Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

MEKANIKA FLUIDA II – TL 2201

MODUL 07

HIDROLIKA SUNGAI

Nama Praktikan : Khalisha Meliana Qatrunnada

NIM : 15318052

Kelompok/Shift : 4A (12.30-14.00)

Tanggal Praktikum : 17 April 2020

Tanggal Pengumpulan : 29 April 2020

PJ Modul : Yusep Ramdani (15316030)

Rinaldy Jose Nathanael (15317063)

Asisten yang Bertugas : Putri Shafa Kamila (15317054)

Jason Junaidi Sumargo (15317079)

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2020
I. Tujuan
1. Menentukan hubungan kecepatan terhadap kedalaman sungai.
2. Menentukan distribusi kecepatan di seluruh penampang sungai.
3. Menentukan penampang melintang sungai.
4. Menentukan debit aliran sungai.
5. Menentukan jari-jari hidrolis sungai.

II. Data Awal


Tabel II.1 Data awal

Segmen (i) 1 2 3 4 5 6 7
Titik Segmen ABC CDE EFG GHI IJK KLM MNO
Titik Tengah Segmen B D F H J L N
Lebar Segmen (x, m) 1,685 1,685 1,685 1,685 1,685 1,685 1,685
Kedalaman Sisi Kiri (Di, m) 0 0,66 0,59 0,54 0,34 0,44 0,26
Kedalaman Sisi Kanan (Dii, m) 0,66 0,59 0,54 0,34 0,44 0,26 0,21
Kedalaman Titik Tengah Segmen
0,8 0,58 0,6 0,46 0,58 0,57 0,24
(H, m)
S (m) 1 1 1 1 1 1 1
t1 (s) 1,96 2,28 1,54 1,76 2,48 2,24 12,47
vP t2 (s) 1,77 2,02 1,77 1,89 3,01 2,29 11,16
t3 (s) 1,97 2,28 1,57 1,77 2,55 2,03 10,18
trata-rata 1,9 2,193 1,627 1,807 2,68 2,187 11,27
v1 0,7 1,2 1,2 0,9 0,3 1 0,1
v0.2H (m/s) v2 0,8 1,1 1,3 0,9 0,3 1 0
v3 0,9 1,2 1,1 1 0,4 1 0
v1 0,8 1 0,9 0,9 0,1 0,5 0,1
v0.6H (m/s) v2 0,8 1,1 0,9 0,9 0,1 0,3 0,1
v3 0,9 1 0,8 0,9 0,3 0,6 0,1
v1 0,8 0,8 0,5 0,7 0,2 0,4 0,1
v0.8H (m/s) v2 0,7 1 0,5 0,8 0,3 0,4 0
v3 0,6 1,1 0,6 0,8 0,2 0,3 0
III. Pengolahan Data
1. Panjang Melintang Sungai
Nilai panjang melintang sungai didapat dengan menghitung terlebih
dahulu panjang melintang setiap segmen sungai. Panjang melintang
segmen sungai dihitung menggunakan persamaan berikut:
𝑚𝑖 = [(𝐷𝑖𝑖 − 𝐷𝑖 )2 + 𝑥 2 ]0,5
Maka panjang melintang segmen pertama adalah:
𝑚1 = [(0,66 − 0)2 + 1,6852 ]0,5 = 1,8096 𝑚
Digunakan cara yang sama untuk menghitung panjang melintang
segmen-segmen lainnya. Setelah itu, dihitung panjang melintang
sungai dengan cara berikut:
𝑚𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑚1 + 𝑚2 + 𝑚3 + 𝑚4 + 𝑚5 + 𝑚6 + 𝑚7
𝑚𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = (1,8096 + 1,6865 + 1,6857 + 1,6968 + 1,6880
+ 1,6946 + 1,6857) 𝑚
𝑚𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 11,947 𝑚
2. Luas Penampang Sungai
Nilai luas penampang sungai didapat dengan menghitung terlebih
dahulu luas penampang setiap segmen sungai. Luas penampang
segmen sungai dihitung menggunakan persamaan berikut:
(𝐷𝑖 + 𝐷𝑖𝑖 )𝑥
𝐴𝑖 = [ ]
2
Maka luas penampang segmen pertama adalah:
(0 + 0,66)1,685
𝐴𝑖 = [ ] = 0,5561 𝑚2
2
Dilakukan cara yang sama untuk menghitung luas penampang
segmen-segmen lainnya. Setelah itu, dihitung luas penampang
sungai dengan cara berikut:
𝐴𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐴1 + 𝐴2 + 𝐴3 + 𝐴4 + 𝐴5 + 𝐴6 + 𝐴7
𝐴𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = (0,5561 + 1,0531 + 0,9520 + 0,7414 + 0,6572
+ 0,5898 + 0,3960) 𝑚2
𝐴𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 4,9455 𝑚2
3. Kecepatan Rerata Segmen Sungai (Area Velocity Method)
Nilai kecepatan rerata segmen sungai pada area velocity method
diperoleh dengan menggunakan persaamn berikut:
1 𝑣0,2𝐻 + 𝑣0,8𝐻
𝑣𝑟𝑖 = [( ) + 𝑣0,6𝐻 ]
2 2
Maka didapat nilai kecepatan rerata segmen 1 adalah:
1 0,8 + 0,7
𝑣𝑟1 = [( ) + 0,83] = 0,792 𝑚/𝑠
2 2
Digunakan cara yang sama untuk menghitung nilai kecepatan rerata
pada segmen-segmen lainnya.
4. Kecepatan Muka Segmen Sungai (Float Area Method)
Nilai kecepatan muka segmen sungai pada float area method
diperoleh dengan menggunakan persamaan berikut:
𝑆
𝑣𝑝𝑖 =
𝑡𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎
Maka didapat nilai kecepatan muka segmen 1 adalah:
1𝑚
𝑣𝑝1 = = 0,5263 𝑚/𝑠
1,9 𝑠
Digunakan cara yang sama untuk menghitung nilai kecepatan muka
pada segmen-segmen lainnya.
5. Error
Nilai error diperoleh dengan menggunakan persamaan berikut:
𝑣𝑟 −𝑣1 𝑣0,2𝐻 +𝑣0,8𝐻
𝐸𝑟1 = × 100% dengan 𝑣1 =
𝑣𝑟 2
𝑣𝑟 −𝑣2
𝐸𝑟2 = × 100% dengan 𝑣1 = 𝑣0,6𝐻
𝑣𝑟

Maka didapat nilai error pada segmen 1 adalah:


0,792 − 0,75
𝐸𝑟1 = × 100% = 5,26%
0,792
0,792 − 0,83
𝐸𝑟2 = × 100% = −5,26%
0,792
Digunakan cara yang sama untuk menghitung nilai error pada
segmen-segmen lainnya.
6. Debit Aliran
Nilai debit aliran sungai didapat dengan menghitung terlebih dahulu
debit aliran setiap segmen sungai. Debit aliran segmen sungai
dihitung menggunakan persamaan berikut:
𝑄𝑖 = 𝐴𝑖 × 𝑣𝑟𝑖
Maka didapat nilai debit aliran segmen 1 adalah:
𝑄1 = 0,5561 𝑚2 × 0,792 𝑚/𝑠 = 0,4402 𝑚3 /𝑠
Digunakan cara yang sama untuk menghitung nilai debit aliran di
segmen-segmen lainnya. Setelah itu, dihitung debit aliran sungai
dengan cara berikut:
𝑄𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑄1 + 𝑄2 + 𝑄3 + 𝑄4 + 𝑄5 + 𝑄6 + 𝑄7
𝑄𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = (0,4402 + 1,1508 + 0,8251 + 0,6487 + 0,1479
+ 0,3391 + 0,0264) 𝑚3 /𝑠
𝑄𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 3,5332 𝑚3 /𝑠
7. Jari-Jari Hidrolis
Nilai jari-jari hidrolis sungai diperoleh dengan menggunakan
persamaan berikut:
𝐴𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑅ℎ =
𝑚𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Berdasarkan pengukuran yang dilakukan di tujuh segmen sungai,
didapat nilai jari-jari hidrolis adalah:
4,9455 𝑚2
𝑅ℎ = = 0,414 𝑚
11,947 𝑚
IV. Data Akhir
Tabel IV.1 Data akhir hasil perhitungan

