Anda di halaman 1dari 24

KODE ETIK APOTEKER

Kode

etika Apoteker adalah kumpulan nilainilai atau prinsip yang harus diikuti oleh apoteker sebagai pedoman dan petunjuk serta standar perilaku dalam bertindak dan mengambil keputusan

Kode

etik apoteker dimaksudkan untuk menyatakan secara terbuka yang membentuk dasar dasar fundamental dari peran apoteker. Prinsipnya adalah moralobligasi dan kebajikan, ditetapkan untuk membimbing apoteker dalam hubungan dengan pasien, profesional kesehatan dan masyarakat.

Pedoman Implementasi
A. Setiap farmasis dalam melakukan pengabdian dan pengalaman ilmunya harus didasari oleh sebuah niat luhur untuk kepentingan mahluk lain sesuai dengan tuntutan Tuhan yang maha esa. B. Sumpah apoteker adalah komitmen seorang apoteker yang harus dijadikan landasan moral dalam pengabdian profesinya. C. Kode etika adalah kumpulan nilai-nilai atau prinsip yang harus diikuti oleh apoteker sebagai pedoman dan petunjuk serta standar perilaku dalam bertindak dan mengambil keputusan

RENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN

Industri Distribusi Pelayanan

Farmasi IOT Kosmetik Mamin Bahan baku obat

PBF PBF bahan baku Apotek Klinik BP Pkm IFRS TO Praktek bersama

Pasal 1
Seorang Apoteker harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah Apoteker
Dalam sumpah apoteker mengandung makna : a. Melaksanakan asuhan kefarmasian b. Merahasiakan kondisi pasien, resep dan medrec pasien c. Melaksanakan praktek profesi sesuai landasan praktek profesi yaitu ilmu, hukum dan etika.

Pasal 2
Seorang

Apoteker harus berusaha dengan sungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan kode etik apoteker Indonesia Parameternya : a. Ada tidaknya laporan masyarakat b. Ada tidaknya laporan dari sejawat apoteker atau profesi kesehatan lain

Pasal 3
Seorang

apoteker harus senantiasa menjalankan profesinya sesuai kompetensi apoteker Indonesia serta selalu mengutamakan dan berpegang teguh pada prinsip kemanusiaan dalam menjalankan kewajibannya

Pasal 4
Seorang

apoteker harus selalu aktif mengikuti perkembangan dibidang kesehatan, khususnya bidang farmasi.

Seorang apoteker harus mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam kegiatankegiatan pembelajaran seperti seminar yang diukur dari nilai SKP. Pengetahuan dengan seminar keseminatan dan SKPA untuk keterampilan.

Pasal 5
Di

dalam menjalankan tugasnya seorang apoteker harus menjauhkan diri dari usaha mencari keuntungan diri semata yang bertentangan dengan martabat dan tradisi luhur jabatan kefarmasian

Disini sebaliknya seorang apoteker dalam menjalankan tugasnya dapat memperoleh imbalan dari pasien dan masyarakat atas jasa yang diberikannya dengan tetap memegang teguh kepada prinsip mendahulukan kepentingan pasien.

Pasal 6
Seorang

apoteker harus berbudi luhur dan menjadi contoh yang baik bagi orang lain

Seorang apoteker tidak akan menyalahgunakan kemampuan profesional kepada orang lain. Seorang apoteker harus menjaga perilakunya dihadapan publik. Harus menunjukkan sikap yang santun, sopan dalam bertutur kata, berpakaian sopan dan rapi.

Pasal 7
Seorang

apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan profesinya

Seorang apoteker memberikan informasi kepada pasien atau masyarakat harus dengan cara yang mudah dimengerti dan yakin bahwa informasi tersebut harus sesuai, relevan dan up to date. Dalam hal memberikan informasi obat atau konseling seorang apoteker dapat melakukan secara terbuka ataupun secara tertutup.

Pasal 8
Seorang

apoteker harus aktif mengikuti perkembangan peraturan perundangundangan di bidang kesehatan khususnya kefarmasian

Setiap apoteker harus selalu aktif mengikuti perkembangan peraturan, sehingga setiap anggota dapat menjalankan profesinya dengan tetap berada dalam koridor peraturan yang berlaku.

Pasal 9
Seorang

apoteker dalam melakukan praktek kefarmasian harus mengutamakan kepentingan masyarakat dan menghormati hak asasi pasien dan melindungi mahluk hidup insani.

Pasal 10
Seorang

apoteker harus memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana dia sendiri ingin diperlakukan

Setiap apoteker harus menghargai teman sejawatnya termasuk rekan kerjanya. Apoteker boleh berkoordinasi dengan IAI ataupun majelis pembina etika Apoteker dalam menyelesaikan permasalahan dengan teman sejawat.

Pasal 11
Sesama

Apoteker harus selalu saling mengingatkan dan saling menasehati untuk mematuhi ketentuan-ketentuan kode etika

Bilamana seorang apoteker mengetaui sejawatnya melanggar kode etik, dengan cara santun kita harus mengingatkannya, bilamana ternyata yang bersangkutan sulit menerimanya maka boleh dilaporkan ke IAI cabang atau MPEAD.

Pasal 12
Seorang

apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk meningkatkan kerjasama yang baik sesama apoteker didalam memelihara martabat jabatan kefarmasian serta mempertebal rasa saling mempercayai didalam menuanaikan tugasnya.

Pasal 13
Setiap

Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk membangun dan meningkatkan hubungan profesi, saling mempercayai, menghargai dan menghormati sejawat petugas lain

Pasal 14
Seorang

apoteker hendaknya menjauhkan diri dari tindakan atau perbuatan yang dapat mengakibatkan berkurangnya atau hilangnya kepercayaan masyarakat kepada sejawat kesehatan lain

Pasal 15
Seorang

apoteker bersungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan kode etik apoteker dalam menjalankan tugas kefarmasian sehari-hari. Jika apoteker baik sengaja ataupun tidak sengaja melanggar kode etik, maka wajib mengakui dan menerima sanksi dari pemerintah, organisai profesi dan mempertanggung jawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Sanksi-sanksi

Sanksi yang harus diterima oleh seorang apoteker yang telah melanggar kode etika, biasanya tergantung dari tingkat pelanggaran yang telah dilakukan oleh seorang apoteker tersebut. Disini mulai dari berupa pembinaan, peringatan, pencabutan keanggotaan sementara, dan pencabutan keanggotaan tetap. Kriteria pelanggaran kode etik diatur dalam peraturan organisasi, dan ditetapkan setelah melalui kajian yang mendalam dari MPEAD.

STANDAR KOMPETENSI
Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh seorang profesional dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Standar kompetensi merupakan rumusan kewenangan berdasarkan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diakui secara resmi oleh lembaga yang berwenang yang ditinjau secara berkala.

Standar kompetensi apoteker merupakan dasar kemampuan minimal seorang apoteker dan kewenangan untuk menjalankan tugasnya. Dasar-dasar standar kompetensi tersebut berbeda secara teknis disetiap tempat pekerjaan kefarmasian. Standarnya berbeda antara IFRS, Distribusi, Industri dan lain sebagainya.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai