Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

DASAR ANTROPOLOGI

ASPEK BUDAYA MINANGKABAU DAN KAITANNYA DENGAN


FAKTOR RESIKO HIPERTENSI DAN KOLESTEROL TINGGI

Oleh:

Kelompok 2

Aulia Zahara 1711221001


Cindy Maidesta 1711221006
Zulia Rahmayani 1711221009
Ilsa Melsy Primagiska 1711221015
El Zenitia Villa Rinjani 1711222007
Alma Devira 1711222013
Gebby Dwi Edtripany 1711223015
Hifzhatun Nisa 1711226014

PROGRAM STUDI GIZI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ANDALAS

2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat disusun hingga selesai. Terima kasih kami ucapkan
kepada bapak Dr. Lucky Zamzami, M.Soc.Sc selaku Dosen Pengampu Mata
Kuliah Dasar Antropologi. Terima kasih juga kepada orang tua dan semua pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 5 November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................1

1.3 Tujuan.............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3

2.1 Budaya Minangkabau.....................................................................3

2.2 Budaya Minangkabau yang berkaitan dengan Makanan dan Pola


Konsumsi.................................................................................................7

2.3 Faktor-Faktor Penyebab Hipertensi..............................................10

2.4 Faktor-Faktor Penyebab Kolesterol Tinggi..................................16

2.5 Kaitan Pola Konsumsi Masyarakat Minangkabau dengan Faktor


Resiko Hipertensi...................................................................................19

2.6 Kaitan Pola Konsumsi Masyarakat Minangkabau dengan Faktor


Resiko Kolesterol Tinggi.......................................................................25

BAB III PENUTUP...........................................................................................29

3.1 Kesimpulan...................................................................................29

3.2 Saran.............................................................................................29

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................30

i
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Indonesia memiliki beribu pulau dan ribuan suku bangsa pula.


Oleh sebab itu, terdapat banyak etnis, kebudayaan dan adat-istiadat yang
berkembang di penjuru wilayah Indonesia.

Minangkabau atau Minang merupakan sebuah kelompok etnis di


Nusantara yang berbahasa sekaligus menjunjung tinggi nilai adat
Minangkabau. Suku Minangkabau menjadi salah satu suku yang terbesar
dan paling terkenal di Indonesia yang terletak di Sumatera Barat.

Wilayah kebudayaan dari Minangkabau meliputi daerah bagian


Sumatera Barat, separuh di daratan Riau, bagian utara Bengkulu, bagian
barat Jambi, pantai barat Sumatera Utara, barat daya Aceh, serta Negeri
Sembilan di Malaysia.

Salah satu hal yang menonjol dari etnis Minangkabau adalah


kulinernya yang dikenal enak dan disukai oleh mayoritas orang di seluruh
dunia. Namun terdapat banyak pro dan kontra mengenai kandungan dari
masakan minang dan efeknya terhadap kesehatan tubuh manusia.

Selain itu, kebudayaan yang hidup ditengah masyarakat


Minangkabau sedikit banyaknya mempengaruhi pola konsumsi
masyarakatnya yang kemudian akan mempengaruhi tingkat kesehatan
masyarakat tersebut.

Hipertensi dan Kolesterol Tinggi adalah beberapa contoh dari


masalah kesehatan yang paling sering dialami oleh masyarakat
Minangkabau.

1
2

Tujuan dari makalah ini yaitu untuk mengetahui apakah ada


korelasi antara kejadian penyakit Hipertensi dan Kolesterol tinggi dengan
kebudayaan dan pola konsumsi masyarakat etnis Minangkabau.

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan bahwa:


1. Bagaimanakah budaya yang berkembang di masyarakat Suku
Minangkabau?
2. Apa saja budaya Minangkabau yang berkaitan dengan penyakit Hipertensi
dan Kolesterol Tinggi?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi penyakit Hipertensi dan Kolesterol
Tinggi?
4. Bagaimanakah kaitan pola konsumsi masyarakat Minangkabau dengan
kejadian penyakit Hipertensi dan Kolesterol Tinggi?

I.3 Tujuan

1. Mengetahui budaya yang berkembang di masyarakat Suku Minangkabau.


2. Mengetahui budaya Minangkabau yang berkaitan dengan penyakit
Hipertensi dan Kolesterol Tinggi.
3. Mengetahui faktor yang mempengaruhi penyakit Hipertensi dan
Kolesterol Tinggi.
4. Mengetahui kaitan pola konsumsi masyarakat Minangkabau dengan
kejadian penyakit Hipertensi dan Kolesterol Tinggi.
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Budaya Minangkabau

Minangkabau atau Minang merupakan sebuah kelompok etnis di


Nusantara yang berbahasa sekaligus menjunjung tinggi nilai adat
Minangkabau. Suku Minangkabau menjadi salah satu suku yang terbesar
dan paling terkenal di Indonesia yang terletak di Sumatera Barat.
Wilayah kebudayaan dari Minangkabau meliputi daerah bagian
Sumatera Barat, separuh di daratan Riau, bagian utara Bengkulu, bagian
barat Jambi, pantai barat Sumatera Utara, barat daya Aceh, serta Negeri
Sembilan di Malaysia.
Adapun prinsip dari Suku Minangkabau yang telah tertuang secara
singkat di dalam pernyataan Adat basandi syarak (Adat bersendikan
hukum, hukum bersendikan Al-Qur’an) yang memiliki arti adat dengan
landasan ajaran agama Islam.
Di dalam suku minang, terdapat tiga pilar yang membangun serta
menjaga keutuhan budaya dan adat istiadat suku minang. Ketiga pilar
tersebut adalah alim ulama, cerdik pandai, dan ninik mamak, yang juga
dikenal dengan istilah Tungku Tigo Sajarangan. Ketiga pilar tersebut
saling mengisi dan bahu membahu dalam posisi yang sama tingginya.
Dalam masyarakat Minangkabau yang demokratis dan corak egaliter,
semua urusan masyarakat dimusyawarahkan oleh ketiga unsur itu dengan
cara mufakat.

II.1.1 Bahasa Minangkabau

Bahasa minangkabau dikatakan sebagai bahasa mandiri atau bahasa


yang dimiliki daerah tersebut dan bukan diambil dari bahasa lainnya.
Namun, ada yang bilang bahwa bahasa minangkabau sama dengan bahasa
melayu. Hal ini terjadi karena banyaknya kemiripan antara bahasa melayu
dan bahasa minangkabau. Bahasa minangkabau cukup mudah dikuasai dan
banyak yang menguasainya.

3
4

II.1.2 Kepercayaan Suku Minangkabau

Suku minangkabau menganut agama islam dan kepercayaan islam


yang bisa dikatakan taat. Bagi para suku minangkabau tidak ada
kepercayaan lain seperti halnya percaya pada benda dan hal-hal tidak
masuk akal. Upacara yang dilaksanakan pun berkaitan dengan agama
islam, seperti perayaan idul fitri dan adha ataupun pernikahan yang
bersifat islami.

II.1.3 Kesenian Suku Minangkabau

Adapun keseniannya yang sangat terkenal, diantaranya :

 Tari piring. Tarian ini unik karena menggunakan piring yang ada
ditangan sambil menari, kesulitannya adalah menahan piring dan
mencari kestabilan agar tidak pecah atau jatuh.
 Silek biasa disebut silat minangkabau. Ahli bela diri ini sudah ada sejak
jaman dahulu dan dijadikan sebagai budaya yang penting bagi
masyarakat suku minangkabau.
 Randai merupakan penampilan yang dilengkapi dengan skenario antara
silek atau silat dengan tarian layaknya teater. Randai ini juga dilengkapi
dengan nyanyian yang mengiringi atau biasa disebut musik sijobang.
Randai merupakan kesenian yang sangat unik dari minang kabau.
 Seni berkata. seni ini cukup unik. jika di sunda ada pupuh maka di suku
minang ada seni bersilat lidah yang mengedepankan sindiran, nasihat
dan kata-kata bijak. Seni ini sangat penting dan bermakna sehingga
suku minang bertahan dan menjadikannya sebuah budaya.
 Tari payung. tarian ini memang menggunakan payung sebagai aksesoris
dari tariannya. Bukan hanya aksesoris tarian ini dianggap sebagai wujud
atau ekspresi dari para pasangan muda-mudi, sedangkan payung
dianggap sebagai satu tujuan untuk membina rumah tangga.
5

II.1.4 Adat Matrilineal

Meskipun sudah menjadikan Islam sebagai landasan adat. Namun


adat matrilineal masih sangat dipegang teguh oleh suku Minang. Adat
matrilineal ini menyandarkan segala garis keturunan pada ibu (pihak
perempuan). Hal ini tentu berbeda dengan Islam yang lebih menyandarkan
garis keturunannya pada sang ayah (pihak laki-laki). Akibat dari adat
matrilinel ini sistem pewarisan dan pengaturan kerumahtanggaan pun juga
kemudian lebih berat pada sisi perempuan dibandingkan laki-laki.
Beberapa konsekuensi dari budaya matrilineal ini diantaranya :
 Keturunan didasarkan pada garis keturunan ibu, sehingga seorang anak
akan dimasukkan kedalam suku yang sama dengan suku ibunya berasal
 Seorang laki-laki Minang tidak dapat mewarisi sukunya, sehingga bila
terdapat suku yang tidak memiliki anak perempuan dalam sukunya
maka suku tersebut sudah dianggap sama dengan punah.
 Setiap orang harus menikah dengan orang diluar sukunya, bila tidak
maka ia akan dikenai sanksi dengan dikucilkan.
 Perempuan merupakan pemegang seluruh kekayaan keluarga dan
seluruh harta pusaka keluarga, namun dalam hal penentuan keputusan,
laki-laki masih memiliki hak mengambil putusan.
 Dalam hal perkawinan menganut sistem matrilokal yakni suami
mengunjungi rumah istrinya
 Hak-hak pusaka diwariskan kepada anak perempuan.

II.1.5 Budaya Merantau

Merantau merupakan kebiasaan yang selalu dijalankan oleh laki-


laki dari suku Minang. Kebudayaan suku Minangkabau untuk merantau
adalah akibat dari adanya adat matrilineal, maka pada dasarnya laki-laki
suku Minang tidak memiliki modal harta sama sekali. Oleh sebab itu,
kebanyakan laki-laki Minang ketika sudah dewasa selalu pergi dari
kampungnya untuk pergi merantau. Tujuannya adalah untuk bekerja dan
mencari harta kekayaan.
6

Merantau juga merupakan bagian konsekuensi dari tuntutan laki-


laki Minang untuk mencari pasangan yang diluar dari sukunya. Dengan
merantau ini maka laki-laki Minang bisa berpotensi untuk mengenal
perempuan dari suku lain. Pada awal mulanya makna merantau sendiri
adalah pergi keluar dari suku dan bergaul sosial dengan suku lain yang
masih dalam etnis Minang. Namun dalam perkembangannya merantau
kemudian menjadi kebiasaan untuk keluar dari tanah kelahiran dan
bermata pencaharian di tanah lain.

II.1.6 Rumah adat Suku Minangkabau

Rumah minangkabau yang biasa disebut rumah gadang. Rumah ini


dibuat menggunakan kayu dengan bentuk persegipanjang. Terdapat dua
bagian yakni bagian depan dan bagian belakang dengan masing-masing
muka. Biasanya rumah ini dibangun diatas tanah milik leluhur atau suku
asli minang yang turun temurun. Tidak lupa disertakan tanduk kerbau
sebagai hiasan utama dan bentuk rumah yang sekilas mirip dengan rumah
panggung.
Rumah ini hanya digunakan oleh yang sudah berkeluarga, terutama
keluarga perempuan dan anak-anaknya. Pihak laki-laki selalu mengikuti
pihak perempuan, dan laki-laki yang masih bujang atau belum menikah
akan tinggal di bangunan yang dibangun tidak jauh dari rumah yang
berfungsi sebagai tempat ibadah, bangunan ini dinamakan surau.

II.1.7 Makanan khas Suku Minangkabau 

Makanan yang dimasak selalu menggunakan santan kerap kali


dijadikan makanan terlezat bahkan di dunia. Banyak masakan suku
minang dimasak sangat lama dan juga sangat matang, sehingga rasanya
sangat enak.
Makanan yang terkenal diantaranya adalah rendang, merupakan
makanan pertama yang menjadi makanan ternikmat versi luar negeri,
bahkan rendang tidak bisa dipisahkan imej nya dengan suku minangkabau.
Rendang merupakan nama makanan yang diambil dari cara memasaknya
7

yakni dengan cara “dirandang” atau dimasak lama. Rendang yang lembut
dan empuk perlambang bagai niniak mamak atau pemimpin dari keluarga.
Selain itu ada bumbu yang digunakan pada makanan atau masakan
suku minangkabau yang berarti lambang dari keseluruhan masyarakat
Minang. Lalu ada cabai dengan rasa pedas yang melambangkan alim
ulama yang harus tegas dan ada karambia atau kelapa yang berarti
perlambang kaum intelektual. Makanan suku minangkabau pun terkenal
dengan penuh filosofis.

II.2 Budaya Minangkabau yang berkaitan dengan Makanan dan Pola


Konsumsi

Segala pengetahuan, kebiasaan, kepercayaan dan aturan-aturan


mengenai jenis makanan merupakan sebagian nilai budaya yang diajarkan
turun temurun dari nenek moyang di tiap daerah di Indonesia. Masyarakat
Indonesia memiliki tingkat kebudayaan yang berbeda, ada yang kompleks
dan ada yang mesih sederhana. Pada masyarakat yang memiliki
kebudayaan kompleks makan tradisi dan pela makannya pun memiliki
atiran yang kompleks. Sebaliknya jika masyarakat tersebut memiliki
kebudayaan yang sederhana maka tradisi dan pola kebiasaan mreka juga
memiliki aturan yang sederhana serta peralatan yang digunakan pun
sederhana.
Kebudayaan memiliki ciri-ciri tertentu dalam mengambarkan
kehidupan masyarakat khususnya pada suku Minagkabau. Suku
Minangkabau adalah salah satu dari ratusan etnik budaya yang ada di
Indonesia yang menarik perhatian para peneliti budaya khususnya pada
struktur keluarga matrilineal. Hal ini disebabkan karena terdapat tiga hal
yang menjadi ciri khas dari suku Minangkabau diantaranya islam,
merantau dan matrilineal. Tidak hanya struktur keluarga dan cara hidup
islami, bidang kuliner juga memikat para peneliti.
Penelitian mengungkapkan bahwa kebiasaan makan sebagai
kompleks kegiatan masak memasak terkait dengan bahan, proses serta
8

