Anda di halaman 1dari 19

.

MAKALAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DOSEN PEMBIMBING

Ida Windi Wahyuni, S.Ag, M.Si

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK III
 Anggun Nabilah (203110469)
 Dini Risma Fitri (203110446)
 Elvi Husnul Hidayah (203110466)
 Tisa Aprila Handayani(203110448)

UNIVERSITAS ISLAM RIAU


FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK SIPIL
2020/2021
.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Beragama adalah suata bentuk keyakinan manusia terhadap berbagai hal yang yang
diajarkan oleh agama yang dianutnya.Beragama berarti meyakini secara bulat terhadap
pokok-pokok ajaran dan keyakinan sebuah agama. Oleha keran itu, tidak ada manusia
yang mengaku beragama tanpa ia meyakini apa-apa yang ditetapkan oleh agama tersebut.

Dalam agama Islam terdapat pilar-pilar keimanan yang dikenal dengan rukun Iman,
terdiri dari enam pilar.Ke enam pilar tersebut adalah keyakinan Islam terhadap hal-hal
yang “ghoib” yang hanya dapat diyakini secara transedental, sebuah kepercayaan terhadap
hal-hal yang diluar daya nalar manusia. Rukun Iman (pilar keyakinan) ini adalah terdiri
dari: 1) iman kepada Allah (Patuh dan taat kepada Ajaran Allah dan Hukum-hukumNya),
2) iman kepada Malaikat-malaikat Allah (mengetahui dan percaya akan keberadaan
kekuasaan dan kebesaran Allah di alam semesta), 3) iman kepada Kitab-kitab Allah
(melaksanakan ajaran Allah dalam kitab-kitabNya secara hanif. Salah satu kitab Allah
adalah Al-Qur'an), 4) iman kepada Rasul-rasul Allah (mencontoh perjuangan
paraNabi dan Rasul dalam menyebarkan dan menjalankan kebenaran yang disertai
kesabaran), 5) iman kepada hari Kiamat (aham bahwa setiap perbuatan akan ada
pembalasan) dan 6) iman kepada Qada dan Qadar(paham pada keputusan serta kepastian
yang ditentukan Allah pada alam semesta).

Enam pilar keimanan umat Islam tersebut merupakan sesuatu yang wajib dimiliki
oleh setiap muslim. Tanpa mempercayai salah satunya maka gugurlah keimanannya,
sehingga mengimani ke enam rukun iman tersebut merupakan suatu kewajiban yang tidak
dapat ditawar-tawar lagi.Oleh karena itu, penulis akan mengkaji berbagai hal yang
meyangkut enam pilar keimanan tersebut, baik dalil-dalilnya maupun pengaruh keimanan
tersebut terhadap kehidupan seorang muslim. Diharapkan kajian tersebut akan menambah
pemahaman penulis mengenai pentingnya rukun iman dalam kehidupan beragama dan
bermasyarakat.
.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka berikut ini rumusan masalah yang akan dikaji
dalam makalah ini, yaitu:
1. Apakah yang dimaksud dengan rukun Iman?
2. Apakah makna iman kepada Allah dan Bagaimana implementasinya?
3. Apakah makna iman kepada Malaikat dan Bagaimana implementasinya?
4. Apakah makna iman kepada Nabi dan Rasul dan Bagaimana implementasinya?

1.3 Tujuan
Tujuan penyusunan makalah yang yang bertema tentang rukun Islam ini adalah:
1. Memberikan pengetahuan tetantang rukun iman.
2. Manumbuhkan rasa iman kepada Allah SWT, malaikat-malaikatNya, dan rasul-
rasulNya
3. Menumbuhkan individu yang memiliki kepribadian lurus atau kepribadian yang
baik dalam setiap tingkah lakunya.
.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Arti Iman dan Rukun Iman


Secara etimologis, rukun iman itu terdiri dari 2 kata, yaitu Rukun dan Iman,keduanya
berasal dari bahasa arab. Iman artinya percaya dengan sepenuh hati. Rukun artinya
dasaratau tiang, sandaran, penompang,.Rukun iman berarti dasar iman atau tiangnya iman.
Mengingat sebuah tiang, maka ia adalah penjaga atapnya atau bangunan keislaman
seseorang dilihat dari segi keimanannya. Kitab suci al-qur’an juga menyebut hal apa saja
yang perlu diimani secara terperinci, sekalipun tidak menggunakan kata arkan al-iman.
Sebagaimana di sebut dalam QS. An-nisa [4]; 136, yang artinya: “wahai orang-orang yang
beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rosul-Nya dan kepada kitab yang Allah
turunkan kepada Rosul-Nya, serta kitab yang Allah Turunkan sebelumnya.kitab-kitab-
Nya, Rosul-rosul-Nya dan hari kemudian, maka sesungguhnya arang itu telah sesat
sejauh-jauhnya”.
Secara pokok iman memiliki enam rukun sesuai dengan yang disebutkan dalam hadist
Jibril (Hadist no. 2 pada hadist arba’in an-Nawawi) tatkala bertanya kepada Nabi
Shallahu’alaihi wa sallam tentang iman, lalu beliau menjawab:

ِ‫ِ وَﻣَﻼَِﺋﻜَﺘِﮫِ وَﻛُﺘُﺒِﮫِ وَرَﺳُﻠِﮫِ واﻟْﯿَﻮْم‬6‫اْﻵﺧِﺮِوَﺗُﻮْٔﻣِﻦَ ﺑِﺎﻟْﻘَﺪِرِ ﺧَﯿْﺮِهِ وَﺷَﺮﱢه اﻻِٕﯾْﻤﺎَنُ أَنْ ﺗُﻮْٔﻣِﻦَ ﺑِﺎ‬

Artinya: ”Iman adalah engkau percaya kepada Allah, para malaikatNya, kitab-kitabNya,
para rasulNya, hari akhir, dan percaya kepada taqdirNya, yang baik dan yang buruk.”
(Mutafaqqun ‘alaihi).

Salim basri menyatakan bahwa Imam nawawi dalam kitab syarah muslim berkata:
Ulama’ ahlisunah telah sepakat, baik ahli hadist maupun ahli fiqih bahwa orang beriman
dengan hatinya tetapi tidak mengucapkan dengan syahadat dengan lidahnya, jika tidak
ada halangan akan kekal dalam neraka.
Dari paparan diatas, dapat diketahui bahwa yang yang disebut rukun iman itu ada
enam perkara, yaitu: Iman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya,
Rosul-Rosul-Nya, hari kiyamat, dan iman kepada Qadha dan Qadar.Dalam hadist tersebut
juga disebutkan tentang rukun islam dan ihsan. Dengan penjelasan secara singkat tentang
ketiga prinsip sebagai orang islam tersebut, bias dikatakan bahwa ketiganya itu tidak
boleh dipisahkan satu sama lain.sebagai orang isla, selain kita menjalankan perintah yang
.

termaktub dalam rukun islam itu, juga kita harus mempercayai adanya rukun iman itu.dari
kedua rukun itu, diharapkan kita mempercayai dan mengamalkan prinsip ihsan.pada
prinsip ihsan inilah keimanan sesungguhnya dipertaruhkan.

Ihsan sendiri adalah kita beriman kepada Allah seakan-akan kita melihat-Nya, jika
kita tidak mengetauhui adanya atai melihat Allah tersebut, maka sesungguhnya Allah
sudah melihat kita.

2.2 Tanda-tanda Orang Beriman menurut Al-Qur’an


Tanda-tanda orang yang beriman kepada Allah SWT antara lain sebagai berikut:
1. Sangat Mencintai Allah SWT
Ketahuilah bahwa orang kalau sudah mencintai pastinya akan sangat cekatan dan aktif,
dan dalam hal ini melakukan berbagai macam kebajikan sebagai wujud akan rasa
cintanya. Suarat Al-Baqarah ayat 165.

َ‫ﱠِ وَﻟَﻮْ ﯾَﺮَى اﻟﱠﺬِﯾﻦَ ظَﻠَﻤُﻮا إِذْ ﯾَﺮَوْن‬6 ‫وَﻣِﻦَ اﻟﻨﱠﺎسِ ﻣَﻦْ ﯾَﺘﱠﺨِﺬُ ﻣِﻦْ دُونِ ﷲﱠِ أَﻧْﺪَادًا ﯾُﺤِﺒﱡﻮﻧَﮭُﻢْ ﻛَﺤُﺐﱢ ﷲﱠِ وَاﻟﱠﺬِﯾﻦَ آﻣَﻨُﻮا أَﺷَﺪﱡ ﺣُﺒًّﺎ‬
ِ‫ﱠِ ﺟَﻤِﯿﻌًﺎ وَأَنﱠ ﷲﱠَ ﺷَﺪِﯾﺪُ اﻟْﻌَﺬَاب‬6 َ‫اﻟْﻌَﺬَابَ أَنﱠ اﻟْﻘُﻮﱠة‬

Artinya:

Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan


selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun
orang-orang yang beriman Amat sangat cintanya kepada Allah.dan jika seandainya
orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada
hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah Amat
berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).

2. Selalu Komitmen dalam Syahadatnya

Surat Al-Fath ayat 18

‫ﻟَﻘَﺪْ رَﺿِﻲَ ﷲﱠُ ﻋَﻦِ اﻟْﻤُﻮْٔﻣِﻨِﯿﻦَ إِذْ ﯾُﺒَﺎﯾِﻌُﻮﻧَﻚَ ﺗَﺤْﺖَ اﻟﺸﱠﺠَﺮَةِ ﻓَﻌَﻠِﻢَ ﻣَﺎ ﻓِﻲ ﻗُﻠُﻮﺑِﮭِﻢْ ﻓَﺎَٔﻧْﺰَلَ اﻟﺴﱠﻜِﯿﻨَﺔَ ﻋَﻠَﯿْﮭِﻢْ وَأَﺛَﺎﺑَﮭُﻢْ ﻓَﺘْﺤًﺎ ﻗَﺮِﯾﺒًﺎ‬
.

Artinya:
“Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika
mereka berjanji setiakepadamu di bawah pohon, Maka Allah mengetahui apa yang
ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi
Balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya)”.

3. Tiap Pekerjaan selalu didasari Ilmu

Dalil Surat Al-Isar' ayat 36

‫وَﻻ ﺗَﻘْﻒُ ﻣَﺎ ﻟَﯿْﺲَ ﻟَﻚَ ﺑِﮫِ ﻋِﻠْﻢٌ إِنﱠ اﻟﺴﱠﻤْﻊَ وَاﻟْﺒَﺼَﺮَ وَاﻟْﻔُﻮَٔادَ ﻛُﻞﱡ أُوﻟَﺌِﻚَ ﻛَﺎنَ ﻋَﻨْﮫُ ﻣَﺴْﺌُﻮ‬

Artinya:
“dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan
diminta pertanggungan jawabnya.

2.3 Pilar Utama Rukun Iman


1. Iman Kepada Allah SWT
Rukun Iman yang pertama adalah iman kepada Allah SWT yang merupakan
dasar dari seluruh ajaran Islam. Orang yang akan memeluk agama Islam terlebih
dahulu harus mengucapkan kalimat syahadat.
Pada hakekatnya kepercayaan kepada Allah SWT sudah dimiliki manusia sejak ia
lahir. Bahkan manusia telah menyatakan keimanannya kepada Allah SWT sejak ia
berada di alam arwah. Firman Allah SWT :

Artinya :
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari
sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya
.

berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau


Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari
kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-
orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",
Iman kepada Allah SWT, Artinya kita yakin dan percaya bahwa Allah itu
ada.Adanya Allah itu dibuktikan dengan penciptaan bumi, matahari, bulan,
bintang, hewan, tumbuhan, dan semua yang ada dimuka bumi ini. Adanya allah
itu karena kemahaEsaan-Nya. Esa itu baik dalam Dzat maupun sifat-Nya.
Adapun sifat Allah itu terbagi dalam beberapa bagian.Ada yang wajib bagi
Allah, dan mustahil bagi Allah.

Sifat Wajib Artinya Sifat Mustahil Maksud

Wujud Ada Adam Tiada

Qidam Terdahulu Huduts Baru

Berubah-ubah (akan
Baqa Kekal Fana
binasa)

Mukhalafatuhu Berbeda dengan Mumathalatuhu


Menyerupai sesuatu
lilhawadis makhluk-Nya lilhawadith

Berdiri-Nya dengan yang


Qiyamuhu binafsih Berdiri sendiri Qiamuhu bighairih
lain

Lebih dari satu


Wahdaniyat Esa (satu) Ta'addud
(berbilang)

Qudrat Kuasa Ajzun Lemah

Berkehendak Tidak berkemauan


Iradat Karahah
(berkemauan) (terpaksa)

Ilmu Mengetahui Jahlun Bodoh

Hayat Hidup Al-Maut Mati


.

