Anda di halaman 1dari 5

TUGAS STUDI KASUS

SIA-304 MANAJEMEN KONSTRUKSI

Disusun Oleh:
M KHAIDAR AL-BADAR 22-2018-267

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
TEKNIK SIPIL
2020/2021
Pemerintah Kabupaten Bandung memiliki lahan seluas 25 Ha yang terlerak di Soreang dan berada
di pinggir jalan tol Soreang Pasir Koja (Soroja). Lokasi lahan tersebut berdekatan dengan kawasan
industri, pemukiman dan perkantoran. Pemerintah Kabupaten bandung saat ini belum memiliki
bebrapa prasarana yang memadai untuk pelayanan kepada masyarakat, diantaranya: termila bus
dan angkutan, kawasan pengembangan usaha bagi masyarakat dan pusat penampungan komoditi
unggulan.
1. Menentukan prasarana yang cocok dibangun di lokasi berdasarkan tahapan proyek
Berdasarkan pilihan pelayanan masyarakat diatas saya menyatakan bahwa
prasarana pusat penampungan komoditi unggulan adalah pilihan yang tepat dikarenakan
lokasi tersebut berdekatan dengan pemukiman, kawasan industri dan perkantoran. Dengan
adanya pusat penampungan komoditi unggulan makan kebutuhan keseharian masyarakat
akan lebih mudah untuk didapatkan sehingga kesejahteraan masyarakat akan meningkat.
2. Tahapan-tahanpan proyek
a. Tahap Studi Kelayakan (Feasibility Study)
Pada tahap ini adalah untuk meyakinkan pemilik proyek bahwa proyek konstruksi yang
diusulkan layak untuk dilaksanakan.
Kegiatan yang dilaksanakan :
a. Menyusun rancangan proyek secara kasar dan membuat estimasi biaya
b. Meramalkan manfaat yang akan diperoleh
c. Menyusun analisis kelayakan proyek
d. Menganalisis dampak lingkungan yang akan terjadi
Pihak yang terlibat adalah konsultan studi kelayakan atau konsultan manajemen
konstruksi (MK)
b. Tahap Penjelasan (Briefing)
Pada tahap ini pemilik proyek menjelaskan fungsi proyek dan biaya yang diijinkan
sehingga konsultan perencana dapat dengan tepat menafsirkan keinginan pemilik.
Kegiatan yang dilaksanakan :
a. Menyusun rencana kerja dan menunjuk para perencana dan tenaga ahli
b. Mempertimbangkan kebutuhan pemakai, keadaan lokasi dan lapangan,
merencanakan rancangan, taksiran biaya, persyaratan mutu.
c. Menyiapkan ruang lingkup kerja, jadwal, serta rencana pelaksanaan
d. Membuat sketsa dengan skala tertentu sehingga dapat menggambarkan denah
dan batas-batas proyek.
Pihak yang terlibat adalah pemilik dan Konsultan Perencana.
c. Tahap Perancangan (Design)
Pada tahap ini adalah melakukan perancangan (design) yang lebih mendetail sesuai
dengan keinginan dari pemilik. Seperti membuat Gambar rencana, spesifikasi, rencana
anggaran biaya (RAB), metoda pelaksanaan, dan sebagainya.
Kegiatan yang dilaksanakan :
a. Mengembangkan ikthisiar proyek menjadi penyelesaian akhir
b. Memeriksa masalah teknis.
c. Meminta persetujuan akhir dari pemilik proyek
Mempersiapkan :
a. Rancangan terinci
b. Gambar kerja, spesifikasi dan jadwal
c. Daftar kuantitas
d. Taksiran biaya akhir
Pihak yang terlibat adalah konsultan perencana, konsultan MK, konsultan rekayasa
nilai.
d. Tahap Pengadaan/Pelelangan (Procurement/Tender)
Pada tahap ini bertujuan untuk mendapatkan kontraktor yang akan mengerjakan proyek
konstruksi tersebut, atau bahkan mencari sub kontraktornya
Kegiatan yang dilaksanakan :
a. Prakulaifikasi
b. Dokumen Kontrak
Pihak yang terlibat adalah pemilik, pelaksana jasa konstruksi (kontraktor), konsultan
MK.
e. Tahap Pelaksanaan (Construction)
Tujuan pada tahap ini adalah mewujudkan bangunan yang dibutuhkan oleh pemilik
proyek yang sudah dirancang oleh konsultan perencana dalam batasan biaya, waktu
yang sudah disepakati, serta dengan mutu yang telah disyaratkan.

Kegiatan yang dilaksanakan adalah merencanakan, mengkoordinasikan,


mengendalikan semua oprasional di lapangan :
Kegiatan perencanaan dan pengendalian adalah:
a. Perencanaan dan pengendalian
b. Jadwal waktu pelaksanaan
c. Organisasi lapangan
d. Tenaga kerja
e. Peralatan dan material
Kegiatan Koordinasi:
a. Mengkoordinasikan seruh kegiatan pembangunan
b. Mengkoordinasi para sub kontraktor
Pihak yang terlibat adalah Konsultan Pengawas dan atau Konsultan MK, kontraktor,
Sub Kontraktor, suplier dan instansi terkait.
f. Tahap Pemeliharaan dan Persiapan Penggunaan (Maintenance & Start Up)
Tujuan pada tahap ini adalah untuk menjamin agar bangunan yang telah sesuai dengan
dokumen kontrak dan semua fasilitas bekerja sebagaimana mestinya.
Kegiatan yang dilakukan adalah :
a. Mempersiapkan data-data pelaksanaan, baik berupa data-data selama
pelaksanaan maupun gambar pelaksanaan (as build drawing)
b. Meneliti bangunan secara cermat dan memperbaiki kerusakan- kerusakan
c. Mempersiapkan petunjuk oprasional/pelaksanaan serta pedoman pemeliharaan.
d. Melatih staff untuk melaksanakan pemeliharaan
Pihak yang terlibat adalah Konsultan Pengawas/ MK, pemakai, pemilik
3. Membandingkan tahapan-tahapan pada poin 2 di atas dengan tahapan yang termuat
di dalam Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 2020 tentang pelaksanaan UU No. 2
tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.

Tahapan yang termuat dalam PP No.22 tahun 2020 tentang pelaksanaan UU No.2 tahun
2017 (dirangkum) antara lain:
1. Pengkajian: Identifikasi kebutuhan, tujuan, sistem penyelenggaraan dan strategi
2. Perencanaan: Studi kelayakan dan ambal lalulintas
3. Perancangan: Perhitungan, desain, biaya, spek teknis, metode pelaksanaan, RKK dan
RMP
4. Pelaksanaan konstruksi: Pembangunan, pembongkaran dan pemeliharaan
5. Pengawasan: Pengawasan teknis dan adm kontrak
6. Manajemen Penyelenggaraan: Inisiasi, Penyelenggaraan, monitoring dan pengakhiran
dari semua aspek yakni biaya, waktu, mutu dan keselamatan

Perbedaan:
a. Pada poin ke 2 tidak ada pengawasan
b. Pada poin ke 2 tidak ada pengkajian terkait identifikasi kebutuhan, sistem
penyelenggaraan dan strategi.
c. Pada poin ke 3 tidak ada tahap penjelasan terkain menyusun rencana kerja,
mempertimbangkan kebutuhan pemakai, mempersiapkan ruang lingkup kerja,
pembuatan sketsa dengan skalanya.
d. Pada poin ke 3 tidak ada pelelangan.

Kesimpulan dan pendapat:


Dari kedua tahapan proyek tersebut terdapat beberapa perbedaan, perbedaan-perbedaan
tersebut sangat berpengaruh ketika membangun suatu proyek di suatu daerah. maka
menurut pendapat saya perlu ada penyesuaian yang sejalan dengan PP yang berlaku di
suatu daerah tersebut untuk mencapai tahapan proyek yang baik dan efisien.
4. Proses pengadaan proyek konstruksi tersebut sesuai Peraturan Presiden No. 16
tahun 2018

Anda mungkin juga menyukai