Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PRAKTIKUM KIMIA TERAPAN

MENGGUNAKAN GEL LIDAH BUAYA (Aloe Vera) PADA PEMBUATAN SABUN


CAIR DENGAN MENAMBAHAN MINYAK VCO (Virgin Cocount Oil)

OLEH :

KELOMPOK :2 (DUA)

ANGGOTA : 1. ARMELIA ANANDA

2. DIAH FEBRIANI S.

3. FANY FAHRANJANY

4. M. TAUFIK

DOSEN : Drs. ISWENDI, MS

ASISTEN LABOR : RIDA SANTIKA

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan kekuatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan proposal

penelitian yang berjudul “MENGGUNAKAN GEL LIDAH BUAYA (Aloe

Vera) PADA PEMBUATAN SABUN CAIR DENGAN MENAMBAHAN

MINYAK VCO (Virgin Cocount Oil)”. Shalawat dan salam untuk nabi tauladan

kita, yaitu nabi Muhammad SAW yang telah memberikan tauladannya dalam

segala aktivitas kita.

Makalah ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan mata Kimia Terapan

pada Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Negeri Padang. Penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan,

arahan, petunjuk, serta masukan yang sangat berharga dari bapak Drs. Iswendi,

MS selaku dosen pembimbing mata kuliah kimia terapan.

Untuk kesempurnaan makalah ini, maka dengan kerendahan hati penulis

mengharapkan masukan dan saran yang membangun dari semua pihak. Atas

masukan dan saran yang diberikan penulis ucapkan terima kasih.

Padang, Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang......................................................................................................... 4
B. Tujuan Praktikum .................................................................................................... 5
C. Manfaat Praktikum ................................................................................................. 5
BAB II ................................................................................................................................... 6
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................ 6
BAB III .................................................................................................................................. 9
METODOLOGI...................................................................................................................... 9
A. Alat .......................................................................................................................... 9
B. Bahan ...................................................................................................................... 9
C. Prosedur Kerja......................................................................................................... 9
BAB IV............................................................................................................................ 11
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................................. 11
A. HASIL PENGAMATAN ................................................................................................ 11
B. PEMBAHASAN ....................................................................................................... 11
BAB V................................................................................................................................. 14
PENUTUP ........................................................................................................................... 14
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 14
B. Saran ..................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 15
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sabun merupakan salah satu sarana untuk membersihkan diri dari kotoran, kuman dan
hal-hal lain yang membuat tubuh menjadi kotor. Semakin perkembangan zaman, banyak
produk sabun yang beredar ditengah masyarakat dengan berbagai merk dan benbentuk yang
beraneka ragam, mulai dari sabun cair hingga sabun mandi batang. Namun sabun beredar
ditengah masyarakat apakah baik digunakan untuk kulit, karena di Indonesia infeksi kulit
menepati urutan ketiga pada kasus penyakit terbanyak di Rumah Sakit pada tahun 2010 yaitu
sebanyak 247.179 kasus dengan kasus baru sebesar 60,77% Kementerian Kesehatan RI
(2011). Hal tersebut memicu kebutuhan akan perlindungan non-alamiah yaitu perlindungan
dengan menggunakan kosmetika pelembab seperti sabun ( Putra, 2019).
Adanya perkembangnya teknologi sehingga bahan-bahan dalam pembuatan sabun
semakin bervariasi, contoh salah satu pembuatan sabun variasi adalah adanya penambahan
bahan alami. Penambahan bahan alami yang aman bagi kesehatan dan memberikan pengaruh
positif atau fungsi tertentu terhadap sabun cair yang dihasilkan. Fungsi tersebut antara lain
memberikan kesan halus, kesan lembut, melembabkan kulit dan memiliki aktivitas antibakteri
dan dapat mengharumkan badan bila digunakan. Selain itu, dengan penambahan bahan alami
tersebut diharapkan dapat memperbaiki tekstur dan penampakan serta kandungan kimia
sabun cair. (Gandasasmita, 2009). Salah satu produk hasil pertanian yang memiliki fungsi
tersebut yaitu gel daun lidah buaya dan minyak VCO.
Menurut penelitian sebelumnya lidah buaya banyak dimanfaatkan dalam perawatan
kesehatan dan kecantikan serta pengobatan. Pemakaiannya untuk menyuburkan rambut,
perawatan kulit, obat luka dan antimikroba (Setiabudi, W.A. 2008). Senyawa atau komponen-
komponen dalam lidah buaya seperti lignin mampu menembus dan meresap ke dalam kulit
agar terjaga kelembabannya, saponin mempunyai aktifitas antiseptik dan pembersih, dan
antrakuinon yang berguna sebagai bahan dasar obat yang mempunyai sifat sebagai antibiotik,
antibakterial, antifungi, dan penghilang rasa sakit.
Minyak VCO dapat dipergunakan dalam industri melalui proses penyulingan,
penjernihan, dan penghilangan bau. Minyak kelapa (VCO) juga sering ditambahkan dalam
pembuatan sabun. Virgin Coconut Oil atau yang lebih dikenal dengan VCO adalah minyak
yang dihasilkan dari buah kelapa segar. Berbeda dengan minyak kelapa biasa, VCO
dihasilkan tidak dengan penambahan kimia atau pun proses yang melibatkan panas yang
tinggi. Selain warna dan rasa yang berbeda, VCO memiliki asam lemak yang tidak
terhidrogenasi seperti minyak kelapa biasa. VCO menjadi populer karena manfaatnya untuk
kesehatan tubuh. Maka dari itu VCO sangat baik dijadikan bahan utama dalam industri
pembuatan sabun.

