Anda di halaman 1dari 18

UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH

REKAYASA OSEANOGRAFI

Oleh :
Aderia Indah Warni
26020212130048
Oseanografi A
Dosen Pengampu :
Ir. Warsito Atmodjo, M.Si
NIP. 195903281989021001

PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI


JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014

MATERI DAN METODE

3.1

Materi
Pada ujian tengah semester ini digunakan beberapa data yang diperlukan untuk

menghitung berapa kira kira tinggi dermaga yang akan dibangun :


a.
b.
c.
d.
e.
3.2

data pasang surut


data gelombang
data fetch
grafik SLR
kemiringan (m=0,005)
Metode

3.2.1 Perhitungan (Penjelasan Skema)


Pengolahan data pasang surut dengan metode Admiralty terdiri dari:
1. Skema I
Sebelum dilakukan pengolahan data pasut dilakukan terlebih dahulu
smoothing pada data lapangan yang diperoleh dari pengukuran alat, hal ini
dilakukan untuk menghilangkan noise. Selain itu, proses smoothing dilakukan
agar grafik pasang surut yang diperoleh berbemtuk sinusoidal. Kemudian data
tersebut dimasukkan kedalam kolom di skema 1, ke kanan menunjukkan waktu
pengamatan dari pukul 00.00 sampai 23.00 dan ke bawah adalah tanggal sama
selama 29 piantan, yaitu mulai tanggal 1 s/d 29 Agustus 2011.

Jumlah bacaan

= Jumlah tinggi pasang surut mulai dari jam 00:00 hingga

23:00
Rata-rata

Nilai max

= Nilai data tertinggi dari data pasang surut yang diambil


pada pukul 00 : 00 hingga 23 : 00

Nilai min

= Nilai data terendah dari data pasang surut yang diambil


pada pukul 00 : 00 hingga 23 : 00

MSL (Mean Sea Level ) = Nilai rata-rata dari data pasang surut yang diambil pada
pukul 00 : 00 hingga 23 : 00 dari tanggal 1 hingga 29
Agustus 2011 atau menggunakan nilai So
2. Skema II
Isi tiap kolom-kolom pada skema II ini dengan bantuan Tabel 2 yaitu
dengan mengalikan nilai pengamatan dengan harga pengali pada tabel 2 untuk
setiap hari pengamatan . Karena pengali dalam daftar hanya berisi bilangan 1 dan
-1 kecuali untuk X4 ada bilangan 0(nol) yang tidak dimasukkan dalam perkalian,
maka lakukan perhitungan dengan menjumlahkan bilangan yang harus dikalikan
dengan 1 dan diisikan pada kolom yang bertanda(+) dibawah kolom
X1,Y1,X2,Y2,X4, dan Y4 . Lakukan hal yang sama untuk pengali -1 dan isikan
kedalam kolom dibawah tanda (-) .

Skema III
Untuk mengisi kolom kolom pada skema-III, setiap kolom pada kolom-kolom
skema-III merupakan penjumlahan dari perhitungan pada kolom kolom pada skema-II

Untuk Xo (+) merupakan penjumlahan antara X1 (+) dengan X1 (-) tanpa

melihat tanda (+) dan (-) mulai tanggal 1 sampai 29 Agustus 2011.
Untuk X1, Y1, X2, Y2, X4 dan Y4 merupakan penjumlahan tanda (+) dan (-),
untuk mengatasi hasilnya tidak ada negative maka ditambahkan dengan suatu
bilangan agar nilai negative tersebut hilang. Bilangan tersebut adalah 2000. Hal
ini dilakukan juga untuk kolom X1, Y1, X2, Y2, X4 dan Y4.

Skema IV
Mengisi seluruh kolom-kolom pada skema IV, diisi dengan data setelah penyelesaian
skema-III dibantu dengan daftar 2 (table 5).
Arti indeks pada skema-IV
Indeks 00 untuk X berarti Xoo, Xo pada table 6 dan indeks 0 pada table 5
Indeks 00 untuk y,berarti Yoo,Yo pada table 6 dan indeks 0 pada table 5
Contoh:
Harga Xoo yang disikan untuk kolom x (tambahan) adalah penjumlahan harga Xo
dari table 6 yang telah dikalikan dengan faktor pengali dari table 5 kolom 0, perkalian
dilakukan baris per baris. Untuk baris ke 2 ke kolom 0 dari table 5, factor 29 menunjukan
beberapa kali harus dikurangi dengan factor bilangan tambahan dalam hal ini 2000 begitu
pengisian diskema-IV.

Skema V dan Skema VI


Mengisi kolom-kolom pada skema V dan kolom pada skema VI dengan bantuan
daftar 3a skema V mempunyai 10 kolom, kolom kedua diisi pertama kali sesuai dengan
perintah pada kolom satu dan angka-angkanya dilihat pada skema V. Untuk kolom
3,4,5,6,7,8,9, dan 10 dengan melihat angka pada kolom 2 dikalikan dengan factor pengali
sesuai dengan kolom yang ada pada daftar 3a.

Skema VII
Pada Skema VII kita diminta untuk menuntukan nilai nilai yang ada pada Tabel
dengan menggunakan beberapa table bantu dan melakukan interpolasi.Tabel bantu
digunakan dalam menentukan besarnya nilai P,V,V,V,dan p. Interpolasi digunakan
dalam menetukan nilai f dan w. Kemudian ada beberapa rumus yang digunakan, diantaranya
PR COS r = Penjumlahan besaran yang ada
pada skema v
PR SIN r = Penjumlahan besaran yang ada
pada skema vi
PR2 = (PR COS r)2 + (PR SIN r)2
P = Menggunakan daftar tabel
Mencari nilai f, V, dan u
Mencari nilai s,h,p dan N :
s = 277.025 +129.38481 (Y-1900) +
13.17640 (D+l)
h =280.19-0.23872 (Y-1900) + 0.98565 (D+l)
p = 334.385 + 40.66249 (Y-1900) + 0.11140
(D +l)
N = 259.157 + 19.32818 (Y-1900) - 0.05295
(D +l)
Dengan :
Y = tahun prediksi yang akan dibuat
D = Jumlah hari yang berlalu daritanggal 1
januari jam 00.00 sampai tanggal
pertengahan survei
L= bagian integral tahun = (Y-1901)

Nilai f
fM2 = 1.0004 0.0373 COS N + 0.0002 COS 2N
FK2 = 1.0241 + 0.2863 COS N +0.0083 COS2N
0.0015 COS 3N
fO1 = 1.0089+ 0.1871 COS N 0.0147 COS 2N
+ 0.0014 COS 3N
f K1 = 1.0060 + 0.1150 COS N 0.0088 COS 2N
+ 0.0006COS 3N
fS2 =1.0 (tetap)
Fp1 = 1.0 (tetap)
fN2 = fM2
fM4=(FM2)2
FMS4 = FM2
Nilai V=
V M2 = -2s + 2h
V N2 = -3s+ 2h +p
V K1 = h + 90
VO1 = -2s + h + 270
V K2 = 2h
V S2 = 0 (tetap)
V P1 = -h + 270
V M4 = 2(V M2)
V MS4 = V M2

Nilai u
uM2 = -2.14 SIN N
uK2 = -17.74 SIN N + 0.68 SIN
2N 0.04 SIN 3N
uO1 = 10.86 SIN N 1.34 SIN 2N
+ 0.19 SIN 3N
uK1 = -8.86 SIN N + 0.68 SIN 2N
0.07 SIN 3N
uS2 = 0 (tetap)

Tabel VIII
Tabel VIII dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
Untuk menghitung (1+W) dan w untuk S2 dan MS4
Untuk menghitung (1+W) dan w untuk K1
Untuk menghitung (1+W) dan w untuk N2

Skema VIII
Pada Skema VIII ini akan menentukan harga amplitudo (A) dan beda fase (g0).

3.2.2 Analisa Dan Interpretasi


3.2.2.1 Tipe Pasut Melalui nilai F
Setelah hasil akhir diperoleh kemudin menghitung nilai F dengan rumus
Kemudian mengelompokkan tipe pasutnya ,jika F :
< 0,025

: Pasut bertipe ganda

0,26 - 1,50 : Pasut bertipe campuran condong ke ganda


1,50 - 3,00 : Pasut bertipe campuran condong ke tunggal
> 3,00

: Pasut bertipe tunggal


4.6660

Tipe pasang surut : Pasut bertipe harian tunggal

3.2.2.2

Hitungan

Kedudukan

Air

Laut

terendah

dan

tertinggi

Kedudukan air terendah :


LLWL

= So - (M2+S2+N2+K2+K1+O1)
= 67.42 - (5.03+1.31+0.30+22+7.55)
= 31.23 cm

Kedudukan air tertinggi :


HHWL

= So + ( M2+S2+N2+K2+K1+O1)
= 67.42 + (5.03+1.31+0.30+22+7.55)
= 103.61

3.2.2.3

Hitungan Tunggang (Range) Pasut Rata


Pasang surut rata-rata dihitung dengan menggunakan rumus :
MSL = So atau
MSL (Mean Sea Level ) = Nilai rata-rata dari data pasang surut yang diambil pada
pukul 00 : 00 hingga 23 : 00 dari tanggal 1 hingga 29
Agustus 2011.
MSL = So
MSL = 67.42 cm

3.2.2.4

Hitungan MHWL
MHWL = Nilai maximum data pasang surut dari jam 00 : 00 hingga 23 : 00 mulai
tanggal 1 hingga 29 Agustus, yang kemudian di rata-ratakan (Rata-rata/
nilai Max)
MHWL = 78.774 cm

3.2.2.5 Hitungan nilai SLR


SLR

= Interpolasi dari perhitungan tabel fluktuasi muka air laut, tabel terlampir
Panjang
0
1.3
3.8

Tahun
2025
2038
2050

Panjang
0
1.5
3.4

SLR
0
SLR
50

Sea Level Rise = 22.2 cm


Diketahui SLR (Sea Level Rise) pada tahun 2036 = 22.2 cm = 0.222 m

3.2.2.6 Hitungan nilai DWL


Desain Water Level (DWL)

3.2.2.7

= MHWL + SLR
= 305 + 22.05
= 327.05 cm = 3.2705 m
Hitungan nilai Elevasi Lantai Dermaga
Elevasi Lantai Dermaga
= DWL + Tinggi Jagaan
= 3.2705 + 1.5 m
= 4.7705 m
Dengan demikian, diperkirakan bangunan pantai pada 25 tahun (2011 2036) dengan
SLR sebesar 0.222 adalah 4.7705 m

3.3

Kenaikan Muka Air Karena Gelombang (Wave Set up)


3.3.1 Skema Perhitungan

3.3.2 Menentukan Hsignifikan dan Tsignifikan


Mencari nilai n

= 33% x banyak nya data


= 33% x 31
= 10.32

H signifikan

=
= 0.299721 m

T signifikan

= 7.502171 s
3.3.3 Perhitungan Wave set-up
Nilai H (tinggi gelombang) dan T (periode gelombang) diperoleh dari peramalan SMB
dengan menggunakan data angin dari BMKG pada bulan Februari 2012 dan diperoleh hasil
sebagai berikut :
Hs = 112.3 cm = 1.123 m
Ts = 11.66
d=5m

= 0.05

Data di atas digunakan untuk menghitung setup gelombang terhadap muka air diam
(SWL), menggunakan perhitungan sebagai berikut :
L0 = 1.56 Ts2 = 1.56 (11.66)2 = 212.082 m

Interpolasikan d/L0 dengan Hs/H0


d/L0
0.0230
0.0236
0.0240

Hs/H0
1.189
X
1.179

Hb dan db diperoleh dari grafik penentuan tinggi gelombang pecah dan grafik penentuan
kedalaman gelombang pecah
Hb/H0
2
X
2.5

Panjang
0
0.2
2.9

Sw = 0.344 m

3.4

Kenaikan Muka Air Karena Hembusan Angin (Wind Set up)


3.4.1 Pengolahan Data Angin
Adapun tahapan dalam pengolahan data angin adalah sebagai berikut :
1. Data angin yang didapatkan di sortir terlebih dahulu .
2. Kemudian dilakukan beberapa koreksi pada data angin yang telah disortir tersebut.
a. Konversi kecepatan angin ( U ) kedalam satuan m/s (1knot= 0.514)
b. Konversi Ketinggian
Dilakukan apabila data yang terukur dari stasiun pengukuran alat tidak berada
pada ketinggian 10 m sehingga perlu dilakukan konversi

dengan

c. Koreksi Stabilitas
Koreksi ini dilakukan karena adanya perbedaan temperature didarat dan
dilaut menggunakan persamaan :

d. Koreksi Efek Lokasi


Kecepatan angin dilaut terbuka biasanya lebih besar 10 % - 20% dari
kecepatan angin dadarat sehingga untuk memperkirakan kecepatan angin
dilaut dilakukan koreksi berikut :

dengan
e. Kecepatan angin dilaut (
f. Koefisien Gesek
Setelah dilakukan konversi kecepatan angin maka kecepatan angin
dikonversikan pada faktor tegangan angin dengan persamaan :

3. Perhitungan durasi angin maksimum karena kecepatan angin

Nilai 56505,6 adalah nilai konstanta dari grafik peramalan gelombang

Keterangan :
t : Durasi angin (s)
Ua : faktor stress angin
g : Percepatan grafitasi (9,8 m/s2)
F : Fetch (km)
4. Perhitungan Fetch Maksimum dan Fetch Minimum

5. Penentuan Jenis Gelombang


Dari diagram alir diatas, penentuan gelombang menggunakan syarat batas yaitu
durasi (t) dan fetch (F)
Pembatas durasi angin
tpengukuran tmax
Jika ya , maka pertumbuhan gelombang sangat dibatasi oleh waktu atau duration
limited, sedangkan jika tidak maka mengujinya dengan melakukan pembatas fetch
F eff F max
Jika ya , maka pertumbuhan gelombang sangat dibatasi oleh fetch yang terbentuk
atau fetch limited. Keduanya adalah non fully developed sea, apabila syarat
tersebut tidak terpenuhi maka gelombang mengalami fully developed sea.
6. Perhitungan Tinggi dan Perioda Gelombang
a.
Cara grafis , memplotkan harga UA dan Fetch pada diagram
b.
Cara matematis , menggunakan rumus berikut
Gelombang non Fully developed sea

Kondisi Duration Limited

Kondisi Fetch Limited

Gelombang Fully Developed Sea

Kemudian data H0 dan T0 yang didapatkan diurutkan dari yang terbesar sampai yang terkecil.
Untuk medapatkan Hs digunakan rumus gelombang signifikan ( 33%) dengan rumus

Setelah didapat kan TS dan HS maka selanjutnya kita dapat menentukan besarnya wave
Setupnya

(Ttiadmodjo,1999)

3.4.2 Perhitungan Wind Set-up


Penentuan arah angin dilakukan dengan perhitungan tabel frekuensi. Arah angin
dominan yang dihasilkan akan digunakan untuk menghitung fetch. Untuk mencari fetch
dilakukan dengan mengukur jarak pantai ke laut dengan kemiringan sudut 45, setelah
dilakukan perhitunganlalu didapatkan hasil sebagai berikut :

F = 255.521 Km
C = 3.5 x 10-6

V = 5 m/s
d = 5 m/s
= 45
Data diatas kemudian digunakan untuk menghitung kenaikan elevasi muka air (wind set
up).

Panjang fetch tegak lurus pantai

Kecepatan angina maksimal dalam arah tegak lurus

Kenaikan elevasi muka air karena badai (wind set up)

Anda mungkin juga menyukai