MODUL 07
HIDROLIKA SUNGAI
NIM : 15318052
Kelompok/Shift : 4A (12.30-14.00)
Segmen (i) 1 2 3 4 5 6 7
Titik Segmen ABC CDE EFG GHI IJK KLM MNO
Titik Tengah Segmen B D F H J L N
Lebar Segmen (x, m) 1,685 1,685 1,685 1,685 1,685 1,685 1,685
Kedalaman Sisi Kiri (Di, m) 0 0,66 0,59 0,54 0,34 0,44 0,26
Kedalaman Sisi Kanan (Dii, m) 0,66 0,59 0,54 0,34 0,44 0,26 0,21
Kedalaman Titik Tengah Segmen
0,8 0,58 0,6 0,46 0,58 0,57 0,24
(H, m)
S (m) 1 1 1 1 1 1 1
t1 (s) 1,96 2,28 1,54 1,76 2,48 2,24 12,47
vP t2 (s) 1,77 2,02 1,77 1,89 3,01 2,29 11,16
t3 (s) 1,97 2,28 1,57 1,77 2,55 2,03 10,18
trata-rata 1,9 2,193 1,627 1,807 2,68 2,187 11,27
v1 0,7 1,2 1,2 0,9 0,3 1 0,1
v0.2H (m/s) v2 0,8 1,1 1,3 0,9 0,3 1 0
v3 0,9 1,2 1,1 1 0,4 1 0
v1 0,8 1 0,9 0,9 0,1 0,5 0,1
v0.6H (m/s) v2 0,8 1,1 0,9 0,9 0,1 0,3 0,1
v3 0,9 1 0,8 0,9 0,3 0,6 0,1
v1 0,8 0,8 0,5 0,7 0,2 0,4 0,1
v0.8H (m/s) v2 0,7 1 0,5 0,8 0,3 0,4 0
v3 0,6 1,1 0,6 0,8 0,2 0,3 0
III. Pengolahan Data
1. Panjang Melintang Sungai
Nilai panjang melintang sungai didapat dengan menghitung terlebih
dahulu panjang melintang setiap segmen sungai. Panjang melintang
segmen sungai dihitung menggunakan persamaan berikut:
𝑚𝑖 = [(𝐷𝑖𝑖 − 𝐷𝑖 )2 + 𝑥 2 ]0,5
Maka panjang melintang segmen pertama adalah:
𝑚1 = [(0,66 − 0)2 + 1,6852 ]0,5 = 1,8096 𝑚
Digunakan cara yang sama untuk menghitung panjang melintang
segmen-segmen lainnya. Setelah itu, dihitung panjang melintang
sungai dengan cara berikut:
𝑚𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑚1 + 𝑚2 + 𝑚3 + 𝑚4 + 𝑚5 + 𝑚6 + 𝑚7
𝑚𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = (1,8096 + 1,6865 + 1,6857 + 1,6968 + 1,6880
+ 1,6946 + 1,6857) 𝑚
𝑚𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 11,947 𝑚
2. Luas Penampang Sungai
Nilai luas penampang sungai didapat dengan menghitung terlebih
dahulu luas penampang setiap segmen sungai. Luas penampang
segmen sungai dihitung menggunakan persamaan berikut:
(𝐷𝑖 + 𝐷𝑖𝑖 )𝑥
𝐴𝑖 = [ ]
2
Maka luas penampang segmen pertama adalah:
(0 + 0,66)1,685
𝐴𝑖 = [ ] = 0,5561 𝑚2
2
Dilakukan cara yang sama untuk menghitung luas penampang
segmen-segmen lainnya. Setelah itu, dihitung luas penampang
sungai dengan cara berikut:
𝐴𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐴1 + 𝐴2 + 𝐴3 + 𝐴4 + 𝐴5 + 𝐴6 + 𝐴7
𝐴𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = (0,5561 + 1,0531 + 0,9520 + 0,7414 + 0,6572
+ 0,5898 + 0,3960) 𝑚2
𝐴𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 4,9455 𝑚2
3. Kecepatan Rerata Segmen Sungai (Area Velocity Method)
Nilai kecepatan rerata segmen sungai pada area velocity method
diperoleh dengan menggunakan persaamn berikut:
1 𝑣0,2𝐻 + 𝑣0,8𝐻
𝑣𝑟𝑖 = [( ) + 𝑣0,6𝐻 ]
2 2
Maka didapat nilai kecepatan rerata segmen 1 adalah:
1 0,8 + 0,7
𝑣𝑟1 = [( ) + 0,83] = 0,792 𝑚/𝑠
2 2
Digunakan cara yang sama untuk menghitung nilai kecepatan rerata
pada segmen-segmen lainnya.
4. Kecepatan Muka Segmen Sungai (Float Area Method)
Nilai kecepatan muka segmen sungai pada float area method
diperoleh dengan menggunakan persamaan berikut:
𝑆
𝑣𝑝𝑖 =
𝑡𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎
Maka didapat nilai kecepatan muka segmen 1 adalah:
1𝑚
𝑣𝑝1 = = 0,5263 𝑚/𝑠
1,9 𝑠
Digunakan cara yang sama untuk menghitung nilai kecepatan muka
pada segmen-segmen lainnya.
5. Error
Nilai error diperoleh dengan menggunakan persamaan berikut:
𝑣𝑟 −𝑣1 𝑣0,2𝐻 +𝑣0,8𝐻
𝐸𝑟1 = × 100% dengan 𝑣1 =
𝑣𝑟 2
𝑣𝑟 −𝑣2
𝐸𝑟2 = × 100% dengan 𝑣1 = 𝑣0,6𝐻
𝑣𝑟
Segmen (i) 1 2 3 4 5 6 7
Titik Segmen ABC CDE EFG GHI IJK KLM MNO
Titik Tengah Segmen B D F H J L N
Lebar Segmen (x, m) 1,685 1,685 1,685 1,685 1,685 1,685 1,685
Jarak ke Titik Tengah
0,8425 2,5275 4,2125 5,8975 7,5825 9,2675 10,9525
Segmen (xH,m)
Kedalaman Sisi Kiri (Di,
0 0,66 0,59 0,54 0,34 0,44 0,26
m)
Kedalaman Sisi Kanan
0,66 0,59 0,54 0,34 0,44 0,26 0,21
(Dii, m)
Kedalaman Titik Tengah
0,8 0,58 0,6 0,46 0,58 0,57 0,24
Segmen (H, m)
0.2H 0,16 0,116 0,12 0,092 0,116 0,114 0,048
0.6H 0,48 0,348 0,36 0,276 0,348 0,342 0,144
0.8H 0,64 0,464 0,48 0,368 0,464 0,456 0,192
m (m) 1,8096 1,6865 1,6857 1,6968 1,6880 1,6946 1,6857
A (m2) 0,5561 1,0531 0,9520 0,7414 0,6572 0,5898 0,3960
vP (m/s) 0,52632 0,45593 0,61475 0,55351 0,37313 0,45732 0,08873
v0.2H (m/s) 0,80 1,17 1,20 0,93 0,33 1 0,03
v0.6H (m/s) 0,83 1,03 0,87 0,9 0,17 0,47 0,1
v0.8H (m/s) 0,7 0,97 0,53 0,77 0,23 0,37 0,03
vr (m/s) 0,792 1,050 0,867 0,875 0,225 0,575 0,067
Er1 (%) 5,263 -1,587 0 2,857 -25,926 -18,841 50
Er2 (%) -5,263 1,587 0 -2,857 25,926 18,841 -50
Q segmen (m3/s) 0,4402 1,1058 0,8251 0,6487 0,1479 0,3391 0,0264
Q total (m3/s) 3,5332
A total (m2) 4,9455
m total (m) 11,9470
Rh (m) 0,4140
V. Analisis A
1. Cara Kerja
Pertama, dilakukan pengukuran temperatur fluida pada aliran
sungai. Lalu, tali dibentangkan pada penampang melintang sungai
di lokasi yang telah ditentukan dengan merawas. Penampang sungai
dibagi menjadi tujuh segmen dengan lebar setiap segmennya adalah
1 m. Setelah membagi penampang sungai menjadi tujuh segmen,
dilakukan pengukuran kedalaman di tiap sisi segmen (Di merupakan
notasi untuk kedalaman sisi kiri dan Dii merupakan notasi untuk
kedalaman sisi kanan). Dilakukan pula pengukuran kedalaman di
tengah segmen (H) untuk pengukuran kecepatan aliran sungai. Lalu,
kecepatan aliran sungai diukur dengan cara dilakukan di tengah
segmen dengan metode 3 titik, yaitu pada titik 0,2H; 0,6H; dan 0,8H.
Pada pengukuran tersebut digunakan propeller dan dilakukan tiga
kali atau triplo.
0
0,2
Kedalaman (m)
0,4
0,6
0,8
1
0 5 10 15
1,40
1,20
Segmen 1
1,00
Kecepatan (m/s)
Segmen 2
0,80
Segmen 3
0,60
Segmen 4
0,40
Segmen 5
0,20
Segmen 6
0,00
0 0,2 0,4 0,6 0,8 Segmen 7
Kedalaman (m)
1,00000
Kecepatan (m/s)
0,80000
0,60000
vp
0,40000 vr
0,20000
0,00000
0 2 4 6 8 10 12 14
Gambar V.3 Grafik kecepatan aktual (vP dan vr) terhadap bentang
sungai
7. Kesalahan
Pada percobaan yang dilakukan di sungai, terdapat beberapa
kemungkinan kesalahan. Pertama, saat menyalakan dan mematikan
stopwatch terlambat atau terlalu cepat sehingga data waktu yang
didapat tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya. Data waktu tersebut
akan berpengaruh pada perhitungan debit. Kedua, kesalahan dalam
mengkalibrasi alat sehingga saat pembacaan alat menunjukkan hasil
yang tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya. Selain itu, terdapat
kemungkinan bahwa kondisi sungai terganggu karena adanya pipa
atau barang lainnya sehingga menyebabkan aliran sungai berubah.
VI. Analisis B
Prinsip dari percobaan yang dilakukan yaitu mengenai hidrolika sungai
dapat digunakan di bidang teknik lingkungan, yaitu:
1. Disribusi air sungai
Salah satu kebutuhan makhluk hidup adalah air. Air tidak hanya
diperlukan untuk dikonsumsi. Contoh lain atas kebutuhan air adalah
untuk irigasi atau pengairan. Irigasi diperlukan untuk mengalirkan
air ke lahan pertanian, terutama disaat kemarau. Sumber air untuk
pengairan itu bisa dari sungai. Namun, harus diketahui terlebih
dahulu bagaimana kondisi sungai, seperti kecepatan atau debitnya,
apakah dapat dialirkan dengan baik ke lahan pertanian atau
diperlukan pompa dengan daya sebesar apa agar dapat mengalirkan
air sungai tersebut.
VII. Kesimpulan
1. Hubungan kecepatan terhadap kedalaman sungai relatif berbanding
lurus, yaitu apabila kedalaman semakin kecil maka nilai kecepatan
aliran pun semakin kecil.
Distribusi kecepatan sungai di setiap segmennya ditunjukkan pada
Gambar VII.1 Digunakan gambar dengan data vr karena hubungan
kedalaman dengan distribusi kecepatan lebih sesuai dengan
kecepatan rerata di bawah permukaan (vr).
0
0,1
0,2
Kedalaman (m)
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
0 5 10 15
Bentang sungai (m)
Badan Standardisasi Nasional. 2015. Tata Cara Pengukuran Debit Aliran Sungai
dan Saluran Terbuka Menggunakan Alat Ukur Arus dan Pelampung
(8066:2015). Jakarta: BSN.
Pohan, D. A. S., Budiyono, dan Syafrudin. 2016. Analisis Kualitas Air Sungai Guna
Menentukan Peruntukan Ditinjau dari Aspek Lingkungan. Jurnal Ilmu
Lingkungan Volume 14 Issue (2016): 63-71.
Yale Environment 360. 2019. Running Dry: New Strategies for Conserving Water
on the Colorado. https://e360.yale.edu/features/running-dry-new-strategies-
for-conserving-water-on-the-colorado, diakses pada 24 April 2020 pukul
20.20.
LAMPIRAN