Anda di halaman 1dari 9

Jurusan Teknik Sipil Laporan

Universitas Jenderal Achmad Yani Perancangan Bangunan Gedung

BAB IV Analisis Struktur

4.1 Pengecekan Struktur


Pengecekan struktur yang dilakukan dalam perencanaan gedung ini meliputi
beberapa tahap, adalah sebagai berikut :
1. Analisa modal yang bertujuan untuk mendapatkan nilai perioda getar
alami struktur.
2. Evaluasi beban gempa yang dilakukan untuk membandingkan nilai gaya
geser hasil analisa statik ekivalen dengan analisa respon spectrum
3. Evaluasi kerja struktur yaitu dilakukan untuk mengeluarkan angka
simpangan.

4.2 Analisis Modal


Langkah awal dalam analisa modal yaitu mencari nilai Tamin agar
mendapatkan nilai Tamax. Rumus mencari nilai Tamin adalah sebagai berikut :
𝑇𝑎𝑚𝑖𝑛 = 𝐶𝑡 𝑥 ℎ𝑛𝑥

Dimana :

Tamin : Perioda minimum struktur (detik)

Ct : Koefisien batas perioda minimum, dilihat pada tabel 4.1

hn : Tinggi bangunan yang direncanakan

Tabel 4.1 Nilai parameter perioda pendekatan Ct dan x


Tipe struktur Ct x
Sistem rangka pemikul momen di mana rangka
memikul 100 persen gaya gempa yang disyaratkan
dan tidak dilingkupi atau dihubungkan dengan
komponen yang lebih kaku dan akan mencegah
rangka dari defleksi jika dikenai gaya gempa:
Rangka baja pemikul momen 0,0724a 0,8
Rangka beton pemikul momen 0,0466a 0,9
Rangka baja dengan bresing eksentris 0,0731a 0,75
Rangka baja dengan bresing terkekang terhadap 0,0731a 0,75
tekuk

ARIFIN SUPARYADI (2411151002) IV-1


DWI PUTRI RAHMAWATI (2411151014)
Jurusan Teknik Sipil Laporan
Universitas Jenderal Achmad Yani Perancangan Bangunan Gedung

Semua sistem struktur lainnya 0,0488a 0,75

Dari tabel 4.1 dapat ditentukan nilai Ct = 0.0466 dan nilai x = 0.9. Dimana
hn 22,33 m. Maka diapat nilai Tamin dengan menggunakan rumus dibawah ini
adalah sebagai berikut :

𝑇𝑎𝑚𝑖𝑛 = 𝐶𝑡 𝑥 ℎ𝑛𝑥
= 0,0466 𝑥 22,330,9
= 0,763 dt
Setelah mendapatkan nilai Tamin, langkah selanjutnya adalah mencari
nilai Tamax, dengan rumus sebagai berikut :
𝑇𝑎𝑚𝑎𝑥 = 𝐶𝑢 𝑥 𝑇𝑎𝑚𝑖𝑛
Nilai Cu di ambil dari tabel koefisien untuk batas pada perioda yang
dihitung. Dapat dilihat seperti pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Koefisien untuk Batas Atas pada Perioda yang Dihitung

Parameter percepatan respons spektral desain


Koefisien Cu
pada 1 detik, SD1

≥ 0,4 1,4
0,3 1,4
0,2 1,5
0,15 1,6
≤ 0,1 1,7

Dari hasil perhitungan sebelumnya didapatkan SD1 sebesar = 0.64, maka


nilai Cu yang diambil adalah 1,4.

𝑇𝑎𝑚𝑎𝑥 = 𝐶𝑢 𝑥 𝑇𝑎𝑚𝑖𝑛
= 1,4 x 0,736
= 1,068 dt

ARIFIN SUPARYADI (2411151002) IV-2


DWI PUTRI RAHMAWATI (2411151014)
Jurusan Teknik Sipil Laporan
Universitas Jenderal Achmad Yani Perancangan Bangunan Gedung

4.2.1 Analisis Periode


Hasil run etabs untuk nilai periode Uncrack dapat dillihat pada tabel 4.4 dan
Crack dapat dilihat pada tabel 4.3
Tabel 4.3 Untuk Penampang Crack
Period
Case Mode
sec
Modal 1 0,799
Modal 2 0,651
Modal 3 0,568
Modal 4 0,279
Modal 5 0,276
Modal 6 0,236
Modal 7 0,229
Modal 8 0,186
Modal 9 0,165
Modal 10 0,113
Modal 11 0,091
Modal 12 0,08

Tabel 4.4 Periode untuk Penampang Uncrack


Period
Case Mode
sec
Modal 1 0,559
Modal 2 0,472
Modal 3 0,417
Modal 4 0,233
Modal 5 0,231
Modal 6 0,2
Modal 7 0,168
Modal 8 0,14
Modal 9 0,125
Modal 10 0,086
Modal 11 0,071
Modal 12 0,063

Maka didapatkan perbandingan Periode seperti pada tabel 4.5

ARIFIN SUPARYADI (2411151002) IV-3


DWI PUTRI RAHMAWATI (2411151014)
Jurusan Teknik Sipil Laporan
Universitas Jenderal Achmad Yani Perancangan Bangunan Gedung

Tabel 4.5 Perbandingan Nilai Periode


ETABS
Ta min Ta max
Crack Uncrack
T-X 0,762848 1,067988 0,799 0,559
T-Y 0,762848 1,067988 0,651 0,472

Maka untuk Tx diambil 0,799 dan untuk Ty diambil 0,762

4.3 Analisis Beban Gempa Respon Spektrum


Analisis beban gempa respon spektrum terdiri atas gempa statik dan gempa
dinamik
4.3.1 Gaya Geser Gempa Statik
1. Geser dasar seismic
Berdasarkan SNI Gempa 03-1726-2012, pasal 7.8.1.1, persamaan-persamaan
yang digunakan untuk menentukan koefisien 𝐶𝑠 adalah:
a. CS Maksimum

𝑆𝐷𝑆
CS = 𝑅
( )
𝐼𝑒

Dimana:

𝑆𝐷𝑆 = parameter percepatan spektrum respons desain dalam


rentang periode pendek

𝑅 = faktor modifikasi respons

𝐼𝑒 = faktor keutamaan gempa

b. CS hasil hitungan
𝑆𝐷1
CS = 𝑅
𝑇( )
𝐼𝑒

Dimana:
𝑆𝐷1 = parameter percepatan spektrum respons desain pada
periode sebesar 1,0 detik,

ARIFIN SUPARYADI (2411151002) IV-4


DWI PUTRI RAHMAWATI (2411151014)
Jurusan Teknik Sipil Laporan
Universitas Jenderal Achmad Yani Perancangan Bangunan Gedung

𝑇 = periode fundamental struktur


𝑅 = faktor modifikasi respons
𝐼𝑒 = faktor keutamaan gempa
c. CS minimum

CS = 0,044 SDS Ie ≥ 0,01

Dimana:

𝑆𝐷𝑆 = parameter percepatan spektrum respons desain dalam


rentang periode pendek

Berdasarkan rumus di atas maka dapat ditentukan:

 CS maksimum
𝑆𝐷𝑆
CS maksimum = 𝑅
( )
𝐼𝑒

0,608
CS maksimum (X) = 8 = 0,1140
( )
1,5

0,608
CS maksimum (Y) = 8 = 0,1140
( )
1,5

 CS hitungan
𝑆𝐷1
CS hitungan = 𝑅
𝑇( )
𝐼𝑒

0,68
CS hitungan (X) = 8 = 0,1502
0,799( )
1,5

0,68
CS hitungan (Y) = 8 = 0,1573
0,7628( )
1,5

 CS minimum
CS minimum = 0,044 SDS Ie ≥ 0,01
CS minimum (X) = 0,044 x 0,608 x 1,5 = 0,0401 ≥ 0,01 OK
CS minimum (Y) = 0,044 x 0,608 x 1,5 = 0,0401 ≥ 0,01 OK

ARIFIN SUPARYADI (2411151002) IV-5


DWI PUTRI RAHMAWATI (2411151014)
Jurusan Teknik Sipil Laporan
Universitas Jenderal Achmad Yani Perancangan Bangunan Gedung

Karena nilai Cs minimum < Cs hitungan > Cs maksimum, maka


diambil nilai Cs maksimum dengan nilai 0,114
2. Penentuan nilai Wt
Besarnya nilai Wt diambil dari ETABS dengan ketentuan sebagai berikut:
 Beban mati (DL) = 100%
 Beban mati tambahan (SDL) = 100%
 Beban hidup (LL) = 24%
Berdasarkan hasil ETABS, didapat:
Tabel 4.6 Nilai Wt
Load
Fz (KN) Konstribusi Fz (KN)
Case
Dead 39864,9118 100% 39864,91
SDL 12898,2249 100% 12898,22
Live 7060,58 25% 1765,145
W 54528,28

3. Penentuan gaya lateral ekivalen


Berdasarakan nilai Cs dan Wt yang didapat, maka nilai gaya lateral
ekivalen adalah sebagai berikut.

Vstatik = CS Wt

 Vstatik (X) = 0,1140 x 54528,28 = 6216,224 kN

0,85 Vstatik = 0,85 x6216,224 = 5283,7905 kN

 Vstatik (Y) = 0,1140 x 54528,28 = 6216,224 kN

0,85 Vstatik = 0,85 x 6216,224 = 5283,7905 kN

4.3.2 Gaya Geser Gempa Dinamik


Berdasarkan dari hasil ETABS didapat gaya geser sebesar

ARIFIN SUPARYADI (2411151002) IV-6


DWI PUTRI RAHMAWATI (2411151014)
Jurusan Teknik Sipil Laporan
Universitas Jenderal Achmad Yani Perancangan Bangunan Gedung

Tabel 4.7 Gaya Geser


Tipe beban Fx Fy
eQX Max 13803,67 21,8009
eQY Max 11,4255 8351,034

Berdasarkan hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa gaya geser dinamik


belum terpenuhi (Vdinamik > 0,85 Vstatik).

4.4 Analisis Simpangan


Berdasarkan SNI 03-1726-2012, pasal 7.12.1 simpangan antar lantai
tingkat desain (∆) seperti yang ditentukan dalam SNI tidak boleh melebihi
simpangan antar lantai tingkat ijin (∆a )dimana ketentuan sebagai berikut :

Tabel 4.8 Simpangan Ijin Antar Lantai


Kategori risiko
Struktur
I atau II III IV
Struktur selain dari struktur dinding geser batu
bata, 4 tingkat atau kurang dengan dinding
interior, partisi, langit-langit dan sistem
dinding eksterior yang telah didesain untuk
mengakomodasi simpangan antar lantai 0,025 0,020 0,015
tingkat.

Struktur dinding geser kantilever batu batad 0,010 0,010 0,010


Struktur dinding geser batu bata lainnya 0,007 0,007 0,007
Semua struktur lainnya 0,020 0,015 0,010
Catatan :
hsx adalah tinggi tingkat dibawah x
c = tidak boleh ada batasan simpangan antar lantai untuk struktur satu tingkat dengan
dinding interior, partisi, langit langitdan sistem dinding eksterior yang telah didesain
untuk akomodasi simpangan antar laintai tingkat. Persyaratan pemisahan struktur tidak
diabaikan.
d = struktur dimana sistem struktur dasar terdiri dari dinding geser batu bata yang di
desain sebagai elemen vertical kantilever dari dasar atau pendukung fondasinya yang

ARIFIN SUPARYADI (2411151002) IV-7


DWI PUTRI RAHMAWATI (2411151014)
Jurusan Teknik Sipil Laporan
Universitas Jenderal Achmad Yani Perancangan Bangunan Gedung

dikontruksikan sedemikian agar penyaluran momen diantara dinding geser (kopel) dapat
diabaikan.
Sumber : Tabel 16, SNI 1726 2012

Berikut adalah hasil perhitungan story drift untuk arah x maupun arah y
:

Tabel 4.9 Simpangan Antar Lantai arah X


hsx ( tinggi
Lantai 𝜹𝒙𝒆 𝜹𝒙 ∆ ∆𝒊𝒋𝒊𝒏 keterangan
lantai)
6 3 0,0444 0,1628 0,0187 0,03 OK
5 3,083 0,0393 0,1441 0,012467 0,03083 OK
4 3,95 0,0359 0,131633 0,026767 0,0395 OK
3 3,8 0,0286 0,104867 0,034467 0,038 OK
2 3,8 0,0192 0,0704 0,037767 0,038 OK
1 4,7 0,0089 0,032633 0,032633 0,047 OK

Tabel 4.10 Simpangan Antar Lantai arah Y


hsx ( tinggi
Lantai 𝜹𝒙𝒆 𝜹𝒙 ∆ ∆𝒊𝒋𝒊𝒏 keterangan
lantai)
6 3 0,0222 0,0814 0,024567 0,03 OK
5 3,083 0,0155 0,056833 0,004767 0,03083 OK
4 3,95 0,0142 0,052067 0,010267 0,0395 OK
3 3,8 0,0114 0,0418 0,013567 0,038 OK
2 3,8 0,0077 0,028233 0,015033 0,038 OK
1 4,7 0,0036 0,0132 0,0132 0,047 OK

Contoh Perhitungan simpangan antarlantai (Story Drift) kinerja batas


ultimit pada lantai 6 arah X :

 Nilai 𝜹𝒙𝒆 di dapat dari ETABS yang dihitung pada lantai 6 yaitu 0,044
mm
 Nilai 𝜹𝒙𝒆 di dapat dari ETABS yang dihitung pada lantai 5 yaitu 0,039
mm
(δxe6)xCd
 𝜹𝒙 =
Ie

ARIFIN SUPARYADI (2411151002) IV-8


DWI PUTRI RAHMAWATI (2411151014)
Jurusan Teknik Sipil Laporan
Universitas Jenderal Achmad Yani Perancangan Bangunan Gedung

0,044 x 5,5
=
1,5
= 0,1628

Dimana :

𝐶𝑑 = didapat pada Tabel 2.15 Faktor R, Ωg dan Cs untuk sistem penahan


gaya gempa, yaitu 5,5

𝐼𝑒 = Didapat dari Tabel 2.5 Faktor Keutamaan Gempa, yaitu 1,5


 ∆ = 𝛿𝑥6 − 𝛿𝑥5

= 0,0187 m

 ∆𝑖𝑗𝑖𝑛 = 0,001 x hsx


= 0,001 𝑥 3
= 0,003 m
 Karena nilai ∆ < ∆𝑖𝑗𝑖𝑛 maka simpangan OK

ARIFIN SUPARYADI (2411151002) IV-9


DWI PUTRI RAHMAWATI (2411151014)

Anda mungkin juga menyukai