCOBAAN
Setelah seluruh peralatan disiapkan sesuai daftar diatas maka:
a. Susunlah alat-alat yang diperlukan seperti gambar 1 dibawah ini, berurutan dari kiri,
sumber cahaya, lensa, difragma, meja optik, letakkan kertas diatas meja optik kemudian
tarik dua garis berpotong tegak lurus ditengah-tengah kertas dan letakkan cermin
kombinasi diatasnya.
Lensa dipasang disebelah kiri celah. Buat jarak lensa 10 cm dari sumber cahaya .
aturlah lampu sehingga filamennya pada posisi tegak.
b. Hubungkan catu daya ke sumber tegangan PLN. Pastikan catu daya dalam keadaan
mati.
c. Pilih tegangan keluaran (output) catu daya 12 V dengan memutar tombol pemilih
tegangan.
d. Hubungkan sumber cahaya ke catu daya
e. Nyalakan sumber cahaya, usahakan agar berkas sinar yang tampak diatas kertas setajam
(sejelas) mungkin . jika perlu, dekatkan meja optik ke lensa
8
4. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN
a. Aturlah letak meja optik atau kertas agar berkas cahaya yang tengah berimpit dengan
garis pada kertas (lihat gambar 2
b. Gambarlah berkas-berkas sinar yang tampak pada kertas dengan menggunakan mistar
dan pensil. Jika ada, gunakanlah pensil dengan warna yang berbeda-beda
c. Hadapkan cermin cekung kesumber cahaya seperti gambar 3. Usahakan sinar pantul
ditengah berimpit dengan sinar datang. Gambar garis permukaan cermin.
d. Tandailah sinar-sinar pantul dengan tanda silang, lalu gambar permukaan cermin
pantulnya
e. Singkirkan cermin kombinasi dan gambarlah sinar-sinar pantulnya. Kemudian
tempelkan data kertas gambar itu pada kolom hasil pengamatan dibawah
9
f. Ulangi langkah b sampai e tetapi dengan permukaan cermin cembung yang
menghadap ke sumber cahaya dengan menggunakan kertas baru (lihat gambar 4)
5. HASIL PENGAMATAN
a. Tempelkan hasil pengamatan yang berupa gambar jalannya sinar-sinar datang dan
sinar-sinar pantul pada bagian berikut ini:
1. Cermin cekung 2. Cermin Cembung
6. KESIMPULAN
10
PERCOBAAN II
PEMBIASAN PADA PRISMA
1. TUJUAN PERCOBAAN
Menyelidiki sifat pembiasan pada prisma siku-siku
3. PERSIAPAN PERCOBAAN
11
Setelah seluruh peralatan disiapkan sesuai daftar diatas maka:
a. Susunlah alat-alat yang diperluakan sesuai Gambar 1 dibawah ini, berurutan dari
kiri, sumber cahaya , lensa, diafragma, meja optic. Letakkan kertas diatas meja
optic kemudian tarik dua garis berpotong tegak lurus ditengah-tengah kertas dan
letakkan prisma diatasnya. Lensa dipasang disebelah kiri celah. Buat jarak lensa
10 cm dari sumber cahaya. Aturlah lampu sehingga filamennya pada posisi tegak.
b. Hubungkan catu daya ke sumber tegangan PLN. Pastikan catu daya dalalm
keadaan mati.
c. Pilih tegangan keluaran (output) catu daya 12 V dengan memutar tombol pemilih
tegangan.
d. Hubungkan sumber cahaya ke catu daya
e. Nyalakan sumber cahaya , usahakan agar berkas sinar yang tampak diatas kertas
setajam (sejelas) mungkin. Jika perlu , dekatkan meja optic ke lensa
4. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN
12
a. Buatlah garis-garis bersudut 20o, 30o, dan seterusnya sampai sudut 60o dengan
garis sumbu PO pada kertas itu seperti Gambar 2
b. Letakkan prisma siku-siku dengan posisi seperti gambar 3. Usahakan agar
pertengahan sisi kaca planparalel tepat titik O (perpotongan garis-garis pada
kertas)
c. Putarlah kertas sehingga sinar datang berimpit dengan garis yang bersudut 20 o
terhadap PO. Dengan demikian sudut datang sinar (sudut d) sama dengan 20o.
d. Tarik garis tepat pada sisi miring prisma kemudian buatlah dua tanda silang tepat
pada sinar keluar dari prismanya.
e. Singkirkan kaca prisma dan buatlah garis normal n untuk mengetahui r’ (sudut
sinar meninggalkan prisma). Kedua garis itu berpotongan membentuk sudut D
yang disebut sudut deviasi. Ukurlah besar sudut r’ dan D serta catat kedalam table
pada kolom hasil pengamatan.