Segmen (i) 1 2 3 4 5 6 7
Titik Segmen ABC CDE EFG GHI IJK KLM MNO
Titik Tengah Segmen B D F H J L N
Lebar Segmen (x, m) 1,685 1,685 1,685 1,685 1,685 1,685 1,685
Jarak ke Titik Tengah
0,8425 2,5275 4,2125 5,8975 7,5825 9,2675 10,9525
Segmen (xH,m)
Kedalaman Sisi Kiri (Di,
0 0,66 0,59 0,54 0,34 0,44 0,26
m)
Kedalaman Sisi Kanan
0,66 0,59 0,54 0,34 0,44 0,26 0,21
(Dii, m)
Kedalaman Titik Tengah
0,8 0,58 0,6 0,46 0,58 0,57 0,24
Segmen (H, m)
0.2H 0,16 0,116 0,12 0,092 0,116 0,114 0,048
0.6H 0,48 0,348 0,36 0,276 0,348 0,342 0,144
0.8H 0,64 0,464 0,48 0,368 0,464 0,456 0,192
m (m) 1,8096 1,6865 1,6857 1,6968 1,6880 1,6946 1,6857
A (m2) 0,5561 1,0531 0,9520 0,7414 0,6572 0,5898 0,3960
vP (m/s) 0,52632 0,45593 0,61475 0,55351 0,37313 0,45732 0,08873
v0.2H (m/s) 0,80 1,17 1,20 0,93 0,33 1 0,03
v0.6H (m/s) 0,83 1,03 0,87 0,9 0,17 0,47 0,1
v0.8H (m/s) 0,7 0,97 0,53 0,77 0,23 0,37 0,03
vr (m/s) 0,792 1,050 0,867 0,875 0,225 0,575 0,067
Er1 (%) 5,263 -1,587 0 2,857 -25,926 -18,841 50
Er2 (%) -5,263 1,587 0 -2,857 25,926 18,841 -50
Q segmen (m3/s) 0,4402 1,1058 0,8251 0,6487 0,1479 0,3391 0,0264
Q total (m3/s) 3,5332
A total (m2) 4,9455
m total (m) 11,9470
Rh (m) 0,4140

V. Analisis A
1. Cara Kerja
Pertama, dilakukan pengukuran temperatur fluida pada aliran
sungai. Lalu, tali dibentangkan pada penampang melintang sungai
di lokasi yang telah ditentukan dengan merawas. Penampang sungai
dibagi menjadi tujuh segmen dengan lebar setiap segmennya adalah
1 m. Setelah membagi penampang sungai menjadi tujuh segmen,
dilakukan pengukuran kedalaman di tiap sisi segmen (Di merupakan
notasi untuk kedalaman sisi kiri dan Dii merupakan notasi untuk
kedalaman sisi kanan). Dilakukan pula pengukuran kedalaman di
tengah segmen (H) untuk pengukuran kecepatan aliran sungai. Lalu,
kecepatan aliran sungai diukur dengan cara dilakukan di tengah
segmen dengan metode 3 titik, yaitu pada titik 0,2H; 0,6H; dan 0,8H.
Pada pengukuran tersebut digunakan propeller dan dilakukan tiga
kali atau triplo.

Pengukuran dengan propeller dilakukan dengan menghadapkan


propeller ke arah arus sungai dengan syarat posisi berdiri pengukur
berada di hilir alat pengukur dan tidak menyebabkan adanya
perubahan garis aliran pada jalur vertikal, serta posisi alat ukur
berada di depan pengukur. Alat baca pada propeller di atur dengan
cara memutar tombol pada alat sesuai dengan waktu yang diperlukan
untuk 1 kali pembacaan pemutaran pada alat. Ketinggian propeller
diatur sesuai dengan titik kedalaman yang ditinjau. Skala yang ada
pada alat ukur lalu dibaca. Setelah itu, dilakukan pengukuran
kecepatan aliran sungai di permukaan (vP). Digunakan tali sepanjnag
1 m dengan bola terapung diujungnya. Dilakukan perhitungan waktu
yang dibutuhkan oleh aliran sungai untuk meregangkan tali dan bola
terapung. Setelah selesai, dilakukan pengukuran suhu akhir fluida
pada aliran sungai.

2. Grafik Penampang Melintang Sungai

0
0,2
Kedalaman (m)

0,4
0,6
0,8
1
0 5 10 15

Bentang sungai (m)

Gambar V.1 Grafik penampang melintang sungai


Grafik di atas menggambarkan kondisi penampang melintang
sungai. Sumbu y pada grafik adalah batas kiri, batas kanan, dan titik
tengah kedalaman. Pada sisi paling kiri didapat nilai kedalaman
adalah 0 m, lalu titik tengah segmen kedua adalah ±0,8 m, dan
seterusnya. Grafik di atas menunjukkan bahwa di bagian pinggir
sungai, kedalamannya kecil, sedangkan di bagian tengah sungai
kedalamannya berubah-ubah (penampang sungai kedalamannya
tidak merata). Umumnya kedalaman paling tinggi adalah di bagian
tengah sungai. Berdasarkan grafik di atas, kedalaman paling tinggi
berada di bagian segmen 1.

3. Grafik Kecepatan terhadap Kedalaman Tiap Segmen

1,40
1,20
Segmen 1
1,00
Kecepatan (m/s)

Segmen 2
0,80
Segmen 3
0,60
Segmen 4
0,40
Segmen 5
0,20
Segmen 6
0,00
0 0,2 0,4 0,6 0,8 Segmen 7

Kedalaman (m)

Gambar V.2 Grafik kecepatan terhadap kedalaman tiap segmen

Dari grafik pada Gambar V.2 dapat dilihat bahwa distribusi


kecepatan aliran untuk setiap segmen berbeda-beda. Terdapat
beberapa segmen dengan kecepatan aliran yang konstan menurun
berdasarkan perubahan kedalamannya, namun ada pula segmen
dengan kecepatan aliran yang tidak konstan menurun atau
meningkat berdasarkan perubahan kedalamannya. Secara teoritis,
semakin dekat aliran dengan dasar atau dinding saluran, nilai
kecepatannya akan semakin kecil. Kecepatan aliran yang dekat
dengan dinding saluran nilainya lebih kecil karena mengalami
gesekan dengan dinding saluran, begitupun kecepatan aliran yang
mendekati dasar saluran juga mengalami gesekan. Kecepatan di
permukaan (kedalamannya kecil) juga megalami gesekan, yaitu
gesekan dengan udara sehingga nilai kecepatannya akan lebih kecil
daripada nilai kecepatan aliran di bawahnya (kedalamannya lebih
besar).

