OLEH
Menyetujui
Pembimbing 1, Pembimbing 2,
Puji syukur kami panjatkan atas limpahan rahmat dan karunia kepada Allah SWT sehingga
laporan ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.
Dalam upaya menghasilkan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif. Pemerintah,
khususnya Depdiknas, berupaya agar setiap individu memperoleh kesempatan mendapatkan
pendidikan yang bermutu dengan utuh, hal ini diwujudkan secara berkesinambungan
meningkatkan kualitas sistem pendidikan nasional di Indonesia.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar laporan ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari – hari.
Kami menyadari laporan ini jauh dari kata sempurnadalam penyusunan laporan ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami, untuk itu kami dengan senang hati menerima
kritik dan saran yang sifatnya mendukung demi kemajuan penulis di masa yang akan datang.
Kami berharap mudah-mudahan laporan ini bermanfaat bagi penulis, pembaca dan semua pihak.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………. i
HALAMAN PENGESAHAN.. ……………………………………………. ii
KATA PENGANTAR..……....……………………………………………. iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Analisis Gravimetri.……………………………………………
B. Analisis Titrimetri.…………………..…………………………
C. Analisis Mikrobiologi.…………………………………………
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………
B. Saran …………………………………………………………….
A. LATAR BELAKANG
Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK merupakan salah satu institusi pendidikan yang
bertujuan untuk menciptakan lulusan yang berkompeten, terampil, dan siap kerja. Oleh karena
itu pembelajaran pada SMK menitikberatkan pada implementasi teori ke dalam pengalaman
praktik. Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam pembelajaran praktik adalah ketersediaan
prasarana berupa laboratoriumPelaksanaan uji kompetensi merupakan salah satu standar
kelulusan siswa di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Tujuan dari penilaian kompetensi
adalah untuk menetapkan keberhasilan peserta didik dalam menguasai satu unit kompetensi
dengan mengacu kepada standar kompetensi nasional. Standar Kompetensi adalah kemampuan
yang secara umum harus dimiliki oleh peseta didik (lulusan). Kompetensi menurut Hall dan
Jones (Martha D.A, 2010, hlm.1) adalah “pernyataan yang menggambarkan penampilan suatu
kemampuan tertentu secara bulat yang merupakan perpaduan antara pengetahuan dan
kemampuan yang dapat diamati dan diukur”. Hal tersebut sama dengan tujuan SMK yang
mengacu pada isi undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 3
mengenai tujuan pendidikan nasional dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa
pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik untuk
bekerja dibidang tertentu.
Di dalam kurikulum pendidikan, praktik di laboratorium atau bengkel penting dilakukan untuk
memberikan motivasi dan pengalaman praktik (Murali, 2016), menerapkan teori dan
memberikan pengalaman langsung (W.A. Rasika Nandana, 2016), mengevaluasi kelemahan dan
prestasi peserta didik (Lal et al., 2017), membangun pengetahuan individu, melalui proses
retrospektif dan proaktif berkelanjutan (Kara et al., 2016).
B. TUJUAN
1. Tujuan Gravimetri
Untuk mengidentifikasi prinsip – prinsip dasar penentuan kadar Cu secara gravimetri dan
menentukan kadar Cu dalam sampel
2. Tujuan Titrimetri
3. Tujuan Mikrobiologi
Untuk mengetahui prinsip – prinsip dasar teknik aseptik dan penumbuhan bakteri dengan
metode aseptik dan juga untuk mengetahui bakteri yang akan di tumbuhkan.
BAB II LANDASAN TEORI
A. ANALISIS GRAVIMETRI
Analisis gravimetri merupakan salah satu metode analisis kuantitatif dengan penimbangan.
Metode analisis gravimetri adalah suatu metode analisis yang didasarkan pada pengukuran berat,
yang melibatkan pembentukan, isolasi dan pengukuran berat dari suatu endapan. Tahapawal
analisis gravimetri adalah pemisahan komponen yang ingin diketahuidari komponen-komponen
lain yang terdapat dalam suatu sampelkemudian dilakukan pengendapan.
