Anda di halaman 1dari 39

PEDOMAN PENYUSUNAN SKRIPSI

STAI PERSIS BANDUNG

Disusun Oleh:
Tim Dosen STAI Persis Bandung

PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT


(P3M) STAI PERSIS BANDUNG
KATA PENGANTAR
TIM PENYUSUN
SK
Tentang Pedoman Penyusunan Skripsi
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Dasar Pemikiran
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan kemajuan peradaban
manusia yang sangat penting. Karena melalui ilmu pengetahuan dan
teknologi, manusia dapat mendayagunakan kekayaan dan lingkungan
alam ciptaan Allah SWT
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi akan mendorong
terjadinya globalisasi kehidupan manusia karena dengan mudah dapat
mengatasi dimensi-dimensi ruang dan waktu dalam kehidupannya.
Negara-negara yang telah memilki ilmu pengetahuan dan teknologi lebih
mudah melakukan infiltrasi melalui berbagai bidang ke Negara-negera
lainnya.
Pengembangan ilmu pengetahuan dapat diperoleh melalui
serangkaian pengetahuan yang digali, disusun, dan dikembangkan secara
sistimatis dengan menggunakan pendekatan tertentu yang dilandasi oleh
metodologi ilmiah, baik yang bersifat kuantitatif, kualitatif maupun
eksploratif sehingga dapat menerangkan pembuktian gejala alam
dan/atau gejala kemasyarakatan tertentu.
Kemampuan penguasaan metodologi penelitian dan penulisan
karya ilmiah merupakan pengejewantahan Tridharma Perguruan Tinggi
bagi para mahasiswa sebagai insan akademik yang tidak terpisahkan,
sebagaimana yang telah diamanatkan melalui Pendidikan, Pengajaran
serta Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. Bahkan untuk
memperkuat Penelitian di Indonesia Pemerintah telah mengeluarkan UU
RI Nomor. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,
Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan
menempatkan Perguruan Tinggi sebagai salah satu unsur Kelembagaan
Sistem Nasional Penelitian sebagaimana tercantum dalam Bagian Kedua
Pasal 7 yaitu : “Perguruan Tinggi sebagai salah satu unsur kelembagaan
dalam sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi berfungsi membentuk sumber daya manusia
ilmu pengetahuan dan teknologi”.
Mencermati kedua dasar tersebut maka sangat tepat disebutkan
bahwa para mahasiswa dan dosen merupakan kelompok masyarakat
ilmiah yang tugas pokoknya menyangkut kemampuan
menumbuhkembangkan pengusaan, pemanfaatan dan pemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan penelitian dan dan penulisan karya
ilmiah, hal inilah yang menjadi salah satu unsur penguat Lembaga
Penelitian di Perguruan Tinggi sehingga menjadikan Perguruan Tinggi
tersebut sebagai salah satu unsur yang bertanggungjawab dalam Sistem
Nasional Penelitian sebagaimana yang telah dibicarakan di atas.
Mahasiswa sebagai salah satu unsur perguruan tinggi di tuntut
kemampuan membuat karya ilmiah, baik berupa hasil penelitian, konsep
teori, ide, gagasan maupun hasil pengembangan atau pembahasan atau
bentuk lain yang ditulis atau dikerjakan sesuai dengan konvensi ilmiah
yang dilandasi kejujuran ilmiah. Kegiatan penulisan karya ilmiah dalam
strata penilaian kualitas suatu perguruan tinggi memiliki bobot yang
sangat tinggi. Oleh sebab itu, kegiatan ini dijadikan salah satu tugas
pokok perguruan tinggi seperti yang dijabarkan dalam Tridharma
Perguruan Tinggi.
Untuk lebih membumikan penelitian dalam studi Islam dan agar
memiliki nilai aplikasi dalam bentuk pengembangan keumatan, perlu
didisain sejak mahasiswa mengajukan Penelitiana penelitian.
Atas dasar pemikiran di atas, dalam penyusunan pedoman skripsi
ini diharapkan kegiatan penelitian di STAI Persis Bandung tidak hanya
merupakan pemenuhan penyelesaian studi semata, melainkan menjadi
sumbangan pemenuhan bagi pengembangan ilmu-ilmu Agama Islam
yang benilai.

B. Landasan
1. UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas
2. UU No 14 tahun 2005
3. Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 2010
4. Keputusan Menteri Agama npmor 383 tahun 1997
5. Keputusan Menteri Agama nomor 486 tahun 2002
6. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem
Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (Lembaran
7. STATUTA STAI Persis Bandung tahun 2011
8. Pedoman Akademik STAI Persis Bandung tahun 2017

C. Tujuan Dan Target


1. Mengarahkan mahasiswa agar dalam memilih objek, tema, masalah
dan isu yang akan diteiti sesuai dengan bidang keahliannya.
2. Meningkatkan pemahaman, kemampuan dan keterampilan
mahasiswa dalam penulisan skripsi.
3. Tercapainya target penyelesaian studi program strata satu (S1) pada
STAI Persis Bandung.

D. Pengertian Skripsi
Skripsi adalah karya tulis ilmiah hasil penelitian mandiri yang
mendalam dan berisi sumbangan pemikiran baru bagi pengembangan
ilmu pengetahuan yang disusun oleh mahasiswa program sarjana sebagai
salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana dalam bidang
sesuai program studi masing-masing dan penyusunannya diatur sesuai
prosedur dan teknik administrasinya diatur oleh Perguruan Tinggi yang
bersangkutan.
Sebelum menyusun skripsi, mahasiswa wajib membuat proposal
yang berisi rancangan penelitian sesuai dengan fokus kajian program
studinya. Proposal tersebut harus menggambarkan problem penelitian
yang akan dibahas dan diteliti yang tercermin dari latar belakang,
rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, kerangka pemikiran atau kajian
pustaka, dan langkah-langkah penelitian.

E. Karateristik Skripsi
Sesuai dengan stratanya, penelitian dan penulisan skripsi memiliki
karakteristik:
1. Berisi deskripsi data objektif dan mengarah pada pemecahan
masalah secara eksploratif berkaitan dengna wilayah kajian ilmu
sesuai dengan program studinya.
2. Menggunakan jenis data hasil penelitian empirik dan atau
penelaahan pustaka yang relevan.
3. Ditulis dalam Bahasa Indonesia dengan mengikuti kaidah-kaidah
kebahasaan.
4. Mengikuti kaidah ilmiah dan metodologi penelitian.
Jumlah halaman skripsi sekurang-kurangnya 40 halaman Bobot skripsi 6
sks
BAB II
SEMINAR USULAN PENELITIAN

A. Rencana Penelitian
Mahasiswa yang akan meencanakan penelitian sebagai tugas akhir
yang disusun dalam penulisan skripsi terlebih dahulu melalui tahapan
Seminar Usulan Penelitian Skripsi (SUPS). yang dirumuskan dalam 1
(satu) bab khusus, yang meliputi: latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, kerangka pemikiran, hipotesis (jika penelitian
kuantitif dan langkah-langkah penelitian. Di samping itu, disertakan pula
daftar pustaka tentatife yang relevan dengan objek penelitian yang akan
dibahas, sekurang-kurangnya mencapai 15 (lima belas) buku.

B. Persyaratan SUPS
1. Persyarat Umum
a. Terdaftar sebagai mahasiswa aktif pada semester berjalan.
b. Telah menyelesaikan minimal 75% dari seluruh beban sks.
c. Telah dinyatakan lulus pada mata kuliah metodologi penelitian
keprodian.
2. Persyaratan Khusus
a. Memiliki topik penelitian yang sudah disetujui oleh Kaprodi
dan DPA (Dosen Pembimbing Akademik).
b. Mengambil mata kuliah metodologi penelitian keprodian dan
dinyatakan lulus.
c. Menyelesaikan administrasi pendaftaran SUPS dan SPP sampai
dengan bulan dalam semester berjalan.
d. Terdaftar dalam jadwal SUPS.

C. Prosedur SUPS
Prosedur SUPS diatur sebagai berikut:
1. Mahasiswa mengambil mata kuliah Metodologi Penelitian
Keprodian dan dinyatakan telah lulus.
2. Mahasiswa daftar dan mengisi formulir SUPS kepada TU Bagian
Akademik.
3. Mahasiswa mengajukan topik penelitian skripsi yang disetujui
DPA kepada Prodi untuk diverifikasi.
4. Prodi memasukkan topik penelitian skripsi yang telah diverifikasi
ke dalam buku induk penelitian mahasiswa.
5. Mahasiswa menggandakan Penelitian skripsi yang telah disetujui
(acc) oleh Kaprodi pada halaman depan sebanyak 3 eksemplar.
6. Mahasiswa menyelesaikan administrasi pendaftaran seminar
Penelitian dan melunasi SPP sampai dengan bulan dalam semester
berjalan.
7. Mahasiswa menyerahkan formulir pendaftaran seminar dan
proposal penelitian skripsi dan 3 eksemplar kepada Bagian
Administrasi Akademik.
D. Mekanisme Pelaksanaan Seminar Penelitian
1. Seminar Penelitian dilaksanakan dengan sekurang-kurangnya
dihadiri oleh 2 dosen sebagai (a) ketua sidang, (b) sekretaris
sidang, dan (c) mahasiswa yang bersangkutan.
2. Seminar Penelitian atau sidang yudisium dilakukan oleh dosen
penguji dengan mempertimbangkan topik penelitian dan bidang
keahlian serta minimal bergelar S-2 (magister).
3. Hasil seminar Penelitian dinyatakan: (a) lulus tanpa revisi; 3.76-
4.00, (b) lulus dengan revisi; 1.00-3.75, dan (c) tidak lulus 0.00-0.99.
4. Mahasiswa yang dinyatakan lulus (dengan revisi maupun tanpa
revisi) wajib mengkonfrmasi ulang kepada dosen penguji untuk
mendapatkan Surat Keputusan (SK) pembimbingan dari dosen
dalam melakukan peneltian skripsi selanjutnya
5. SK Dosen Pembimbing (Pembimbing 1 dan Pembimbing 2)
ditentukan oleh Pimpinan dan Kaprodi.
6. Penentuan Pembimbing 1 dan Pembimbing 2 dengan
mempertimbangkan topik penelitian dan bidang keahlian serta
minimal bergelar S-2 (magister).
7. Mahasiswa yang dinyatakan tidak lulus wajib mengulang seminar
Penelitian, baik dalam semester berjalan mapun semester
setelahnya.

E. Materi dan isi SUPS


1. Materi yang diseminarkan adalah sebagai berikut:
a. Objek, tema dan masalah penelitian
b. Isu yang diteliti
c. Penggunaan teori dan konsep
d. Metode dan teknik penelitian
2. Isi SUPS meliputi: judul, latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, kerangka berpikir, tinjauan pustaka, hipotesis
(apabila ada), dan langkah-langkah penelitian. Selain itu,
dilengkapi dengan daftar pustaka tentatif dan outline.

F. Peserta Seminar
Peserta seminar adalah Mahasiswa STAI Persis Bandung yang telah
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Telah menyelesaikan beban studi sekurang-kurangnya 75% dari
seluruh sks (satuan kredit semester) yang disajikan
2. Telah melunasi SPP pada semester berjalan yang dibuktikan
dengan poto copy resi pembayaran SPP atau keterangan lunas dari
bagian keuangan.

G. Penyeminar dan Tugasnya


1. Seminar dilakukan oleh dua orang penguji yang ditunjuk oleh
Ketua 1 Bidang Akademik dan Kaprodi.
2. Dua orang penguji terdiri dari dosen yang memenuhi kompetensi
dalam bidang keahlian yang sesuai dengan objek atau masalah dan
isu yang akan diteliti oleh mahasiswa serta dosen yang
berkompetensi dalam metodologi penelitian.
3. Penyeminar adalah dosen yang ditugaskan oleh Ketua STAI.
4. Tugas dan wewenang penyeminar:
a. Menelaah dan mengkritisi usulan penelitian mahasiswa yang
diajukan.
b. Memberikan arahan, masukan dan solusi kepada peserta
seminar untuk menyempurnakan rencana penelitian yang akan
ditulisnya.
c. Tim penyeminar berwenang memberikan rekomendasi bagi
usulan penelitian mahasiswa yang diterima untuk melanjutkan
penelitian guna menyelesaikan penulisan skripsi.
d. Tim penyeminar berwenang merevisi usulan penelitian
mahasiswa dan atau merekomendasikan penganti objek dan
tema penelitian.

H. Pelaksanaan dan Waktu Seminar


1. Seminar usulan penelitian mahasiswa diselenggarakan oleh Panitia
Seminar yang secara ex officio dipimpin oleh Wakil Ketua I Bidang
Akademik.
2. Seminar usulan penelitian mahasiswa diselenggarakan sekurang-
kurangnya satu bulan satu kali atau sesuai kebutuhan.
BAB III
SISTEMATIKA PENYUSUNAN SKRIPSI

A. Sistematika Skripsi
Skripsi dibuat antara 70 sampai dengan 200 halaman yang terdiri atas
tiga bagian, yaitu Bagian Awal, Bagian Utama, dan Bagian Akhir.
1. Bagian Awal
a. Halaman Sampul Depan
Halaman sampul depan memuat judul penelitian yang
menggambarkan topik yang diteliti. Tulisan dalam sampul
depan disusun dalam satu halaman penuh, dengan batasan
garis tepi (margin): sekitar empat setengah sentimeter dari tepi
kertas sebelah kiri, dan masing-maising tiga sentimeter dari
tepi kertas sebelah kanan, atas, dan bawah. Tanpa dibubuhi
nomor halaman. Contoh halaman sampul depan dapat dilihat
pada lampiran 1.
b. Halaman Judul
Halaman judul berisi tulisan yang bunyinya sama dengan
halaman sampul depan, tetapi diketik di atas kertas putih.
Contoh bagian ini sama dengan halaman sampul depan pada
lampiran 2.
c. Halaman Pernyataan Keaslian dan Bebas Plagiasi
Halaman ini memuat pernyataan tertulis dari penyusun skripsi,
yang menyatakan bahwa skripsi yang disusun itu secara
keseluruhan merupakan hasil penelitian/karya sendiri, kecuali
pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya. Halaman ini juga
memuat pernyataan tertulis dari penyusun skripsi, yang
menyatakan bahwa skripsi yang disusun itu secara
keseluruhan bebas dari plagiasi. Halaman ini ditandatangani
oleh penyusun skripsi di atas meterai. Contoh halaman
pernyataan keaslian dapat dilihat pada lampiran 3.
d. Halaman Pengesahan
Halaman ini memuat judul skripsi telah
dipertanggungjawabkan dalam sidang munaqasyah, nama
penulis, NIM, program studi dan tanggal ujian yang
ditandatangani oleh Ketua STAI, Kaprodi dan nama-nama
pimpinan sidang dan para penguji dalam munaqasyah itu.
Halaman pengesahan ini disertakan setelah penyempurnaan
pasca-ujian munaqasyah. Contoh halaman pengesahan
terdapat pada lampiran 4.
e. Halaman Persetujuan
Halaman ini memuat judul skripsi, nama penulis, NIM,
program studi, persetujuan tim pembimbing (Pembimbing 1
dan Pembimbing 2). Dalam halaman Persetujuan ditulis judul,
nama penulis skripsi, nama pembimbing, nama Kaprodi dan
Ketua STAI. Tanda tangan dan nama pembimbing diletakan di
bagian tengah sebelah kiri dan sebelah kanan. Halaman ini
memuat tanda tangan Pembimbing 1 dan Pembimbing 2 dan
menandakan skripsi yang dibimbingnya sudah dapat diajukan
dalam ujian munaqasyah. Letak tanda tangan Kaprodi dan
Ketua STAI diletakan di bawah, masing-masing di sebelah kiri
kanan. Halaman persetujuan ditempatkan pada halaman ii,
setelah halaman judul. Contoh halaman persetujuan terdapat
pada lampiran 5.
f. Riwayat Hidup
Riwayat Hidup penulis skripsi cukup ditulis dalam satu
halaman. Di dalamnya ditulis mengenai tempat dan waktu
dilahirkan, nama kedua orang tua, riwayat pendidikan sampai
mencapai gelar akademik. Pengalaman kerja secara singkat
dapat dimasukan di dalam riwayat hidup apabila mahasiswa
yang bersangkutan memiliki pengalaman tersebut. Boleh juga
dikemukakan pengalaman yang bersangkutan dalam kegiatan
kemahasiswaan, kepemudaan, dan kemasyarakatan. Contoh
riwayat hidup terdapat pada lampiran 6.
g. Abstrak
Abstrak merupakan uraian singkat tetapi lengkap tentang latar
belakang, tujuan, teori, pendekatan, metode penelitian, hasil
penelitian, dan kontribusi. Abstrak ditulis dalam Bahasa
Indonesia berjarak satu spasi sepanjang satu halaman. Contoh
abstrak terdapat pada lampiran 7.
h. Halaman Transliterasi
Apabila penulisan skripsi menggunakan transliterasi, maka
harus dibuat pedoman transliterasi. Pedoman transliterasi
Arab-Latin disarankan mengikuti SKB Menteri Agama dan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI 1987. Contoh
transliterasi Arab-Latin terdapat pada lampiran 8.
i. Kata Pengantar
Kata pengantar pada pokoknya memuat penyampaian ucapan
terima kasih dari penyusun skripsi kepada berbagai pihak yang
telah berjasa dalam penyelesaian penulisan skripsi. Contoh kata
pengantar terdapat pada lampiran 9.
j. Daftar Isi
Daftar isi dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara
menyeluruh tentang isi skripsi dan sebagai petunjuk bagi
pembaca yang ingin secara langsung melihat suatu bab atau
sub-bab beserta halamannya. Contoh daftar isi terdapat pada
lampiran 10.
k. Daftar Tabel (jika ada)
Apabila di dalam skripsi terdapat banyak tabel, maka perlu
dibuat daftar tabel. Contoh daftar tabel terdapat pada lampiran
11
l. Daftar Gambar (jika ada)
Apabila di dalam skripsi terdapat banyak gambar, maka perlu
dibuat daftar gambar. Contoh daftar gambar terdapat pada
lampiran 12.
m. Daftar Lampiran
Seperti halnya tabel dan gambar, jika dalam skripsi dilengkapi
dengan berbagai lampiran yang cukup banyak, maka daftar
lampiran perlu dibuat. Contoh daftar lampiran terdapat pada
lampiran 13.
n. Daftar Singkatan
Apabila dalam skripsi digunakan singkatan-singkatan tertentu,
maka daftar singkatan perlu dibuat. Contoh daftar singkatan
terdapat pada lampiran 14.

2. Bagian Utama
a. Bab I Pendahuluan
Bagian isi merupakan inti naskah skripsi yang terdiri atas empat
bab yaitu:
Bab I : Pendahuluan Terdiri Atas:
A. Latar Belakang Masalah
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
D. Kerangka Berpikir
E. Tinjauan Pustaka
F. Hipotesis (Penelitian Kuantitatif)
G. Langkah-Langkah Penelitian
1. Metode Penelitian
2. Jenis Penelitian (Kualitatif, Kuantitatif dan PTK)
3. Sumber Data
4. Teknik Pengumpulan Data
5. Analisis Data
Bab II : Berisi landasan atau tinjauan teoritis sesuai dengan obejek
kajian dalam penelitian.
Bab III : Data dan Pembahasan; uraian yang mendalam dari
sekripsi dilengkapi data yang diperoleh.
Bab IV : Kesimpulan dan Saran; sebagai jawaban atas pertanyaan
penelitian yang diajukan dan saran-saran yang
disampaikan baik berupa saran akademik maupun saran
praktis.
Secara umum bab pendahuluan ini hampir sama dengan isi
dalam proposal skripsi. Hanya saja, bab ini ditulis berdasarkan
hasil penelitian. Karena itu bab pendahuluan berisi subbab-subbab
berikut:
1) Latar Belakang
2) Rumusan Masalah
2) Tujuan dan Kegunaan Penelitian
3) Kerangka Berpikir
4) Tinjauan Pustaka
5) Hipotesis
6) Langkah-langkah Penelitian

b. Hasil Penelitian
Hasil penelitian dan pembahasan skripsi yang terpadu
dituangkan dalam bab-bab setelah bab pendahuluan, yaitu bab
kedua dan seterusnya. Adapun mengenai jumlah bab disesuaikan
dengan luas kajian.

c. Bab Penutup
1) Kesimpulan
Kesimpulan merupakan jawaban dari permasalahan yang
diajukan dalam penelitian skripsi sebagaimana tertuang dalam
bagian pendahuluan.
2) Saran
Saran dibuat berdasarkan hasil penelitian, baik bersifat
teoritis maupun praktis.

3. Bagian Belakang
Pada bagian belakang skripsi, terdiri atas Daftar Pustaka, Indeks,
dan Lampiran (appendix)
1. Daftar Pustaka
Penyusunan daftar bacaan dilakukan dengan urutan
susunan sebagai berikut: nama penulis, judul tulisan, volume
(apabila ada), tempat penerbitan, nama penerbit, dan tahun
penerbitan. Disusun menurut abjad. Nama penulis diketik pada
ketukan pertama dan diakhiri dengan tanda titik. Kemudian ditulis
nama judul bacaan diikuti keterangan tentang jilid (apabila ada),
dan diakhiri dengan tanda titik. Selanjutnya ditulis tempat
penerbitan dan diakhiri dengan tanda titik dua (:). Terakhir ditulis
nama penerbit dan tahun penerbitan. Apabila hal ini ditulis
melebihi satu baris, maka pada baris kedua dan berikutnya diketik
mulai pada ketukan keenam.
Apabila penulis itu lebih dari satu orang, maka ditulis nama
kedua-duanya yang dihubungkan oleh kata dan, seperti Fuad
Hasan dan Koentjaraningrat. Apabila penulis itu lebih dari dua
orang, maka ditulis nama penulis pertama dan diikuti kata dkk.
(dan kawan-kawan) atau et al. (singkatan dari bahasa latin: et alli),
seperti Cony R.. Semiawan Dkk. Apabila nama penulis itu tidak
diketahui dengan jelas, maka ditulis Anonimus (Anonymous).
Apabila bahan bacaan itu berupa artikel dalam sebuah buku
kumpulan tulisan, majalah, atau internet, maka judul artikel
ditulis di antara dua tanda petik pembuka dan penutup. Contoh
daftar pustaka terdapat pada lampiran 15.

3. Indeks
Salah satu yang dianggap sulit dalam penulisan karya tulis
ilmiah adalah penyusunan indeks atau petunjuk subjek. Ia diperlukan,
tetapi sulit dilakukan, karena membutuhkan ketekunan dalam
penentuan subyek dan penyusunannya. Dalam penulisan skripsi
indeks belum diharuskan. Contoh indeks terdapat pada lampiran 16.

4. Lampiran Appendix
Lampiran atau Appendix merupakan tempat untuk menyajikan
keterangan atau angka-angka tambahan. Di dalamnya dapat dimuat
tentang pengalaman singkat pelaksanaan penelitian, contoh
perhitungan statistik, peraturan perundang-undangan yang
digunakan, peta, gambar, dan lain-lain. Apabila lampiran itu cukup
banyak, dapat dibuat Daftar Lampiran setelah Daftar Isi dan daftar
Tabel. Dalam daftar Lampiran dicantumkan nama-nama jenis atau
macam lampiran tersebut.

B. Isi dan Susunan Proposal Skripsi dan Skripsi


Proposal skripsi yang dijadikan dasar untuk penyusunan skripsi
berisi sekitar 20 s.d. 25 halaman dengan spasi ganda pada kertas ukuran
kuarto (A4).
1. Isi dan susunan Proposal Skripsi
Proposal skripsi memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Latar Belakang Masalah (LBM)
b. Rumusan Masalah (RM)
c. Tujuan dan Kegunaan Penelitian (TKP)
d. Kerangka Berpikir (KP)
e. Tinjauan Pustaka (jika diperlukan)
f. Hipotesis (H) jika penelitian kuantitatif
g. Langkah-langkah Penelitian (LLP)
1) Metode Penelitian
2) Jenis Penelitian
a. Penelitian Kualitatif
b. Penelitian Kuantitatif
c. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
3) Sumber Data
4) Teknik Pengumpulan Data
5) Analisis Data
Adapun Susunan Proposal terdiri dari:
a. Cover
b. Out Line (Sementara)
c. Isi (LBM, RM, TKP, KP, TP, H, dan LLP)
d. Daftar Pustaka

2. Isi dan Susunan Skripsi


Isi dan susunan skripsi memuat hal-hal sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan
a. Latar Belakang Masalah (LBM)
b. Rumusan Masalah (RM)
c. Tujuan dan Kegunaan Penelitian (TKP)
d. Kerangka Berpikir (KP)
e. Tinjauan Pustaka (jika diperlukan)
f. Hipotesis (H) jika penelitian kuantitatif
g. Langkah-langkah Penelitian (LLP)
1) Metode Penelitian
2) Jenis Penelitian
a) Penelitian Kualitatif
b) Penelitian Kuantitatif
c) Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
3) Sumber Data
4) Teknik Pengumpulan Data
5) Analisis Data
Bab II : Landasan teoritis (sesuai dengan pembahasan masalah)
Bab III : Data dan Pembahasan
Bab IV : Simpulan dan Saran

C. Penjelasan Isi
1. Bab I Pendahuluan
a. Latar Belakang Masalah
Latar Belakang Masalah merupakan alasan yang menuntut
dilakukan penelitian. Berfungsi sebagai pengantar munculnya
masalah penelitian berupa kesenjangan apa yang seharusnya dalam
harapan dengan apa yang ada dalam kenyataan dari hasil studi
penjajagan (studi eksplorasi). Latar belakang betolak dari minat dan
perhatian mahasiswa terhadap sesuatu yang dianggap mengandung
masalah baik mengenai pegulatan pemikiran, informasi yang
diperoleh dalam bidang keahlian yang bersangkutan, maupun
pengalaman kehidupan sehari-hari.
Dalam latar belakang masalah dikemukakan data dasar yang
dapat dijadikan acuan atau alasan munculnya masalah penelitian.
Dirumuskan dalam bentuk pernyataan-pernyataan yang saling
berhubungan, yang di dalamnya mengandung kontradiksi atau
keunikan. Pengungkapan pernyataan itu dilakukan secara deduktif,
berawal dari yang bersifat umum dan berakhir pada yang bersifat
khusus. Selanjutnya, dirumuskan dalam pernyataan-pernyataan
khusus. Dalam membuat latar belakang, perlu dikemukakan beberapa
jenis data, baik data kuantitatif maupun data kualitatif yang diperoleh
dari hasil studi penjajagan, baik dari bahan bacaan maupun dari
lapangan.

b. Perumusan Masalah
Pertanyaan penelitian merupakan ungkapan keingintahuan
terhadap sesuatu masalah itu. Perumusan masalah disusun
menyesuaikan diri dengan latar belakang masalah penelitian dalam
bentuk pertanyaan penelitian. Fungsi pertanyaan penelitian itu adalah
untuk membatasi masalah dan patokan dalam menentukan jenis data.
Pertanyaan penelitian diungkapkan dalam bentuk kalimat-kalimat
pertanyaan.
Pertanyaan Penelitian merupakan identifikasi masalah yang
berkonsekuensi terhadap tujuan penelitian, kerangka berfikir, metode
penelitian, sumber data, dan cara analisis data.
Selanjutnya dirumuskan definisi operasional atau definisi kerja,
tentang kata-kata kunci yang menunjukan suatu konsep mengenai
obyek yang diteliti. Definisi operasional ini, ada yang dikemukakan
secara eksplisit dan ada yang tidak. Uraian definisi operasional tidak
dicantumkan secara eksplisit.

c. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


1) Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian berhubungan dengan rumusan dalam
pertanyaan penelitian. Secara teknis, kata kerja pembuka yang
digunakan untuk menguraikan tujuan penelitian dirumuskan
dalam kalimat aktif, seperti untuk memahami, untuk menemukan,
untuk mengetahui, untuk menjelaskan, untuk menilai, untuk
membandingkan, dan untuk menguraikan. Selain itu dapat
dirumuskan dalam kalimat pasif, seperti: agar dapat diketahui,
agar dapat dijelaskan, agar dapat dibandingkan, dan sebagainya.

2) Kegunaan Penelitian
Kegunaan/signifikansi penelitian secara garis besar terdiri
atas signifikansi ilmiah dan signifikansi sosial. Signifikansi ilmiah
diarahkan pada pengembangan ilmu sesuai dengan wilayah
penelitian yang dilakukan, dan signifikansi sosial diarahkan
sebagai usaha dalam memecahkan masalah atau problem yang
dihadapi. Dalam mengurai kegunaan penelitian ini, dirinci sesuai
dengan ketentuan sebagai berikut: (a) Secara teoritis penelitian ini
sebagai ...., dan (b) Secara Praktis penelitian ini diharapkan untuk
.....
d. Kerangka Berpikir.
Setelah pengkajian pustaka, maka akan ditemukan teori yang
dibutuhkan. Teori merupakan serangkaian pernyataan sistematik
yang bersifat abstrak tentang subyek tertentu yang berupa
pemikiran, pendapat, nilai-nilai, norma-norma, pranata-pranata
sosial, peristiwa-peristiwa, dan perilaku manusia. Ia dijadikan
landasan dalam perumusan kerangka berpikir.
Kerangka berpikir dapat berupa kerangka teori merupakan
uraian ringkas tentang teori yang digunakan dan cara menggunakan
teori itu dalam menjawab pertanyaan penelitian dan menjadi
pedoman dalam perumusan hipotesis yang akan di ajukan.
Dalam penelitian kuantitatif, di dalam kerangka berpikir
biasanya dikemukakan hubungan dua peubah, yaitu hubungan
asimetrik atau hubungan simetrik. Di samping itu, dapat pula
diajukan hubungan antar beberapa peubah, sehingga
memungkinkan di ajukan peubah kontrol atau peubah antara
(Intermediate variable) yang dapat memperjelas hubungan antara
peubah bebas dengan peubah terikat. Sebaiknya, kerangka berpikir
dilengkapi dengan skema sederhana untuk memperjelas
pemahaman dan kerja peneliti.

e. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka atau biasa juga disebut studi literatur atau
studi kepustakaan merupakan bagian yang penting dari sebuah
proposal atau laporan penelitian skripsi, karena pada bagian ini
diungkapkan pemikiran atau teori-teori yang melandasi
dilakukannya penelitian
Teori yang disajikan pada bagian tinjauan pustaka
menerangkan hubungan antara beberapa konsep yang digunakan
untuk menjelaskan masalah penelitian. Konsep-konsep tersebut
kemudian akan dijabarkan menjadi variabel-variabel penelitian.
Oleh sebab itu, bab ini juga harus menyajikan temuan-temuan
penelitian yang berkaitan dengan masalah atau variabel penelitian
yang pernah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Tinjauan
pustaka bisa juga dijelaskan pada latar belakang masalah atau pada
bagian khusus.
Sedangkan tujuan khususnya adalah meliputi hal hal sebagai
berikut:
1) Membatasi masalah dan ruang lingkup penelitian
2) Menentukan variabel variabel penelitian yang penting dan
menentukan hubungan antar variabel penelitian
3) Mengetahui apa yang pernah dilakukan dalam penelitian
sebelumnya, dan menentukan apa yang perlu diteliti sekarang
4) Menghindari pendekatan yang steril atau tidak menghasilkan
temuan yang berarti
5) Merangkum pengetahuan yang berkaitan dengan topik
penelitian
6) Menemukan penjelasan yang dapat membantu dalam
menafsirkan data penelitian

f. Hipotesis
Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif,
hipotesis tidak dirumuskan secara eksplisit walaupun secara implisit
dirumuskan dalam pertanyaan penelitian yang diajukan.
Dalam penelitian yang dititikberatkan pada pengujian teori
(kuantitatif), hipotesis dirumuskan dari kerangka berpikir dalam
bentuk pernyataan. Secara teknis, prosesnya dikenal sebagai
operasionalisasi.
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas pertanyaan
penelitian yang diajukan terhadap masalah yang telah dirumuskan
dalam bentuk hubungan antar peubah yang akan diuji. Kejelasan
hubungan itu akan memudahkan untuk menentukan model uji
statistik yang akan digunakan. Sebagai contoh: “Terdapat perbedaan
prestasi belajar antara siswa kelas yang menggunakan pengajaran
dengan les dengan siswa kelas yang menggunakan pengajaran
tambahan dengan tugas dalam bidang studi matematika”. Maka
dirumuskan dalam hipotesis statistik sebagai berikut:
Ho: χ1=χ2, artinya, tidak terdapat perbedaan prestasi belajar antara
siswa yang mengikuti pengajaran tambahan dengan les
dengan siswa yang mengikuti tambahan pengajaran
tambahan tugas dalam bidang studi matematika.
Ha: χ1≠χ2, artinya, terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa
yang mengikuti pengajaran tambahan dengan les dengan
siswa yang tidak mengikuti pengajaran tambahan
dengan tugas dalam bidang studi matematika.

g. Langkah-langkah Penelitian
1) Metode Penelitian
Untuk menentukan metode yang digunakan, maka terlebih
dahulu perlu melihat bidang ilmu dan jenis data yang diteliti.
Metode penelitian disesuaikan dengan program studi yang ada,
terdapat dua bidang wilayah penelitian yaitu:
(a) Berupa ajaran, gagasan, dan produk pemikiran. Ia bersifat
ideal, normatif, dan preskriptif. Yang termasuk muatan ini
adalah Qur’an, Hadis, Pemikiran, Fiqih, Bahasa dan Sastra
Arab. Pendekatan yang digunakan bersifat normatif dan cara
berpikirnya lebih bersifat deduktif. Dalam bidang ini metode
yang digunakan lebih banyak metode analisis isi (content
analisis).
(b) Rangkaian peristiwa, institusi, organisasi, atau pola perilaku
dalam kehidupan umat Islam. Ia bersifat aktual, empirik, dan
deskriptif. Yang termasuk muatan ini adalah Pranata Sosial,
Sejarah, Peradaban, Pendidikan, dan Dakwah. Metode yang
digunakan adalah Historikal, Deskriptif, Developmental, Studi
kasus, Korelasional, Kausal Komparatif, Eksperimental, Kuasi
eksperimental, dan Tindakan. Dari berbagai metode penelitian
dipilih salah satu metode yang paling tepat dan cocok dengan
masalah, tujuan, dan kerangka berpikir tersebut.

2) Jenis Data.
a) Jenis Data Kualitatif
Pengertian data kualitatif adalah data informasi yang
berbentuk kalimat verbal bukan berupa simbol angka atau
bilangan. Data kualitatif didapat melalui suatu
proses menggunakan teknik analisis mendalam dan tidak bisa
diperoleh secara langsung. Untuk mendapatkan data kualitatif
dapat dilakukan melalui wawancara, observasi, diskusi atau
pengamatan (analisis).

b) Jenis Data Kuantitatif


Pengertian data kuantitatif adalah data informasi yang
berupa simbol angka atau bilangan. Berdasarkan simbol-simbol
angka tersebut, perhitungan secara kuantitatif dapat dilakukan
untuk menghasilkan suatu kesimpulan yang berlaku umum di
dalam suatu parameter. Untuk mendapatkan data kuantitatif
dapat dilakukan melalui penyebaran angket (quiteoner) dan
intrepretasi serta analisisnya mengunakan rumus statistik.

c) Jenis Data Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


PTK berkembang sebagai suatu penelitian terapan. PTK
sangat bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan mutu proses
dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahap-
tahap PTK, guru dapat menemukan solusi dari masalah yang
timbul di kelasnya sendiri, bukan kelas orang lain, dengan
menerapkan berbagai ragam teori dan teknik pembelajaran yang
relevan secara kreatif. Ditinjau dari karakteristiknya, PTK
setidaknya memiliki karakteristik antara lain: (1) didasarkan
pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional; (2)
adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya; (3) penelitian
sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi; (4) bertujuan
memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktek
instruksional; (5) dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan
beberapa siklus.
Dan adapun metodologi yang digunakan adalah sebagai
berikut:
1. Setting Penelitian
2. Perbedaan Mengajar Biasa dengan CAR
3. Tahap Perencanaan
4. Siklus-siklus
5. Instrumen

3) Sumber Data
Penentuan sumber data didasarkan pada jenis data yang
telah ditentukan. Pada tahapan ini ditentukan sumber primer dan
sumber sekunder, terutama pada penelitian yang bersifat normatife
yang didasarkan pada sumber dokumen atau bahan bacaan. Dalam
penelitian empirik pada tahapan penentuan sumber data meliputi
cara penentuan lokasi penelitian, cara penarikan contoh (teknik
sampling) apabila digunakan metode survai, dan penentuan satuan
analisis.
Sumber data dapat berupa bahan pustaka, yaitu buku,
majalah, surat kabar, dokumen resmi, dan catatan harian. Selain
itu, dapat berupa orang yang berkedudukan sebagai informan dan
responden. Adapun satuan analisis dapat berupa gagasan,
peristiwa, pranata sosial, dan prilaku manusia.

4) Teknik Pengumpulan Data


Penentuan metode pengumpulan data tergantung kepada
jenis dan sumber data yang diperlukan. Pada umumnya
pengumpulan data dapat dilakukan dengan beberapa metode, baik
yang bersifat alternatif maupun kumulatif yang saling melengkapi.
Metode tersebut adalah studi kepustakaan dan dokumentasi,
wawancara (interview), Penyebaran daftar pertanyaan atau
kuisioner dan pengamatan (observation). Dalam penelitian
normatife yang bersumber pada bahan bacaan dilakukan denga
cara penelaahan naskah, terutama studi kepustakaan. Dalam
penelitian kesejarahan yang bersumber pada bahan bacaan dan
pelaku sejarah, dilakukan dengan cara studi kepustakaan dan
dokumentsi, serta wawancara dengan pelaku sejarah apabila yang
bersangkutan masih hidup.
Dalam penelitian empirik lainnya terdapat beberapa cara
pengumpulan data yang beragam, tergantung kepada metode
penelitian yang digunakan. Secara umum metode pengumpulan
data ini meliputi pengamatan dan wawancara (kualitatif), dan
penyebaran kuesioner (kuantitatif). Sebaiknya, ditentukan salah
satu metode pengumpulan data sebagai cara yang diutamakan.
Sedangkan metode lainnya digunakan sebagai pelengkap dari
metode pertama itu. Dengan perkataan lain, penggunaan semua
metode merupakan pekerjaan yang kurang efisien bahkan
mungkin sebagian di antaranya kurang cocok untuk digunakan.

5) Analisis Data
Analisis data merupakan penguraian data melalui tahapan:
kategorisasi dan klasifikasi, perbandingan, dan pencarian
hubungan antar data yang secara spesifik tentang hubungan antar
peubah. Pada tahapan pertama, dilakukan seleksi data yang telah
dikumpulkan, kemudian diklasifikasikan menurut kategori
tertentu.
Untuk memudahkan analisis data, maka rujukan yang
digunakan adalah kerangka berpikir yang telah dipilih dan
dirumuskan sebelumnya. Rangkaian pernyataan yang
dikemukakan dalam kerangka berpikir menjadi pedoman dalam
cara kerja analisis data, yang tahapannya telah dikemukakan di
atas. Dengan cara demikian, peneliti bertindak konsisten dalam
menempatkan kerangka berpikir sebagai rujukan dalam analisis
dan penafsiran data yang diperoleh.
Cara analisis data kuantitatif dilakukan dengan uji statistik,
sesuai dengan ukuran peubah penelitian yang digunakan ( ukuran
nominal, ordinal, interval, dan rasio). Berkenaan dengan hal itu, uji
statistik (ukuran pengujian) yang akan digunakan dapat dirancang
dan dipilih sesuai dengan kebutuhan. Berkenaan dengan hal itu,
agar dirancang dan dijelaskan tentang tahapan operasionalisasinya
serta alasan penggunaan ukuran pengujian itu. Apabila telah
tersedia, dapat dikemukakan tentang penggunaan program
Statistcal Package for Social Scienes (SPSS) untuk penelitian
kuantitatif, yang telah dikembangkan sekisar 20 tahun terahir.

Bab II. Landasan Teoritik


Analisis teoritis merupakan pembahasan yang lebih lengkap dari
Tinjuan Pustaka dan Kerangka Berpikir sebagaimana dijelaskan
sebelumnya. Dalam Bab II ini, segala persoalan teoritis yang dibahas
dalam masalah penelitian diuraikan secara lebih rinci dan sempurna.

Bab III. Data dan Pembahasan


Pada bab ini disajikan data yang ditemukan dalam penelitian,
setelah diolah dan dianalisis. Kemudian dilakukan pembahasan terhadap
data itu, yang berpedoman kepada kerangka berpikir yang digunakan.
Rincian data yang disajikan merupakan jawaban atas pertanyaan yang
diajukan terhadap masalah penelitian yang dimuat dalam rencana
penelitian.
Pembagian bab dalam bagian ini dapat dilakukan seara luwes. Ia
dapat disajikan hanya dalam satu bab saja, misalnya bab Data dan
Pembahasan ia pun dapat dipilah menjadi beberapa bab, atau lebih dari
satu bab. Apabila bagian ini hanya disajikan dalam satu bab, ia dapat
dibagi atas beberapa subab.
Tentu saja pembagian bab itu dapat dibuat dengan subbab lain
yang sangat bervariasi. Ia tergantung kepada data yang telah terkumpul.
Di samping itu, imajinasi dan wawasan penulis, dalam hal ini mahasiswa
penulis skripsi, akan sangat membantu untuk mengisi variasi dan visi
tulisan yang disajikan.

Bab IV. Simpulan Dan Saran


Dalam Simpulan dikemukakan mengenai natijah hasil penafsiran
dan pembahasan data yang diperoleh dalam penelitian, sebagai jawaban
atas pertanyaan yang diajukan dalam perumusan masalah. Ia diinduksi
dari hasil pembahasan sebagai mana disajikan dalam bab atau bab-bab
sebelumnya. Dengan kesimpulan ini dapat diperoleh imformasi baru dan
diketahui posisi penelitian, serta implikasi dari penelitian yang dilakukan.
Imformasi baru itu dapat berupa pendapat baru, pengukuhan terhadap
pendapat lama atau koreksi terhadap pendapat lama.
Berdasarkan imformasi baru itu penulis skripsi dapat
memperkirakan kecenderungan-kecenderungan tentang gejala yang
ditemukan dalam penelitian ini. Berkenaan dengan hal tersebut penulis
skripsi dapat mengajukan harapan agar dilakukan penelitian lebih lanjut,
disertai alasan secukupnya. Disamping itu, penulis skripsi dituntut untuk
membedakan antara dugaan atau penemuan dengan kesimpulan. Hal
yang penting untuk diperhatikan, kesimpulan tersebut bukan ringkasan
dari hasil pembahasan dalam bagian sebelumnya, dan juga bukan uraian
baru.
Selanjutnya diuraikan mengenai saran. Saran ini ditujukan kepada
dua aspek, yaitu (1) Saran akademika, merupakan saran yang berkaitan
dengan kegiatan ilmiah sesuai dengan bidang yang diteliti. Misalnya,
saran terhadap keilmuan pendidikan dan dakwah. (2) Saran Praktis,
merupakan saran yang direkomendasikan kepada objek yang diteliti.
Misalnya jika penelitian itu di sebuah lembaga pendidikan tertentu, maka
saran apa yang perlu disampaikan dari hasil penelitian itu. Demikian
selanjutnya dalam wilayah penelitian yang lain.
BAB IV
TEKNIK PENULISAN SKRIPSI

A. Penggunaan Bahasa
Skripsi ditulis dalam bahasa Indonesia. Disamping itu, boleh pula
ditulis dalam bahasa Arab dan Inggris. Skripsi yang ditulis dalam bahasa
Indonesia, menggunakan kaidah bahasa Indonesia baku, logis, lugas,
ringkas, dan obyektif.
Bahasa skripsi bersifat logis artinya disusun mencerminkan cara
berpikir ilmiah, yang memadukan cara berpikir deduktif dan cara berfikir
induktif. Tulisan yang lugas maksudnya langsung mengenai inti
pembicaraan tanpa bertele-tele dan terhindar dari basa-basi. Tulisan
dalam skripsi disusun secara padat maksudnya bahasa yang digunakan
disusun secara hemat dan cakupan maknanya yang bersifat lengkap.
Tulisan bersifat ringkas dan jelas maksudnya mudah dipahami dan
terpadu. Berkenaan dengan hal itu, pemilihan kata istilah sedapat
mungkin yang mudah dipahami oleh penulis maupun oleh pembaca.
Penggunaan istilah asing yang sulit dijelaskan maknanya agar
dihindarkan.
Sedangkan tulisan dalam skripsi bersifat objektif maksudnya
dikemukakan apa adanya terhindar dari subjektivitas penulis. Untuk
memperkecil subyektivitas itu, dalam penulisan skripsi digunakan
kalimat positif dan kalimat pasif. Demikian halnya penggunaan kata ganti
orang pertama, seperti saya, kami, dan kita, agar diganti dengan kata
ganti orang ketiga seperti penulis, atau ia. Penggunaan kata ganti itu pun
hanya pada bagian muka, khususnya dalam kata Pengantar bukan pada
bagian utama skripsi.
Adapun buku pedoman yang baku yang digunakan di antaranya
adalah:
1. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan,
berdasarkan Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 0543 a / U / 1987 Tahun 1987.
2. Pedoman Umum Pembentukan Istilah, berdasarkan Keputusan
Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0389/U/1988 Tahun
1988.
3. Kamus Besar Bahasa Indonesia yang disusun oleh Tim Penyusun
Kamus Besar Bahasa Indonesia.

B. Bahasa Asing dan Bahasa Daerah


Skripsi mungkin juga merujuk bahasa asing terutama bahasa Arab
dan bahasa Inggris termasuk bahasa daerah. Dalam skripsi yang
menggunakan rujukan berbahasa asing dan daerah, akan ditemukan
istilah-istilah yang belum bahkan tidak dapat, diterjemahkan kedalam
bahasa Indonesia, terutama istilah teknis. Penulisan istilah asing atau
daerah yang belum ditemukan terjemahannya dalam bahasa Indonesia,
ditulis dengan huruf miring atau huruf kursif. Contoh Bahasa Asing dan
Bahasa Daerah terdapat pada lampiran 17.

