PERENCANAAN
LAPANGAN TERBANG
(Pertemuan ke-6 : Kinerja Pesawat Terbang)
Dosen pengampu :
Dr. Tri Sefrus, S.T., M.T.
TIPE MESIN PESAWAT
1 Piston Engines
Pesawat yang digerakkan oleh perputaran baling-baling dengan tenaga
mesin piston (reciprocating engines) dengan bahan bakar gas beroktan
tinggi. Sebagian besar pesawat-pesawat kecil digerakkan oleh mesin
piston.
2 Turboprops Engines
Pesawat yang digerakkan oleh perputaran baling-baling dengan tenaga
mesin bertenaga.
3 Turbofan/Jet Engines
Mesin turbojet, gerak pesawatnya bukan didapat dari putaran baling-baling
melainkan secara langsung oleh daya dorong dari tenaga semburan jet.
Pesawat yang digerakkan oleh turbo jet biasanya sangat boros bahan
bakar, oleh karenanya dibuat pesawat dengan tenaga turbofan. Pada
mesin turbofan, ditambahkan kipas didepan atau belakang turbinnya,
sehingga didapat tenaga penggerak yang lebih besar.
ICAO menggunakan dua elemen pada gambar diatas adalah komponen mesin
turbofan GE90-series yang dipabrikasi oleh perusaan general electric pada
jenis pesawat Boeing 777-series. Gaya dorong yang dihasilkan oelh mesin ini
mencapai 110.000 lbs (50.000 kg).
2 Payload (muatan)
Merupakan beban yang diperhitungkan akan menghasilkan pendapatan
bagi perusahaan/maskapai penerbangan. Termasuk didalamnya adalah
penumpang, barang, surat-surat, paket, dan kelebihan bagasi.
Maximum payload adalah muatan maksimum yang diizinkan untuk diangkut
oleh tipe pesawat tertentu.
Pada saat mendarat, berat pesawat (maximum landing weight/MLW) terdiri atas
operating weight empty, payload, dan fuel reserve. Besarnya MLW tidak boleh
melebihi berat lepas landas. Berat lepas landas terdiri atas berat waktu
mendarat (MLW) ditambah dengan trip fuel. Berat ini tidak boleh melebihi
maximum take off weight.
Jarak maksimum yang dapat ditempuh oleh suatu pesawat dengan jumlah
bahan bakar tertentu (ditangki bahan bakar) dikenal dengan aircraft’s range.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi aircraft’s range. Yang paling
penting diantaranya adalah payload (muatan). Secara normal, jarak tempuh
pesawat meningkat ketika payload dikurangi.
Normal take off cases adalah kondisi ketika seluruh mesin berjalan dan
runway yang ada cukup panjangnya untuk mengakomodasi variasi teknik
pengangkatan (lift-off) pesawat dan berbagai karakteristik khusus dari peforma
pesawat.
Engine failure cases adalah kondisi ketika runway yang ada memiliki panjang
yang cukup, agar pesawat dapat melanjutkan perjalanan walaupun kehilangan
tenaga, atau agar pesawat dapat di rem untuk berhenti darurat (emergency
stop).
Landing cases adalah kondisi ketika runway yang ada memiliki panjang yang
cukup untuk berbagai teknik pendaratan, over-shoot, pendaratan yang jelek
dan semacamnya.