(412153067)
TS Unjani
KLASIFIKASI
BANDARA
MENURUT FAA
Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani
LANDASAN PACU
Landasan pacu suatu bandara terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut :
1. Perkerasan Struktur; adalah bagian landasan pacu yang didesain untuk
mendukung pesawat pada proses lepas landas dan pendaratan sehubungan
dengan beban struktur, kemampuan manuver, kendali, stabilitas dan kriteria
dimensi operasi lainnya.
2. Bahu Landasan; adalah bagian yang terletak berdekatan dengan pinggir
perkerasan struktur dimaksudkan untuk menahan erosi akibat hembusan jet dan
menampung peralatan untuk pemeliharaan dan keadaan darurat.
3. Bantal Hembusan (Blast Pad); adalah suatu daerah yang berdekatan dengan
ujung-ujung landasan pacu, dirancang untuk mencegah erosi permukaan akibat
hembusan jet yang terus menerus atau yang berulang.
4. Daerah Aman Landasan Pacu; adalah daerah yang bersih tanpa benda-benda
yang mengganggu, diberi drainase, rata dan mencakup perkerasan struktur,
bahu landasan, batal hembusan dan daerah perhentian (apabila disediakan).
Daerah ini dirancang untuk dapat mendukung peralatan pemeliharaan dan
pesawat yang keluar landasan pacu karena keadaan darurat.
Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani
Selain Nilai acuan dimensi lebar dan kemiringan di atas perlu dipertimbangkan :
• Jarak Pandang
ICAO : Harus terdapat jarak pandang tanpa penghalang dari sembarang titik
dengan ketinggian tertentu di atas landasan pacu di dalam suatu
jarak paling sedikit setengah panjang landasan pacu
• Jarak minimum yang diperbolehkan diantara kurva peralihan (Profil
Memanjang)
Sedapat mungkin perubahan-perubahan kemiringan memanjang dikurangi
apabila tidak memungkinkan, maka jumlah dan ukurannya dibatasi.
0 – 0,8 %
0 – 0,8 %
maks 1,5 %
LANDAS HUBUNG
Karena kepecepatan pesawat di landas-hubung (taxiway) jauh lebih kecil daripada
kecepatan di landasan pacu, maka kriteria geometrik tidak seketat untuk landasan
pacu
Jarak Pandang
ICAO : landas-hubung permukaannya harus dapat dilihat dari jarak 1000 ft dari
ketinggian tertentu di atas permukaan landas-hubung.
Profil Memanjang
ICAO : tidak ada ketentuan jarak minimum antara titik potong kurva vertikal
landas-hubung.
Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani
Contoh :
Kecepatan pada saat menyentuh landasan 140 knot dan kecepatan di ujung landas-
hubung 60 mil/jam. Jarak titik sentuh terhadap ambang landasan 1500 ft, berapakah
jarak dari ambang landasan ke landas-hubung keluar ?
Waktu pemakaian landasan pacu dapat dihitung dengan prosedur sederhana dengan
membagi 4 (empat) bagian sebagai berikut :
• Waktu penerbangan dari ambang landasan ke titik sentuh (beda kecepatan di
ambang dan di titik sentuh adalah 5 – 8 knot dan laju perlambatan 2,5 ft/det2)
• Waktu yang dibutuhkan roda depan menyentuh landasan (3 detik)
• Waktu yang diperlukan mencapai kecepatan yang ditentukan di landas-hubung
keluar (tergantung kecepatan di landas-hubung keluar)
• Waktu yang diperlukan pesawat berbelok menuju landas-hubung (keluar dari
landasan pacu, kira-kira 10 detik)
Rancangan Fillet
Rancangan fillet untuk 3 jenis perpotongan landas-hubung yang paling umum
diberikan pada Gambar 9.10 dengan nilai parameter pada tabel 9.10. Nilai-nilai
tersebut sebagai patokan apabila lintasan roda tidak diketahui. Apabila data lintasan
roda didapat, maka nilai-nilai tersebut di atas dapat diabaikan dan lintasan roda
pesawat dianalisis untuk mendapatkan rancangan fillet yang sesuai.
Ukuran fillet tergantung pada beberapa faktor diantaranya :
• Jarak antara roda utama dan roda depan pesawat (wheel base)
• Radius lintasan
• Lebar landas-hubung
• Perubahan arah total
• Lintasan yang ditempuh pesawat pada saat membelok :
1. Lintasan roda depan lewat garis tengah landas hubung
2. Lintasan roda depan melebihi garis tengah ke arah luar
(karena belum ada ketetapan baku mengenai cara belok tersebut, metoda
perhitungan fillet yang diuraikan menganggap cara belok adalah cara yang
pertama, yaitu lewat garis tengah landas-hubung)
Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani
Beberapa definisi yang berhubungan dengan lintasan belok adalah sebagai berikut :
• Track in; adalah jarak antara titik tengah roda pendaratan utama dengan
lintasan roda depan
• Castor angle (C); adalahsudut yang dibentuk oleh sumbu memanjang pesawat
dan arah gerak roda depan atau titik patokan lainnya seperti letak penerbang.
• Aircraft datum length (panjang patokan pesawat), adalah jarak titik patokan ke
titik tengah roda pendaratan utama ( untuk keperluan perencaaan fillet cukup
tepat dengan menganggap titik patokan adalah roda depan pesawat).
Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani
Metoda untuk menentukan ukuran fillet dengan analisis lintasan roda pesawat di
landas-hubung diuraikan sebagai berikut :
ICAO dan UK (Inggris);
• “track in” maksimum; berdasarkan aircraft datum length, radius lengkung garis
tengah dan perubahan arah landas-hubung.
• “Castor angle” maksimum (disyaratkan untuk tidak melebihi kemampuan
operasional normal pesawat).
• Nilai castor angle dimana fillet tidak diperlukan.
• Jarak yang harus ditempuh disepanjang garis tengah yang lurus untuk
mengurangi castor angle di ujung belokan sampai ke tempat dimana fillet
tidak diperlukan lagi.
Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani
CONTOH
Tentukan ukuran fillet untuk manuver DC-10, pada landas hubung dengan lebar 75 ft
yang arahnya berubah 90º dengan jari-jari garis tengah sebesar 250 ft dan lebar 75
ft. Wheelbase DC-10 sebesar 72,5 ft dengan jarak tepi-tepi roda pendaratan utama
sebesar 35 ft. Faktor keamanan tepi luar roda pendaratan utama sebelah dalam
dengan tepi perkerasan sebesar 15 ft.
PENYELESAIAN
1. Hitung Track in maksimum : (R/D dan perubahan arah track-in max = % D).
Grafik 9.12 14,5% D = 10,5 ft
2. Hitung Jari-jari Fillet : (Rfillet = R – (track in max + ½ jarak tepi-tepi roda + SF)
207 ft
3. Hitung Track in maksimum dimana fillet belum diperlukan :
(Track in max tanpa fillet = ½ lebar taxiway – (SF + ½ jarak tepi-tepi roda) 5 ft
4. Hitung Jarak yang diperlukan untuk mengubah sudut castor diujung belokan ke
sudut dimana fillet belum diperlukan. Grafik 9.14, 9.13 dan 9.15 4º dan 17º
205 – 100 = 105 ft
5. Hitung jarak roda utama dari ujung kurva : (Jarak no 4 – D) 32,5 ft
Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani
FAA
Sudut maksimum (Amaks) yang dibentuk oleh garis singgung terhadap garis tengah dan sumbu memanjang
pesawat akan terjadi di ujung lintasan apabila roda depan pesawat berada di titik singgung, dihitung secara
pendekatan dengan rumus :
Amaks = sin-1(d/R)
Dimana : d = jarak roda depan pesawat ke roda utama (wheel base)
R = radius lintasan yang ditempuh roda depan
JARAK PEMISAHAN
Untuk memberikan faktor keamanan lajur lalu lintas harus dipisahkan dengan jarak
yang memadai satu sama lain dan dengan benda penghalang. Jarak pisah
minimum antara landas-hubung dan landasan pacu, antara dua landas-hubung
sejajar, dan antara landas-hubung dengan benda penghalang tetap di berikan
pada tabel 9.12
Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani