Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1. Pendahuluan
Weight (Berat)
Ada beberapa macam istilah berat akan diterangkan di belakang. Berat pesawat diperlukan
datanya, untuk merencanakan tebal pekerasannya dan kekuatan landas pacu, taxi way dan apron.
Ukuran(Size)
Lebar sayap dan panjang badan pesawat (Fuselag) mempengaruhi dimensi parkir area pesawat
dan apron, selanjutnya mempengaruhi konfigurasi terminal, lebar landas pacu, Taxiway, jarak
antara keduanya sangat ditentukan oleh ukuran pesawat.
Kapasitas:
Kapasitas penumpang mempunyai arti yang sangat penting bagi perencanaan terminal Building
dan sarana lainya.
Turbo jet:
Gerak pesawat bukan didapat oleh putaran baling-baling melainkan oleh daya dorong dari tenaga
semburan jet. Pesawat yang digerakan oleh Turbo Jet sangat boros bahan bakar. Untuk mengatasi
keborosan bahan bakar dibuat pesawat dengan tenaga Turbo Fan.
Turbo Fan:
Ditambakan kipas (Fan) di depan atau di belakang turbinya, sehingga dengan bahan bakar yang
sama dengan Turbo Jet, didapat tenaga penggerak yang lebih besar.
Turbo Fan pada dasarnya adalah mesin Turbo Jet, kepadanya ditambakan sudu-sudu,
biasanya ditempatkan dibagian depan dari Compressor, sudu-sudu ini dinamakan “Fan” sudu
baris tunggal dinanakan “Single-Stege” dua baris sudu disebut “Multi Stege”.
Pesawat-pesawat mesin turbin yang dilengkapi dengan air ketika akan lepas landas
,disebut “Mesin Basah”, untuk mesin turbin tanpa air disebut mesin kering.
Pembasahan dengan air pada pesawat turbin dimaksudkan agar mesin bisa bekerja pada
temperature yang lebih tinggi sehinga menambah daya dorong.
Daya dorong (Thrutst) yang dipakai pada saat pesawat tengah berlayar dengan kecepatan
tetap (Cruising) adalah 1/5-1/4 tenaga yang dipakai waktu lepas landas.
Pemakaian bahan bakar oleh mesin pesawat dinyatakan dalam satuan berat (Lbs, Kg) per
jam per kg daya dorong,hal ini untuk menghindari kekacauan pengertian akibat kembang susut
volume bahan bakar oleh perubahan temperatur, satu gallon beratnya = (6,8 lbs) = 3,08 kg = 3 kg.
Sumber utama dari bisingnya pesawat jet adalah dari mesin jet primair. Ditimbulkan
terutama oleh bergeraknya mesin pesawat seperti fan, kompresor dan sudu-sudu turbin.
Kebisingan primair jet dibangkitkan oleh pencampuran dari gas buang yang berkecepatan
tinggi dari mesin bersama udara diam yang ada disekelilingnya, Fan Exhaust juga menimbulkan
bising, tetap kebisingan yang berarti, pada saat lepas landas, pada saat itu kebisingan primair jet
kalah oleh kebisingan Fan Exhaust.
Ini menandakan bahwa kecepatan Fan Exhaust lebih rendah daripada kecepatan primair
jet.
Dari sini bias dilihat bahwa berat pesawat terdiri dari Operating Weight Empty dan 3 komponen:
- Pay load
- Bahan bakar perjalanan
- Bahan bakar cadangan
5. Pay load dan Range (jarak tempuh)
Jarak yang biasa ditempuh pesawat biasa disebut jarak tempuh (range). Banyak faktor
yang mempengaruhi jarak tempuh pesawat. Yang paling penting adalah Pay load.
Pada dasarnya pay load bertambah, jarak tempuhnya berkurang atau sebaliknya pay load
berkurang, jarak tempuh bertambah.
7. Pusaran Angin
Pada saat sayap mengangkat pesawat, timbul pusaran angin diujung-ujung pesawat.
Pusaran angin terbentuk oleh 2 silinder masa udara yang berputar berlawanan sepanjang sayap,
meluas dan memanjang dibelakang pesawat sepanjang garis terbang.
Kecepatan silinder angin yang terbentuk dibelakang pesawat akan membahayakan
pesawat yang terbang dibelakng pesawat lain, terutama bahaya terdapat pesawat kecil yang
mengikuti jalur terbang pesawat-pesawat besar. Pusaran angin yan terbentuk oleh pesawat
disebut “Wake Turbulunce”.
Untuk mengatasi pusaran angin FAA (Federal Aviation Agency) membagi pesawat
menjadi 2 :
Pesawat Ringan
Pesawat Berat
Pesawat ringan adalah pesawat-pesawat yang mempunyai maximum take off weight lebih
kecil dari 300.000 lbs (150 ton) selebihnya adalah pesawat-pesawat berat
Peraturan pesawat bermesin turbin (FAR) Part 25 dan 121 dengan tiga keadaan yang
ditinjau, ada pada gambar 1-6B.
Kasus pendaratan :
Gambar (1-6B)a paling mudah untuk diterangkan jarak pendaratan (Landing Distance),
diperlukan pesawat yang datang ke lapangan terbang, harus cukup panjang sehingga pesawat
dapat mendarat dan berhenti pada 60% dari panjang landasan, dengan anggapan bahwa pilot
membuat pendekatan – (Approach) pada kecepatan semestinya dan melintasi Threshold – pada
ketinggia 50 feet, landing distance harus memiliki perkerasaan penuh. Landing distance untuk
pesawat bermesin piston diperhitungkan sama dengan pesawat bermesin turbin.
Gambar 1-8 termasuk konsep untuk pesawat bermesin turbin yaitu dengan adanya stop
way atau Clearway tetapi konsep balanced field lenght juga tampak disitu, beberapa alternative
bisa dikemungkinkan :
1). Dipilih V1 sama dengan konsep Balanced Field Lenght, panjang Clearway dan Stopway
menjadi sama, berarti landas pacu yang diperkeras ( ditunjukkan Lu-1) dapat diperpendek
sepanjang Clearway tetapi Stopway masih tetap harus dibangun.
2). Dipilih V1 sedemikian hingga dapat imbangi antara accelerate stop distance dengan take off
run. Dalam pilihan ini panjang landas pacu adalah Lu-2 lebih pendek dari LB tanpa dibuthkan
stopway dengan pilihan ini landasan pacu diperpendek.
3). Dipilih kecepatan V1 yang agak tinggi dengan tujuan mengurangi panjang take off distance,
tetapi accelerate stop distance akan bertambah juga. Dalam pilihan ini panjang landas pacu Lu-3
tetapi harus diingat Accelerate Stop Distance bertambah panjang.
h
Fe=1+ 0,07 Metric
300
h
Fe=1+ 0,07 Imprimeal
1000
h = Aerodrome Elevasi
Landasan yang diperlukan lebih pendek bila bertiup angin haluan (Head Wind) sebaliknya
bila bertiup angin buritan (Tail Wind) landasan yang diperlukan lebih panjang.
Angin buritan maximum yang diizinkan bertiup dengan kekuatan 10 knots. Dibawah ini
diberikan perkiraan pengaruh angin terhadap landasan :
+5 -3
+10 -5
-5 +7
e. Kondisi Permukaan Landas Pacu
Di permukaan landas pacu yang terdapat genangan tipis air (Standing Water) sangat
dihindari karena membahayakano perasi pesawat. Standing Water menghasilkan permukaan yang
sangat licin bagi roda pesawat membuat daya pengreman sangat jelek.
Lapisan tipis air ketika diinjak roda pesawat harus dipindahkan sebelum roda menyentuh
lapisan keras, ini menunda, memperlambat, dan mengurangi traksi terutama saat lepas landas.
Roda yang berputar di atas lapisan tipis air disebut “HYDRO PLANNING” , koefisien
gesek sangat jelek pada kejadian ini. Ketika roda pesawat menagalami Hydro Plane, koefisien
gesek akan berkurang, kemampuan kemudi menjadi hilang.
Hydro Planning ternyata fungsi tekanan angin roda pesawat, kondisi kembangan ban dan
bentuk kembangan landasan (Grooves).
1. Pneumatic Tire Hydro Planning and Some Effect on Vehicle Performance – Society of
Automative Engineers, paper No 97 UCNASA.
2. Air Craft Hydro Planning or agua planning on qwet runway FAA Advisory Circular AC
91 – 24
f. Menghitung ARLF
Data yang diperluakan untuk menghitung ARLF adalah :
- Panjang landas pacu
- Elevasi diatas muka laut
- Temperatur dilapangan terbang
- Kemiringan landas pacu
b. Gambar 1 – 7b
V1
Perbandingan kecepatan kegagalan mesin (kecepatan putusan dibagi keceptan
VR
rotasi) untuk mendapatkan balanced field lenght
c. Gambar 1 – 7c
Panjang landas pacu yangb dibutuhkan (Take Off Run Required), diberikan grafik untuk
menghitung kebutuhan panjang landas pacu hubungannya dengan berbagai temperatur,
ketinggian dari muka laut, berat pesawat V1, VR, komponen angin dan kemiringan
landasan.
d. Gambar 1 – 7d
Accelerate stop distance yang dibutuhkan = jarak bahaya/ Emergency Distance yang
dibutuhkan.
e. Gambar 1 – 7e
Take off distance yang diperlukan ada dua, yaitu :
- Semua mesin normal – gb – 1-7e
- Mesin mengalami kegagalan – gb – 1-7f
-
f. Gambar 1 – 7f
Dari gambar bisa dibaca take off distance yang diperlukan dengan satu mesin mati, ikuti
garis putus- putus maka didapat harganya = 8.100 feet = 2.470 m.
g. Gambar 1 – 7g
Landing distance yang dibutuhkan
Gambar ini menerangkan graik kemampuan pesawat hubungannya dengan maksimum
Structural landing weight
Agar lebih memperjelas perhitungan panjang landas pacu untuk berbagai tipe pesawat
FAA membagi pesawat- pesawat menjadi 5 kelompok. Begitu pula grafik kemampuan
pesawat dibagi dalam 5 kelompok yaitu :
(1). Pesawat besar bermesin piston
(2). Pesawat besar bermesin Turbo Prop
(3). Pesawat besar bermesin Turbo Jet
(4). Pesawat besar bermesin Turbo Fan
(5). Pesawat- Pesawat kecil dengan maksimum take off weight 12.500 lbs = 5.670 kg
4). Interpolasi
Dalam menghitung panjang landasan perlu diadakan interpolasi, sebab setiap sudut flap
diberikan tabel tersendiri.
Perlu penjelasan khusus untuk kecepatan pesawat sebab ada perbedaan yang
mendalam pada pengertian kecepatan di darat dan kecepatan di udara.
Maka bila sedang mengadakan penerbangan pada kecepatan darat 500 konts di
udara yang bertiup berlawanan arah dengan kecepatan 100 konts, kecepatan di udara
sesungguhnya (true air Speed) adalah 600 konts.
Sebaliknya udara bertiup dari belakang dengan kecepatan 100 dan pesawat berjalan
dengan kecepatan 500 konts, true air speed adalah 400 konts
Dari keterangan di atas disimpulkan Air Speed adalah kecepatan yang dijumpai pada
sayap pesawat
Ada dua air speed:
- True air speed (T.A.S)
- Indicated air Speed (I.A.S)
b. Mach Kecepatan Suara
Pesawat-pesawat dari Transport Jet, pesawat-pesawat militer dengan kecepatan
sangat tinggi, untuk mengukur kecepatanya bukan lagi dengan knots, km per jam
melainkan MACH, dengan kecepatan suara. MACH 1 adalah kecepatan suara MACH 3
berarti 3 kali kecepatan suara.
Pesawat yang akan mendarat akan melakukan approach ke arahb sumbu landasan,
HEADING-nya (arah hidung pesawat) sangat tergantung pada kekuatan tiupan angin
melintas garis arah pesawat (Cross Wind)
TRACK adalah arah garis penerbangan untuk approach ke landasan yang juga
merupakan perpanjangan sumbu landasan, untuk keselamatan penerbangan sebuah
pesawat yang terbang akan mendarat harus terbang mengikuti track.