Anda di halaman 1dari 28

KONFIGURASI LAPANGAN

TERBANG
By:
Ir. Elsa Eka Putri, MSc(Eng.)
Ph.D

KONFIGURASI LAPANGAN TERBANG


Adalah jumlah dan arah (orientasi) dari landasan
serta penempatan bangunan terminal termasuk
lapangan parkirnya yang terkait dengan landasan
itu
Jumlah landasan tergantung pada
Volume lalu lintas

Orientasi landasan tergantung pada


Arah angin dominan yang bertiup
Bisa juga luas tanah yang tersedia untuk pengembangannya

- Orientasi yang paling penting dalam perencanaan


bandar udara adalah Landasan pacu (Runway,
landasan hubung (Taxiway) dan tempat parkir
( Apron ).

Konfigurasi landas pacu (Runway)


Konfigurasi Dasar
a. Landasan Tunggal
Kapasitas
-. Kondisi Visual Flight Rule (VFR) 45100 gerakan tiapjam
-. Kondisi Instrument Flight Rule (IFR)
45-50 gerakan tergantung kepada
komposisi pesawat campuran dan
tersedianya alat bantu navigasi

b. Landasan Paralel
Penjarakkan landasan dibagi 3
1. Berdekatan (Close)
-. Jarak sumbu ke sumbu 700 ft = 213 m (untuk
lapangan terbang pesawat transport). Minimum
sampai 3500 ft = 1067 m
2. Menengah (intermediate)
-. Jarak sumbu ke sumbu 3500 ft = 1067 m sampai
5000 ft = 1524 m
3. Jauh (far)
-. Jarak sumbu ke sumbu 4300 ft = 1310 m atau
lebih

c. Landasan Dua Jalur


- Kondisi VFR : dapat melayani 70% lalu lintas
lebih banyak dari pada landasan tunggal
- Kondisi IFR : dapat melayani 30% lebih banyak
dari pada landasan tunggal
- Keuntungan utama adalah bisa meningkatkan
kapasitas dalam kondisi IFR tanpa menambah
luas tanah
d. Landas Berpotongan
- Diperlukan jika angin yang bertiup keras lebih
dari satu arah
e. Landasan Terbuka V
- Landasan dengan arah Divergen, tetapi tidak
saling berpotongan

2. Taxiway
- Fungsi Utama: Sebagai jalan keluar masuk
pesawat dari landas pacu ke bangunan
terminal dan sebaliknya atau dari
landasan pacu ke hanggar pemeliharaan
- Pelabuhan Udara yang sibuk harus dibuat
paralel taxiway terhadap landasan untuk
taxi satu arah
- Rutenya dipilih jarak yang terpendek
- Pembuatan taxiway harus bisa dipakai
oleh pesawat secepatnya keluar landasan
(Exit Taxiway/ Turn Off)

Tabel Wheel
Clearance

Lebar Taxiway

- Kemiringan dan jarak pandang


pesawat
- Exit taxiway, fungsinya yaitu menekan
sekecil mungkin waktu penggunaan
landasan oleh pesawat mendarat.
- High Speed Exit Taxiway, exit taxiway
yang mempunyai sudut 30 disebut
high speed exit taxiway.

Lokasi Exit Taxiway tergantung dari :


Campuran jenis pesawat
Kecepatan saat mendarat
Kecepatan saat keluar runway
Deselerasi pesawat
Jumlah exit
Lokasi runway terhadap terminal

Untuk menentukan jarak dari threshold


ke exit taxiway perlu memperhatikan :
- Kecepatan waktu menyentuh landasan
(touchdown)
- Kecepatan awal waktu sampai titik
perpotongan garis singgung antara
landasan dan taxiway
- Jarak dari threshold sampai ke touchdown
- Jarak dari touchdown ke titik perpotongan
garis singgung antara landasan dan
taxiway

Holding Bay
Ukuran holding bay tergantung pada:
- Jumlah dan posisi pesawat yang akan
dilayani
- Tipe pesawat yang akan dilayani
- Cara pesawat masuk dan meninggalkan
holding bay
Lokasi holding bay harus ada pada daerah
kritis yaitu sekitar instalasi instrument landing
system (ILS) agar terhindar gangguan pada
peralatan bantu pendaratan

Penggunaan Holding Bay dan


keuntungannya
1. Tidak menyebabkan tertundanya
pesawat lain yang ada
dibelakangnya
2. Pemeriksaan Altimeter (alat
pengukur tinggi) sebelum terbang,
memprogram alat bantu Navigasi
Udara, apabila tidak bisa
dilaksanakan di Apron
3. Pemanasan mesin sesaat sebelum
lepas landas

Holding Apron
- Apron untuk holding atau juga
disebut Run-Up atau juga Warm-Up
(pemanasan)diperlukan pada lokasi
yang sangat dekat ujung landasan
- Untuk melayani dua sampai empat
pesawat dan memungkinkan
pesawat lain untuk menyusul
pesawat yang gagal take off

Apron
Merupakan suatu area pada
aerodrome untuk pemberhentian
pesawat.

Yang perlu diperhatikan dalam perencanaan


apron yaitu:
1. Konfigurasi bangunan terminal.
2. Ramalan kebutuhan parkir.
3. Dimensi pesawat, berat, dan jari-jari belok.
4. Konfigurasi parkir pesawat.
5. Wing tip clearance.
6. Efek jet blast.
7. Instalasi hidran BBM dll.
8. Kebutuhan jalan apron.
9. Kemiringan apron.
10. Marking Apron.

Data-data yang diperlukan dalam


perencanaan apron:
1. Panjang pesawat rencana
2. Lebar pesawat
3. Clearance
4. Safety factor
5. Area Kosong

- Luas Gate = D x L
D: clearance + wingspan
L: SF x panjang pesawat
- Luas Apron
= (jumlah gate x luas gate) + area
kosong.

- Terminal merupakan wilayah


pertemuan antara lalu lintas udara
dan bagian-bagian lain dari airport.
- Terminal meliputi fasilitas.
1.
2.
3.
4.

Passenger Handling
Cargo Handling
Maintenance
Airport Administration

- Ukuran gate tergantung pada ukuran


pesawat dan jenis parkir pesawat

- Imaginary Surfaces, digunakan untuk


menentukan apakah suatu objek dapat
dianggap sebagai penghalang (obstacle)
terhadap navigasi udara.
- Metode approach saat pesawat landing
dibedakan atas:
1. VFR
2. IFR

- IFR dibedakan menjadi 2, yaitu:


1. Non Precision Instrument
2. Precision Instrument

Berikut merupakan jenis-jenis


permukaan imaginer:
1.
2.
3.
4.
5.

Primary Surface
Horizontal Surface
Conical Surface
Approach Surface
Transitional Surface

Obstacle limitation menurut ICAO yaitu:


Outher Horizontal Surface
Conical Surface
Inner Horizontal Surface
Approach Surface
Inner Approach Surface
Transisional Surface
Inner Transisional Surface
Balked Landing Surface
Take-off Climb

5. Analisa Angin
- Landasan pada sebuah lapangan terbang
arahnya harus sedemikian sehingga searah
dengan prevailing Wind (arah angin dominan)
- Persyaratan FAA untuk Cross Wind untuk semua
lapangan terbang kecuali utility, landasan harus
mengarah sehingga pesawat dapat mendarat
pada 95% dari waktu dengan komponen Cross
Wind tidak melebihi 13 knots (15 mph)
- Untuk lapangan terbang utility, komponen Cross
Wind diperkecil menjadi 10 knots (11,5 mph)

6. Aeronautical Information
Publication
Data-data aerodrome serta fasilitasfasilitas yang dipunyai harus
dilaporkan kepada bagian
Aeronautical Information service
selanjutnya dibukukan dalam sebuah
AIP dipakai oleh Operator pesawat,
dan perusahaan-perusahaan
penerbangan sebagai reference

7. Aerodrome Reference Point (ARP)


Adalah titik pedoman yang digunakan sebagai
penentuan lokasi geografis lapangan terbang
Titik awal dari Obstacle Limitation Surface
bagi keselamatan penerbangan
Elevasi Landasan dan Aerodrome
- Diambil titik yang tertinggi dari area
pendaratan
- Bila lapangan terbang international, informasi
harus lebih lengkap

Aerodrome Reference Temperature


- Temperatur rata-rata bulanan dari
suhu maksimum harian untuk bulanbulan terpanas setiap tahunnya
(yaitu bulan dengan rata-rata
bulanan terpanas)
- Temperatur yang dilaporkan dirataratakan untuk sepanjang tahun

Ukuran lapangan terbang dan


fasilitas lainnya
Arah sebenarnya landasan (true
bearing), nomor landasan, lebar,
panjang, lokasi threshold, kemiringan
dan jenis permukaan
Strip, taxiway, Stopway, Apron
mengenai panjang lebar dan jenis
permukaannya
Halangan-halangan yang kira-kira
akan mengganggu penerbangan
disekeliling lapangan terbang

Declared Distances
Take Off Run Available (TORA)
Panjang dari landas pacu yang disediakan

Take Off Distance Available


Panjang Take Off Run Available (TORA) + Clear Way
(CW) bila ada

Accelerate Stop Distance Available (ASDA)


Panjang Take Off Run Available (TORA) + Stop Way
(SW) bila ada

Landing Distance Available (LDA)


Panjang landasan yang berperkerasan. Tetapi ada
landasan yang mempunyai Displaced Threshold,
LDA diukur dari pergeseran Threshold sanpai ujung
landasan yang lain

Anda mungkin juga menyukai