Anda di halaman 1dari 52

Ferry R., Ir., MT.

(412153067)
TS Unjani

REKAYASA BANDAR UDARA

Semester VII
2 SKS
TS 4135

TUJUAN
Memberikan Pengetahuan mengenai
berbagai sifat khusus lapangan terbang,
perencanaan dan perlengkapannya, agar
mahasiswa mampu merencanakan lay out
bandara dari aspek rekayasa sipil
Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani

REKAYASA BANDAR UDARA

MATERI
1. Pendahuluan : Sejarah Penerbangan dan Karakteristik Pesawat Angkut Komersial
2. Karakteristik Pesawat : Dimensi, Bobot dan Performa Pesawat Angkut Komersial
3. Perhitungan Panjang Landas Pacu
4. Lingkungan Bandara dan Faktor Aeronautika
5. Konfigurasi Bandar Udara
6. Ketentuan Arah Landas Pacu dan Analisis Angin
7. Ketentuan Perencanaan Geometrik Landas Pacu
8. UTS
9. Ketentuan Perencanaan Geometrik Landas Hubung
10. Perencanaan Fillet (Pelebaran Perkerasan pada Tikungan)
11. Perkerasan Lentur : Konsep dan penentuan ESWL
12. Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur
13. Konsep Perkerasan Kaku
14. Perencanaan Tebal Perkerasan Kaku
15. Terminal Bandara
16. UAS
Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani

REKAYASA BANDAR UDARA

PUSTAKA
rd
1. Horonjeff R., Planning and Design of Airports, 3 Ed., MacGraww-Hill Inc.,
1983
2. ICAO, Aerodrome Design Manual (Doc 9157)
3. ICAO, Annex 14 Volume 1 : Aerodromes
Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani

PENDAHULUAN

SEJARAH PENERBANGAN
Penerbangan pertama bertenaga mesin 17 Desember 1903 di Kitty Hawk, North
Carolina : ORVILLE WRIGHT melayang diudara dengan pesawat bertenaga mesin
sejauh 120 kaki (~ 40 m)

KONSEP TERBANGNYA PESAWAT


Aliran Udara
Dimana :
Va
Va > Vb  Tekanan Udara a < Tekanan Udara b
 Tejadi gaya angkat (uplift)
Vb
• Hukum BERNOULLI yang berkaitan dengan aliran massa dan tekanan
• Akibat gerakan maju objek pada medium udara (aliran udara kebelakang obyek) dan
bentuk sayap pesawat yang cembung di atas  kecepatan aliran udara di atas sayap
pesawat > kecepatan aliran udara di bawah sayap pesawat  tekanan udara atas sayap
pesawat < tekanan udara di bawah sayap pesawat  GAYA ANGKAT (UP LIFT)
• Besarnya gaya angkat dipengaruhi oleh :
1. Besarnya aliran udara  kerapatan massa udara dan luasan obyek (jarak aliran)
2. Kecepatan aliran udara
Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani

KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG

KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG


• Dimensi Pesawat; berpengaruh ke apron parkir dan konfigurasi bandara
(terminal, lebar landas pacu dan taxiway serta jarak keduanya).
• Jari-jari Putar Minimum; berpengaruh pada geometrik dan konfigurasi bandara.
• Bobot Pesawat dan Kapasitas Angkut; berpengaruh pada perkerasan dan
ukuran terminal.
• Performa (Kemampuan) Pesawat; berpengaruh pada panjang landas pacu.

DIMENSI PESAWAT TERBANG


ukuran (size) pesawat yang menunjukkan ukuran tinggi, lebar, panjang pesawat

• Wingspan (bentangan sayap)


• Wheel Thread (jarak antara roda pendaratan)
• Wheel Base (jarak roda)
• Panjang Pesawat
• Tinggi Maksimum Pesawat
Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani

KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG

DIMENSI PESAWAT TERBANG


Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani

KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG

DIMENSI PESAWAT TERBANG


• Wingspan (bentangan sayap); jarak antara ujung sayap utama yang satu
dengan ujung sayap utama yang lain.
• Wheel Thread (jarak antara roda pendaratan) : jarak antara roda pendaratan
utama (main landing gear) apabila roda pendaratan lebih dari satu kelompok
struktur roda pendaratan.
• Wheel Base (jarak roda); jarak antara roda depan (nose gear) dengan roda
pendaratan utama (main landing gear)
• Panjang Pesawat; jarak antara hidung paling depan sampai dengan ekor paling
belakang dari pesawat.
• Tinggi Maksimum Pesawat; jarak dari ujung ekor pesawat paling tinggi sampai
ke permukaan landasan.
Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani

KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG

DIMENSI PESAWAT TERBANG


Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani

KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG


Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani

KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG

DIMENSI PESAWAT TERBANG


Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani

KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG


Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani

KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG

JARI – JARI PUTAR MINIMUM PESAWAT TERBANG


Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani

KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG

JARI – JARI PUTAR MINIMUM PESAWAT TERBANG


• adalah besaran jari-jari lingkaran yang didapatkan dari lintasan struktur pesawat
apabila pesawat melakukan gerakan memutar didarat.

• sangat tergantung pada sudut kemudi roda depan dan dimensi struktur pesawat,
besarnya sudut kemudi roda depan maksimum bervariasi 60°° – 80°°, sedangkan
sumbu putar ditentukan oleh perpotongan garis dari sumbu roda depan sebesar
sudut kemudi yang diinginkan dan garis yang ditarik dari sumbu roda utama.

• Untuk perencanaan biasanya sudut kemudi maksimum tidak digunakan


tetapi digunakan sudut yang lebih kecil kira-kira 50°°, karena apabila
digunakan sudut kemudi maksimum akan terjadi keausan ban yang berlebihan
dan kerusakan permukaan perkerasan landasan.
Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani

KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG

BOBOT PESAWAT TERBANG dan KAPASITAS ANGKUT

• Operating Weight Empty (bobot kosong operasi); adalah bobot dasar pesawat termasuk
awak dan peralatan penerbangan yang biasa disebut sebagai “no go item” (seperti roda
pendaratan, dsb) di luar bahan bakar dan muatan (payload).
• Zero Fuel Weight (bobot bahan bakar kosong); semua bobot pesawat operasional di luar
bahan bakar
• Pay Load (muatan); adalah semua beban (penumpang/orang) yang menghasilkan
pendapatan, meliputi penumpang termasuk bagasi, barang muatan, surat, kelebihan
bagasi, dsb.
• Maximum Structural Pay Load (muatan struktur maksimum); muatan maksimum yang
diijinkan diangkut oleh pesawat, berupa penumpang, barang atau gabungan keduanya.
• Maximum Ramp Weight (bobot lerengan maksimum); bobot maksimum yang
diperbolehkan untuk melakukan gerakan didarat, seperti jalan perlahan di taxiway dan
berpindah parkir.
• Maximum Structural Take Off Weight (bobot lepas landas struktur maksimum); bobot
maksimum yang diperbolehkan pada saat pelepasan rem untuk lepas landas
• Maximum Structural Landing Weight (bobot pendaratan struktur maksimum); adalah
bobot maksimum yang diperbolehkan pada saat melakukan pesawat pendaratan
Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani

KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG

BOBOT PESAWAT TERBANG dan KAPASITAS ANGKUT


Komponen
Bobot
Pesawat :
• Bobot Kosong
Operasi
• Muatan
• Bahan Bakar
Cadangan
• Bahan Bakar
untuk
Perjalanan
Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani

KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG

BOBOT PESAWAT TERBANG dan KAPASITAS ANGKUT


Komponen
Bobot
Pesawat :
• Bobot Kosong
Operasi
• Muatan
• Bahan Bakar
Cadangan
• Bahan Bakar
untuk
Perjalanan
Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani

KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG


Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani

KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG

MUATAN dan JARAK JELAJAH Dengan batasan MSTOW;


A adalah titik terjauh dengan
muatan Pa apabila tangki
D bahan bakar tidak diisi penuh
Pa A
sedangkan titik B adalah
E kondisi tangki bahan bakar diisi
penuh, sedangkan C apabila
Muatan
tanpa muatan dengan tangki
B
Pb bahan bakar diisi penuh

Dengan batasan MSLW;


C maka akan terjadi pergeseran
Rd Ra Re Rb muatan akibat pembatasan
MSLW yang digambarkan oleh
Jarak Jelajah
garis DE, sehingga kurva
muatan dan jarak tempuh
menjadi Ra D E B C.
Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani

KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG

PERFORMA PESAWAT TERBANG


• Performa pesawat akan ditentukan oleh berbagai faktor diantaranya ditentukan
oleh mesin dan struktur pesawat.
• Jenis Mesin Pesawat; akan menentukan besarnya daya dorong dimana untuk
pesawat terbang transport jenis mesin yang digunakan dan sumber tenaga
dorong pesawat adalah sebagai berikut :
1. Mesin Piston : mesin piston tenaga dorong dari putaran baling-baling (propeler)
2. Mesin Turbin :
• Turboprop; mesin turbin daya dorong dari baling-baling (propeler)
• Turbojet; mesin turbin daya dorong dari udara buang jet
• Turbofan; mesin turbin daya dorong dari fan (kipas) dan udara buang jet

• Pemakaian bahan bakar mesin ditentukan oleh karakteristik pemakaian bahan


bakar spesifik (specific fuel consumption) yang dinyatakan dalam per pon
bahan bakar per jam per pon dorongan.
Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani

KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG


Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani

KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG

Sumber Kebisingan Pesawat terbang bermesin turbin :


1. Suara mesin mesin  suara akibat pergerakan mesin (sudu-sudu turbin,
kipas, kompresor)  sumber kebisingan utama pada saat pesawat
mendarat.
2. Suara Jet utama  suara yang ditimbulkan akibat pencampuran udara buang
jet dengan udara sekeliling  sumber kebisingan utama pada saat
pesawat tinggal landas.
Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani

KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG

GERAKAN PESAWAT TERBANG

Taxiing Lepas landas


(taxiway) (runway)
Parkir Cruising / jelajah
(apron) (jalur penerbangan)
Taxiing Mendarat
(taxiway) (runway)

Operasi dari Bandara ke Bandara


Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani

KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG

GERAKAN PESAWAT TERBANG


Awal Kecepatan Jelajah
(Cruising Speed)

Kecepatan Rotasi Kecepatan Angkat Kecepatan Awal Pendakian


(Rotation Speed) (Lift Off Speed) (Initial Climbing Out Speed)

Lepas Landas
Kecepatan Taxiing
Ketinggian jelajah atau berhenti

Penumpukan
(stacking) Pengereman

Pengurangan ketinggian roda belakang roda depan menyentuh


(gliding) menyentuh landasan landasan
(Touch Down) (Rotation)

Mendarat
Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani

KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG


Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani

KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG


Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani

PERHITUNGAN PANJANG LANDAS PACU

Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap panjang landas pacu :

• Performa pesawat terbang yang disyaratkan oleh Pemerintah


• Faktor penentu bobot operasi kotor pendaratan dan lepas landas untuk setiap
jenis pesawat terbang
• Lingkungan Bandara

Peraturan yang berhubungan pesawat turbin memperhatikan kondisi-kondisi


berikut dalam menetapkan panjang landasan pacu, yaitu :

1. Lepas Landas Normal, dimana seluruh mesin berfungsi


2. Lepas Landas dengan suatu kegagalan mesin
3. Pendaratan Normal dengan variasi pendaratan (normal, overshoots, poor
approaches, dsb).

Dari kriteria di atas hasil yang paling panjang yang menentukan, sedangkan
pesawat piston kriteria (1) tidak digunakan.
Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani

PERHITUNGAN PANJANG LANDAS PACU


Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani

PERHITUNGAN PANJANG LANDAS PACU

DZ/2

E’W’/2
Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani

PERHITUNGAN PANJANG LANDAS PACU

Lepas Landas Normal Dimana :


FL = FS + CL FL = Field Length
CL = O,5 (TOD – 1,15 (LOD)) FS = Full Strength Pavement
CL = Clearway
TOD = 1,15 (D35)
TOD = Take Off Distance
FS = TOR LOD = Lift Off Distance
TOR = TOD – CL D35 = Jarak yang ditempuh pesawat
Lepas Landas Kegagalan Mesin terbang mencapai ketinggian 35 kaki
FL = FS + CL TOR = Take Off Run
CL = O,5 (TOD – LOD) SW = Stopway
TOD = D35 DAS = Accelerate - Stop Distance
FS = TOR LD = Landing Distance
SD = Stop Distance
TOR = TOD – CL
Lepas Landas yang dibatalkan
FL = FS + SW FL = (TOD,DAS,LD) maks
FL = DAS FS = (TOR,LD) maks
Pendaratan Normal SW = DAS – (TOR,LD) maks
FS = LD CL = [(FL – DAS),CL)] min
LD = SD/0,6  CLmin yang diijinkan = 0
Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani

PERHITUNGAN PANJANG LANDAS PACU

CONTOH PENYELESAIAN
Lepas landas normal : Lepas Landas Normal
LOD = 7000 ft TOD = 1,15 (D35) = 1,15 x 8000 = 9200 ft
CL = O,5 (TOD – 1,15 (LOD))
D35 = 8000 ft = 0,5 (9200 – 1,15 x 7000 ) = 575 ft
Lepas landas dengan kegagalan mesin : TOR = TOD – CL = 9200 – 575 = 8625 ft
LOD = 8200 ft Lepas Landas Kegagalan Mesin
FL = FS + CL
D35 = 9100 ft
CL = O,5 (TOD – LOD)
Lepas landas yang dibatalkan : = 0,5 (9100 – 8200 ) = 450 ft
DAS = 9500 TOD = D35 = 9100
Pendaratan normal : TOR = TOD – CL = 9100 – 450 = 8650 ft
Lepas Landas yang dibatalkan
SD = 5000 ft DAS = 9500 ft
Pendaratan Normal
 Tentukan kebutuhan LD = SD/0,6 = 5000/0,60 = 8333 ft
panjang landas pacu untuk
Kesimpulan :
operasi 2 arah terhadap
pesawat hipotetis tersebut FL = (TOD,DAS,LD) maks  9500 ft
FS = (TOR,LD) maks  8650 ft
SW = DAS – (TOR,LD) maks  9500 – 8650 = 850 ft
CL = [(FL – DAS),CL)] min  [(9500-9500), 450, 575]  0 ft
Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani

PERHITUNGAN PANJANG LANDAS PACU

Konsep Lapangan Seimbang


(balanced field concept / balanced run way)
Konsep penentuan panjang landas pacu dengan memilih V1 sedemikian
sehingga jarak yang dibutuhkan untuk berhenti dari titik dimana V1 tercapai
adalah sama dengan jarak untuk mencapai ketinggian 35 ft di atas landasan
pacu
• Landas pacu konvensional (tanpa CL dan SW)  FL yang paling
pendek
• Landas pacu non konvensional (dengan CL dan SW)  konsep ini
belum tentu menghasilkan FL terpendek (TOR ditambah CL yang sama
denganDAS)  terdapat Hubungan timbal balik antara V1 dengan LOD
dan DAS
 alternatif bagi operator untuk menentukan panjang lapangan, tetapi
tetap harus dibandingkan dengan kondisi normal dan hasil yang
terpanjang yang diambil
Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani

PERHITUNGAN PANJANG LANDAS PACU

CLEARWAY

STOPWAY

Clearway dan Stopway


Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani

PERHITUNGAN PANJANG LANDAS PACU

LOD TOR D35 DAS

Kebutuhan Panjang Landas Pacu Pesawat Bermesin Turbin dng Kegagalan mesin
saat lepas landas
Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani

PERHITUNGAN PANJANG LANDAS PACU

Pembatasan Kemiringan Pendakian

• Mengingat faktor keselamatan FAA dan industri pesawat terbang membuat


peraturan bahwa pesawat harus dapat terbang dengan satu mesin tidak bekerja
pada garis kemiringan terbang yang ditentukan.

• Pada suhu udara yang tinggi dan elevasi landasan yang tinggi pesawat tidak
dapat mendaki pada kemiringan yang ditentukan pada bobot MSTOW, sehingga
bobot harus dikurangi agar pesawat dapat terbang pada garis kemiringan yang
ditentukan  Climb limited weight (bobot batas pendakian)

• Apabila terdapat rintangan yang tinggi pada jalur penerbangan yang tidak dapat
dipindahkan maka bobot pesawat pada saat lepas landas harus dikurangi
sehingga kemiringan pendakian memberikan jarak bebas yang cukup terhadap
pesawat  obstacle limited weight (bobot batas halangan).
Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani

PERHITUNGAN PANJANG LANDAS PACU

Kemiringan pendakian minimum Pesawat Bermesin Turbin


dng satu mesin tidak bekerja
Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani

LINGKUNGAN BANDARA

ARFL (Aeroplane Reference Field Legth)


Adalah panjang landas pacu minimum yang dibutuhkan untuk lepas landas
pada maximum certificated take off weight, elevasi muka air laut, kondisi
atmosfir standard, keadaan tanpa angin bertiup, landas pacu tanpa
kemiringan

Lingkungan bandara yang berpengaruh terhadap panjang landas pacu :


• Temperatur
• Angin permukaan
• Kemiringan landas pacu
• Elevasi
• Kondisi permukaan landasan
Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani

LINGKUNGAN BANDARA

Lingkungan bandara yang berpengaruh terhadap panjang landasan adalah :


• Temperatur; makin tinggi temperatur makin panjang landasan yang
diperlukan (temperatur standar pada permukaan air laut adalah 59° F),
pengaruh tidak linear
• Angin permukaan; angin haluan akan memperpendek kebutuhan
panjang landasan sebaliknya angin buritan akan menambah keperluan
panjang landas pacu.
• Kemiringan landas pacu; tanjakan akan membutuhan panjang landas
pacu lebih besar dari pada landas pacu yang rata atau turunan.
(kemiringan maksimum = 1,5 %)
• Elevasi; makin tinggi elevasi bandara makin panjang landasan yang
diperlukan, dimana pengaruhnya tidak linear.
• Kondisi permukaan landas pacu; lumpur salju dan air merupakan
penghalang pesawat dalam melakukan percepatan lepas landas dan
berbahaya pada saat pengereman. (ketinggian air atau lumpur salju <
0,5 inci).
Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani

LINGKUNGAN BANDARA

• Temperatur Ft = 1+0,01 (T-(15-0,0065H) Metrik


Ft = 1+0,0056 (T-(59-0,0036H) Imperial

• Angin permukaan Maksimum angin buritan 10 knots


+5 -3%
+10 -5%
-5 +7%
• Kemiringan landas pacu FS = 1+0,1S Turbin
FS = 1+0,2S Piston

• Elevasi Fe = 1+0,07 (H/300) Metrik


Fe = 1+0,07 (H/1000) Imperial

• Kondisi permukaan landasan


Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani

LINGKUNGAN BANDARA

Contoh Perhitungan :
Panjang landasan pacu : 3.200 m
Elevasi bandara di atas muka air laut : 120 m
Temperatur Lingkungan Bandara : 28 ºC
Kemiringan landas pacu : 0,6 %
Berapakah panjang landas pacu bila pesawat take off di ARFL, bila
pesawat bermesin turbin?
Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani

LINGKUNGAN BANDARA

Contoh Perhitungan :
Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani

FAKTOR AERONAUTIKA

Beberapa Faktor Aeronautika yang penting :

• Atmosfer standar
• Ketinggian tekanan (pressure altitude)
• Kecepatan Pesawat
• Angin Silang (cross wind), Track dan Heading
Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani

FAKTOR AERONAUTIKA

Atmosfer standar
mewakili kondisi rata-rata yang terdapat dalam atmosfer sebenarnya
dalam suatu daerah tertentu dan ditentukan berdasarkan kesepakatan
ICAO mengasumsikan dalam atmosfir standar (0 = H ≤ 36.000ft  T turun
linear, 36000ft<H ≤ 65.000 ft  T konstan, H> 65.000 ft  T naik).

ICAO mendefinisikan atmosfer standar dalam troposfer (atmosfer sampai


ketinggian 36.000 kaki) sebagai berikut

1. Temperatur pada ketinggian muka air laut (MSL) adalah 59° F


2. Tekanan pada ketinggian muka air laut (MSL) adalah 29,92126 InHg
3. Perubahan temperatur dari ketinggian MSL sampai ketinggian dimana
temperatur menjadi – 69,7° F adalah 0,003566 F/kaki, di atas
ketinggian tersebut adalah nol.
Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani

FAKTOR AERONAUTIKA

Ketinggian tekanan (pressure altitude)


ketinggian yang mempunyai tekanan yang sama dengan tekanan atmosfer
standar  (definisi di atmosfir standar : tekanan atmosfir 29,92 inHg  ketinggian
tekanan = 0, tekanan atmosfir 28,86 inHg  ketinggian tekanan = 1000 ft)
Perencanaan bandara : ketinggian tekanan ≈ ketinggian geografis

Tekanan standar sampai ke ketinggian dengan temperatur – 69,7° F adalah


sebagai berikut

P0 / P = ( T0 / T ) 5,2561
P0 = tekanan standar pada ketinggian MSL (29,92 in)
P = tekanan standar pada ketinggian tertentu
T0 = temperatur standar pada ketinggian MSL (59° F)
T = temperatur standar pada ketinggian tertentu
Temperatur dalam satuan mutlak (°Rankine  0° F = -459,7° Rankine)
Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani

FAKTOR AERONAUTIKA

Tabel Atmosfir Standar


Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani

FAKTOR AERONAUTIKA

Kecepatan Pesawat
1. Kecepatan darat (groundspeed); kecepatan terbang relatif terhadap
daratan
2. Kecepatan Udara (airspeed); kecepatan terbang relatif terhadap
medium dimana pesawat melakukan penerbangan
• True Air Speed (TAS); kecepatan terbang sebenarnya
• Indicated Air Speed (IAS); kecepatan terbang yang ditunjukkan oleh
indikator (instrumen) yang bekerja dengan membandingan tekanan
udara dinamik akibat gerakan maju pesawat dengan tekanan
atmosfer statik dan bekerja atas dasar prinsip tabung pitot.
MACH, ukuran kecepatan yang merupakan perbandingan TAS dengan
kecepatan suara dimana pesawat tersebut berada

v = kecepatan suara pada suatu temperatur (mil/jam)


T = Temperatur (°Rankine)
Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani

FAKTOR AERONAUTIKA

Angin Silang (cross wind), Track dan Heading


Pesawat yang sedang mengadakan “approach” ke arah sumbu landasan
pada “track” (jalur terbang) yang ditentukan “heading” (arah hidung
pesawat) sangat tergantung pada kekuatan tiupan angin yang melintas
track atau yang disebut sebagai cross wind (angin silang).
Besarnya sudut heading terhadap track biasa disebut sebagai “crab angle”
dirumuskan sebagai berikut :
Sin ∝ = Vc / Vh Vh = kecepatan udara sesungguhnya (TAS -mil/jam atau knot)
Vc = kecepatan angin silang (dalam mil/jam atau knot)
Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani

FAKTOR AERONAUTIKA

Sesaat sebelum menyentuh landasan pilot harus mengubang sudut


heading menjadi 0° agar mendarat dengan sempurna, apabila ia terlalu
awal mengubah sudut heading pesawat akan tertiup keluar dari track.
Dengan alasan ini maka arah landas pacu disyaratkan sesuai dengan arah
angin dominan, sehingga besarnya prosentase waktu landas pacu dapat
digunakan ditetapkan (95 % dari waktu) terhadap besaran angin silang
tertentu.
Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani

ANALISIS ANGIN

Arah (orientasi) landasan pacu harus searah dengan arah angin dominan
dengan meminimalkan angin samping yang berbahaya bagi pendaratan
pesawat dimana ketentuan yang disyaratkan adalah sebagai berikut :

ICAO Landasan pacu harus diarahkan sehingga pesawat dapat


mendarat paling sedikit 95 % dari waktu dengan angin silang
tidak melebihi
• 23 mil/jam (20 knots) untuk landasan pacu ≥ 1500 m
• 15 mil/jam (13 knots) untuk landasan pacu 1200 m ≥ L > 1500 m
• 11,5 mil/jam (10 knts) untuk landasan pacu < 1200 m
FAA Landasan pcu harus diarahkan sehingga pesawat dapat
mendarat paling sedikit 95 % dari waktu dengan angin silang
tidak melebihi
• 15 mil/jam (13 knots) untuk bandara lebih besar dari utilitas (transport)
• 11,5 mil/jam (10 knts) untuk bandara utilitas.
Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani

ANALISIS ANGIN

Analisis karakteristik angin dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi


sebagai berikut :
• Seluruh liputan angin tanpa memperdulikan jarak penglihatan dan tinggi awan
• Kondisi angin ketika awan dengan ketinggian 200ft < h < 1000 ft dan atau jarak
penglihatan ½ mil < L < 3 mil
Jarak penglihatan dipengaruhi oleh kabut, asap dan campuran keduanya
(smog), dimana biasanya apabila terdapat kabut atau asap maka tiupan
angin rendah.
Arah yang digunakan dalam analisis angin adalah arah utara sebenarnya
dengan interval arah yang digunakan biasanya 22,5° (16 titik kompas),
namun ada juga yang menggunakan 10° (36 titik kompas). Sedangkan
penomoran landasan pacu menggunakan arah utara magnetik. Analisis
angin dilakukan dengan menggambarkan diagram arah angin yang
disebut WIND ROSES DIAGRAM (Diagram mawar angin).
Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani

ANALISIS ANGIN

Prinsip penggambaran Wind Roses Diagram :

• Prosentase angin (arah dan rentang kecepatan) ditandai dalam sektor


dengan koordinat kutub.
• Tiga garis sejajar (sumbu landasan pacu dan batas angin silang
maksimum yang diijinkan) diputar di atas wind roses diagram dengan
sumbu landasan memotong titik pusat wind roses diagram.
• Prosentase arah angin yang masuk dalam daerah tiga garis sejajar
dijumlahkan, untuk prosentase yang terpotong dihitung secara manual
dengan pembulatan ke atas 0,1 %.
• Arah landasan pacu adalah arah yang memberikan jumlah prosentase
yang maksimum.
Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani

ANALISIS ANGIN
PRESENTASE ANGIN
ARAH ANGIN
4-15 mil/jam 15-31 mil/jam 31-47mil/jam Total
U 4.8 1.3 0.1 6.2
TLU 3.7 0.8 4.5
TL 1.5 0.1 1.6
TLT 2.3 0.3 2.6
T 2.4 0.4 2.8
TGT 5.0 1.1 6.1
TG 6.4 3.2 0.1 9.7
TGS 7.3 7.7 0.3 15.3
S 4.4 2.2 0.1 6.7
BDS 2.6 0.9 3.5
BD 1.6 0.1 1.7
BDB 3.1 0.4 3.5
B 1.9 0.3 2.2
BLB 5.8 2.6 0.2 8.6
BL 4.8 2.4 0.2 7.4
BLU 7.8 4.9 0.3 13.0
Tenang 0-4 mil/jam 4.6
100.0
Ferry R., Ir., MT. (412153067)
TS Unjani

ANALISIS ANGIN

Diagram Mawar Angin


Wind Rose Diagram 15 mil/jam

BDB/BBD
TTG/TGT

STG/TGS

Anda mungkin juga menyukai