Anda di halaman 1dari 17

Laporan Praktikum “Tegangan Muka”

Modul TM – Tegangan Muka


Archenny Dwi Pazeza/22612097
Asisten : Syahrizal Aziz
Tanggal Praktikum : 04 oktober 2022
Kimia – Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Islam Indonesia

Abstrak—Dalam percobaan kali ini bertujuan untuk memahami tentang tegangan muka. Tegangan
permukaan adalah gaya persatuan panjang yang harus dikerjakan sejajar permukaan untuk mengimbangi
gaya tarikan kedalam pada cairan. Penyebab terjadinya Tegangan permukaan itu, karena adanya kohesi di
bawah zat cair yang lebih besar dari pada kohesi dipermukaan zat cair. tegangan permukaan dapat kita lihat
disekitar kita contohnya seperti serangga dapat hinggap di permukaan air, tetes air yang jatuh dari rambut
yang basah, tetes air yang jatuh di permukaan daun keladi.

Kata kumci—. tegangan permukaan, kohesi, penerapan

I. PENDAHULUAN
Permukaan zat cair mempunyai sifat ingin merenggang, sehingga permukaannya seolah-olah
ditutupi oleh suatu lapisan yang elastis. Hal ini disebabkan adanya gaya tarik-menarik antar
partikel sejenis didalam zat cair sampai ke permukaan. Di dalam cairan, tiap molekul ditarik oleh
molekul lain yang sejenis di dekatnya dengan gaya yang sama ke segala arah. Akibatnya tidak
terdapat sisa (resultan) gaya yang bekerja pada masing-masing molekul. Adanya gaya atau tarikan
kebawah menyebabkan permukaan cairan berkontraksi dan berada dalam keadaan tegang. tegangan
ini disebut dengan tegangan permukaan (Herinaldi, 2004).
Tegangan permukaan bervariasi antara berbagai cairan. Airmemiliki tegangan permukaan yang
tinggi dan merupakan agen pembasah yang buruk karena air membentuk droplet, misalnya
tetesan air hujan pada kaca depan mobil. Permukaan air membentuk suatu lapisan yang cukup
kuat sehingga beberapa serangga dapat berjalan diatasnya (Suminar, 2001).
Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung untuk menegang,
sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi
antara molekul air. Pada zat cair yang adesi berlaku bahwa besar gaya kohesinya lebih kecil dari
pada gaya adesinya dan pada zat yang non-adesi berlaku sebaliknya. Salah satu model peralatan yang
sering digunakan untuk mengukur tegangan permukaan zat cair adalah pipa kapiler. Salah satu
besaran yang berlaku pada sebuah pipa kapiler adalah sudut kontak, yaitu sudut yang dibentuk
oleh permukaan zat cair yang dekat dengan dinding. Sudut kontak ini timbul akibat gaya tarik-menarik
antara zat 3yang sama (gaya kohesi) dan gaya tarik-menarik antara molekul zat yang berbeda
(adesi).
Molekul biasanya saling tarik-menarik. Dibagian dalam cairan, setiap molekul cairan dikelilingi
oleh molekul-molekul cairan di samping dan di bawah. Di bagian atas tidak ada molekul cairan
lainnya karena molekul cairan tarik-menarik satu dengan yang lainnya, maka terdapat gaya total
yang besarnya nol pada molekul yang berada di bagian dalam cairan. Sebaliknya molekul cairan yang
terletak di permukaan di tarik oleh molekul cairan yang berada di samping dan bawahnya.
Akibatnya, pada permukaan cairan terdapat gaya total yang berarah ke bawah karena adanya gaya total
yang arahnya ke bawah, maka cairan yang terletak di permukaan cenderung memperkecil
luas permukaannya dengan menyusut sekuat mungkin. Hal ini yang menyebabkan lapisan cairan
pada permukaan seolah-olah tertutup oleh selaput elastis yang tipis.Ada beberapa metode dalam
melakukan tegangan permukaan :
1. Metode kenaikan kapilerAda beberapa metode penentuan tegangan muka diantaranya
adalah metode kanaikan pipa kapiler, metode tekanan maksimum gelembung, metode
tetes dan metode cincin. Metode kenaikan pipa kapiler merupakan metode bila suatu
pipa kapiler dimasukkan kedalam cairan yang membasahi dinding maka cairan akan naik
kedalam kapiler karena adanya tegangan muka. Kenaikan cairan sampai pada suhu tinggi
tertentu sehingga terjadi keseimbangan antaragaya keatas dan kebawah Gaya kebawah
2. Metode tersiometer Du-NouyMetode cincin Du-Nouy bisa digunakan untuk mengukur
tegangan permukaan ataupun tegangan antar muka. Prinsip dari alat ini adalah gaya
yang diperlukan untuk melepaskan suatu cincin platina iridium yang diperlukan
sebanding dengan tegangan permukaan atau tegangan antar muka dari cairan tersebut (Atfins,
1994).Air mempunyai tegangan permukaan dan biasa digunakan untuk pembersihan.
Molekul air yang terdapat di dalam badan air akan dikelilingi dan ditarik oleh molekul
air lainnya. Akan tetapi, pada permukaan air akan ditarik oleh molekul air yang terdapat di
samping dan dibawahnya. Tegangan permukaan diciptakan molekul air pada permukaan yang
ditarik ke dalam badan air. Tegangan ini menyebabkan air menjadi tetesan pada
permukaan sehingga pembasahannya menjadi lambat dan menghambat proses pembersihan
(Kartiningsih, 2006).
Metode kenaikan pipa kapiler

Masukkan air ke dalam gelas beker sampai 2 cm dibawah bibir gelas

Ukurlah diameter pipa kapiler I dan II menggunakan jangka sorong yang sudah disediakan dan catat pada laporan sementara

Masukkan pipa kapiler kedalam gelas beker yang sudah berisi air sedalam h1 = 1 cm

Tutup rapat ujung pipa kapiler yang atas dan angkat pipa keluar dari gelas beker! Ukur ketinggian air yang berada dalam pipa
kapiler dan catat hasilnya sebagai h2 pada laporan sementara! Lakukan sebanyak tiga kali pengamatan, sehingga memperoleh
tiga data h2 pada laporan sementara

Dengan langkah yang sama lakukan dengan pipa kapiler dengan diameter yang berbeda

Rapikan alat dan bahan seperti kondisi semula


Alat dan Bahan.

1.Air

Gambar 1. Air

2. Buret

Gambar 2. Bure
3. penggaris

Gambar 3. penggaris

4. Manometer

Gambar 4. Manometer

5. Gelas beker
Gambar 5. Gelas Beker

6. Pipa kapiler

Figure 6. Pipa Kapiler

7. selang
Gambar 7. selang

8. Jangka Sorong

Gambar 8. Hidrometer
II. ANALISIS DATA

1. TEKANAN MAKSIMUM GELEMBUNG

a. Menentukan jari-jari pipa

𝑟 𝑚

1
r = ×1,58=0,79 cm=0,0079 m =
2

b. Menentukan rerata ̅𝒉𝒎̅̅ ± ∆̅𝒉𝒎̅̅ 1. Saat

1. Saat 𝑯𝟐 = 1 cm
ℎ𝑚 (𝑐𝑚) 𝛿ℎ𝑚 (ℎ𝑚 − ̅ℎ̅𝑚)̅ |Σ𝛿ℎ𝑚 (ℎ𝑚 − ℎ
̅ ̅𝑚̅)|
2

1,2 -0,1 0,01


1,5 0,2 0,04
1,3 0 0
Σ=4 Σ = 0,05

hm 4
hm=¿ Σ = = 1,3cm
n 3

Δ̅ ℎ̅𝑚̅ 𝑐𝑚

∆ hm=¿ √ Σ ¿ ¿ ¿ ¿

̅ ̅ ± ∆̅ℎ̅𝑚̅ = ( 1,3± 0,025) 𝑐𝑚


Jadi, ̅ℎ𝑚
2. Saat 𝑯𝟐 = 3 cm

ℎ𝑚 (𝑐𝑚) 𝛿ℎ𝑚 (ℎ𝑚 − ̅ℎ̅𝑚)̅ |Σ𝛿ℎ𝑚 (ℎ𝑚 − ℎ


̅ ̅𝑚̅)|
2

1,5 -0,1 0,01


1,3 -0,1 -0,01
1,4 0 0
Σ = 4,2 Σ = 0,02

hm 4,2
hm=¿ Σ = = 1,4cm
n 3

Δ̅ ℎ̅𝑚̅ 𝑐𝑚

∆ hm=¿ √ Σ ¿ ¿ ¿ ¿

̅ ̅ ± ∆̅ℎ̅𝑚̅ = ( 1,4± 0,01) 𝑐𝑚 S


Jadi, ̅ℎ𝑚

3. Saat 𝑯𝟐 = 5 cm

ℎ𝑚 (𝑐𝑚) 𝛿ℎ𝑚 (ℎ𝑚 − ̅ℎ̅𝑚)̅ |Σ𝛿ℎ𝑚 (ℎ𝑚 − ℎ


̅ ̅𝑚̅)|
2

1,9 0 0
2,1 0,2 0,04
1,8 -0,1 0,01
Σ = 5,8 Σ = 0,05

hm 5,8
hm=¿ Σ = = 1,9cm
n 3
Δ̅ ℎ̅𝑚̅ 𝑐𝑚

∆ hm=¿ √ Σ ¿ ¿ ¿ ¿

Jadi, ̅ℎ𝑚
̅ ̅ ± ∆̅ℎ̅𝑚̅ = ( 1,9± 0,025) 𝑐𝑚

c. Menentukan nilai perubahan tinggi permukaan air di manometer 𝒉𝟏 ±

∆𝒉𝟏

1. Saat 𝑯𝟐 = 1 cm
h1 = 2(( hm−h0 )=¿

2(( 1,3−0,1 ) =2 ×1,2=2,4 cm

¿ 0,024 m

𝑐𝑚

∆ h1=2× 0,025=0,05 cm=0,0005 m

Jadi, ℎ1 ± ∆ℎ1 = (0,024±0,0005) 𝑐𝑚

2. Saat 𝑯𝟐 = 3 cm

h1 = 2(( hm−h0 )=¿

2(( 1,4−(−0,6 ) )=2 ×2=2cm

¿ 0,02 m
𝑐𝑚

∆ h1=2× 0,01=0,02cm=0,0002m

Jadi, ℎ1 ± ∆ℎ1 = (0,02±0,0002) 𝑐𝑚

3. Saat 𝑯𝟐 = 5 cm

h1 = 2(( hm−h0 )=¿

2(( 1,9− (−0,8 ) ) =2× 2,7=5,4 cm

¿ 0,054 m

𝑐𝑚

∆ h1=2× 0,025=0,05 cm=0,0005 m

Jadi, ℎ1 ± ∆ℎ1 = (0,054±0,0005) 𝑐𝑚

d. Menentukan nilai tegangan muka air 𝑯 ± ∆𝑯

1. Saat 𝑯𝟐 = 1 cm

1 1
H= r ρ g (h1−h2) = . 0,02. 1000 . 9,8(0,024−0,01) = 1,37 N/m
2 2
Diketahui

3
ρ=100 kg/m

g = 9,8 m/ s2

√| | √| |
2 2
1 2 1 2
∆ H= r ρ g |∆ h1| = 0,02 .1000 . 9,8 |0,073| = 7,15 N/m
2 2

Jadi, H ± ∆H = (1,37 ± 7,15) N/m

2. Saat H 2=3 cm

1 1
H= r ρ g (h1−h2) = . 0,02. 1000 . 9,8(0,04−0,03) = 0,98 N/m
2 2

Diketahui

3
ρ=100 kg/m

g = 9,8 m/ s2

√| | √| |
2 2
1 2 1 2
∆ H= r ρ g |∆ h1| = 0,02 .1000 . 9,8 |0,078| = 7,64 N/m
2 2

Jadi, H ± ∆H = (0,98 ± 7,64) N/m


3. Saat H 2=5 cm

1 1
H= r ρ g (h1−h2) = . 0,02. 1000 . 9,8(0,06−0,05) = 0,98 N/m
2 2

Diketahui

ρ=100 kg/m3

g = 9,8 m/ s2

√| | √| |
2 2
1 2 1 2
∆H= r ρ g |∆ h1| = 0,02 .1000 . 9,8 |0,561| = 54,98 N/m
2 2

Jadi, H ± ∆H = (0,98 ± 54,98) N/m

2. KENAIKAN PIPA KAPILER a. Menentukan 𝒉𝟐 ± ∆𝒉𝟐

1. Saat 𝑯2 = 1 cm
ℎ2 (𝑐𝑚) 𝛿ℎ2 (ℎ2 − ̅ℎ̅2) ̅ ̅2)|2
|Σ𝛿ℎ2 (ℎ2 − ℎ

1,6 0,1 0,01


1,5 0 0
1,4 -0,1 0,01

̅ ̅2 = 4,5 Σ = 0,02

𝑐𝑚
𝑛
4,5
h2 = =1,5 cm=0,015 m
3

𝑐𝑚

∆ h2=
√ 0,01
2
=0,005cm =0,00005 m

Jadi, ℎ2 ± ∆ℎ2 = (0,015±0,00005)𝑚

2. Saat 𝑯2 = 3 cm
ℎ2 (𝑐𝑚) 𝛿ℎ2 (ℎ2 − ̅ℎ̅2) ̅ ̅2)|2
|Σ𝛿ℎ2 (ℎ2 − ℎ

3,1 3,06 9,36


3,3 3,26 10,62
3,2 3,16 9,98
̅ ̅2 = 9,6
ℎ Σ = 29,96

𝑐𝑚
𝑛
9,6
h2 = =3,2 cm=0,032 m
3

𝑐𝑚

∆ h2=
√ 29,96
2
=14,98 cm=0,149 m

Jadi, ℎ2 ± ∆ℎ2 = (0,032±0,149)𝑚


3. Saat 𝑯2 = 5 cm
ℎ2 (𝑐𝑚) 𝛿ℎ2 (ℎ2 − ̅ℎ̅2) |Σ𝛿ℎ2 (ℎ2 − ℎ
̅ ̅2)|2

4,9 0,1 0,01


4,8 0 0
4,7 -0,1 0,01

̅ ̅2 = 14,4 Σ = 0,02

𝑐𝑚
𝑛
14,4
h2 = =4,8 cm=0,048m
3

𝑐𝑚

∆ h2=
√ 0,02
2
=0,01cm=0,0001m

Jadi, ℎ2 ± ∆ℎ2 = (0,048±0,0001)𝑚

b. Menentukan nilai tegangan muka air H ± ∆ H


1. Saat H 1=1 cm
1 1
H= r ρ g (h2−h1) = . 0,02. 1000 . 9,8(0,015−0,01) = 0,49 N/m
2 2

Diketahui
ρ=100 kg/m3
g = 9,8 m/ s2

√| | √| |
2 2
1 2 1 2
∆ H= r ρ g |∆ h2| = 0,02 .1000 . 9,8 |0,021| = 2,06 N/m
2 2

Jadi, H ± ∆H = (0,49 ± 2,06) N/m

2. Saat H 1=3 cm
1 1
H= r ρ g (h2−h1) = . 0,02. 1000 . 9,8(0,032−0,03) = 0,20 N/m
2 2

Diketahui

ρ=100 kg/m3
g = 9,8 m/ s2

√| | √| |
2 2
1 2 1 2
∆ H= r ρ g |∆ h2| = 0,02 .1000 . 9,8 |0,0453| = 4,44 N/m
2 2

Jadi, H ± ∆H = (0,20 ± 4,44) N/m

3. Saat H 1=5 cm
1 1
H= r ρ g (h2−h1) = . 0,02. 1000 . 9,8(0,048−0,05) = -0,20 N/m
2 2

Anda mungkin juga menyukai