Dosen:
Ir. M. Cahyono, M. Sc, Ph. D.
Oleh:
Nesya Laxmitha
15013134
2016
Metode Admiralty
1. SKEMA 1
Mengisi data pengukuran untuk data gelombang. Biasanya, data ini didapatkan dari
hasil pengukuran lapangan. Namun, untuk tugas kali ini digunakan data dengan
formula 0.1 Z, Z adalah angka terakhir NIM. Kemudian susun data tersebut untuk
kondisi 15 hari, per hari diuraikan menjadi per jam seperti tabel berikut
2. SKEMA 2
Skema 2 adalah mengisi tabel 3 yaitu mengisi variabel-variabel dalam perhitungan
metode admiralty (X1, Y1, X2, Y2, X4, Y4) berdasarkan tabel 2 dikali dengan data
gelombang sebelumnya.
Contoh perhitungan:
Untuk data tanggal 1 Mei 2015. Lihat Tabel 2 sebagai faktor pengali ( untuk variabel
untuk X1), didapatkan nilai 1 , 0, -1 disetiap jamnya. Kalikan faktor pengali dengan
data tersebut sehingga hasil tersebut dapat menjelaskan isi Tabel. 3. Hal ini juga
dilakukan untuk variabel lainnya.
3. SKEMA 3
a. Nilai Xo (+) merupakan penjumlahan antara X1 (+) dengan X1 (-) tanpa
melihat tanda (+) dan (-) mulai tanggal 28 mei s/d 11 juni 2015.
b. Nilai positif dan negatif untuk masing-masing X1, Y1, X2, Y2, X4, Y4 pada
tabel 3 dijumlahkan untuk menjadi satu nilai dari satu variabel.
Contoh: Dari Tabel 3 didapatkan X1 (+) = 894.8 dan X1 (-) = 804.8, keduanya
dijumlahkan menjadi X1 = 894.8 + (-804.8) = 90. Untuk menghindari nilai negatif,
maka semua hasil penjumlahan ditamabahkan dengan nilai 1000 untuk X1, Y1, X2, Y2,
X4, Y4.
Hasil tersebut ditabulasikan pada tabel 4 sebagai berikut
4. SKEMA 4
Untuk pengerjaan skema 4, output yang akan dihasilkan adalah Tabel 6 sebagai
berikut
Sebelumnya, pengisian Tabel 6 merupakan hasil dari perhitungan data di tabel 4 serta
tabel 5
Tabel 5 merupakan koefisien pengali
Setelah itu, hitung nilai Untuk nilai dan diperoleh dengan cara mengurangi nilai
positif (+) dan negatif (-) untuk tiap indeks
Contoh: Tabel 6
= 4230-9390+1000 = -4160
= 5390-7470+1000 = -540
5. SKEMA 5 & 6
Selanjutnya, dilakukan pengisian pada tabel 7. Nilai-nilai yang akan diisi di tabel 7
adalah nilai-nilai yang disesuaikan dengan nama indeks di tabel 6.
Contoh:
a. Pengisian x12-y1b, x y adalah dan
Dari tabel 6, didapatkan x12 = -960 dan y1b =-3260, sehingga nilai yang diperoleh
adalah x12-y1b = -960 (-3260) = 2300
b. Pengisian untuk nilai variabel S0
S0 = 2300 x (-0.02, nilai ini merupakan indeks pengali yang ditentukan) = -46
Jika semua telah diisi, jumlahkan untuk setiap nilai variabel S0, M2, S2, N2, K1,
O1, M4, MS4 untuk bagian PR cos r dan PR sin r.
6. SKEMA 7
Hasil dari perhitungan pada tabel 7 kemudian akan dihitung masing-masing nilai
S0, M2, S2, N2, K1, O1, M4, MS4 berdasarkan beberapa parameter seperti PR, r, T,
N, Deler P, Konstanta P, f, s, h, p, p, u, V, A, B, 1+W, g, n, A seperti gambar pada
tabel berikut
g. Baris 11 dan 12, terdapat angka-angka yang telah ditentukan, disebut skema 7
deler P.
h. Baris 13, hitung nilai u sebagai berikut :
Nilai F berada di antara 1.51-3, sehingga pasut bertipe campuran dengan tipe ganda
yang menonjol (mixed, mainly diurnal).
Metode Least Square menggunakan 2 bagian perhitungan, yaitu perhitungan kalibrasi dan
prediksi 18,6 tahun. Angka 18,6 tahun digunakan karena kejadian pasang terbesar yang
diakibatkan oleh tarikan matahari dan bulan terbesar terjadi dalam 18,6 tahun sekali.
KALIBRASI
1. Data yang ada pada tabel ini adalah data amplitudo (A), phase, dan kecepatan sudut
gelombang. Output yang akan dihasilkan adalah nilai dari amplitudo dan phase.
Sedangkan nilai kecepatan sudut didapatkan dari tabel
2. Masukan data pengukuran gelombang sama seperti data yang digunakan pada metode
admiralty untuk 15 hari.
3. Menghitung tinggi gelombang dengan rumus
y= Acos ( wt )
Contoh:
Untuk S2 Principal solar semi-diurnal untuk jam ke-1. Digunakan inisial = 0 untuk A
dan phase, karena nilai tersebut sebenarnya akan diperoleh dari hasil solver
perhitungan selanjutnya. Maka
2
(
y=( 0 ) cos
12 )
( 1 ) =0
Langkah yang sama digunakan untuk parameter lainnya yaitu M2, S2, K1, O1, P1,
K2, N2, M4, MS4. Nilai y yang didapatkan masih dalam bentuk sementara yang akan
diubah lagi setelah proses perhitungan.
4. Dalam melakukan forecasting, error hasil perhitungan dan data ukur yang didapatkan
harus berupa nilai minimum agar forecasting yang didapatkan tepat. Hasil
perhitungan kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan ketinggian gelombang dalam
satu jam dengan rumus berikut :
Y = y +rata 2( Data Ukur)
tersebut kita minimumkan dengan mengubah nilai Amplitudo dan beda fasa .
bahwa harus bernilai antara 0 dan 360 derajat. Kemudian lalukan Solve.
c. Nilai A dan akan berubah menyesuaikan hasil yang diinginkan dengan
batasan yang diinput. Kemudian perhatikan bahwa nilai A tidak boleh negative.
pun akan menjadi kecil. Error yang kecil menandakan kalibrasi selesai dan dapat
diteruskan pada perhitungan forecasting.
e. Plot pada grafik untuk hasil hitungan dan hasil data ukur di lapangan.
Kemudian hitung masing-masing nilai HWS, MHWS, MHWL, MSL, MLWL, MLWS
dan LWS, dengan konsep berikut