4. Grafik Kecepatan Aktual terhadap Bentang Sungai


1,20000

1,00000
Kecepatan (m/s)

0,80000

0,60000
vp
0,40000 vr

0,20000

0,00000
0 2 4 6 8 10 12 14

Bentang sungai (m)

Gambar V.3 Grafik kecepatan aktual (vP dan vr) terhadap bentang
sungai

Grafik pada Gambar V.3 menunjukkan hubungan antara kecepatan


permukaan (vP) dan kecepatan rerata di bawah permukaan (vr)
dengan bentang sungai. Titik-titik pada grafik merupakan titik
tengah dari masing-masing segmen. Seharusnya untuk kecepatan
permukaan, nilainya akan semakin kecil apabila sungai semakin
dangkal karena sungai yang dangkal berarti dekat dengan dinding
sungai. Seperti yang dijelaskan pada bagian V nomor 3, bahwa
aliran yang dekat dengan dinding sungai nilainya kecil karena ada
gesekan yang terjadi.
Berdasarkan grafik di atas, nilai maksimum vr ada di titik 2
sedangkan nilai maksimum vP berada di titik 3. Di titik 6 hingga titik
7 terjadi penurunan vr dan vP secara drastis. Hal ini sesuai dengan
kedalaman pada rentang titik tersebut mengalami penurunan, hingga
mendekati 0. Oleh karena itu nilai kecepatannya pun hampir
mendekati 0. Nilai vr dan vP pada titik 7 hampir sama karena pada
titik tersebut bagian permukaan dan bawah permukaan tidak berbeda
jauh, disebabkan oleh nilai kedalamannya yang kecil. Nilai vP
berdasarkan grafik relatif konstan, hanya mengalami perubahan
yang signifikan dari titik 6 ke titik 7. Sedangkan, nilai vr lebih
berubah-ubah sesuai dengan kedalaman sungai yang berubah-ubah
atau tidak merata. Oleh karena itu, metode yang lebih tepat untuk
menentukan kecepatan rata-rata segmen sungai adalah area velocity
method.

5. Kontur Distribusi Kecepatan (vr) Aliran Sungai

Gambar V.4 Kontur distribusi kecepatan vr aliran sungai

Kontur distribusi kecepatan aliran sungai didapat dengan


memplotkan data bentang sungai, data kedalaman, dan data
kecepatan vr secara berturut-turut pada sumbu x, sumbu y, dan
sumbu z. Model 2D terdapat di atas model 3D. Dari gambar tersebut,
dapat dilihat bahwa nilai maksimum untuk vr adalah ±1 m/s di
kedalaman ±0,6 m dan pada jarak ±2,5 m dari titik awal
pengukuran.

6. Kontur Distribusi Kecepatan (vP) Aliran Sungai

Gambar V.5 Kontur distribusi kecepatan (vP) aliran sungai

Kontur distribusi kecepatan aliran sungai didapat dengan


memplotkan data bentang sungai, data kedalaman, dan data
kecepatan vP secara berturut-turut pada sumbu x, sumbu y, dan
sumbu z. Model 2D terdapat di atas model 3D. Dari gambar tersebut,
dapat dilihat bahwa nilai maksimum untuk vP adalah ±0,6 m/s di
kedalaman ±0,6 m dan pada jarak ±4,2 m dari titik awal
pengukuran.

7. Kesalahan
Pada percobaan yang dilakukan di sungai, terdapat beberapa
kemungkinan kesalahan. Pertama, saat menyalakan dan mematikan
stopwatch terlambat atau terlalu cepat sehingga data waktu yang
didapat tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya. Data waktu tersebut
akan berpengaruh pada perhitungan debit. Kedua, kesalahan dalam
mengkalibrasi alat sehingga saat pembacaan alat menunjukkan hasil
yang tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya. Selain itu, terdapat
kemungkinan bahwa kondisi sungai terganggu karena adanya pipa
atau barang lainnya sehingga menyebabkan aliran sungai berubah.

VI. Analisis B
Prinsip dari percobaan yang dilakukan yaitu mengenai hidrolika sungai
dapat digunakan di bidang teknik lingkungan, yaitu:
1. Disribusi air sungai
Salah satu kebutuhan makhluk hidup adalah air. Air tidak hanya
diperlukan untuk dikonsumsi. Contoh lain atas kebutuhan air adalah
untuk irigasi atau pengairan. Irigasi diperlukan untuk mengalirkan
air ke lahan pertanian, terutama disaat kemarau. Sumber air untuk
pengairan itu bisa dari sungai. Namun, harus diketahui terlebih
dahulu bagaimana kondisi sungai, seperti kecepatan atau debitnya,
apakah dapat dialirkan dengan baik ke lahan pertanian atau
diperlukan pompa dengan daya sebesar apa agar dapat mengalirkan
air sungai tersebut.

Gambar VI.1 Sistem pengairan untuk lahan pertanian


(sumber: Yale Environment 360, 2019)
2. Pengelolaan kualitas air
Limbah industri dan limbah domestik yang dibuang ke sungai dapat
mengandung zat-zat organik juga zat-zat kimia. Agar kualitas air
terjaga, limbah-limbah tersebut harus memenuhi baku mutu yang
sudah ditetapkan. Cara untuk menjaga agar polutan dari limbah tetap
berada dibawah baku mutu adalah dengan memperkecil konsentrasi
zat-zat polutan yang dibuang ke sungai atau dengan menambah debit
aliran sungai. Menambah debit aliran sungai memerlukan usaha
yang cukup rumit. Maka, akan lebih baik jika debit aliran limbah
lebih kecil daripada debit aliran sungai agar aliran sungai dapat
mengencerkan zat-zat polutan yang ada di dalam limbah. Debit
aliran limbah lebih mudah untuk dikontrol. Maka untuk menentukan
besarnya debit aliran limbah, harus diketahui terlebih dahulu debit
aliran sungai tempat limbah tersebut akan dibuang.

Gambar VI.2 Pembuangan limbah cair ke sungai


(sumber: UNAIR News, 2019)

VII. Kesimpulan
1. Hubungan kecepatan terhadap kedalaman sungai relatif berbanding
lurus, yaitu apabila kedalaman semakin kecil maka nilai kecepatan
aliran pun semakin kecil.
Distribusi kecepatan sungai di setiap segmennya ditunjukkan pada
Gambar VII.1 Digunakan gambar dengan data vr karena hubungan
kedalaman dengan distribusi kecepatan lebih sesuai dengan
kecepatan rerata di bawah permukaan (vr).

Gambar VII.1 Kontur distribusi kecepatan vr aliran sungai

2. Penampang melintang sungai digambarkan pada gambar berikut:

0
0,1
0,2
Kedalaman (m)

0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
0 5 10 15
Bentang sungai (m)

Gambar VII.2 Grafik penampang aliran sungai


Berdasarkan grafik tersebut, dibagian pinggir sungai kedalamannya
kecil sedangkan di bagian tengah sungai kedalamannya lebih besar
dan beragam sesuai dengan dasar sungai.
3. Debit total aliran sungai adalah 3,5332 m 3/s.
4. Nilai jari-jari hidrolis sungai adalah 0,414 m.
DAFTAR PUSTAKA

Akan, Osman. 2006. Open Channel Hydraulics. Burlington: Elsevier Companies.

Badan Standardisasi Nasional. 2015. Tata Cara Pengukuran Debit Aliran Sungai
dan Saluran Terbuka Menggunakan Alat Ukur Arus dan Pelampung
(8066:2015). Jakarta: BSN.

Pohan, D. A. S., Budiyono, dan Syafrudin. 2016. Analisis Kualitas Air Sungai Guna
Menentukan Peruntukan Ditinjau dari Aspek Lingkungan. Jurnal Ilmu
Lingkungan Volume 14 Issue (2016): 63-71.

Yale Environment 360. 2019. Running Dry: New Strategies for Conserving Water
on the Colorado. https://e360.yale.edu/features/running-dry-new-strategies-
for-conserving-water-on-the-colorado, diakses pada 24 April 2020 pukul
20.20.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai