Anda di halaman 1dari 78

BUKU PANDUAN SKRIPSI

SARJANA KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA
BUKU PANDUAN SKRIPSI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA
TIM PENYUSUN

Ns. Dia Resti DND, M. Kep


Def Primal, M.Biomed, PA
VISI, MISI DAN TUJUAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

A. Visi Program Studi Pendidikan Ners


Menjadi Program Studi Pendidikkan Ners Yang Unggul Dalam Permasalahan Kesehatan
Masyarakat Berbasis Keluarga Menguasai Teknologi Kesehatan, Inovatif, Kolaboratif,
Berkarakter Tangguh dan Mandiri Di Lingkup Nasional Tahun 2025.

B. Misi Program Studi Pendidikan Ners :


1. Menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan pada tahap akademik. Tahap
Profesi Ners uang Unggul dengan Menguasai Teknologi Kesehatan Terkini Dalam
Permasalahan Kesehatan Masyarakat Berbasis Keluarga.
2. Menyelenggarakan dan mengembangkan penelitian dasar dalam permasalahan
kesehatan masyarakat berbasis keluarga yang inovatif dan terintegrasi serta
menerapkan dalam dunia keperawatan.
3. Menyelenggarakan dan mengembangkan pengabdian masyarakat berbasis
IPTEKS dalam asuhan keperawatan berbagai permasalahan kesehatan masyarakat
berbasis keluarga yang berperan aktif dan inovatif untuk kesejahteraan
masyarakat.
4. Berkolaborasi dengan berbagai institusi Pemerintah dan swasta dalam dan luar
negeri untuk meningkatkan implementasikan tri dharma perguruan tinggi di
tingkat nasional.
5. Menjalankan tata kelola kelembagaan yang berorientasi pada mutu yang
berkelanjutan dalam manajemen pada tahap akademik dan tahap profesi ners
sehingga mampu bersaing di tingkat nasional.
6. Memanfaatkan sistem teknologi informasi dan komunikasi secara optimal untuk
mendukung Tridarma Perguruan Tinggi yang bermutu.
C. Tujuan Program Studi Pendidikan Ners:

1. Menghasilkan alumni/lulusan yang berkualitas dan mempunyai sertifikasi


pelatihan terapi komplementer
2. Menghasilkan proses pembelajaran yang memiliki kompetensi keperawatan
pada masalah kesehatan masyarakat Komunitas berbasis keluarga yang
mampu bersaing di tingkat nasional
3. Menghasilkan riset-riset keperawatan yang bermutu
4. Meningkatkan hasil pengabdian kepada masyarakat yang berbasis IPTEKS
sesuai dengan kebutuhan masyarakat
5. Menghasilkan kerjasama dalam dan luar negeri yang mendukung terhadap
Tridharma Perguruan Tinggi
6. Mewujudkan peningkatan penggunaan system teknologi informasi dan
komunikasi dalam melaksanakan tridarma perguruan tinggi
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamiin, Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT atas


semua karunia dan nikmat-Nya yang tak terhitung kepada kami Tim
Penyusun Buku Panduan Skripsi Sarjana Keperawatan Program Studi
Pendidikan Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Perintis Indonesia.
Dengan demikian, kami dapat menyelesaikan Buku Panduan Skripsi, Tahun
2021 ini.

Buku ini merupakan penyempurnaan aturan penulisan dan pelaksanaan


skripsi mahasiswa Sarjana Keperawatan Program Studi Pendidikan Ners
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Perintis Indonesia. Buku ini merupakan
acuan dasar bagi Dosen dan Mahasiswa dalam pelaksanaan penulisan
skripsi, sehingga dengan demikian diharapkan semua dosen dan mahasiswa
yang terlibat dapat memahami isi buku ini dengan seksama.

Terimakasih atas segala masukan yang didapatkan dari Tim Penyusun,


Rektor dan Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Perintis Indonesia.
Pada akhirnya, buku ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu,
masukan yang membangun akan terus diterima untuk penyempurnaan yang
lebih baik di masa yang akan datang.

Bukittinggi, Agustus 2023

Tim Penulis
BAB I

KETENTUAN-KETENTUAN UMUM

1. Tugas akhir adalah tugas yang harus diselesaikan oleh mahasiswa sebelum
menyelesaikan studinya
2. Skripsi adalah tugas akhir seorang mahasiswa program sarjana berupa karya tulis
ilmiah berdasarkan hasil penelitian lapangan.
3. Skripsi pada Program Studi Sarjana Keperawatan (S1) merupakan tugas
perseorangan mahasiswa yang ditujukan sebagai salah satu persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep), skripsi ini merupakan suatu
tugas akhir (final assignment), memiliki bobot 4 sks untuk Reguler dan 2 SKS
untuk Alih Jenjang.
4. Skripsi berisi paparan tulisan tentang hasil penelitian yang membahas suatu
masalah dalam bidang ilmu keperawatan dengan menggunakan kaidah-kaidah
yang berlaku.
5. Penelitian adalah kegiatan yang terencana, terarah, sistematik dan terkendali yang
berupaya untuk memperoleh data dan informasi tentang suatu masalah untuk
menjawab pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis.
6. Penelitian dapat dilaksanakan di Rumah Sakit, Puskesmas, Tempat Layanan
Kesehatan Lainnya serta Komunitas/Masyarakat.
7. Kegiatan penulisan skripsi terdiri dari penulisan dan seminar proposal serta
penelitian dan ujian hasil penelitian.
8. Dalam penulisan skripsi, mahasiswa memiliki Pembimbing 1/ Pembimbing Utama
dan Pembimbing 2/ Pembimbing Pendamping yang ditetapkan melalui SK Rektor
Universitas Perintis Indonesia.
9. Capaian pembelajaran pada mata kuliah Skripsi ini adalah mahasiswa mampu
a. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat,
berbangsa,bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila (S6).
b. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang
keahliannya secara mandiri (S10).
c. Menguasai metode penelitian ilmiah (P12).
d. Mampu melakukan penelitian dalam bidang keperawatan untuk
menghasilkan langkah-langkah pengembangan strategis ilmu pengetahuan
dan teknologikeperawatan (KK14).
e. Menyusun laporan atau kertas kerja atau menghasilkan karya desain di
bidang keahliannya berdasarkan kaidah rancangan dan prosedur baku, serta
kode etikprofesinya, yang dapat diakses oleh masyarakat akademik (KU3).
f. Mengkomunikasikan pemikiran/argumen atau karya inovasi yang
bermanfaat bagi pengembangan profesi, dan kewirausahaan, yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan etika profesi, kepada masyarakat
terutama masyarakat profesinya (KU4).
g. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah penelitian
h. Membuat rancangan penelitian
i. Melakukan penelitian
j. Menyusun laporan penelitian dalam bentuk skripsi
k. Mempertanggungjawaban melalui uji sidang skripsi.
10. Bidang pokok skripsi adalah ilmu keperawatan sedangkan topik dan judul skripsi
ditentukan oleh mahasiswa bersama Pembimbing.
11. Judul penelitian singkat, jelas, menggambarkan variable penelitian dan tempat
penelitian.
12. Ruang Ruang lingkup skripsi addalah penelitian di rumah sakit, lapangan atau di
tempat lain dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif atau kualitatif atau
gabungan kedua metode tersebut
BAB II

KETENTUAN AKADEMIK DAN ADMINISTRASI

1. Ketentuan Akademik
a. Bagi mahasiswa yang akan ujian Hasil Penelitian mahasiswa yang
bersangkutan harus selesai Mata Kuliah dan mendapatkan surat
keterangan lulus Mata Kuliah dari Bidang evaluasi program studi.

2. Ketentuan Administrasi
a. Mahasiswa yang sudah registrasi pada semester yang bersangkutan (
status aktif )
b. Mahasiswa yang sudah mencantumkan Mata Kuliah skripsi di KRS-nya.
c. Mahasiswa yang sudah melunasi pembayaran yang berkaitan dengan
skripsi.
BAB III

PEMBIMBING DAN PENGUJI SKRIPSI

1. Ketentuan Pembimbing
a. Pembimbing 1 / Pembimbing Utama
1) Dosen ber NIDN/ NIDK yang sesuai dengan bidang ilmunya
2) Jabatan akademik minimal Lektor.

b. Pembimbing 2 / Pembimbing Pendamping


1) Jabatan akademik minimal Asisten Ahli dan bergelar magister
2) Bagi dosen tidak tetap ( luar UPERTIS ) memiliki pangkat minimal
golongan III/d atau setara serta memiliki kualifikasi minimal setara
dengan jenjang 8 (delapan) KKNI yang relevan dengan bidang yang
di bimbingnya.
3) Apabila kesediaan jenjang jabatan akademik pada suatu Fakultas
tidak memungkinkan maka persyaratan pembimbing dapat
menyesuaikan.
4) Pembimbing diangkat dan diberhentikan dengan surat keputusan (SK)
Rektor Universitas atau pejabat yang ditunjuk, untuk itu atas usul
Ketua Program Studi.

2. Prosedur Penunjukan Pembimbing

a. Penunjukkan pembimbing disesuaikan dengan bidang ilmunya dan


berdasarkan Peraturan Akademik yang berlaku di Universitas Perintis
Indonesia.
b. Atas dasar itu Ketua Program Studi melakukan penunjukkan pembimbing
untuk di buatkan SK yang dikeluarkan oleh Universitas Perintis Indonesia.
c. Jumlah mahasiswa yang di bimbing oleh masing – masing Pembimbing
maksimal sebanyak 5-6 orang mahasiswa.

3. Tugas Pembimbing Skripsi


Pembimbing skripsi bertugas:
a. Membimbing mahasiswa dalam menyusun usulan penelitan, termasuk
pemilihanjudul, topik, metode penelitian, kepustakaan.
b. Memberikan berbagai pertimbangan dan alternatif pemecahan masalah
termasukwaktu dan dana.
c. Memantau pelaksanaan penelitian.
d. Membimbing mahasiswa dalam penulisan laporan penelitian skripsi.

Pembimbing skripsi juga bertugas mengecek kesahihan penelitian, apakah


penelitian benar-benar dilaksanakan oleh mahasiswa atau tidak dan mengecek
kesahihan laporan penelitian skripsi.

4. Area Bimbingan
a. Pembimbing Utama bertanggungjawab atas keseluruhan konten penelitian,
menyetujui judul bersama dengan mahasiswa.
b. Pembimbing pendamping bertugas memberikan pembimbingan terkait metode
penelitian yang sesuai dengan masalah penelitian serta pembimbingan kaidah
penulisan ilmiah.
c. Kedua pembimbing secara bersama dan simultan dalam melakukan
pembimbingan sesuai dengan kesepakatan keduanya

5. Peran Pembimbing
a. Membantu mahasiswa dalam mengarahkan pembuatan usulan (proposal)
penelitian, mahasiswa bersama pembimbing mendiskusikan Judul yang
definitif, outline (garis besar), memberi konsep rencana penelitian, desain
penelitian dan alat ukur yang digunakan, membimbing penyusunan skripsi
dan memeriksa konsep skripsi. Dalam hal ini pembimbing hanya bersifat
pengarah saja.
b. Pembimbing membantu mahasiswa mencarikan solusi dalam kesulitan yang
mungkin ditemukan selama penyusunan proposal penelitian atau saat
melakukan penelitian, misal memberikan nasehat untuk menemui pakar,
seandaianya mahasiswa mendapat kesulitan dalam metode penelitian atau
bantuan lainnya.
c. Pembimbing memotivasi mahasiswa dengan baik, memberikan dorongan
sehingga mahasiswa tidak mendapat kesulitan dan tepat waktu dalam
menyelesaikan skripsinya.
d. Pembimbing boleh mengingatkan mahasiswa tentang poin apa saja yang
dinilai dalam ujian skripsi dan untuk itu mengingatkan mahasiswa untuk
mematuhi pedoman pembuatan skripsi.
e. Pembimbing diwajibkan menyediakan waktu untuk konsultasi bagi
mahasiswa bimbingan, sekurang-kurangnya 2 jam setiap minggu

6. Penggantian Pembimbing
Penggantian pembimbing dapat dilakukan karena alasan tersebut dibawah ini:
a. Penggantian pembimbing dapat dilakukan apabila pembimbing berhalangan
secara menetap, misalnya: sakit dan cuti lebih dari 2 bulan, mendapat
tugas belajar, atau mengundurkan diri dengan alasan yang dapat diterima.
b. Dosen Pembimbing yang tidak memberikan pembimbingan minimal 2 kali
selama 1 bulan, tanpa alasan yang jelas dan dapat diterima
c. Dosen pembimbing menyatakan keberatan untuk melakukan pembimbingan
dikarenakan tidak terkait dengan bidang keilmuannya dan atau
mengembalikan mahasiswa dengan alasan mahasiswa telah dibimbing selama
2 semester, namun belum mengalami kemajuan.

7. Penguji Skripsi
a. Setiap mahasiswa mendapatkan tiga orang penguji yang ditentukan oleh
Ketua Program Studi.
b. Penggantian penguji proposal skripsi dapat dilakukan jika penguji yang
ditunjuk mengundurkan diri dari penugasan.
c. Penguji ujian proposal skripsi adalah sama dengan penguji ujian hasil skripsi.

8. Sanksi
Sanksi Bagi Dosen
a. Seorang Pembimbing yang terbukti tidak menjalankan tugas sebagaimana
mestinya dikenakan sanksi berupa teguran lisan atau tertulis.
b. Seorang Penguji yang terbukti melanggar kaedah-kaedah pemberian nilai
ujian yang berlaku, dikenakan sanksi tidak dibenarkan menjadi pembimbing
atau penguji pada kegiatan skripsi mahasiswa.
c. Pembimbing yang membatalkan kehadiran pada hari H pelaksanaan seminar
proposal, maksimal 3 kali tanpa alasan kedinasan, sakit dan alasan yang
dapat diterima lainnya, akan diberikan sanksi pengurangan jumlah mahasiswa
bimbingan pada periode bimbingan berikutnya.
d. Dosen Penguji yang membatalkan kehadiran pada hari H, maksimal 3 kali,
diberikan sanksi akademik pengurangan jumlah mahasiswa yang diuji pada
periode pembimbingan berikutnya.
e. Dosen Penguji yang membatalkan kehadiran pada 1 hari sebelum hari
H/pada hari H, wajib mencarikan dosen penguji pengganti, yang
dilaporkan kepadasekretariat skripsi.

Sanksi Bagi Mahasiswa


a. Seorang mahasiswa yang terbukti melakukan kecurangan dalam pembuatan
skripsi untuk pertama kali diharuskan mengulangi pembuatan skripsi
dengan cabang ilmu yang berbeda, sedangkan kecurangan yang kedua
dikenakan sanksi akademis sesuai dengan Peraturan Akademik Universitas
Perintis Indonesia.
b. Kecurangan yang dimaksud pada poin a diatas antara lain penjiplakan
karya orang lain, manipulasi data penelitian, manipulasi kepustakaan dan
ataupemakaian pihak ketiga untuk melakukan kegiatan skripsinya.
BAB IV
KETENTUAN PROPOSAL DAN SKRIPSI

A. Proposal
1. Topik Penelitian
Topik penelitian mahsiswa diutamakan mengacu pada road map penelitian tim
pembimbing khususnya pembimbing 1.

2. Prosedur Penyusunan Proposal


a. Mahasiswa mengajukan judul penelitian kepada Sekretaris Ujian Akhir
Program (UAP) yang telah disetujui oleh kedua pembimbing untuk
diverifikasi kebaruannya oleh panitia.
b. Judul penelitian yang telah disetujui sekretaris UAP dapat dilanjutkan untuk
penyusunan proposal penelitian dengan meminta Surat Izin Penelitian kepada
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Perintis Indonesia.

3. Prosedur Bimbingan Proposal

a. Bimbingan proposal dilaksanakan secara berkelompok atau perseorangan


(sesuai pembimbing masing-masing) dan dilaksanakan minimal satu kali
seminggu atau sesuai waktu yang telah disepakati bersama oleh Pembimbing
dan Mahasiswa.

b. Pembimbing yang bersangkutan mengadakan pertemuan pertama kalinya


dengan sekelompok mahasiswa bimbingannya untuk menunjuk/memilih
ketua kelompok dan menentukan jadwal serta mekanisme bimbingan dan
prosedur pergantian waktu bimbingan.

c. Bimbingan dilakukan secara simultan antara pembimbing I dan II.

d. Jika ada perbedaan secara prinsip antara pembimbing I dan II maka


mahasiswa dapat mengkomunikasikan dengan pembimbing I dan selanjutnya
pembimbing I dan II dapat melakukan komunikasi berkaiatan ketidaksamaan
dalam proses pembimbingan khusunya berkaitan konten bimbingan yang
berbeda.
4. Tata tertib konsultasi Proposal

a. Mahasiswa diwajibkan hadir pada setiap kali bimbingan pembuatan proposal


dan skripsi (minimal 8 kali pertemuan).
b. Bila berhalangan hadir, harus disertai surat izin ketidakhadiran. Mahasiswa
yang pernah absen dan izin harus menyetor tugas-tugasnya sesuai jadwal
kegiatan yang telah disepakati dengan pembimbing.
c. Tugas-tugas atau perbaikan/masukan yang diberikan oleh pembimbing harus
dikerjakan tepat waktu.
d. Mahasiswa memberikan lembar bimbingan sebagai bukti dari proses yang
dilakukan dan Pembimbing mengisi lembar konsultasi yang diberikan oleh
mahasiswa.

5. Pelaksanaan Ujian Proposal

Prasyarat untuk mengikuti ujian Proposal


a. Setiap mahasiswa dapat mengajukan ujian proposal bila telah mendapatkan
persetujuan kedua pembimbing.
b. Pembimbing pertama dapat memberikan bukti persetujuan, kehadiran
bimbingan dan sistematika dianggap sudah layak serta telah dinyatakan
memenuhi syarat dengan menandatangani surat pernyataan bebas plagiat (bagi
ujian sidang skripsi).
c. Bukti persetujuan dapat diberikan kedua pembimbing dalam bentuk
penandatanganan pengesahan persetujuan ujian proposal.
d. Naskah proposal sudah disetujui dan ditandatangani oleh pembimbing I dan
pembimbing II.
e. Mahasiswa menghubungi penguji dan Ketua Penguji ujian minimal dua hari
sebelum pelaksanaan ujian dan membawa kertas pernyataan pesetujuan
penguji serta diserahkan kepada panitia ujian proposal.

f. Mahasiswa menyerahkan proposal yang akan diuji kepada tim penguji


paling lambat 1 hari sebelum ujian.
g. Mahasiswa melaporkan pelaksanaan ujian kepada penanggung jawab
proposal paling lambat 1 hari sebelum ujian.
h. Proposal wajib melampirkan surat bukti pengambilan data penelitian dan
membuat sesuai sistematika yang ditetapkan dalam buku panduan ini.

Prasyarat pelaksanaan penelitian

Penelitian dapat dilaksanakan bila telah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:


a. Naskah perbaikan proposal sudah disetujui dan ditandatangani oleh
pembimbing I dan pembimbing II serta tim penguji.

b. Menyerahkan ke sekretatris UAP Proposal yang sudah disetujui setelah


ujian satu rangkap.

c. Melakukan pengajuan uji layak etik (ethical approval) bagi penelitian yang
akan melibatkan manusia dan hewan coba sebelum penelitian kepada subjek
dilakukan.

d. Melakukan proses penelitian sesuai dengan tempat dan waktu yang


tercantum pada surat penelitian dan sudah disetujui oleh komite etik
penelitian (ethical approval).

e. Mendokumentasikan kegiatan penelitian dalam bentuk foto, absensi di


tempat penelitian, lampiran instrumen penelitian, table-chart, dan dokumen
pendukung lainnya.

f. Selama proses penelitian mahasiswa dapat berkonsultasi dengan tim


pembimbing.

Pra sayarat pelaksanaan ujian Sidang akhir/ Komprehensif

a. Naskah Laporan Penelitian sudah disetujui dan ditandatangani oleh


pembimbing utama/ 1 dan pembimbing pendamping/ 2.

b. Mahasiswa menghubungi penguji dan ketua penguji minimal dua hari


sebelum pelaksanaan ujian dan membawa kertas pernyataan persetujuan
penguji dan ketua penguji, serta diserahkan kepada panitia penanggungjawab
ujian siding akhir/ komprehensif.

c. Mahasiswa sudah membuat surat pernyataan bebas plagiat dan dinyatakan


bebas plagiat oleh unit perpustakaan.
d. Batas plagiat yang ditoleransi adalah ≤ 30% dengan sistem checker
plagiarism X dari Universitas Perintis Indonesia.

e. Bila dinyatakan nilai similarity > 30%, maka ujian belum bisa dilaksanakan,
melakukan perbaikan dan dilakukan penegecekan kembali status
plagiarismnya.

f. Nilai Batas Lulus ujian siding skripsi adalah dengan Nilai B.

g. Mahasiswa menyerahkan Laporan Hasil/Skripsi yang akan diuji kepada tim


penguji paling lambat 1 hari sebelum ujian.

h. Mahasiswa melaporkan pelaksanaan ujian kepada penanggung jawab skripsi


dan bendahara paling lambat 1 hari sebelum ujian.

i. Didalam laporan skripsi mahasiswa wajib melampirkan surat bukti telah


melakukan penelitian dan membuat sesuai sistematika yang ditetapkan
dalam buku panduan, dan dokumentasi penyerta penelitian.

B. Skripsi
1. Tata cara konsultasi penyusunan laporan penelitian
a. Setelah mahasiswa menyelesaikan pengumpulan data di lapangan (tempat
penelitian), maka mahasiswa diwajibkan melaporkan buku data-data tersebut
pada pembimbing untuk mendapat persetujuan untuk diolah.
b. Bila ada kesulitan dalam pengolahan data, sebaiknya berkonsultasi dengan
pembimbing atau penyedia layanan pengolahan data.
c. Setelah diolah, peneliti melaporkan print out hasil analisa statistiknya, agar
hasil penelitian dapat disusun secara tepat.
d. Pada pertemuan berikutnya pembimbing memeriksa dan mengoreksi bab
hasil penelitian yang telah disusun.
e. Setelah itu, pembimbing memeriksa dan megoreksi bab pembahasan dan
penutup (simpulan dan saran) laporan penelitian.

2. Prasyarat untuk mengikuti ujian skripsi


a. Setiap mahasiswa dapat mengajukan ujian akhir apabila sudah memiliki
surat keterangan lulus semua mata kuliah dari bidang evaluasi dan telah
mengumpulkan perbaikan proposal penelitian.
b. Disetujui oleh pembimbing untuk ujian dan diketahui oleh Ketua program
Studi.
c. Sudah mendapatkan Surat Laik Etik Penelitian (ethical approval) bagi
penelitian yang melibatkan manusia dan hewan coba dari Komite Etik
Penelitian.
d. Pembimbing dapat memberikan tanda tangan persetujuan memenuhi syarat
ujian siding skripsi sebagaimana yang terdapat pada halaman persetujuan
skripsi dan tabel konsultasi bimbingan.
3. Tata cara penilaian skripsi
a. Nilai skripsi diperoleh dari jumlah nilai dari 3 komponen penilaian,
masing- masing 10 % dari nilai bimbingan penyusunan proposal dan
skripsi, 50% dari nilai rata-rata dari 2 penilai pada ujian proposal, dan 40%
dari nilai rerata 2 penilai pada ujian akhir skripsi.
b. Mahasiwa yang melakukan pengulangan ujian karena adanya gagal maka
batas nilai maksimal adalah B.
c. Proses penilaian dilakukan dengan menggunakan formulir penilaian ujian
yang telah ditetapkan.
C. Citasi, Dokumentasi dan Publikasi

1. Citasi

a. Citasi dalam referensi penelitian skripsi mahasiswa dapat berasal dari


artikel jurnal, artikel website lembaga resmi terkait, dan dari buku
referensi. Citasi dari artikel jurnal diperoleh paling sedikit 80% dari
jumlah referensi, dan sisanya dapat berasal dari buku referensi, atau
website lembaga resmi terkait.

b. Mahasiswa wajib melakukan citasi minimal 2 artikel dari penelitian tim


pembimbing yang relevan dari topik penelitian mahasiswa dengan kaidah
pengutipan yang benar.

2. Dokumentasi laporan penelitian

Laporan hasil penelitian dicetak sebanyak 3 rangkap (Perpustakaan UPERTIS,


lahan penelitian, dan arsip mahasiswa) setelah diperbaiki sesuai dengan usulan-
usulan pada saat ujian akhir skripsi dan telah mendapat persetujuan dari
pembimbing dan penguji serta diketahui Ketua program Studi.

Catatan: Khusus laporan ke perpustakaan, selain memasukkan hardcopy


mahasiswa juga harus menyertakan softcopy skripsi dalam bentuk CD ROM
atau pengiriman melalui electric mail (e-mail).

3. Hak Pengarang

a. Laporan penelitian dipublikasikan dalam bentuk artikel penelitian.

b. Artikel penelitian dapat dipublikasikan oleh mahasiswa atau dosen pada


Jurnal Kesehatan Perintis atau jurnal lainnya atau melalui kegiatan ilmiah
dalam bentuk presentasi poster dan oral presentasi.

c. Mahasiswa dan dosen wajib mencantumkan nama mahasiswa dan


pembimbing pada publikasikan yang dilakukan, atau berdasarkan
kesepakatan dari kedua belahpihak.

d. Laporan penelitian yang disusun dapat dipublikasikan dalam majalah atau


jurnal ilmiah setelah melalui uji kelayakan untuk diterbitkan oleh
penanggung jawab jurnal ilmiah. Penerbitan ini dilakukan dengan
mengacu kepada ketentuan penulisan bahwa karya tulis merupakan salah
satu hak cipta yang harus dilindungi.
BAB V

PEDOMAN PENGAJUAN UJI LAIK ETIK


KEPK UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

Mahasiswa sebagai peneliti utama dapat mengajukan Uji Laik Etik (ethical approval) dari
penelitiannya yang melibatkan manusia dan hewan coba. Ujik etik penelitian ini diajukan
sebelum mahasiswa melakukan penelitian kepada subjek penelitian, dan dapat diajukan
segera setelah proposal penelitian setelah diperbaiki dan disetujui anggota sidang proposal
penelitian.

Dalam mengajukan ethical approval, mahasiswa dapat mengajukan di Komite Etik


Penelitian Kesehatan (KEPK) Universitas Perintis Indonesia atau ke KEPK Universitas atau
Rumah Sakit yang serupa.

Prosedur pengajuan Uji Laik Etik Penelitian (ethical approval) di KEPK Universitas
Perintis Indonesia:
1. Peneliti melakukan pendaftaran ke link google-form https://bit.ly/EthicsUPERTIS yang
sebelumnya telah memiliki bukti transfer biaya kaji etik kepada rekening lembaga KEPK
UPERTIS berdasarkan ketentuan yang berklaku.
2. Selanjutnya, peneliti mengisi formulir protokol pengajuan kaji etik yang telah dikirim ke
email peneliti sebelumnya.
3. Peneliti mengisi formulir protokol pengajuan etik F1 untuk manusia sebagai subjek
penelitian, atau formulir F2 untuk subjek penelitian menggunakan hewan coba.
4. Peneliti meng-emailkan isian protocol kaji etik penelitian, CV peneliti, dan surat
pernyataan peneliti ke email resmi KEPK UPERTIS ( ethics.upertis@gmail.com ).
5. Untuk cek status kaji etik berdasarkan keputusan dewan penelaah (reviewer) apakah
sedang direview, layak dengan rekomendasi, disetujui/tidak disetujui akan diumumkan
melalui email peneliti langsung.
6. Perbaikan protokol (sesuai hasil review) diupload diupload kembali ke email resmi
KEPK UPERTIS.
7. Surat lulus etik (ethical approval) dapat didownload di email jika telah dinyatakan luls
dari beberapa reviewer.
8. Biaya kaji etik (administration fee):

Protokol Peneliti Biaya Kaji Etik (Rp)

Mahasiswa UPERTIS 50,000


Mahasiswa S1 diluar UPERTIS 75,000
Mahasiswa S2/S3 150,000
Dosen UPERTIS Non Hibah 50,000
Dosen UPERTIS Hibah Internal 100,000
Dosen UPERTIS Hibah Eksternal 200,000
Dosen non UPERTIS/ Peneliti eksternal 250,000

Dana kaji etik ditransfer ke (administration fee should be transferred to):

Bank Syariah Mandiri, no.rekening 7775552721


a.n KEPK UPERTIS

9. Surat Lulus Etik Penelitian (ethical approval) harus dilampirkan sebagai syarat mengikuti
ujian sidang akhir/ komprehensif skripsi.
BAB VI

PEDOMAN PENULISAN PROPOSAL DAN SKRIPSI

Dalam penulisan Proposal dan Skripsi terdiri atas tiga bagian, yaitu Bagian Awal, Bagian
Utama dan Bagian Akhir. Ketiga bagian ini merupakan susunan terstruktur untuk penjilidan
naskah akhir skripsi.
A. Bagian Awal Proposal dan Hasil Penelitian Skripsi
Bagian awal terdiri proposal dimulai dengan sampul luar sampai dengan daftar arti
dan lambang (bila ada). Untuk semua jenis skripsi, susunan bagian awal dapat dirinci
sebagai berikut:
1. Halaman sampul skripsi 1 (hard cover paper pada skripsi)
2. Halaman sampul skripsi 1 (pada proposal dan skripsi)
3. Halaman sampul skripsi 2 (pada skripsi)
4. Halaman Pernyataan keaslian skripsi (pada skripsi)
5. Halaman persetujuan
6. Halaman Pengesahan Penguji
7. Abstrak 2 bahasa (B.Indonesia dan B.Inggris pada skripsi)
8. Daftar Riwayat Hidup (pada skripsi)
9. Kata Pengantar
10. Daftar Isi
11. Daftar Tabel
12. Daftar Gambar/ Skema
13. Daftar Lampiran

B. Bagian Utama Proposal dan Hasil Penelitian Skripsi

BAB 1 Pendahuluan

BAB 2 Tinjauan Pustaka

BAB 3 Kerangka Konsep

BAB 4 Metodologi Penelitian

BAB 5 Hasil Penelitian dan Pembahasan ( pada Skripsi)


BAB 6 Penutup (pada Skripsi)
Daftar Pustaka (menggunakan aplikasi Mendeley/ Zotero/ Endnote, atau lain
sebagainya).

C. Bagian Akhir Proposal dan Hasil Penelitian Skripsi


Lampiran – Lampiran (Proposal dan Skripsi)
a. Permohonan menjadi responden
b. Inform Concent
c. Kisi-kisi intrumen (jika ada)
d. Instumen Penelitian (kuesioner, lembar observasi, prosedur pemeriksaan,
langkah penilaian, alat dan bahan, dll)
e. Jadwal Kegiatan Penelitian (table-chart)
f. Surat pengambilan data penelitian
g. Surat Lulus Laik/ Kaji Etik (ethical approval).
h. Surat setelah melaksanakan penelitian (pada Skripsi)
i. Hasil output analisis statistic (master table tidak boleh dilampirkan)
j. Bukti konsultasi dengan kedua pembimbing (proposal, hasil dan perbaikan)
k. Dokumentasi penelitan (foto, tapel rujukan, dll)
Dokumentasi dalam bentuk foto harus jelas beserta peneliti, ada keterangan
kegiatan, berwarna dan menjaga kerahasiaan sampel.

Penjelasan secara terinci dari struktur penulisan skripsi dapat dilihat sebagai
berikut :
A. BAGIAN AWAL
1. Halaman Sampul Depan
Halaman sampul luar untuk proposal maupun skripsi berwarna orange
Halaman sampul dalam dibuat pada kertas berwarna orange. Pada halaman
sampul luar dan dalam berisi komponen (lampiran 1):
a. Judul penelitian
b. Logo berwarna Universitas Perintis Indonesia
c. Nama peneliti (tanpa gelar apapun)
d. Nomor Induk Mahasiswa
e. Nama program studi
f. Nama Fakultas
g. Nama Perguruan Tinggi
h. Tahun penelitian

Catatan judul penelitian:


a. Hendaknya menggambarkan keseluruhan isi penelitian.
b. Dibuat dalam kalimat yang sederhana, tidak terlalu panjang, meskipun
tidak dapat ditentukan batas jumlah katanya. Tidak jarang sifat dan isi
penelitian memerlukan judul panjang; bila perlu dibuat subjudul.
Sebaiknya tidak lebih dari 20 kata.
c. Judul seyogyanya tidak menggunakan singkatan, kecuali yang sudah
baku.
d. Sebaiknya dalam bentuk kalimat positif atau kalimat netral (pernyataan),
bukan kalimat tanya.
e. Tidak selalu harus mencantumkan nama tempat dan waktu penelitian,
tergantung pada tujuan penelitian.
f. Halaman sampul luar tidak dibubuhi nomor halaman, sedangkan halaman
sampul dalam dibubuhi nomor halaman dengan menggunakan angka
Romawi (eg: i, ii, iii, iv….dst)

2. Lembar Pernyataan
Merupakan halaman yang berisi pernyataan bahwa penulisan skripsi ini
merupakan hasil karya sendiri bukan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap
hasil karya orang lain (lampiran 4).
3. Halaman pengesahan
Halaman pengesahan berisi pertanyaan persetujuan dengan kalimat yang
menyatakan bahwa pembimbing telah menyetujui laporan penelitian. Adapun
komponennya adalah sebagai berikut (lampiran 3):
a. Tempat, bulan dan tahun disetujui
b. Nama pembimbing dan tanda tangan
4. Abstrak
Abstrak merupakan bentuk mini karangan ilmiah yang terdiri dari 150-250
kata. (lampiran 5).
Abstrak yang digunakan adalah abstrak terstruktur (structured abstract),
yang terdiri dari 4 paragraf, yaitu:
1) Latar Belakang (Background): alasan utama mengapa penelitian
dilakukan, atau Tujuan (Objective): tujuan penelitian
2) Metode (Methods): Bagaimana proses pengambilan data penelitian
dilakukan dan dipresentasikan.
3) Hasil (Result): Hasil utama yang diperoleh
4) Simpulan (Conclusions) dan saran: Simpulan utama penelitian yang
disertai saran praktis yang ditujukan secara umum dari hasil penelitian

5. Kata Pengantar atau Prakata


Pada dasarnya berisi ucapan terima kasih pada berbagai pihak yang telah
membantu penelitian sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
(maks. 2 halaman)
6. Daftar isi
Halaman daftar isi merupakan daftar setiap bab dan sub bab yang terdapat di
dalam skripsi ini.
7. Daftar tabel
Halaman daftar tabel berisi urutan tabel yang terdapat pada laporan
penelitian. Nomor tabel tidak perlu menyertakan nomor bab. Contoh: Tabel
1, Tabel 2….dst.
8. Daftar gambar/skema
Halaman daftar gambar/skema berisi urutan gambar (misalnya: grafik, foto,
animasi) yang terdapat pada laporan penelitian. Nomor gambar tidak perlu
menyertakan nomor bab.
9. Daftar lampiran
Halaman daftar lampiran berisi urutan lampiran yang terdapat pada laporan
penelitian. Daftar lampiran ini tidak meneruskan urutan halaman laporan
penelitian. Masing-masing lampiran mempunyai urutan halaman tersendiri.
10. Daftar lainnya
Misalnya: Daftar skema; Halaman daftar skema berisi urutan skema yang
terdapat pada laporan penelitian. Nomor skema mengikuti ketentuan yang
sama sengan nomor tabel atau grafik.

B. URUTAN BAGIAN UTAMA


1. Sistematika Bagian Utama
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Ruang Lingkup Penelitian
BAB II
Tinjauan Pustaka
A. Konsep Teoritis
B. Penelitian Terkait
BAB III
Kerangka Konsep dan Hipotesis
A. Kerangka konsep
B. Defenisi Operasional
C. Hipotesa
BAB IV
Metode Penelitian
A. Desain penelitian
B. Tempat dan waktu penelitian
C. Populasi dan sampel
a. Populasi
b. Sampel : Besar, Teknik, Kriteria
D. Instrumen penelitian
E. Prosedur pengumpulan Data
F. Pengolahan dan analisa data
G. Etika Peneltian
BAB V
Hasil Penelitian dan Pembahasan
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
C. Keterbatasan Penelitian
BAB VI
Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran

2. Penjelasan Singkat Bagian Utama


a. Pendahuluan

Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah,


tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Halaman ini harus singkat, jelas dan
Padat informasi (max. 5 halaman).
1) Latar Belakang Masalah Penelitian

Uraian dalam latar belakang masalah mencakup hal-hal sebagai berikut:

a) Justification (pembenaran) mengapa penelitian diajukan

Uraikan besarnya (keseriusan) masalah; misalnya; insidens atau prevalensi


yang tinggi; atau insidens rendah tapi menyebabkan morbiditas dan
mortalitas yang tinggi atau bermakna. Uraikan pula faktor waktu; misalnya:
berlangsung sampai saat ini. Uraikan area geografi dan demografi, serta
karakteristik masyarakat yang terkena.
b) Uraikan penyebab masalah, pemecahan yang sudah dilakukan dan yang
masih perlu dilakukan, atau hasil penelitian terkait yang telah dilakukan dan
penelitian yang masih perlu dilakukan dan berikan alasannya.

Oleh karena itu untuk dapat mengidentifikasi dengan baik dan teliti tentang
masalah penelitian, perlu penguasaan yang baik tentang substansi penelitian
melalui penelusuran pustaka, diskusi dan konsultasi dengan pakar, senior
atau teman sejawat.

2) Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam suatu penelitian diharapkan dapat memperjelas dan


melokalisir permasalahan penelitian yang telah diidentifikasi dalam latar
belakang masalah.
Syarat-syarat rumusan masalah yang baik, antara lain:

a) Dikemukakan dalam bentuk kalimat tanya; rumusan dalam kalimat tanya


sangat dianjurkan, karena dapat lebih khas dan tajam.
b) Substansi yang dimaksud harus bersifat khas, tidak bermakna ganda.

Bila terdapat banyak pertanyaan penelitian, sebaiknya dipertanyakan secara


terpisah, sehingga lebih mudah dimengerti dan dapat diuji dengan uji
hipotesis yang sesuai. Akan tetapi bila pertanyaan penelitian sangat banyak,
tentu berlebihan juga jika diuraikan satu persatu. Oleh karena itu, diperlukan
penggabungan menjadi kelompok-kelompok pertanyan, tetapi diterangkan
komponen-komponennya.
a) Berikan kalimat yang mengawali rumusan masalah; misalnya: Uraian
singkat dalam latar belakang masalah di atas memberi dasar bagi peneliti
untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:

3) Tujuan Penelitian
Perlu disebutkan secara eksplisit; karena satu materi penelitian yang sama dapat
digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang berbeda.
Dibedakan menjadi tujuan umum dan tujuan khusus.
a) Tujuan Umum (Ultimate goal, ultimate objective); dinyatakan secara
kategoris apakah tujuan akhir dari penelitian yang hendak dilaksanakan
tersebut, yang mungkin merupakan aspek yang lebih luas atau tujuan jangka
panjang.
b) Tujuan Khusus (Spesific objectives); disebutkan dengan tajam hal-hal yang
akan langsung diukur, dinilai, atau diperoleh dari penelitian.
Contoh:
Tujuan umum:
Mengetahui efektifitas edukasi kesehatan terhadap perilaku
pencegahan DHF Di....
Tujuan khusus:
(a) Mengidentifikasi edukasi kesehatan pada DHF.
(b) Mengidentifikasi perilaku pencegahan DHF
(c). Mengetahui efektifitas edukasi kesehatan terhadap perilaku
pencegahan DHF Di....
4) Manfaat Penelitian
Berisi uraian mengenai manfaat apa yang diharapkan diperoleh dari penelitian
yang dilakukan nanti. Manfaat di dalam bidang akademik atau ilmiah
(perkembangan ilmu keperawatan), pelayanan masyarakat (pelayanan
keperawatan), serta pengembangan penelitian itu sendiri.

5) Ruang Lingkup Penelitian ( 5 W + 1 H)

b. Tinjauan Pustaka
Berisi uraian mendalam mengenai berbagai aspek teoritis yang mendasari
penelitian. Tinjauan pustaka merinci hal-hal yang telah diuraikan dengan singkat di
dalam latar belakang masalah, juga mengenai hubungan antar variabel. Merupakan
analisis dan sintesis terhadap sumber-sumber literatur yang diperlukan untuk
menggambarkan suatu fenomena yang diketahui atau belum diketahui yang
berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan, juga berasal dari ramuan
pendapat atau mosaic hasil penelitian terdahulu yang mendukung penelitian yang
akan dilakukan.
Beberapa catatan yang perlu diperhatikan:
1) Harus dicerna dan diintrepretasi sebaik mungkin, diberi pengantar yang baik
untuk memberikan informasi yang komprehensif dan akurat.
2) Perlu kajian yang cermat (analisis dan sintesis) dalam merangkum beberapa hal,
terutama hal-hal yang kontroversi. Pendekatan meta-analysis teknik terbaik dan
paling sahih untuk mengambil kesimpulan akhir dari hal-hal yang bersifat
kontoversi, khususnya uji klinis yang kontroversial.
3) Tinjauan pustaka bukan buku ajar yang memerlukan pembahasan seluruh aspek
secara seimbang. Penekanan pertama dalam tinjauan pustaka adalah tinjauan
yang komprehensif terhadap aspek yang diteliti dengan penekanan khusus pada
hubungan antar variabel yang dipermasalahakan, serta variabel-variabel lain
yang mungkin berperan. Pengertian-pengertian dasar tetap perlu dikemukakan,
tetapi tidak seperti menulis buku ajar.
4) Seyogyanya menggunakan sumber pustaka yang terbaru (5 – 10 tahun terakhir),
agar informasi yang digunakan tidak kadaluarsa. Biasanya artikel asli dan
tinjauan pustaka dalam majalah ilmiah atau makalah dalam pertemuan ilmiah.
5) Pada pemaparan rujukan yang diambil dari penelitian lain, perlu disebutkan:
area yang diteliti, sampel dan tempat serta waktu penelitian.
6) Alur pikiran yang logis harus tetap terjaga, disamping bahasa yang taat azas,
tidak menggunakan kalimat yang terlalu panjang, kalimat yang tidak bersubyek
atau ejaan yang tidak taat azas. Begitupula dengan penulisan rujukan sangat
perlu diperhatikan dan harus taat azas.
7) Tinjauan pustaka bukan merupakan hasil copy – paste dari literatur yang
ditemukan melainkan hasil ramuan dari berbagai sumber informasi yang diramu
secara apik menggunakan bahasa peneliti sendiri sesuai kaidah bahasa Indonesia
yang baik dan benar. Hal ini termuat dalam surat pernyataan keaslian atau
originalitas dari skripsi Anda yg ditempeli materai Rp. 10.000 (Lampiran 4).
8) Kelalaian dalam menuliskan kutipan atau melakukan referensi dapat berakibat
pada pembatalan nilai skripsi, pemberian sanksi akademik maupun
pelaporan pada pihak yang berwajib!!!
9) Detail dari cara menulis referensi pada penelitian dapat dilihat pada BAB IV

dari panduan ini.

c. Kerangka Teori
Kerangka konsep bukan alur penelitian atau kerangka desain penelitian. Kerangka
konsep berasal dari ringkasan berbagai aspek teoritis (kerangka teori) yang telah
disajikan dalam tinjauan pustaka. Biasanya dibuat dalam bentuk diagram yang
menunjukkan jenis serta hubungan antar variabel yang diteliti dalam batas-batas
ruang lingkup penelitian. Kerangka konsep yang baik dapat memberikan informasi
yang jelas khususnya hipotesis penelitian dan bagaimana usaha mengatasi hipotesis
tandingan dalam suatu penelitian, serta mempermudah peneliti untuk memilih
disain penelitian. Diagram tidak menunjukkan populasi terjangkau, sampel,
randomisasi interverensi, dan urutan kronologis dari kegiatan penelitian.
Langkah-langkah membuat kerangka konsep:
1) Identifikasi dan klasifikasi variabel penelitian; variabel yang diteliti maupun
yang tidak diteliti, variabel utama dan klasifikasi variabel lainnya.
2) Uraikan konsep masing-masing hubungan variabel penelitian.
3) Kaitkan masalah penelitian dengan konsep yang telah diuraikan.
4) Buat beberapa diagram dan pilih diagram yang informatif dan efisien.
d. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara atas pertanyaan penelitian yang
telah diajukan yang didasarkan pada rujukan yang memadai, yang harus diuji
kesahihannya secara empiris melalui uji hipotesis (uji statika atau uji kemaknaan)
yang tepat. Dapat pula didefinisikan sebagai: “Penjelasan sementara yang diajukan
untuk menerangkan fenomena problematic atau persoalan penelitian yang
dihadapi” dari analisis-sintesis sumber-sumber yang diperlukan pada tinjauan
pustaka. Secara operasional dapat pula didefinisikan sevagai: “Suatu pernyataan
tentang hubungan (yang diharapkan) antara dua variabel atau lebih yang
memungkinkan untuk pembuktian secara empiris”.

Hipotesis dikembangkan dan dirumuskan dalam rangka menjawab permasalahan


penelitian dengan menggunakan berbagai informasi ilmiah yang cukup tersedia
dalam tinjauan pustaka yang dirangkum dalam suatu paket kerangka pemikiran
yang diolah secara analitik deduktif yang hasilnya dikenal sebagai landasan teoritis
bagi penyusunan hipotesis.

Untuk pengembangan landasan teoritis, ada 3 hal yang dapat dijadikan dasar oleh
peneliti, yaitu:
1) Teori yang mapan, yang berkaitan dengan permasalahan penelitian yang
dihadapi.
2) Fakta empiris atau informasi yang diketahui dari penelitian yang terdahulu.
3) Konsep atau teori imajinatif peneliti sendiri (asumsi), yang dimunculkan dalam
rangka melengkapi teori dan fakta empiris agar dapat menjawab permasalahan
penelitian yang dihadapi.

Ketiga hal di atas dirangkai secara logis dan sistematis oleh peneliti, sehingga
hipotesis yang diajukan “masuk akal” dan mempunyai dasar yang kuat. Untuk
pengembangan landasan teoritisnya ini, kemampuan analisis peneliti, termasuk di
dalamnya cara berpikir secara logis dan sistematis, baik yang diwujudkan secara
lisan maupun tulisan, merupakan hal yang amat membantu kemampuan
metodologis peneliti.
Petunjuk praktis yang sederhana untuk mengembangkan landasan teori adalah
sebagai berikut:
1) Identifikasi variabel-variabel dari rumusan permasalahan penelitian,
2) Cari informasi sedalam dan seluas mungkin dari teori dan fakta penelitian yang
telah ada, yang berkaitan dengan variabel-variabel diatas,
3) Hubungkan kenyataan yang ada dengan informasi tersebut, sehingga peneliti
dapat “mereka-reka” konsep atau hubungan imajinatifnya, sehingga antara
kenyataan, teori dan permasalahan terdapat juga hubungan yang jelas.

Apabila informasi ilmiah yang ada tidak cukup tersedia, misalnya permasalahan
penelitian menyangkut suatu hal yang sama sekali baru (baik dalam substansi
maupun dalam konteks kondisonalnya), maka tidak perlu peneliti mengembangkan
hipotesis. Misalnya, pada penelitian eksploratif atau deskriptif murni. Sebaliknya,
apabila cukup tersedia informasi ilmiah, maka peneliti perlu mengembangkan
hipotesis. Untuk itu peneliti dapat mempersiapkan suatu penelitian analitik,
misalnya berbagai model survey analitik. Survey deskriptif, reviu program,
penelitian sejarah, dan penelitian grounded tidak perlu hipotesis. Dalam penelitian
analitik, hipotesis merupakan suatu keharusan mutlak.

Dalam terminology metodologik dikenal beberapa macam hipotesis penelitian,


yaitu:
1) Hipotesis kerja,
2) Hipotesis nihil, dan
3) Hipotesis tandingan.
Hipotesis kerja (hipotesis penelitian, hipotesis alternative, H1), yaitu hipotesis
yang akan dibuktikan kebenarannya dengan penelitian yang akan dilakukan
Hipotesis ini mengekspresikan macam hubungan antar variabel, yang secara
klasik dirumuskan sebagai:
“Apabila …, maka …” atau
“Ada hubungan antara …. dengan ….” atau
“Ada perbedaan antara …. dengan …”.
Tidak disarankan untuk terlalu mengikuti formulasi hipotesis yang klasik
tersebut, karena rumusan hipotesis tergantung pada dua hal, yaitu: (1) rumusan
permasalahan yang dihadapi, dan (2) model kerangka teori yang dikembangkan
untuk menyusun hipotesis tersebut.

Dikenal dua jenis hipotesis kerja, yaitu hipotesis satu ekor (one tail), hubungan
yang sudah jelas arahnya dan dua ekor (two tail), hubungan yang belum jelas
arahnya. Misalnya: Norvask menurunkan tekanan darah penderiata hipertensi
(one tail): Norvask mempengaruhi tekanan darah penderita hipertensi(two tail).
Untuk dapat merumuskan hipotesis yang adekuat pada prinsipnya ada 2
pertimbangan, yaitu: (1) menyangkut substansi atau isi hipotesis itu sendiri; (2)
menyangkut fomulasinya. Adekuantitas substansi hipotesis ditentukan oleh
seberapa jauh dapat menjawab permasalahan penelitian yang diajukan, dan
seberapa lengkap informasi teoritis maupun fakta penelitian terdahulu
digunakan dalam mengembangkan landasan teori bagi penyusunan hipotesis
tersebut.
Kriteria formulasi atau rumusan hipotesis yang baik, antara lain:
1) Merupakan kalimat deklaratif, yang menjawab pertanyaan penelitian,
2) Mengekspresikan jenis hubungan antara dua variabel atau lebih,
3) Operasional (memungkinkan dilakukan pembuktian secara empiris), yaitu
keterukuran variabel (measurable) dan keterujian kolerasi (provable)
4) Berkaitan dengan teori yang sudah mapan atau hasil penelitian sebelumnya,
5) Mempunyai cakupan yang “cukupan”, tidak terlalu umum tau luas, juga tidak
terlalu sempit atau spesifik.

b. Metode Penelitian
Di bawah ini akan diuraikan komponen-komponen metode penelitian, sebagai
berikut:
1) Desain Penelitian
Merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan penelitian atau menguji
kesahihan hipotesis. Dikemukakan dengan satu kalimat desai penelitian apa
yang dipergunakan.
Desain penelitian dibagi menjadi 2 kelompok besar, termasuk dalam
penelitian keperawatan; yaitu: a) desain kualitatif, dan b) kuantitatif.
a) Penelitian kualitatif dapat dibagi: (1) pendekatan fenomologis, (2)
pendekatan etnografis, (3) pendekatan antropologis, (4) pendekatan historis,
dan (5) pendekatan Grounded Theory.
b) Penelitian kuantitatif dapat dibagi 2 desain utama; yaitu: (1) disain
eksperimental dan (2) disain non-eksperimental.
(1) Disain eksperimental merupakan desain yang umum digunakan dalam
ilmu pengetahuan alam atau ilmu dasar. Disain ini memungkinkan
peneliti untuk menegakkan hubungan sebab-akibat secara akurat dan
selanjutnya digunakan untuk meramalkan dan menjelaskan fenomena.
Disain ini ditandai oleh suatu perbandingan antara kelompok-kelompok
yang sama, manipulasi variabel bebas, pengukuran setiap variabel
terikat, penggunaan statistic inferensial, dan control ketat terhadap
variabel-variabel pengganggu.
Menurut Campbell & Stanley, disain penelitian eksperimental dapat
dibagi 4 kategori, yaitu: (1) Pre-experimental designs, (2) True
experimental design, (3) Quasi-experimental design, dan (4)
Correlational and ex post facto designs.

Pre-experimental design, dapt dibagi menjadi 3 bentuk desain: (1)


One-shot case study, (2) One-group pretest posttest design, dan (3)
Static group comparison design. True-eksperimental designs, dapat
dibagi menjadi 3 bentuk design: (1) Pretest-posttest control group
design, (2) Solomon four-group design, (3) Posttest-only control group
design. Quasi-experimental design, dapat dibagi 4 desain: (1)
Nonrandomized pretest-posttest contol group design, (2) Time-series
experimental design, (3) Control group, time series experimental
design, dan (4) Equivalent time-sampling design. Disain mana yang
dipilih sangat tergantung pada tujuan penelitian dan keterbatasan-
keterbatasan yang dihadapi pada saat penelitian ini dilaksanakan.

Dalam bidang epidemologi, sebagai suatu disiplin yang berhubungan


dengan masalah-masalah kesehatan, penyakit dan jejas di dalam
komunitas atau kelompok masyarakat, disain eksperimental
merupakan studi eksplanatoris yang menjelaskan hubungan sebab-
akibat dengan melakukan intervensi (pelakuan) pada subyek penelitian,
sehingga lebih dikenal sebagai studi intervensional dan dibedakan dari
studi observasional analitik sebagai salah satu studi eksplanatoris
dimana peneliti tidak melakukan intervensi pada subyek penelitian. Di
praktek klinik, studi eksperimental sering kali dilakukan, yaitu berupa
uji klinis untuk melihat efek terapeutik obat atau prosedur pengobatan.
Dilapangan, studi eksperimental sering dilakukan dalam bentuk trial
komunitas, misalnya penelitian pengaruh penyuluhan pembersihan air
tergenang di sekitar rumah terhadap insidens demam berdarah dengue
di suatu daerah. Dalam disain uji klinis dikenal uji klinis tersamar

ganda (double blind clinical trial) dan uji klinis tersamar tunggal (one
blind clinical trial).
(2) Disain noneksperimental biasanya berorientasi pada waktu sekarang
ini, yakni menggambarkan apa yang ada pada suatu waktu tertentu.
Variabel-variabel tidak dengan sengaja dimanipulasi, dan keadaan
tidak dikontrol. Peneliti tidak melakukan intervensi pada subyek
penelitian. Observasi-observasi ditampilkan dengan angka-angka yang
dapat dianalisis secara statistic. Data biasanya dikumpulkan melalui
penggunaan suatu kuisioner, wawancara, observasi, penelusuran
literature atau teknik insiden kritis. Dalam bidang epidemiologi, untuk
studi eksplanatoris dikenal beberapa bentuk disain, yaitu : (a) studi
potong-melintang (cross sectional study), (b) studi kohort (Cohort
study), dan (c) studi kasus-kontrol (Case-control study).
(3) Disain cross sectional, dapat digunakan untuk studi deskriptif
maupun untuk studi eksplanatoris. Untuk studi deskriptif, hana
digunakan untuk mendeskripsi fenomena yang ditemukan, baik yang
berupa faktor risiko maupun efek atau hasil. Fenomena hasil penelitian
disajikan secara apa adanya, peneliti tidak mencoba menganalisis
bagaimana dan mengapa fenomena tersebut dapat terjadi, tidak perlu
hipotesis dan tidak dilakukan analisis statistic mengenai hubungan
antara variable; misalnya studi prevalens (prevalence study).
Sebaliknya, untuk studi eksplanatoris (penelitian analitik), peneliti
mencoba mencari hubungan antar variable. Dilakukan analisis terhadap
data yang dikumpulkan untuk menguji hipotesis. Disini, variable bebas,
variable tergantung dan variable lainnya dinilai atau diukur pada saat
yang sama.

Disain kasus-kontrol (Case-control study) merupakan bagian dari


studi observasional analitik, yang menganalisis hubungan antara
variable. Sering pula disebut dengan nama lain, misalnya : case-
comparison study, case compeer study, case referent study atau
retrospective study. Dapat dibagi menjadi 2 bentuk, yaitu : studi kasus-
kontrol dengan matching dan tanpa matching. Pada desain ini,
penelitian dimulai dengan mengidentifikasikan subyek dengan efek
(kelompok kasus), dan mencari subyek yang tidak mengalami efek
(kelompok kontrol). Selanjutnya, faktor risiko yang diteliti ditelusuri
secara retrospektif pada kedua kelompok. Dalam urutan kekuatan
hubungan sebab-akibat, desain kasus-kontrol berada di bawah desain
ekspermental dan studi kohort, akan tetapi lebih kuat daripada studi
cross sectional, karena pada studi kasus-kontrol mempunyai dimensi
waktu (sebab dan akibat mencoba diukur/dinilai pada saat yang
berbeda), sedangkan pada studi cross sectional tidak mempunyai
dimensi waktu.
(5) Desain studi kohort (Cohort Study) merupakan bagian dari studi
observasional analitik, yang menganalisis hubungan antara variable. Pada
disain ini, digunakan pendekatan waktu secara longitudinal atau time
period approach, kausa (sebab) dan faktor resiko diidentifikasi terlebih
dahulu, kemudian subyek diikuti sampai periode waktu tertentu untuk
melihat terjadinya efek (akibat) atau penyakit yang diteliti. Dapat dibagi
menjadi 4 bentuk, yaitu : Studi kohort prosfektif dengan pembanding
internal, studi kohort prosfektif dengan kelompok pembanding eksternal
(studi kohort ganda), studi kohort retrosfektif, dan nested case control
study.

Contoh 1 :
Penelitian ini merupakan studi kasus-kontrol untuk menilai peran gen
ACE terhadap terjadinya hipertropi ventrikel pada penderita hipertensi.

Contoh 2 :

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan disain uji


klinis acak buta ganda untuk mengetahui pengaruh penambahan kapsul
ekstrak bawang putih pada pengobatan standar penderita preeklampsia.

Tidak jarang dalam satu penelitian diperlukan 2 atau lebih disain; untuk
itu diperlukan penjelasan disain apa yang digunakan pada setiap
bagian.

Contoh 1 :

Penelitian ini dibagi menjadi 2 bagian. Bagian pertama merupakan


studi cross sectional untuk menentukan prevalens miokarditis pada
pasien demam tifoid. Bagian kedua merupakan suatu uji klinis acak
tersamar ganda untuk mengetahui manfaat obat X dalam pengobatan
miokarditis pada pasien anak dengan demam tifoid.

Contoh 2 :

Penelitian ini merupakan studi cross sectional untuk mengetahui


prevalensi kejang demam di masyarakat desa, dilanjutkan dengan studi
kohort untuk menemukan faktor risiko terjadinya epilepsy pada
penderita tersebut.

2) Tempat dan Waktu Penelitian


Disebutkan rencana tempat dan waktu penelitian secara detail.Pada Laporan
hasil bahsa rencana menjadi bahasa yang sudah operasional

3) Populasi Penelitian dan Sampel


(a) Populasi adalah sekelompok subyek atau data dengan karakteristik tertentu.
Populasi penelitian dibagi menjadi 2, yaitu : (1) populasi target (target
population), dan (2) populasi terjangkau (accessible population, source
population).
Populasi target dibatasi dengan karakteristik klinis dan demografi, sedangkan
populasi terjangkau merupakan bagian dari populasi target yang dibatasi lagi
oleh tempat dan waktu.

Contoh :

Populasi target : semua penderita morbili dengan ensefalopati yang berusia


kurang 2 tahun.

Populasi terjangkau : semua penderita morbili dengan ensefalopati yang berusia


kurang 2 tahun, yang berobat di RS dalam tahun 2011 – 2012.

b) Sampel dan Cara Pemilihan Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil dengan cara tertentu. Data
yang diperoleh dari suatu penelitian adalah hasil pengukuran atau observasi
yang diperoleh dari sampel suatu populasi. Dalam usulan penelitian cara
pemilihan sampel penelitian harus ditegaskan secara eksplisit.

Dikenal beberapa cara pemilihan sampel, antara lain :

(1) Probability sampling :


Setiap subyek dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk
terpilih atau tidak terpilih menjadi sampel. Dikenal berbagai jenis probability
sampling, antara lain : (a) simple random sampling; (b) systematic random
sampling; (c) stratified random sampling; (d) cluster sampling; dan (e)
multistage sampling.
(2) Non-probability sampling :
Subyek diambil dari populasi tidak berdasarkan adanya peluang yang sama.
Dikenal berbagai jenis non probability sampling, antara lain : (a) consecutive
sampling; (b) convenience sampling; (c) judgmental sampling; (d) purposive
sampling; (e) quota sampling; dan (f) accidental sampling.

c) Estimasi Besar Sampel

Setiap usulan penelitian harus mencantumkan perkiraan besar sampel (bukan


jumlah sampel) minimal yang diperlukan. Rumus perkiraan besar sampel dan
perhitungannya sebaiknya disertakan.

d) Kriteria Inklusi dan Ekslusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian pada populasi


target dan populasi terjangkau. Kriteria ini harus relevan dengan masalah
penelitian. Kriteria eksklusi adalah kriteria untuk mengeluarkan subyek yang
telah memenuhi kriteria inklusi karena berbagai sebab, antara lain : (a)
terdapat suatu keadaan atau penyakit lain yang dapat mengganggu
pengukuran maupun interpretasi; (b) terdapat suatu keadaan yang
mengganggu kemampulaksanaan; (c) hambatan etis; dan (d) subyek menolak
berpartisipasi.

4) Izin Subyek Penelitian

Semua penelitian dengan subyek manusia, baru dapat dilakukan apabila telah
diperoleh persetujuan subyek atau orang orang-orang yang bertanggungjawab
atas responden. Formulir persetujuan disertakan pada lampiran skripsi di bagian
akhir.

5) Cara Kerja

Beberapa hal yang perlu dijelaskan pada cara kerja penelitian, antara lain : (a)
alokasi subyek; (b) pengukuran dan intervensi; dan (c) criteria penghentian
penelitian.

Pada setiap penelitian harus disebutkan secara jelas subyek mana yang menjadi
kelompok yang diteliti dan subyek mana yang menjadi kelompok kontrol (bila
ada). Pada penelitian observasional (non-eksperimental) peneliti tidak
mengalokasi subyek terpajan dan yabg tidak terpajan, melainkan hanya
mengobservasi pajanan yang terjadi secara alamiah. Pada studi intervensional
(eksperimental) peneliti mengalokasikan subyek yang mendapat perlakuan dan
mana yang tidak dapat perlakuan. Cara alokasi tersebut harus disebutkan secara
eksplisit. Cara randomisasi (simple randomization, block randomization,
stratified randomization), atau bukan randomisasi, misalnya dengan matching.

6) Identifikasi dan Definisi Operasional


a) Identifikasi Variabel

Semua variable yang diteliti harus diidentifikasi, mana yang termasuk


variabel bebas, variabel tergantung, variabel perancu (confounding), variabel
antara, variabel moderator, variabel kendali (control) dan lain-lain.

Diagram kerangka konsep sangat membantu dalam mengidentifikasi


variable. Perlu diingat bahwa identifikasi variabel sangat tergantung pada
konteksnya. Suatu variabel dapat merupakan variabel bebas pada konteks
tertentu, dan menjadi variabel tergantung pada konteks yang lain. Identifikasi
variabel merupakan hal yang sangat penting yang menyangkut seluruh
bagian penelitian, terutama dalam pengelolaan data serta analisisnya.

b) Definisi Operasional Variabel

Semua konsep yang ada dalam penelitian harus dibuat batasan dalam istilah
yang operasional, agar tidak ada makna ganda. Harus didefinisikan dengan
tegas supaya kerancuan dalam pengukuran, analisis, serta kesimpulan dapat
dihindari.

7) Rencana Pengelolaan dan Analisis Data

Disebutkan secara ringkas bagaimana data yang terkumpul akan diolah,


dianalisis, dan disajikan. Sebutkan jenis analisis statistika yang akan
digunakan. Apabila terdapat beberapa set variabel yang akan dianalisis,
dirinci cara analisis yang akan digunakan untuk setiap set variabel tersebut.
Tentukan batas kemaknaan yang digunakan. Program computer yang
direncanakan dipakai juga perlu disebut.

c. Hasil Penelitian

1) Teknik Penulisan

Hasil merupakan bagian sentral pada laporan penelitian. Ia biasanya disajikan


dalam bentuk narasi yang dapat diperjelas dengan tabel atau gambar.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :

a) Dalam mengemukakan hasil tidak perlu diberikan ulasan atau komentar dan
lain-lain. Agar terdapat alur pemikiran yang mudah diikuti, diperlukan
kalimat pengantar.
b) Tidak perlu mengulang dalam naskah hal yang telah disajikan dalam tabel
atau gambar, kecuali menyebut sebagian diantaranya untuk memberi
penekanan, misalnya yang paling menonjol, controversial, dan lain-lain.

2) Bagian Deskriptif

Meskipun yang dilaporkan merupakan penelitian analitik, akan tetapi laporan


tentang hasil penelitian selalu didahului dengan penyajian deskriptif tentang
pasien yang diteliti. Oleh karena itu Tabel 1 pada makalah hasil penelitian
berisi deskripsi pasien dengan variabel-variabelnya. Variabel yang diteliti
dijelaskan paling rinci. Biasanya deskripsi tersebut mencakup jenis kelamin,
umur, dan variabel lain yang relevan dengan penelitian. Rincian dapat
diperjelas dengan tabel, grafik, atau gambar.

Bila penelitian merupakan perbandingan, misalnya uji klinis, akan sangat


bermanfaat bila dilakukan tabulasi variabel sebelum terapi antara kelompok
yang diperbandingkan, apakah kedua kelompok memang benar sebanding.
Hal ini tetap dianjurkan walaupun telah dilakukan randomisasi, sebab
randomisasi tidak menjamin kedua kelompok mempunyai karakteristik yang
sama, khususnya bila jumlah subyek terbatas. Dalam perbandingan tesebut
tidak perlu mencantumkan nilai uji hipotesis (nilai p); dengan menyajikan
secara deskriptif umumnya pembaca tahu apakah ada keseimbangan yang
serius antara kedua kelompok. Dalam keadaan ini, perhitungan nilai p untuk
membuktikan bahwa antara kedua kelompok tidak terdapat perbedaan
bermakna adalah berlebihan, bahkan mungkin keliru. Sebab, perhitungan
nilai p harus selalu mempertimbangkan nilai serta besar sampel. Bila yang
dianalisis adalah subgroup, dengan yang besar (tetapi tidak dihitung),
maka nilai p > 0,05 tidak berarti apa-apa.

3) Bagian Analitik
Bagian analitik pada hasil penelitian dikemukakan dengan urutan yang logis.
Analisis bersifat lebih umum dikemukakan terlebih dahulu, disusul dengan
analisis yang lebih rinci.

4). Cara Penulisan Bilangan

Penulisan bilangan perlu diperhatikan, mengingat bilangan selalu dipakai untuk


menyatakan ukuran, dan hasil penelitian tersebut dinyatakan dalam bilangan.

Berikut ini akan dikemukakan beberapa patokan yang lazim, antara lain :

a) Bilangan yang terdiri dari satu digit (angka 9 atau kurang) yang tidak diikuti
oleh satuan (unit) dapat ditulis dengan huruf.
b) Bilangan satu digit yang diikuti dengan satuan (unit) ditulis dengan angka.

c) Bilangan yang terdiri dari 2 digit atau lebih ditulis dengan angka.
d) Bilangan pada awal kalimat tidak ditulis dengan angka, tetapi dengan huruf.

5). Statistik

a) Ketepatan Numerik

Ketepatan numerik yang terlalu rinci (misalnya 27,334%; 2560,346 gram)


tidak menambah informasi, tidak menambah nilai makalah, bahkan mungkin
dapat menyebabkan makalah menjadi tidak nyaman dibaca. Hasil yang
diperoleh dari kalkulator atau computer biasanya perlu dibulatkan. Berikut
ini beberapa patokan pembulatan :

1. Dalam menyajikan nilai rerata, SD, dan statistic lainnya harus dilihat
ketepatan data aslinya. Nilai rerata hanya perlu diberi satu decimal
lebih dari data aslinya.
2. Standard deviation (SD) dan standard error (SE) ditulis dengan satu
atau dua desimal lebih dari nilai asli.
3. Nilai t, x2 dan r hanya memerlukan dua desimal.
4. Untuk menulis persentase, jarang diperlukan lebih dari satu desimal,
kecuali bila jumlah subyek sangat besar. Bila jumlah subyek sangat
kecil, maka penulisan persen tidak diperkenankan, cukup dituliskan
angka yang diobservasi. Tidak ada kesepakatan berapa penyebut
minimal agar sesuatu fraksi dapat dinyatakan dalam persen, namun
penyebut di atas 100 pasti layak, dan di bawah 20 pasti tidak layak.
Sebagian mengambil jalan tengah, yakni penyebut minimal adalah 40
– 50.
• Nilai p

Nilai p seringkali diperlukan dalam penulisan hasil penelitian.

1. Notasi p ditulis dengan huruf kecil miring.


2. Dalam menyajikan hasil uji hipotesis hendaknya dicantumkan nilai uji
statistiknya (missal t, x2), bukan hanya p saja.
3. Karena sudah menggunakan computer hendaknya mencantumkan nilai p
berdasarkan hasil perhitungan, bukan p < 0,05 atau p < 0,01 tetapi bila
kecil dari 0,0001 tidak perlu ditulis angkanya, cukup p < 0,0001.
4. Nilai p yang sudah tercantum dalam table tidak perlu diulang dalam
naskah.
e) Penulisan SD (Standard Deviation) dan SE (Standard Error)

Hindari penulisan SD atau SE menggunakan tanda ±, khususnya bila


berhubungan dengan nilai negatif. Sebaiknya menggunakan cara menambah
nilai rerata dengan SD atau SE dalam tanda ( ). Contoh : Nilai rerata berat
lahir bayi = 3108 (SD 285) gram.

f) Penulisan Interval Kepercayaan (Confidence Intervals)

Dewasa ini penyertaan nilai interval kepercayaan banyak dianjurkan, bahkan


disyaratkan, selain nilai p. jangan dituliskan dengan cara menggunakan tanda
±. Sebaiknya seperti contoh berikut ini :

Contoh :

Nilai reratanya adalah 8 mg/dl (interval kepercayaan 95% 6; 10).

g) Tabel

Tabel diperlukan di semua bagian, namun yang paling sering adalah pada
Bab Hasil. Dalam penggunaan table ini perlu dipertimbangkan beberapa hal,
sebagai berikut :

1. Tabel hendaknya dibatasi untuk yang penting saja. Sebagai patokan


kasar yang sering dianggap layak adalah 1 tabel untuk tiap 1000 kata.
2. Tabel (juga gambar) dimaksudkan untuk memperjelas presentasi. Bila
data dapat disajikan dalam kalimat dengan singkat dan jelas, tidak perlu
dibuat tabel.
3. Tabel yang sangat rumit sering tidak memperjelas penyajian. Upayakan
untuk memecahnya menjadi dua tabel atau lebih.
4. Jangan menulis lengkap hasil yang telah disajikan dalam tabel. Cukup
dikutip hasil yang penting sebagai pengantar.

h) Teknik Penulisan tabel

1. Judul tabel diletakkan ditengah (center), ukuran 10, ditulis dengan huruf
kecil, tiap awal kata dimulai dengan huruf kapital.

2. Hilangkan garis vertikal dan garis horizontal dalam tabel.

3. Catatan kaki dituliskan di bawah tabel sebelah kiri, dengan tanda


seperlunya. Jika menyebutkan sumber data, cantumkan jenis data, bulan
dan tahun pengambilan data. Bila ada singkatan dalam tabel,
kepanjangan singkatan harus diberikan dalam catatan-kaki, walaupun
dalam naskah sudah dijelaskan.

i) Ilustrasi

Sama halnya dengan tabel, ilustrasi juga seringkali dibatasi oleh editor
Cropping, tanda-tanda, singkatan dan legenda gambar harus benar-benar
diperhatikan. Jangan sampai ada ketidaksesuaian antara naskah dengan
gambar, sehingga ilustasi yang seharusnya memperjelas naskah bahkan
membuat pembaca menjadi bingung.

d. Diskusi (Pembahasan)
Dalam tahap ini peneliti mengemukakan atau menganalisis secara mendalam
makna penemuan penelitian yang telah dinyatakan dalam tahap hasil dan
menghubungkannya dengan pertanyaan penelitian. Tidak hanya sekedar
memindahkan data yg ada pada hasil!!!! Peneliti menjelaskan apa saja hasil
temuannya dilapangan yg dijabarkan secara detail dan runut lalu dibandingkan
dengan temuan-temuan peneliti-peneliti sebelumnya. Apakah memperkuat,
berlawanan, atau sama sekali baru. Tiap pernyataan harus dijelaskan dan didukung
oleh literatur yang memadai.

e. Keterbatasan Penelitian
Dalam pembahasan ini perlu pula dikemukakan juga keterbatasan penelitian, baik
dalam disain maupun dalam eksekusinya. Tidak jarang disain suatu penelitian
secara inheren mengandung kelemahan, dan pelaksanaan penelitian tidak selalu

sesuai dengan dengan yang direncanakan, misalnya banyak data yang tidak
lengkap karena kehilangan jejak. Hal-hal tersebut harus dinyatakan dan dibahas
dampaknya terhadap hasil. Peneliti harus jujur bila dia mengetahui terdapat
kelemahan dalam penelitiannya, dia harus menyebut dan membahasnya, bukan
membicarakan dengan harapan orang lain tidak melihatnya.

Dalam pembahasan hendaknya penulis secara wajar menunjukkan makna hasil


penelitiannya. Perlu dihindari penggunaan kalimat yang menunjukkan seolah-olah
penemuan penelitiannya sangat luar biasa dengan menggunakan kalimat, misalnya:
- “Data kami dengan meyakinkan menunjukkan bahwa …, atau”.
- “Hasil yang kami peroleh telah dengan amat jelas ….”
- “Keraguan tersebut terhapus oleh data kami….”
Pada pihak lain, juga jangan menulis pembahasan yang mengesankan bahwa
peneliti ragu akan datanya sendiri, misalnya dengan kalimat:
- “Bila data kami sahih….”
- “Data kami yang tidak biasa ini, mungkin…”
h. Simpulan dan Saran

Pada akhir karangan harus dinyatakan simpulan yang diperoleh dari penelitian
tersebut, dan relevansinya dengan ilmu pengetahuan, praktek serta manfaatnya
untuk penelitian yang akan datang. Simpulan penelitian merupakan sintesis dari
keseluruhan aspek penelitian yang terdiri dari masalah, kerangka teoritis (kerangka
konsep), hipotesis, metode dan penemuan penelitian. Seintesis ini membuahkan
simpulan yang ditopang oleh suatu kajian yang bersifat terpadu dengan meletakkan
berbagai aspek penelitian dalam presfektif yang menyeluruh. Oleh karena itu,
biasanya diuraikan kembali secara ringkas pernyataan-pernyataan pokok dari aspek
tersebut di atas dengan meletakkan dalam kerangka yang mengarah ke simpulan.
Dalam mengkaji simpulan penelitian, disebabkan sifatnya yang terpadu dan
menyeluruh, maka seorang penelitimeninggalkan perannya sebagai ilmuwan dan
beralih menjadi seorang filsuf. Hal ini berarti bahwa seorang peneliti harus mampu
menarik simpulan yang utuh dari data yang bersifat terpisah dengan tidak
meninggalkan sifat keilmuan. Persyaratan ini patut diingat karena sering ditemukan
bahwa seorang peneliti menarik simpulan yang berada di luar batas
kewenangan

lingkup penelitian serta simpulan analisis data yang dikumpulkan. Simpulan ini
semestinya telah dibahas dengan hasil penelitian lain dan pengetahuan yang relevan.

Berdasarkan analisis tersebut di atas, maka seorang peneliti dapat melihat berbagai
implikasi yang ditimbulkan oleh simpulan penelitian. Implikasi ini umumnya bias
berupa pengembangan ilmu, kegunaan terapan yang bersifat praktis dan
penyususnan kebiijaksanaan. Hal ini kemudian dijabarkan dalam serangkaian
tindakan yang berupa saran-saran.
Dalam prakteknya, kesalahan yang sering dilakukan, antara lain:
1). Pembahasan hanya merupakan pengulangan apa yang telah dikemukakan
dalam bab hasil. Hal ini tidak tepat; tidak perlu mengulang hal yang
telah disajikan dalam hasil.
2). Tidak dilakukan pembahasan secara adekuat tentang apa yang ditemukan
pada hasil. Hal ini sangat disayangkan karena data tetap dibiarkan
sebagai data, tidak dihubungkan dengan ilmu yang sudah ada.
3). Simpulan yang tidak didukung oleh data. Meskipun pengarang diberi
hak yang seluas-luasnya untuk mengajukan pendapat dalam
pembahasan, namun hal yang berupa simpulan harus yang benar-benar
didukung oleh data yang diperoleh dalam penelitian. Saran, usul atau
perkiraan dapat dikemukakan, namun bukan sebagai simpulan. Apabila
cukup alasan untuk menganjurkan pembaca agar melakukan atau tidak
melakukan sesuatu, maka penelitian harus mengemukakannya dengan
wajar. Bila masih terdapat hal-hal yang controversial, maka dapat
diusulkan untuk dilakukan penelitian lanjutan.
Kemampuan peneliti untuk menyatakan makna penemuannya tidak
kalah pentingnya dengan kemampuannya merancang dan melaksanakan
penelitian.

D. URAIAN BAGIAN AKHIR


1. Daftar Pustaka
Penulisan daftar pustaka dilakukan dengan cermat, sesuai dengan system referensi
APA (American Psychology Association). Kesesuaian antara kutipan dalam naskah
dengan daftar pustaka, mutlak adanya. Semua literature yang tercantum baik pada
penadhuluan, tinjauan pustaka, maupun pembahasan, harus dituliskan pada daftar
pustaka. Kadang-kadang penulis mengemukakan 16 kutipan di dalam naskah proposal
atau skripsi, namun di daftar pustaka hanya ada 7; atau sebaliknya, kutipan dalam
naskah hanya 8 di dalam daftar pustaka ada 23. Hindari praktek seperti ini karena
akan mempengaruhi penilaian skripsi.

Daftar pustaka tidak hanya yang bersangkutan dengan substansi yang diteliti,
melainkan juga dapat metodologi dan teknik statistika yang dipergunakan. Lebih
lanjut mengenai cara penulisan atau sistem referensi APA yg digunakan, dapat dilihat
pada BAB IV dari buku panduan ini.
3. Lampiran
Data dasar, rumus sampel dan perhitungannya, rumus statistika, tabel prosedur dan
lain-lain yang relevan dapat disertakan. Daftar nama repsonden, baik inisial maupun
nomor rekam medis, alamat jelas atau identitas lain yang dapat memberi informasi ttg
siapa sebenarnya responden tidak boleh dituliskan!!!

E. PENCETAKAN DAN PENJILIDAN


1. Kertas dan bidang pengetikan
Naskah skripsi dibuat diatas kertas HVS putih, ukuran A4 (21,0 cm x 29,7 cm), atau
kuarto (21 cm x 28 cm), dengan berat minimal 80 gram.
Bidang pengetikan berjarak 4 cm dari tepi atas kertas, 4 cm dari tepi kiri, 3 cm tepi
kanan, dan 3 cm dari tepi bawah kertas. Setiap halaman hendaknya tidak berisi lebih
dari 26 baris (untuk teks dengan spasi ganda). Sebuah paragraph hendaknya tidak
dimulai pada halaman yang hanya memuat kurang dari tiga baris. Hendaknya dicetak
dengan printer deskjet, inkjet atau laser.

2. Jenis huruf
Hendaknya diketik dengan komputer, menggunakan program Windows, dengan jenis
huruf (font) Times New Roman. Jenis huruf ini disebut huruf proporsional, karena
jarak antar huruf tergantung pada besar kecilnya huruf tersebut.

3. Ukuran huruf
Judul bab, judul sub bab, teks induk, abstrak, lampiran, daftar rujukan menggunakan
ukuran huruf 12 point.

Kutipan blok, abstrak makalah dan artikel, judul tabel, judul bagan/gambar, teks tabel,
teks bagan/gambar, catatan akhir, catatan kaki, indeks, header, footer menggunakan
ukuran huruf 10 point.

4. Model huruf
Penggunaan huruf normal, miring (italic) tebal (bold) dan garis bawah (underline)
sebagai berikut:
a) Normal
Teks induk, abstrak, kata-kata kunci, tabel, gambar, bagan, catatan, lampiran.
b) Miring
Kata non Indonesia (bahasa asing atau bahasa daerah). Istilah yang belum lazim.
Bagian penting (untuk bagian penting tidak boleh digunakan bold-normal, tetapi
boleh italic-bold). Contoh yang disajikan pada teks utama. Judul subbab
peringkat 4 pada alternative 1. Judul buku, jurnal, majalah dan surat kabar dalam
teks utama dalam daftar rujukan.
c) Tebal
Judul bab, judul subbab (heading). Bagian penting dari suatu contoh dicetak
bold-italic.
d) Garis bawah
Garis bawah tidak boleh dipergunakan, kecuali dalam hal-hal yang amat khusus.
Garis bawah dipergunakan untuk teks yang dicetak dengan huruf mesin ketik.
Pada teks yang dicetak dengan Times New Roman, garis bawah diganti dengan
huruf miring (italic).

5. Spasi
a. Antarbaris. Dicetak dengan spasi 2 (ganda), kecuali keterangan gambar, grafik,
lampiran, tabel, dan daftar rujukan dicetak dengan spasi tunggal. Judul bab dicetak
turun 4 spasi dari garis tepi atas bidang ketikan. Jarak antara akhir judul bab dan
awal teks adalah 4 spasi. Jarak antara akhir teks dengan subjudul 3 spasi dan jarak
antara subjudul dengan awal teks berikutnya 2 spasi. Jarak antara paragraf sama
dengan jarak antarabaris, yaitu 2 spasi. Jarak antara satu macam bahan pustaka
dengan bahan pustaka lain dalam daftar rujukan menggunakan spasi ganda (2
spasi).
b. Antarkata. Spasi antara dua kata tidak boleh terlalu renggang. Spasi yang
dibolehkan maksimal sama dengan satu huruf. Tepi kanan boleh rata (full
justification) atau tidak rata. Jika tepi kanan rata harap diupayakan spasi antarkata
cukup rapat. Agar spasi antar kata cukup rapat, kata yang terletak di pinggir jika
perlu diputus menurut suku katanya (fasilitas hypernation diaktifkan: on)
mengikuti kaidah bahasa Indonesia yang baku.
6. Tanda pisah dan built
Tanda pisah (dash) dalam huruf proporsional (seperti Times New Roman) dinyatakan
dengan satu garis panjang (_). Tanda pisah hendaknya rapat (tidak diberi spasi)
dengan kata yang mendahului dan megikutinya.
Tanda butir nonhierarkis dengan garis pendek (-) tidak boleh digunakan, dan
hendaknya dinyatakan dengan tanda built (berbentuk bulat atau persegi).
Contoh:
Hal-hal berikut yang perlu diperhatikan dalam memilih kertas untuk tugas akhir:
• Jenis
• Ukuran
• Bobot
Bukan (X)
- Jenis
- Ukuran
- Bobot

7. Paragraf dan penomoran


Awal paragraf dimulai 1,2 cm dari tepi kiri bidang pengetikan. Sesudah tanda baca
titik, titik dua, titik koma, dan koma, hendaknya diberi satu ketukan kosong.
Lambang-lambang huruf Yunani dan yang tidak dapat ditulis dengan computer
hendaknya ditulis dengan tangan secara rapi dengan tinta hitam. Bilangan
hendaknya ditulis dengan angka, kecuali pada permulaan kalimat.
Nomor halaman ditulis dengan angka Arab di kanan bawah (1, 2, 3 4,. dst).
Nomor halaman untuk lampiran ditulis dengan menggunakan angka Arab, di sudut
kanan bawah, melanjutkan nomor halaman sebelumnya.

8. Penjilitan
Penjilidan tugas akhir menggunakan karton tebal (hard cover). Pada punggung tugas
akhir hendaknya dimuat nama penulis dan judul. Dijilid sebanyak 3 eksemplar (satu
untuk perpustakaan, lahan penelitian, dan untuk arsip penulis).
Halaman sampul harus dicetak dengan tinta hitam di atas kertas berwarna
orange.

F. BAHASA DAN TANDA BACA


1. Penggunaan Bahasa
Hendaknya menggunakan bahasa yang jelas, tepat, formal, dan lugas. Kejelasan dan
ketepatan isi dapat diwujudkan dengan menggunakan kata dan istilah yang jelas dan
tepat, kalimat yang tidak berbilit-belit, dan struktur paragraf yang runtut.
Kelugasan dan keformalan gaya bahasa diwujudkan dengan menggunakan kalimat
pasif, kata-kata yang tidak emotif, dan tidak berbunga-bunga. Hindarilah
penggunaan seperti saya atau kami atau kita. Jika terpaksa menyebutkan kegiatan
yang dilakukan oleh penulis sendiri, istilah yang dipakai bukan kami, atau saya,
melainkan penulis atau peneliti. Namun, istilah penulis atau peneliti seyogyanya
digunakan sedikit mungkin.
2. Penulisan Tanda Baca
Penulisan tanda baca, kata, dan huruf mengikuti Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan, Pedoman Pembentukan Istilah, dan Kamus
(keputusan Mendikbud, Nomor 0543a/487, tanggal 9 September 1987).
Beberapa kaidah berikut ini perlu diperhatikan:

1. Titik (.), koma (,) titik dua (:), tanda seru (!), tanda tanya (?), dan tanda persen
(%) diketik rapat dengan huruf yang mendahuluinya.
2. Tanda kutip (“….”) dan tanda kurung ( ) diketik rapat dengan huruf dari kata
atau frasa yang diapit.
3. Tanda hubung (-), tanda pisah ( ), dan garis miring (/) diketik rapat dengan
huruf yang mendahului dan mengikutinya.
4. Tanda sama dengan (=), lebih besar (>), lebih kecil (<), tambah (+), kurang (-),
kali (x), dan bagi (:) diketik dengan spasi satu ketukan sebelum dan sesudahnya.
5. Tanda bagi (:) yang dipakai untuk memisahkan tahun penerbitan dengan nomor
halaman pada rujukan diketik rapat dengan angka yang mendahului dan
mengikutinya.

G. PENULISAN TABEL DAN GAMBAR


1. Penulisan Tabel
Penggunaan tabel dapat dipandang sebagai salah satu cara yang sistematis untuk
menyajikan data statistic dalam kolom-kolom dan jalur-jalur, sesuai dengan
klasifikasi masalah. Dengan menggunakan tabel, pembaca akan dapat
memahami dan menafsirkan data secara cepat, dan mencari hubungan-
hubungannya.

Tabel yang baik seharusnya sederhana dan dipusatkan pada beberapa ide.
Memasukkan terlalu banyak data dalam suatu tabel dapat mengurangi nilai
penyajian tabel. Lebih baik menggunakan banyak tabel daripada menggunakan
sedukit tabel yang isinya terlalu padat. Tabel yang baik hasur dapat
menyampaikan ide dan hubungannya secara efektif.

Jika suatu tabel cukup besar (lebih dari setengah halaman), maka tabel hasrus
ditempatkan di halaman tersendiri; dan jika tabell cukup pendek (kurang dari
setengah halaman) sebaiknya diintegrasikan dengan jelas.
Tabel harus diberi identitas (berupa nomor dan nama tabel) dan ditempatkan di
atas tabel. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah perujukan. Bila tabel lebih
dari satu halaman, maka bagian dari kepala tabel (termasuk teksnya) harus
diulang pada halaman berikutnya, tuliskan Lanjutan Tabel … pada tepi kiri, tiga
spasi dari garis horizontal teratas tabel. Hanya huruf pertama kata tabel ditulis
dengan menggunakan huruf besar. Kata “Tabel” ditulis di pinggir, diikuti nomor

dan judul tabel. Judul tabel ditulis dengan huruf besar pada huruf pertama setiap
kata kecuali kata penghubung. Jika judul tabel lebih dari satu baris, baris kedua
dan seterusnya ditulis sejajar dengan huruf awal judul dengan jarak satu spasi.
Judul tabel yanpa diakhiri tanda titik. Berilah jarak 3 spasi antara teks sebelum
tabel dan teks sesudah tabel. Nomor tabel ditulis dengan angka Arab sebagai
identitas tabel.

2. Penyajian Gambar
Istilah gambar mengacu pada foto, grafik, chart, peta, sket, diagram, bagan, dan
gambar lainnya. Gambar dapat menyajikan dalam bentuk-bentuk visual yang
dapat dengan mudah dipahami. Gambar tidak harus dimaksudkan untuk
membangun deskripsi, tetapi dimaksudkan untuk menekankan hubungan
tertentu yang signifikan. Gambar juga dapat digunakan untuk menyajikan data
statistic berbentuk grafik.

Beberapa pedoman penggunaan gambar dapat dikemukakan sebagai berikut:


a. Judul gambar di tempatkan di bawah gambar, bukan di atasnya.
b. Gambar harus sederhana untuk dapat menyajikan ide dengan jelas dan dapat
dipahami tanpa harus disertai penjelasan tekstual.
c. Gambar harus digunakan dengan hemat. Terlalu banyak gambar dapat
mengurangi nilai penyajian data.
d. Gambar yang mengisi tempat lebih dari setengah halaman harus ditempatkan
pada halaman tersendiri.
e. Penyebutan adanya gambar seharusnya mendahului gambar.
f. Gambar diacu dengan menggunakan angka, bukan dengan menggunakan
kata gambar di atas atau gambar di bawah.
g. Gambar dinomori dengan menggunakan angka Arab seperti pada penomoran
tabel.
BAB VII
CARA MENULIS REFERENSI DAN DAFTAR PUSTAKA

A. CARA MENULIS REFERENSI


Apa itu referensi?
Ketika anda mengerjakan tulisan akademik ditingkat universitas, anda diharapkan merujuk
penulis yang hasil kerjanya anda gunakan. Informasi yang diambil tersebut bisa dalam
bentuk kata-kata, kalimat, informasi, data, ide ataupun konsep. Setiap kali anda
melakukannya, sangat penting untuk mengidentifikasi hasil kerja orang lain tersebut dengan
cara mencantumkan referensi baik itu dalam konteks kalimat (in text citation) ataupun
dalam daftar pustaka (reference list). Hal inilah yang disebut referensi.

Mengapa harus mereferensi?


Referensi dilakukan untuk menghindari plagiarisme (pembajakan karya orang lain), untuk
mengecek keabsahan informasi yang ditampilkan dan memudahkan pembaca memfollow up
dan membaca argumentasi penulis dari sumber aslinya.

Prinsip umum penggunaan Sistem APA


Sistem referensi APA mensyaratkan and untuk mencantumkan referensi baik itu dalam
konteks kalimat (in-text reference) dan daftar pustaka (reference list) pada karya tulis anda.
Inti penggunaan sistem referensi APA adalah menuliskan nama penulis serta tahun
penulisan.

1. Rujukan dalam konteks kalimat (In text citation)


Dalam konteks ini anda diharuskan mencantumkan tiga jenis informasi tentang asal
sumber dalam tulisan akademik anda.

• Nama belakang atau nama keluarga penulis


• Tahun publikasi
• Nomor halaman (berlaku hanya untuk kutipan langsung!! Untuk kutipan
tidak langsung, tidak perlu mencantumkan nomor halaman).
2. Rujukan dalam daftar pustaka (list of references)
Pada bagian akhir tulisan anda, jangan lupa menyertakan daftar pustaka yang berisi
kumpulan informasi sumber-sumber yang sudah anda gunakan. Sumber ini terdiri
dari buku, jurnal artikel, surat kabar, majalah, film, bahan dari internet ataupun
sumber lain

yang infomasinya anda ambil untuk memperkaya tulisan akademik anda (lihat contoh
dibagian akhir).

Cara melakukan kutipan:


1. Melakukan kutipan tidak langsung (indirect quotation)
Mengutip dengan cara tidak langsung adalah cara yang paling dianjurkan untuk
digunakan. Jika anda membaca sebuah tulisan menarik dan anda ingin
mencantumkannya ke dalam tulisan anda, maka sebaiknya Anda rubah kalimat asli
penulis ke dalam bahasa Anda sendiri yang mudah dimengerti oleh pembaca tanpa
menghilangkan esensi dari kalimat asli. Dan jangan lupa untuk mencantumkan nama
penulis diikuti tahun penerbitan. Ini akan membuat Anda ”lebih aman” dari tuduhan
plagiarisme atau pembajakan hasil karya orang lain.

Contoh:

Jika tulisan asli penulis yang tercetak dalam buku adalah:

Florence Nightingale adalah peletak dasar munculnya gerakan keperawatan modern


(Smith, 2000).

Maka anda bisa merubah kalimat tersebut menjadi:

Smith (2000) dalam studi terbarunya menuliskan bahwa, peletak dasar gerakan
keperawatan modern adalah Florence Nightingale.

atau

Disebutkan dalam sebuah studi keperawatan terbaru (Smith, 2000), gerakan


keperawatan modern pertama kali dicetuskan oleh Florence Nightingale.

2. Melakukan kutipan langsung (direct quotation)


Kutipan langsung adalah anda mengcopy-paste (maksimum 40 kata saja!!!) apa
yang ditulis oleh penulis asli yang anda rasa sangat penting dimasukkan ke dalam
tulisan Anda. Untuk penulisan ilmiah, maksimal anda hanya boleh melakukannya
tidak lebih dari 5 kali kutipan langsung. Kalimat yang dikutip sama persis diberi
tanda satu kutip (”.......”) pada bagian awal dan akhir kutipan. Nama belakang
penulis, tahun publikasi serta nomor halaman harus dicantumkan.
Contoh:

”Program Studi Ilmu Keperawatan pertama kali dibuka pada tahun 1985 di
Universitas Indonesia”(FIK UI, 2002, p.3).

atau

”Indonesia adalah salah satu negara yang berhasil menjalankan program keluarga
berencana” (Hudson & Bolton, 1997, p. 9).

3. Merangkum secara keseluruhan isi sebuah karya tulis (hanya ide atau konsep)
Dalam hal ini anda tidak perlu mencantumkan nomor halaman karena Anda
menyimpulkan secara keseluruhan isi dari penulis tersebut.

Contoh:

Larsen dan Greene (2005) melakukan studi tentang efek polusi udara pada tiga kota
besar...

Teori relativitas dijabarkan secara gamblang oleh Einstein (1930) dalam bukunya
yang berjudul.......

4. Mengutip dari sebuah artikel dalam jurnal (baik jurnal cetak maupun online)
Jika anda melakukan kutipan secara langsung, maka harus tetap mencantumkan
nomor halaman.

Contoh:

(Malarangeng, 2004, p. 45)

Jika hanya ide secara keseluruhan saja, maka tidak perlu mencantumkan nomor
halaman.

Contoh:

(Malarangeng, 2004).

5. Jika merujuk lebih dari satu karya tulis dengan penulis berbeda tapi memiliki
ide yang sama.
Pisahkan nama penulis tersebut menggunakan tanda titik koma (;) atau
menggunakan kata dan. Nama penulis disusun menurut tahun.

Contoh:

(Anh 2001; Julia 2003; Dinosius 2007) atau

Anh (2001), Julia (2003) dan Dinosius (2007) ketiganya mendemosntrasikan


bahwa...

6. Jika penulis lebih dari satu orang:


Contoh:

(Kalla & Riyadi, 2006) atau

Kalla dan Riyadi (2006) mengemukakan sebuah teori tentang...

(Catatan: Nama penulis ditulis lengkap maksimal tiga orang penulis saja. Jika
lebih dari tiga orang penulis, maka gunakan hanya nama penulis pertama diikuti et
al.)

7. Jika penulis lebih dari tiga orang:


Gunakan nama penulis pertama diikuti et al. Yang berarti ‟dan kawan-kawan‟:

Contoh:

Brown et al. (2004) mengkritik hasil penelitian sebelumnya... atau

(Brown et al., 2004).

8. Jika satu penulis memiliki lebih dari satu karya tulis ditahun yang berbeda-
beda:
Susun kutipan menurut tahun dipublikasikan (terlama ke terbaru):

Contoh:

(Smith, 2001, 2002, 2003).

9. Jika ada dua penulis yang memiliki nama belakang sama dan tahun publikasi
yang sama:
Gunakan inisial nama pertama mereka untuk menunjukkan penulis yang berbeda:

Contoh:

Teori ini pertama kali dikembangkan di abad ini (Kalla, J, 2002) akan tetapi dalam
perkembangan selanjutnya ditolak dengan beberapa alasan mendasar (Kalla, Z,
2002).

10. Jika penulis mempublikasikan lebih dari satu karya tulis pada tahun yang
sama
Tambahkan huruf a, b, c, d setelah tahun publikasi.

Contoh:

Litteaur (2004a, 2004b, 2004c) melengkapi jumlah tulisan tentang jenis-jenis


karakter individu. Atau

Karakter individu dijelaskan Litteaur (2004a) dalam bukunya yang berjudul


Personality Plus. Oleh Litteaur (2004b) buku ini kemudian direvisi dan mengalami
perubahan secara signifikan terutama pada bagian karakter Sanguin. Tidak lama
berselang, terjadi lagi revisi pada buku ketiga Litteaur (2004c) yang menambahkan
kelemahan dari karakter Melankolik.

11. Jika tahun penerbitan tidak dicantumkan (no date)


Contoh:

Sebuah penelitian tentang biokimia molekuler oleh Bradford (n.d) menunjukkan


bahwa....
atau
Kurosaki (n.d., p. 14) berpendapat bahwa...
Catatan: Jika tidak terdapat tahun penerbitan, lebih baik dihindari sebagai sumber
referensi!!

12. Jika tidak ada nama penulis maupun nama organisasi yang bertanggungjawab
Diusahakan untuk mencari tahu nama penulis atau organsisasi yang bertanggung
jawab jika anda ingin menggunakan sumber referensi untuk mendukung tulisan
anda. Catatan: Jika Anda tidak dapat menemukan siapa yang bertanggungjawab
mengeluarkan informasi tersebut, ada baiknya Anda tidak menggunakannya sebagai
bahan referensi.

Contoh:

Marketing strategy (Anonymous, 1999).

13. Jika penulis juga sekaligus penerbit


Contoh:

Kemajemukan suatu bangsa bisa menjadi pemecah belah persatuan jika pemerintah
tidak mampu mengelola perbedaan tersebut (Universitas Hasanuddin, 2006).

14. Melakukan kutipan dari sumber kedua (secondary source)


Jika anda ingin mengutip sebuah ide dari seorang penulis, yang ternyata juga
mengutip ide tersebut dari penulis lain, maka ada baiknya anda mencari artikel dari
penulis asli. Namun, jika anda tidak bisa menemukan artikel asli, maka anda boleh
menggunakan sumber kedua yang mengutip pernyataan tersebut. Maka inilah yang
disebut sumber sekunder.

Contoh:

(Smith, dikutip dalam Bassett, 2007)

(Catatan: Smith adalah penulis asli, sedangkan Basset adalah penulis kedua yang
mengutip pernyataan Smith).

atau:

Penelitian yang dilakukan oleh Smith (dikutip dalam Basset, 2007) menemukan
bahwa...

15. Melakukan kutipan dari tabel maupun diagram


Ketika mengutip data dari diagram atau tabel, atau mengkopi keseluruhan isi table
maupun diagram, maka referensi harus tetap dibuat.

Referensi dalam bentuk konteks kalimat, harus mencantumkan nama penulis, tahun
dan halaman untuk mempermudah pembaca mengklarifikasi data anda.
Contoh:

(Smith, 2005, p.33).

Jika sumber data adalah bukan milik si penulis, maka itu berubah menjadi sumber
sekunder dan harus mengikuti kaidah berikut:

(United Nations, 1975, dikutip dalam Smith 2005, p.33)

16. Mengutip dari berita disurat kabar (media cetak)


Jika tidak ada nama penulis, cantumkan nama Surat Kabarnya, tahun publikasi
beserta nomor halamannya:

Contoh:
(Jawa Pos, 7 Maret 2008, p.8)
Jika ada nama penulisnya, maka kutip seperti halnya mengutip sebuah buku:
(Manggabarani, 2008).

17. Mengutip sumber dari CD-ROM


Cantumkan Judul Lengkap beserta tahun publikasi:

Contoh:

(Microsoft Encarta, 2005).

18. Mengutip dokumen dari sebuah website


In text citatation idealnya memiliki nomor halaman, tetapi dokumen dari internet
jarang memiliki nomor halaman. Oleh karena itu, maka informasi yang harus
dicantumkan adalah nama penulis atau nama organisasi yang bertanggung jawab
untuk website tersebut dan tahun dibuat/direvisi dari dokumen tersebut.

Contoh:

(Waskito, 2008).

atau

(World Health Organization, 2007) kutipan pertama

(WHO, 2007) kutipan berikutnya


(Catatan: Singkatan sebuah organisasi harus dicantumkan kepanjangannya secara
lengkap pada kutipan pertama, namun untuk kutipan kedua, ketiga dan seterusnya
cukup menuliskan singkatannya saja).

Jika nama penulis tidak ada, maka cantumkan URL website resmi saja (bukan
website lengkap):

Contoh:

(http://www.unhas.ac.id) atau (www.depkominfo.org.id)

Catatan: Sumber dari internet harus dipilah-pilah, tidak diperkenankan mengutip


dari sumber website pribadi ataupun blog pribadi seseorang yang tidak sahih karena
bukan merupakan bidang keilmuannya masing-masing. Website yang perlu dihindari
sebagai sumber referensi adalah: blogspot, wordpress, wikipedia, facebook,
friendster, multiply, etc.

19. Mengutip film, program televisi ataupun radio


Jika tidak terdapat nama penulis/penyiar, cantumkan Judul Program dan tahun
dirilis:

Contoh:

(Suster Apung, 2007) atau (Kick Andy, 2001)

B. CARA MENULIS DAFTAR PUSTAKA


Daftar pustaka merupakan daftar yang berisi buku, makalah, artikel, atau bahan lainnya
yang dikutip baik secara langsung maupun tidak langsung. Daftar pustaka dalam sistem
APA adalah kumpulan dari semua buku, jurnal artikel, referensi dari internet dan
sumber lain yang digunakan untuk menyusun tulisan akademik anda. Beberapa kaidah
yang harus diikuti adalah sebagai berikut:

1. Daftar pustaka disusun secara alfabet menurut nama belakang penulis.


2. Jika sebuah informasi sumber melebihi satu baris kalimat, maka baris berikutnya
harus diberi jarak satu tab space (barisnya agak masuk kedalam).
3. Judul buku harus menggunakan huruf miring. Untuk judul atau subjudul dan nama
kota ataupun orang menggunakan minimal kapitalisasi (huruf besar hanya pada kata
pertama, kata-kata selanjutnya menggunakan huruf kecil).
4. Judul artikel diberi tanda ‟satu kutip‟ dan juga minimal kapitalisasi (hanya kata
pertama yang diberi huruf besar).
5. Nama jurnal harus dalam huruf miring. Menggunakan maksimal kapitalisasi (semua
huruf awal pada setiap kata dimulai dengan huruf kapital).
6. Jika nama penulis lebih dari tiga orang, cantumkan semua nama belakang penulis
secara lengkap bukan hanya sekedar et al.
❖ Buku
Tampilkan informasi detail menurut urutan berikut:

Penulis, Inisial., (Tahun). Judul buku (tidak perlu menggunakan huruf capital pada
setiap kata). Edisi. Penerbit: Tempat.

a) Satu orang penulis


Patellongi, I. (2006). Good essay writing; A social sciences guide, ed. 3.
University Sage Press: London.

b) Dua orang penulis


Patellongi, I. & Nurdin, N. (2003), Introduction to sociology. UNSW Press:
Sydney.

c) Lebih dari tiga orang penulis:


Erika, K.A., Sitompul, AJ., Witoelar, R., Manooj, VC. & Patel, N. (2006).
Gambaran pemetaan politik universal di Indonesia. EGC: Jakarta.

❖ Artikel dari kumpulan buku (Tiap bab penulisnya berbeda-beda)


Informasi yang harus ditulis secara detail untuk format ini adalah:

1. Nama belakang penulis, diikuti inisial nama depan


2. Tahun publikasi
3. Nama artikel (diberi tanda satu kutip dengan minimal kapitalisasi)
4. dalam
5. Inisial nama depan diikuti nama belakang penulis
6. (editor)
7. Judul buku (judul yang tertera pada halaman judul) dalam huruf miring dan
menggunakan minimal kapitalisasi.
8. Penerbit
9. Lokasi penerbitan
Contoh:

Curthoys, A. (2007). ‟History and identity‟ dalam Hudson, W. & Bolton, G.


(editor), Creating Australia; Changing Australian history. Allen & Unwin
Press: Australia.

❖ Elektronik Book (E-book)


Hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:

Penulis, Tahun, Judul buku, [tipe media], Tanggal akses, <website lengkap>

Contoh:

Budiono, M., Lukito., Prasetya, L. & Mahfudz, P. (2006). A to z of internet and


technology, [e-book], diakses tanggal 11 Februari 2005, dari
<http://www.nicsl.com.au/cochrane/index.asp>.

❖ Jurnal penelitian (cetak maupun online)


Cantumkan informasi berikut:

1. Nama belakang penulis dan inisial nama depan


2. Tahun publikasi
3. ‟Judul artikel‟ (dalam tanda kutip dan minimal kapitalisasi)
4. Nama jurnal reguler (dalam huruf miring dan menggunakan maksimal
kapitalisasi)
5. nomor volume (jika ada)
6. Nomor dikeluarkan (issue number) atau bulan (jika ada)
7. Nomor halaman artikel.
Contoh:

Yudoyono, S.B., Kouzman, T. & Whitman, W. (2001). A sociological survey into


enterprise bargaining, Journal of the Australian Sociological Association,
vol. 6(3), p. 23-45.
Yudoyono, S.B. (2003), Literature as a psychological tool, Educational
Psychologyst, vol. 28(3) Summer, p. 253-265.

❖ Artikel dari surat kabar yang mencantumkan nama penulis


Contoh:

Donaghy, B. (2004). ‟National meeting set to review tertiary admissions‟, Campus


News, 3-9 Maret, p. 3.

atau:

Rahardjo, S. (15 Maret 2008). „Laju inflasi perekonomian Indonesia kembali


terpuruk‟, Tribun Timur, p.23.

❖ Nama penulis tidak dicantumkan dalam artikel surat kabar (ganti dengan judul)
Contoh:

Indonesia mendapat posisi terhormat di bidang olahraga sepak takraw. (30 February,
2004) Tribun Timur, p.21.

(Catatan: Jika tidak ada nama penulis, maka judul artikel koran yang ditempatkan
pertama)

❖ Sumber yang diambil dari film, video, televisi dan program radio
Contoh:

Silalahi, R. (Executive Producer). (11 Oktober, 2003). Liputan 6 Siang [Siaran


Televisi]. SCTV: Jakarta.

❖ Dokumen resmi pemerintah


Cantumkan nama kementerian atau badan resmi milik pemerintah yang
mengeluarkan dokumen tersebut.

Contoh:

Universitas Hasanuddin (2005). Laporan Tahunan Kurikulum Berbasis Kompetensi


2004-2005, Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta.
❖ Sumber dari Internet
Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan kutipan dari
situs internet. Berbeda dengan sumber cetak, sumber elektronik sangat mudah
dirubah atau dihilangkan secara keseluruhan oleh penulisnya. Informasi diinternet
sangat cepat berubah atau sering sekali diupdate. Oleh karena itu mencantumkan
seluruh informasi secara detail sangat diperlukan.

Format:

Penulis, Inisial nama pertama. (Tahun). Judul artikel, Nama dan Sponsor Website,
diakses tanggal, URL <alamat situs secara lengkap>.

Contoh:

Winston, J. (2003). A look at referencing, Educational Services, diakses tanggal 20


Oktober 2004, <http://www.aaa.edu.au/aaa.html>.

Atau:

International Narcotics Board 2002, How to be a volunteer, United Nations, diakses


tanggal 13 Oktober 2003, <http://links.jstor.org/sici?sici=0003-
0678%28197503%3A1%3C3%3ABMAJI%3E2.0.CO%3B2-Z>.

❖ Handout dari seminar atau conference:


Jika nama penulis materi tercantum, maka nama penulis diperlakukan sama halnya
dengan buku (penulis tahun), namun jika tidak ada, maka nama organisasi yang
dicantumkan, namun jika kedua hal tersebut tidak ada, maka nama seminarnya yang
dituliskan diikuti tahun).

Format:

Penulis, Inisial Tahun, ‟Judul makalah‟, Materi dipresentasikan dalam Nama


seminar, Tanggal dan tahun seminar, Institusi Pelaksana, Tempat, page.

Contoh:

Sirajuddin, I.A. (2008). ‟Peran pemerintah kota Makassar dalam pelaksanaan


layanan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin‟, Materi dipresentasikan
dalam Seminar nasional keperawatan komunitas, 11-12 Januari 2008, Ikatan
Perawat Kesehatan Komunitas, Makassar, p. 12-19.

❖ Karya Terjemahan
Contoh:
Ary, D., Jcobs, L.C.& Razavieh, A. (2008). Pengantar Penelitian Pendidikan.
Terjemahan oleh Arief Furchan. Usaha Nasional: Surabaya.

❖ Rujukan Berupa Skripsi, Tesis, atau Disertasi


Nama penulis paling depan, diikuti tahun yang tercantum pada sampul, judul
skripsi, tesis atau disertasi ditulis dengan cetak miring diikuti dengan pernyataan
skripsi, tesis, atau disertasi tidak diterbitkan, nama kota tempat perguruan tinggi,
dan nama fakultas serta nama perguruan tinggi.
Contoh:
Pangribuan, T. (2002). Perkembangan Kompetensi Kewacanaan Pembelajar
Bahasa Inggris di LPTK. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana
IKIP MALANG.
Lampiran 1 : Contoh halaman sampul proposal penelitian

Proposal Penelitian

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KARAKTERISTIK DENGAN


PELAKSANAAN PROGRAM KUNJUNGAN RUMAH OLEH
PERAWAT DIPUSKESMAS PERKOTAAN
TAHUN 2021

Oleh:

MUHAMMAD ALI
2114201001

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHTAN
UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA
2021
Lampiran 2: Contoh halaman sampul skripsi 1

SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KARAKTERISTIK DENGAN


PELAKSANAAN PROGRAM KUNJUNGAN RUMAH OLEH
PERAWAT DIPUSKESMAS PERKOTAAN
TAHUN 2021

Oleh:

MUHAMMAD ALI
2114201001

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA
2021
Lampiran 3: Contoh halaman sampul skripsi 2

SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KARAKTERISTIK DENGAN


PELAKSANAAN PROGRAM KUNJUNGAN RUMAH OLEH
PERAWAT DIPUSKESMAS PERKOTAAN
TAHUN 2021

Penelitian Keperawatan Anak

Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Pendidikan Sarjana di
Program Studi Sarjana Keperawatan

Oleh:

MUHAMMAD ALI
2114201001

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA
2021
Lampiran 4 : Contoh halaman persetujuan Proposal Penelitian Untuk Seminar Proposal

Halaman Persetujuan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KARAKTERISTIK DENGAN


PELAKSANAAN PROGRAM KUNJUNGAN RUMAH OLEH
PERAWAT DIPUSKESMAS PERKOTAAN
TAHUN 2021

Oleh
MUHAMMAD ALI
2114201001

Proposal Penelitian ini telah disetujui untuk diseminarkan

Bukittinggi, .....

Dosen Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Nama dan Gelar Lengkap Nama dan gelar Lengkap


NIK:… NIK :…

Diketahui,
Ketua Program Studi,

Ns. Ida Suryati, M. Kep


NIK

70
Lampiran 5 : Contoh halaman persetujuan Skripsi Untuk Seminar Hasil Penelitian

Halaman Persetujuan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KARAKTERISTIK DENGAN


PELAKSANAAN PROGRAM KUNJUNGAN RUMAH OLEH
PERAWAT DIPUSKESMAS PERKOTAAN
TAHUN 2021

Oleh
MUHAMMAD ALI
2114201001

Skripsi Penelitian ini telah disetujui untuk disidangkan

Bukittinggi,.....

Dosen Pembimbing

Nama dan Gelar Lengkap Nama dan gelar Lengkap


NIK:… NIK :…

Diketahui,
Ketua Program Studi,

Ns. Ida Suryati, M. Kep


NIK

71
Lampiran 6: Contoh lembar pengesahan perbaikan proposal penelitian

Halaman Pengesahan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KARAKTERISTIK DENGAN


PELAKSANAAN PROGRAM KUNJUNGAN RUMAH OLEH
PERAWAT DIPUSKESMAS PERKOTAAN
TAHUN 2021

Proposal ini telah dipertahankan di hadapan Sidang Tim Penguji

Pada

Hari/Tanggal : Kamis, 1 Oktober 2021

Pukul : 10.00 – 12.00 WIB

Oleh
Muhammad Ali
1514201001

Dan yang bersangkutan dinyatakan

LULUS

Tim Penguji :

Penguji I :Yaslina, M.Kep, Ns.Sp.Kep.Kom .............................................................

Penguji II : Ns. Mera Delima, M.Kep .............................................................

Mengetahui,
Ketua Program Studi,

Ns. Ida Suryati, M. Kep


NIK

72
Lampiran 7 : Contoh lembar pengesahan skripsi

Halaman Pengesahan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KARAKTERISTIK DENGAN


PELAKSANAAN PROGRAM KUNJUNGAN RUMAH OLEH
PERAWAT DIPUSKESMAS PERKOTAAN
TAHUN 2021

Skripsil ini telah dipertahankan di hadapan Sidang Tim Penguji

Pada

Hari/Tanggal : Kamis, 1 Oktober 2021

Pukul : 10.00 – 12.00 WIB

Oleh

Muhammad Ali
2114201001

Dan yang bersangkutan dinyatakan

LULUS

Tim Penguji :

Penguji I :Yaslina, M.Kep, Ns.Sp.Kep.Kom .............................................................

Penguji II : Ns. Mera Delima, M.Kep .............................................................

Mengetahui,
Ketua Program Studi,

Ns. Ida Suryati, M. Kep


NIK

73
Lampiran 8 : Contoh lembar pernyataan keaslian skripsi

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Nomor Induk Mahasiswa :

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan
hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pemikiran orang
lain. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau
keseluruhan skripsi ini merupakan hasil karya orang lain, maka saya bersedia
mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima saknsi yang seberat-beratnya atas
perbuatan tidak terpuji tersebut.

Demikian, surat pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa ada paksaan sama
sekali.

Bukittinggi,
Yang membuat pernyataan,

Matrai
Rp 10.000

( Nama Lengkap

74
Lampiran 9 : Contoh Abstrak (Times New Roman ukuran 10)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

Skripsi, Oktober 2021

MUHAMMAD ALI
1514201001

Pengaruh Edukasi Kesehatan Promotif Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester
Ketiga Dalam Hal Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Gulai Bancah Bukittinggi

(xii + VI BAB + 93 halaman + 10 tabel + 2 skema + 2 gambar + 5 lampiran)

ABSTRAK

Latar belakang: Memberikan ASI Ekslusif adalah kewajiban setiap ibu terhadap bayinya. Namun, pada
kenyataannya masih banyak ibu yang melalaikan tanggung jawab dikarenakan kurangnya informasi yang
memadai mengenai apa itu ASI Eksklusif dan pentingnya ASI Eksklusif bagi kecukupan nutrisi bayi. Tujuan:
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian edukasi kesehatan promotif terhadap peningkatan
pengetahuan ibu hamil trimester ketiga dalam hal pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Gulai
Bancah Bukittinggi. Metode: Desain penelitian menggunakan metode Pre-Experimental Design, dalam
bentuk One Group Pretest-Posttest Design. Intervensi berupa edukasi kesehatan promotif selama 40 menit
tentang ASI Eksklusif, yang dilakukan dengan didahului pre test dan diakhiri dengan post test untuk
mengevaluasi pencapaian intervensi edukasi. Sampel pada penelitian ini berjumlah 45 orang ibu hamil
trimester ketiga (7-9 bulan) yang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Gulai Bancah Bukittinggi. Hasil:
Pada penelitian ini diperoleh hasil yaitu terjadi peningkatan pengetahuan ibu hamil tentang ASI Eksklusif
setelah pemberian intervensi edukasi kesehatan promotif, dimana terjadi peningkatan pengetahuan pada 87%
sampel dari total sampel yang diteliti. Kesimpulan & Saran: Disimpulkan bahwa pemberian edukasi
kesehatan promotif dapat meningkatkan level pengetahuan ibu hamil dalam bidang kesehatan. Ada banyak hal
yang dapat mempengaruhi keberhasilan transfer informasi tersebut ditinjau dari aspek petugas kesehatan,
peserta didik, instrumental (media dan metode edukasi), timing, serta lingkungan fisik tempat dimana edukasi
kesehatan dilaksanakan. Oleh karena itu strategi edukasi kesehatan yang ampuh perlu digalakkan dengan
memperhatikan beberapa aspek tersebut diatas, sehingga penyebarluasan dan edukasi mengenai pentingnya
ASI Eksklusif dapat menjadi lebih efektif dan tepat sasaran.

Kata Kunci : ASI ekslusif, edukasi kesehatan, promotif (Sesuai abjad maksimal 3 frasa/
maksimal 6 kata)
Sumber kepustakaan : 45 kepustakaan (2005 – 2010)

75
Lampiran 10 : Template Artikel Mahasiswa

JUDUL DITULIS DENGAN


FONT TIMES NEW ROMAN 12 CETAK TEBAL
(MAKSIMUM 12 KATA)

Penulis11), Penulis22)dst. [Font Times New Roman 10 Cetak Tebal dan Nama Tidak Boleh Disingkat]
1
Nama program studi, nama Perguruan Tinggi (penulis 1)
email: penulis_1@upertis.ac.id
2
Nama program studi, nama Perguruan Tinggi (penulis 2)
email: penulis_2@upertis.ac.id

Abstract [Times New Roman 11CetakTebaldan Miring]


Abstract ditulis dalam bahasa Inggris yang berisikan isu-isu pokok, tujuan penelitian,
metoda/pendekatan dan hasil penelitian. Abstract ditulis dalam satu alenia, tidak lebih dari 200
kata. (Times New Roman 11, spasi tunggal, dan cetak miring).

Keywords : Maksimum 5 kata kunci dipisahkan dengan tanda koma. [Font Times New Roman 11
spasi tunggal, dan cetak miring]
kajian empiris (penelitian sebelumnya).
1. PENDAHULUAN [Times New Roman
11 bold] [Times New Roman, 11, normal].
Pendahuluan mencakup latar belakang
3. METODE PENELITIAN
atas isu atau permasalahan serta urgensi dan
Metode penelitian menjelaskan rancangan
rasionalisasi kegiatan (penelitian atau
kegiatan, ruang lingkup atau objek, bahan dan
pengabdian). Tujuan kegiatan dan rencana
alat utama, tempat, teknik pengumpulan data,
pemecahan masalah disajikan dalam bagian
definisi operasional variable penelitian, dan
ini. Tinjauan pustaka yang relevan dan
teknik analisis. [Times New Roman, 11,
pengembangan hipotesis (jika ada)
normal].
dimasukkan dalam bagian ini. [Times New
Roman, 11, normal]. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
2. KAJIAN LITERATUR DAN Bagian ini menyajikan hasil penelitian.
PEGEMBANGAN HIPOTESIS (JIKA Hasil penelitian dapat dilengkapi dengan
ADA) tabel, grafik (gambar), dan/ atau bagan.
Bagian ini berisi kajian literatur yang Bagian pembahasan memaparkan hasil
dijadikan sebagai penunjang konsep pengolahan data, menginterpretasikan
penelitian. Kajian literature tidak terbatas penemuan secara logis, mengaitkan dengan
pada teori saja, tetapi juga bukti-bukti sumber rujukan yang relevan. [Times New
empiris. Hipotesis peneltiian (jika ada) harus Roman, 11, normal].
dibangun dari konsep teori dan didukung oleh

76
5. KESIMPULAN
Kesimpulan berisi rangkuman singkat atas hasil
penelitian dan pembahasan.[Times New Roman, 11,
normal].

6. REFERENSI
Penulisan naskah dan sitasi yang diacu dalam naskah
ini disarankan menggunakan aplikasi referensi (reference
manager) seperti Mendeley, Zotero, Reffwork, Endnote
dan lain-lain. [Times New Roman, 11, normal].
Lampiran 11: Contoh penulisan tael

Contoh 1

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin,


Umur, Pekerjaan, Tingkat Pendidikan (n=97)

Frekuensi Persentase (%)


Jenis Kelamin
Laki-laki 64 66
Perempuan 33 34
Umur
<40 5 5,2
40-49 8 8,2
50-59 33 34
60-69 51 52,6
Pekerjaan
Tidak Bekerja 29 29,9
Petani 10 10,3
PNS 16 16,5
Wiraswasta 15 15,5
Lainnya 27 27,8
Tingkat
pendidikan
Tidak Sekolah
SD 3 3,1
SMP 23 23,7
SMA 15 15,5
Akademi/Perguruan tinggi 27 27,8
29 29,9

Contoh 2

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Kategori Aktivitas Fisik Responden Infark Miokard Di
Poliklinik Jantung RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2021
Kategori Frekuensi Persentase
Ringan 41 42,3
Sedang 34 35,1
Berat 22 22,7
Total 97 100

Anda mungkin juga menyukai