Anda di halaman 1dari 29

PENUNTUN PRATIKUM

FISIKA DASAR II

OLEH:

TIM PENYUSUN

LABORATORIUM FISIKA DASAR II

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2022
TATA TERTIB PRAKTIKUM DAN TEORI RALAT

1. TATA TERTIB PRAKTIKUM FISIKA DASAR

A. Umum

1. Peserta praktikum (praktikan) Fisika Dasar II adalah mahasiswa yang terdaftar


sebagai praktikan Fisika Dasar II dan telah memenuhi persyaratan
administratif sebagai peserta.
2. Asisten Praktikum adalah mahasiswa yang mendapat tugas untuk
mendampingi praktikan dalam melaksanakan praktikum.
3. Koordinator Asisten adalah penanggung jawab kegiatan praktikum.
4. Dosen pendamping adalah dosen matakuliah fisika dasar II yang mendampingi
kegiatan praktikum.
5. Praktikum dilaksanakan sesuai jadwal yang ditentukan. Praktikum di luar
jadwal adalah ilegal.
6. Tidak ada praktikum susulan.

B. Praktikan

1. Dalam melaksanakan praktikum, semua praktikan harus berpakaian rapi dan


menggunakan jas laboratorium. Tidak diperkenankan menggunakan sandal
dan kaos oblong.
2. Praktikan tidak diperkenankan makan, minum dan merokok di ruang
praktikum.
3. Praktikan tidak boleh keluar ruang praktikum tanpa seizin asisten dan
koordinator asisten.
4. Tas disimpan di tempat yang telah disediakan. Semua barang berharga dapat
disimpan pada tempat yang aman. Kehilangan barang berharga menjadi
tanggung jawab praktikan yang bersangkutan.
5. Praktikan tidak boleh mengubah kelompok praktikum yang telah ditentukan.
6. Praktikan yang mengikuti praktikum, wajib datang sebelum praktikum dimulai
dan tepat waktu.
7. Sebelum praktikum dimulai, praktikan harus menyerahkan tugas pendahuluan
dan laporan pendahuluan kepada asisten. Bagi praktikan yang tidak

1
menyerahkan tugas pendahuluan dan laporan tidak diperkenankan mengikuti
praktikum.
8. Sebelum praktikum dimulai akan diadakan tes awal.
9. Sebelum praktikum dimulai praktikan harus mengambil alat pada tempat yang
telah ditentukan dan mengembalikan alat setelah selesai praktikum pada
tempat semula. Kerusakan alat menjadi tanggungjawab praktikan.
10. Pada saat praktikum, keaktifan praktikan akan dinilai oleh asisten.
11. Praktikan harus melengkapi lembar data yang diberikan. Setelah praktikum
lembar data tersebut harus ditandatangani oleh asisten. Lembar data yang telah
ditandatangani oleh asisten dilampirkan dalam laporan.
12. Setelah praktikum, praktikan harus membuat laporan sesuai dengan format
yang telah ditentukan dan dikumpulkan kepada asisten paling lambat satu
minggu setelah praktikum dilaksanakan sebelum pelaksanaan praktikum
sebelumnya.
13. Setelah semua modul selesai akan diadakan ujian akhir praktikum. Jadwal
ujian akan ditentukan kemudiaan.
14. Segala informasi yang belum jelas dapat ditanyakan kepada koordiantor
asisten.

Note : Sanksi dan ketentuan sesuai yang telahh disepakati

2. TEORI RALAT

I. Pengukuran

Pengukuran memberikan arti penting bagi manusia untuk menggambarkan


berbagai fenomena alam dalam bentuk kuantitatif atau angka. Lord Kelvin
menyatakan : “Bila anda dapat mengukur apa yang anda bicarakan serta
menyatakannya dalam bentuk angka, maka anda mengerti apa yang anda
bicarakan. Tetapi bila anda tidak dapat mengukurnya dan tidak dapat
menyatakannya dalam bentuk angka, maka pengetahuan anda tidak memuaskan
atau mengecewakan”. Dalam pengukuran dibutuhkan instrumen sebagai suatu cara
fisis untuk menentukan suatu besaran (kuantitas) atau variabel. Instumen tersebut
membantu kemampuan manusia dan memungkinkan seseorang untuk menentukan
nilai dari sesuatu yang tidak diketahuinya.

2
1. Kesalahan Sistem

Kesalahan sistem bersumber pada alat pengukur/alat praktikum, sehingga


seringkali dinamakan kesalahan konstan. Kesalahan sistem dapat terjadi
karena:

1. Kesalahan kalibrasi. Cara memberi nilai skala pada saat pembuatan alat
tidak tepat, sehingga setiap kali alat digunakan ada suatu ketidakpastian
pada hasil pengukurannya. Kesalahan ini dapat diketahui dengan cara
membandingkan alat yang salah tersebut dengan alat baku.
2. Kesalahan titik nol. Artinya jarum penunjuk skala tidak tepat berada di
titik nol alat ukur.
3. Kelelahan komponen alat ukur. Kesalahan ini misalnya terjadi pada
pegas. Pegas yang sering dipakai lama-kelamaan akan melembek
sehingga dapat mempengaruhi gerak jarum penunjuk skala.
4. Kondisi lingkungan kerja. Lingkungan kerja seperti suhu, tekanan,
kelembaban dan perubahan tegangan listrik berpengaruh terhadap
ketepatan pengukuran.
2. Kesalahan Pengamat
1. Kesalahan paralak. Kesalahan ini timbul apabila saat membaca skala
posisi pengamat tidak tegak lurus dengan jarum penunjuk skala.
2. Kesalahan penafsiran. Kesalahan ini terjadi karena salah tafsir terhadap
bagian skala alat ukur. Pada peralatan yang rumit operasinya, pengamat
harus memahami cara penggunaan alat dengan baik sebelum melakukan
percobaan sehingga tidak terjadi kesalahan pengukuran.
3. Kesalahan Acak
Kesalahan acak terjadi disebabkan oleh pengaruh lingkungan sekitarnya,
seperti :
1. Gerakan molekul-molekul udara yang dapat mempengaruhi
Galvanometer
2. Perubahan-perubahan kecil pada tegangan listrik
3. Landasan peralatan yang bergetar atau tidak stabil
4. Noise (ganguan yang sering timbul pada peralatan elektronika)

3
II. Ketidakpastian Pada Pengukuran

Ketidakpastian Pada Pengukuran Berulang

Untuk memperoleh nilai pengukuran yang mendekati nilai sebenarnya,


pengukuran haruslah dilakukan berulang-ulang. Misalkan pengukuran dilakukan
sebanyak n kali, diperoleh hasil x1, x2, x3, ..... xn. Untuk mendapatkan nilai terbaik
dari pengukuran dilakukan dengan cara merata-ratakan hasil pengukuran tersebut,
yaitu :

Tabel 1. Perhitungan Ralat

No Data (x) ¿ ¿¿

1 x1

2 x2

3 x3

4 x4

...

xn

∑ xn ∑ ¿¿ ∑ ¿¿ ¿

x=
∑ xn
n

∆x
Ralat mutlak : ∆ x= √ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ralat nisbi ∆ l= × 100 %
x

Keseksamaan K=100 %−∆ l data hasil pengukuran = x ± ∆ x

III. Cara Menggambar Grafik


Grafik dapat diartikan sebagai bagan atau gambar yang menunjukkan
hubungan dua besaran. Bentuk kurva grafik tersebut tergantung pada hubungan
antara kedua besaran tersebut. Besaran-besaran yang hanya dapat diubah-ubah
disebut variabel bebas, dan besaran-besaran yang hanya tergantung pada variabel
bebas sisebut variabel terikat.

4
Sebuah grafik yang baik hendaknya memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1. Setiap grafik memiliki judul atau keterangan yang dicantumkan dibawah
grafik
2. Sumbu-sumbu grafik harus dilengkapi dengan skala dan satuan
3. Agar lebih jelas kurvanya pilihlah kertas grafik yang sesuai
4. Titik pengamatan atau data ditandai dengan lambang : * , dan lain-lain
5. Kurva dihasilkan tidaklah harus melalui setiap titik, melainkan mengikuti pola
tertentu linier atau eksponensial, yaitu berdasarkan hubungan variabel-variabel
dari besaran-besaran yang diukur
Berikut ini bentuk-bentuk grafik berdasarkan data pengamatam atau yang terukur

Gambar 1. Beberapa bentuk kurva linier yang salah dan benar

5
LAPORAN SEMENTARA

Nama Kelompok:

1.
2.

Tabel Hasil Pengamatan :

Bengkulu,

Mengetahui Asisten,

.....................................................

NPM :

DAFTAR ISI

6
PEMANTULAN CAHAYA PADA BIDANG LENGKUNG.........................................8

PEMBIASAN PADA PRISMA........................................................................................11

BAYANGAN PADA LENSA............................................................................................14

JARAK BENDA, JARAK BAYANGAN, DAN JARAK TITIK API...........................16

RANGKAIAN SERI..........................................................................................................18

RANGKAIAN PARALEL................................................................................................21

RANGKAIAN SERI RL...................................................................................................24

GELOMBANG TALI........................................................................................................26

PERCOBAAN I

7
PEMANTULAN CAHAYA PADA BIDANG LENGKUNG

1. TUJUAN PERCOBAAN
Menyelidiki sifat pemantulan cahaya pada cermin cekung dan cermin cembung

2. ALAT DAN BAHAN YANG DIPERLUKAN

NO. KATALOG NAMA ALAT/BAHAN JUMLAH


FPT 16.01/65 Meja optik 1
FPT 16.02/66 Rel presisi 1
FPT 16.07/77 Pemegang slide difragma 1
FPT 16.06/76 Bola lampu 12 V/18 W 1
FPT 16.08/78 Diafragma 5 celah 1
FPT 16.17/87 Tumpukan berpenjepit 3
FPT 16.23/93 Cermin kombinasi 1
FPT 16.14/84 Lensa f=100 mm bertangkai 1
KAL 60 Catu daya 1
FLS 20.38/075-2 Kabel penghubung merah 1
FLS 20.39/075-3 Kabel penghubung biru 1
FPT 16.06/76 Tempat lampu bertangkai 1
Mistar 30 cm 1
Kertas HVS putih 1

3. PERSIAPAN PERCOBAAN
Setelah seluruh peralatan disiapkan sesuai daftar diatas maka:
a. Susunlah alat-alat yang diperlukan seperti gambar 1 dibawah ini, berurutan dari kiri,
sumber cahaya, lensa, difragma, meja optik, letakkan kertas diatas meja optik kemudian
tarik dua garis berpotong tegak lurus ditengah-tengah kertas dan letakkan cermin
kombinasi diatasnya.
Lensa dipasang disebelah kiri celah. Buat jarak lensa 10 cm dari sumber cahaya .
aturlah lampu sehingga filamennya pada posisi tegak.
b. Hubungkan catu daya ke sumber tegangan PLN. Pastikan catu daya dalam keadaan
mati.
c. Pilih tegangan keluaran (output) catu daya 12 V dengan memutar tombol pemilih
tegangan.
d. Hubungkan sumber cahaya ke catu daya
e. Nyalakan sumber cahaya, usahakan agar berkas sinar yang tampak diatas kertas setajam
(sejelas) mungkin . jika perlu, dekatkan meja optik ke lensa

8
4. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN

a. Aturlah letak meja optik atau kertas agar berkas cahaya yang tengah berimpit dengan
garis pada kertas (lihat gambar 2
b. Gambarlah berkas-berkas sinar yang tampak pada kertas dengan menggunakan mistar
dan pensil. Jika ada, gunakanlah pensil dengan warna yang berbeda-beda
c. Hadapkan cermin cekung kesumber cahaya seperti gambar 3. Usahakan sinar pantul
ditengah berimpit dengan sinar datang. Gambar garis permukaan cermin.
d. Tandailah sinar-sinar pantul dengan tanda silang, lalu gambar permukaan cermin
pantulnya
e. Singkirkan cermin kombinasi dan gambarlah sinar-sinar pantulnya. Kemudian
tempelkan data kertas gambar itu pada kolom hasil pengamatan dibawah

9
f. Ulangi langkah b sampai e tetapi dengan permukaan cermin cembung yang
menghadap ke sumber cahaya dengan menggunakan kertas baru (lihat gambar 4)

5. HASIL PENGAMATAN
a. Tempelkan hasil pengamatan yang berupa gambar jalannya sinar-sinar datang dan
sinar-sinar pantul pada bagian berikut ini:
1. Cermin cekung 2. Cermin Cembung

b. Apakah sinar-sinar pantulnya berpotongan pada satu titik?

c. Apakah sinar datang harus merupakan berkas sinar sejajar?

6. KESIMPULAN

10
PERCOBAAN II
PEMBIASAN PADA PRISMA

1. TUJUAN PERCOBAAN
Menyelidiki sifat pembiasan pada prisma siku-siku

2. ALAT/BAHAN YANG DIPERLUKAN

NO. KATALOG NAMA ALAT/BAHAN JUMLAH


FPT 16.01/65 Meja optik 1
FPT 16.02/66 Rel presisi 1
FPT 16.07/77 Pemegang slide difragma 1
FPT 16.06/76 Bola lampu 12 V/18 W 1
FPT 16.09/79 Diafragma 1 celah 1
FPT 16.17/87 Tumpukan berpenjepit 3
FPT 16.19/89 Prisma siku-siku 1
FPT 16.14/84 Lensa f=100 mm bertangkai 1
KAL 60 Catu daya 1
FLS 20.38/075-2 Kabel penghubung merah 1
FLS 20.39/075-3 Kabel penghubung biru 1
FPT 16.06/76 Tempat lampu bertangkai 1
Busur derajat 1
Mistar 30 cm 1
Kertas HVS putih 1

3. PERSIAPAN PERCOBAAN

11
Setelah seluruh peralatan disiapkan sesuai daftar diatas maka:
a. Susunlah alat-alat yang diperluakan sesuai Gambar 1 dibawah ini, berurutan dari
kiri, sumber cahaya , lensa, diafragma, meja optic. Letakkan kertas diatas meja
optic kemudian tarik dua garis berpotong tegak lurus ditengah-tengah kertas dan
letakkan prisma diatasnya. Lensa dipasang disebelah kiri celah. Buat jarak lensa
10 cm dari sumber cahaya. Aturlah lampu sehingga filamennya pada posisi tegak.
b. Hubungkan catu daya ke sumber tegangan PLN. Pastikan catu daya dalalm
keadaan mati.
c. Pilih tegangan keluaran (output) catu daya 12 V dengan memutar tombol pemilih
tegangan.
d. Hubungkan sumber cahaya ke catu daya
e. Nyalakan sumber cahaya , usahakan agar berkas sinar yang tampak diatas kertas
setajam (sejelas) mungkin. Jika perlu , dekatkan meja optic ke lensa

4. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN

12
a. Buatlah garis-garis bersudut 20o, 30o, dan seterusnya sampai sudut 60o dengan
garis sumbu PO pada kertas itu seperti Gambar 2
b. Letakkan prisma siku-siku dengan posisi seperti gambar 3. Usahakan agar
pertengahan sisi kaca planparalel tepat titik O (perpotongan garis-garis pada
kertas)
c. Putarlah kertas sehingga sinar datang berimpit dengan garis yang bersudut 20 o
terhadap PO. Dengan demikian sudut datang sinar (sudut d) sama dengan 20o.
d. Tarik garis tepat pada sisi miring prisma kemudian buatlah dua tanda silang tepat
pada sinar keluar dari prismanya.
e. Singkirkan kaca prisma dan buatlah garis normal n untuk mengetahui r’ (sudut
sinar meninggalkan prisma). Kedua garis itu berpotongan membentuk sudut D
yang disebut sudut deviasi. Ukurlah besar sudut r’ dan D serta catat kedalam table
pada kolom hasil pengamatan.
f. Ulangi langkah b sampai e untuk sudut datang d yang lainnya

5. HASIL PENGAMATAN
a. Isikan data hasil pengamatan kedalam table berikut ini dan selesaikan isian
lainnya:

No Sudut datang d Sudut pergi r’ Sudut deviasi D


.
1
2
3
b. Buatlah grafik hubungan d terhadap D
c. Kapan tercapai D minimum dan tentukan D minimum dari grafik tersebut

6. KESIMPULAN

13
PERCOBAAN III
PEMBIASAN PADA LENSA

1. TUJUAN PERCOBAAN
Menyelidiki sifat pembiasan pada lensa

2. ALAT/BAHAN YANG DIPERLUKAN

NO. KATALOG NAMA ALAT/BAHAN JUMLAH


FPT 16.01/65 Meja optik 1
FPT 16.02/66 Rel presisi 1
FPT 16.07/77 Pemegang slide difragma 1
FPT 16.06/76 Bola lampu 12 V/18 W 1
FPT 16.09/79 Diafragma 1 celah 1
FPT 16.17/87 Tumpukan berpenjepit 3
FPT 16.22/92 Lensa bikonveks 1
FPT 16.24/94 Lensa bikonkaf 1
KAL 60 Catu daya 1
FLS 20.38/075-2 Kabel penghubung merah 1
FLS 20.39/075-3 Kabel penghubung biru 1
FPT 16.06/76 Tempat lampu bertangkai 1
Busur derajat 1
Mistar 30 cm 1
Kertas HVS putih 1

3. PERSIAPAN PERCOBAAN
Setelah seluruh peralatan disiapkan sesuai daftar diatas maka:
f. Susunlah alat-alat yang diperluakan sesuai Gambar 1 dibawah ini, berurutan dari
kiri, sumber cahaya , lensa, diafragma, meja optik. Letakkan kertas diatas meja

14
optik kemudian tarik dua garis berpotong tegak lurus ditengah-tengah kertas dan
letakkan lensa bikonveks atau bikonkaf diatasnya. Lensa dipasang disebelah kiri
celah. Buat jarak lensa 10 cm dari sumber cahaya. Aturlah lampu sehingga
filamennya pada posisi tegak.
g. Hubungkan catu daya ke sumber tegangan PLN. Pastikan catu daya dalalm
keadaan mati.
h. Pilih tegangan keluaran (output) catu daya 12 V dengan memutar tombol pemilih
tegangan.
i. Hubungkan sumber cahaya ke catu daya
j. Nyalakan sumber cahaya , usahakan agar berkas sinar yang tampak diatas kertas
setajam (sejelas) mungkin. Jika perlu , dekatkan meja optic ke lensa

4. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN
a. Letakkan model lensa bikonveks diatas kertas dengan kedudukan seperti gambar 2
b. Perhatikan sinar-sinar yang keluar dari lensa. Aturlah kedudukan lensa sehingga
berkas sinar yang ditengah merambat sepanjang garis NM melalui lensa
c. Tandai jalan sinar-sinar bias dengan menggunakan 2 tanda silang agar dapat
menggambarkan jalannya sinar itu nanti
d. Singkirkan lensa bikonveks itu dan gambarkan jalanny sinar-sinar yang
meninggalkan lensa. Tempelkan data (gambar tersebut) dikolom hasil pengamatan
e. Ulangi langkah a sampai d dengan setiap kali menggunakan kertas baru untuk
lensa bikonkaf maupun lensa gabungan.

5. HASIL PENGAMATAN
Tempelkan data yang berupa garis-garis jalannya sinar datang dan sinar bias oleh
lensa pada tempat dibawah ini
a. Lensa bikonveks b. Lensa bikonkaf c. Lensa gabungan

6. KESIMPULAN

15
PERCOBAAN IV
JARAK BENDA, JARAK BAYANGAN DAN JARAK TITIK API

1. TUJUAN PERCOBAAN
Menyelidiki hubungan antara jarak benda (s) , jarak bayangan (s’) dan jarak titik api
(f)

2. ALAT/BAHAN YANG DIPERLUKAN

NO KATALOG NAMA ALAT/BAHAN JUMLAH


FPT 16.01/65 Meja optik 1
FPT 16.02/66 Rel presisi 2
FPT 16.07/77 Pemegang slide diafragma 1
FPT 16.05/76 Bola lampu 12 V/18W 1
FPT 16.09/79 Diafragma 1 celah 1
FPT 16.17/87 Tumpukan berpenjepit 4
FPT 16.14/84 Lensa f=100 mm bertangkai 1
FPT 16.15/85 Lensa f=200 mm bertangkai 1
KAL 60 Catu daya 1
FLS 20.38/075-2 Kabel penghubung merah 1
FLS 20.39/075-3 Kabel penghubung biru 1
FPT 16.06/76 Tempat lampu bertangkai 1
FPT 16.03/67 Penyambung rel 1
FPT 16.04/68 Kaki rel 2
Mistar 30 cm 1

3. PERSIAPAN PERCOBAAN

16
Setelah seluruh peralatan dipersiapkan sesuai dengan daftar diatas , maka:
a. Susunlah alat-alat yang diperlukan seperti gambar 1 dibawah ini, berurutan dari
kiri, sumber cahaya, lensa f=100 mm, difragma, lensa f=200 mm, meja optik/layar
b. Sebagai benda yang digunakan diafragma anak panah yang diterangi sumber
cahaya
c. Sebagai layar penangkap bayangan digunakan meja optic yang diberdirikan
seperti gambar 1
d. Potonglah kertas sehingga ukurannya kira-kira 2 cm lebih lebar dari lebar meja
optic. Lipatlah kelebihan lebar ini masing-masing sekitar 1 cm pada tiap sisi
e. Sisipkan kertas itu kedalam meja optic seperti gambar 2. Kertas itu akan bertindak
sebagai pelapis layar, agar layar bewarna putih bersih
f. Atur kesesuaian suber cahaya dengan catu daya maupun sumber listriknya (PLN)
g. Sambungkan rel presisi yang satu dengan rel presisi yang lain, agar diperoleh rel
yang lebih panjang . (penyambungan tidak tergambar dalam Gambar 1)

4. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN
a. Aturlah agar jarak sumber cahaya ke lensa f=100 mm sama dengan 10 cm
b. Aturlah jarak lensa (f-200 mm) dengan benda (celah panah) 30 cm sebagai jarak
benda (s)
c. Geser-geser layar menjauhi atau mendekati lensa sehingga diperoleh bayangan
yang jelas (tajam) pada layar
d. Ukur jarak layar ke lensa sebagai bayangan (s’) dan isikan hasilnya keedalam table pada
kolom hasil pengamatan
e. Ulangi langkah b sampai d untuk jarak-jarak benda seperti yang tertera dalam
table di bawah
f. Lengkapi isian table dibawah dengan hasil perhitungan yang berkaitan dengan
data

17
5. HASIL PENGAMATAN
a. Isikan data jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’) serta perhitungan lainnya ke
dalam table berikut ini

No. s (cm) 1/s s’ (cm) 1/s’ 1/f


1 30
2 35
3 40
4 45
5 50

b. Adakah hubungan antara ( ) dengan

terhadap
Buatlah grafik hubungan

6. KESIMPULAN

PERCOBAAN V
RANGKAIAN HAMBATAN SERI

1. TUJUAN PERCOBAAN
Mempelajari hubungan kuat arus, tegangan maupun hambatan total pada rangkaian
hambatan yang tersusun secara seri

2. ALAT DAN BAHAN

NO KATALOG NAMA ALAT/BAHAN JUMLAH


KAL -41 Meter dasar 2
KAL 99/020 Kabel penghubung merah 3
KAL 99/030 Kabel penghubung hitam 3
FIS 20.02 Jembatan penghubung 7
FIS 20.07 Papan rangkaian 1
FIS 20.22/047 Hambatan tetap 47 Ohm 1
FIS 20.22/100 Hambatan tetap 100 Ohm 1
KAL 60 Catu daya 1
FIS 20.04 Saklar satu kutub 1

3. PERSIAPAN PERCOBAAN

18
Keterangan
a. Persiapkan peralatan sesuai dengan daftar alat/bahan
b. Buat rangkaian seperti gambar diatas
- Saklar s dalam posisi terbuka (posisi 0)
- Meter dasar 90 yang berfungsi sebagai voltmeter dengan batas ukur 10V
- Meter dasar 90 yang berfungsi sebagai amperemeter mempunyai batas ukur
100 mA
c. Hubungkan catu daya ke sumber tegangan (alat catu daya masih dalam keadaan
mati/off)
Pilih tegangan keluaran 3 volt DC
d. Hubungkan papan rangkaian ke catu daya (gunakan kabel penghubung)
e. Periksa kembali rangkaian

4. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN

19
a. Hubungkan catu daya (on) kemudian tutup saklar s (posisi 1)
b. Baca pada alat ukur kuat arus dan tegangan untuk hambatan R1, misalnya masing-
masing (I1) dan (V1) kemudian catat hasilnya kedalam table hasil pengamatan
c. Buka saklar S (posisi 0), kemudian pindahkan voltmeter ke titik B dan C
d. Tukarkan tempat jembatan penghubung (2) dengan amperemeter , kemudian tutup
saklar S (posisi 1)
e. Baca pada alat ukur kuat arus dan tegangan untuk hambatan R2 misalnya masing-
masing I2 dan V2 kemudian catat hasilnya kedalam table hasil pengamatan
f. Buka saklar S (posisi 0) kemudian pindahkan voltmeter ke titik A dan C
g. Tukarkan tempat jembatan penghubung 1 didekat C dengan amperemeter,
kemudian tutup saklar S (posisi 1)
h. Baca kuat arus dan tegangan untuk rangkaian misalnya masing-masing I tot dan Vtot
kemudian catat hasilnya kedalam table hasil pengamatan
i. Ulangi langkah a dan h, dengan sumber tegangan yang berbeda kemudian catat
hasilnya kedalam table pengamatan

5. HASIL PENGAMATAN

Sumber V1 V2 Vtot V1+ I1(A) I2 Itot R1 = R2 = Rtot = R1+R2


tegangan (Volt) (Volt) (Volt) V2 (A) (A) V1/I1 V2/I2 Vtot/Itot
3V
6V
9V
Berdasarkan data hasil pengamatan

20
a. Bagaimana pendapat anda tentang Vtot dengan (V1+V2), Itot dengan I1 dan Itot
dengan (R1+R2)?
b. Tuliskan persamaan hambatan pengganti atau hambatan total dari rangkaian seri

6. KESIMPULAN

PERCOBAAN VI
RANGKAIAN HAMBATAN PARALEL

1. TUJUAN PERCOBAAN
Mempelajari hubungan kuat arus, tegangan maupun hambatan total pada rangkaian
hambatan yang tersusun secara paralel

2. ALAT DAN BAHAN

21
NO KATALOG NAMA ALAT/BAHAN JUMLAH
KAL 41 Meter dasar 2
KAL 99/020 Kabel penghubung merah 3
KAL 99/030 Kabel penghubung hitam 3
FIS 20.02 Jembatan penghubung 7
FIS 20.07 Papan rangkaian 1
FIS 20.22/047 Hambatan tetap 47 Ohm 1
FIS 20.22/100 Hambatan tetap 100 Ohm 1
KAL 60 Catu daya 1
FIS 20.04 Saklar satu kutub 1

3. PERSIAPAN PERCOBAAN

Keterangan
f. Persiapkan peralatan sesuai dengan daftar alat/bahan
g. Buat rangkaian seperti gambar diatas
- Saklar s dalam posisi terbuka (posisi 0)
- Meter dasar 90 yang berfungsi sebagai voltmeter dengan batas ukur 10V
- Meter dasar 90 yang berfungsi sebagai amperemeter mempunyai batas ukur
100 mA
h. Hubungkan catu daya ke sumber tegangan (alat catu daya masih dalam keadaan
mati/off)
Pilih tegangan keluaran 3 volt DC
i. Hubungkan papan rangkaian ke catu daya (gunakan kabel penghubung)
j. Periksa kembali rangkaian

4. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN

22
f. Hubungkan catu daya (on) kemudian tutup saklar s (posisi 1)
g. Baca pada alat ukur kuat arus dan tegangan untuk hambatan R 1, misalnya masing-
masing (I1) dan (V1) kemudian catat hasilnya kedalam table hasil pengamatan
h. Buka saklar S (posisi 0), kemudian pindahkan voltmeter ke titik C dan D
i. Tukarkan tempat jembatan penghubung (2) disekitar C dengan amperemeter ,
kemudian tutup saklar S (posisi 1)
j. Baca pada alat ukur kuat arus dan tegangan untuk hambatan R 2 misalnya masing-
masing I2 dan V2 kemudian catat hasilnya kedalam table hasil pengamatan
k. Buka saklar S (posisi 0) kemudian pindahkan voltmeter ke titik A dan C
l. Tukarkan tempat jembatan penghubung 1 disekitar P dengan amperemeter,
kemudian tutup saklar S (posisi 1)
m. Baca kuat arus dan tegangan untuk seluruh rangkaian misalnya masing-masing I tot
dan Vtot kemudian catat hasilnya kedalam tabel hasil pengamatan
n. Ulangi langkah a dan h, dengan sumber tegangan yang berbeda kemudian catat
hasilnya kedalam tabel pengamatan

5. HASIL PENGAMATAN

Sumber V1 V2 Vtot I1 I2 Itot I1+I2 1/R1= 1/R2 = 1/Rtot = 1/R1+1/R2


teganga (Volt) (Volt) (Volt) (A) (A) (A) I1/V1 I2/R2 Itot/Vtot
n
3V
6V
9V
Berdasarkan data hasil pengamatan

23
c. Bagaimana pendapat anda tentang Vtot dengan V1 dan V2 , Itot dengan (I1+ I2) dan
1/Rtot=Itot/Vtot?
d. Tuliskan persamaan hambatan pengganti atau hambatan total dari rangkaian
paralel

6. KESIMPULAN

PERCOBAAN VII
RANGKAIAN SERI RL

1. TUJUAN PERCOBAAN
Mempelajari sifat tegangan bolak-balik pada rangkaian seri hambatan R dengan
kumparan

24
2. ALAT DAN BAHAN

NO KATALOG NAMA ALAT/BAHAN JUMLAH


FEM 21.01/103 Kumparan 1000 lilitan 1
FLS 20.22/470 Hambatan tetap 100 Ω 1
FLS 20.07 Papan rangkaian 1
FLS 20.02 Jembatan penghubung 1
FLS 20.04 Saklar 1 tutup 1
KAL 99/020 Kabel penghubung merah 2
KAL 99/030 Kabel penghubung hitam 2
KAL 45 Multimeter 1
FAL 25 Audio generator 1
FEM 21.08 Inti besi 1 1

3. PERSIAPAN PERCOBAAN

Keterangan
a. Persiapkan peralatan sesuai dengan daftar alat/bahan
b. Susun alat seperti gambar
- Sakelar dalam posisi terbuka/posisi nol
- Inti besi 1 dimasukkan kedalam kumparan L
- Resistor (R) disusun seri dengan kumparan L
- Sebuah multimeter sebagai voltmeter dengan batas ukur 10 V AC
c. Hubungkan audio generator ke sumber tegangan (alat masih dalam keadaan
mati/Off)
- Pilih skala tegangan 10 x 10 Vp-p
- Pilih bentuk gelombang sinusoidal

25
- Pilih frekuensi awal 100 Hz (10 x 10 Hz)
d. Hubungkan rangkaian ke audio generator (gunakan kabel penghubung)
e. Periksa kembali rangkaian

4. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN
a. Hidupkan audio generator (ON)
b. Tutup saklar (posisi 1) baca tegangan hambatan pada voltmeter , catat hasilnya
pada table hasil pengamatan
c. Buka saklar S (posisi 0) kemudian pindah voltmeter ke titik B dan D untuk
mengukur tegangan kumparan L
d. Tutup saklar S (posisi 1) baca tegangan kumparan dan catat hasil ke table hasil
pengamatan
e. Buka saklar S (posisi 0) dan pindahkan voltmeter ke titik A dan D untuk
mengukur tegangan rangkaian
f. Tutup saklar S (posisi 1) baca tegangan seluruh rangkaian dan catat hasil
kedalam table hasil pengamatan
g. Ulangi langkah b sampai f utuk frekuensi 500 Hz dan 1000 Hz
h. Selesaikan seluruh isian table

5. HASIL PENGAMATAN

f (Hz) Tegangan Tegangan Kumparan Tegangan total


resistor (VR) (VL) (Vtot)
100
500
1000

6. KESIMPULAN

PERCOBAAN VIII
GELOMBANG TALI

1. TUJUAN PERCOBAAN
Mempelajari hubungan antara cepat rambat gelombang dengan tegangan tali

26
2. ALAT DAN BAHAN

NO KATALOG NAMA ALAT/BAHAN JUMLAH


KAL 60 Catu daya 1
FME 51.08/09 Tali pada roda 1
FME 43 Katrol berpenjepit 1
FAL 27.00 Beban bercelah 1
KPK 87 Klem G 1
FAL 29 Pembangkit getaran 1
KMS 15 Mistar 1 meter 1
FLS 20.38/075-2 Kabel penghubung merah 1
FLS 20.39/075-3 Kabel penghubung hitam 1

3. PERSIAPAN PERCOBAAN

a. Persiapkan peralatan / komponen sesuai dengan daftar alat/bahan


b. Susunlah peralatan / komponen seperti gambar diatas (gambar 1)
- Tali tidak putus dari gulungannya, supaya panjang tali yang digunakan
dengan mudah dapat diubah
- Pembangkit getaran terletak diatas meja sedemikian sehingga dapat digeser-
geser mendekati atau menjauhi katrol
- Mula-mula beban yang dipasang 50 gram dan panjang tali 2 meter
c. Hubungkan catu daya ke sumber tegangan (alat masih dalam keadaan mati/Off)
d. Pilih tegangan keluaran catu daya pada 3 volt AC
e. Hubungkan pembangkit getaran ke catu daya dengan menggunakan kabel
penghubung
f. Periksa kembali rangkaian

4. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN

27
1. Hidupkan catu daya (ON)
2. Geser-geser pembangkit getaran mendekati atau menjauhi katrol hingga pada tali
terbentuk diam dengan titik simpul yang tajam (jelas)
3. Ukur panjang gelombang yang terbentuk dan catat hasilnya pada table
4. Dengan tidak mengubah panjang tali (pembangkit getaran tidak bergeser) ganti
bebannya menjadi 100 gram. Amati bentuk gelombang pada tali dan ukur panjang
gelombangnya, catat hasilnya pada table
5. Ulangi langkah (4) dengan mengganti bebannya menjadi 200 gram kemudian
catat hasilnya pada table
6. Ulangi langkah (5) tetapi massa tali dijadikan 4 kali semula (4 kali dipilin) dan
ukur panjang gelombang yang terjadi catat hasilnya pada table

5. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1

Beban (gram) Panjang gelombang ( )

Tabel 2

Massa tali Panjang gelombang ( )

6. KESIMPULAN

28

Anda mungkin juga menyukai