f. Ulangi langkah b sampai e untuk sudut datang d yang lainnya
5. HASIL PENGAMATAN
a. Isikan data hasil pengamatan kedalam table berikut ini dan selesaikan isian
lainnya:
6. KESIMPULAN
13
PERCOBAAN III
PEMBIASAN PADA LENSA
1. TUJUAN PERCOBAAN
Menyelidiki sifat pembiasan pada lensa
3. PERSIAPAN PERCOBAAN
Setelah seluruh peralatan disiapkan sesuai daftar diatas maka:
f. Susunlah alat-alat yang diperluakan sesuai Gambar 1 dibawah ini, berurutan dari
kiri, sumber cahaya , lensa, diafragma, meja optik. Letakkan kertas diatas meja
14
optik kemudian tarik dua garis berpotong tegak lurus ditengah-tengah kertas dan
letakkan lensa bikonveks atau bikonkaf diatasnya. Lensa dipasang disebelah kiri
celah. Buat jarak lensa 10 cm dari sumber cahaya. Aturlah lampu sehingga
filamennya pada posisi tegak.
g. Hubungkan catu daya ke sumber tegangan PLN. Pastikan catu daya dalalm
keadaan mati.
h. Pilih tegangan keluaran (output) catu daya 12 V dengan memutar tombol pemilih
tegangan.
i. Hubungkan sumber cahaya ke catu daya
j. Nyalakan sumber cahaya , usahakan agar berkas sinar yang tampak diatas kertas
setajam (sejelas) mungkin. Jika perlu , dekatkan meja optic ke lensa
4. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN
a. Letakkan model lensa bikonveks diatas kertas dengan kedudukan seperti gambar 2
b. Perhatikan sinar-sinar yang keluar dari lensa. Aturlah kedudukan lensa sehingga
berkas sinar yang ditengah merambat sepanjang garis NM melalui lensa
c. Tandai jalan sinar-sinar bias dengan menggunakan 2 tanda silang agar dapat
menggambarkan jalannya sinar itu nanti
d. Singkirkan lensa bikonveks itu dan gambarkan jalanny sinar-sinar yang
meninggalkan lensa. Tempelkan data (gambar tersebut) dikolom hasil pengamatan
e. Ulangi langkah a sampai d dengan setiap kali menggunakan kertas baru untuk
lensa bikonkaf maupun lensa gabungan.
5. HASIL PENGAMATAN
Tempelkan data yang berupa garis-garis jalannya sinar datang dan sinar bias oleh
lensa pada tempat dibawah ini
a. Lensa bikonveks b. Lensa bikonkaf c. Lensa gabungan
6. KESIMPULAN
15
PERCOBAAN IV
JARAK BENDA, JARAK BAYANGAN DAN JARAK TITIK API
1. TUJUAN PERCOBAAN
Menyelidiki hubungan antara jarak benda (s) , jarak bayangan (s’) dan jarak titik api
(f)
3. PERSIAPAN PERCOBAAN
16
Setelah seluruh peralatan dipersiapkan sesuai dengan daftar diatas , maka:
a. Susunlah alat-alat yang diperlukan seperti gambar 1 dibawah ini, berurutan dari
kiri, sumber cahaya, lensa f=100 mm, difragma, lensa f=200 mm, meja optik/layar
b. Sebagai benda yang digunakan diafragma anak panah yang diterangi sumber
cahaya
c. Sebagai layar penangkap bayangan digunakan meja optic yang diberdirikan
seperti gambar 1
d. Potonglah kertas sehingga ukurannya kira-kira 2 cm lebih lebar dari lebar meja
optic. Lipatlah kelebihan lebar ini masing-masing sekitar 1 cm pada tiap sisi
e. Sisipkan kertas itu kedalam meja optic seperti gambar 2. Kertas itu akan bertindak
sebagai pelapis layar, agar layar bewarna putih bersih
f. Atur kesesuaian suber cahaya dengan catu daya maupun sumber listriknya (PLN)
g. Sambungkan rel presisi yang satu dengan rel presisi yang lain, agar diperoleh rel
yang lebih panjang . (penyambungan tidak tergambar dalam Gambar 1)
4. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN
a. Aturlah agar jarak sumber cahaya ke lensa f=100 mm sama dengan 10 cm
b. Aturlah jarak lensa (f-200 mm) dengan benda (celah panah) 30 cm sebagai jarak
benda (s)
c. Geser-geser layar menjauhi atau mendekati lensa sehingga diperoleh bayangan
yang jelas (tajam) pada layar
d. Ukur jarak layar ke lensa sebagai bayangan (s’) dan isikan hasilnya keedalam table pada
kolom hasil pengamatan
e. Ulangi langkah b sampai d untuk jarak-jarak benda seperti yang tertera dalam
table di bawah
f. Lengkapi isian table dibawah dengan hasil perhitungan yang berkaitan dengan
data
17
5. HASIL PENGAMATAN
a. Isikan data jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’) serta perhitungan lainnya ke
dalam table berikut ini
terhadap
Buatlah grafik hubungan
6. KESIMPULAN
PERCOBAAN V
RANGKAIAN HAMBATAN SERI
1. TUJUAN PERCOBAAN
Mempelajari hubungan kuat arus, tegangan maupun hambatan total pada rangkaian
hambatan yang tersusun secara seri
3. PERSIAPAN PERCOBAAN
18
Keterangan
a. Persiapkan peralatan sesuai dengan daftar alat/bahan
b. Buat rangkaian seperti gambar diatas
- Saklar s dalam posisi terbuka (posisi 0)
- Meter dasar 90 yang berfungsi sebagai voltmeter dengan batas ukur 10V
- Meter dasar 90 yang berfungsi sebagai amperemeter mempunyai batas ukur
100 mA
c. Hubungkan catu daya ke sumber tegangan (alat catu daya masih dalam keadaan
mati/off)
Pilih tegangan keluaran 3 volt DC
d. Hubungkan papan rangkaian ke catu daya (gunakan kabel penghubung)
e. Periksa kembali rangkaian
4. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN
19
a. Hubungkan catu daya (on) kemudian tutup saklar s (posisi 1)
b. Baca pada alat ukur kuat arus dan tegangan untuk hambatan R1, misalnya masing-
masing (I1) dan (V1) kemudian catat hasilnya kedalam table hasil pengamatan
c. Buka saklar S (posisi 0), kemudian pindahkan voltmeter ke titik B dan C
d. Tukarkan tempat jembatan penghubung (2) dengan amperemeter , kemudian tutup
saklar S (posisi 1)
e. Baca pada alat ukur kuat arus dan tegangan untuk hambatan R2 misalnya masing-
masing I2 dan V2 kemudian catat hasilnya kedalam table hasil pengamatan
f. Buka saklar S (posisi 0) kemudian pindahkan voltmeter ke titik A dan C
g. Tukarkan tempat jembatan penghubung 1 didekat C dengan amperemeter,
kemudian tutup saklar S (posisi 1)
h. Baca kuat arus dan tegangan untuk rangkaian misalnya masing-masing I tot dan Vtot
kemudian catat hasilnya kedalam table hasil pengamatan
i. Ulangi langkah a dan h, dengan sumber tegangan yang berbeda kemudian catat
hasilnya kedalam table pengamatan
5. HASIL PENGAMATAN
20
a. Bagaimana pendapat anda tentang Vtot dengan (V1+V2), Itot dengan I1 dan Itot
dengan (R1+R2)?
b. Tuliskan persamaan hambatan pengganti atau hambatan total dari rangkaian seri
6. KESIMPULAN
PERCOBAAN VI
RANGKAIAN HAMBATAN PARALEL
1. TUJUAN PERCOBAAN
Mempelajari hubungan kuat arus, tegangan maupun hambatan total pada rangkaian
hambatan yang tersusun secara paralel
21
NO KATALOG NAMA ALAT/BAHAN JUMLAH
KAL 41 Meter dasar 2
KAL 99/020 Kabel penghubung merah 3
KAL 99/030 Kabel penghubung hitam 3
FIS 20.02 Jembatan penghubung 7
FIS 20.07 Papan rangkaian 1
FIS 20.22/047 Hambatan tetap 47 Ohm 1
FIS 20.22/100 Hambatan tetap 100 Ohm 1
KAL 60 Catu daya 1
FIS 20.04 Saklar satu kutub 1
3. PERSIAPAN PERCOBAAN
Keterangan
f. Persiapkan peralatan sesuai dengan daftar alat/bahan
g. Buat rangkaian seperti gambar diatas
- Saklar s dalam posisi terbuka (posisi 0)
- Meter dasar 90 yang berfungsi sebagai voltmeter dengan batas ukur 10V
- Meter dasar 90 yang berfungsi sebagai amperemeter mempunyai batas ukur
100 mA
h. Hubungkan catu daya ke sumber tegangan (alat catu daya masih dalam keadaan
mati/off)
Pilih tegangan keluaran 3 volt DC
i. Hubungkan papan rangkaian ke catu daya (gunakan kabel penghubung)
j. Periksa kembali rangkaian
4. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN
22
f. Hubungkan catu daya (on) kemudian tutup saklar s (posisi 1)
g. Baca pada alat ukur kuat arus dan tegangan untuk hambatan R 1, misalnya masing-
masing (I1) dan (V1) kemudian catat hasilnya kedalam table hasil pengamatan
h. Buka saklar S (posisi 0), kemudian pindahkan voltmeter ke titik C dan D
i. Tukarkan tempat jembatan penghubung (2) disekitar C dengan amperemeter ,
kemudian tutup saklar S (posisi 1)
j. Baca pada alat ukur kuat arus dan tegangan untuk hambatan R 2 misalnya masing-
masing I2 dan V2 kemudian catat hasilnya kedalam table hasil pengamatan
k. Buka saklar S (posisi 0) kemudian pindahkan voltmeter ke titik A dan C
l. Tukarkan tempat jembatan penghubung 1 disekitar P dengan amperemeter,
kemudian tutup saklar S (posisi 1)
m. Baca kuat arus dan tegangan untuk seluruh rangkaian misalnya masing-masing I tot
dan Vtot kemudian catat hasilnya kedalam tabel hasil pengamatan
n. Ulangi langkah a dan h, dengan sumber tegangan yang berbeda kemudian catat
hasilnya kedalam tabel pengamatan
5. HASIL PENGAMATAN
23
c. Bagaimana pendapat anda tentang Vtot dengan V1 dan V2 , Itot dengan (I1+ I2) dan
1/Rtot=Itot/Vtot?
d. Tuliskan persamaan hambatan pengganti atau hambatan total dari rangkaian
paralel
6. KESIMPULAN
PERCOBAAN VII
RANGKAIAN SERI RL
1. TUJUAN PERCOBAAN
Mempelajari sifat tegangan bolak-balik pada rangkaian seri hambatan R dengan
kumparan
24
2. ALAT DAN BAHAN
3. PERSIAPAN PERCOBAAN
Keterangan
a. Persiapkan peralatan sesuai dengan daftar alat/bahan
b. Susun alat seperti gambar
- Sakelar dalam posisi terbuka/posisi nol
- Inti besi 1 dimasukkan kedalam kumparan L
- Resistor (R) disusun seri dengan kumparan L
- Sebuah multimeter sebagai voltmeter dengan batas ukur 10 V AC
c. Hubungkan audio generator ke sumber tegangan (alat masih dalam keadaan
mati/Off)
- Pilih skala tegangan 10 x 10 Vp-p
- Pilih bentuk gelombang sinusoidal
25
- Pilih frekuensi awal 100 Hz (10 x 10 Hz)
d. Hubungkan rangkaian ke audio generator (gunakan kabel penghubung)
e. Periksa kembali rangkaian
4. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN
a. Hidupkan audio generator (ON)
b. Tutup saklar (posisi 1) baca tegangan hambatan pada voltmeter , catat hasilnya
pada table hasil pengamatan
c. Buka saklar S (posisi 0) kemudian pindah voltmeter ke titik B dan D untuk
mengukur tegangan kumparan L
d. Tutup saklar S (posisi 1) baca tegangan kumparan dan catat hasil ke table hasil
pengamatan
e. Buka saklar S (posisi 0) dan pindahkan voltmeter ke titik A dan D untuk
mengukur tegangan rangkaian
f. Tutup saklar S (posisi 1) baca tegangan seluruh rangkaian dan catat hasil
kedalam table hasil pengamatan
g. Ulangi langkah b sampai f utuk frekuensi 500 Hz dan 1000 Hz
h. Selesaikan seluruh isian table
5. HASIL PENGAMATAN
6. KESIMPULAN
PERCOBAAN VIII
GELOMBANG TALI
1. TUJUAN PERCOBAAN
Mempelajari hubungan antara cepat rambat gelombang dengan tegangan tali
26
2. ALAT DAN BAHAN
3. PERSIAPAN PERCOBAAN
4. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN
27
1. Hidupkan catu daya (ON)
2. Geser-geser pembangkit getaran mendekati atau menjauhi katrol hingga pada tali
terbentuk diam dengan titik simpul yang tajam (jelas)
3. Ukur panjang gelombang yang terbentuk dan catat hasilnya pada table
4. Dengan tidak mengubah panjang tali (pembangkit getaran tidak bergeser) ganti
bebannya menjadi 100 gram. Amati bentuk gelombang pada tali dan ukur panjang
gelombangnya, catat hasilnya pada table
5. Ulangi langkah (4) dengan mengganti bebannya menjadi 200 gram kemudian
catat hasilnya pada table
6. Ulangi langkah (5) tetapi massa tali dijadikan 4 kali semula (4 kali dipilin) dan
ukur panjang gelombang yang terjadi catat hasilnya pada table
5. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1
Tabel 2
6. KESIMPULAN
28