B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu terampil dalam pembuatan sabun cair dengan
bahan alam lidah buaya dan VCO.

C. Manfaat Praktikum
Manfaatnya dari praktikum kali ini antara lain :

1. Dapat mengetahui cara pembuatan sabun dengan menggunakan lidah buaya dan

VCO.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Sabun merupakan salah satu sarana untuk membersihkan diri dari kotoran,
kuman dan hal-hal lain yang membuat tubuh menjadi kotor. Bahkan di zaman sekarang ini
sabun bukan hanya digunakan untuk membersihkan diri, tetapi juga ada beberapa sabun yang
sekaligus berfungsi untuk: melembutkan kulit, memutihkan kulit, maupun menjaga kesehatan
kulit (Gusviputri, 2013). Semakin berkembangnya teknologi dan penggunaan sabun pada saat
ini, bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan sabun pun semakin bervariasi.
Penambahan bahan alami yang aman bagi kesehatan pada sabun cair perlu dikembangkan.
Hal ini dimaksudkan untuk memberikan pengaruh positif atau fungsi tertentu terhadap sabun
cair yang dihasilkan. Fungsi tersebut antara lain memberikan kesan halus, kesan lembut,
melembabkan kulit dan memiliki aktivitas antibakteri dan dapat mengharumkan badan bila
digunakan. Selain itu, dengan penambahan bahan alami tersebut diharapkan dapat
memperbaiki tekstur dan penampakan serta kandungan kimia sabun cair. (Gandasasmita,
2009). Salah satu produk hasil pertanian yang memiliki fungsi tersebut yaitu gel daun lidah
buaya dan minyak VCO.
Lidah buaya (Aloe vera (L.) Webb.) memiliki banyak manfaat yakni sebagai sumber
penghasil bahan baku untuk aneka produk industri makanan, farmasi, dan kosmetik. Lidah
buaya memiliki kandungan saponin yang mempunyai kemampuan untuk membersihkan dan
bersifat antiseptik. Selain itu, lidah buaya juga mengandung accemanan yang berfungsi
sebagai anti virus, anti bakteri dan anti jamur. Accemanan juga dapat menghilangkan sel
tumor dan meningkatkan daya tahan tubuh. Dengan memanfaatkan lidah buaya sebagai bahan
pembuatan sabun, tidak hanya mampu membunuh bakteri, tetapi juga dapat melembutkan
kulit. Hal ini disebabkan karena adanya lignin yang berguna untuk menjaga kelembaban kulit
serta menahan air di dalam kulit, sehingga tidak terjadi penguapan yang berlebihan pada
tubuh dari permukaan kulit, sehingga kulit tidak cepat kering dan terjaga kelembabannya
(Dehari, 2006).
Gambar : Lidah buaya

Taksonomi dari lidah buaya adalah sebagai berikut

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Liliflorae

Famili : Liliceae

Genus : Aloe

Spesies : Aloe vera (Hutapea, 1999).

Struktur daun lidah buaya terdiri dari 3 bagian

a. Kulit daun

Kulit daun adalah bagian terluar dari struktur daun lidah buaya yang berwarna hijau.

b. Eksudat

Eksudat adalah getah yang keluar dari daun saat dilakukan pemotongan. Eksudat berbentuk

cair, berwarna kuning dan rasanya pahit. Zat-zat yang terkandung di dalam eksudat adalah: 8-

dihidroxianthraquinone (Aloe Emoedin) dan glikosida (Aloins), biasa digunakan untuk

pencahar.

c. Gel

Gel adalah bagian yang berlendir yang diperoleh dengan cara menyayat bagian dalam daun
setelah eksudat dikeluarkan. Ada beberapa zat terkandung di dalam gel yaitu karbohidrat
(glucomannan, accemannan), enzim, senyawa anorganik, protein, sakarida, vitamin, dan
saponin (Hayati, 2011). Keistimewaan lidah buaya ini terletak pada gelnya yang dapat
membuat kulit tidak cepat kering dan selalu kelihatan lembab. Keadaan tersebut di-sebabkan
sifat gel lidah buaya yang mampu meresap ke dalam kulit, sehingga dapat menahan
kehilangan cairan yang terlampau banyak dari dalam kulit (Suryowidodo, 1988). Maka dalam
percobaan pembuatan sabun digunakan gel lidah buaya dan minyak kelapa VCO.
Virgin Coconut Oil (VCO) memiliki sejumlah sifat fisik yang menguntungkan. Di
antaranya, memiliki kestabilan secara kimia, berwarna bening, dan berbau harum, bisa
disimpan dalam jangka panjang dan tidak cepat tengik, serta tahan terhadap panas, cahaya
dan oksigen. Virgin coconut oil (VCO) memiliki kadar air, asam lemak bebas, dan angka
oksidasi yang rendah. (Fachry, dkk.,2006). Komponen utama dari Virgin Coconut Oil (VCO)
adalah asam lemak jenuh seperti asam kaprat, kaprilat dan miristat dan memiliki ikatan ganda
dalam jumlah kecil. Kandungan paling besar dalam minyak kelapa adalah asam laurat (Lauric
Acid) (Hapsari, 2009). Dalam perkembangannya VCO telah dimanfaatkan sebagai bahan
baku farmasi, kosmetik, dan pangan (Rindengan, 2003). Beberapa manfaat VCO bagi
kesehatan yaitu merupakan antibakteri, antivirus, antijamur, dan antiprotozoa, menjaga
kesehatan jantung dan pembuluh darah, dapat mencegah terjadinya osteoporosis, diabetes,
penyakit liver, dan timbulnya kanker, dapat menurunkan berat badan, dan memberikan
stamina bagi tubuh (Fachry, dkk.,2006).
BAB III

METODOLOGI
A. Alat
1. Neraca teknis 1 buah
2. Gelas ukur 1 buah
3. Gelas Kimia 250 mL 1 buah
4. Magnetic strier 1 buah
5. Kaca Arloji 1 buah
6. Pisau 2 buah
7. Termometer 1 buah
8. Blender 1 buah

B. Bahan
1. Minyak Kelapa VCO 30 gram
2. KOH 3,6 gram
3. Aqudes 20 gram
4. Gel Lidah Buaya 5 gram
5. CMC 1 gram
6. Gliserin 1 gram
7. Jeruk Nipis 1 buah
8. Parfum 1 botol