Analisis gravimetri atau analisa kuantitatif berdasarkan bobot adalah proses isolasi serta
pertimbangan suatu unsur atau senyawa tertentu dari unsur tersebut dalam bentuk yang semurni
mungkin. Bagian besar penetapan-penetapan pada gravimetri menyangkut pengubahan unsur
atau radikal yang akan ditetapkan menjadi sebuah senyawa yang murni dan stabilyang dapat
dengan mudah diubah menjadi satu bentuk yang sesuai dan ditimbang. Metode pengendapan
adalah metode yang paling penting dalam analisis gravimetri .Prinsip analisis gravimetri adalah
melarutkan sampel dengan aquades,setelah sampelnya dilarutkan sampai terbentuk analit,
analitnya kemudian di endapkan kemudian dilakukan penimbangan.
1.Metode Penguapan
Dalam cara evolusi bahan direaksikan, sehingga timbul suatu gas. Caranya dapat dengan
memanaskan bahan tersebut atau mereaksikan dengan suatu pereaksi. Pada umumnya yang dicari
adalah banyaknya gas yang terjadi.
2.Metode Pengendapan
Suatu sampel yang akan ditentukan secara gravimetri mula-mula ditimbang secara kuantitatif,
dilarutkan dalam pelarut tertentu kemudian diendapkan kembali dengan reagen tertentu.
Senyawa yang dihasilkan harus memenuhi syarat yaitu memiliki kelarutan sangat kecil sehingga
bisa mengendap kembali dan dapat dianalisis dengan cara menimbang.
Endapan yang terbentuk harus berukuran lebih besar dari pada pori-pori alat penyaring (kertas
saring), kemudian endapan tersebut dicuci dengan larutan elektrolit yang mengandung ion
sejenis dengan ion endapan.
3.Metode Elektrolisis
Metode elektrolisis dilakukan dengan cara mereduksi ion-ion logam terlarut menjadi endapan
logam. Ion-ion logam berada dalam bentuk kation apabila dialiri dengan arus listrik tertentu
dalam waktu tertentu maka akan terjadi reaksi reduksi menjadi logam dengan bilangan oksidasi
nol.
B. ANALISIS TITRIMETRI
Metode titrimetri yang dikenal sebagai metode volumetri merupakan analisis kuantitatif
yang didasarkan pada prinsip stoikiometri reaksi kimia. Dalam setiap metode titrimetri selalu
terjadi reaksi kimia antara komponen analit dengan zat pendeteksi yang disebut titran. Analit
adalah komponen dari dari larutan sampel yang hendak ditetapkan kuantitasnya. Titran adalah
larutan standar yang telah diketahui dengan tepat konsentrasinya (Ibnu,2004:93).
Menurut Day (1999:44), reaksi kimia yang mungkin diperlukan sebagai basis dari penentuan
titrimetri telah dikelompokkan kedalam empat tipe :
1) Asam-basa. Ada sejumlah besar asam basa yang dapat ditentukan oleh titrimetrik. Titran
pada umumnya adalah larutan standar dari elektrolit kuat, seperti natrium hidroksida dan asam
klorida;
3) Pengendapan. Pengendapan dari kation perak dengan anion halogen dipergunakan secara
luas dalam prosedur titrimetrik.
4) Pembentukan kompleks. Contoh dari reaksi dimana terbentuk suatu kompleks stabil ion
perak dan sianida.
Titrasi adalah pengukuran volume suatu larutan dari suatu reaktan yang dibutuhkan untuk
bereaksi sempurna dengan sejumlah tertentu reaktan lainnya. Seringkali titrasi digunakan untuk
mengukur volume larutan yang ditambahkan pada suatu larutan yang telah diketahui volumenya.
Biasanya konsentrasi dari salah satu larutan dikenal sebagai larutan standar, yang telah diketahui
dengan tepat. Dalam titrasi asam basa perubahan pH sangat kecil hingga hampir tercapai titik
ekivalen. Pada saat tercapai titik ekivalen penambahan sedikit asam atau basa akan menyebabkan
perubahan pH sangat besar. Perubahan pH yang besar ini seringkali dideteksi dengan zat yang
dikenal sebagai indikator, yaitu suatu senyawa (organik) yang akan berubah warnanya dalam
rentang pH tertentu. Titik atau kondisi penambahan asam atau basa dimana terjadi perubahan
warna indikator dalam suatu titrasi dikenal sebagai titik akhir titrasi (Ibnu,2004:100).
