Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

PENERAPAN BIOTEKNOLOGI DALAM PEMBUATAN SABUN DAN DETERGEN


RAMAH LINGKUNGAN DARI BUAH LERAK (SAPINDUS RARAK DC)

DISUSUN OLEH :
CALLISTA TETANEA SAIPUL (07)
XII MIPA 7

SMAN 4 CIBINONG
Jl. BOJONG KONENG RT 01 RW 01, Cibinong, Kec. Cibinong, Kab. Bogor,
Prov. Jawa Barat, Kode Pos 16911
Tahun Ajaran 2023/2024

1
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktikum Biologi “Penerapan Bioteknologi dalam Pembuatan Sabun


dan Detergen Ramah Lingkungan dari Buah Lerak (Sapindus rarak DC)” yang disusun
oleh:

Nama : Callista Tetanea Saipul


Kelas : XII MIPA 7
No. Absen :7
Setelah diperiksa dan dikoreksi oleh guru mata pelajaran maka dinyatakan
diterima.

Cibinong, Februari 2024

Mengetahui,

Praktikan Guru Mata Pelajaran

Callista Tetanea Saipul Sri Hastuti, M.Pd


NIS. 212210223 NIP. 196808141992032005

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas laporan praktikum yang berjudul
“Penerapan Bioteknologi dalam Pembuatan Sabun dan Detergen Ramah
Lingkungan dari Buah Lerak (Sapindus rarak DC)” ini dengan baik dan tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan penulisan dari laporan praktikum ini adalah untuk melengkapi
tugas pelajaran Biologi dan untuk menambah wawasan bagi para pembaca,
pendengar dan juga penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada guru yang telah memberikan


bimbingan dan kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktikum ini.

Saya menyadari, laporan praktikum yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan laporan praktikum ini.

Cibinong, 30 Januari 2024

3
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................................................2
KATA PENGANTAR ..............................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.....................................................................................................................5
A. Latar Belakang ............................................................................................................5
B. Rumusan Masalah .....................................................................................................6
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................................6
BAB II........................................................................................................................................7
DASAR TEORI ........................................................................................................................7
A. Bioteknologi ................................................................................................................7
B. Detergen .......................................................................................................................9
C. Lerak (Sapindus rarak De Candole) ......................................................................9
D. Saponin...................................................................................................................... 11
BAB III.................................................................................................................................... 12
HASIL PRAKTIKUM ........................................................................................................... 12
A. Tempat Penelitian ................................................................................................... 12
B. Alat dan Bahan ........................................................................................................ 12
C. Langkah-Langkah Praktikum ............................................................................... 12
BAB IV ................................................................................................................................... 15
PEMBAHASAN HASIL PRAKTIKUM.............................................................................. 15
A. Hasil ............................................................................................................................ 15
B. Pembahasan............................................................................................................. 15
BAB V .................................................................................................................................... 17
PENUTUP.............................................................................................................................. 17
A. Kesimpulan ............................................................................................................... 17
B. Saran........................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 18
LAMPIRAN DOKUMENTASI PRAKTIKUM ................................................................... 19

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu permasalahan lingkungan yang dominan saat ini adalah limbah
deterjen dari kegiatan pencucian. Menurut data Indonesia Commercial Newsletter,
total konsumsi deterjen untuk wilayah Indonesia pada tahun 2010 mencapai 449.100
ton dan diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah
penduduk di Indonesia setiap tahunnya (Supandai & Setiawan, 2019). Sabun dan
detergen konvensional yang digunakan sering kali mengandung bahan kimia yang
dapat mencemari lingkungan dan berpotensi merusak ekosistem air. Deterjen
konvensional terbuat dari berbagai macam senyawa kimia seperti pembangun,
pewangi buatan, dan yang paling berbahaya adalah surfaktan (Handayani, 2020).
Kandungan surfaktan (ABS) pada detergen dapat merusak biota air. Kebanyakan
deterjen konvensional menggunakan surfaktan dalam bentuk fosfat, alkil benzena.
sulfonat, dietanolamin, alkil fenoksi. Semua senyawa tersebut merupakan senyawa
yang berasal dari sumber daya tak terbarukan (minyak bumi), beracun, dan berbahaya
bagi lingkungan (Tien et al., 2022).
Dalam era berkembangnya teknologi modern, masyarakat semakin sadar akan
pentingnya menjaga lingkungan dan mencari alternatif yang ramah lingkungan dalam
kehidupan sehari-hari, termasuk dalam pemilihan produk pembersih kebutuhan untuk
mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Bioteknologi, sebagai disiplin ilmu
yang memanfaatkan sistem biologis untuk mengembangkan teknologi dan produk,
telah menjadi salah satu solusi potensial untuk menciptakan produk-produk yang lebih
ramah lingkungan. Penciptaan bioteknologi ramah lingkungan mencerminkan respons
terhadap tantangan pencemaran lingkungan.
Salah satu bahan alternatif yang ramah lingkungan adalah buah lerak. Buah
lerak dapat digunakan sebagai detergen dan sabun alami karena memiliki kandungan
saponin, flavonoid, alkaloid, tanin, steroid, dan triterpene (Widoawati et al., 2020).
Senyawa saponin inilah yang menghasilkan busa dan berfungsi sebagai bahan
pencuci dan juga dapat digunakan sebagai pembersih berbagai peralatan dapur,
bahkan pembersih lantai.

5
B. Rumusan Masalah
Ada pun rumusan masalah laporan praktikum di atas, yaitu :
1) Apakah buah lerak dapat menjadi bahan baku yang efektif untuk pembuatan
sabun ramah lingkungan?
2) Bagaimana proses pembuatan sabun dari buah lerak dapat dilakukan secara
efisien?
3) Bagaimana sabun lerak bisa lebih ramah lingkungan dibandingkan deterjen
biasa?

C. Tujuan Penulisan
Ada pun tujuan penulisan dari laporan praktikum di atas, yaitu :
1) Untuk mengetahui pengaplikasikan konsep dan teknik bioteknologi dalam
pembuatan sabun dan detergen ramah lingkungan menggunakan bahan dasar
buah lerak.
2) Untuk mengetahui proses yang terlibat dalam pembuatan sabun dan detergen
dengan penggunaan buah lerak sebagai bahan aktif.
3) Untuk mengetahui kontribusi konkret penggunaan buah lerak dalam
mengurangi dampak negatif sabun dan deterjen biasa terhadap lingkungan.

6
BAB II

DASAR TEORI

A. Bioteknologi
Bioteknologi berasal dari kata Bio (hidup) dan Teknos (teknologi) yang berarti
ilmu yang menerapkan prinsip-prinsip biologi. Secara klasik atau konvensional.
bioteknologi berarti sebagai teknologi yang memanfaatkan organisme atau bagian
bagiannya untuk mendapatkan barang dan jasa dalam skala industri untuk memenuhi
kebutuhan manusia. Sementara itu, dalam perkembangan lebih lanjut bioteknologi
dapat diratikan. sebagai pemanfaatan prinsip-prinsip dan kerekayasaan terhadap
organisme, sistem, atau proses biologi untuk meningkatkan potensi organisme
maupun menghasilkan produk dan jasa bagi kepentingan hidup manusia. Menurut
perkembangannya, secara umum bioteknologi dibagi menjadi dua jenis:
a) Bioteknologi Konvensional (sederhana)
Bioteknologi Konvensional adalah bioteknologi yang memanfaatkan organisme
secara langsung untuk menghasilkan produk barang dan jasa yang bermanfaat
bagi manusia. Bioteknologi ini masih sangat sederhana atau tradisional, karena
teknik dan peralatan yang digunakan masih sederhana. Pada bioteknologi
konvensional menggunakan mikroorganisme, proses biokimia, dan proses genetik
alami. Manipulasi yang biasa dilakukan hanya pada media tumbuh (substrat) dan
kondisi lingkungan belum sampai pada tahap rekayasa genetik, kalaupun ada
rekayasa genetik masih merupakan rekayasa genetik yang sederhana dan
perubahan genetik yang dihasilkan tidak tepat sasaran. Bioteknologi konvensional
dimanfaatkan dalam beberapa bidang.
1) Bidang Makanan
Dalam bidang makanan Proses yang dibantu mikroorganisme, misalnya.
dengan fermentasi, hasilnya antara lain: yoghurt, keju, tempe, roti, kecap, cuka,
dan sebagainya
2) Bidang Pertanian
Di bidang pertanian, bioteknologi memberi andil dalam usaha pemenuhan.
kebutuhan makanan. Bioteknologi konvensional dalam hidang pertanian
diantaranya adalah:

7
a. Kultur Jaringan
Kultur jaringan berarti membudidayakan suatu jaringan makhluk hidup.
menjadi individa haru yang mempunyai sifat sama seperti induknya.
b. Pembastaran
Pembastaran atau persilangan merupakan perkawinan antara dua Individu
tanaman yang sejenis tetapi berbeda varietas.
c. Hidroponik
Hidroponik adalah teknik bercocok tanam tanpa menggunakan tanah
sebagai media tanamnya.
3) Bidang Industri
Dibidang industri misalnya teknik bioremediasi, yaitu suatu proses pengelolaan
limbah yang mengandung zat-zat yang berbahaya (logam berat) menjadi
limbah yang inurang berbahaya. Bioremediasi melibatkan milo mikroha
tertentu, diantaranya Xanthomonas cumpestris dan Pseudomonas foetida..
Caranya dengan melepaskan langsang bakteri tersebut ke limbah pabrik yang
tercemar
4) Bidang Pengobatan
Di bidang pengobatan, misalnya antibiotik penisilin yang digunakan untuk
pengobatan, diüsolasi dari bakteri dan jamur, dan vaksin yang merupakan
mikroorganisme yang toksinnya telah dimatikan bermanfaat anfaat untuk
meningkatkan imunitas
5) Bidang Peternakan
Di bidang peternakan, misalnya pada domha onkon yang merupakan domba
berkaki pendek dan bengkok, sebagai hasil mutasi alami dan sapi jersey yang
diseleksi oleh manusia agar menghasilkan dengan kandungan krim. lebih
banyak
b) Bioteknologi modern
Bioteknologi modern adalah bioteknologi yang didasarkan pada manipulasi
atau rekayasa DNA, selain memanfaatkan dasar mikrobiologi dan biokimia.
Bioteknologi modern telah memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan
baik terhadap penyakit-penyakit genetik maupun kronis yang belum dapat
disembuhkan, seperti kanker dan AIDS. Penelitian di bidang pengembangan sel
induk (sel punca/stem cell) juga memungkinkan para penderita stroke ataupun
penyakit lain yang mengakibatkan kehilangan atau kerusakan pada jaringan tubuh
8
dapat sembuh seperti sediakala. Di bidang pangan, penggunaan teknologi
rekayasa genetika, kultur jaringan, dan rekombinan DNA dapat menghasilkan
tanaman dengan sifat dan produk unggul karena mengandung gizi yang lebih jika
dibandingkan tanaman biasa, serta lebih tahan terhadap hama maupun tekanan
lingkungan. Penerapan bioteknologi pada masa kini juga dapat dijumpai pada
pelestarian lingkungan hidup dari polusi.

B. Detergen
Detergen merupakan bahan pembersih yang umum digunakan oleh
masyarakat, baik oleh rumah tangga, industri, perhotelan, rumah makan, dan lain-
lain. Penggunaan detergen selain membantu kegiatan pencucian tetapi juga
menimbulkan efek pencemaran terhadap lingkungan. Detergen yang mengandung
bahan aktif seperti surfaktan ABS atan LAS yang berasal dari petroleum dapat
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan makhluk hidup karena sulit
diuraikan oleh mikroorganisme dan dapat mencemari lingkungan (Radiansyah, 2011).
Penyelesaian terhadap masalah tersebut dapat diatasi menggunakan
surfaktan yang berbahan alami. Aisyah dkk., (2011) mengemukakan salah satu
contoh bahan alami yang memiliki sifat sebagai surfaktan yaitu saponin yang juga
menghasilkan busa. Senyawa saponin dapat digunakan dalam proses pembuatan
detergen karena sifatnya sebagai surfaktan alami (Vincken dkk, 2007).

C. Lerak (Sapindus rarak De Candole)

Sapindus rarak De Candole merupakan nama lain dari buah lerak yang dikenal
di Jawa sebagai klerek atau disebut juga rerek adalah tumbuhan yang dikenal karena
kegunaan bijinya yang sering dipakai untuk deterjen tradisional. Lerak termasuk dalam
divisi spermatophyta yang tumbuh di Jawa dan Sumatera dengan ketinggian 450-
1500m di atas permukaan laut, tinggi tanaman dapat mencapai 15-42cm dan batang
kayu berwarna putih kusam berbentuk bulat dan keras itu dapat berukuran mencapai
Im. Sedangkan bijinya berbentuk bulat, keras, diameter 1.5cm dan berwarna kuning

9
kecoklatan. Di dalam buah terdapat daging buah yang aromanya wangi. Tanaman
lerak ini mulai berbuah pada umur 5-15 tahun, pada umumnya musim berbuah pada
awal musim hujan dan menghasilkan biji sebanyak 1000-1500 biji.
Secara taksonomi, Lerak memiliki urutan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Eudikotiledon
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Sapindaceae
Genus : Sapindus
Spesies : Sapindus rarak DC
Berdasarakan hasil penelitian yang dimuat di beberapa jurnal menyebutkan.
bahwa buah, kulit batang, biji, dan daun. tanaman lerak mengandung saponin,
alkaloid, steroid, antikuinon, polifenol, dan tannin.

Kandungan utama lerak adalah saponin yang berfungsi sebagai detergen. Hal
ini dibuktikan pada penelitian Dyatmiko W, dkk yang mendapatkan saponin 20% dari
buah lerak. Masyarakat indonesia menggunakan lerak sebagai nematisida,
insektisida, antiseptik, serta bahan pencuci. Selain bermanfaat untuk bahan pencuci
kain dan logam mulia, lerak juga mengandung senyawa fitokimia yang berfungsi
sebagai antibakteri. Senyawa itu adalah alkaloid, tannin, flavonoid, polifenol dan
saponin. Alkaloid bekerja sebagai antibakteri dengan menganggu penyusun
peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga membentuk dinding sel menjadi tidak
sempurna. Polifenol atau fenol bekerja sebagai antibakteri dengan cara
mendenaturasi protein sel dan menghambat sintesis asam nukleat. Flavonoid bekerja
dengan mengikat protein sehingga menganggu proses metabolisme. Tanin bekerja

10
dengan mengkoagulasi protoplasma bakteri. Saponin bekerja dengan meningkatkan
permeabilitas membran sel bakteri.

D. Saponin
Buah lerak mempunyai persentase kandungan saponin yang tinggi yaitu 12%.
Saponin merupakan jenis glikosida yang banyak ditemukan dalam tumbuhan.
Saponin adalah senyawa alami yang ditemukan dalam berbagai tanaman dan
memiliki sifat seperti deterjen, yang membuatnya berguna sebagai bahan pembersih
dan penghasil busa alami. Saponin dapat menurunkan kolesterol, mempunyai sifat
sebagai antioksidan, antivirus, anti karsinogenik dan manipulator fermentasi rumen
(Suparjo, 2008). Firdous, et al (2009). Mikroorganisme-mikroorganisme yang ada
pada bagian kulit buah lerak juga bekerja secara bersama-sama dalam proses
fermentasi untuk mengubah komponen-komponen dalam buah lerak menjadi
senyawa-senyawa yang penting dalam pembuatan sabun, seperti asam lemak bebas
dan saponin.

11
BAB III

HASIL PRAKTIKUM

A. Tempat Penelitian
 Lokasi penelitian : SMAN 4 CIBINONG dan rumah Siti Widanengsih
 Waktu penelitian : 22 Januari 2024 – 31 Januari 2024

B. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum :

 Alat :
1) Gelas takar
2) Panci
3) Kompor
4) Sendok
5) Saringan
6) Wadah
 Bahan :
1) Buah lerak (250 gram)
2) Air (1 Liter)
3) Sereh (3 batang)
4) Daun Jeruk (5 lembar)

C. Langkah-Langkah Praktikum
1) Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2) Siapkan wadah, masukkan air dan rendam buah lerak menggunakan air
selama kurang lebih 24 jam.

12
3) Ambil/saring buah lerak.
4) Siapkan panci, masukkan 1 liter air, lalu masak di atas api sedang hingga
mendidih

5) Masukkan 250 gram buah lerak, 3 batang sereh, dan 5 daun jeruk. Rebus
hingga mendidih sekitar 15-20 menit.

6) Tunggu hingga buah lerak mengeluarkan busa, sambil ditekan-tekan


menggunakan sendok/centong.

7) Setelah air rebusan berbusa dan berubah warna menjadi sedikit


kecoklatan/keruh, matikan kompor, sedikit tekan-tekan buah lerak, kemudian
saring/angkat buah lerak menggunakan saringan.

13
8) Setelah suhu ruang, tuang dan saring sabun buah lerak pada botol.

9) Sabun ramah lingkungan buah lerak siap untuk digunakan

14
BAB IV

PEMBAHASAN HASIL PRAKTIKUM

A. Hasil

B. Pembahasan
Praktikum penerapan bioteknologi yang kami lakukan dengan menggunakan
bahan dasar buah lerak (Sapindus rarak DC) menghasilkan cairan sabun dan
detergen alami ramah lingkungan. Kandungan utama lerak adalah saponin yang
berfungsi sebagai detergen, sabun tersebut memiliki busa yang banyak, hal ini
disebabkan kadar saponin pada buah lerak yang mencapai angka 12%. Sabun ini juga
menimbulkan bau yang khas, dan tidak menicu terjadinya iritasi pada tangan.
Pembuatan yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI), akan
menghasilkan sabun yang aman dan ramah lingkungan dengan bahan dasar buah
lerak.
Berdasarkan penelitian (Hawa 2022) Sabun cuci cair pada penelitian ini
memiliki kecenderungan nilai yang sama dengan sabun cair yang menggunakan
surfaktan buatan serta memiliki kecenderungan dalam memenuhi standar sabun cair
SNI 06-4085-1996. Perlakuan terbaik pada pembuatan sabun cuci cair adalah
konsentrasi lerak 7% karena memiliki nilai daya bersih dan viskositas paling tinggi.
Peningkatan konsentrasi lerak terbukti dapat meningkatkan daya bersih namun akan
konstan pada batas jenuh. Lalu, Menurut (Fitriyah 2018) semakin lama waktu
fermentasi buah lerak, daya pembersih yang dihasilkan semakin besar dan lebih

15
optimal, akan baik jika waktu perendaman dilakukan selama 24 jam atau lebih, hal ini
dilakukan agar air dapat mendobrak saponin yang ada didalam buah.
Mikroorganisme-mikroorganisme yang ada pada bagian kulit buah lerak juga bekerja
secara bersama-sama dalam proses fermentasi untuk mengubah komponen-
komponen dalam buah lerak menjadi senyawa-senyawa yang penting dalam
pembuatan sabun, seperti asam lemak bebas dan saponin.
Sabun dan deterjen yang biasa digunakan pada rumah tangga, menghasilkan
limbah yang menjadi ancaman yang cukup serius. Penggunaan detergen selain
membantu kegiatan pencucian tetapi juga menimbulkan efek pencemaran terhadap
lingkungan. Detergen yang mengandung bahan aktif seperti surfaktan ABS atan LAS
yang berasal dari petroleum dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan
dan makhluk hidup karena sulit diuraikan oleh mikroorganisme dan dapat mencemari
lingkungan (Radiansyah, 2011). Penyelesaian terhadap masalah tersebut dapat
diatasi menggunakan surfaktan yang berbahan alami. Aisyah dkk., (2011)
mengemukakan salah satu contoh bahan alami yang memiliki sifat sebagai surfaktan
yaitu saponin yang juga menghasilkan busa. Salah satu bahan baku alami yang dapat
dibuat sabun yang mengandung saponin adalah buah lerak (Saponin rarak DC),
kandungan alaminya tidak berdampak parah terhadap lingkungan. Sabun lerak
mudah terurai oleh mikroorganisme alamiah ketika masuk ke dalam lingkungan.
Sebagai hasilnya, tidak meninggalkan residu yang merugikan alam dan ekosistem.
Meskipun sabun lerak memiliki manfaat lingkungan, perlu diingat bahwa keberlanjutan
dan dampak lingkungan dari suatu produk juga tergantung pada cara produksinya.
Dalam hal ini, proses produksi yang ramah lingkungan juga harus dipertimbangkan
untuk memastikan bahwa produk secara keseluruhan mendukung tujuan
keberlanjutan.