Sama' Mendengar Sami Tuli

Basar Melihat Al-Umyu Buta

Kalam Berbicara Al-Bukmu Bisu

Keadaan-Nya yang
Kaunuhu qaadiran Kaunuhu ajizan Keadaan-Nya yang lemah
berkuasa

Keadaan-Nya yang Keadaan-Nya yang tidak


Kaunuhu muriidan Kaunuhu mukrahan
berkehendak menentukan menentukan (terpaksa)

Keadaan-Nya yang
Kaunuhu 'aliman Kaunuhu jahilan Keadaan-Nya yang bodoh
mengetahui

Kaunuhu hayyan Keadaan-Nya yang hidup Kaunuhu mayitan Keadaan-Nya yang mati

Keadaan-Nya yang
Kaunuhu sami'an Kaunuhu ashamma Keadaan-Nya yang tuli
mendengar

Keadaan-Nya yang
Kaunuhu bashiiran Kaunuhu a'maa Keadaan-Nya yang buta
melihat

Kaunuhu Keadaan-Nya yang


Kaunuhu abkam Keadaan-Nya yang bisu
mutakalliman berbicara

Iman kepada Allah bermakna bahwa kita meyakini tentang penjelasan Allah
dan Rasulnya mengenai keberadaan Tuhan.Untuk lebih terperinci lagi, makna
iman kepada Allah dapat kita jabarkan dalam empat poin.

a. meyakini bahwa penciptaan manusia adalah kehendak Allah dan tidak


mahkluk lain yang terdapat di semesta alam tanpa pengetahuan Allah swt,
b. meyakini bahwa Allah lah yang menciptakan bumi dan alam semesta dan
Allah pulalah yang memberikan reski kepada manusia dan mahkluk lainnya.
.

c. meyakini bahwa Allahlah yang patut disembah dan hanya kepadaNyalah


segala ibadah ditujukan, misalnya berzikir, sujud, berdoa, dan meminta.
Semuanya hanya kepada Allah semata.
d. meyakini sifat-sifat Allah yang tercantum dalam alquran (Asmaul Husna)
Dengan beriman kepada Allah kita akan selalu merasa bahwa setiap yang
kita lakukan itu diawasi oleh Allah SWT sehingga kita akan menumbuhkan
sikap diantaranya:
1. Berbuat baik.
Orang yang beriman akan selalu mendapat bimbingan dari Alah SWT,
oleh karena itu apa yang dilakukannya adalah perbuatran-perbuatan baik dan
terpuji. Contoh-contoh perbuatan baik itu meliputi : rendah hati, memiliki
sikap dan jiwa sosial, mengahrgai sesama orang lain, jujur, sabar, santun,
berani dalam hal kebenaran, hatinya tenang, tidak goyah atau terombang
ambing oleh ajakan nafsu jahat atau orang yang akan menyesatkan. Seperti
Firman Allah dalam QS Ar-ra‟d ayat 28: Artinya: “ orang-orang yang
beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah,
hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”

2. Taqwa
Taqwa adalah menjaga diri dari segala perbuatan dosa dengan
melaksanakan segala apa yang diperintah oleh Allah SWT dan juga
meninggalkan apa yang telah dilarang-Nya. Keimanan seseorang kepada
Allah SWT belum sempurna jika ia tidak bertaqwa, yakni mewujudkannya
dalam bentuk yang nyata dengan beramal shaleh atau berbuat kebaikan
kepada orang lain.

3. Malu
Tanda keimanan yang amat penting dari seseorang yaitu al haya’ atau
mempunyai rasa malu. Maksud dari mempunyai rasa malu disini bukan kita
merasa malu berbicara di depan orang banyak sehingga merasakan panas
dingin jika berbicara di depan umum atau kita merasa malu dengan
penampilan yang kurang meyakinkan atau kurang keren di depan teman-
teman kita dalam suatu acara. Akan tetapi, rasa malu yang harus kita tanam
.

sebagai orang yang beriman yaitu malu jika kita tidak melakukan perbuatan
atau hal-hal yang telah dibenarkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya.

4. Syukur
Tanda keimanan seseorang yang amat penting adalah selalu
bersyukur.Allah SWT menganugerahkan nikmat yang banyak kepada
manusia. Setiap detik dalam kehidupan manusia tidak akan pernah lepas
dengan yang namanya nikmat Allah SWT. Oleh karena itu, sudah sepatutnya
manusia selalu bersyukur kepada Allah SWT.Syukur berarti “berterima kasih
kepada Allah SWT”. Dalam arti lain, syukur ialah memanfaatkan nikmat
yang diberikan Allah SWT kepada kita sesuai dengan kehendak yang
memberikannya.

5. Sabar
Sabar merupakan bagian yang penting dari iman.Dalam hadits yang
diriwayatkan oieh Abu Nu‟aim, Rasulullah SAW bersabda “Sabar adalah
sebagian dari iman.Kedudukan sabar bagi iman sangat penting, seperti
kedudukan hari Arafah dalam ibadah haji.”

6. Ridha dengan Keputusan Allah

Ridha berarti menerima keputusan kalah atau menang dengan hati


yang lapang.Jika mendapat kemenangan maka siap untuk menjalankan tugas
sebagai tanda kesyukuran kepada Allah SWT, dan jika dinyatakan kalah,
maka terima dengan hati yang lapang, dan merasa bahwa memang belum
rejekinya.
Seorang ulama tasauf, Ibnu Athaillah Sakandari menyatakan:
“Keridhaan adalah mengarahkan perhatian hati kepada ketentuan Tuhan bagi
si hamba dan meninggalkan ketidaksenangan“. Seorang ulama yang lain,
Ruwaim menyatakan: “ Keridhaan adalah tenangnya hati dalam menjalani
ketetapan Allah.”
.

Perilaku-perilaku yang mencerminkan sikap beriman kepada Allah SWT:


 Berusaha untuk lebih maju
 Tidak bersikap sombong
 Bersikap pemaaf serta segera bertaubat jika melakukan kesalahan
 Menyadari akan kebesaran dan kekuasaan Allah
 Berperilaku dan bersikap baik kepada sesama manusia
 Beribadah kepada Allah dengan menjalankan perintah Nya dan menjauhi
larangan Nya
 Selalu bersyukur dan memenfaatkan yang telah diberikan Allah dengan
baik
 Menjaga dan melestarikan alam dengan baik

2. Iman Kepada Malaikat Allah


Malaikat ialah mahkuluk gaib yang diciptakan Allah dari cahaya, dengan
ketaatan selalu menjalankan perintah Allah dan kesanggupannya untuk beribadah
kepada Allah.Malaikat diciptakan tidak memiliki sikap ketuhanan dan hanya
Allahlah Tuhan semesta alam.Jumlah malaikat sangat banyak dan semuanya tunduk
dan menjalankan perintah Allah SWT. Firman ASllah SWT dalam surat At-Tahrim
ayat :6: yang Artinya “ Hai Orang-orang yang beriman, Peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bergejolak yang bahanbakarnya adalah manusia
dan batu, penjaganya malaikat- malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan
selaalu mengerjakan apa yang diperintahkanNya”.
Dengan demikian, maka para malaikat itu tidak mungkin melakukan perbuatan
yang durhaka kepada Allah atas setiap PerintahNya dan selalu mengerjakan apa
yang diperinatahkanNya.

Dalil Naqli

 QS. An Nisaa’ Ayat 136

ۡ‫ِّٰ وَرَﺳُﻮۡﻟِﮫٖ وَاﻟۡﻜِﺘٰﺐِ اﻟﱠﺬِىۡ ﻧَﺰﱠلَ ﻋَﻠٰﻰ رَﺳُﻮۡﻟِﮫٖ وَاﻟۡﻜِﺘٰﺐِ اﻟﱠﺬِىۡۤ اَﻧۡﺰَلَ ﻣِﻦۡ ﻗَﺒۡﻞُؕ وَﻣَﻦ‬6‫ﯾٰۤﺎَﯾﱡﮭَﺎ اﻟﱠﺬِﯾۡﻦَ اٰﻣَﻨُﻮۡۤا اٰﻣِﻨُﻮۡا ﺑِﺎ‬
‫ِّٰ وَﻣَﻠٰٓٮِٕﻜَﺘِﮫٖ وَﻛُﺘُﺒِﮫٖ وَرُﺳُﻠِﮫٖ وَاﻟۡﯿَﻮۡمِ اﻻٰۡﺧِﺮِ ﻓَﻘَﺪۡ ﺿَﻞﱠ ﺿَﻠٰﻼًۢ ﺑَﻌِﯿۡﺪًا‬6‫ﯾﱠﻜۡﻔُﺮۡ ﺑِﺎ‬
.

”Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-
Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang
Allah turunkan sebelumnya.Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka
Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (QS. An Nisaa’: 136)

 Surah Al-Baqarah 98

َ‫ﱠِ وَﻣَﻼَﺋِﻜَﺘِﮫِ وَرُﺳُﻠِﮫِ وَﺟِﺒْﺮِﯾﻞَ وَﻣِﯿﻜَﺎلَ ﻓَﺎِٕنﱠ ﷲﱠَ ﻋَﺪُوﱞ ﻟِﻠْﻜَﺎﻓِﺮِﯾﻦ‬6 ‫ﻣَﻦْ ﻛَﺎنَ ﻋَﺪُوًّا‬

“Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-


Nya, Jibril dan Mikail, Maka Sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang
kafir.” (QS. Al Baqarah: 98)

 Surah Al-Baqarah Ayat 30

َ‫وَإِذْ ﻗَﺎلَ رَﺑﱡﻚَ ﻟِﻠْﻤَﻼَﺋِﻜَﺔِ إِﻧﱢﻲ ﺟَﺎﻋِﻞٌ ﻓِﻲ اﻻَْٔرْضِ ﺧَﻠِﯿﻔَﺔً ۖ ﻗَﺎﻟُﻮا أَﺗَﺠْﻌَﻞُ ﻓِﯿﮭَﺎ ﻣَﻦْ ﯾُﻔْﺴِﺪُ ﻓِﯿﮭَﺎ وَﯾَﺴْﻔِﻚُ اﻟﺪﱢﻣَﺎءَ وَﻧَﺤْﻦُ ﻧُﺴَﺒﱢﺢُ ﺑِﺤَﻤْﺪِك‬
َ‫وَﻧُﻘَﺪﱢسُ ﻟَﻚَ ۖ ﻗَﺎلَ إِﻧﱢﻲ أَﻋْﻠَﻢُ ﻣَﺎ ﻻَ ﺗَﻌْﻠَﻤُﻮن‬

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: “Sesungguhnya aku


hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” mereka berkata: “Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman:
“Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al Baqarah:
30)

Makna beriman kepada malaikat dapat dijabarkan kedalam empat poin:


a. mengimani wujud mereka.
b. mengimani nama-nama malaikat yang telah kita ketahui namanya, sedangkan
yang kita tidak ketahui namanya kita mengimaninya secara Ijmal (garis
besar).
c. mengimani sifat malaikat yang terdapat dalam hadis, misalnya Rasullullah
saw, pernah bertemu langsung dengan malaikat jibril yang memiliki 600
sayap (Bukhari) di hadis lain dikatakan setiap sayap malaikat jibril menutupi
setiap ufuk (Ahmad).
.

d. mengimani tugas malaikat seperti yang telah diberitahukan kepada kita.


Malaikat senantiasa beribada kepada Allah; bertasbih siang dan malam dan
berthawaf di Baitul Ma'mur dan lain sebagainya.

Nama-Nama Malaikat dan Tugasnya :


Barikut adalah nama-nama malaikat yang wajib kita ketahui, antara lain:
1. Malaikat Jibril yang menyampaikan wahyu Allah kepada nabi dan rasul.
2. Malaikat Mikail yang bertugas memberi rizki / rejeki pada manusia.
3. Malaikat Israfil yang memiliki tanggung jawab meniup terompet sangkakala
di waktu hari kiamat.
4. Malaikat Izrail yang bertanggungjawab mencabut nyawa.
5. Malikat Munkar yang bertugas menanyakan dan melakukan pemeriksaan
pada amal perbuatan manusia di alam kubur.
6. Malaikat Nakir yang bertugas menanyakan dan melakukan pemeriksaan
pada amal perbuatan manusia di alam kubur bersama Malaikat Munkar.
7. Malaikat Raqib / Rokib yang memiliki tanggung jawab untuk mencatat
segala amal baik manusia ketika hidup.
8. Malaikat Atid / Atit yang memiliki tanggungjawab untuk mencatat segala
perbuatan buruk / jahat manusia ketika hidup.
9. Malaikat Malik yang memiliki tugas untuk menjaga pintu neraka.
10. Malaikat Ridwan yang berwenang untuk menjaga pintu sorga / surga.

3. Iman Kepada Rasul-Rasul Allah


a. Sikap Mengimani Rasul-rasul Allah
Iman kepada rasul-rasul Allah termasuk rukun iman keempat. Dalam Al-Qur’an
dijelaskan yang artinya: “Katakanlah, taatilah Allah dan rasul-Nya, jika kamu
berpaling maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir.” (QS.
Ali Imran: 32)
Ada juga sebutan Ulul Azmi. Ulul Azmi adalah utusan Allah yang
memiliki kesabaran dan ketabahan yang tinggi dalam menyampaikan risalah
pada umatnya. 5 Nabi Ulul Azmi :
.

1. Nabi Nuh As.


2. Nabi Ibrahim As.
3. Nabi Musa As.
4. Nabi Isa As.
5. Nabi Muhammad Saw.

Perbedaan Nabi dan Rasul adalah :

 Jenjang kerasulan lebih tinggi daripada jenjang kenabian.


 Rasul diutus kepada kaum yang kafir, sedangkan nabi diutus kepada
kaum yang telah beriman.
 Syari’at para rasul berbeda antara satu dengan yang lainnya, atau dengan
kata lain bahwa para rasul diutus dengan membawa syari’at baru.
 Nabi yang pertama adalah Adam dan rasul pertama adalah Nuh.
 Seluruh rasul yang diutus, Allah selamatkan dari percobaan pembunuhan
yang dilancarkan oleh kaumnya. Adapun nabi, ada di antara mereka yang
berhasil dibunuh oleh kaumnya.
 Nabi diberi wahyu tetapi tidak diwajibkan menyampaikannya kepada
ummat yang ditunjuk Allah. Sedangkan Rasul diberi wahyu dan wajib
untuk menyampaikannya kepada seluruh manusia.

Dalil Naqli

1. Hadits Rasulullah SAW


“Iman ialah hendaknya engkau percaya kepada Allah, malaikat-malaikat-
Nya, rasul-rasul-Nya, hari kemudian dan engkau percaya kepada qadar
baik dan buruk dari Allah SWT.” (HR. Muslim)
2. Surah Al-An’am Ayat 48
.

Artinya :

“Dan kami mengutus para rasul itu melainkan untuk memberikan kabar
gembira dan memberi peringatan.Barangsiapa yang beriman dan
mengadakan perbaikan, maka tidak ada kekawatiran terhadap mereka dan
tidak (pula) mereka bersedih hati.”(QS. Al An’am 6 : 48).

3. Surah An-Nisaa Ayat 136

Artinya :

“Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan


Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (al-Qur’an) yang diturunkan
kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa
ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab- Nya, rasul-rasul-
Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat
jauh.” (Q.S. An-Nisa/4: 136)

1) Para Rasul adalah utusan Allah


Rasul adalah orang yang iutus Allah Swt. untuk menyampaikan ajaran
kebenaran kepada manusia (umatnya) dengan berdasarkan wahyu yang
diturunkan kepadanya. Sebagai seorang muslim kita harus mengimani
para nabi atau rasul Allah Swt. Sikap mengimani tersebut berarti
mengikuti ajaran-ajaran yang telah disampaikan para rasul kepada umat.
Ajaran para nabi dan rasul ini tidak ada sedikit pun unsure kekerasan,
penipuan, kerusakan, permusuhan, dan sejenisnya.
Semua sikap dan tindakan para rasul allah tidak semata-mata berdsarkan
atas kehendaknya sendiri, melainkan sesuai dengan bimbingan yang
telah diwahyukan oleh Allah Swt. kepada mereka.
.

2) Para Rasul Mempunyai Tugas yang Sama


Jumlah rasul yang tertera dalam Al-Qur’an sebanyak 25 orang, di
antaranya ada yang mendapat gelar Ulul Azmi, yaitu mempunyai
pendirian yang teguh dan berjuang keras dalam mensyiarkan agama
Allah.Para rasul yang termasuk golongan Ulul Azmi adalah Nabi Nuh as,
Ibrahim as, Musa as, Isa as, dan Muhammad Saw. Khusus Nabi
Muhammad Saw. sebagai nabi terakhir beliau adalah rasul yang paling
istimewa di antara yang lainnya, karena beliau diutus tidak hanya
terbatas pada umat yang berada di sekitar wilayahnya saja, melainkan
untuk seluruh umat alam ini.
Para rasul yang satu dengan yang lainnya dalam menjalankan tugas
tidaklah ada perbedaan.Mereka sama-sama diberi tugas untuk
menjadikan umatnya mau mempercayai adanya Allah Swt, yaitu ajaran
tauhid.
Secara umum tugas para rasul dapat dirumuskan sebagai berikut:
a) Menyampaikan ajaran tentang ke-Esa-an Allah Swt.
b) Menyerukan manusia (umatnya) untuk berbuat baik.
c) Memberikan ajaran yang jelas tentang hal-hal yang diperintahkan
agama dan yang dilarangnya.
d) Memberikan berita tentang hal-hal gaib (seperti malaikat, syaitan,
iblis dan jin, surge, dan neraka) kepada umatnya.
e) Memberkan informasi gembira (pahala) dan menyedihkan (siksa)
kepada umatnya.
f) Menyampaikan ajaran secara sempurna kepada seluruh umatnya
untuk memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.
b. Fungsi Iman kepada Rasul Allah
Fungsi beriman kepada rasul antara lain:
1) Jauh dari perbuatan kesesatan (kekufuran). Rasulullah Saw. bersabda yang
artinya: “Sesungguhnya telah aku tinggalkan kepada kalian dua pusaka,
yang apabila kalian tetap berpegang teguh dengan kuduanya kalian tidak
akan sesat selamanya, yaitu Kitabullah dan sunahku”. (HR. Bukhari dan
Muslim).
2) Tidak merasa khawatir dan bersedih hati (QS. Al-An’am: 48).
.

3) Meningkatkan ketaqwaan pada Allah Swt. karena para rasul adalah orang-
orang yang paling bertaqwa kepada-Nya.
4) Menjadikan sikap kejujuran karena rasul adalah orang yang selalu baik
dalam hati, lisan, dan perbuatan.
5) Menumbuhkan etos kerja yang penuh dengan keikhlasan karena para rasul
adalah orang yang gigih dalam usaha.
6) Menumbuhkan rasa kasih saying kepada semua makhluk.
7) Berani menegakkan kebenaran dan memberantas kejahatan.
8) Menumbuhkan rasa kesabaran dalam menghadapi masalah dan tidak cepat
putus asa.
9) Memahami fungsi iman kepada rasul tersebut dapat menjadikan jiwa bersih
dari rasa kedengkian terhadap sesame dan menjadikan kita giat dalam
beribadah kepada Allah Swt. Sikap dan tindakan para rasul perlu dijadikan
contoh dalam kehidupan sehari-hari agar apa yang dikerjakan selalu
mendapat imbalan pahala dari Allah Swt.

c. Meneladani Perilaku para rasul allah

Rasul diutus oleh Allah Swt. kepada umatnya dengan tujuan utama untuk
memberikan suri teladan dalam semua aktivitas kehidupan.Suri telada ini
diwujudkan dalam bentuk akhlakul karimah (akhlak yang mulia).Akhlak para
rasul Allah tercermin di dalam kitab suci Al-Qur’an.Seperti yang diceritakan
dalam Al-Qur’an bahwa akhlak Nabi Muhammad Saw.Sangat sesuai dengan Al-
Qur’an.Dengan demikian akhlaknya seorang rasul sangatlah mulia dan terpuji.
.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Rukun Iman dapat diartikan sebagai pilar keyakinan, yakni pilar-pilar keyakinan
seorang muslim, dalam hal ini terdapat enam pilar keyakinan atau rukun iman dalam
ajaran Islam, yaitu:man kepadaAllah, Iman kepada Malaikat-malaikat Allah, Iman
kepada Kitab-kitab Allah, Iman kepada Rasul-rasul Allah, Iman kepada hari Kiamat,
Iman kepada Qada dan Qadar,

Iman kepada Allah serta iman kepada sifat-sifatnya akan mempengaruhi perilaku
seorang muslim, sebab keyakinan yang ada dalam dirinya akan dibuktikan pada dampak
perilakunya. Jika seseorang telah beriman bahwa Allah itu ada, Maha Melihat dan
Maha Mendengar, maka dalam perilakunya akan senantiasa berhati-hati dan waspada,
ia tidak akan merasa sendirian, kendati tidak ada seorang manusiapun di sekitarnya.

Keyakinan terhadap adanya malaikat berpengaruh terhadap perilaku manusia. Jika


kita yakin ada malaikat yang mencatat semua amal baik dan buruk kita, maka seorang
muslim akan senantiasa berhati-hati dalam setiap perbuatannya karena ia akan
menyadari bahwa semua perilakunya tersebut akan dicatat oleh malaikat.

Iman kepada rasul merupakan kebutuhan manusia, karena dengan adanya rasul
maka manusia dapat melihat contoh-contoh perilaku dan teladan terbaik yang sesuai
dengan apa yang diharapkan Allah.
.

DAFTAR PUSTAKA

A. Ahyadi. 2009. Bahan Kuliah PAI. Sumedang: PG PAUD STKIP UNSAP

Muhammad Nur. 1987. Muhtarul Hadis. Surabaya: Pt. Bina Ilmu.

Miftah Faridl. 1995. Pokok-pokok Ajaran Islam. Bandung: Penerbit Pustaka

Syed Mahmudunnasir. 1994. Islam, Konsepsi dan Sejarahnya. Bandung: Rosdakarya.

Toto Suryana, Dkk. 1996

https://cerdika.com/rukun-iman/kepada-rasul-
allah/#:~:text=Secara%20istilah%20atau%20luasnya%2C%20iman,Ada%20juga%20sebutan%
20Ulul%20Azmi.

https://fatahilla.blogspot.com/2015/09/beriman-kepada-nabi-dan-rasul-allah-swt.html

Zainuddin, Muhadi, 2012, Aqidah Islamiyah, Yogyakarta: PP Aji Mahasiswa Al-Muhsin

http://kebunhidayah.wordpress.com/2009/08/18/rukun-islam-rukun-imandan-rukun-ihsan/

http://www.scribd.com/doc/25481906/Pengertian-Iman

http://manhaj-salafusshalih.blogspot.com/2010/12/dalil-laranganberputus-asa.html

Anda mungkin juga menyukai