C. Prosedur Kerja
1. Pembuatan Gel Lidah Buaya
a. Satu daun lidah buaya dibersihkan gel lidah buaya dari kulit.
b. Mengambil gel lidah buaya.
c. Memblender gel lidah buaya.
d. Gel siap digunakan
2. Pembuatan Sabun
a. Timbang minyak VCO sebanyak 30 gram kemudian masukkan kedalam
Erlenmeyer 250 ml..
b. Memanaskan pada suhu 70 C selama 5 menit.
c. Menambahkan KOH 3,6 gram, kemudian mengaduk hingga menjadi pasta.
d. Menambahkan 20 gram aquades, mengaduk hingga merata.
e. Menambahkan CMC 1 gram, aduk hingga homogen.
f. Menambahkan 20 ml gel lidah buaya, mengaduk dengan magnetic stirrer 350
rpm, suhu dipertahankan 70 -80 C.
g. Selanjutnya didingkan dan ditambahkan 1 potong jeruk nipis aduk hingga
merata, kemudian tambahkan perfume
h. Sabun cair siap digunakan.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENGAMATAN
1. Pembuatan Gel lidah buaya

Perlakuan Pengamatan
Lidah buaya dibersihkan, kemudian Gel sebelum blender berbentu padatn yang
dipisahkan gel dari kulit lidah buaya bendir, setelah diblender gel berbentuk
dan diblender larutan. Kemudian gel siap digunakan dalam
pembuatan sabun cair

2. Pembuatan Sabun

Perlakuan Pengamatan
Minyak VCO berwarna bening ditambahkan
KOH ( berwujud padatan berwarna putih)
Minyak VCO 30 gram dipanaskan 70 sedikit demi sedikit, karena KOH sukar larut
C selama 5 menit + KOH 3, 6 gram tanpa kalor setelah diaduk terbentuk sabun
sedikit demi sedikit pasta.

Sabun pasta + CMC Pasta putih

Sabun pasta + lidah buaya + jeruk Terbentuk larutan warna putih, dan sabun
nipis pada suhu 37  C siap digunakan

B. PEMBAHASAN
Sabun dihasilkan oleh proses saponifikasi, yaitu hidrolisis lemak menjadi asam lemak

dan gliserol dalam kondisi basa. Pembuat kondisi basa yang biasanya digunakan Natrium

Hidroksida (NaOH) untuk sabun yang berwujud padat dan Kalium Hidroksida (KOH) untuk

sabun yang berwujud cair. Asam lemak yang berikatan inilah yang kemudian dinamakan

sabun. Mekanisme reaksi


Jenis alakali yang umum digunakan dalam proses saponifikasi adalah NaOH, KOH,

Na2CO3, dan NH4OH. NaOH atau yang biasa dikenal dengan soda kaustik dalam industri

sabun, merupakan alkali yang digunakan dalam pembuatan sabun yang berwujud padat,

sedangkan KOH atau dikenal dengan soda abu digunakan dalam pembuatan sabun yang

berwujud cair karena sifatnya yang mudah larut dalam air. Na2CO3 atau Natrium Karbonat

merupakan alkali yang murah dan dapat menyabunkan asam lemak, tetapi tidak dapat

menyabunkan trigliserida (minyak atau lemak). Sedangkan pada asam lemak terdapat lemak

hewani dan lemak nabati. Namun yang biasa dipakai untuk pembuatan sabun hanya lemak

nabati. Dalam praktikum pembuatan sabu cair menggunakan KOH dan VCO.

Bahan alami yang digunakan dalam proses pembuatan sabun transparan pada

praktikum kali ini ada 2, yaitu minyak VCO dan ekstrak lidah buaya atau lidah buaya.

