TINJAUAN PUSTAKA
(2.1)
= +
(2.2)
= + +
(2.3)
= +
(2.4)
dimana :
= berat air
= volume udara
2.1.2 Pemeriksaan Sifat-sifat Fisik Tanah
2.1.2.1 Kadar Air (Water Content)
Kadar air tanah (% ) adalah perbandingan antara berat air ( ) dengan
berat butiran ( ) . Besar dari nilai kadar air tanah dinyatakan dalam satuan
100
(2.5)
keadaan jenuh nilai derajat kejenuhannya = 1 (100%), dan untuk tanah kering
100
(2.6)
volume butiran ( ) dalam tanah tersebut yang dinyatakan dalam satuan desimal.
Angka Pori tanah () dapat dinyatakan dalam persamaan :
=
(2.7)
total tanah () dalam tanah tersebut yang dinyatakan dalam satuan persen maupun
dalam bentuk desimal. Porositas tanah () dapat dinyatakan dalam persamaan :
=
100
(2.8)
Hubungan antara angka pori dengan porositas dapat dilihat pada persamaan
berikut:
=
(2.9)
(2.10)
1
1+
termasuk air dan udara () dengan volume total tanah (). Berat Volume Tanah
( ) dinyatakan dalam persamaan berikut :
=
(2.11)
( ) dengan volume total tanah (). Berat Volume Tanah ( ) dapat dinyatakan
(2.12)
tanah ( ) dengan volume butiran tanah padat ( ). Berat Volume Butiran Padat
(2.13)
berat volume butiran tanah ( ) dengan berat volume air ( ) dengan isi yang
sama pada temperatur tertentu. Nilai suatu Berat jenis tanah tidak memiliki satuan
(tidak berdimensi). Berat jenis tanah ( ) dapat dinyatakan dalam persamaan :
(2.14)
Adapun batas-batas besaran Berat Jenis Tanah dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Berat Jenis Tanah (Hardiyatmo, 1992)
Macam Tanah
Berat Jenis
Kerikil
2,65 - 2,68
Pasir
2,65 - 2,68
2,62 - 2,68
Lempung organik
2,58 - 2,65
2,68 - 2,75
Humus
1,37
Gambut
1,25 - 1,80
Batas-batas nilai dari Derajat Kejenuhan tanah dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Derajat Kejenuhan dan Kondisi Tanah (Hardiyatmo, 1992)
Keadaan Tanah
Derajat Kejenuhan
Tanah kering
> 0 - 0,25
Tanah lembab
0,26 - 0,50
0,51 - 0,75
Tanah basah
0,76 - 0,99
Tanah jenuh
Batas cair adalah kadar air tanah pada batas antara keadaan cair
dan keadaan plastis.
(1948). Tanah yang sudah dicampur dengan air diletakkan pada mangkuk
Casagrande yang kemudian sampel tanah dibelah dengan membuat alur di
tengah-tengah menggunakan alat yang disebut Groving tool.Kemudian
mencapai 3,1 mm. Apabilaa tanah mulai retak atau pecah pada saat diameternya
mencapai 3,1 mm, maka kadar air tanah itu adalah batas plastis.
Indeks plastisitas adalah selisih antara batas cair dan batas plastis. Adapun
rumusan dalam menghitung besaran nilai indeks plastisitas adalah sesuai dengan
persamaan 2.14, seperti yang ditunjukkan pada rumusan dibawah ini:
PI = LL - PL
(2.15)
Sifat
Macam tanah
Kohesi
Non Plastis
Pasir
Non - Kohesif
<7
Plastisitas Rendah
Lanau
Kohesif Sebagian
7 - 17
Plastisitas Sedang
Lempung berlanau
Kohesif
> 17
Plastisitas Tinggi
Lempung
Kohesif
(1 2 )
2
(1 2 )
2
100 %
(2.16)
dengan :
1 = berat tanah basah dalam cawan percobaan (gr)
2 = berat tanah kering oven (gr)
berdasarkan
Unified
System
(Das,
1994),
tanah
dikelompokkan menjadi :
1. Tanah butir kasar (coarse-grained-soil)
pasir dimana kurang dari 50% berat total contoh tanah lolos ayakan
no.200. Simbol dari kelompok ini dimulai dengan huruf awal G
atau S. G adalah untuk kerikil (gravel) atau tanah berkerikil, dan S
adalah untuk pasir (sand) atau tanah berpasir.
2. Tanah berbutir halus (fine-grained-soil) yaitu tanah dimana lebih
GC,
SW,
SP,
SM
dan
SC.
Untuk
AASHTO
(American
Association
of
State
Highway
dengan
salah
satu
cara
mekanis
atau
suatu
proses
1+
(2.16)
penumbuk dengan berat 2,5 kg dengan tinggi jatuh 30,5 cm. Tanah dipadatkan
dalam 3 lapisan (standart proctor) dan 5 lapisan (modified proctor) dengan
pukulan sebanyak 25 kali pukulan.
Proses ini dilakukan sebanyak lima kali pada sampel tanah dengan kadar
air tanah yang terus dinaikkan pada setiap proses. Dengan menggambarkan
hubungan antara kepadatan kering maksimum dengan kadar air, akan dihasilkan
kurv seperti terlihat pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6 Hubungan Antara Kadar Air dan Berat Isi Kering Tanah
Gambar skematik dari prinsip pembebanan dalam percobaan ini dapat dilihat pada
Gambar 2.7.
Pembebanan pada sampel tanah berasal dari tekanan aksial satu arah
(1 ) yang diangsur-angsur bertambah sampai benda uji mengalami keruntuhan.
Hubungan konsistensi dengan kuat tekan bebas dapat dilihat pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4 Klasifikasi Tanah Berdasarkan Nilai Kuat Tekan Bebas (Das, 1994)
Tekanan aksial yang bekerja pada tanah dapat dituliskan kedalam persamaan
berikut :
=
dengan :
(2.17)
1+ 3
2
dengan :
1
2
(2.18)
kekuatan tanah tersebut diuji dengan cara tekanan tak tersekap. Jadi, sensitifitas
diperoleh (acquired sensitivity) dinyatakan dalam persamaan:
dengan :
(2.19)
St = kesensitifan
Ada beberapa jenis tanah lempung tertentu yang akibat kerusakan tersebut
dapat tiba-tiba berubah menjadi cair. Tanah-tanah seperti itu sebagian besar
dijumpai di daerah Amerika Utara dan daerah semenanjung Skandinavia yang
dulunya tertutup es. Tanah-tanah lempung seperti ini biasa dinamai sebagai quick
clays.
Karena beberapa jenis lempung mempunyai sifat sensitif terhadap
gangguan yang berbeda-beda, maka perlu diadakan pengelompokan yang
berhubungan dengan sifat sensitifnya. Klasifikasi secara umum dapat dilihat pada
Tabel 2.5.
Tabel 2.5 Klasifikasi Tanah Berdasarkan Sensitivity (Hardiyatmo, 1992)
Sifat
Nilai Sensitivity
<2
Insensitive
24
Moderately Sensitive
48
Sensitive
8 16
Very Sensitive
16 - 32
Slightly Quick
32 64
Medium Quick
> 64
Quick
Silika Tetrahedra yang terdiri dari satu atom silicon yang dikelilingi pada
sudutnya oleh empat buah atom Oksigen. Kombinasi dari unit-unit silica
tetrahedra tersebut membentuk lembaran silika (silica sheet).
Sedangkan Aluminium Oktahedra merupakan kombinasi dari satuan
yang terdiri dari satu atom Alumina yang dikelilingi oleh atom Hidroksil pada
keenam sisinya.Kombinasi dari unit-unit alimunium oktahedra membentuk
lembaran gibbsite (gibbsite sheet).
Pada sebuah lembaran silika, setiap atom silikon yang bermuatan positif
dan bervalensi empat daihubungkan dengan empat atom oksigen yang bermuatan
negatif dengan valensi total delapan. Tetapi setiap atom oksigen pada dasar
tetrahedral itu dihubungkan dengan dua atom silikon lainnya. Ini berarti bahwa
atom-atom oksigen disebelah atas dari unit-unit tetrahedra mempunyai kelebihan
valensi (negatif) sebesar satu dan harus diseimbangkan. Bila lembaran silika itu
ditumpuk di atas lembaran oktahedra, atom-atom oksigen tersebut akan
menggantikan posisi ion hidroksil pada oktahedra untuk memenuhi keseimbangan
muatan mereka.
(a)
( b)
(d)
(c)
(e)
a.
Kaolinite.
Merupakan bagian dasar dari struktur ini adalah lembaran tunggal silika
tetrahedral yang digabung dengan satu lembaran alumina oktahedran (gibbsite)
membentuk satu unit dasar dengan tebal kira-kira 7,2 (1 =10-10 m) seperti
yang terlihat pada Gambar 2.9. hubungan antar unit dasar ditentukan oleh ikatan
hidrogen dan gaya bervalensi sekunder. Mineral kaolinite berwujud seperti
lempengan-lempengan tipis, masing-masing dengan diameter 1000 sampai
20000 dan ketebalan dari 100 sampai 1000 dengan luasan spesifik per unit
massa 15 m2/gr.
b.
Montmorillonite disebut juga mineral dua banding satu (2:1) karena satuan
dikutip (Das, 1988). Hubungan antara satuan unit diikat oleh ikatan gaya Van der
Walls, diantara ujung-ujung atas dari lembaran silika itu sangat lemah, maka
lapisan air (n.H2O) dengan kation yang dapat bertukar dengan mudah menyusup
dan memperlemah ikatan antar satuan susunan kristal mengakibatkan antar
lapisan terpisah. Ukuran unit massa sangat besar, dapat menyerap air dengan
sangat kuat, mudah mengalami proses pengembangan.
dinamakan pula hidrat-mika. Illite memiliki formasi struktur satuan kristal, tebal
dan komposisi yang hampir sama dengan montmorillonite. Perbedaannya ada
pada :
Pengikatan antar unit kristal terdapat pada kalium (K) yang berfungsi sebagai
penyeimbang muatan, sekaligus sebagai pengikat.
Terdapat 20 % pergantian silikon (Si) oleh aluminium (Al) pada lempeng
tetrahedral.
Struktur mineralnya tidak mengembang sebagaimana montmorillonite
Gambar satuan unit illite seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.11 berikut ini.
oleh
kation-kation
lain
yang
mengelilingi
partikel tersebut secara exchange able cation akibat adanya perbedaan kekuatan
muatan dan gaya tarik- menarik elektrostatik Van der Waals. Akibat
kemungkinan adanya perbedaan kekuatan muatan di sekeliling kation tersebut
yang mempunyai muatan positif disatu sisi dan muatan negatif disisi lain.Sifat
dipolar tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.13.
Proses ketiga, penarikan molekul air oleh muatan negatif permukaan empung
secara berantai
(specific
surface).
2.2.4 Semen
Semen berasal dari bahasa latin cementum, dimana kata ini mula-mula
dipakai oleh bangsa Roma yang berarti bahan atau ramuan pengikat. Dengan kata
lain semen dapat didefinisikan adalah suatu bahan perekat yang berbentuk serbuk
halus, bila ditambahkan air akan terjadi reaksi hidrasi sehingga dapat mengeras
dan digunakan sebagai pengikat (mineral glue).
2.
3.
4.
C3A lebih rendah sehingga kalor yang dilepas lebih rendah. Semen ini tersusun
dari 6,5% MgO, 2,3% SO3, dan 7% C3A.
2. Semen Putih
Portland cement yang memiliki warna keabu-abuan. Warna ini disebabkan
oleh kandungan oksida silika pada Portland Cement tersebut. Jika kandungan
oksida silica tersebut dikurangi 0,4% maka warna semen Portland berubah
menjadi warna putih.
3. Semen Masonry
Semen Masonry dibuat dengan menggiling campuran terak semen Portland
dengan batu kapur, batu pasir atau slag dengan perbandingan 1:1 .
untuk memperlambat pengerasan semen seperti lignin, asam borat, casein dan
gula.
7. Semen Pozzolona
Semen ini mengandung senyawa silika dan alumina dimana bahan pozzolona
sendiri tidak memiliki sifat seperti semen, akan tetapi bentuk halusnya dan dengan
adanya air, senyawa-senyawa tersebut membentuk kalsium aluminat hidrat yang
bersifat hidraulis.
8. Semen Trass
Semen yang dihasilkan dengan menggiling campuran antara 60% - 80% trass
atau tanah yang berasal dari debu gunung berapi yang serupa dengan pozzolona
dengan menambah CaSO4.
Sekam padi adalah bagian terluar dari butir padi yang merupakan hasil
samping saat proses penggilingan padi dilakukan. Sekitar 20% dari bobot padi
adalah sekam padi dan kurang lebih 15% dari komposisi sekam padi adalah abu
sekam yang selalu dihasilkan setiap kali sekam dibakar (Hara, 1986).
Sekam padi merupakan lapisan keras yang meliputi kariopsis yang terdiri
dari dua bentuk daun yaitu sekam kelopak dan sekam mahkota, dimana pada
proses penggilingan padi, sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan
sisa atau limbah penggilingan. Dari penggilingan padi akan menghasilkan sekitar
25% sekam, 8% dedak, 2% bekatul dan 65% beras. Sekam tersusun dari jaringan
serat-serat selulosa yang mengandung banyak silika dalam bentuk serabut-serabut
yang sangat keras.
Sekam padi menduduki 7% dari produksi total padi yang biasanya hanya
ditimbun dekat penggilingan padi sebagai limbah sehingga mencemari
lingkungan, kadang-kadang juga dibakar. Sekam padi juga dapat digunakan
sebagai pupuk, bahan tambahan untuk media tumbuh tanaman sayuran secara
hidroponik. Hasil analisis sekam padi dapat dilihat pada Tabel 2.6.
Tabel 2.6 Hasil Analisis Sekam Padi (Houston, 1972)
Kandungan Air
9,02 %
Protein Kasar
3,27 %
Lemak
1,18 %
Karbohidrat
33,71 %
Serat Kasar
35,68 %
Abu
17,71 %
tanpa
mengalami proses pembakaran. Dua faktor yang perlu diperhatikan pada proses
pembakaran yaitu kadar abu dan unsur kimia dalam abu. Kadar abu menjadi
penting sebab hal ini menunjukkan atau menentukan berapa jumlah sekam yang
harus dibakar agar menghasilkan abu sesuai kebutuhan.
Komponen
% Berat
SiO2
86,90 97,30
K2O
0,58 2,50
Na2O
0,00 1,75
CaO
0,20 1,50
MgO
0,12 1,96
Fe2O3
0,00 0,54
P2O5
0,20 2,84
SO3
0,10 1,13
Cl
0,00 0,42
distabilisasi dengan semen , kecuali pada tanah dengan kadar organik tinggi dan
berplastisitas sangat tinggi.
Penggunaan kadar semen 2% dari berat kering tanah sudah dapat
menghasilkan perubahan sifat tanahnya, sedangkan penggunaan semen lebih dari
2 % dapat menghasilkan perubahan sifat tanah yang sangat signifikan. Disisi lain
semen juga mempunyai kekurangan seperti rentan terhadap keretakan pada suhu
yang tinggi, getas dan korosif. Selain itu, produksi semen menghasilkan emisi
karbon
yang
sangat
tinggi
sehingga
produksi
semen
tidak
ramah
heterogen
dan
berisi
yang berkaitan dengan kekuatan adalah hidrasi dari A-lite (3CaO.SiO2) dan Blite (2CaO.SiO2) terdiri dari kalsium silikat dan melalui hidrasi tadi hidrat-hidrat
seperti kalsium silikat dan aluminat terbentuk. Senyawa-senyawa ini berperan
dalam pembentukan atau pengerasan.
Reaksi pozzolan
Kalsium hidroksida yang dihasilkan pada waktu hidrasi akan membentuk
reaksi dengan tanah (reaksi pozzolan) yang bersifat memperkuat ikatan antara
partikel, karena ia berfungsi sebagai binder (pengikat).