teknologi yang digunakan. Kebudayaan juga ikut serta dalam menentukan


apa yang bisa dimakan dan tidak bisa dimakan, serta ketersediaan pangan
yang dipengaruhi ekologis, geografis serta fisiologis manusia. Seperti
masakan khas minang yang bersantan, banyak bumbu dan cabe.
Pemakaian bumbu yang banyak membuat masakan Minangkabau terlihat
menarik dengan warna merah, kuning, hitam dan hijau. Masakan
Minangkabau banyak didominasi santan sebab kelapa banyak dengan
mudah ditemukan di daerah tropis termasuk daerah pegunungan dimana
cukup mendapat cahaya matahari. Diperkirakan kelapa telah ada di daerah
asia tenggara sejak ribuan tahun lalu dan menjadi bagian yang erat dengan
masyarakat asia tengara, termasuk masyarakat suku Minagkabau. Selain
kelapa, kebiasaan makanan khas suku Minangkabau ini adalah dengan
mengkonsumsi ikan. Kebiasaan konsumsi ikan berkaitan dengan kebiasaan
konsumsi santan karena ikan mudah ditemukan di sepanjang pantai tropis
di Sumatera Barat.
Sebagai mana pola makan budaya Minagkabau sama dengan
budaya-budaya lain di Indonesia berupa ,asi, ikan dan sayur yang biasa
dikonsumsi hamper setiap hari di keluarga di Sumatra Barat. Dalam
masyarakat Minangkabau, seseorang yang belum makan nasi sering
dikatanan sebaga tidak makan. Menurut penelitian di masyarakay
Kubuang Tigobaleh pola makan masyarakat minang hamper sama dengan
pola makan masyarakat Indonesia pada umumnya yaitu makan pagi
dengan makanan berasa pedas dan manis, susu jarang, hanya pada anak-
anak, kemudian makan siang yang menunya sama dengan makan malam.
Makanan utamanya adala nasi, di Minangkabau sumber protein utama
biasanya adalah ikan karena Sumatera Barat dekat dengan pantai,
kemudian tahu dan tempe. Dari penelitian tersebut juga diungkapkan
bahwa pada masyarakat minangkabau juga terdapat makanan selain
makanan utama yaitu makanan pengganti dan makanan sampingan.
Makanan penggati biasa kita sebut hidangan sepinggan seperti soto
padang, bubur kacang hijau. Maknaan sampingan seperti keripik serta
jajanan tradisional seperti sala lauak, lapek, lamang dan lain-lain.
9

Penelitian lain juga mengungkapkan bahwa peranan makanan


dalam masyarakat bahwa makanan mempunyaki fungsi social sebagai
sarana komunikasi dan mediator simbolik dalam budaya tertentu.
Termasuk pada suku Minangkabau dimana makanan diMinangkabau
berfungsi sebagai sesuatu yang bermakna dalam komunikasi antar
kelompok. Seperti sebagai symbol kepercayaan, status, symbol hubungan
baru dan berkelanjutan. Seperti pada makanan khas Minangkabau yang
hanya dimasak pada waktu-waktu tertentu seperti lamang dari Kubuang
Tigobaleh yang hanya dimasak pada hari raya Idul Fitri, Hari raya Idul
Adha, Maulid Nabi dan sewaktu bulan Ramadhan. Sama halnya dengan
kabupaten Agam Timur yang hanya menyajikan Kalamai di hari raya idul
fitri dan Idul Adha saja.
Masyarakat Minangkabau secara trasisional memiliki aturan cara
makan dimana berorientasi senioritas, yaitu mendahulukan yang lebih tua
sehingga maknaan untuk yang lebih tua akan disisihkan jika mareka belum
makan. Saat makan bersama yang lebih tua didahulukan dalam mengambil
makanan. Wadah untuk tempat nasi adalah dengan cambuang , piring kecil
untuk laut tanpa kuah dan mangkuk untuk lauk berkuah. Masing-masing
diberi sendok dan tidak boleh memindahkan sendok karena diyakini akan
membuat makanan cepat basi. Untuk menyuap makanan masyarakat
budaya minangkabau mengunakan takan tanpa sendok atau alat bantu
makan lainnya. Makanan untuk orang dewasa biasanya dihidangkan lebih
pedas dan berbumbu banyak, berbeda dengan maknan yang disajikan
untuk anak-akan yang tidak terlalu pedas dan tidak banyak bumbu karena
dikhawatirkan bumbu yang banyak akan membahayakan perut anak-anak.

II.3 Faktor-Faktor Penyebab Hipertensi

II.3.1 Definisi Hipertensi

Hipertensi (HTN) atau tekanan darah tinggi, kadang-kadang


disebut juga dengan hipertensi arteri, adalah kondisi medis kronis dengan
tekanan darah di arteri meningkat. Peningkatan ini menyebabkan jantung
10

harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk mengedarkan darah melalui
pembuluh darah. Tekanan darah melibatkan dua pengukuran, sistolik dan
diastolik, tergantung apakah otot jantung berkontraksi (sistole) atau
berelaksasi di antara denyut (diastole). Tekanan darah normal pada saat
istirahat adalah dalam kisaran sistolik (bacaan atas) 100–140 mmHg dan
diastolik (bacaan bawah) 60–90 mmHg. Tekanan darah tinggi terjadi bila
terus-menerus berada pada 140/90 mmHg atau lebih.
Hipertensi terbagi menjadi hipertensi primer (esensial) dan
hipertensi sekunder (non esensial). Sekitar 90–95% kasus tergolong
"hipertensi primer", yang berarti tekanan darah tinggi tanpa penyebab
medis yang jelas. Kondisi lain yang mempengaruhi ginjal, arteri, jantung,
atau sistem endokrin menyebabkan 5-10% kasus lainnya (hipertensi
sekunder).
Hipertensi adalah faktor risiko utama untuk stroke, infark miokard
(serangan jantung), gagal jantung, aneurisma arteri (misalnya aneurisma
aorta), penyakit arteri perifer, dan penyebab penyakit ginjal kronik.
Bahkan peningkatan sedang tekanan darah arteri terkait dengan harapan
hidup yang lebih pendek. Perubahan pola makan dan gaya hidup dapat
memperbaiki kontrol tekanan darah dan mengurangi risiko terkait
komplikasi kesehatan. Meskipun demikian, obat seringkali diperlukan
pada sebagian orang bila perubahan gaya hidup saja terbukti tidak efektif
atau tidak cukup dan biasanya obat harus diminum seumur hidup sampai
dokter memutuskan tidak perlu lagi minum obat. Seseorang yang pernah
mengalami tekanan darah tinggi, pada kondisi normal dapat saja
mengalami tekanan darah kembali dan ini yang harus diwaspadai, banyak
kasus stroke terjadi pada saat seseorang lepas obat. Dan banyak orang
tidak menyangka bahwa seseorang yang biasanya mengalami tekanan
darah rendah suatu kali dapat juga mengalami tekanan darah tinggi. Oleh
karena itu pengontrolan tekanan darah secara rutin mutlak dilakukan.

II.3.2 Gejala dan Ciri-Ciri Hipertensi

 Sakit kepala parah


11

 Pusing
 Penglihatan buram
 Mual
 Telinga berdenging
 Kebingungan
 Detak jantung tak teratur
 Kelelahan
 Nyeri dada
 Sulit bernafas
 Terdapat darah di dalam urin
 Sensasi berdetak di dada, leher atau telinga

II.3.3 Faktor Penyebab Hipertensi

Ada dua jenis hipertensi yang ditentukan berdasarkan


penyebabnya, yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder.
1. Penyebab Hipertensi Primer (Esensial)
Sebanyak 95% orang dengan tekanan darah tinggi mengalami
hipertensi primer (esensial), yaitu tingginya tekanan darah tanpa diketahui
penyebabnya secara jelas. Hipertensi jenis ini cenderung muncul secara
bertahap selama bertahun-tahun.
Para ahli menduga bahwa faktor genetik merupakan salah satu
penyebab hipertensi primer. Namun beberapa kebiasaan gaya hidup yang
tidak sehat juga ikut dapat berkontribusi menjadi penyebab hipertensi
primer. Beberapa kebiasaan tidak sehat ini meliputi:
 Asupan Garam Yang Tinggi
Garam merupakan salah satu bahan tambahan pangan yang jadi
penyebab hipertensi. Lalu apa hubungan antara garam dan tekanan darah?
Ternyata asupan garam yang tinggi dapat mengganggu keseimbangan
natrium alami yang dalam tubuh kita. Kadar natrium dalam tubuh bisa
meningkat dan menyebabkan retensi natrium. Retensi natrium dapat
meningkatkan tekanan yang diberikan oleh aliran darah terhadap dinding
12

pembuluh darah. Akibatnya, terjadilah tekanan darah tinggi atau


hipertensi.
Oleh sebab itu, kebanyakan orang dengan tekanan darah tinggi
disarankan oleh dokter untuk membatasi asupan garamnya. Tak hanya
garam biasa atau garam meja saja, orang yang memiliki tekanan darah
tinggi juga harus menghindari garam atau natrium dalam bentuk lain,
misalnya dalam makanan kemasan, fast food, dan lain sebagainya.
Bahkan, meski sudah minum obat untuk menurunkan tekanan darah, orang
yang memiliki hipertensi juga tetap harus mengurangi asupan garamnya.
Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Human Hypertension
tahun 2002 menyatakan bahwa pengurangan asupan garam dari 10 gram
menjadi 6 gram per hari dapat mengurangi risiko tekanan darah tinggi.
Pada akhirnya hal tersebut dapat menurunkan 14% risiko kematian akibat
stroke dan 9% kematian akibat penyakit jantung koroner pada penderita
hipertensi.
 Stress
Stress membuat otak melepaskan hormon-hormon stress dalam
tubuh, seperti kortisol, adrenalin, dan norepinefrin yang semuanya dapat
menyebabkan peningkatan denyut jantung serta menyempitkan diameter
pembuluh darah. Akibatnya, tekanan darah akan mengalami peningkatan
30-40%. Walau peningkatan tekanan darah ini bersifat sementara. Meski
begitu, melonjaknya tekanan darah tinggi yang terjadi secara tiba-tiba dan
hanya sebentar tetap saja berbahaya. Bahkan, sama bahayanya dengan
tekanan darah tinggi kronis. Pada situasi tersebut, kerusakan pada
pembuluh darah, jantung, dan ginjal juga bisa terjadi.
Jadi, jika kamu sering merasa stres atau cemas, maka hal tersebut
lama-lama dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah, jantung, dan
ginjal, yang dapat memicu tekanan darah tinggi kronis di kemudian hari.
Tak hanya itu, stres juga seringkali membuat kita melakukan kebiasan-
kebiasan yang tidak sehat, misalnya merokok, minum-minuman keras,
atau bahkan makan dalam porsi yang berlebihan. Nah, pada akhirnya hal-
hal tersebut justru dapat menjadi penyebab darah tinggi.
13

 Malas Gerak
Malas gerak merupakan penyebab hipertensi yang seringkali
dianggap remeh. Biasanya orang yang kurang aktivitas fisik dan olahraga
memiliki detak jantung yang cenderung lebih cepat. Hal ini membuat
jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah, yang akhirnya
berimbas pada peningkatkan tekanan darah. Melakukan aktivitas fisik atau
olahraga secara teratur telah lama diketahui sebagai cara efektif untuk
mengurangi risiko hipertensi dan membantu mengontrol tekanan darah
tinggi pada orang yang memang memiliki riwayat penyakit tersebut.
 Obesitas
Obesitas dan kelebihan berat badan erat kaitannya dengan tekanan
darah tinggi. Bahkan kedua hal ini dinilai sebagai penyebab tekanan darah
tinggi yang paling sering terjadi. Kamu tergolong kelebihan berat badan
kalau indeks massa tubuh di atas 23. Sedangkan tergolong obesitas kalau
indeks massa tubuh di atas 25.
Semakin berat massa tubuhmu, semakin banyak darah yang
diperlukan untuk mengantar oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan tubuh.
Karena itu, tekanan dalam arteri akan naik agar darah bisa diedarkan
dengan lancar. Akibatnya, jantung yang dipaksa kerja keras lama-lama
bisa mengalami kerusakan.
 Merokok
Merokok dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah. Hal ini tidak
mengagetkan karena pada bungkus rokok dinyatakan secara terang-
terangan kalau merokok dapat menjadi penyebab hipertensi. Ya, merokok
dapat menjadi penyebab darah tinggi karena membuat tekanan darah
langsung meningkat tajam setelah isapan pertama meningkatkan kadar
tekanan darah sistolik sebanyak 4 mmHg. Kandungan nikotin pada rokok
memicu sistem saraf untuk melepaskan zat kimia yang dapat
menyempitkan pembuluh darah sekaligus meningkatkan tekanan darah.
Merokok juga menyebabkan kerusakan jangka panjang pada
pembuluh darah, sehingga bukan saja meningkatkan risiko hipertensi,
namun dapat mengembangkan penyakit lainnya di kemudian hari seperti
14

stroke, penyakit jantung, dan serangan jantung. Secara sederhana,


kombinasi merokok dan hipertensi menempatkan seseorang pada risiko
yang lebih besar terkena berbagai penyakit yang sudah disebutkan di atas
dibandingkan dengan orang yang memiliki hipertensi namun tidak
merokok.
 Minum Alkohol Berlebihan
Alkohol dapat melebarkan pembuluh darah sehingga mampu
menurunkan tekanan darah untuk sementara. Namun, hal tersebut terjadi
jika alkohol dikonsumsi dalam skala yang kecil. Berbagai penelitian telah
menyebutkan bahwa kebiasaan minum miras dalam jumlah berlebihan
dalam waktu lama dapat menjadi penyebab darah tinggi atau
memperburuk gejala hipertensi jika sudah terdiagnosis penyakit tersebut.
Alkohol justru dapat mempersempit pembuluh darah jika dikonsumsi
dalam dosis tinggi dan berulang. Lama-kelamaan, hal ini juga dapat
menyebabkan kerusakan pembuluh darah dan organ dalam lainnya yang
tentunya meningkatkan berbagai risiko kesehatan.
Untuk mengontrol tekanan darah agar selalu berada dalam rentang
yang normal, konsumsilah alkohol tidak lebih dari satu minuman
beralkohol per hari untuk wanita dan tidak lebih dari dua minuman per hari
untuk pria. Jika kita mengurangi konsumsi alkohol, penelitian
menunjukkan bahwa ini dapat menurunkan tingkat tekanan darah sistolik
sebanyak 3 mm Hg.
2. Penyebab Hipertensi Sekunder (Non Esensial)
Dalam beberapa kasus, kondisi medis lain yang sudah lebih dulu
menyerang bisa jadi penyebab tekanan darah tinggi. Tekanan darah yang
meningkat karena alasan tersebut dinamakan dengan hipertensi sekunder.
Hipertensi skunder cenderung muncul secara tiba-tiba dan dapat
menyebabkan tekanan darah melonjak tinggi dibandingkan dengan
hipertensi primer. Tidak hanya pengaruh kondisi medis tertentu,
penggunaan obat-obatan tertentu juga dapat berkontribusi besar menjadi
penyebab hipertensi skunder. Berikut beberapa kondisi dan obat-obatan
yang bisa jadi penyebab hipertensi skunder:
15

 Obstructive sleep apnea


 Masalah ginjal
 Tumor kelenjar adrenal
 Cacat bawaan di pembuluh darah
 Obat-obatan tertentu, seperti pil KB, flu, dekongestan, pereda nyeri dan
beberapa obat resep
 Masalah tiroid
 Obat-obatan ilegal, seperti kokain dan amfetamin
 Kehamilan

Istilah “faktor risiko” itu sendiri bukan penyebab hipertensi secara


langsung. Melainkan hanya kebiasaan, kondisi, dan hal-hal serupa yang
bisa meningkatkan risiko terkena penyakit hipertensi. Nah oleh sebab itu,
semakin banyak faktor risiko hipertensi yang dimiliki, semakin besar pula
peluang seseorang kena tekanan darah tinggi. Faktor risiko hipertensi
terbagi menjadi dua, yaitu yang tidak bisa diubah dan dapat diubah.
Beberapa faktor risiko hipertensi yang tidak bisa diubah termasuk:

 Usia
Semakin bertambah usia, pembuluh darah kita semakin kaku, tidak
elastis lagi. Akibatnya, tekanan darah pun semakin meningkat. Meski
tekanan darah tinggi paling umum pada orang dewasa, namun anak-
anak juga berisiko. Penyebab hipertensi pada anak kebanyakan karena
masalah dengan ginjal atau jantung. Namun, beberapa kebiasaan gaya
hidup tak sehat juga dapat meningkatkan risiko hipertensi pada anak.
 Riwayat hipertensi dalam keluarga
Bila orangtua, saudara kandung, atau anggota keluarga lainnya
punya tekanan darah tinggi, kamu jadi lebih berisiko kena hipertensi.
 Jenis Kelamin
Hingga mencapai usia 64 tahun, pria lebih rentan kena tekanan
darah tinggi daripada wanita. Sedangkan pada usia 65 tahun ke atas,
wanita yang lebih rentan mengalami tekanan darah tinggi.
16

Sementara faktor risiko hipertensi yang masih bisa diubah


termasuk:
 Obesitas dan kelebihan berat badan
 Stres
 Kurang gerak
 Merokok
 Pola makan
 Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti NSAID, pil KB, obat flu, dan
lain sebagainya.
 Kecanduan alkohol

II.4 Faktor-Faktor Penyebab Kolesterol Tinggi

II.4.1 Definisi Kolesterol

Lemak dalam tubuh manusia dibagi menjadi 3, yakni; kolesterol,


trigliserida, dan fosfolipid. Sekitar 2/3 dari kolesterol plasma disebut
kolesterol teresterifikasi dan sisanya disebut kolesterol bebas. Kolesterol
merupakan komponen terbanyak pada membran sel yang disintesis pada
semua sel tubuh kecuali eritrosit. Molekul lemak memiliki karakteristik
hidrofobik, sehingga agar lemak dapat dimetabolisme oleh tubuh,
dibutuhkan suatu pelarut, yaitu apolipoprotein atau apoprotein. Ikatan
antara lipid dan apoprotein disebut lipoprotein. Setiap lipoprotein terdiri
atas kolesterol (bebas atau ester), trigliserida (satu gliserol dan 3 asam
lemak bebas), fosfolipid, dan apoprotein. Dikenal enam jenis lipoprotein
berdasarkan hasil ultrasentifusi, yaitu; High Density Lipoprotein (HDL),
Low Density Lipoprotein (LDL), Intermediate Density Lipoprotein (IDL),
Very Low Density Lipoprotein (VLDL), kilomikron, dan lipoprotein.
Masing-masing dari lipoprotein memiliki apolipoprotein tersendiri (Adam,
2009). Kadar kolesterol yang normal bagi tubuh adalah 160-200 mg.
17

II.4.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kadar Kolesterol

 Induksi peningkatan jumlah reseptor LDL pada sel hati oleh hormon
tiroid, sehingga konsentrasi kolesterol plasma akan menurun (Guyton &
Hall, 2005).
 Penurunan kolesterol LDL dan peningkatan kolesterol HDL oleh
hormon estrogen.
 Obstruksi empedu dan diabetes yang menyebabkan peningkatan
kolesterol plasma (Ganong, 2005). Peningkatan kolesterol HDL dan
penurunan kolesterol LDL oleh vitamin niasin dosis tinggi.
 Kompaktin, mevinolin menghambat HMG-KoA reduktase sehingga
menurunkan kadar kolesterol plasma.
 Diet tinggi lemak jenuh dan kolesterol, terutama pada lemak hewani
dan minyak tumbuhan tropis (minyak kelapa, minyak sawit), yang
meningkatkan kadar kolesterol plasma. Asam-asam lemak ini
merangsang sintesis kolesterol dan menghambat perubahannya menjadi
garam-garam empedu.
 Suplemen serat dari makanan, yang mempengaruhi penyerapan
kolesterol di usus, misalnya; kulit gandum dan sekam biji-psilium
(Ganong, 2005).
 Peningkatan pemakaian glukosa oleh tubuh akibat aktivitas hormon
insulin, sehingga akan mengurangi pemakaian lemak (Guyton & Hall,
2005).
 Faktor genetik, misalnya pada hiperkolesterolemia familial,
penderitanya tidak memiliki gen untuk membentuk protein reseptor
LDL, sehingga selsel tidak dapat menyerap LDL dari darah (Ganong,
2005).
 Penyakit pada hati yang merupakan tempat degradasi insulin. Hati
merupakan tempat pembentukan kolesterol, mengekstraksi kolesterol
lama, dan mensekresikannya ke dalam kantung empedu, sehingga bila
hati rusak, jumlah insulin akan meningkat dan akan menyebabkan
penurunan kadar kolesterol darah (Guyton & Hall, 2005).
18

 Stres yang menyebabkan aktivasi sistem saraf simpatis yang


melepaskan epinefrin dan norepinefrin, yang kemudian akan
meningkatkan konsentrasi asam lemak bebas dalam darah (Guyton &
Hall, 2005).
Faktor-faktor yang meningkatkan kadar kolesterol jahat dalam
darah darah yaitu:
 Menu Makanan
Sebagian kolesterol sudah diproduksi didalam tubuh manusia terutama
di bagian Hati.
Hampir 80 % asupan kolesterol sudah dipenuhi oleh tubuh itu sendiri
baru setelahnya dihasilkan dari sumber lain seperti makanan. Makanan
penyebab kolesterol tinggi adalah daging, susu, keju, kuning telur dan
mentega. Kelima makanan tersebut banyak mengandung lemak jenuh yang
memicu tingginya kadar tolesterol. Selain itu makanan ringan seperti
snack, kripik dan cracker yang banyak mengandung lemak trans yang juga
memicu tingginya kadar kolesterol.
 Obesitas / Berat Badan Berlebih
Obesitas merupakan sumber dari beberapa penyakit, orang yang
memiliki berat badan berlebih / obesitas cenderung memiliki kadar
kolesterol jahat yang cukup tinggi.
 Kurang Olahraga
Orang yang jarang berolahraga ini beresiko memiliki kadar kolesterol
yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang rutin berolahraga.
 Merokok
Rokok mengandung akrolein / zat kimia berbahaya yang bisa
mengurangi kadar kolesterol baik / HDL. Berkurangnya kadar HDL
menyebabkan tingginya tingkat LDL didalam tubuh.
 Konsumsi Alkohol
Mengkonsumsi alkohol secara rutin dengan kadar yang banyak
berpotensi mengalami kolesterol tinggi dibandingkan dengan tidak pernah
mengkonsumsi alkohol.
 Usia dan Gender
19

Peningkatan kadar kolesterol bisa terjadi pada usia diatas 20 tahun.


Pada usia ini kadar kolesterol cenderung meningkat. Biasanya jika pria
sudah menginjak usia diatas 50 tahun kadar kolesterolnya semakin tinggi
dan untuk wanita kadar kolesterol tersebut bisa turun pada saat menopause
tapi akan meningkat lagi setelahnya.
 Konsumsi Obat obatan
Obat-obatan seperti estrogen, beta-blocker dan thiazide merupakan
penyebab kolesterol tinggi karena mengurangi kadar HDL yang berada
didalam tubuh.
 Penyakit Lain
Tekanan darah tinggi dan diabetes, kelenjar tiroid yang kurang aktif,
penyakit hati, dan penyakit ginjal.
 Keturunan / Faktor Genetika
Garis keturunan yang memiliki riwayat kolesterol tinggi memiliki
kecenderungan mewarisi hal tersebut dibandingkan dengan orang yang
bukan dari keturunan yang memiliki riwayat kolesterol.
 Stress
Orang yang memiliki tingkat stess yang tinggi justru meningkatkan
kadar LDL yang cukup tinggi.

II.5 Kaitan Pola Konsumsi Masyarakat Minangkabau dengan Faktor


Resiko Hipertensi

Salah satu yang menjadi masalah kesehatan dunia saat ini adalah
hipertensi. Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang berasosiasi
dengan penyakit tidak menular lainnya seperti penyakit jantung koroner,
stroke dan penyakit ginjal yang disebabkan oleh hipertensi yang tidak
dikendalikan secara baik.Hipertensi menyebabkan 1 dari 8 kematian yang
ada diseluruh dunia. Berdasarkan data WHO tahun 2000, hipertensi telah
menjangkiti 26,4% populasi dunia, dimana sepertiga dari populasi
hipertensi berada di negara berkembang dan dua pertiga berada di negara
maju.
20

Hasil Riskesdas 2013, prevalensi hipertensi di Indonesia


berdasarkan hasil pengukuran pada umur ≥ 18 tahun sebesar 25,8%,
tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%),
Kalimantan Timur (29,6%), dan Jawa Barat (29,4%), sedangkan untuk
Jurnal JUMANTIK Vol. 1 No.1 Nopember 2016 | 26 Aceh sendiri sebesar
21,5%. Berdasarkan hasil Riskesdas 2013, prevalensi hipertensi tersebut
telah mengalami penurunan sebesar 5,9 % dari 31,7 % tahun 2007 menjadi
25,8% tahun 2013.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Jusman Djafar dan Nasrul
Idris di bagian Penyakit Dalam RSUP. M. Djamil Padang, ditemukan
angka mortalitasnya sekitar 52,49%,7 Secara umum di daerah Sumatera
Barat terdapat 31,2% penderita hipertensi disertai dengan penderita yang
sedang dalam kondisi minum obat, dan 26,4% jika tanpa disertai penderita
hipertensi yang sedang dalam kondisi minum obat hipertensi. Di Kota
Padang sebagai ibukota Provinsi Sumatera Barat, prevalensi gangguan
kardiovaskular juga cenderung tinggi, terutama pada usia dewasa hingga
usia lanjut. Jumlah penderita gangguan kardiovaskular ini cenderung
tinggi di Sumatera Barat di bandingkan provinsi lainnya di Indonesia yang
banyak didiami oleh masyarakat Etnik Minangkabau, hal ini disebabkan
oleh pola konsumsi yang ada pada masyarakat tersebut. Peningkatan
penderita hipertensi di Sumatera Barat cenderung meningkat. Responden
pada penelitin ini adalah masyarakat Etnik Minangkabau usia 35-65 tahun
yang ada pada 8 kelurahan di Kota Padang. Terbagi atas 3 kelompok umur,
> 45 tahun, 45-54 tahun, dan >54 tahun.jumlah responden terbanyak
adalah pasda kelompok usia>54 tahun pada responden hipertensi, dan <45
tahun untuk kelompok normotensi. Sementara berdasarkan jenis kelmain,
kelompok hipertensi lebih banyak pada responden perempuan
Peningkatan jumlah penyakit degeneratif terkait dengan perubahan
pola hidup yang dijalani seseorang misalnya pola makan yang cenderung
tidak sehat dengan kurangnya makan sayuran dan makanan berserat,
kurang berolahraga, dan tingkat stress yang tinggi (Kepmenkes, 2010).
Pola makan adalah cara atau perilaku yang ditempuh seseorang atau
21

sekelompok orang dalam memilih, menggunakan bahan makanan dalam


konsumsi pangan setiap hari yang meliputi jenis makanan, dan frekuensi
makan yang berdasarkan pada faktor-faktor sosial budaya dimana mereka
hidup (Baliwati, F.Y,. dkk, 2004). Terdapat hubungan yang bermakana
antara ras, kebiasaan merokok, Body Mass Index (BMI), makanan tinggi
garam dan tinggi lemak, minuman beralkohol, dengan hipertensi.
Pada masyarakat Minangkabau, terdapat tiga jenis makanan yaitu
makan inti/utama, makanan kedua/tambahan/pengganti, dan makan
sampingan. Makan inti/utama adalah makan nasi. Pola makan kedua
adalah makanan-makanan tambahan, seperti roti. Sedangkan makan
sampingan adalah makanan yang jarang dikonsumsi.

II.5.1 Kebiasaan Makan Masyarakat Minangkabau Di Kubuang


Tigo baleh

Bagi masyarakat Kubuang Tigobaleh, makanan yang biasa


dikonsumsi oleh sehari-hari,terutama di pagi hari adalah nasi goreng,
lontong, goreng pisang, bubur kacang hijau (orangMinangkabau
menyebutnya kacang padi), bubur putih, atau bubur hitam. Minuman yang
biasa tersedia pada waktu sarapan ini adalah kopi, kopi susu, teh susu, atau
teh telur. Tidak banyak orang dewasa di Kubuang Tigobaleh yang minum
susu putih sehari-hari, yang biasa minum susu adalah bayi atau anak kecil
yang masih dalam tahap pertumbuhan. Pada waktu makan siang dan
makan malam, sebagian besar masyarakat mengkonsumsi nasi putih yang
disertai dengan lauk-pauk yang oleh masyarakat Minangkabau disebut
samba.
Sebagian besar lauk-pauk yang dikonsumsi oleh masyarakat
Kubuang Tigobaleh diolah dengancara digulai, di-pangek, di-kalio, atau
di-randang dengan menggunakan santan kelapa ataudigoreng dengan
menggunakan minyak goreng. Sebagian kecil makanan diolah dengan
caradikukus, ditongseng, dan dipepes dengan menggunakan daun pisang.
Masyarakat Minangkabau di Kubuang Tigobaleh mempunyai
aturan tatacara makan yang berorientasi pada senioritas, yaitu
22

mendahulukan orang yang lebih tua sehingga makanan untuk yang lebih
tua atau urang sumando (menantu laki-laki) akan disisihkan jika mereka
belum berada di tempat makan. Pada waktu makan bersama, yang lebih tua
akan mengambil makanan terlebih dahulu baru diikuti oleh yang lebih
muda. Wadah tempat menaruh makanan sewaktu makan adalah
menggunakan cambuang sebagai tempat nasi, piring kecil untuk tempat
makanan yang tidak berkuah, dan mangkuk untuktempat makanan yang
berkuah.Semua makanan tersebut diberi sendok dan tidak
dipindahpindahkandari piring ke piring lainnya. Hal ini diyakini oleh
masyarakat akan mempercepatpembusukan makanan. Mengambil
makanan dengan tangan dianggap sebagai sesuatu yang tidaksopan, oleh
karena itu semua piring dan mangkuk tempat makanan masing-masing
diberi sendok. Dalam mengambil makanan adalah dengan cara dari pinggir
ke tengah, bukan sebaliknya,dengan tujuan supaya pinggir piring tidak
kotor dan kurang indah dipandang mata. Untuk menyuap makanan dalam
keadaan biasa digunakan tangan, bukan dengan sendok atau
alatlainnya.Makan dengan sendok biasanya adalah untuk makan bubur
atau kolak.Secara tradisional masyarakat Kubuang Tigobaleh makan
dengan cara duduk bersila bagi laki-laki dan bersimpuh bagi perempuan di
lantai di atas tikar yang dibentangkan di atas lantai.Sewaktu makan piring
tempat nasi harus diletakkan di atas tikar, mengangkat piring
dengansebelah tangan dianggap sebagai kelakuan yang kurang sopan,
walaupun pada masyarakat.Minangkabau lainnya hal ini tidaklah dianggap
sebagai sesuatu ketidaksopanan. Apabila telah selesai makan, tetapi yang
lain belum selesai, dilarang mencuci tangan terlebih dahulu, karenahal ini
akan membuat orang yang masih makan merasa malu dan merasa
makannya terlalubanyak. Jika makanan di piring tinggal sedikit mereka
biasa melambatkan makannya sehinggabisa selesai bersamaan dengan
yang lainnya.Makanan yang dihidangkan kadang-kadang berbeda antara
makanan untuk orang dewasadengan anak-anak.Makanan untuk orang
dewasa biasanya lebih pedas dan diberi bumbu yanglebih banyak.Untuk
urang sumando makanan yang dihidangkan biasanya adalah
23

makananterbaik yang dimiliki oleh keluarga itu yang tidak boleh dimakan
oleh anak-anak, kecuali jika urang sumando telah selesai makan.Makanan
yang diberikan kepada anak-anak biasanya tidakatau kurang
pedas.Bumbu-bumbunya juga tidak begitu banyak, karena perut anak
kecildikhawatirkan tidak siap menerima makanan yang pedas dan
berbumbu banyak.Makanan untukanak-anak lebih banyak berupa goreng
tanpa cabai dan sayur-mayur.

II.5.2 Tradisi Makan Bajamba Di Minangkabau

Makan bajamba tradisi Minang merupakan tradisi dari leluhur


nenek moyang yang terus di budayakan sampai sekarang.Makan bajamba
sendiri maksudnya adalah makan di dalam pinggan besar secara bersama-
sama.Makan bajamba disebut juga dengan makan barapak.Biasanya terdiri
dari 5 sampai 7 orang. Rata-rata di daerah Minangkabau mempunyai cara
makan bajamba namun dengan gaya masing-masing pula. Umumnya yang
membedakan adalah jenis makanan yang di hidangkan. Untuk daerah
Bukittinggi yang dipengaruhi oleh adat Kurai Limo Jorong makan
bajamba dengan menggunakan” samba nan salapan”. Maksudnya ada lauk
khusus yang harus wajib ada pada acara makan bajamba.Makan bajamba
tradisi Minang akan bajamba sering dilakukan pada saat pelaksanaan
baralek dan acara penting lainnya seperti ulang tahun kota. Bahkan makan
bajamba digelar ketika ada menyambut tamu penting.Tujuannya untuk
memupuk tali silaturrahmi dan memunculkan rasa kebersamaan tanpa
melihat status dan pangkat.Biasanya acara makan bajamba ini di adakan di
sebuah rumah atau tempat khusus yang diikuti puluhan atau ratusan
orang.Ketika makan bajamba semua orang larut dalam kebahagiann karena
bekerjasama menghabiskan nasi yang super banyak di pinggan.
Di Bukittinggi yang terkenal dengan adat kurai limo jorongnya,
untuk melakukan makan bajamba ada beberapa hal yang harus
diperhatikan:
 Menggunakan napan besar yang lebih di kenal dengan pinggan.
24

 Untuk laki-laki duduk baselo dengan cara menyilangkan kedua kakinya


ke depan.
 Untuk perempuan dengan cara basimpuh seperti duduk antara dua sujud
ketika shalat.
 Menggunakan samba nan salapan sebagai berikut gulai ayam, rendang,
asam padeh daging yang lebih di kenal dengan anyang, gulai babat yang
lebih di kenal dengan paruik lauak, karupuk tunjuk balado, terung buat
digoreng pakai cabe, pergedel, dan ikan pang
Semua sambal ini di tata rapi di samping pinggan dengan ditata
menurut aturannya pula. Tidak boleh satu dari sambal nan salapan itu
tinggal. Karena sambal nan salapan tersebut dikenal dengan sambal adat
dan harus hadir saat makan bajamba ini. Uniknya lagi setelah dilakukan
makan bajamba. Akan dilanjutkan dengan makan pajamba
parabuangan.Artinya memakan menu penutup. Biasanya menu penutup
terdiri dari ketan ditambah sarikaya, inti ( sejenis kue bola yang diisi
kelapa ditengahnya), pinyaram, gelamai, wajik, kue, dan pisang,
Semuanya ditata di atas piring. Adab saat makan barapak:
 Mendahulukan yang tua makan.
 Saat makan nasi di ambil sesuap saja dengan sedikit lauk dengan tangan
kanan.
 Nasi kemudian di lembar ke mulut dengan jarak dekat dan tangan kiri
menampung jika ada nasi yang berceceran.
 Posisi badan tegap tidak membungkuk menghadapi pinggan.
 Saat sudah selesai mendahulukan yang lebih tua untuk cuci tangan dan
dilakukan serentak

II.5.3 Kaitan Pola Konsumsi dan Kadar Kolesterol

Jika di hubungkan dengan pola konsumsi masyarakat Minangkabau,


meskipun makanan yang di konsumsi kaya dengan lemak jenuh yang
berasal dari hewan, tetapi bumbu masakan yang di konsumsi sehari-hari
memiliki kandungan anti oksidan yang sangat tinggi. Seperti kunyit, jahe
lengkuas, daun jeruk, cabe merah, bawang merah, bawang putih, dan
25

beberapa bumbu yang lebih jarang di pakai seperti kulit manis, merica,
buah pala. Merupakan sumber vitamin C,A,E serta flavonoid .Zat-zat
tersebut terutama flavonoid bersifat atheroprotektif melalui mekanisme
peningkatan kemampuan platelet untuk melepaskan NO dan menghambat
terbentuknya trombus. Peningkatan NO ini akan menyebabkan vasodilatasi
pembuluh darah yang akan menurunkan tekanan darah.

II.6 Kaitan Pola Konsumsi Masyarakat Minangkabau dengan Faktor


Resiko Kolesterol Tinggi

Kolesterol merupakan salah satu dari golongan lemak (lipida) padat


yang berwujud seperti lilin. Kolesterol bersifat aterogenik atau sangat
mudah menempel yang kemudian membentuk plak pada dinding
pembuluh darah. Kadar kolesterol yang terlalu tinggi dan berlebihan di
dalam darah akan sangat berbahaya bagi kesehatan jantung dan pembuluh
darah. Kadar kolesterol yang berlebih dalam darah akan akan mudah
melekat pada dinding sebelah dalam pembuluh darah. LDL yang berlebih
melalui proses oksidasi akan membentuk gum-palan yang jika gumpalan
semakin membesar akan membentuk benjolan yang akan mengakibat-kan
penyempitan saluran pembuluh darah. Proses ini biasanya disebut dengan
atheroklerosis (Alodiea & Santi, 2017).

Masakan minang umumnya banyak berbahan santan dan daging


sehingga membuat asupan lemak jenuh masyarakat minang lebih tinggi
dibanding suku-suku lain di Indonesia. Beragam menu dalam masakan
Padang diketahui mengandung kolesterol yang tinggi, terutama kolesterol
jahat atau LDL. Selain dimasak menggunakan santan yang tinggi lemak,
penyumbang lemak yang lainnya adalah kambing, jeroan, gorengan, dan
makanan laut. Apabila terlalu sering mengonsumsi makanan Padang tanpa
diimbangi dengan konsumsi buah, sayur, dan olahraga teratur, maka
dikhawatirkan kadar kolesterol dalam darah dapat meningkat. Hal itu
terjadi karena konsumsi asam lemak jenuh orang Minang tinggi dibanding
etnik Sunda. Menurut Guru Besar Tetap Ilmu Epidemologi Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr Ratna Djuwita
26

Hatma, MPH, kebiasaan warga Minang yang mengonsumi santan


membuat mereka rentan terkena kolesterol tinggi. Sebab santan kaya asam
lemak jenuh. Sedangkan etnik Sunda terlihat lebih banyak yang
mengkonsumsi makanan kaya asam lemak tidak jenuh, yakni tempe, tahu
bersama sayuran.
Kebiasaan orang minang yang menggunakan bahan santan bisa
disebabkan karena banyaknya pohon kelapa yang tumbuh didaerah
Sumatera Barat, sehingga masyarakat minang banyak memasak bahan
makanan menggunakan santan, bahkan untuk mengonsumsi sayuran dan
ikan pun bersama santan. Santan, daging, dan ayam merupakan makanan
kaya asam lemak jenuh. Di antara santan, daging, dan ayam, santan
memiliki asam lemak jenuh yang tinggi, sedangkan kacang-kacangan,
tempe dan tahu kaya akan lemak tak jenuh.
Masakan minang kaya akan bumbu-bumbu pada santan seperti
jahe, kunyit, lengkuas, bawang merah, bawang putih, cabe, serai, daun
salam, daun limau dan daun-daun lainnya yang berfungsi sebagai
antioksidan yang dapat menetralisir lemak jenuh yang terdapat pada santan
dan daging hewan. Namun, kenapa masakan minang dapat menyebabkan
koletserol tinggi, karena masyarakat minang memiliki kebiasaan makan
yang sering. Alasan lain adalah porsi masakan Padang yang besar dan
bumbu masakan Padang lebih kuat dibandingkan masakan-masakan
lainnya.Bumbu pada masakan Minang yang memakai bahan santan
merupakan rahasia sehat dari makanan orang Minang.
Masakan Minang yang sehat selain yang menggunakan aneka
rempah antioksidan dalam bumbu, juga yang menggunakan bahan-bahan
masakan yang segar. Selain itu hendaknya masakan tidak dipanaskan
berkali-kali. Karena makanan apapun akan berkurang nutrisinya jika terus-
menerus dipanaskan. Kolesterol sebenarnya asalnya dari daging, bukan
santan. Minyak kelapa sebenarnya minyak baik, namun yang menjadi
masalah adalah ketika dimasak berulang-ulang sehingga menimbulkan
kolesterol.
27

Pola Konsumsi Masyarakat Miangkabau yang Dapat Menyebabkan


Kolesterol Tinggi.
 Kebiasaan Memanaskan Masakan Berulang-ulang
Masyarakat minang memiliki kebiasaan yang suka memanaskan
masakan, sehingga hal ini menyebabakan masakan yang sebelumnya
memiliki nilai gizi yang baik, menjadi kurang baik untuk dikonsumsi.
Pemanasan masakan yang berualang-ulang akan dapat meningkatkan
kadar kolesterol pada masakan minang yang umumnya menggunakan
sumber protein hewani, seperti daging, ikan, dading ayam dan sumber
protein hewani lainnya.
 Makan dengan Jumlah yang banyak
Masyarakat minang memiliki kebiasaan makan makanan dalam
jumlah porsi yang banyak. Rumah makan di sumatera barat sangat
banyak beredar, mulai dari rumah makan sederhana hingga rumah
makan mewah. Pada rumah makan minang biasanya menyajikan
berbagai macam masakan minang yang rata-rata berasah dari sumber
hewani. Rumah makan minang biasanya juga memberikan porsi makan
yang banyak dalam setiap porsinya, seperti nasi bungkus rumah makan
yang biasanya porsi nasi yang diberikan berlebih, sehingga hal ini
menyebabkan asupan makanan yang berlebihan.
 Budaya Bajamba
Pada adat minang, terdapat suatu kebudayaan yang sudah ada
sedari dulu, yaitu “makan bajamba”. Makan bajamba ini adalah tradisi
makan masyarakat minangkabau yang dilakukan secara duduk bersama-
sama pada tempat tertentu, dan bisanya dilakukan apabila ada acara-
acara adat. Makan bajamba juga menhidangkan banyak sambal yang
biasanya adalah masakan khas orang minang. Setelah makan bajamba
juga biasanya akan disajikan “parabuangan”, dimana parabuangan ini
adalah makanan penutup yang biasanya memiliki rasa yang manis.
Seperti, galamai, wajik, puluik inti, dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Minangkabau atau Minang merupakan sebuah kelompok etnis di


Nusantara yang berbahasa sekaligus menjunjung tinggi nilai adat
Minangkabau. Suku Minangkabau menjadi salah satu suku yang terbesar
dan paling terkenal di Indonesia yang terletak di Sumatera Barat.

Hipertensi (HTN) atau tekanan darah tinggi, kadang-kadang


disebut juga dengan hipertensi arteri, adalah kondisi medis kronis dengan
tekanan darah di arteri meningkat. Lemak dalam tubuh manusia dibagi
menjadi 3, yakni; kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid. Sekitar 2/3 dari
kolesterol plasma disebut kolesterol teresterifikasi dan sisanya disebut
kolesterol bebas. Kolesterol merupakan komponen terbanyak pada
membran sel yang disintesis pada semua sel tubuh kecuali eritrosit.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Jusman Djafar dan Nasrul
Idris di bagian Penyakit Dalam RSUP. M. Djamil Padang, ditemukan
angka mortalitasnya sekitar 52,49%,7 Secara umum di daerah Sumatera
Barat terdapat 31,2% penderita hipertensi disertai dengan penderita yang
sedang dalam kondisi minum obat, dan 26,4% jika tanpa disertai penderita
hipertensi yang sedang dalam kondisi minum obat hipertensi. Di Kota
Padang sebagai ibukota Provinsi Sumatera Barat, prevalensi gangguan
kardiovaskular juga cenderung tinggi, terutama pada usia dewasa hingga
usia lanjut. Jumlah penderita gangguan kardiovaskular ini cenderung
tinggi di Sumatera Barat di bandingkan provinsi lainnya di Indonesia yang
banyak didiami oleh masyarakat Etnik Minangkabau, hal ini disebabkan
oleh pola konsumsi yang ada pada masyarakat tersebut.
Jika di hubungkan dengan pola konsumsi masyarakat
Minangkabau, meskipun makanan yang di konsumsi kaya dengan lemak
jenuh yang berasal dari hewan, tetapi bumbu masakan yang di konsumsi
sehari-hari memiliki kandungan anti oksidan yang sangat tinggi.

28
29

III.2 Saran

Dalam penulisan makalah ini, diharapkan penulis maupun pembaca dapat

lebih memahami mengenai aspek budaya minangkabau dan kaitannya dengan

faktor resiko hipertensi dan kolesterol tinggi, namun tidak hanya dari makalah ini

tetapi juga dari makalah ataupun buku yang lain. Karena belajar tidak hanya dari

satu buku saja, tetapi mengumpulkan ilmu dari berbagai literatur.


DAFTAR PUSTAKA

Arif,Khoirul."Inilah 10 Faktor Penyebab Tingginya Kolesterol Dalam Darah


Anda"di
https://www.academia.edu/25633187/Inilah_10_Faktor_Penyebab_Tingg
inya_Kolesterol_Dalam_Darah_Anda?auto=download (diakses 28
Oktober 2019)

_______."BAB II Tinjauan Pustaka" di digilib.unila.ac.id/20817/14/BAB


%20II.pdf (diakses 28 oktober 2019 )

Indrayani & Damsar. (2016). Konstruksi Sosial Budaya Minangkabau Atas Pasar.
Jurnal Antropologi, 18(1), 29-38. Diunduh 30 Oktober 2019.

Swari, Risky Candra. 2016. “Apa itu hipertensi (darah tinggi)?” dalam
https://hellosehat.com/penyakit/hipertensi-adalah-tekanan-darah-
tinggi/, diakses pada tanggal 30 Oktober 2019
Wikipedia. Tanpa Tahun. ”Tekanan darah tinggi” dalam
https://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan_darah_tinggi, diakses pada
tanggal 30 Oktober 2019
Wisnubrata. 2018. “Berbagai Penyebab Hipertensi yang Harus Kita Ketahui”
dalam
https://lifestyle.kompas.com/read/2018/08/03/142552120/berbagai-
penyebab-hipertensi-yang-harus-kita-ketahui?page=all, diakses pada
tanggal 30 Oktober 2019

Yoeantafara, Alodiea dan Santi Martini. 2017. “Pengaruh Pola Makan Terhadap
Kadar Kolesterol Total” dalam
https://media.neliti.com/media/publications/229622-pengaruh-pola-
makan-terhadap-kadar-koles-f532cf9f.pdf, diunduh pada 28 Oktober
2019.

30
31

Anda mungkin juga menyukai