Anda di halaman 1dari 23

TEKANAN HIDROSTATIK

Herayanti, Lisna, Arsyam Basri, Rafika Rahmatia, Ridwan Syawal


PENDIDIKAN FISIKA 2014
Abstrak
Telah dilakukan suatu praktikum tentang tekanan hidrostatik dengan tujuan dapat
mengetahui pengaruh kedalaman dan massa jenis zat cair terhadap tekanan hidrostatik, serta dapat
mengetahui prinsip percobaan tekanan hidrostatik. Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang
dialami oleh benda yang berada dalam zat cair yang diam. Tekanan hidrostatik dipengaruhi oleh
massa jenis, kedalaman, dan percepatan gravitasi. Pada praktikum ini terdapat dua kegiatan :
kegiatan pertama, kita akan melihat hubungan antara kedalaman zat cair terhadap tekanan
hidrostatik dengan memanipulasi kedalaman. Sedangkan pada kegiatan kedua, kita akan melihat
pengaruh antara massa jenis terhadap tekanan hidrostatik dengan memanipulasi massa jenis. Untuk
menghitung massa jenis suatu zat didapat dari hasil pembagian antara massa dengan volume suatu
zat. Diperoleh massa jenis air sebesar 971,5 kg/m3, massa jenis gliserin sebesar 1225,75 kg/m3,
dan massa jenis minyak sebesar 852,5 kg/m3. Dari hasil analisis, dapat dikatakan bahwa
kedalaman dan massa jenis berpengaruh terhadap besar tekanan hidrostatik. Semakin besar nilai
kedalaman dan massa jenis semakin besar pula tekanan yang dihasilkan. Sehingga kedalaman dan
massa jenis berbanding lurus dengan tekanan hidrostatik.

Kata kunci: Tekanan hidrostatik, kedalaman, massa jenis, volume

RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengaruh kedalaman terhadap tekanan hidrostatik ?
2. Bagaimana pengaruh massa jenis terhadap tekanan hidrostatik ?
3. Bagaimana prinsip percobaan tekanan hidrostatik ?
TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh kedalaman terhadap tekanan
hidrostatik.
2. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh massa jenis terhadap tekanan
hidrostatik.
3. Mahasiswa dapat memahami prinsip percobaan tekanan hidrostatik.

METODOLOGI EKSPERIMEN
Teori Singkat
Tekanan ialah gaya yang bekerja pada tiap satuan luas atau dapat dituliskan dalam
persamaan :
𝐹
𝑃=
𝐴
Dimana : P = tekanan (N/m 2) atau Pascal (Pa)
F = Gaya (N)
A = Luas (m2)
Catatan : 1 atmosphere (1 atm) = 76 Hg = 1.013. 10 5 N / m 2 .
1 cm Hg = 1,333, 2 N / m 2
1 torr = 1 mmHg = 133.32 N / m 2 = 1 Torricelli
Benda yang berada dalam zat cair akan mengalami tekanan.[1] Besarnya tekanan
yang dialami oleh benda di dalam zat cair diberikan oleh persamaan :
Ph = P0 + ρ.g.h
Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang diakibatkan oleh gaya yang ada pada zat
cair terhadap suatu luas bidang tekan pada kedalaman tertentu.
Alat dan Bahan
1. Alat
a. Pipa berbentuk U  1 buah
b. Gelas kimia  3 buah
c. Selang plastik  1 buah
d. Corong  1 buah
e. Mistar biasa  1 buah
2. Bahan
a. Berbagai macam zat cair  3 jenis
Identifikasi Variabel
Kegiatan 1
1. Variabel bebas : kedalaman zat cair (cm)
2. Variabel kontrol : jenis zat cair (gr/cm3)
3. Variabel terikat : perbedaan ketinggian zat cair pada pipa U (cm)
Kegiatan 2
1. Variabel bebas : massa jenis zat cair (gr/cm3)
2. Variabel kontrol : kedalaman zat cair (cm)
3. Variabel terikat : perbedaan ketinggian zat cair pada pipa U (cm)
Definisi Operasional Variabel
Kegiatan 1
1. Variabel bebas : kedalaman zat cair (cm)
 Kedalaman zat cair merupakan variabel bebas, karena kedalaman
selalu diubah-ubah, satuannya cm. Kedalaman zat cair yang dimaksud
adalah kedalaman pemberian tekanan (kedalaman corong di dalam zat
cair) di ukur dari permukaan zat cair dalam gelas ukur. Kedalaman
diubah-ubah untuk mengetahui pengaruh kedalaman terhadap tekanan
hidrostatik.
2. Variabel kontrol : jenis zat cair (gr/cm3)
 Jenis zat cair merupakan variabel kontrol. Zat cair yang digunakan
adalah air. Zat cair merupakan variabel kontrol karena zat cair yang
digunakan sama setiap pengukuran.
3. Variabel terikat : perbedaan ketinggian zat cair pada pipa U (cm)
 Perbedaan ketinggian zat cair pada pipa U merupakan variabel terikat
karena dipengeruhi oleh kedalaman tekan corong pada zat cair.
Kegiatan 2
1. Variabel bebas : massa jenis zat cair (gr/cm3)
 Massa jenis merupakan variabel bebas karena jenis zat cair yang
digunakan di setiap pengukuran berbeda-beda. Pertama air, kemudian
gliserin, dan minyak.
2. Variabel kontrol : kedalaman zat cair (cm)
 Kedalaman zat cair merupakan variabel kontrol karena kedalaman
dalam kegiatan ini keadaannya selalu sama. Dalam pengukuran ini
kedalaman yang digunakan 5 cm.
3. Variabel terikat : perbedaan ketinggian zat cair pada pipa U (cm)
 Perbedaan ketinggian zat cair pada pipa U merupakan variabel terikat
karena dipengeruhi oleh kedalaman tekan corong pada zat cair.
ProsedurKerja
Kegiatan 1
1. Menentukan massa jenis zat cair yang akan anda gunakan, dengan
mengukur massa dan volumenya.
2. Menghubungkan pipa U yaang berisi dengan zat cair dengan sebuah
corong gelas oleh selang plastik.
3. Memasukkan corong ke dalam air, tekan dengan kedalaman tertentu,
ukur kedalaman dengan mistar biasa (diukur dari permukaan air ke
permukaan air dalam corong).
4. Mengamati perubahan tinggi permukaan zat cair pada kedua pipa U.
Kemudian mengamati ketinggian zat cair pada pipa U. Mencatat hasil
pengukuran dalam tabel pengamatan.
5. Mengulangi percobaan dengan kedalaman yang berbeda-beda.
Kegiatan 2
1. Menyiapkan tiga jenis zat cair yang berbeda, yaitu : air, gliserin, dan
minyak.
2. Memasukkan corong ke dalam masing-masing fluida, dengan kedalaman
5 cm dari permukaan zat cair.
3. Mengamati perbedaan ketinggian air di dalam pipa U setelah corong
dimasukkan ke dalam fluida.
4. Mencatat perbedaan ketinggian zat cair pada pipa U ke dalam tabel hasil
pengamatan.
HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS DATA
Hasil Pengamatan
Spesifikasi data
Neraca Ohauss 311 gr
NST neraca = 0,01 ∆X = 0,01 gr
NST gelas ukur = 2 cm ∆X = 1ml
Massa gelas kosong = 44,75 gram
Massa air = 103,04 – 44,75 = 58,29 gram
Massa minyak = 78,85 – 44,75 = 34,10 gr
Massa air = 93,78 – 44,75 = 49,03 gram
Volume air = 60 ml
Volume minyak = 40 ml
Volume gliserin = 40 ml
TABEL HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Massa jenis zat cair
NO Jenis Zat Cair Massa (gram) Volume (ml)
1 Air |58,29 ± 0,02| |60 ± 1|
2 Gliserin |49,03 ± 0,02| |40 ± 1|
3 Minyak |34,10 ± 0,02| |40 ± 1|

Kegiatan 1. Pengaruh kedalaman terhadap tekanan hidrostatik


Jenis zat cair = Air
Tabel 2. Hubungan antara kedalaman zat cair dengan tekanan hidrostatik
NO Kedalaman (cm) Perbedaan ketinggian zat cair pada pipa U (cm)
1 |1,9 ± 0,05| 1. |1,3 ± 0,05|
2. |1,3 ± 0,05|
3. |1,0 ± 0,05|
2 |3,6 ± 0,05| 1. |2,8 ± 0,05|
2. |2,7 ± 0,05|
3. |2,9 ± 0,05|
3 |5,0 ± 0,05| 1. |4,1 ± 0,05|
2. |4,2 ± 0,05|
3. |3,8 ± 0,05|
4 |5,3 ± 0,05| 1. |4,7 ± 0,05|
2. |4,8 ± 0,05|
3. |4,7 ± 0,05|
5 |7,7 ± 0,05| 1. |5,7 ± 0,05|
2. |5,9 ± 0,05|
3. |5,9 ± 0,05|
6 |9,1 ± 0,05| 1. |7,3 ± 0,05|
2. |7,2 ± 0,05|
3. |7,0 ± 0,05|
7 |10,5 ± 0,05| 1. |9,0 ± 0,05|
2. |9,1 ± 0,05|
3. |8,9 ± 0,05|
Kegiatan 2. Pengaruh massa jenis zat cair terhadap tekanan hidrostatik
Kedalaman = |5,00 ± 0,05| cm
Tabel 3. Hubungan antara massa jenis zat cair dengan tekanan hidrostatik
NO Massa Jenis Zat Cair Perbedaan ketinggian zat cair pada pipa U (cm)
1 Air 1. |4,1 ± 0,05|
2. |4,2 ± 0,05|
3. |3,8 ± 0,05|
2 Minyak 1. |3,7 ± 0,05|
2. |3,7 ± 0,05|
3. |3,8 ± 0,05|
3 Gliserin 1. |5,3 ± 0,05|
2. |5,2 ± 0,05|
3. |5,3 ± 0,05|

ANALISIS DATA
A. Massa Jenis Zat Cair
ρ = m.v-1
∂ρ ∂ρ
dρ= | | dm+ | | dV
∂m ∂V
∂(m.v-1 ) ∂(m.v-1 )
dρ= | | dm+ | | dV
∂m ∂V
dρ=|v-1 .dm|+|-v-2 .m.dV|
dρ v-1 .dm -v-2 .m.dV
=| | + | |
ρ m.v-1 m.v-1
dρ dm dV
=| |+| |
ρ m V
∆ρ ∆m ∆V
=| |+| |
ρ m V
∆m ∆V
∆ρ= [| | + | |] ρ
m V
1. Air
m
 ρ= v
58,29
ρ= gr/cm3
60
ρ= 0,9715 gr/cm3
ρ= 971,5 kg/m3
∆m ∆V
∆ρ= [| | + | |] ρ
m V
0,02 x 10-3 1 x 10-6
∆ρ= [| -3 | + | | ] 971,5
58,29 x 10 60 x 10-6
∆ρ=[|3.43 x 10-4 |+|1,6 x 10-2 | ]971,5
∆ρ= (0,000343+0,016 ) 971,5
∆ρ= (0,016343)971,5
∆ρ= 15,88 kg/m3
∆ρ
KR = x 100%
ρ
15,88
= 971,5 x 100%

= 1,63% (3AB)
DK = 100% - KR
= 100% - 1,6%
= 98,37%
PF = |9,72 x102 ± 15,88 | kg/m3
2. Gliserin
m
 ρ= v
49,03
ρ= gr/cm3
40

ρ= 1,22575 gr/cm3
ρ= 1225,75 kg/m3
∆m ∆V
∆ρ= [| | + | |] ρ
m V
0,02 x 10-3 1 x 10-6
∆ρ= [| -3
|+| | ]1225,75
49,03x 10 40 x 10-6

∆ρ= [|4,08 x 10-4 | +|0,025 | ]1225,75

∆ρ= (0,000408+0,025 ) 1225,75


∆ρ= (0,025408)1225,75
∆ρ= 31,14kg/m3
∆ρ
KR = x 100%
ρ
31,14
= 1225,75 x 100%

= 2,54% (3AB)
DK = 100% - KR
= 100% - 2,54%
= 97,46%
PF = |12,3 x 102 ± 31,1 | kg/m3
3. Minyak
m
 ρ= v
34,10
ρ= gr/cm3
40

ρ= 0,8525 gr/cm3
ρ= 852,5 kg/m3
∆m ∆V
∆ρ= [| | + | |] ρ
m V
0,02 x 10-3 1 x 10-6
∆ρ= [| -3
|+| | ]852,5
34,10x 10 40 x 10-6

∆ρ= [|5,87 x 10-4 | +|0,025 | ]852,5

∆ρ= (0,000587 + 0,025 ) 852,5


∆ρ= (0,025587) 852,5
∆ρ= 21,81 kg/m3
∆ρ
KR = x 100%
ρ
21,81
= 852,5 x 100%

= 2,64% (3AB)
DK = 100% - KR
= 100% - 2,64%
= 97,47 %
PF = |8,53 x 102 ± 21,81 | kg/m3
B. Tabel Perbandingan antara Kedalaman dengan Tekanan Hidrostatik
Berdasarkan tabel 2 dapat ditentukan tekanaan hidrostatik pada setiap
kedalaman :
 Kedalaman 1
1,3+1,3+1,0
h̅ = =1,2 cm = 0,012 m
3

P1 = ρgh
= 971,5 kg/m3x 9,8 m/s2 x 0,012 m
= 114,24 N/m2
1 = |1,3 – 1,2 |cm
= 0,1 cm
2 = |1,3– 1,2|cm
= 0,1 cm
3 = |1,0 – 1,2|cm
= 0,2 cm
maks = 0,2 cm
maks = ∆h = 0,2 cm
∆h
KR = . 100%
h
0,2
= . 100%
1,2

= 16,67% (2AB)
Pelaporan Fisika;
H =|h̅ ± ∆h|
=|1,2 ± 0,2| cm
Nilai ∆P kedalaman 1
P = ρgh
∂P ∂P
dP= | | dρ+ | | dh
∂ρ ∂h
∂(ρ.g.h) ∂(ρ.g.h)
dP= | | dρ+ | | dh
∂ρ ∂h
dP=|gh.dρ|+|ρg.dh|
dP gh.dρ ρg.dh
=| |+| |
P P P
dP gh.dρ ρg.dh
=| |+| |
P ρgh ρgh
∆P ∆ρ ∆h
=| |+| |
P ρ h
∆ρ ∆h
∆P= [| | + | |] P
ρ h
15,88 0,002
∆P = [|971,5| + |0,012|]114,24

∆P = (0,0163+0,167) 114,24
∆P =20,94 N/m3
∆P
KR= x 100%
P
20,94
= 114,2484 x 100%

= 0,183 x 100%
= 18,3 %
DK= 100% - KR
= 100% - 18,3%
= 81,7%
P = |114,24 ± 20,94| N/m2
 Kedalaman 2
2,8+2,7+2,9
h̅ = =2,8 cm = 0,028 m
3

Ph =ρgh
= 971,5 kg/m3x 9,8 m/s2 x 0,028 m
= 266,57 N/m2
1 = |2,8 – 2,8 |cm
= 0 cm
2 = |2,7–2,8|cm
= 0,1 cm
3 = |2,9 – 2,8|cm
= 0,1 cm
maks = 0,1 cm
maks = ∆h = 0,1 cm
∆h
KR = . 100%
h
0,1
= . 100%
2,8

= 3,57 % (3AB)
Pelaporan Fisika;
H =|h̅ ± ∆h|
=|2,80 ± 0,10| cm
Nilai ∆P kedalaman 2
∆ρ ∆h
∆P= [| | + | |] P
ρ h
15,88 0,001
∆P = [|971,5| + |0,028|]266,57

∆P = (0,0163+0,0357) 266,57
∆P = 13,86 N/m3
∆P
KR= x 100%
P
13,86
= 266,57 x 100%

= 5,19 % (3AB)
DK= 100% - KR
= 100% - 5,19%
= 94,81%
P = |266,6 ± 13,8| N/m2
 Kedalaman 3
4,1+4,2+3,8
h̅ = =4,03 cm =0,0403 m
3

Ph =ρgh
= 971,5 kg/m3x 9,8 m/s2 x 0,0403 m
= 383,68 N/m2
1 = |4,1 – 4,03 |cm
= 0,07 cm
2 = |4,2–4,03|cm
= 0,17 cm
3 = |3,8 – 4,03|cm
= 0,23 cm
maks = 0,23 cm
maks = ∆h = 0,23 cm =0,0023 m
∆h
KR = . 100%
h
0,23
= . 100%
4,03

= 5,70 % (3AB)
Pelaporan Fisika;
H =|h̅ ± ∆h|
=|4,03 ± 0,23| cm
Nilai ∆P kedalaman 3
∆ρ ∆h
∆P= [| | + | |] P
ρ h
15,88 0,0023
∆P = [|971,5| + |0,0403|]383,68

∆P = (0,0163+0,0570) 383,68
∆P = 28,12 N/m3
∆P
KR= x 100%
P
28,12
= 383,68 x 100%

= 7,32 % (2AB)
DK= 100% - KR
= 100% - 7,32%
= 92,68%
P = |38,3 ± 2,8| x101N/m2
 Kedalaman 4
4,7+4,8+4,7
h̅ = = 4,73 cm = 0,0473
3

Ph =ρgh
= 971,5 kg/m3x 9,8 m/s2 x 0,0473 m
= 450,3 N/m2
1 = |4,7 – 4,73 |cm
= 0,03 cm
2 = |4,8–4,73|cm
= 0,07 cm
3 = |4,7 – 4,73|cm
= 0,03 cm
maks = 0,07 cm
maks = ∆h = 0,07 cm
∆h
KR = . 100%
h
0,07
= . 100%
4,73

= 1,48 % (3AB)
Pelaporan Fisika;
H =|h̅ ± ∆h|
=|4,73 ± 0,07| cm
Nilai ∆P kedalaman 4
∆ρ ∆h
∆P= [| | + | |] P
ρ h
15,88 0,0007
∆P = [|971,5| + |0,0473|]450,3

∆P = (0,0163+0,0148) 450,3
∆P = 14 N/m3
∆P
KR= x 100%
P
14
= 450,3 x 100%

= 3,1 % (3AB)
DK= 100% - KR
= 100% - 3,1%
= 96,9 %
P = |450,3 ± 14,0| N/m2
 Kedalaman 5
5,7+5,9+5,9
h̅ = = 5,83 cm = 0,0583 m
3

P = ρgh
= 971,5 kg/m3x 9,8 m/s2 x 0,0583 m
= 555,05 N/m2
1 = |5,7 – 5,83|cm
= 0,13 cm
2 = |5,9 – 5,83|cm
= 0,07 cm
3 = |5,9 – 5,83|cm
= 0,07 cm
maks = 0,13 cm
maks = ∆h = 0,13 cm
∆h
KR = . 100%
h
0,13
= . 100%
5,83

= 2,22 % (3AB)
Pelaporan Fisika;
H =|h̅ ± ∆h|
=|5,83 ± 0,13| cm
Nilai ∆P kedalaman 5
∆ρ ∆h
∆P= [| | + | |] P
ρ h
15,88 0,0013
∆P = [| 971,5 | + |0,0583|]555,05

∆P = (0,0163+0,0222) 555,05
∆P = 21,37 N/m3
∆P
KR= x 100%
P
21,37
= 555,05 x 100%

= 3,85 % (3AB)
DK= 100% - KR
= 100% - 3,85%
= 96,15 %
P = |555,0 ± 21,4| N/m2
 Kedalaman 6
7,3+7,2+7,0
h̅ = =7,16 cm = 0,0716 m
3

Ph = ρgh
= 971,5 kg/m3x 9,8 m/s2 x 0,0716 m
= 681,68 N/m2
1 = |7,3 – 7,16 |cm
= 0,14 cm
2 = |7,2–7,16|cm
= 0,04 cm
3 = |7,0 – 7,16|cm
= 0,16 cm
maks = 0,16 cm
maks = ∆h = 0,16 cm
∆h
KR = . 100%
h
0,16
= . 100%
7,16

= 2,23 % (3AB)
Pelaporan Fisika;
H =|h̅ ± ∆h|
=|7,16 ± 0,16| cm
Nilai ∆P kedalaman 6
∆ρ ∆h
∆P= [| | + | |] P
ρ h
15,88 0,0016
∆P = [|971,5| + |0,0716|]681,68

∆P = (0,0163+0,0223) 681,68
∆P = 26,31 N/m3
∆P
KR= x 100%
P
26,31
= x 100%
681,68

= 3,85 % (3AB)
DK= 100% - KR
= 100% - 3,85%
= 96,15 %
P = |681,7 ± 26,3| N/m2
 Kedalaman 7
9,0+9,1+8,9
h̅ = = 9,0 cm = 0,090 m
3

Ph = ρgh
= 971,5 kg/m3x 9,8 m/s2 x 0,090 m
= 856,86 N/m2
1 = |9,0 – 9,0 |cm
= 0 cm
2 = |9,1–9,0|cm
= 0,1 cm
3 = |8,9 – 9,0|cm
= 0,1 cm
maks = 0,1 cm
maks = ∆h = 0,1 cm
∆h
KR = . 100%
h
0,1
= . 100%
9,0

= 1,11 % (3AB)
Pelaporan Fisika;
H =|h̅ ± ∆h|
=|9,00 ± 0,10| cm
Nilai ∆P kedalaman 7
∆ρ ∆h
∆P= [| | + | |] P
ρ h
15,88 0,001
∆P = [|971,5| + | 0,09 |]856,86
∆P = (0,0163+0,0111) 856,86
∆P = 23,47 N/m3
∆P
KR= x 100%
P
23,47
= 856,86 x 100%

= 2,73 % (3AB)
DK= 100% - KR
= 100% - 2,73%
= 97,27 %
P = |856,8 ± 23,4| N/m2
Tebel 4. Hubungan kedalaman terhadap tekanan hidrostatik
Kedalaman (cm) Tekanan hidrostatik (N/m2)
|1,9 ± 0,05| |114,24 ± 20,94|
|3,6 ± 0,05| |266,6 ± 13,8|
|5,0 ± 0,05| |383,68 ± 28,12 |
|5,3 ± 0,05| |450,3 ± 14,0|
|7,7 ± 0,05| |555,0 ± 21,4|
|9,1 ± 0,05| |681,7 ± 26,3|
|10,5 ± 0,05| |856,8 ± 23,4|

Grafik 1

Hubungan kedalaman terhadap tekanan hidrostatik


y = 80,962x - 25,87
900 R² = 0,9837
800
700
600
500
P

400 P
300 Linear (P)
200
100
0
0 2 4 6 8 10 12
H
Dari tabel di dapat nilai m = 80,96.
y = mx +c
m = tan α
∆y
tan α =
∆x
100
tan α = 1,24 = 80,64

Antara nilai m dengan tan α terdapat selisih sedikit, mungkin ini di sebabkan oleh
kesalahan dalam penentuan nilai ∆x sehingga hasilnya tidak sama antara tan α dengan
m.
C. Tabel Perbandingan antara Massa Jenis dengan Tekanan Hidrostatik
 Air
4,1+4,2+3,8
h̅ = =4,03 cm =0,0403 m
3

Ph = ρgh
= 971,5 kg/m3x 9,8 m/s2 x 0,0403 m
= 383,68 N/m2
1 = |4,1 – 4,03 |cm
= 0,07 cm
2 = |4,2–4,03|cm
= 0,17 cm
3 = |3,8 – 4,03|cm
= 0,23 cm
maks = 0,23 cm
maks = ∆h = 0,23 cm =0,0023 m
∆h
KR = . 100%
h
0,23
= . 100%
4,03

= 5,70 % (3AB)
Pelaporan Fisika;
H =|h̅ ± ∆h|
=|4,03 ± 0,23| cm
Nilai ∆P kedalaman 3
∆ρ ∆h
∆P= [| | + | |] P
ρ h
15,88 0,0023
∆P = [|971,5| + |0,0403|]383,68

∆P = (0,0163+0,0570) 383,68
∆P = 28,12 N/m3
∆P
KR= x 100%
P
28,12
= 383,68 x 100%

= 7,32 % (2AB)
DK= 100% - KR
= 100% - 7,32%
= 92,68%
P = |38,3 ± 2,8| x101N/m2
 Gliserin
h1 + h2 + h3 5,3 + 5,2 + 5,3
h̅ = = = 5,26 cm = 0,0526 m
3 3

Ph = ρgh
= 1225,75 kg/m3 x 9,8 m/s2 x 0,0526 m
= 631,84 N/m2
∆Ph ∆ρ ∆h
= | |+| |
Ph ρ h
∆h = δmax
̅ | = |5,3 – 5,26 | = 0,04 cm
δ1 = |h1 - ℎ
̅ | = |5,2 – 5,26 | = 0,06 cm
δ2 = |h2 - ℎ
̅ | = |5,3 – 5,26 | = 0,04 cm
δ3 = |h3 - ℎ
∆h = δ max = 0,06 cm
∆ρ ∆h
∆Ph = | | + | | Ph
ρ h
31,14 0,0006
=| | + |0,0526| 631,84
1225,75

= | 0,0254+0,0114 | 631,84
= 0,0368 x 631,84
= 23,25 N/m2
∆Ph
KR= x 100%
Ph
23,25
= x 100%
631,84

= 3,67 %
DK= 100% - KR
= 100% - 3,67 %
= 96.33%
P = | 631,8 ± 23,2| N/m2
 Minyak
h1 + h2 + h3 3,7 + 3,7 + 3,8
h̅ = = = 3,73 cm = 0,0373 m
3 3

Ph = ρgh
= 852,5 kg/m3 x 9,8 m/s2 x 0,0373 m
= 311,62 N/m2
∆Ph ∆ρ ∆h
=| |+| |
Ph ρ h
∆h = δmax
̅ | = |3,7 – 3,73 | = 0,03 cm
δ1 = |h1 - ℎ
̅ | = |3,7 – 3,73 | = 0,03 cm
δ2 = |h2 - ℎ
̅ | = 3,8 – 3,73 | = 0,07 cm
δ3 = |h3 - ℎ
∆h = δ max = 0,0007 m
∆ρ ∆h
∆Ph = | | + | | Ph
ρ h
21,81 0,0007
=| | + |0,0373| 311,62
852,5

= |0,0255 + 0,0188| 311,62


= 0,0442 x 311,62
= 13,77 N/m2
∆Ph
KR= x 100%
Ph
13,77
= x 100%
311,62

= 4,41 %
DK= 100% - KR
= 100% - 4,41%
= 95,59%
PR = | 311,6 ± 13,8 | N/m2
Tabel 5. Hubungan massa jenis terhadap tekanan hidrostatik
Massa jenis Tekanan hidrostatik (N/m2)
Air | 383,68 ± 28,12 |
Gliserin | 631,8 ± 23,2|
Minyak | 311,6 ± 13,8 |

Tebel 6. Perbandingan ∆h terhadap tekanan hidrostatik


∆h (cm) Tekanan hidrostatik (N/m2)
|4,03 ± 0,05| | 383,68 ± 28,12 |
|5,26 ± 0,05 | | 631,8 ± 23,2|
|3,37 ± 0,05 | | 311,6 ± 13,8 |

D. Analisis Dimensi Persamaan Tekanan Hidrostatik


P ~ ρh
N/m2 ~ kg/m3.m
N/ m2 ~ kg/m2
N~ kg
m.g ~ kg
kg.m/s2 ~ kg
m/s2 = percepatan (a)
Jadi untuk mengubah tanda (~) menjadi tanda (=) , dibutuhkan konstanta
yaitu konstanta percepatan gravitasi, sehingga menghasilkan persamaan P =
ρhC. Dimana nilai C = g.
PEMBAHASAN
Pada praktikum tekanan hidrostatik ini dilakukan dua kegiatan. Kegiatan
pertama kita membandingkan hubungan antara kedalaman dengan tekanan
hidrostatik. Kegiatan kedua membandingkan antara massa jenis dengan tekanan
hidrostatik. Pada kegiatan pertama didapat hasil pengukuran tekanan pada
kedalaman 1,9 cm sebesar 114,24 N/m2, pada kedalaman 3,6 cm sebesar 266,6
N/m2, pada kedalaman 5,0 cm sebesar 383,68 N/m2, pada kedalaman 5,3 cm
sebesar 450,3 N/m2, pada kedalaman 7,7 cm sebesar 555,05 N/m2, pada
kedalaman 9,1 cm sebesar 681,7 N/m2, pada kedalaman 10,5 cm sebesar 856,8
N/m2. Dari hasil diatas dapat dikatakan bahwa semakin besar kedalaman maka
semakin besar pula tekanan hidrostatik yang dihasilkan. Jadi kedalaman
berbanding lurus dengan tekanan. Dari perhitungan KR, pada kedalaman 1,91 cm
didapat nilai KR lebih dari 10 % dan nilai KR pada tekanannya juga lebih dari 10
% sehingga dapat dikatakan terdapat kesalahan pada pengukuran kedalaman
pertama.
Pada kegiatan kedua didapat hasil pada jenis zat cair air yang massa
jenisnya sebesar 971,5 kg/m3 didapat tekanan sebesar 383,68 N/m2, pada jenis zat
cair gliserin yang massa jenisnya sebesar 1225,75 kg/m3 didapat tekanan sebesar
631,84 N/m2, pada jenis zat cair minyak yang massa jenisnya sebesar 852,5
kg/m3 didapat tekanan sebesar 311,62 N/m2. Pada perhitungan KR, semuanya
didapat kurang dari 10%, jadi kesalahan yang terjadi tidak terlalu besar.
Kesalahan yang terjadi hanya kesalahan alat. Dari hasil diatas dapat dikatakan
bahwa semakin besar massa jenis maka semakin besar pula tekanan hidrostatik
yang dihasilkan. Jadi massa jenis berbanding lurus dengan tekanan.
Berdasarkan analisis dimensi yang dilakukan pada bagian analisis yang
keempat didapat hasil bahwa untuk mengubah tanda (~) menjadi tanda (=)
dibutuhkan konstanta yaitu konstanta percepatan gravitasi, sehingga menghasilkan
persamaan P = ρhC, dimana nilai C = g.
Melihat grafik hubungan antara kedalaman terhadap tekanan
hidrostatik,grafik yang diperoleh tidak sesuai dengan teori. Seharunya grafik yang
diperoleh membentuk garis lurus (berbanding lurus), akan tetapi yang diperoleh
sedikit bengkok.
Sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa tekanan hidrostatik
dipengaruhi oleh kedalaman, massa jenis, dan percepatan gravitasi ternyata
terbukti. Sesuai dengan hasil praktikum yang diperoleh bahwa kedalaman dan
messa jenis berbanding lurus dengan tekanan hidrostatik dan percepatan gravitasi
dibutuhkan untuk mengubah tanda (~) menjadi tanda (=) dan deperoleh
persamaan :
P = ρ.g.h

SIMPULAN DAN DISKUSI


 Dari hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa kedalaman
berpengaruh terhadap besar tekanan hidrostatik. Semakin besar kedalaman
maka semakin besar pula tekanan hidrostatik yang dihasilkan.
 Dari hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa massa jenis
berpengaruh terhadap besar tekanan hidrostatik. Semakin besar massa jenis
maka semakin besar pula tekanan hidrostatik yang dihasilkan.
 Dari hasil analisis dimensi, dapat disimpulkan untuk mengubah tanda (~)
menjadi tanda (=) maka dibutuhkan konstanta yakni konstanta percepatan
gravitasi (g).

DAFTAR RUJUKAN
Halliday, Resnick, Walker. 2010. Fisika Dasar Jilid 1. Ciracas: Erlangga
Herman, asisten LFD. 2014. Penuntun Praktikum Fisika Dasar 1. Makassar: Unit
Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Fisika FMIPA UNM
Serway, Jewett. 2009. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jagakarsa, Jakarta : Salemba
Teknika

Anda mungkin juga menyukai