Pemilihan kedua bahan alami tersebut bukan tanpa alasan.

a. Minyak VCO (Virgin Coconut Oil)

Minyak VCO digunakan karena sifatnya yang mudah tersaponifikasi, mudah larut

dalam air, dan mudah menguap. Selain itu minyak VCO juga memiliki kelebihan sebagai

Anti Mikroba, sehingga baik untuk pemeliharaan kulit atau perawatan tubuh. Belakangan ini

penggunaan minyak VCO lebih diarahkan pada perawatan kesehatan dan kosmetik.
b. Ekstrak Lidah Buaya

Pemanfaatan lidah buaya kini tidak hanya terbatas sebagai tanaman hias saja tetapi
juga sebagai obat dan bahan baku pada industri kosmetika. Lidah buaya memiliki kandungan
saponin yang mempunyai kemampuan untuk membersihkan dan bersifat antiseptik. Selain
itu, lidah buaya juga mengandung accemanan yang berfungsi sebagai anti virus, anti bakteri,
dan anti jamur. Lidah buaya dapat melembutkan kulit, hal ini disebabkan karena adanya
lignin yang berguna untuk menjaga kelembaban kulit serta menahan air di dalam kulit. Pada
percobaan pertama- tama minyak VCO dipanskan hingga 70˚C kemudian ditambahan KOH
sedikit- demi sedikit pada suhu tersebut reaksi saponifikasi berjalan secara sempurna. Lalu
ditambah air karena KOH larut dalam air, kemudian ditambahkan CMC yang berfungsi
sebagai stabilisator dan pengemusi mengaduk hingga homogeny. Tambahkan gel lidah buaya
dan diaduk dengan magnetc stirier dengan kecepatan 350 rpm ( untuk menghomogen
larutan). Kemudian setelah dingin ditambahakan jeruk nipis ( tujuan penambahan jeruk nipis
setelah dingin agar vitamin C dalam jeruk tidak rusak karena tidak pada suhu optimum)
sebagai emulgator dan sabun cair siap digunakan. Sabun cair yang telah jadi diukur pH maka
didapatkan pH nya adalah 12.
BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan
1. pH sabun cair yang didapapatkan adalah 12.
2. Lidah buaya memiliki kandungan saponin yang mempunyai kemampuan untuk
membersihkan dan bersifat antiseptik, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan
dalam pembuatan sabun.
3. Minyak VCO digunakan karena sifatnya yang mudah tersaponifikasi, mudah larut
dalam air, dan mudah menguap sehingga bisa dijadikan sebagai bahan dasar
pembuatan sabun.

B. Saran
1. Lebih hati- hati dalam menimbang dan mereaksikan zat.
2. Seharusnya memiliki pengetahuan terhadap zat yang berbahaya sehingga tidak
terjadi kecelakan dalam labor seperti iritasi.
DAFTAR PUSTAKA

Dehari, P., dkk, Technology transfer and project management network For aloe vera as semi
finish product like Gel, Powder and finish products like aloe vera drink or fizzy tablet.
Ensymm: Consulting for Biotechnology, 2006.
Fachry, A.Rasyidi., dkk. 2006. Pembuatan Virgin Coconut Oil dengan Metode Sentrifugasi.
Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya, Palembang. Jurnal BBTP_20 ISBN 979-97893-0-3.

Gandasasmita, hangga DP. 2009. Pemanfaatan Kitosan dan Karagenan pada Produk Sabun
Cair. [Skripsi]. Bogor. Institute Pertanian Bogor.

Gusviputri, A., Njoo Meliana P. S., Aylianawati, Indraswati, Nani. 2013. Pembuatan sabun
dengan lidah buaya (aloe vera) sebagai antiseptik alami. Widya Teknik Vol. 12, No. 1, 11-21.

Hayati, K., Efek Anti Bakteri Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera) Terhadap Staphylococcus
aureus Yang Diisolasi Dari Denture Stomatitis (Penelitian In Vitro), 2011.

Hutapea, J.R., Inventaris Tanaman Obat Indonesia, 1999.


Suryowidodo, C. W. 1988. Lidah Buaya (Aloe vera Linn.) Sebagai Bahan Baku Industri.
Journal Agro-Based Industri: vol 5, No 2, pp: 66-71.
Rindengan, B. 2003. Pengembangan Minyak Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil) untuk
Industri Farmasi dan Kosmetika. Makassar.

Setiabudi, W.A. 2008. Lidah buaya. Teknologi Hasil Pertanian. Universitas Brawijaya.

Anda mungkin juga menyukai