Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN AKHIR

PEMBUATAN SABUN BURAM DAN SABUN TRANSPARAN


(Mata Kuliah Pengolahan Turunan Kelapa Sawit)

Dosen Pengampu :
Ika Kusuma Nugraheni, S.Si., M.Sc
Nina Hairiyah, STP., M.Si

Nama Kelompok 1 :
Mahmudi 2202301046
Muhammad Nur Aini Haris D 2202301003
Zainal Abidin 2202301047
Rahmaniah 2202301032
Siti Nurhaliza 2202301040

POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT


JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROINDUSTRI
PELAIHARI
2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Tujuan Praktikum...................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................3
2.1 Sabun......................................................................................................................................3
2.2 Sabun Transparan...................................................................................................................3
2.3 Sabun Padat............................................................................................................................3
2.4 Saponifikasi............................................................................................................................4
2.5 Virgin Coconut Oil (VCO)....................................................................................................4
2.6 Natrium Hidroksida (NaOH).................................................................................................4
2.7 Asam Stearat..........................................................................................................................5
BAB III METODE PRAKTIKUM.................................................................................................6
3.1 Waktu dan Tempat.................................................................................................................6
3.2 Alat dan Bahan.......................................................................................................................6
3.3 Prosedur Kerja........................................................................................................................7
3.3.1 Sabun Buram...................................................................................................................7
3.3.2 Sabun Transparan............................................................................................................7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................................................8
4.1 Hasil.......................................................................................................................................8
4.1.1 Sabun Buram...................................................................................................................8
4.1.2 Sabun Transparan............................................................................................................8
4.2 Pembahasan............................................................................................................................8
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................................10
5.1 Kesimpulan..........................................................................................................................10
5.2 Saran.....................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................11
LAMPIRAN..................................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sabun biasa dikenal sebagai pembersih tubuh dan termasuk kebutuhan sehari-hari
yang dimanfaatkan sebagai permbersih dan perawatan kulit agar menjadi lebih bersih dan
sehat. Sabun juga dibuat semakin bervariasi karena kebutuhan manusia akan kebersihan,
kesehatan dan kecantikan kulit. Sabun adalah senyawa natrium atau kalium dengan asam
lemak dari minyak nabati atau minyak hewani yang bebentuk padat, lunak atau cair, berbusa
ITAS A digunakan sebagai pemberah, dengan menambahka nenambahkan bahan-bahan lain
seperti zat pewangi yang tidak membahayakan kesehatan. Sabun merupakan salah satu
produk turunan dari minyak dan dihasilkan dari reaksi antara minyak atau lemak dengan
basa KOH atau NaOH (SNI 06-3532, 1994). Saat ini, teknologi sabun telah berkembang
pesat. Sabun dengan variasi bentuk dan aroma dapat diperoleh dengan mudah dipasaran.
Kandungan zat-zat yang terdapat pada sabun juga bervariasi. Berbagai bahan kimia sintetis
yang ditambahkan ke dalam suatu jenis sabun seringkali menjadi penyebab terjadinya iritasi
pada kulit, maka dari itu pemilihan jenis sabun untuk kulit harus dapat memperhatikan zat
atau komposisi kimia yang terkandung didalamnya. Salah satu bahan baku yang sangat
potensial dalam pembuatan sabun adalah minyak kelapa mumi (virgin coconut oil) karena
memiliki khasiat terhadap kesehatan kulit (Widyaşantı, Rahayu dan Zain, 2017). Virgin
coconut oil digunakan sebagai bahan dasar pembuatan sabun, karena VCO adalah minyak
yang paling kaya dengan kandungan asam lemak yang menguntungkan kulit dibandingkan
dengan minyak lainnya. Kandungan utama VCO adalah asam laurat 46% (Yui cit
Widyasanti et al., 2017) Menurut Alamsyah (2005), asam laurat merupakan asam leak jenuh
rantai sedang yang bersifat antimikroba (antivirus, antibakteri, dan antijamur). Dalam
pembuatan sabun jika hanya sebgai pembersih tidak cukup menarik dari segi kesukaan
konsumen. Oleh sebab itu, ditambahkan bahan yang memberikan aroma yang disukai
konsumen.bahan tambahan yang dapat digunakan sebagai zat pewangi yaitu minyak atsiri.
Minyak atsiri yang dapat digunakan sebagai bahan tambahan pembuatan sabun adalah
minyak serai wangi.
Serai wangi (Cymbopogon nardus L.) merupakan salah satu tanaman yang memiliki
banyak manfaat. Hasil penyulingan daun dan batang serai wangi diperoleh minyak atsiri
yang dalam dunia perdagangan dikenal dengan nama Citronella Oil. Menurut
Luangnarumitchai, Lamlerrthon dan Tiyaboonchai (2007) menyatakan bahwa kandungan
sitronelal, geraniol, dan sitronelol dalam serai wangi juga mampu menghambat pertumbuhan
bakteri. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Brugnera (2011), menunjukkan bahwa
aktivitas antibakteri minyak atsiri daun serai wangi lebih besar terhadap bakteri
Staphylococcus aureus. Staphylococcus aureis merupakan patogen utama pada manusia dan
hampir setiap orang pernah mengalami infeksi S. aureus yang bervariasi beratnya, mulai dari
keracunan makanan hingga infeksi kulit ringan sampai berat yang mengancam jiwa (Triana,
2014). Oleh sebab itu, pembuatan sabun dengan penambahan minyak serai wangi sangat
bagus, karena selain untuk menimbulkan aroma, sabun dengan penambahan minyak serai
wangi juga berguna sebagai antibakteri. Mengacu pada penelitian Amanda (2014),
berdasarkan dari segi kesukaan adalah dengan penambahan minyak gaharu sebanyak 3,5%.
Minyak gaharu dan minyak serai wangi merupakan minyak atsiri yang mempunyai aroma
wangi yang sangat pekat. Maka dari itu penelitian yang akan dilaksanakan dalam pembuatan
sabun padat dengan penambahan minyak atsiri serai wangi untuk setiap perlakuannya adalah
2,5%, 3%, 3,5%, 4% dan 4,5%. Penambahan minyak atsiri serai wangi sebagai peningkat
kandungan antibakteri dan aroma. Berdasarkan hal tersebut telah dilakukan penelitian
dengan judul "Pengaruh Penambahan Minyak Serai Wangi (Cymbopogon nardus) terhadap
Karakteristik Sabun Padat dari Minyak Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil)".

1.2 Tujuan Praktikum


Agar mahasiswa mampu membuat produk sabun buram dan sabun transparan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sabun
Sabun telah menjadi kebutuhan primer dalam masyarakat, selain untuk membersihkan
tubuh sabun juga dapat mengobati penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri dan jamur
(Widyasanti dkk., 2017). Sabun digunakan sebagai alat pembersih untuk menghilangkan
kotoran-kotoran pada tubuh (Wulandari dkk., 2018). Panjang rantai karbon yang dimiliki
oleh sabun berkisar antara C12-C16 (Sukeksi dkk., 2017). Sabun terbentuk dari campuran
garam natrium atau kalium dengan minyak hewani atau lemak nabati (Wathoni dkk., 2020).
Sabun mempunyai "ekor" panjang hidrokarbon yang bersifat hidrofobik dan "kepala"
anionik yang bersifat hidrofilik. Molekul sabun terdiri dari rantai panjang hidrokarbon
dengan asam karboksilat di salah satu ujungnya berikatan ionik dengan ion logam, seperti
natrium atau kalium (NPCS Board of Consultants & Engineers, 2019).

2.2 Sabun Transparan


Proses pembuatan sabun transparan telah dikenal sejak lama. Produk sabun transparan
tertua yang cukup terkenal adalah pears transparent soap. Sabun ini telah dijual di wilayah
Inggris sejak tahun 1789 dan telah memenangkan 25penghargaan tertinggi dalam pameran
yang diadakan pada tahun 1851 dan 1935 (Swern, 1979). Sabun transparan dapat dihasilkan
dengan sejumlah cara yang berbeda. Salah satu metode yang tertua adalah dengan cara
melarutkan sabun dalam alkohol dengan pemanasan lembut untuk membentuk larutan
jernih, yang kemudian diberi pewarna dan pewangi. Warna sabun tergantung pada pemilihan
bahan awal dan bila tidak digunakan bahan yang berkualitas baik, kemungkinan sabun yang
dihasilkan akan berwarna sangat kuning (Butler, 2001).Metode pembuatan sabun transparan
melibatkan pelelehan fase lemak dan persiapan air untuk melarutkan sukrosa, gliserin dan
pengawet. Kedua fase ini bereaksi dengan larutan beralkohol dari kaustik soda dibawah
pemanasan terkontrol. Setelah reaksi selesai, sabun ini kemudian siap untuk diberi warna
dan wewangian. Setelah pewarna dan pewangi, sabun akhir dituangkan ke dalam cetakan
atau gelas terpisah dan dibiarkan mengeras sebelum dikemas (Butler, 2001).
2.3 Sabun Padat
Sabun padat adalah pembersih kulit yang dihasilkan dari proses saponifikasi atau
netralisasi dari lemak, minyak, wax, rosin atau asam dengan basa organik atau anorganik
tanpa menyebabkan iritasi pada kulit (BSN, 2016).Terdapat persyaratan terhadap mutu
sabun padat menurut SNI 3532:2016,

2.4 Saponifikasi
Saponifikasi adalah proses hidrolisis yang dilakukan oleh alkali seperti NaOH dan
KOH yang menghasilkan garam natrium atau kalium dari asam lemak (Puri, 2020). Prinsip
saponifikasi adalah pemecahan lemak netral dan asam lemak melalui pengolahan lemak
dengan alkali (Jain dkk., 2020).Angka saponifikasi merupakan jumlah alkali yang
dibutuhkan untuk melakukan saponifikasi suatu lemak atau minyak, dinyatakan dengan mg
KOH yang dibutuhkan untuk melakukan saponifikasi pada 1 gram sampel. Angka
saponifikasi adalah indeks berat molekul rata-rata dari triasilgliserol dalam sampel. Angka
saponifikasi berfungsi untuk menentukkan rata-rata panjang rantai asam lemak dari suatu
lemak atau minyak. Hasil perhitungan terhadap angka penyabunan tidak berlaku pada lemak
dan minyak yang banyak mengandung bahan polifiabel, FFA (> 0,1%), atau mono- dan
diasilgliserol (> 0,1%) (Jain dkk., 2020).

2.5 Virgin Coconut Oil (VCO)


Virgin coconut oil atau minyak kelapa murni merupakan salah satu olahan buah kelapa
yang terbuat dari daging kelapa (Sinaga dkk., 2018). VCO tidakdibuat melalui pemanasan,
melainkan melalui proses fermentasi santan tanpa penambahan mikroba (Suryani, 2020).

2.6 Natrium Hidroksida (NaOH)


Natrium hidroksida atau sodium hidroksida merupakan padatan putih yang dapat
berupa butiran kecil, serpihan, atau bentuk lainnya. Natrium hidroksida memiliki rumus
kimia NaOH dengan berat molekul 40,00 gram/mol, titik leleh 318°C, dan dapat larut dalam
pelarut etanol, gliserin, metanol, dan air (Kibbe, 2009).Natrium hidroksida merupakan salah
satu basa kuat dan tidak dapat becampur dengan komponen yang mudah mengalami reaksi
hidrolisis atau oksidasi. Natrium hidroksida umumnya digunakan sebagai penambah pH
pada larutan atau sebagai pereaksi bagi asam lemah untuk membentuk garam. Penggunaan
dalarn konsentrasi tinggi dapat menyebabkan iritasi pada kulit, mata, dan selaput lendir
(Kibbe, 2009). Konsentrasi NaOH pada pembuatan sabun sangat memengaruhi kadar pH
sabun (Riadi dkk., 2020). Natrium hidroksida berfungsi sebagai alkali dalam pembuatan
sabun padat. Peningkatan konsentrasi NaOH dalam pernbuatan sabun akan menaikkan nilai
pH (Hajar dan Mufidah, 2016).

2.7 Asam Stearat


Asam stearat merupakan padatan berwarna putih atau putih kekuningan yang
berbentuk kristal atau bubuk. Asam stearat memiliki rumus kimia C18H3602, berat molekul
284,47 gram/mol, titik didh 383°C, densitas 0,537-0,980 gram/ml. titik nyala 113°C, dan
titik leleh 69-70°C. Asam stearat dapat larut dalam benzena, karbon tetraklorida, kloroform,
eter, etanol, heksana, dan propilen glikol (Allen, 2009).Penggunaan asam stearat
kebanyakan ada pada obat-obatan, yaitu sebagai pelumas tablet atau kapsul (Jarosz dan
Parrott, 1982). Selain itu, asam stearat juga digunakan dalam produk-produk kosmetik dan
makanan (Allen, 2009). Dalam proses pembuatan sabun, asam stearat berfungsi sebagai
agen pengeras. Kandungan asam stearat berlebih menyebabkan sabun memiliki busa yang
sedikit, sedangkan penggunaan asam stearat yang sedikit akan menyebabkan tekstur sabun
menjadi kurang keras (Priani dan Lukmayani, 2010).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 21 Desember 2023 pada pukul
10.30-12.00. Dilaboratorium Bio proses dan Bio energi, Program Studi Agroindustri
Jurusan Teknologi Industri Pertanian Politeknik Negeri Tanah Laut.

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1. Gelas beker
2. Cawan petri
3. Spatula
4. Neraca analitik
5. Pipet tetes
6. Hotplate
7. Gelas ukur
8. Sendok
9. Cetakan sabun
10. Batang pengaduk

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :


1. Minyak sawit 40 gr
2. Minyak kelapa 10 gr
3. Asam stearat 5 gr
4. NaOH 8 gr
5. Propylon glukol
6. Aquadest 13 gr
7. Gliserin 5 gr
8. TEA 8 gr
9. Larutan gula 12 gr
10. Alcohol
11. Pewangi
12. Pewarna
13. Lexain C
14. Trilon 2 gr

3.3 Prosedur Kerja


3.3.1 Sabun Buram
1. Dicampurkan kedua minyak kedalam wadah (gelas beker)
2. Dipanaskan minyak sambil diaduk diatas hotplate hingga suhu 35-40 °C
3. Dilarutkan NaOH dengan aquadest sebanyak 10 ml
4. Dicampurkan larutan NaOH kedalam minyak, di aduk hingga homogen
5. Dituangkan lexain c kedalam minyak sambil di aduk
6. Dituangkan trilon yang sudah ditambahkan aquadest sebanyak 5 ml, diaduk hingga
homogen
7. Ditambahkan pewangi, Pewarna secukupnya di aduk homogen
8. Sabun siap dicetak
3.3.2 Sabun Transparan
1. Ditambahkan minyak sawit, minyak kelapa dan dicampurkan kedua bahan, diaduk
secara homogen
2. Ditambahkan asam strearat kedalam minyak dipanaskan diatas hotplate diaduk
homogen
3. Ditambahkan NaOH yang sudah dilarutkan dengan aquadest sebanyak 5 ml
4. Diaduk hingga homogen
5. Ditambahkan PG sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga homogen
6. Ditambahkan gliserin dan diaduk hingga homogen
7. Ditambahkan TEA sedikit demi sedikit diaduk hingga homogen
8. Ditambahkan gula yang sudah dilarutkan dengan aquadest 8 ml diaduk hingga
homogen
9. Ditambahkan alkohol sedikit demi sedikit diaduk hingga homogen
10. Ditambahkan pewangi,Pewarna secukupnya diaduk hingga homogen
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Sabun Buram
Hasil
No Sampel
Warna Aroma Tekstur
1. Sabun buram Putih susu Tidak berbau Padat lembut

4.1.2 Sabun Transparan


Hasil
No Sampel
Warna Aroma Tekstur
1. Sabun transparan Kuning transparan Sedap malam Padat lembut