C. Penulisan Ayat Alqur’an


Ayat Alqur’an, juga teks Hadits, ditulis di dalam naskah, sesuai
dengan konteks penulisan. Di samping itu, pengutipan ayat dilakukan
sesuai dengan teks aslinya, termasuk tanda-tanda baca yang digunakan.
Oleh karena itu ayat Alqur’an ditulis lengkap dengan syakalnya sesuai
dengan teks yang ditulis di dalam Kitab (Mushhaf) Alqur’an. Ia ditulis
dengan penulisan khath al-naskh. Contoh penulisan ayat AlAlqur’an
terdapat pada lampiran 18.

D. Transliterasi Huruf Arab ke Huruf Latin


Transliterasi atau penyalinan huruf, dalam hal ini dari huruf Arab
ke huruf Latin, meliputi penyalinan huruf di dalam kata dan kalimat.
Tentang cara penyalinan huruf itu digunakan pedoman transliterasi.
Contoh transliterasi huruf Arab ke huruf latin terdapat pada lampiran 19.
E. Kutipan dan Catatan Kaki
a. Kutipan
Kutipan dari bahan bacaan terdiri atas dua jenis, yaitu kutipan
langsung dan kutipan tidak langsung. Kutipan langsung yaitu kutipan
yang persis sama dengan teks yang dikutip. Biasanya, kutipan langsung
dilakukan dalam pengutipan istilah, isi kitab suci, peraturan perundang-
undangan, dan dokumen atau pandangan tertentu yang dianggap
spesifik. Sedangkan kutipan tidak langsung yaitu kutipan yang berisi
gagasan pokok dari teks yang dikutip.
Dalam kutipan langsung diperlukan ketelitian yang tinggi. Setiap
Huruf, kata, kalimat, tanda-tanda baca, ejaan yang digunakan, serta
kesalahan cetak pun memerlukan perhatian yang seksama. Ia kemudian,
dikutip sebagaimana adanya, termasuk yang salah cetak atau salah tulis.
Sedangkan dalam kutipan tidak langsung diperlukan kemampuan penulis
skripsi dalam memahami maksud tulisan yang dikutip, untuk kemudian
dikemukakan dengan gaya bahasa penulis skripsi. Oleh karena itu,
penulisan kutipan langsung dan kuitpan tidak langsung ditulis dalam
ungkapan dan cara yang berbeda.

1. Kutipan Langsung (direct citation)


Kutipan langsung yaitu mengutip sebuah teks secara utuh tanpa
ada penggalan dan ditulis terdiri atas kutipan yang kurang dari lima baris
dan yang lima baris atau lebih.
Cara penulisan kutipan yang kurang dari lima baris, tidak tertulis
secara terpisah, tetapi menjadi satu rangkaian dalam kata-kata dari suatu
kalimat. Cara penulisannya: diberi dua tanda petik (“) pada awal dan
akhir kutipan, dan diketik dua spasi. Awal kutipan diketik pada ketukan
keenam, sedangkan baris berikutnya dimulai pada ketukan pertama.
Contoh kutipan langsung terdapat pada lampiran 20.

2. Kutipan Tidak Langsung


Bagi kutipan tidak langsung, penulis skripsi memiliki keleluasaan
untuk merumuskan kutipan itu dengan gaya bahasa dan visinya sendiri.
Oleh karena itu, redaksi terhadap ungkapan dari teks aslinya merupakan
suatu yang tidak dapat dihindarkan. Contoh kutipan tidak langsung
terdapat pada lampiran 21.

3. Kutipan ayat Alqur’an dan teks Berbahasa Arab


Khusus mengenai kutipan ayat-ayat Alqur’an, di Indonesia
biasanya bersumber dari kitab Alqur’an yang diterjemahkan oleh
penerjemah khusus dan telah beredar secara luas. Tulisan Al-Alqur’an
yang sering dikutip oleh penulis skripsi adalah Alqur’an dan
Terjemahnya, yang diterbitkan oleh Departemen Agama.
Apabila ayat Alqur’an serta terjemahnya dikutip dari mushhaf itu,
maka ditulis dengan kutipan langsung sesuai dengan teks sebagaimana
tersurat di dalam mushhaf tersebut. Dengan cara:
Pertama, ayat yang dikutip diawali dengan tanda urutan ayat itu
dalam surat misalnya ayat ke-13 surat Al-Baqarah, sebelum ayat
ditulis dicantumkan dulu angka ketiga belas (13)
Kedua, pada akhir ayat itu diberi tanda bulatan kecil (۰) sebagai
tanda akhir ayat.
Ketiga, terjemahan ayat itu diawali dengan tanda angka 13.
Keempat, kutipan ditulis sesuai dengan cara pengutipan pembagian
urutan di dalam teks. Kelima, pada akhir kutipan ditulis
(Departemen Agama, Alqur’an dan Terjemahnya…..)

b. Catatan Kaki
Sesuai dengan perkembangan baru tentang perujukan, STAI Persis
Bandung kembali menggunakan sistem catatan kaki (footnote) yang
ditulis di setiap halaman dengan menyebutkan nama penulis, judul buku,
nama penerbit, tempat penerbitan, tahun penerbitan, urutan jilid, dan
halaman tulisan yang dikutip. Contoh catatan kaki terdapat pada
lampiran 22.
Apabila buku yang dikutip ulang tidak diselingi oleh buku lain
pada halaman berbeda maka menyebutkan kembali nama penulis dan
halaman yang dikutip. Contoh terdapat pada lampiran 22a. Dan jika buku
yang dikutip ulang diselingi oleh buku lain pada halaman yang sama atau
berbeda maka menyebutkan kembali nama penulis dan halaman yang
dikutip. Contoh terdapat pada lampiran 22b.

Penomoran urutan catatan kaki disusun pada tiap-tiap halaman.


Selain itu terdapat beberapa catatan kaki yang dikutip dari majalah, surat
kabar, Karangan tanpa diterbitkan, ensiklopedi, wawancara, dan internet.
Contoh terdapat pada lampiran 22c.

F. Penulisan Alinea
Alinea terakhir pada suatu halaman sekurang-kurangnya terdiri
atas dua baris. Demikian pula akhir alinea pada halaman baru sekurang-
kurangnya terdiri atas dua baris. Agar dihindarkan memulai sesuatu
alinea pada akhir garis naskah. Apabila hal itu tidak bisa dihindarkan,
maka dapat dilakukan dua pilihan. Pilihan pertama, penulisan alinea itu
pada akhir garis naskah kemudian dilanjutkan dengan penambahan
dengan satu baris di bawah garis naskah. Pilihan kedua, penulisan alinea
pada baris pertama halaman baru, dengan mengosongkan satu baris pada
akhir garis naskah pada halaman sebelumnya.

G. Tabel, Gambar, dan Peta


Penyususnan tabel biasanya dilakukan berkenaan dengan tahapan
analisis data. Ia terdiri atas tabel frekuensi dan tabel silang. Dalam tabel
frekuensi disajikan karakteristik suatu peubah. Dalam tabel silang
disajikan gambaran tentang hubungan antara peubah bebas dengan
peubah terikat. Peubah bebas diletakan dalam kolom (colom), sedangkan
peubah terikat diletakkan dalam lajur (row). Adapun gambar dapat
berbentuk skema atau diagram, yang menggambarkan tentang hubungan
antar berbagai unsur informasi sebagaimana dapat dilihat dalam beberapa
skema kerangka berpikir.
Tabel dan gambar berfungsi sebagai penyingkat dalam penyajian
gagasan atau yang diuraikan secara verbal. Dengan pemuatan tabel dan
gambar itu pembaca akan dengan mudah dan cepat dapat membaca dan
memahami gagasan dan data sebagaimana dijelaskan di dalam isi naskah.
Tabel dan gambar disajikan dalam bagian utama skripsi (dalam
naskah). Apabila jumlah tabel itu banyak, seperti hasil tabulasi dan
prosedur penghitungan statistik, lebih baik disajikan dalam lampiran. Ia
dapat dipandang sebagai bentuk pertanggungjawaban penggunaan
sumber metodologi dalam suatu penelitian. Ia juga menjadi sumber
informasi dan menjadi teladan bagi penulis skripsi berikutya.
Tiap tabel dan gambar disajikan pada satu halaman. Maksunya,
tidak disambung pada halaman berikutnya. Apabila hal itu sulit
dihindarkan, maka dalam isi tabel itu hanya dimuat gagasan atau data
yang dipandang paling penting untuk di sajikan dalam naskah; atau jenis
dan ukuran huruf yang digunakan untuk menulis tabel itu dipilih sesuai
dengan keperluan.
Penomoran tabel dan gambar dapat dilakukan dengan dua pilihan.
Pilihan pertama, penomoran tabel dan gambar diurut dalam seluruh
rangkaian naskah skripsi. Pilihan kedua, penomoran tabel dan gambar
diurut pada tiap-tiap bab dalam naskah.
Penulisan nomor dan judul tabel atau gambar diletakkan ditengah-
tengah, disusun secara simetrik, atau diletakkan mulai pada garis kiri
naskah. Sedangkan penyusunan bentuk tabel dibatasi oleh garis yang
membentuk kolom dan lajur, atau hanya bentuk lajur-lajur pada bagian
atas dan pada bagian bawah.
Skripsi yang berisi laporan penelitian yang dilakukan di lapangan,
kemungkinan besar membutuhkan peta. Peta itu berfungsi sebagai
petunjuk mengenai lokasi penelitian. Apabila penelitian itu dilakukan di
suatu lokasi, misalnya di Kecamatan Cikijing, sekurang-kurangnya
diperlukan dua buah peta. Pertama, peta Kecamatan Cikijing yang dibuat
secara cermat dan memadai. Kedua, peta Kabupaten Majalengka yang
mencakup letak Kecamatan Cikijing. Kecamatan itu merupakan sebuah
titik atau gugus kecil dalam peta Kabupaten Majalengka. Untuk
menunjukan letak dan posisi Kecamatan Cikijing dalam peta Kabupaten
Majalengka, hendaknya diberi tanda titik dan panah disertai keterangan
seperlunya. Kedua peta itu diletakkan dalam lampiran. Namun demikian,
apabila peta itu sangat diperlukan untuk diletakkan dalam naskah
sebaiknya ia dimasukkan dalam naskah itu.

H. Gelar dan Jabatan Akademik


Penulisan gelar dan jabatan akademik disesuaikan dengan
peraturan yang berlaku. Penggunaan gelar akademik dan panggilan itu
hanya dicantumkan pada bagian muka yaitu dalam Persetujuan,
Pengesahan, riwayat Hidup dan Kata pengantar, sebagai mana telah
dikemukakan dalam beberapa contoh pada lampiran.

I. Kertas, Huruf dan Pengetikan


Skripsi diketik di atas kertas berukuran A4 (70/80 gram) dan
penggandaannya diphotocopy. Pengetikan skripsi menggunakan
komputer dengan jenis huruf Times New Roman dan ukuran (size)
hurufnya 12. Naskah skripsi di ketik 2 spasi pada satu muka halaman
(tidak bolak-balik).
Catatan kaki, kutipan langsung yang lima baris atau lebih, ikhtisar
(abstrak), dan daftar pustaka diketik 1 spasi. Sedangkan judul tabel,
gambar, dan skema diketik 1.5 spasi atau 2 spasi sebagaimana ketikan
naskah. Apabila diperlukan dapat diketik satu spasi. Garis naskah adalah
empat sentimeter dari tepi kiri kertas; tiga sentimeter dari tepi kanan
kertas; 3 cm dari tepi atas kertas dan 3 cm dari tepi bawah kertas.
Tabel dan gambar dibuat pada kertas yang sejenis dengan yang
digunakan untuk naskah. Gambar atau diagram yang dibuat pada kertas
grafik tidak ditempelkan pada kertas naskah. Potret hitam-putih atau
berwarna dapat digunakan dalam skripsi. Ia ditempelkan pada kertas
naskah. Cara penempelan potret digunakan lem yang tahan lekat.
J. Nomor Halaman
Penomoran halaman pada bagian muka digunakan angka romawi
kecil. Angka arab digunakan untuk halaman naskah, mulai bab
pendahuluan. Halaman judul diberi nomor i (angka romawi kecil)
walaupun nomor itu tidak ditulis bab pendahuluan, setiap bab baru dan
daftar pustaka tidak dibubuhi nomor halaman.
Bab pendahuluan, setiap bab baru, dan setiap daftar pustaka selalu
ditulis pada halaman baru.
Semua nomor halaman yang berangka arab diketik disudut garis
naskah (margin), yaitu 3 cm dari tepi atas kertas dan 3 cm dari tepi kanan
kertas, atau di tengah-tengah garis naskah dan tiga senti meter dari tepi
bawah kertas. Judul dan kalimat-kalimat selanjutnya diketik dua spasi
dibawah nomor halaman (apabila nomor halaman diketik pada baris
pertama garis naskah bagian atas); atau pada garis naskah pertama
apabila nomor halaman diletakkan pada bagian bawah garis naskah.
Nomor halaman pada bagian muka diketik di tengah-tengah garis naskah
sebelah bawah, 3 cm di atas tepi atas kertas.
Naskah skripsi ditulis sekitar 60-200 halaman. Jumlah halaman itu
meliputi bagian naskah mulai pendahuluan sampai dengan kesimpulan,
tidak termasuk bagian muka dan lampiran.

K. Penggunaan Lambang
Sampul skripsi menggunakan lambang STAI Persis Bandung baik
pada sampul muka maupun pada pembatas setiap bab. Ukuran
penggunaan lambang pada sampul skripsi berdiameter 3 cm. Dan adapun
pada pembatas berdiameter 10 cm.
BAB V
PEMBIMBINGAN SKRIPSI

A. Pengesahan Usulan Penelitian dan Penentuan Pembimbing


Prosedur pengesahan usulan penelitian dan pepentuan pembimbing
skripsi adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa yang usulan penelitiannya dinyatakan lulus dapat
secara langsung mengajukan diri untuk mendapatkan dosen
pembimbing skripsi setelah disetujui oleh dosen penguji;
mahasiswa yang usulan penelitiannya dinyatakan lulus dengan
perbaikan harus terlebih dahulu melakukan perbaikan dan
mendapatkan persetujuan dari penguji; mahasiswa yang
dinyatakan tidak lulus harus mengikuti ujian usulan penelitian
kembali.
2. Untuk mendapatkan dosen pembimbing skripsi, mahasiswa harus
mengisi surat permohonan pembimbing skripsi kepada Ketua I
Bidang Akademik dengan melampirkan usulan penelitian yang
sudah disetujui oleh penguji
3. Jumlah Dosen Pembimbing sekurang-kurangnya 2 (dua) orang,
terdiri dari satu orang pembimbing 1 dan pembimbing 2
4. Pembimbing 1 bertanggung jawab terhadap pelaksanaan proses
bimbingan, kualitas (substansi) skripsi dan plagiarisme sedangkan
pembimbing 2 bertugas membantu pembimbing 1 dalam
mengarahkan proses bimbingan pada metodologi penelitian yang
digunakan mahasiswa dan teknik penulisan skripsi.
5. Apabila salah seorang atau kedua pembimbing selama 1 (satu)
bulan tidak bisa menjalankan proses bimbingan sejak SK
ditetapkan maka mahasiswa bersangkutan berhak mengajukan
penggantian pembimbing kepada Kaprodi dan diketahui oleh
Wakil Ketua 1 Bidang Akademik.

B. Pelaksanaan Bimbingan Skripsi


Bimbingan skripsi dilaksanakan oleh mahasiswa sebagai berikut:
1. Pembimbing skripsi bersama-sama dengan mahasiswa
bimbingannya merencanakan dan menetapkan proses serta target
penyelesaian skripsi.
2. Bimbingan dilakukan sekurang-kurangnya 8 kali bimbingan
dengan masing-masing pembimbing terhitung setelah
diterbitkannya SK yang dibuktikan dengan tanda tangan
pembimbing pada kartu bimbingan skripsi. Mahasiswa dan kedua
pembimbing melaksanakan pertemuan bersama sekurang-
kurangnya pada bimbingan awal.
3. Penulisan skripsi dibuat sesuai dengan panduan penyusunan dan
penulisan skripsi yang diterbitkan oleh lembaga.
4. Di akhir proses bimbingan, kedua pembimbing wajib memberikan
nilai proses bimbingan secara bersama. Standar rentang skor nilai
sebagai berikut:

Rentang
No Nilai Kriteria
skor
1 80 – 100 A  Menjalanai proses dengan sikap
dan prilaku positif
 Responsif terhadapa arahan
pembimbing
 Menguasai masalah, teori dan
metodologi dengan sangat baik
 Topik penelitian mengandung
kebaruan
 Mampu mempertahankan hasil
penelitiannya dengan
argumentasi yang logis
2 70 – 79 B  Menjalani proses bimbingan
dengan sikap dan prilaku positif
 Menguasai masalah, teori dan
metodologi penelitian dengan
baik
 Mampu mempertahankan hasil
penelitiannya dengan
argumentasi yang logis
3 60 - 69 C  Menjalani proses bimbingan
dengan sikap dan prilaku positif
 Kurang menguasai masalah,
teori dan metodologi penelitian
4 40 - 59 D  Tidak menjalani proses
bimbingan
 Tidak menguasai masalah, teori
dan metodologi penelitian
BAB VI
UJIAN SKRIPSI (MUNAQASAH)

A. Pengertian Ujian Skripsi


Ujian skripsi adalah sidang dalam rangka menguji skripsi yang
ditulis oleh mahasiswa sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelar
sarjana Strata Satu (S-1)

B. Syarat dan Ketentuan Ujian Skripsi


1. Syarat Ujian Skripsi:
a. Berstatus mahasiswa aktif;
b. Telah lulus pada semua mata kuliah yang diambil yang
ditunjukkan oleh transkrip nilai;
c. Telah lulus ujian komprehensif;
d. Memiliki sertifikat kepesertaan Orientasi/ta’afruf
e. Telah mendapatkan nilai bimbingan skripsi;
f. Menyerahkan kartu bimbingan skripsi;
g. Bebas pinjaman perpustakaan, yang ditunjukkan oleh surat
keterangan bebas pinjaman dari perpustakaan;
h. Menyerahkan tiga (3) eksemplar naskah skripsi yang sudah
disetujui pembimbing dan disahkan oleh Kaprodi;
i. Melampirkan fotocopy SK Pembimbing Skripsi;
j. Melampirkan surat keterangan lunas SPP;
k. Menyerahkan fotocopy ijazah SLTA;
l. Menyerahkan formulir pendaftaran Sidang Skripsi yang
ditandatangani oleh Ketua Prodi;
m. Berkas skripsi dijilid sesuai dengan warna prodi (KPI:Kuning,
IQT:Biru, PAI: Hijau, PGRA:Hijau Muda dan Eksyar: Ungu);

2. Ketentuan Ujian Skripsi


Sidang Munaqasyah dilaksanakan setelah memenuhi ketentuan
sebagai berikut:
a. Sidang skripsi (munaqasyah) hanya diikuti oleh mahasiswa yang
skripsinya telah disetujui oleh pembimbing 1 dan 2.
b. Pendaftaran skripsi (munaqasyah) diajukan kepada Pembantu
Ketua 1 Bidang Akademik dengan persyaratan:
a. Menyerahkan sertifikat ta’aruf
b. Menyerahkan Transkrip nilai
c. Telah lulus ujian komprehensif
d. Telah melunasi SPP
c. Pendaftaran sidang skripsi (munaqasyah) selambat-lambatnya
tujuh hari sebelum pelaksanaan sidang.
d. Mahasiswa menyerahkan formulir pendaftaran sidang skripsi
(munaqasyah) dan menyerahkan berkas skripsi sebanyak 3
eksemplar kepada Bagian Administrasi Akademik.
e. Sidang skripsi (munaqasyah) dipimpin oleh seorang ketua dan
seorang sekretaris sidang.
f. Penguji terdiri dari dua orang dosen.
g. Nilai skripsi (munaqasyah) diumumkan setelah pelaksanaan
sidang.

C. Pelaksanaan Ujian Skripsi


1. Ujian skripsi dilaksanakan setiap tahun sesuai dengan kalender
akademik
2. Pendaftaran ujian skripsi selambat-selambatnya 1 minggu sebelum
pelaksanaan sidang skripsi dilaksanakan
3. Ujian skripsi dilaksanakan secara panel dan tertutup.
4. Ujian skripsi dibuka oleh Ketua, Ketua 1 Bidang Akademik, dan
Kaprorodi dan dihadiri oleh seluruh peserta ujian.
5. Ujian skripsi diuji oleh dua orang penguji yang ditunjuk oleh Wakil
Ketua I Bidang Akademik dan diberikan surat tugas oleh Ketua STAI
6. Proses pelaksanaan ujian skripsi diawali dengan pemaparan hasil
penelitian dengan menggunakan fasilitas ICT (power point), penguji
mengajukan beberapa pernyataan atau pertanyaan secara bergantian,
dan mahasiswa memberikan jawaban ataupun tanggapan.
Buku/jurnal yang menjadi acuan utama (primer) harus dibawa dan
diperlihatkan kepada penguji.
7. Ruangan untuk sidang disiapkan oleh staf administrasi/TU dengan
setting ruangan termuat dalam SOP pelaksanaan ujian.
8. Waktu setiap ujian skripsi maksimal 60 menit (dengan pembagian
waktu: 15 menit untuk presentasi dan 45 menit untuk tanya jawab
9. Apabila pada tanggal yang telah ditentukan mahasiswa yang
bersangkutan tidak hadir maka ujiannya diundur maksimal satu
minggu dalam bulan berjalan.

D. Ketentuan Penguji Ujian Skripsi


1. Setiap mahasiswa diuji oleh majelis penguji yang sekurang-kurangnya
terdiri dari dua orang penguji
2. Pembimbing skripsi tidak menjadi penguji skripsi mahasiswa yang
dibimbingnya.
3. Dosen yang berhak menguji skripsi sekurang-kurangnya dengan
pendidikan magister/spesialis dan atau memiliki kompetensi yang
relevan dengan bidang kajian penelitian.
4. Penentuan penguji ujian skripsi dilakukan oleh Wakil Ketua I Bidang
Akademik dan Kaprodi dengan mempertimbangkan kesesuaian topik
skripsi mahasiswa dan kompetensi dosen penguji.
5. Ketua STAI mengeluarkan surat tugas menguji kepada dosen yang
ditunjuk untuk menguji.
E. Materi Ujian Skripsi
Materi pokok yang diuji tergambar dalam kisi-kisi. Penguji tidak
diperkenankan menguji materi luar kisi-kisi. Kisi-kisi Ujian Skripsi adalah
sebagai berikut:
1. Masalah yang ditanyakan dalam ujian skripsi pada dasarnya
meliputi 3 (tiga) hal, yaitu:
a. Apa yang diteliti;
b. Bagaimana cara meneliti;
c. Apa hasil penelitiannya.
2. Secara rinci pertanyaan dalam ujian skripsi diarahkan pada
komponen-komponen berikut :
a. Masalah dan kegunaan penelitian;
b. Tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran yang digunakan;
c. Keabsahan hipotesis (apabila menggunakan hipotesis);
d. Pengukuran variabel penelitian (apabila digunakan);
e. Subjek penelitian;
f. Metode penelitian (langkah-langkah penelitian);
g. Teknik analisis data;
h. Pembahasan hasil penelitian, termasuk relevansi teori-teori
yang digunakan;
i. Simpulan dan saran dari hasil penelitian;
j. Teknik penulisan.

F. Evaluasi Ujian Skripsi


1. Evaluasi ujian skripsi dilakukan oleh para penguji secara musyawarah
dengan menyepakati huruf mutunya, baru kemudian kedua penguji
memberikan nilai sesuai kriteria.
2. Nilai diberikan dengan menggunakan rentang 0-100
3. Penguji menuliskan catatan-catatan perbaikan di dalam lembar
perbaikan skripsi untuk setiap mahasiswa teruji.
4. Evaluasi ujian skripsi dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal
berikut :
a. Kemampuan di dalam mengidentifikasi masalah penelitian sesuai
dengan kompetensi keprodiannya.
b. Kemampuan menunjukkan relevasi sumbangan hasil penelitian
untuk dunia ilmiah dan atau kemaslahatan kehidupan manusia.
c. Kemampuan menunjukkan intisari studi pustaka ilmiah yang
relevan dan terkini sesuai dengan bidang yang diteliti.
d. Kemampuan memahami metode penelitian dan analisis data yang
digunakan dalam penelitiannya.
e. Kemampuan membuat tulisan ilmiah sesuai dengan kaidah tata
tulis Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
f. Kemampuan menyusun argumentasi secara koheren dan
mengemukakan ide-idenya secara jelas.
5. Standar rentang skor, nilai, dan bobot penilaian hasil ujian skripsi :

No Rentang Nilai Skor Kriteria


1 80 - 100 A  Penguasaan teoritis yang
sangan baik
 Menghasilkan penelitian
yang unik, kebaruan, dan
bermanfaat secara praktis
2 70 - 79 B  Penguasaan Teoritis baik
 Melakukan penelitian sesuai
prosedur
3 60 - 69 C Kurang mampu menjelaskan
dan
mempertanggungjawabkan
hasil penelitiannya
4 50 - 59 D Teori lemah, masalah tidak
terdeskripsi dengan baik di
latar belakang, kesalahan
penentuan variabel/fokus
penelitian, dan kesalahan
rancangan penelitian.
5 0 - 49 E Adanya kesalahan prinsipil
(plagiarisme, pemalsuan
data, atau kesalahan dalam
metode penelitian serta
membutuhkan perbaikan
secara total

G. Penentuan Kelulusan
1. Teruji dinyatakan lulus apabila nilai yang diperoleh sekurang-
kurangnya 60 (mendapat nilai C).
2. Teruji dinyatakan ditangguhkan kelulusannya apabila
memperoleh nilai D. Nilai akan diberikan setelah yang
bersangkutan melakukan perbaikan yang telah disetujui oleh
kedua penguji, selambat-lambatnya satu minggu sebelum
pendaftaran wisuda. Penguji harus menjelaskan secara tertulis
bagian-bagian yang harus diperbaiki dalam selembar koreksi
hasil ujian.
3. Teruji dinyatakan mengulang apabila memperoleh nilai E.
4. Pengumuman kelulusan dibacakan secara lisan di hadapan
semua peserta Ujian Skripsi pada penutupan rangkaian Ujian
Skripsi
H. Perbaikan dan Penggandaan Skripsi
Perbaikan dan penggandaan skripsi dilakukan dengan tahapan
sebagai berikut:
1. Mahasiswa melakukan penyempurnaan skripsi sesuai dengan
catatan perbaikan dari penguji skripsi pada lembar perbaikan
skripsi.
2. Penyempurnaan skripsi maksimal 1 bulan setelah sidang dan
menjadi persyaratan pendaftaran wisuda.
3. Skripsi yang telah disahkan oleh penguji dan disahkan Pimpinan
dan Kaprodi digandakan sekurang-kurangnya lima eksemplar (1
eksemplar untuk perpustakaan, 1 eksemplar untuk masing-masing
pembimbing, 1 eksemplar untuk program studi, dan 1 eksemplar
untuk arsip mahasiswa bersangkutan) dan ditandatangani oleh
pembimbing, penguji, ketua dan sekretaris sidang, Kaprodi, dan
ketua STAI.
4. Penyerahan skripsi dalam bentuk soft file (CD) diserahkan ke
perpustakaan dan prodi.
5. Warna sampul skripsi sesuai dengan warna prodi (KPI: Kuning,
IQT: Biru, PAI:Hijau, PIAUD:Hijau Muda, Eksyar:Ungu) dengan
menggunakan kertas Sakura nomor 35 atau kertas Asturo nomor
26) dan mengikuti ketentuan yang ditetapkan dalam Panduan
Penulisan skripsi STAI Persis Bandung
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1

Anda mungkin juga menyukai