Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

PRAKTIKUM PROSES INDUSTRI KIMIA


Acara : Pembuatan Sabun Padat

Penyusun :
Nama/NIM : Dinda Siliya R 021180045

Luthfi Syahrina M 021180061


Hasna Luthfia S 021180062
Diaz Triyan Purnomo 021180071
Fakultas/Jurusan : Teknik Industri/D3 Teknik Kimia
Hari, Tanggal : Selasa, 30 Maret 2020
Asisten Pembimbing : Haslinda, S. T

LABORATORIUM PROSES INDUSTRI KIMIA


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2020
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTIKUM PROSES INDUSTRI KIMIA
Acara : Pembuatan Sabun Padat

Penyusun :
Nama/NIM : Dinda Siliya R 021180045

Luthfi Syahrina M 021180061


Hasna Luthfia S 021180062
Diaz Triyan Purnomo 021180071
Fakultas/Jurusan : Teknik Industri/D3 Teknik Kimia
Hari, Tanggal : Selasa, 30 Maret 2020
Asisten Pembimbing : Haslinda, S. T

Mengetahui,
Asisten Pembimbing

Haslinda, S. T
KATA PENGANTAR

Segala Puji syukur kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga saya masih diberi kesehatan dan kesempatan untuk menyusun laporan
praktikum kami tentang “Pembuatan Sabun Padat” ini sebagai data hasil pengamatan
saya. Saya juga menyampaikan terimakasih kepada :
1. Haslinda, S. T sebagai pembimbing dan asisten laboratorium yang telah
membimbing kami selama praktikum.
2. Kelompok praktikum saya yang telah bekerja sama dalam melakukan praktikum
dan menyelesaikan laporan ini.
3. Dan teman-teman saya yang telah membantu dalam praktikum dan menyelesaikan
laporan ini.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas praktikum pada semester tiga D3
Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta. Semoga
laporan ini bermanfaat bagi yang membacanya. Mohon maaf,apabila dalam laporan
ini masih banyak kesalahan dan kekurangan,maka dari itu kami mengharapkan kritik
dan saran bagi pembaca untuk kesempurnaan dalam menyusun laporan ini.

Yogyakarta, 30 Maret 2020


Praktikan
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sabun termasuk salah satu jenis surfaktan yang terbuat dari minyak atau
lemak alami. Surfaktan mempunyai struktur bipolar, bagian kepala bersifat hidrofilik,
dan bagian ekor yang bersifat hidrofobik. Karena sifat inilah sabun mampu
mengangkat kotoran (biasanya lemak) dari badan atau pakaian. Sabun adalah benda
wajib yang kita pakai setiap hari. Tanpa sabun, mandi terasa tidak bersih karena
sabun berfungsi untuk mengangkat kotoran yang menempel di tubuh kita.
Pada zaman modern ini penawaran produk sabun mandi cair sangat banyak
dan menggiurkan dengan berbagai macam merek dan harga yang cukup bervariasi.
Namun pemakaian produk sabun mandi cair harganya cukup tinggi sehingga tidak
bisa di jangkau oleh semua lapisan masyarakat, walaupun memiliki nilai manfaat
yang cukup praktis untuk bisa di bawa kemana-mana, tetapi hal ini hanya di
manfaatkan untuk kalangan tertentu saja.
Lain halnya dengan pemakaian sabun padat yang sudah ada sejak dahulu
bahkan sampai sekarang yang masih dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat
bahkan semua lapisan dan golongan, walaupun kurang praktis tetapi cukup ekonomis.
Ini artinya sabun mandi padat masih menjadi pilihan masyarakat pada umumnya, dan
semakin bervariasinya aroma yang membuat konsumen tertarik.
Sabun merupakan produk kimia yang sering dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari. Pembuatan sabun telah dilakukan sejak ribuan tahun yang lalu. Metode
pembuatan sabun pada zaman dahulu tidak berbeda jauh dengan metode yang
digunakan saat ini, walaupun tentunya kualitas produk yang dihasilkan saat ini jauh
lebih baik. Sabun dibuat dengan metode saponifikasi yaitu mereaksikan trigliserida
dengan soda kaustik (NaOH) sehingga menghasilkan sabun dan produk samping
berupa gliserin. Bahan baku pembuatan sabun dapat berupa lemak hewani maupun
lemak/minyak nabati. Penggunaan sabun dalam kehidupan sehari-hari sudah tidak
asing lagi, terutama sesuai dengan fungsi utamanya yaitu membersihkan. Berbagai
jenis sabun ditawarkan dengan beragam bentuk mulai dari sabun cuci (krim dan
bubuk), sabun mandi (padat dan cair), sabun tangan (cair) serta sabun pembersih
peralatan rumah tangga (krim dan cair).
Oleh karena itu dalam makalah ini praktikan akan mencoba mengamati
bagaimana proses pembuatan sabun padat, sebagaimana yang kita ketahui sabun
padat ini masih digunakan secara turun-temurun hingga zaman modern saat ini.

1.2 Tujuan Praktikum


Agar praktikan dapat membuat dan memahami cara pembuatan sabun padat
dengan baik dan benar.

1.3 Dasar Teori


Sabun adalah salah satu senyawa kimia tertua yang pernah dikenal. Sabun
sendiri tidak pernah secara aktual ditemukan, namun berasal dari pengembangan
campuran antara senyawa alkali dan lemak/minyak. Bahan pembuatan sabun terdiri
dari dua jenis, yaitu bahan baku dan bahan pendukung. Bahan baku dalam pembuatan
sabun adalah minyak atau lemak dan senyawa alkali (basa). Sedangkan bahan
pendukung dalam pembuatan sabun digunakan untuk menambah kualitas produk
sabun, baik dari nilai guna maupun dari daya tarik. Beberapa bahan pendukung yang
umum dipakai dalam proses pembuatan sabun diantaranya natrium klorida, natrium
karbonat,natrium fosfat, parfum, dan pewarna.
Sabun dibuat dengan cara mencampurkan larutan NaOH / KOH
denganminyak atau lemak. Melalui reaksi kimia, NaOH / KOH mengubah minyak /
lemak menjadi sabun. Proses ini disebut Saponifikasi. Reaksi penyabunan
(saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah adalah reaksi trigliserida dengan
alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun dangliserin. Reaksi penyabunan
dapat ditulis sebagai berikut :
C3H5(OOCR)3 + 3 NaOH → C3H5(OH)3 + 3 NaOOCR
Reaksi pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun sebagai
produk utama dan gliserin sebagai produk samping. Gliserin sebagai produk samping
jugamemiliki nilai jual. Sabun merupakan garam yang terbentuk dari asam lemak dan
alkali. Sabun dengan berat molekul rendah akan lebih mudah larut dan memiliki
struktur sabun yang lebih keras. Sabun memiliki kelarutan yang tinggi dalam air,
tetapi sabun tidak larut menjadi partikel yang lebih kecil, melainkan larut dalam
bentuk ion.
Sabun pada umumnya dikenal dalam dua wujud, sabun cair dan sabun padat.
Perbedaan utama dari kedua wujud sabun ini adalah alkali yang digunakan dalam
reaksi pembuatan sabun. Sabun yang dibuat dengan NaOH dikenal dengan sabun
keras (hard soap), sedangkan sabun yang dibuat dengan KOH dikenal dengan sabun
lunak (soft soap), sabun keras (hard soap) dibuat dari lemak netral yang padat atau
dari minyak nabati, sabun ini dalam bentuk batangan dan bersifat sukar larut dalam
air. sabun lunak (soft soap) dibuat dari minyak kelapa, minyak kelapa sawit atau
minyak tumbuhan yang tidak jernih, sabun ini dalam bentuk pasta maupun cair
bersifat mudah larut dalam air.
Asam lemak akan memberikan sifat yang berbeda pada sabun yang terbentuk.
Asam laurat pada sabun dapat menyebabkan sabun menjadi keras dan menghasilkan
busa yang lembut, sama seperti asam miristat . asam palmitat, selain dapat
mengeraskan juga dapat menyebabkan busa menjadi stabil. Berbeda dengan asam
oleat dan linoleat, mereka berperan dalam melembabkan sabun pada saat sabun
digunakan ( paul, 2007 ).
Molekul sabun terdiri dari rantai karbon, hydrogen dan oksigen yang disusun
dalam bagian kepala dan ekor. Bagian kepala merupakan gugus hidrofilik (rantai
karboksil) yang berfungsi untuk mengikat air, sedangkan bagian ekor merupakan
gugus hidrofobik (rantai hidrokarbon) yang berfungsi untuk mengikat kotoran dan
minyak. Jika sabun dilarutkan di dalam air, ujung hidrofilik dari molekulnya ditarik
kedalam air dan melarutkannya, tetapi bagian hidrofobik ditolak oleh moekul air.
Akibatnya, suatu lapisan tipis terbentuk diatas permukaan air, dan secara drastis
menurunkan tegangan permukaan air.
Adapun keunggulan sabun padat di banding sabun jenis lain adalah sabun
padat memiliki kandungan gliserin yang bagus untuk mereka yang punya masalah
kulit ekstrim. Tapi sabun padat memiliki kadar pH yang lebih tinggi. Karena itu,
sabun padat lebih mudah membuat kulit kering. Kulit kering ini menjadikan
penyembuhan lambat ketika kulit terluka. Meski begitu, belakangan ini ada sabun
padat pun mulai diproduksi yang mengandung pH netral sehingga tak mengeringkan
kulit lagi. Dan juga sabun padat memiliki tingkat pencemaran yang lebih rendah
sehingga tidak akan terlalu membahayakan hewan lain yang berada di selokan.
Sebenarnya air-air di selokan ini sebagian besar akan mengalr ke satu tempat
kemudian airnya dipakai oleh pdam untuk dijernihkan kemudian digunakan untuk
dijual kembali ke konsumen. Hal ini lah sebenarnya yang menyebabkan pdam
mengalami kesulitan untuk menjernihkan air sehingga pada akhirnya banyak air di
banyak kota sekarang menjadi tidak layak untuk diminum.
1.3.1 Bahan Baku pada Pembuatan Sabun
1. Minyak sawit
Lemak atau minyak yang umumya digunakan dalam pembuatan sabun adalah
trigliserida dengan tiga buah asam lemak yang tidak beraturan diesterifikas dengan
gliserol . Masing-masing lemak menandun sejumlah molekul asam lemak dengan

rantai karbon panjang antara C12 (asam laurik) hingga C18 (asam stearat) pada lemak
jenuh fan begitu juga dengan lemak tak jenuh. Campuran triglisrida diolah menjadi
sabun mealui proses saponifikasi dengan larutan natrium hidroksida membebaskan
gliserol. Sifat-sifat sabun yang dihasilkan ditentukan oleh jumlah dan komposisi dari
komponen asam-asam lemak yang digunakan Komposisi asam –asam lemak yang
sesuai dalam pembuatan sabun dibatasi panjang rantai dan tingkat kejenuhan.
2. NaOH
NaOH sering kali disebut dengan natrium hidroksida, soda api, ataupun
kaustik soda adalah alkali yang bersifat basa. NaOH dapat dibuat dengan cara
mengelektrolsis NaCl, zat ini juga sering digunakan proses pembuatan sabun,
detergen, kertas tekstil, dan menurunkan kadar belerang minyak bumi.
3. Asam Stearat
Asam stearat adalah jenis asam lemak dengan rantai hidrokarbon yang
panjang, mengandung gugus karboksil di salah satu ujungnya dan gugus metal di
ujung yang lain, memiliki 18 atom karbon dan merupakan asam lemak jenuh Karena
tidak memiliki ikatan rangkap diantara karbonnya. Wujudnya padat pada suhu ruang,

dengan rumus kimia CH3(CH2)16COOH.


Asam stearat sering digunakan sebagai bahan pembuatan krim dan sabun.
Asam stearat berbentuk padatan berwarna putih dan berperan dalam memberikan
konsistensi, kekerasan sabun dan menstabilkan busa. Asam stearat meleleh pada Suhu
o o
69.9 C dan mendidih pada suhu 240 C. Penggunaan asam stearat adalah dengan
mencairkan terlebih dahulu dengan pemanasan, dicampur dengan minyak dan
kemudian dicampur NaOH untuk saponifikasi.
4. Etanol
Dalam hal ini etanol cenderung berfungsi sebagai bahan pengawet yang dapat
menghambat timbulnya ketengikan pada berbagai produk berbahan baku minyak atau
lemak, tetapi dalam pembuatan sabun transparan, etanol berperan sebagai pelarut dan
membantu membentuk struktur transparan. Disisi lain, penggabungan etanol dengan
asam lemak akan menghasilkan sabun dengan tingkat kelarutan yang tinggi.
5. Air
Air disini berfungsi sebagai pelarut, seperti pelarut terhadap Natrium
Hidroksida (NaOH). Dan juga sering disebut sebagai pelarut universal karena dapat
melarutkan banyak bahan kimia termasuk berbagai bahan dalam pembuatan sabun
6. Pewangi
Pewangi ditambahkan pada proses pembuatan sabun untuk memberikan efek
wangi pada produk sabun yang dihasilkan. Sama halnya dengan pewarna, pewangi
yang ditambahkan tidak boleh memilki efek yang berlawanan terhadap sifat sabun
yang dihasilkan.
BAB 2
PELAKSANAAN PERCOBAAN

2.1 Alat dan Bahan


2.1.1 Alat
1. Gelas beker 250 ml (2)
2. Gelas beker 100 ml (2)
3. Gelas ukur 25 ml (2)
4. Erlenmeyer 250 ml (1)
5. Corong 75 ml (1)
6. Pengaduk (2)
7. Termometer (1)
8. Pipet tetes (1)
9. Kertas pH

1. Minyak sawit 10 ml
2. Asam stearate 1 gr
3. Alkohol 6 gr
4. Gliserin 1 gr
5. Essence 1 ml (secukupnya)
6. Aquadest 3,3 ml
7. NaOH 1,4 gr
2.2 Diagram Alir

Menyiapkan alat dan bahan

NaOH Menimbang NaOH kemudian dilarutkan


Aquadest
1,4 gr dalam aquadest 3,3 ml

Minyak Menyiapkan minyak sawit dan asam stearate dalam gelas


Asam
sawit beker kemudian dipanaskan sampai suhu 70C stearate
10 ml 1 gr

Melakukan pendinginan hingga 50C lalu ditambah


Larutan dengan larutan NaOH dan diaduk hingga homogen
NaOH

Gliserin
Memanaskan kembali dan menambahkan alcohol, gliserin, 1 gr
Alkohol
serta essence ke dalam larutan lalu mengaduknya kembali 6 gr