4.2 Pembahasan
Pembuatan sabun buram dan sabun transparan melibatkan proses kimia yang
kompleks dan memerlukan bahan-bahan kimia seperti minyak, NaOH, asam strearat, dan
pewangi. Kedua jenis sabun ini memiliki ciri-ciri tekstur dan warna yang berbeda, seperti
yang terdapan pada dua tabel di atas.
Pembuatan sabun buram melibatkan mencampurkan dua jenis minyak (minyak kelapa
dan minyak sawit) di gelas beker, kemudian dipanaskan di atas hotplate hingga suhu 35-40
°C dan ditambahkan NaOH yang sudah dilarutkan dengan aquadest sebanyak 10 ml. Setelah
itu, dicampurkan larutan NaOH kedalam minyak dan diaduk hingga homogen. Lalu,
ditambahkan lexain c dan trilon yang sudah ditambahkan aquadest sebanyak 5 ml, diaduk
hingga homogen. Setelah itu, ditambahkan pewangi dan pewarna secukupnya, diaduk
homogen. Sabun siap dicetak.
Pembuatan sabun transparan melibatkan mencampurkan minyak sawit dan minyak
kelapa di gelas beker, kemudian dicampurkan kedua bahan secara homogen. Setelah itu,
ditambahkan asam strearat yang sudah dipanaskan diatas hotplate dan diaduk homogen.
Lalu, ditambahkan NaOH yang sudah dilarutkan dengan aquadest sebanyak 5 ml dan di
aduk sampai homogen. Setelah itu, ditambahkan PG sedikit demi sedikit sampai homogen,
lalu ditambahkan gliserin dan TEA sedikit demi sedikit sampai homogen. Setelah itu,
ditambahkan gula yang sudah dilarutkan dengan aquadest sebanyak 8 ml dan di aduk sampai
homogen. Setelah itu, ditambahkan pewangi dan pewarna secukupnya, diaduk homogen.
Sabun siap dicetak.
Kedua jenis sabun ini memiliki perbedaan dalam bahan-bahan yang digunakan
seperti minyak sawit dan minyak kelapa serta asam strearat dan NaOH yang digunakan
dalam proses pembuatan sabun transparan menjadi lebih kompleks daripada proses
pembuatan sabun buram yang relatif lebih mudah. Namun, kedua jenis sabun ini memiliki
ciri-ciri tekstur yang sama yaitu padat lembut dan warna putih susu untuk sabun buram serta
kuning transparan untuk sabun transparan. Selain itu, kedua jenis sabun ini juga memiliki
aroma yang berbeda, yaitu tidak berbau untuk sabun buram serta sedap malam untuk sabun
transparan. Perbedaan antara sabun buram dan sabun transparan terletak pada bahan-bahan
yang digunakan dalam proses pembuatan mereka, namut keduanya memiliki aroma yang
berbeda. Pembuatan sabun merupakan suatu proses industri penting dalam kehidupan sehari-
hari karena digunakan untuk melakukan aktivitas hygiene.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan terhadap sabun buram dan sabun transparan, kita dapat
menyimpulkan sebagai berikut:
1. Sabun Buram memiliki warna putih yang umumnya berasal dari jenis lemak atau minyak
yang digunakan serta adanya pewarna tambahan, tekstur keras yang mengindikasikan
proporsi bahan baku yang tepat dan proses saponifikasi yang efektif, produksi busa yang
melimpah, menunjukkan kinerja yang baik dalam mengangkat kotoran dan lemak dari
permukaan kulit.
2. Sabun Transparan memiliki warna kuning yang dihasilkan dari pewarna khusus yang
mempertahankan transparansi, tekstur lembut, yang mungkin akibat dari penambahan
glikol dan pengurangan kadar lemak, busa yang lebih sedikit dibanding sabun buram,
yang bisa dikaitkan dengan formulasi yang berbeda.
5.2 Saran
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan diharapkan pengamatan sesuai dangan
prosedur dan lebih teliti lagi dalam setiap tahapan pengamatan dalam penimbangan,
pengadukan dan tanyakan kepada dosen laboran jika terdapat kesulitan dalam praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (n.d.). Polsri Repository. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sabun telah menjadi
kebutuhan primer, 7-8.
Anonim. (n.d.). Universitas Andalas . 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang sabun bisa
dikenal sebagai pembersih, 1-2.
Usmania, I. (2012). Digilid UNS. Laporan tugas akhir pembuatan sabun transparan dari
minyak kelapa murni, 4-11.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai