Impact / sharp blow dijatuhkan beban dengan ketinggian tertentu sehingga mengenai massa tanah
dan menjadi padat.
Vibration / shaking penggetaran pada massa tanah sehingga partikel2 tanah bergetar dan akan
merapat dengan sendirinya. Biasanya digunakan pada tanah2 yang berbutir kasar.
Static weight / pressure, pemadatan diberikan beban semi permanen diatasnya sehingga memadat
dengan sendirinya. Waktu relative lama.
Sheepsfoot
Misalnya given site diilustrasikan diatas yaitu Lokasi proyek yang masih alami belum ada apa2
diatasnya.
Terkait dengan pemadatan tanah yaitu point 1 dan 2 meningkatkan kerapatan tanah dan
meningkatkan kohesi/tahanan gesek.
Gambar diatas adalah contoh2 pemadatan tanah yang telah dilakukan tidak stabil.
Gambar 1 misalnya kolam renang akibat pemadatan tanah dasarnya kurang stabil, akan
mengakibatkan tanah turun dan struktur beton diatasnya retak hingga patah.
Gambar 2 misalnya perkerasan kaku di jalan raya, karena pemadatan tanah dasarnya kurang stabil
mengakibatkan penurunan tanah tidak seragam dan beton patah.
Gambar 3 misalnya konstruksi pipa minyak atau gas, bila pemadatan kurang sempurna dibawahnya,
maka pipa akan buckling dan bocor.
Gambar 4 misalnya pondasi yang tanah dasarnya tidak dipadatkan sempurna maka tanah dasar akan
turun seragam dan ikatan partikel2 tanah yang tidak rapat sehingga tergerus atau erosi sehingga
struktur diatasnya patah.
Gambar 5 misalnya pada abutment pada jembatan, tanah dasarnya mengalami erosi yang sangat
sering terjadi, biasanya diakibatkan kurangnya pemadatan tanah di dasar konstruksi atau tergerus
oleh air sungai.
Gambar disamping adalah ilustrasi dari tanah yang belum dipadatkan dan yang sudah dipadatkan.
Tanah yang sudah dipadatkan kedepannya penurunan akan minor terjadi, karena disaat awal sudah
terjadi penurunan.
Rongga2 antar tanah yang sudah dipadatkan akan mengecil dan celah air berkurang akibatnya
permeabilitas kecil. Dan butiran2 partikel tanah yang kecil juga diharapkan akan tetap berada
ditempatnya karena tidak ikut terbawa air atau tergerus oleh air.
Karena rongga2 antar partikel tanah sudah mengecil akibat dari pemadatan, maka apabila ada
penambahan jumlah air pada tanah tersebut dan mengakibatkan perubahan volume relative tanah
dapat dikontrol atau diminimalisir.
Pemadatan sangat dipengaruhi oleh berapa banyaknya kadar air yang ada di tanah tersebut.
Standard proctor test cederung pemberatnya lebih ringan disbanding dengan modified proctor test.
Sehingga energy tumbukan yang dihasilkan di proctor test juga lebih ringan.
1. siapkan 5 sampel tanah dengan kadar air bervariasi misalnya 5 variasi
3. setelah diaduk merata, tanah tersebut dimasukkan kedalam cetakan dengan tinggi 1/3 bagian
cetakan kemudian ditumbuk dengan 25 kali tumbukan setiap lapisan dengan menggunakan standar
pemukul yang sudah ada sampai dengan lapisan yang ketiga.
4. setelah selesai sampai atas, kemudian bagian yang paling atas diratakan setinggi cetakan, setelah
itu kita timbang dengan cetakannya yang sebelumnya kita juga sudah harus menimbang berat
cetakan sehingga jika dikurangi kita dapatkan berat bersihnya.
5. selanjutnya tanah dan cetakan kita masukkan ke alat untuk melepaskan tanah dari cetakannya.
Setelah itu diuji kadar airnya. Untuk semua sampel dapat kita ketahui nanti berapa kadar air
optimum untuk jenis sampel tanah tersebut dan diplotkan ke grafik.
ϒd max = kepadatan tanah maksimum
Kondisi Zero Air Void Curve kondisi dimana rongga2 tanah benar2 telah termampatkan atau
kepadatan 100%.
Grafik nomor 1 – 8 menunjukkan kondisi tanah dari yang paling halus sampai yang paling kasar, dari
yang paling lempung hingga ke jenis pasir bergradasi jelek. Nmr 1 jenis tanah lempung berpasir
dengan gradasi yang bagus menunjukkan untuk mencapai kadar air optimum dibutuhkan kadar
airnya lebih kecil ± 7%. Nmr 2 lempung kepasiran kadar air optimumnya ± 10%. Hingga nmr 8 pasir
yang bergradasi jelek, grafik pemadatannya cenderung flat atau datar dengan kadar air optimum
dibutuhkan banyak air untuk mencapai kepadatan maksimum
Semakin tinggi usaha pemadatan dengan menambah berat pemukul atau semakin tinggi dari tinggi
jatuh pemukulnya maka semakin tinggi pula hasil kepadatan keringnya. Semakin rendah usaha
pemadatannya misalnya berat pemukulnya rendah maka hasil kepadatan keringnya juga rendah.
SIFAT INDEKS PROPERTIES TANAH
PENDAHULUAN
Struktur Tanah adalah susunan geometric butiran tanah yang dipengaruhi oleh beberapa
factor antara lain bentuk, ukuran dan komposisi mineral dari butiran tanah, serta sifat
dan komposisi dari air tanah.
Tanah dapat dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu tanah kohesif dan tak berkohesi
(cohesionless soils).
Tanah non kohesif = contohnya pasir, jika ingin dipisahkan antar partikel satu dengan
lainnya sangat mudah, karena tidak ada lekatan antar partikel.
Pada tanah lepas, voidnya cenderung besar. Sebaliknya untuk tanah yang padat voidnya
cenderung kecil.
UKURAN PARTIKEL
Tanah merupakan campuran partikel-partikel yang terdiri dari satu atau seluruh jenis
berikut:
- Berangkal (boulders)
- Kerikil (gravel)
- Pasir (sand)
- Lanau (Silt)
- Lempung (clay)
Skala yang digunakan adalah skala logaritmik yaitu grafik yang menggunakan nilai
skala yang rentangnya sangat luas. Skala ini dapat menunjukkan perubahan
relatif besar. Ini berlaku bahkan ketika perubahan dalam angka yang
mendasarinya kecil. Skala linier sering kali tidak dapat dengan mudah
menunjukkan penggandaan dari dua kasus menjadi empat. Ini lebih mudah dilihat
pada skala log. Skala log mungkin tidak ideal ketika angka absolut lebih penting.
Tanah granuler = butiran antar satu dengan lainnya mudah diamati oleh terpisah.
Uji kerapatan dan kepadatan tanah dapat dilakukan di laboratorium.
Ww = berat air
Ws = berat padat
Wa = 0
Tanah jenuh = Tanah yang terendam air seluruhnya
Diatas beberapa hubungan antar parameter2 tanah. Biasanya di laboratorium
pengujian2 dilakukan tidak perlu semuanya karena dengan sudah diketahuinya
beberapa parameter dapat menentukan parameter lain dengan melihat
hubungan2 diatas.
Arta = 4202012039
539 gr 0,008039 m3
409 gr 20,039 kg
39 gr 18,539 kg