Essence
Setelah tercampur, mengukur pH sabun 1 ml
dengan kertas pH

Menimbang berat sabun yang dihasilkan dan


menuangkannya ke cetakan yang telah disiapkan

Gambar 2.3 Diagram Alir Pembuatan Sabun Padat


BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Pembahasan
Pada praktikum percobaan terhadap pembuatan sabun padat bertujuan agar
praktikan dapat memahami, mengetahui, serta melakukan pembuatan sabun padat
dengan baik dan sesuai prosedur. Pada percobaan digunakan dasar metode pembuatan
dari proses saponifikasi, yaitu dengan mereaksikan suatu asam lemak atau minyak
dengan alkali sehingga terbentuk sabun. Bahan utama yang kami gunakan adalah
minyak kelapa sawit dan NaOH sebagai basa alkalinya.
Pembuatan sabun dimulai dengan mencampurkan dua bahan baku yaitu
minyak sawit 10 ml dan asam stearate yang berupa butiran kecil putih sebanyak 1 gr
ke dalam gelas beker. Campuran ini dipanaskan agar asam stearate larut dan homogen
dengan minyak. Penggunaan minyak sawit ini bertujuan untuk kekerasan sabun dan
menghasilkan busa yang stabil. Sedangkan asam stearate juga memiliki fungsi yang
sama dengan minyak sawit, yaitu untuk mengeraskan dan menstabilkan busa.
Pada prinsip saponifikasi sendiri yaitu lemak atau minyak akan terhidrolisis
oleh basa menghasilkan gliserol dan sabun mentah. Sehingga pada proses selanjutnya
setelah melakukan pendingin ditambahkan larutan berupa NaOH yang telah di
encerkan dengan aquadest ke dalam campuran minyak dan asam stearate. Digunakan
NaOH agar produk reaksi yang dihasilkan berupa sabun dengan struktur keras dan
padat. Ini terjadi karena natrium hidroksida didominasi oleh ion, mengandung kation
natrium hidroksida, dan anion. Anion hidroksida ini membuat dasar yang kuat yang
bereaksi dengan asam membentuk air dan garam yang sesuai. Sedangkan pada
pembuatan sabun cair atau lunak alkali yang digunakan adalah KOH.
Selanjutnya campuran ditambahkan alcohol sebanyak 6 gr, gliserin 1 gr, dan
pewangi atau essence. Alcohol berfungsi sebagai pelarut karena sifatnya mudah larut
dalam air dan lemak. Gliserin adalah produk samping dari reaksi hidrolisis antara
minyak nabati dengan air untuk menghasilkan asam lemak. Gliserin merupakan
humektan sehingga dapat berfungsi sebagai pelembab pada kulit. Pada kondisi
atmosfir sedang ataupun pada kondisi kelembaban tinggi, gliserin dapat
melembabkan kulit dan mudah dibilas. Sedangkan pewangi ditambahkan pada proses
pembuatan sabun untuk memberikan efek wangi pada produk sabun. Pewangi yang
sering digunakan dalam pembuatan sabun adalah dalam bentuk parfum dengan
berbagai aroma (buah-buahan, bunga, tanaman herbal dan lain-lain).
Produk pada percobaan akan menghasilkan sabun dengan tekstur padat dan
keras. Sedangkan pH 14 karena bersifat basa seperti sabun pada umumnya.
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Sabun mandi adalah surfaktan yang digunakan untuk mencuci dan
membersihkan tubuh dari kotoran-kotoran yang menempel. Berdasarkan jenisnya,
sabun mandi digolongkan menjadi dua, yaitu sabun padat dan sabun cair.
Sabun termasuk salah satu jenis surfaktan yang terbuat dari minyak atau
lemak alami. Surfaktan mempunyai struktur bipolar. Bagian kepala bersifat hidrofilik
dan bagian ekor bersifat hidrofobik. Karena sifat inilah, sabun mampu mengangkat
kotoran (biasanya lemak) dari badan dan pakaian. Jika diterapkan pada suatu
permukaan, air bersabun secara efektif mengikat partikel pengotor dalam suspensi air.
Banyak sabun merupakan campuran garam natrium atau kalium dari asam lemak
yang dapat diturunkan dari minyak atau lemak dengan direaksikan dengan alkali
(seperti natrium atau kalium hidroksida) pada suhu 80–100 °C melalui suatu proses
yang dikenal dengan saponifikasi. Lemak akan terhidrolisis oleh basa, menghasilkan
gliserol dan sabun mentah.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. PEMBUATAN SABUN.

(https://id.scribd.com/doc/131630944/LAPORAN-PEMBUATAN-SABUN)
dikutip pada 30 Maret 2020 pukul 21.00 WIB
Fesseden. 1997. KIMIA ORGANIK EDISI KETIGA. Jakarta : Erlangga
Hendra. 2014. Laporan Praktikum Pembuatan Sabun Mandi Padat.
(https://www.academia.edu/12084093/laporan_pembuatan_sabun_mandi_padat_
beserta_pengujian) dikutip pada 30 Maret 2020 pukul 21.00 WIB
Livenia. 2012. Pembuatan Sabun.
(https://mychemicaldream.blogspot.com/2013/06/pembuatan sabun.html) dikutip
pada 30 Maret 2020 pukul 21.00 WIB
Mudlaafar, Khaolil. 2014. MAKALAH PEMBUATAN SABUN.

(https://www.kholilmedia.id/2014/03/makalah-pembuatan-sabun.html) dikutip
pada 30 Maret 2020 pukul 21.00 WIB
Respati. 2000. PENGANTAR KIMIA ORGANK. Jakarta : Erlangga
Rohman, Fatur. 2013 .laporan pratikum sabun mandi padat. Bandung

Anda mungkin juga menyukai