Penentuan titik akhir titrasi 10 mL NH4OH 0,1 N oleh HCl 0,1 N dapat diketahui dengan
indikator kurkumin dan pembanding indikator mo. Prosentase kesalahan 0,18% ditunjukkan oleh
indikator kurkumin terhadap indikator mo pada titrasi di atas sangat kecil, sehingga kurkumin
layak digunakan sebagai indikator dalam reaksi titrasi asam basa untuk alternatif pengganti
methyl orange (mo). Apabila pH yang terjadi pada titik akhir titrasi kita bandingkan dengan pH
titrasi asam basa pada umumnya, akan terlihat bahwa pada titrasi NaOH oleh HCl, penggunaan
indikator fenol-ftalein sangat tepat karena pada kondisi inilah merupakan daerah curam yang
perubahan warnanya terjadi secara mendadak. Perbedaan pH yang diperoleh pada penggunaan
Menurut Ibnu (2004:95), agar dihasilkan ketepatan analit yang dianalisis berbagai reaksi
yang terlibat dalam metode titrimetri harus memenuhi 4 (empat) persyaratan pokok yang
meliputi:
1) Reaksi kimia yang berlangsung harus mengikuti persamaan reaksi tertentu dan tidak ada
reaksi sampingnya, sehingga prinsip stoikiometri untuk penetapan hasil reaksi dapat dirumuskan
dengan tepat;
2) Reaksi pembentukan produk dapat berlangsung sempurna pada titik akhir titrasi, atau
dengan kata lain tetapan kesetimbangan reaksinya sangat besar;
3) Harus ada metode yang tepat untuk menetapkan titik ekivalen. Indikator atau perangkat
instrumen yang tepat harus mampu memberikan tanda-tanda yang jelas pada saat tercapainya
titik ekivalen;
4) Reaksi yang terlibat garus berlangsung cepat, sehingga proses titrasi hanya berlangsung
dalam beberapa menit, titik ekivalen segera diketahui dengan cepat.
Senyawa o-fenilazo-2-naftol dan metil jingga dapat digunakan sebagai indicator pada titrasi
asam kuat ( HCl) 0,1 N dan basa lemah (NH3) 0,1 N karena pKHin dari o-fenilazo-2naftol dan
metil jingga mendekati pH titik ekivalen dari titrasi tersebut yaitu pada pH ± 5. Pada titrasi ini
HCl digunakan sebagai titran yang sebelumnya sudah dibakukan dengan NaOH. Pembakuan
NaOH dengan asam oksalat dilakukan tiga kali ulangan titrasi didapat normalitas rata-rata NaOH
adalah 0,0986 N. Kemudian NaOH 0,0986 N digunakan untuk standarisasi HCl. Dengan tiga kali
ulangan titrasi, didapat normalitas rata-rata HCl adalah 0,0996 N. Kemudian HCl 0,0996 N
digunakan untuk mentitrasi 50,0 mL NH3 sampai terjadi perubahan warna dari kuning menjadi
merah (Suirta,2010:33).
Standarisasi adalah proses dimana konsentrasi larutan ditentukan secara akurat. Suatu
larutan standar terkadang dapat dipersiapkan dengan menguraikan suatu sampel dari zat terlarut
yang diinginkan dan menimbang secara akurat dalam suatu larutan yang volumenya diukur
secara akurat. Metode ini umumnya tidak dapat diterapkan, karena bagaimanapun juga, jarang
reagen kimiawi diperoleh dalam bentuk murni untuk memenuhi kebutuhan dalam hal
keakuratan. Segelintir substansi yang memadai untuk hal ini disebut standar primer. Lebih umum
lagi, sebuah larutan distandarisasi dengan titrasi, dimana larutan tersebut bereaksi dengan
sejumlah standar primer dimana sebelumnya larutan tersebut telah ditimbang (Day,1999:50).
Metode titrimetri tergantung pada larutan standar yang mengandung sejumlah reagen
persatuan volume larutan dengan ketetapan yang tinggi. Konsentrasi dinyatakan dalam
normalitas (g.ek/l). Larutan standar disiapkan dengan menimbang reagen murni secara tepat,
karena tidak semua standar tersedia dalam keadaan murni. Oleh karena itu dikenal standar
primer, yaitu zat yang tersedia dalam komposisi kimia yang jelas dan murni. Larutan tersebut
hanya bereaksi pada kondisi kimia yang jelas dan murni. Larutan tersebut hanya bereaksi pada
kondisi titrasi dan tidak melakukan reaksi sampingan (Khopkar,2010:40).
Larutan standar yang digunakan sebagai titran harus diketahui dengan tepat konsentrasinya.
Biasanya, larutan standar dibuat dengan cara melarutkan sejumlah berat tertentu bahan kimia
pada sejumlah tertentu pelarut yang sesuai. Cara ini mudah dilakukan, tetapi hasilnya seringkali
kurang tepat, karena hanya sedikit jenis zat kimia bahan titran yang diketahui dalam keadaan
murni. Zat kimia yang benar-benar murni bila ditimbang dengan tepat dan dilarutkan dalam
sejumlah tertentu pelarut yang sesuai menghasilkan larutan standar primer. Larutan standar lain
yang ditetapkan konsentrasinya melalui titrasi dengan menggunakan larutan standar primer
dikenal sebagai larutan standar sekunder (Ibnu,2004:97-98).
C. ANALISIS MIKROBIOLOGI
Salah satu perhatian dunia adalah pertumbuhan mikroba yang tidak terkendali pada beberapa
daerah, dikarenakan adanya perubahan iklim dan adanya resistensi mikroba maupun perubahan
genetik mikroba itu sendiri. Bidang kesehatan, lingkungan dan pangan merupakan bidang yang
paling bersinggungan dengan dunia mikrobiologi, sudah menjadi kewajiban untuk menerapkan
pengawasan yang ketat terhadap keberadaan mikroba ini. Banyak kasus telah terjadi diantaranya
buruknya sanitasi lingkungan tempat tinggal menyebabkan buruknya kualitas pangan sehingga
semakin memperburuk kesehatan manusia didaerah tersebut. Kasus keracunan makanan
misalnya, telah mendorong pengembangan metode inspeksi yang tepat sehingga penentuan
mikroba yang meracuni makanan dapat ditentukan secara tepat, cepat dan akurat untuk
mendapatkan hasil analisis mikrobiologi yang tepat, cepat dan akurat perlu diperhatikan
beberapa factor diantaranya teknik pengambilan sampel, metode dan media yang digunakan,
hingga pembacaan hasil akhir yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Pemilihan
metode menempati urutan teratas penentu keberhasilan analisis.
Terdapat beberapa kriteria dalam pemilihan metode diantaranya selektivitas dan sensitivitas
metode yang digunakan untuk tujuan yang telah ditentukan. Hal ini sangat dipahami dikarenakan
mikroba merupakan jasad hidup yang hanya mampu berkembang biak pada kondisi tertentu.
Oleh karena itu perlu adanya suatu pengujian yang akurat dan tepat serta diterima oleh regulator.
Salah satu cara untuk menentukan apakah suatu metode tepat dan akurat adalah melalui
serangkaian percobaan atau pembuktian atau konfirmasi yang objektif di laboratorium dan
bahwa metode tersebut memenuhi persyaratan yang telah ditentukan atau dengan bahasa yang
singkat disebut validasi metode. Namun terdapat beberapa hambatan ataupun tantangan dari
setiap laboratorium dalam menerapkan validasi metode khususnya mikrobiologi diantaranya
waktu, metode yang digunakan, jumlah ulangan, biaya, sensitivitas, selektivitas, recovery, dan
beberapa parameter lain yang telah ditentukan serta kompleksitas pengujian mikrobiologi
dikarenakan penggunaan jasad hidup. Oleh karena itu validasi metode mikrobiologi menjadi
gampang gampang susah untuk dilakukan, sehingga membutuhkan pengetahuan yang mamadai
ten validasi sekaligus verifikasi metode analisis mikrobiologi.
Mikrobiologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari kehidupan makhluk yang bersifat
mikroskopik. Mikrobiologi farmasi merupakan ilmu yang mempelajari tentang peranan serta
kehidupan mikroorganisme dalam bidang farmasi. Kualitas mikrobiologi dari suatu produk-
produk farmasi dipengaruhi oleh faktor lingkungan dimana produk-produk farmasi tersebut
dibuat dan juga bahanbahan yang digunakan dalam pembutannya, keculai sediaan yang telah
disterilkan pada pengisian terakhir.
Mikroorganisme adalah organisme yang berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang. Mikroorganisme dapat disebut mikroba atau jasad renik.
BAB III METODE PERCOBAAN
Alat :
Gelas Kimia 250 ml / 500 ml > 2 buah
Corong > 1 buah
Desikator
Bunsen
Kaki tiga
Kasa asbes
Botol semprot
Neraca analitik
Cawan porselin
Oven
Gelas ukur
Pipet tetes
Gegep besi
Spatula
Batang pengaduk
Erlemenyer
Bahan :
CuSO 4.5 H 2 O ( Terusi )
NaOH 4 N
Kertas lakmus
H 2 SO 4
Kertas label
Kertas saring
Bagan Kerja :
Alat :
Buret 50 ml
Gelas Kimia 250 ml / 500 ml > 2 buah
Corong > 1 buah
Botol semprot
Neraca analitik
Pipet tetes
Spatula
Batang pengaduk
Erlemenyer
Labu ukur
Pipet volume
Bulp
Statif dan klem
Bahan :
Na2 CO 3
HCl 0,1 N
Methyl Orange
Na 2 B4 O7
Bagan Kerja :
Padatan Na 2 CO 3
Ditimbang ± 0,5 gram
Dilarutkan dengan aquades
Dimasukkan ke dalam labu ukur
Ditambahkan aquades sampai volume larutan 100 ml
Larutan Na 2 CO 3
Dipipet sebanyak 10 ml
Dipindahkan ke dalam erlemenyer
Ditambahkan indikator yang sesuai ( methyl orange )
Dititrasi dengan HCl 0,1 N
Dilakukan secara duplo
Hasil
Padatan Na 2 B4 O7
Ditimbang ± 0,5 gram
Dilarutkan dengan aquades
Dimasukkan ke dalam labu ukur
Ditambahkan aquades sampai volume larutan 100 ml
Larutan Na 2 B4 O7
Dipipet sebanyak 10 ml
Dipindahkan ke dalam erlemenyer
Ditambahkan indikator yang sesuai ( methyl orange )
Dititrasi dengan HCl 0,1 N
Dilakukan secara duplo
Hasil
C. Melakukan Teknik Aseptik
Alat :
Gelas Kimia 250 ml / 500 ml > 2 buah
Botol semprot
Neraca analitik
Cawan petri
Oven
Gelas ukur
Pipet tetes
Spatula
Batang pengaduk
Erlemenyer
Jarum ose
Korek api
Waterbath
Serbet / lap kain
Bahan :
Nutrien Agar ( NA )
Aquades
Kapas
Kertas label
Alkohol 70 %
Yakult
Bagan Kerja :
A. Hasil Percobaan
NO Perlakuan Hasil
Perhitungan
Kertas saring Penimbangan Penimbangan
Kertas saring kertas saring
kosong setelah di
oven/akhir
Bobot sampel
2 2
Mr CuO 79,5
=155, 63%
Tabel Pengamatan
NO Perlakuan Hasil
Ditimbang 0,5 gram
Perhitungan
Na2 B4 O7 4 ml 2,5 ml
3.perhitungan
2 2 2
100 2 100 2
= 14 , 1351
Pwrhitungan = V1 +v2 = 4 ml + 2.5 = 6,5 = 3,5
2 2 2
NO Perlakuan Hasil
1. Ditimbang 1 gram
Perhitungan
B. Pembahasan
Zat kimia atau bahan kimia, yang juga dikenal sebagai zat murni adalah suatu bentuk
materi yang memiliki komposisi kimia dan sifat karakteristik konstan. Ia tidak dapat dipisahkan
menjadi komponen dengan metode pemisahan fisika, yaitu tanpa memutus ikatan kimia.Tujuan
dari pengenalan alat-alat laboratorium ini adalah untuk mengetahui nama alat-alat yang
digunakan di dalam laborator ium farmasi dan mengetahui fungsinya serta mengetahui cara
penggunaan beberapa alat-alat dalam laboratorium.
Tujuan dari pengenalan alat-alat laboratorium ini adalah untuk mengetahui nama alat-alat yang
digunakan di dalam laborator ium farmasi dan mengetahui fungsinya serta mengetahui cara
penggunaan beberapa alat-alat dalam laboratorium.Tujuan Tujuan dari pengenalan alat-alat
laboratorium ini adalah untuk mengetahui nama alat-alat yang digunakan di dalam laboratorium
kimia serta mengetahui fungsinya. Dan mengetahui cara penggunaan beberapa alat-alat dalam
laboratorium.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. . dari proses analisis kadar natrium carbonat dengan metode asidimetri yang
diperoleh adalah.
B. Saran
Kita harus memakai alat APD yang lengkap agar kita selamat dari kejaian yang
dating tiba-tiba secara mendadak yang kita tidak ketahui. SMKN 06 BISA………….
LAMPIRAN
Laporan sementara
THANK YOU
............