16
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Buah Lerak (Sapindus rarak DC) dapat menghasilkan sabun dan detergen
yang ramah lingkungan dan memiliki keunggulan utama dalam busa yang banyak, ini
disebabkan oleh tingginya kadar saponin dalam buah lerak yang mencapai angka
12%. Mikroorganisme-mikroorganisme yang ada pada bagian kulit buah lerak juga
bekerja secara bersama-sama dalam proses fermentasi untuk mengubah komponen-
komponen dalam buah lerak menjadi senyawa-senyawa yang penting dalam
pembuatan sabun, seperti asam lemak bebas dan saponin. Busa dari saponin yang
dihasilkan oleh sabun ini tidak hanya memenuhi standar kebersihan, tetapi juga
bersifat ramah lingkungan. Untuk proses menghasilkan sabun alami lerak yang
berkualitas, Menurut penelitian, waktu fermentasi buah lerak mempengaruhi daya
pembersih yang dihasilkan. Perendaman selama 24 jam atau lebih dianjurkan untuk
memastikan saponin dalam buah dapat optimal dalam membersihkan. Penggunaan
sabun dan detergen alami berbahan dasar buah lerak menjadi alternatif yang ramah
lingkungan dan dapat mengurangi dampak negatif pada ekosistem, karena sabun dan
deterjen yang umumnya digunakan dalam rumah tangga cenderung menghasilkan
limbah yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.

B. Saran
Dalam melakukan pembuatan sabun lerak ini diperlukan perhatian terhadap
peningkatan efisiensi dalam proses produksi sabun dari buah lerak yang dapat
membantu mengurangi dampak lingkungan, kemudian memastikan bahwa setiap
tahap produksi mematuhi prinsip-prinsip keberlanjutan. Sebaiknya buah lerak
dibudidayakan dengan baik dan diolah menjadi sabun cuci agar dapat mengurangi
polusi yang disebabkan deterjen kimia. Penggunaan sabun ini memiliki banyak
keuntungan dan mudah dalam pembuatannya. Lakukanlah penelitian lebih lanjut
untuk menggali potensi optimalisasi. Perhatikan waktu fermentasi buah lerak dan
variasi konsentrasi lerak untuk menghasilkan sabun dengan kualitas yang lebih baik.
Edukasikan kepada masyarakat mengenai keunggulan sabun dan detergen alami dari
buah lerak ini agar dapat mengurangi polusi air yang disebabkan sabun ataupun
deterjen kimia.

17
DAFTAR PUSTAKA

Nuraini, Fajar Rahmah, Mamluatul Hikmah. 2021. Biologi Peminatan untuk SMA/MA
Kelas XII. Surakarta: CV Mediatama.

Maniam, Manickam Bala Subra, Yusa. 2016. Buku Siswa Aktif dan Kreatif Belajar
Biologi 3 untuk Kelas XII SMA/MA Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu
Alam. Bandung: Grafindo Media Pratama.

Purnamasari, Apon.Modul Pembelajaran SMA Biologi Keas XII. SMAN 8 Bandung:


Repositori Kemendikbud.

Handayani, L. (2020). Pengaruh Kandungan Deterjen Pada Limbah. Rumah Tangga


Terhadap Kelangsungan Hidup Udang Galah (macrobracium rosenbergii).
Sebatik, 24(1), 75-80

Nurrosyidah lif Hanifa, Erica Novia Putri, Berlian Adi Satria. 2023. Formulasi Deterjen
Ramah Lingkungan Dengan Serbuk Simplisia Daun Waru (Hibiscus Tilliaceus
L.) dan Buah Lerak (Sapindus Rarak Dc.) sebagai Surfaktan

Andika Tiffani Andika, Oktavina Kartika Putri. Perbandingan Kadar Saponin Ekstrak
Lerak (Sapindus Rarak) Hasil Maserasi Dan Sokletasi Berdasarkan Analisa
Spektrofotometri Uv-Vis.

Maurilla, Imron. 2021. Lerak sebagai Alternatif Detergen dan Sabun. Artikel Zero
WasteIndonesia.https://zerowaste.id/zerowastelifestyle/leraksebagaialternatif-
deterjen-dan-sabun/

Puspitasari Nia Budi, Dyah Ika Rinawati, Bayu Dwi Sutrisno. 2017. Analisis pengaruh
faktor green purchase intention terhadap produk detergen ramah lingkungan
(lerak) menggunakan metode regresi linear. Vol 6 No 4.

18
LAMPIRAN DOKUMENTASI PRAKTIKUM

Gambar 1. Perendaman buah lerak (selama 24 jam).

Gambar 2. Perebusan buah lerak.

Gambar 3. Buah lerak menghasilkan busa setelah direbua.

Gambar 4. Ekstrasi buah lerak setelah direbus.

19
Gambar 5. Hasil sabun/deterjen dari buah lerak.

Gambar 6. Penggunaan sabun lerak untuk mencuci piring.

Gambar 7. Penggunaan sabun lerak untuk pembersih lantai.

20

Anda mungkin juga menyukai