Anda di halaman 1dari 11

Geologi Rekayasa

Prasarana Transportasi yang Menghubungkan SumateraJawa (Aspek Geologi) dan Perbandingannya dengan JawaMadura

Anggota Kelompok :
Vicky Anggia Ferdina

(1310921025)

Restania Anissa Pelawi (1310921076)


Revyne Lova Ceolicca

(1310922045)

Ahadiah Ibni Omari (1310922055)

Prasarana Transportasi Penghubung


Pulau Sumatra-Jawa

Prasarana Transportasi
Penghubung
Pulau Sumatra-Jawa
Prof. Wiratman Wangsadinata dan juga DR. Jodi Firmansyah yang telah berihtiar
menanggapi mimpi pembangun jembatan yang menghubungkanJawa danSumatera
melintasi
selat
Sunda
dengan
mengajukan
usulan-usulan
jembatan
untuk
dipertimbangkan dan dikaji.
Menurut DR. Jodi Firmansyah, bahwa masalah dalam pembangunan tersebut adalah
pelaksanaan pilar jembatan pada laut dalam, dan hal tersebut teknologinya sudah ada.
Sisi lain beliau menekankan bahwa sebaiknya pelaksanaan jembatan selat Sunda
memakai teknologi yang sudah dikuasai oleh bangsa ini, khususnya yang berkaitan
dengan bentang jembatan yang memang beliau sudah sering kerjakan.

Prasarana Transportasi
Penghubung
Pulau Sumatra-Jawa
Tapi apa benar Indonesia sudah menguasai teknologi yang dimaksud, karena jelas lokasi
dan kondisi jembatan yang akan dibangun di atas selat Sunda adalah istimewa dari
sisiengineering. Tidak hanya dari segi bentang atau panjang jembatan yang akan
dibangun, tetapi dalam hal ini beberapa aspek utama yang perlu diperhatikan :
merupakan wilayah gempa yang cukupngegirisidi Indonesia
angin yang kencang, pertemuan laut terbuka (samudera Hindia) dan laut tertutup (laut
Jawa)
arus laut yang kencang
karena merupakan tempat lalu lintas kapal maka tentu diperlukan ketinggian
jembatan yang cukup istimewa

Daerah sekitar Selat Sunda dari sudut geologi merupakan daerah yang labil. Salah
satu kunci untuk memahami proses deformasi kerak bumi yang terjadi dilokasi ini
adalah dengan cara mengamati dan mempelajari mekanisme sesar Sumatera,
khususnya pada segmen sesar Semangko. Adanya gunung Krakatau di Selat Sunda
juga erat hubungannya dengan sesar ini. Sesar Sumatera ini memanjang dari Aceh
sampai ke Selat Sunda.

Peta Gempa berdasarkan Magnitude Gempa (Jodi 2003)

Peta Gempa berdasarkan Kedalaman Gempa (Jodi 2003)

Prasarana Transportasi
Penghubung
Pulau Sumatra-Jawa
Berdasarkan data tersebut, gempa terbesar di daerah Selat Sunda yang pernah terjadi di sekitar lokasi
perencanaan jembatan tidak melebihi Mw = 7 dengan kedalaman menengah. Kecuali magnitude maka dapat
dilihat juga kedalaman sumber gempa yang terjadi. Seperti diketahui bahwa meskipun secara horizontal dekat
tetapi kalau sumber gempa jauh didasar bumi maka pengaruhnya relatif kecil.
Berkaitan dengan hal tersebut, Prof Wiratman mencoba mendekati dari sisi teknologi yang mempunyai
kemampuan untuk mengatasi gempa dan angin, yang merupakan dua faktor paling dominan yang perlu
mendapat perhatian dari yang lain-lain.
Mengenai letusan gunung Anak Krakatau tidak disinggung terlalu detail, tetapi dalam makalah DR. Jodi
disebutkan bahwa hal tersebut bukan merupakan hal yang signifikan karena untuk mendapatkan letusan
dahyat, sepertiratusan tahun yang lalu, maka diperlukan periode ulang yang lama sekali (ratusan tahun
juga). Jadi pengaruhnya saat ini hanya pada gempa vulkanik saja, dan itu sudah dicover dalam penjelasan
prof. Wiratman.
Untuk mengatasi gempa maka strategi prof Wiratman cukup menarik, sepeti diketahui besarnya gaya gempa
pada suatu struktur dipengaruhi oleh dua hal yaitu massadankekakuanstruktur. Semakin kecil massa
bangunan dan semakin lentur suatu struktur maka gaya gempa yang diterima struktur tersebut akan semakin
kecil. Oleh karena itu, untuk mendapatkan kekakuan dan massa yang relatif kecil maka digunakansistem
jembatan gantung dari baja. Jembatan gantung diusahakan mempunyai bentang yang panjang,semakin
panjang maka kekakuan struktur semakin kecil.

Prasarana Transportasi Penghubung


Pulau Jawa-Madura (Jembatan
Suramadu)
Secara fisiografi daerah Surabaya-Madura dan sekitarnya termasuk bagian Timur
Perbukitan Kendeng, bagian Tengah Perbukitan Rembang-Madura, Pedataran Aluvium
Jawa sebelah Utara, Pedataran Tengah Jawa Timur dan bagian Timur lekuk Randublatung.
Menurut Sukardi, 1992, struktur geologi di Lajur Rembang-Madura memperlihatkan
tektonik yang lebih kuat daripada di Lajur Kendeng. Lipatan di Lajur Rembang-Madura
mempunyai kemiringan lapisan antara 50 dan 20 sedangkan di Lajur Kendeng hanya
berkisar antara 10 dan 30. Sesar-sesarnya juga memperlihatkan bahwa Lajur RembangMadura lebih rapat dibandingkan dengan yang di Lajur Kendeng. Sesar di Lajur Rembang
umumnya berupa sesar turun.
Efek dominan sumber gempa diakibatkan oleh zona subduksi Jawa-Sumatra di bagian
selatan Jawa dan Flores back arc thrust source zones di bagian timur jawa dekat
cekungan Bali.

Prasarana Transportasi Penghubung


Pulau Jawa-Madura (Jembatan
Suramadu)
Zona subduksi Jawa terbentang dari Selat Sunda hingga Cekungan Bali,
dimana lempeng samudra menunjam masuk ke bawah lempeng benua
dengan kecepatan relatif sekitar 77mm/tahun.
Selain gempa-gempa yang terjadi akibat terjadinya pergerakan lempeng, SurabayaMadura juga dipengaruhi oleh gempa yang terjadi pada zona-zona patahan yang
berada disekitarnya, seperti patahan Lasem di perbatasan Jawa Timur dan Jawa
Tengah pada daerah pegunungan Kendeng. Gempa-gempa yang terjadi akibat
patahan pada dan diluar patahan tersebut diatas, tidak diperhitungkan karena
kontribusinya tidak turut mempengaruhi perhitungan kegempaan daerah Surabaya.
Jumlah dan besarnya Magnituda gempa di zona subduksi ini dipengaruhi oleh umur,
komposisi dan kecepatan pergeseran lempeng.

Prasarana Transportasi Penghubung


Pulau Jawa-Madura (Jembatan
Suramadu)
Konstruksi jembatan Suramadu dibuat dengan mempertimbangkan aspek geologi
yang cukup kompleks di daerah tersebut. Konstruksi jembatan Suramadu terdiri dari
36 bentang untuk sisi Surabaya dan 45 bentang sisi Madura dengan panjang
masing-masing 40 meter. Konstruksi bangunan diatas menggunakan PCI Girder.
Sedangkan untuk bagian bawah menggunakan pondasi pipa baja berdiameter 60 cm
dengan panjang rata-rata 25 meter untuk sisi surabaya dan 27 meter untuk sisi
Madura.
Jenis litologi dari masing-masing tempat pondasi mempengaruhi konstruksi dari
jembatan. Sisi bagian pondasi Madura lebih dikuatkan konstruksinya dibandingkan
dengan pondasi sisi Surabaya. Sisi Madura tersusun atas litologi batugamping yang
mudah mengalamisubsidencesehingga dengan kondisi tersebut, pondasi sisi
Madura menjadi perhatian lebih dengan potensifailureyang lebih besar. Pada sisi
Surabaya menggunakan jumlah bentang yang lebih sedikit karena pondasi yang
berada di sisi Surabaya menumpu diatas litologi berupa aluvial yang relatif stabil.

Prasarana Transportasi Penghubung


Pulau Jawa-Madura (Jembatan
Suramadu)
Kondisi tektonik dan struktur geologi juga menjadi hal yang sangat dipertimbangkan
dalam pembangunan jembatan Suramadu ini. Pondasi pada sisi Madura lebih dikuatkan
karena terdapat struktur geologi yang sangat kompleks sehingga penentuan jumlah
bentang yang berada pada sisi Madura berjumlah yang lebih banyak daripada sisi
Surabaya. Madura merupakan pulau yang berbentuk akibat adanya uplifting terus
menerus. Selat Madura merupakan hasil isostasi dari pengangkatan yang terus menerus
akibatnya selat ini pun semakin mendalam.
Dari segi resiko kegempaan, daerah jembatan Suramadu termasuk dalam daerah yang
cukup aman karena berada pada sisi back arc pulau Jawa yang relatif lebih tenang.
Namun yang menjadi perhatian adalah efek dominan sumber gempa yang dapat berasal
dari beberapa sumber yaitu zona subduksi : Jawa-Sumatra di bagian selatan Jawa dan
Flores back arc thrust source zones di bagian timur jawa dekat cekungan Bali dan
patahan Lasem. Patahan Lasem ini cukup aktif dan berbahaya jika tidak diperhitungkan
dalam pembangunan jembatan Suramadu.

Prasarana Transportasi Penghubung


Pulau Jawa-Madura (Jembatan
Suramadu)
Pada bagian tengah jembatan, dibuat dengancable stay bridge.Hal tersebut dibuat
karena jembatan tersebut memotong laut yang cukup dalam sehingga pembangunan di
dalam air susah untuk dilakukan. Konstruksi pondasi bagian tengah yang demikian
sangat efektif karena pembuatannya lebih mudah. Disisi lain konstruksi yang demikian
dibuat dikarenakan basement dari jembatan tersebut memiliki kompleksitas struktur
geologi yang dikhawatirkan dapat menyebabkanfailurepada jembatan sehingga harus
dibuat simpel dan sederhana dan bertumpu pada bagian yang relatif rigid pada daerah
yang kompleks struktur geologi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai